Tugas : RESUME “WAWASASAN KEMARITIMAN" (Mata Kuliah : Wawasan Kemaritiman) OLEH CITRA LESTARI A1Q120065 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN BIMBINGAN KONSELING UNIVERSITAS HALU-OLEO KENDARI 2020 BAB 1 “SOSIAL BUDAYA” Peradaban Kemaritiman Sejarah Mencatat bahwa kebesaran bangsa Indonesia dibangun karena kekuatan maritim. Sebut saja kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, mereka bisa menguasai kawasan Asia Tenggara. Fakta itu, hingga kini tidak terbantahkan. Keliru jika bangsa ini tidak belajar dari sejarah untuk kembali menjadi bangsa yang besar dan disegani. Terdapat banyak bukti-bukti pra sejarah di mana bangsa Indonesia adalah bangsa yang hebat di dunia maritim. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya lukisan perahu di dalam gua di Sulawesi. Kehebatan pelaut-pelaut Indonesia dibuktikan dengan adanya perubahan kebudayaan yang tadinya berorientasi pada daratan kemudian memiliki kemampuan berlayar. Bahkan, pelaut hrdonesia sangat terujt, karena mampu mengarungi lautan hingga ke Madagaskar. Menurut Ali, di saat pelaut Yunani dan China Selatan datani ke Indonesia pada periode 3000 sebelum masehi atau 5000 tahun yang lalu dan pelaut Belanda yang jago mengelola budaya maritim baru datang 400 tahun sesudah masehi, bangsa Lrdonesia sudah lebih dahulu berlayar ke luar. Kekuatan maritim bangsa indonesia sejak dahulu sudah tidak diragukan lagi. Itu dibuktikan dengan adanya pelabuhan dan syahbandar. Bisa dikatakan bahwa karakter maritim bangsa hrdonesia sudah kuat sejak dahulu sebelum kebudayaan Eropa. Namun sayangnya nenek moyang bangsa Indonesia malas mencatat sejarah. Pengetahuan yang sudah kita miliki, tapi karena tidak dicatat akhimya diklaim orang lain. Itu yang biasa dilakukan orang-orang Eropa. Kalau bicara pra sejarah, bangsa Eropa tidak memiliki bukti yang kuat bahwa mereka pandai melaut. Karena gambar-gambar yang ditemukan hanya perburuan. Berbeda dengan Indonesia yang gambamya ada perburuan dan laut. Jejak-Jejak Peradaban Nusantara 1. Perahu Bukti Seiarah Pada sekitar awal abad pertama Masehi diduga telah ada jaringan perdagangan antata Nusantara dan India. Bukti-bukti tersebut berupa barang-barang tembikar dari India (Arikamedu, Karaikadu dan Anuradha-pura) yang ditemukan di Jawa Barat (Patenggang) dan Bali (Sembiran). Keberadaan barang-barang tembikar tersebut diangkut menggunakan perahu atau kapal yang mampu mengarungi samudra. Bukti tertulis paling tua mengenai pemakaian perahu sebagai sarana transportasi laut tercatat dalam Prasasti Kedukan Bukit (16 Juni 682 Masehi). Pada prasasti tersebut diberitakan; "Dapunta Hiyrrl bertolak dari Minana sambil membawa pasukan sebanyak dua laksa dengan perbekalan sebanyak 200 peti naik perahu." 2. Bukti Arkeologis Bukti-bukti arkeologis transportasi laut banyak ditemukan di berbagai wilayah Nusantara, pertama, Situs Samirejo secara administratif terletak di Desa Samirejo Kecamatan Mariana, Kabupaten Musi Banyuasin (Sumatera Selatan). Situs ini berada di suatu tempat lahan gambut. Sebagian besar areahrya merupak€rn rawa-rawa. Beberapa batang sungai yang berasal dari daerah rawa bermuara di Sungai Musi. Dari lahan rawa basah ini pada Agustus 1987 ditemukan sisa-sisa perahu kayu. Sisa perahu yang ditemukan terdiri dari sembilan bilah papan dan sebuah kemudi. Dari sembilan bilah papan tersebut, dua bilah di antaranya berasal dari sebuah perahu, dan tujuh bilah lainnya berasal dari perahu lain. Sumber Daya Manusia Krisis tenaga pelaut di Tanah Air hingga kini masih menjadi masalah serius. lumlah, lulusan pendidikan tersebut belum seimbang dengan kebutuhan di bidang pelayaran. Di sector angkutan laut kondisinya minim tenaga pelaut. Para lulusan pelaut di tingkat perwira hampir 75 persen memilih bekerja di kapal asing atau berbendera asing ketimbang mengabdikan diri untuk perusahaan pelayaran nasional dengan alasan yang masuk akal yakni penghasilan yang lebih besar. Kondisi seperti itu membuat miris dan menjadi perhatian penuh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan. Kepala BPSDM, Bobby R Mamahit mengemukakan perlu ada restandar gaji dan ada perbaikan gaji bagi para pelaut. Bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja perlu dikaji ulang agar pelaut nasional tidak bekerja di kapal asing. Meskipun terdapat perbedaan penghasilan yang cukup jautr, tiga hingga empat kali lipat dengan penghasilan pelaut kita di Tanah Air. Dalam lima tahun ke depan, kebufuhan pelaut nasional mencapai 43.806 orang atau 8.600 orang setiap tahunnya, yang terdiri dari 78.774 pelaut kelas perwira dan 25.032 pelaut kelas dasar. Namun, suplai pelaut saat ini di Tanah Air baru mencapai 3-000 orang per tahun karena kapasitasrrya yang belum mencukupi. Namun begitu jumlah tersebut bisa segera bertambah dengan peningkatan jumlah sekolah yang akan direalisasikan dua tahun mendatang. SDM diperlukan sehingga dapat tersebar baik dipemerintahan maupirn masyarakat serta akademisi. SDM Bahari harus menjadi salah'satu fokus karena mereka yang mengelola dan memanfaatkan potensi laut. Dalam hal ini, DEKIN merumuskan rekomendasi urnum mengenai kelautan kepada Presiden. Untuk SDM Bahari Bonar sendiri ingin segera melakukan pendataan yang memadai berapa dan di mana saja potensi SDM tersebut berada. Selama ini DEKIN sendiri telah beberapa kali membentuk kelompok kerja. Dengan adanya kelompok Kerja yang dapat rnempertemukan antar stakeholder sehingga koordinasi dapat terjalin. Melihat besarnya potensi laut nusantara, Indonesia mestinya mempunyai infrastruktur maritim yang kuat seperti pelabuhan yang lengkap dan modern sumber daya manusia di bidang maritim berkualitas serta kapal berkelas, mulai untuk jasa pengangkutan manusia, barang, migas, kapal penangkap ikan sampai dengan armada TNI Angkatan Laut. Apabila hal ini dikelola dengan baik, potensi kelautan Indonesia diperkirakan dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kemiskinan Masyarakat Pesisir Sebagai negara bahari dan kepular.lan terbesar di dunia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, sebagianbesar wilayah Indonesia merupakan daerah pesisir. Terdapat banyak kehidupan masyarakat di sana. Ironisnya, sebagian besar kehidupan warga di sana berada dalam garis kemiskinan. Sebanyak 108,78 juta orang atau 49 persen dari total penduduk Indonesia dalam kondisi miskin, dan rentan menjadi miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) pada 208 menyebutkan bahwa penduduk miskin di Indonesia mencapai 34,96 jutajiwa dan 63,47 persen di antaranya adalah masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dan pedesaan. Masyarakat pesisir didefinisikan sebagai kelompok orang yang mendiami suatu wilayah pesisir dan sumber kehidupan per ekonomiannya tergantung pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir. Kemiskinan masyarakat pesisir dilatarbelakangi oleh beberapa macarn persoalan yan15 saling berhubungan satu sama lain. Dikategorikan menjadi kemiskinan struktural, kemiskinan superstruktural, dan kemiskinan kultural. Beberapa pakar ekonomi mengatakan bahwa nelayan tetap mau untuk tinggal dalam Iingkaran kemiskinan karena kehendaknya untuk menialani hidup (Panayotou, 1982). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melansir jumlah masyarakat miskindi pesisir jumlahnya mencapai T,Sffiajiwayang bermukiin di 10 ribu desa yang berada di tepi pantai. Tingginya tingkat kemiskinan disebabkan karena kerusakan sumber daya pesisir, rendahnya kemandirian organisasi sosial desa, dan rendahnya infrastruktur desa serta kesehatan lingkungan pemukiman. Di antara kategori pekerjaanyang terkait dengan kemiskinan, nelayan kerap kali disebut sebagai masyarakat termiskin dari kelompok masyarakat lainnya (the poorest of the poor). Berdasarkan data World Bank kemiskinan, disebutkan bahwa sebanyak 108,78 juta orang atau 49 persen dari total penduduk hrdonesia dalam kondisi miskin dEr-r rentan menjadi miskin. Selain itu, merrurut Badan Pusat Statistik Kemiskinan yang terjadi pada nelayan menjadi salah satu sumber ancaman potensial bagi kelestarian sumber daya pesisir dan lautan. Berbagai macarn sebab salah satunya yakni desakan ekonomi dan tuntutan hidup memuntut masyarakat unfuk memperoleh perrdapatan melalui usaha ekstraksi strmber daya perairan dan kelautan dengan menghalalkan segala cara tanpa mempedufikan akibatnya. Sudah menjadi suatu keharusan bahwa pemberdayaan masyarakat pesisir menjadi salah satu agenda perrting di wilayah pesisir, mengingat masyarakat,vang tirggul di daerah tersebut adalah para nelayan. Adapun upaya pemerintah dalam upaya perbaikan kualitas nelayan salah satunya dengan diterbitkan Keppres No 10/2011 yang ditujukan khusus meningkatkan kesejahteraan nelayan, dengan Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai nakhoda, dibantu sebelas kementerian terkait. BAB 2 “EKONOMI MARITIM” Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia belum mampu memberdayakan potensi ekonomi maritim. Negeri ini juga belum rnampu mentransformasikan sumber kekayaan laut menjadi sumber kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Indonesia bagaikan negara raksasa yang masih tidur. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km persegi yang terdiri dari wirayah teritorial sebesar 3,2 juta km prersegi dan wilayah Zona Ekonomi Eksktusif brdonesia (ZEEI) 7 juta km persegi. selain itu terdapat 17.504 pulau di lndonesia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km persen. Dengan cakupan yang demikian besar dan luas, tenfu saja maritim Indonesia mengandung keanekaragaman alam laut yang potensial, baik hayati dan nonhayati. Sehingga sudah sehamsnya sektor kelautan dijadikan sebagai penunjang perekonomian negara ini. Berdasarkan catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (ICG) sumbangan sektor perikanan terhadap produk domestik bruto (PDB) memiliki Peranan strategis. Terutama dibandingkan sektor lain dalam sektor perikanan maupun PDB nasional. Pada tahun 2008 saja tercatat PDB pada subsektor perikanan mencapai angka Rp 136,43 triliun. Nilai ini memberikan kontribusi terhadap PDB kelompok pertanian menjadi sekitar 19,13 persen atau kontribusi terhadap PDB nasjonal sebesar 2,75 persen. Hingga triwulan ke III 2009 PDB perikanan mencapai Rp128,8 triliun atau memberikan kontribusi 3,36 persen terhadap PDB tanpa migas dan 3,L2 persen terhadap PDB nasional. Diantaranya, tanaman bahan makanan sebesar Rp347,841, triliun, perikanan Rp136,35 triliun, tanaman perkebunan Rp106,186 triliun, petemakan Rp82,835 triliun, dan kehutanan Rp32,942 kiliun. Kemudian hingga triwulan III 2009, PDB kelompok pertanian, petemakan, kehutanan, dan perikanan sebesar Rp654,664 triliun. Dengan rincian, tanaman bahan makanan Rp331,955 triliun, perikanan Rp128,808 triliun, tanaman perkebunan Rp84,936 Triliun petemakan Rp 76,022 triliun, dan kehutanan Rp 12,808 triliun. Dari jenis sektor dalam kelompok pertanian, perikanan yang memiliki kenaikan rata-rata tertinggi sejak tahun20042008 sebesar27,06 persen. Kemudiansektor tanamanbahan makanan 20,56 persen, tanaman perkebunan 21,22 Persen, peternakan 19,87 persen dan kehutanan 18,81 persen. Catatan ini, semakin menguatkan anggapan bahwa sekttor maritim sangat potensial dikembangkan sebagai penunjang ekonomi nasional. Tentu saja, sektor kelautan tidak hanya menghasilkan produk perikanan. Ironis, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alamberlimpah, perekonomian Indonesia malah semakin terpuruk. Hutang negaraPun terus menggunung. fumlahnya tidak tanggung-tanggung, mencapai Rp164,4 triliun atau mengambil 13,68 persen dari anggaran belanja negara 2011. Adapun selama ini kontribusi bidang maritim masih didominasi sektor pertambangan, diikuti perikanan dan sektor-sektor lain. Hal itu mengindikasikan jika sektor tersebut dipisah, maka gub bidang yang ada akan memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan PDB nasional. Ekonomi Maritim Indonesia Dikuasi Asing Salah satu potensi perekonomian maritim terbesar yang dimiliki Indonesia adalah sumber minyak bumi dan gas. Sayangnya Indonesia belum bisa memanfaatkannya secara maksimal. Ironisnya, sebagran besar sumber-sumber,energi tidak terbaharukan ini di kuasai pihak asing. Padahal sangat jelas, Pasal 33 Ayat (3) UUD1945 menyebut "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat" . Alih-alih memakmurkan rakyat, membayar hutang negara pun tidak mampu. Salah satu contoh sikap pemerintah yang pro terhadap kepentingan asing adalah polemik blok Migas West Madura. Sekadar informasi, mulanya saham West Madura dimiliki Pertamina (50 persen), Kodeco (25 persen), dan CNOOC (25 persen). Sebulan menjelang habisnya masa kontrak, Kodeco mengalihkan sebagian sahamnya ke PT Sinergindo Cahaya Harapan dan CNOOC ke Pure Link Ltd, masing-masing sebesar L2,5 persen. Meski bukan Pemegang saham mayoritas, selama ini blok West Madura dikelola Kodeco, perusahaan minyak asal Korea Selatan. Sikap pemerintah yang berpihak pada kepentingan perusahaan asing terlihat dari beberapa kebijakannya. Pertama, Pertamina sejak Mei 2008 telah lima kali meminta kepada pemerintah'agar blok West Madura sepenuhnya dikelola BUMN. Sayang, hingga kini pemerintah belum mengabulkan permintaan tersebut. Di sisi lain proses pengalihan saharn dari Kodeco dan CNOOC ke PT Sinergindo Citra Harapan (SCH) dan Pure Link Investment Ltd (PLI) hanya berlangsung dalam beberapa hari saja. Itupun tanpa tender yang transparan Industri dan Jasa Maritim Sebagai negara maritim terbesar di dunia sudah seharusnya Irrdonesia menjadi bangsa yang makmur dan disegani. Namun, kenyataannya dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah, negara ini seakan tak berdaya. Apalagi di bidang industri maritim, roda perekonomian Lrdonesia lumpuh terpenjara oleh kepentingan asing. Luas laut Indonesia y.ang mencapai 5,8 juta km persegi, terdiri dari Q3 juta km persegi perairan teritorial, 2,8 juta km persegi perairan pedalaman dan kepulauan 2,7 juta km persegi Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), serta dikelilingi lebih dari 77.504 pulau, menyimpan kekayaan yang luar biasa. |ika dikelola dengan baik, potensi kelautan Indonesia diperkirakan dapat memberikan penghasilan lebih dari 100 miliar dolar AS per tahun. Namun yang dikembangkan kurang dari 10 persen. di negeri ini tidak paham strategisnya dunia maritim bagi Indonesia. Tersiar kabar pul4 ada agen-agen dari Singapura dibeberapa tempat skategis yang siap memotong bila ada kebijakan maritim yang menguntungkan Indonesia atau sebaliknya merugikan negeri tersebut. Keadaan semakinrumit karena sebagian indush'i perkapalan di dalam negeri masih harus berurusan dengan Singapura. Penghambat Industri Maritim 1. Sistem Finansial, Kebijakan sektor perbankan atau lembaga keuangan di Lrdonesia yang sebagian besar keuntungannya diperoleh dari penempatan dana di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), untuk pembiayaan industri maritim sangat tidak mendukung. Ini karena bunga pinjaman sangat tings.Berkisar antara 11-12 persen per tahun dengan 100 persen kolateral (senilai pinjaman). 2. sesuai dengan Kepmmkeu No 370ACtuIK.03l2W3 tentang Pelaksanaan Pajak Pertambalnn Nilai yang Dibebasknn Atas hnpor dnnlatau P myerahnn Barang Kena P aj ak Tirtentu danl atau P enyualwn I asa Kena P aj ak Tertentu, bahwa sektor perknpalan mendapat pembebasan pajak. Narrrun, semua pembebasan pajak itu kembali harus dibayar jika melanggar pasal'I..6, Gntang Pajak Pertambahan Nilai yang terhutang pada impor atau pada saat perolehan Barang Kena Pajak Tertentu disetor kas negara apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak impor digunakan tidak sesuai dengan tujuan semula atau dipindahtangankan. Pariwisata Bahari Berdasarkan perhitungan PKSPL IPB, peningkatan kontribusi pariwisata bahari terhadap PDB nasional pada 2005 mencapat 1,46 persen. Angka ini sebenamya bisa meningkat signifikan. Berdasarkan kajian ini juga, diperoleh proyeksi bahwa pada 2007 hingga 2010. Hasil kajian Kusumastanto (2001) menunjukkan, nilai ekonomi satu pulau kecil di Indonesia bila dikembangkan nilainya bisa mencapai 52.809,37 dolar AS perhektar. Sehingga sangat beralasan bila pemerintah dituntut serius mengembangkan pulau-pulau kecil sebagai specific marine tourism di lndonesia. Pembangunan pariwisata bahari pada hakikatrya adalah uPaya mengembangkan dan memanfaatkan obyek serta daya tarikwisatabahari di kawasan pesisir dan lautan Indonesia. Apulug Lrdonesia memiliki kekayaan alam dan panorama pantainya yang indah dengan pantai yang menantang dibeberapa terrrpat serta keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang denganberbagaipnis ikan hias. Sumber daya hayati pesisir dan lautan Indonesia seperti populasi ikan hias yang diperkirakan sekitar 263 jenis, tbrumbu kara4g, padang lamun, hutan mangrove dan berbagai bentimg alam pesisir atau coastal landscape yang rrnik lainnya membentuk suatu pemandangan alamiah yang begitu menakjubkan. Kondisi tersebut menjadi daya tarik sangat besar bagi wisatawan sehingga pantasbila dijadikan sebagai sumber perekonomiarl wisata bahari. Namun potensi wisata bahari hrdonesia y'dng sangat besar, keanekaragaman hayati, kekayaan alam, dan keindahannya terpampar luas. Sayang aset berharga bumi khatulistiwa ini belum terjamah seluruhnya. Banyak potensi alam surgawi yang terbengkalai. Dari data Kementerian Kehutanary Wakatobi memiliki 25 gugusan terurnbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 kilometer. Lebih dari L12 jenis karang dari 13 famili hidup di areal seluas 90.000 hektar perairan Wakatobi. Itu menjadi surga bagi pencinta kehidupan bawah laut. Setidaknya terdapat 100 tempat lokasi menyelam (diving) kelas diamond yang tersebar di hampir seluruh bagian kepulauan. Snorkeling pun bisa dilakukan dengan mudah di pantai-pantai terdekat. Perairan Wakatobi juga dipenuhi setidaknya 93 spesies ikan hias. Atraksi lumba-lumba di alambebasbisa dinikmati sepanjang tahun. Pada Agustus-september, mjgrasi paus dari Australia yang melintasi Wakatobi menjadi pemandangan yang takkan terlupakan. BAB 3 “TRANSPORTASI LAUT” Pengertian transportasi laut yaitu suatu sistem pemindahan manusia atau barang yang beroperasi dilaut dengan menggunakan alat sebagai kendaraan dengan bantuan tenaga manusia atau mesin. Sejarah Perkembangan Transportasi Laut Transportasi air merupakan sarana transporasi yang berkembag lebih awal dibandingkan denangan transportasi lainnya. Hal ini terjadi karena permukaan air yang datar serta tidak banyak mengalami rintangan alam. Selain itu permukaan air mempunyai gaya gesek yang lebih kecil sehingga memudahkan untuk dilalui. Manusia purba sudah dapat membuat sebuah alat penyebrangan dalam bentuk yang sederhana. Yaitu dengan melubangi batang kayu dan meruncingkan ujungnya. Alat ini mereka gunakan sebagai alat untuk menyebrangi sungai ataupun danau. Di indonesia alat itu dikenal dangan nama perahu,di afrika dan amerika selatan dikenal dengan nama kano. Orang Eskimo menamakan perahu dengan nama kayak. Di inggris perahu dinamakan coracle. Selain itu di ada juga yang yang disebut dengan catamaran,yaitu sejenis perahu yang terdiri dari tiga buah batang kayu yang diikat menjadi satu dengan tali sabuk yang terbuat dari kulit. Ada juga yang disebut dengan rakit yang terbut dari batangbatang kayu atau bambu yang diikat menjadi satu. Perahu digerakkan dengan tenaga manusia yaitu dengan menggunakan dayung. Seiring waktu perahu mengalami perkembangan yang pesat. Mereka kemudian menambahkan layar di perahu tersebut. Layar befungsi untuk menangkap angin sehingga perahu dapat bergerak. Dengan adanya layar,maka mereka tidak perlu lagi mendayung untuk menggerakkan perahu. Kapal layar mulai ada sejak 4000 tahun sebelum masehi,di timur tengah. Di samping diberi layar,kadang-kadang dilengkapi dayung ,dan di bagian belakang kapal dilengkapi dengan dayung yang berfungsi sebagai kemudi kapal. Orang mesir merupakan orang pertama yang berani berlayar mengarungi samudra. Pada mulanya mereka hanya berani berlayar di sungai eufrat,tigris,dan nil. Kemudian mereka mencoba berlayar di laut,namun saying kapal yang mereka gunakan hanya terbuat dari kayu buluh dan akasia. Kemudian mereka ke libanon untuk mengambil kayu aras. Dengan menggunakan kayu aras mereka dapat berlayar mengarungi lautan. Kemudian pada tahun 600 SM, bangsa phoenix berlayar mengelilingi afrika. Mereka juga berlayar ke inggris untuk berdagang. Bahkan sampai ke muara sungai di jerman dan india. Walaupun begitu mereka tidak berani berada terlalu jauh dari pantai. Kemudian bangsa yunani menggantikan peran bangsa phoenix sebagai penjelajah lautan. Bedanya kapal yang digunakan bangsa phoenix digunakan untuk menangkap ikan atau berdagang,sedangkan kapal yunani digunakan untuk meperkuat angkatan perangnya. Kapal bangsa yunani dinamakan galley. Setelah bangsa yunani,bangsa romawi dan kartago adalah bangsa berikutnya yang membuat kapal.Mereka membuat kapal dengan ukuran yang besar,baik untuk pengangkut barang atau penumpang,maupun untuk memperkuat angkatan perangnya. Salah satu kapal perang romawi adalah attic tireme. Bangsa norman atau yang lebih dikenal dengan sebutan Viking juga membuat kapal. Namun kapal yang mereka buat berukuran kecil namun kokoh. Mereka menggunakan kapal untuk mengembara ke seluruh dunia,yaitu untuk mencari daerah yang masih banyak persediaan makanannya. Dari berbagai pengalaman armada kapal yang berlayar jauh,kapal layar jauh lebih cepat dibandingkan dengan kapal dayung. Dengan demikian,secara berangsur-angsur kemudi di sisi kapal dihilangkan dan diganti dengan kemudi di buritan kapal. Kapal mengalami kemajuan pesat dengan ditemukannya kompas pada tahun 2634 SM di cina. Kompas untuk kapal ditemukan oleh flavo gioja pada akhir abad ke I4. Kemudian lord Kelvin mengubah kompas menjadi barang modern pada tahun I870.Dengan ditemukannya kronometer membuat armada inggris berjaya selama ratusan tahun. Dengan ditemukannya mesin uap membuat orang berusaha membuat kapal dengan tenaga mesin uap. Pada tahun I583 di Barcelona,blasco degaray berhasil membuat kapal bertenaga uap pertama. William hendri kemudian membuat kapal bertenaga mesin uap tahun I770 di Lancaster dan pensilvania. Kemudian john fitch berhasil membuat kapal api. Kemudian kapal ini disempurnakan oleh William swymington dari skotlandia dengan kapal yang bernama charlotte dundas. Kemudian kapal ini disempurnakan oleh Robert fulton dengan kapal yang bernama Clermont. Kemudian diciptakan kapal dengan tenaga baling-baling. Francis pettit berhasil membuat kapal dengan tenaga baling-baling yang diberi nama Archimedes. Setelah ditemukan nuklir,para ilmuwan berusaha membuat kapal dengan tenaga nuklir. Pada tahun I950 rusia berhasil membuat kapal dengan tenaga nuklir yang pertama. Kapal ini diberi nama kapal pemecah es lenin. Kemudian amerika berhasil membuat kapal dengan tenaga nuklir pada tahun I96I. Kapal ini diberi nama kapal savannah. Dengan adanya nuklir membuat orang berlomba-lomba membuat kapal tenaga nuklir. Jenis-Jenis Alat Transportasi Laut Ada beberapa alat yang digunakan sebagai transportasi dilaut yaitu: 1. Kapal Feri Fungsinya adalah sebagai alat penyeberangan untuk melintasi selat atau laut diantara dua pulau. Meski ukurannya tidak sebesar kapal penumpang, kapal feri mampu mengangkut banyak penumpang sekaligus kendaraan-kendaraan seperti mobil, bus, dan truk. Untuk transportasi laut antar pulau, kapal inilah yang diandalkan. Di Indonesia, feri mengalami waktu sibuk setiap libur lebaran, malayani ribuan pemudik yang ingin pulang kampung keluar pulau. 2. Kapal Pesiar Kapal pesiar merupakan jenis transportasi laut yang bertujuan untuk mengantarkan banyak orang ke suatu tujuan. Biasanya, kapal pesiar dipakai untuk melancong atau bepergian ke tempat yang jaraknya cukup jauh. Kapal pesiar dilengkapi berbagai fasilitas yang dibutuhkan orang di kehidupan sehari-hari. Tidak heran jika kapal pesiar juga bisa disebut hotel berjalan di tengah laut. 3. Kapal Tanker Dengan ukurannya yang besar, kapal ini digunakan untuk mengangkut minyak, dikendalikan dengan komputer dan sistem navigasi yang canggih melalui satelit. Tanker yang berukuran raksasa disebut supertanker. Panjang supertanker bisa mencapai 378 meter dengan lebar 50 meter dan berat kosong 167000 ton. Ukurannya yang jumbo mampu mengangkut minyak mentah hampir satu juta barrel. 4. Kapal Cargo Barang Kapal kargo barang dibuat dengan tujuan mengirimkan banyak kargo yang berisi barang dengan berbagai jenis dan macamnya. Barang-barang tersebut akan dikirimkan ke suatu tempat melalui jalur laut. Kapal kargo ini memiliki ukuran besar karena bisa menyimpan banyak barang dan mengantarkannya sekali jalan. 5. Kapal Cargo Countainer Ada juga yang diberi nama kapal kargo kontainer. Di mana ukurannya lebih besar dari kapal kargo barang. Pasalnya, kapal ini tidak mengangkut barang-barang lagi, tetapi sudah bersama kontainernya. Oleh karena itu, jangan heran jika kapal ini ukurannya sangat besar 6. Kapal Tunda Kapal tunda digunakan untuk menarik kapal lai yang lebih besar ketika akan merapat atau meninggalkan pelabuhan yang sempit. Meski ukurannya kecil, tenaganya cukup besar untuk menarik kapal-kapal besar. Kadang-kadang, untuk menarik kapal yang berukuran super seperti kapal induk, diperlukan beberapa kapal tunda untuk menariknya. 7. Kapal Tongkang Tongkang atau Ponton adalah suatu jenis kapal yang dengan lambung datar atau suatu kotak besar yang mengapung, digunakan untuk mengangkut barang dan ditarik dengan kapal tunda atau digunakan untuk mengakomodasi pasang-surut seperti pada dermaga apung. Sistem Transportasi Laut Jaringan transportasi laut sebagai salah satu bagian dari jaringan moda transportasi air mempunyai perbedaan karakteristik dibandingkan moda transportasi lain yaitu mampu mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah besar dan jarak jauh antar pulau dan antar negara. 1. Jaringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi laut terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan laut dan ruang lalu lintas yang berwujud alur pelayaran. Pelabuhan laut dibedakan berdasarkan peran, fungsi dan klarifikasi serta jenis. Berdasarkan jenisnya pelabuhan dibedakan atas: Hirarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut terdiri dari : 1. Pelabuhan internasional hub (utama primer) adalah pelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang internasional dalam volume besar karena kedekatan dengan pasar dan jalur pelayaran internasional serta berdekatan dengan jalur lautt kepulauan Indonesia. 2. Pelabuhan lnternasional (utama sekunder). 3. Pelabuhan nasional (utama tersier). 4. Pelabuhan regional. BAB 4 “PERTAHANAN DAN KEAMANAN” Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic state) di dunia yang memiliki wilayah laut teritorial dengan luas kurang lebih 5,9 juta kilometer persegi membutuhkan pengarnanan yang cukup besar. Ini sudah tentu menjadi tanggung jawab dan tugas dari TNI AL serta aparat penegak hukum di laut lainnya. Atas cakupan itu, dalam pengawasannya TNI membutuhkan dukungan alat utama sistem senjata (alutsista) yang lengkap. Namun, semua itu belum terlihat hingga saat ini karena alasan keterbatasan anggaran Dalam mengoptimalkan kekuatan TNI AL yang ada saat ini, dilakukanpola gelar dan pola operasi penegakankedaulatan danhukum di perairan Indonesia yang dilaksanakan secara terus menerus. Pelaksanaan pola itu sendiri dilakukan dengan skala prioritas diperairan rawan selektif. Jug4 langkah yang diambil adalah menyusun kembali kekuatan tempumya dengan mengacu pada kekuatan pokok minimum (MEF) berdasarkan prediksi arah datangnya ancaman (threat based planning) dan berdasarkan kemampuan yang diperlukan (capability design). Dari gelaran operasi itu senantiasa dilakukan evaluasi yang selanjutnya telah disusun suatu jenis operasi untuk mencapai efektivitas dan efesiensi dengan mempertimbangkan keterbatasan dan usia pakai alutsista serta berorientasi pada pemenuhan komiknen dankodal operasi. ]enis operasi yang dilaksanakan TNIALpada 2010 diselaraskan dengan perumusan pola operasi yang dianut oleh jajaran TM berdasarkan undang-undang pertahanan negara yang meliputi operasi militer Perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). Batas Maritim Rawan Sengketa Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki perairan yang berbatasan langsung dengan negara lain. Ada 10 negara tetangga yang Perairannya berbatasan langsung dengan wilayah Nusantara. Mereka adalah Malaysia Singapura Thailand Filipina, Vietram, Papua New Guinea Australia, Republik Palau dan Timor Leste. Untuk menegakkan kedaulatan dan hukum di wilayah yurisdiksi Indonesia diperlukan penetapan batas-batas maritim secara lengkap. Penetapan batas ini dilakukan berdasarkan ketentuan Hukum Laut Intemasional, yang diatur dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982) yang telah diratifikasi pemerintah Indonesia melalui UU No 1711985 Penetapan batas maritim sangat dibutuhkan untuk memperoleh kepastian hukum yang dapat mendukung berbagai kegiatan kelautan, seperti penegakankedaulatandanhukum di laut, perikanan, wisata bahari, eksplorasi lepas pantai (off shore), transportasi laut dan lainnya. Belum adanya kesepakatan batas laut Indonesia dengan beberapa negara tetangga menimbulkan permasalahan saling klaim wilayah pengelolaan, khususnya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan. Beberapa kasus yang ada antar Indonesia dan Malaysia merupakan cerminan rentannya perairan daerah perbatasan. Terjadi saling tangkap nelayan baik dari Indonesia maupun Malaysia bahkan bias mengganggu hubungan diplomatik kedua negara. Indonesia-Malaysia Garis batas laut wilayah antara Indonesia dengan Malaysia adalah garis yang menghubungkan titik-titik koordinat yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama di Kuala Lumpur, pada 17 Maret 1977. Berdasarkan UU No 4/1960,Indonesia telah menentukan titik dasar batas wilay;rh lautnya sejauh 12 mil. Sebagai implementasi dari UU tersebut, beberapa bagian perairan ftrdonesia yang jaraknya kurang dari L2 mil laut, menjadi laut wilayah lndonesia. Termasuk wilayah perairan yang ada di Selat Malaka. Pada Agustus 1969, Malaysia iuga mengumumkan bahwa lebar laut wilayahnya menjadi 12 mil laut, diukur dari garis dasar yang ditetapkan rnenurut ketentuan-ketentuan konvensi |enewa 1,958 (mengenai Laut Wilayah dan Contigous Zone). Sehingga timbul persoalan, yaitu letak garis batas laut wilayah masing-masing neg.ua di Setat Malaka &agran yang sempit) atau kurang darl.24 mil lautAdapun batas Landas Kontinen antara Indonesia dan Malaysia ditentukan berdasarkan garis lurus yang ditarik dari titik bersama ke titik koordinat yang disepakati bersama pada27 Oktober 1969. Atas pertimbangan tersebut, dilaksanakan perundingan (FebruariMaret 1970) yartg menghasilkan perianjian tentang penetapan garis Batas Laut Wilayah kedua negara dr Selat Malaka Penentuan titik koordinat tersebut ditetapkan berdasarkan Garis Pangkal masingmasing negara. Diberlakukannya Konvensi Hukum Laut Internasional 1982, maka penentuan titik dasqr dan garis pangAal dari tiap-tiap negara perlu diratifikasi berdasarkan aturan badan intemasional yangbaru. Selama ini penarikanbatas Landas Kontinen l:rdonesia dengan Malaysia di Perairan Selat Malaka berpedoman pada Konvensi Hukum L,aut 1958. Sea and Cost Guard Perlukah? Selama berabad-abad, laut menjadi media transportasi perdagangan dunia yang belum tergantikan. Sebagai salah satu negara maritim yang memiliki luas laut 3.191.288 km2 dan 17.504 pulau, Indonesia sangat rentan mendapat gangguan keamanan. Karena itu, keberadaan coast guard dibutuhkan gura menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik [rdonesia (NKRI). Penjagaan laut dan pantai atau Coast Guard adalah institusi yang menjamin terselenggaranya keselamatan dan keamanan laut. Keberadaannya dibutuhkan dan wajib dipenuhi negara pantai. Lembaga sipil ini berada dan bertanggungjawab langsung kepada presiden. Secara teknis operasional, pelaksanaannya di bawah kementerian perhubungan. Lembaga ini memiliki fungsi menjaga dan menegakkan peraturan perundang-undangan laut dan pantai. Bila demikian, kedaulatan negara dan perekonomian nasional teranciln. Lalu lintas ekspor dan impor juga terganggu. Keadaan ini menimbulkan biaya tinggi bagi kapal yang hendak masuk ke perairan Indonesia. Tingginya risiko akibat tidak terjaminnya keamanan mengakibatkan asuransi kapal ikut mahal. Karena itu, dibutuhkan pengamanan larrt dan pantai secara intensif. asar-dasar hukum internasional yang mewajibkan Indonesia membenfuk coast guard, diatur dalam Bab V Peraturan 15 Konvensi Internasional tentang Keselamatan )iwa di Laut (Solas 1974) mengenai kewajiban negara membentuk organisasi pengawal laut dan pantai. Organisasi pengawal laut dan pantai ini sudah berdiri di berbagai belahan dunia, seperti Amerika Serikat dan Jepang. Aturan hukum lainnya adalah ketentuan internasional tentang keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan (SPS Code 2002). Peraturan tersebut mengatur kewajiban negara peserta menetapkan otoritas nasional dan otoritas lokal yang bertanggung iawab atas keselamatan dan keamanan maritim. Peraturan ini diperkuat Pasal 217,2L8, dart 220 Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hukum Laut (Unclos III, 1982), dan penegakan hukum oleh negara pantai (coast state), negara bendera (flag state) dan negara pelabuhan (port state). Sementara dalam hukum nasional, rujukan pembentuktrl coast guard diatur dalam UU No 21/1992, Pasal 55 tentang keselamatan dan keamanair kapal. Kemudian penegakan hukum oleh negara pelabuhan tertuang dalam peraturan bandar 1925, dalrt UU No 21/1992, Pasal 21 Ayat (3) tentang ketertiban dan keamanan pelabuhan atau bandar. Kekhawatiran sebagian kalangan, lahimya coast guard akan menimbulkan tumpang tindih terhadap pengamanan laut tidak beralasan. Karena coast gua,rd memiliki tugas berbeda, baik dengan TNI AL, bea cukai, maupun polisi air. Lembaga ih{ memiliki tanggung jawab melakukan penegakanhukum-hukum intemasional yang mengacu pada Intemational Maritime Organization (IMO) sehingga tercipta safe, secure, and efficient shipping on clean ocean. Sebagai anggota IMO, Indonesia wajib mematuhi semua konvensi yang telah diratifikasi tersebut. dalam UU Pelayaran 2008 membentuk coast guard adalah upaya menata kembali sistem keselamatan dan keamanan serta perlindungan maritim Indonesia. Berdasarkan amimat UU 1712008, lndonesian Sea and Coast Guard memiliki dua fungsi yang sangat mendasar. Pertama, sebagai fungsi komando, yaitu menegakkan perundang-undangan di bidang kesehatan dan keamanan pelayaran. Kedua, menjalankan fungsi koordinasi, yakni penegakkan hukum dan perundang-undangan. BAB 5 “POLITIK DAN KEBIJAKAN” Menuju Negara Maritim Sejak zaman kerajaan-kerajaan jauh sebelum Indonesia merdeka, semangat maritim sudah menggelora di bumi pertiwi tercinta ini, bahkan beberapa kerajaan zaman itu mampu menguasai lautan dengan armada perang dan dagang yang besar. Namun, semangat maritim tersebut menjadi luntur tatkala Indonesia mengalami penjajahan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pola hidup dan orientasi bangsa "dibelokkan" dari orientasi maritime ke orientasi agraris (darat). Memasuki zaman kemerdekaan, berbagai upayapun telah dilakukan oleh para pendahulu bangsa ini untuk kembali menggelorakan semangat maritim bangsa Indonesia. Sebagai negara merdeka, Indonesia mulai berupaya mendapatkan pengakuan dunia sebagai Negara Kepulauan. Namun, upaya ini tidaklah mudah karena dibutuhkan kemampuan diplomasi serta pemahaman tentang hukum laut dan hukum internasional yang baik. Akhirnya pada tanggal 13 Desember 1957 terbitlah Pengumuman Pemerintah tentang Perairan Indonesia yang dikenal dengan "Deklarasi Djuanda" yang mendeklarasikan Wawasan nusantara yang bertujuan untuk menyatukan nusantara dalam suatu kekuatan hukum untuk menghindari disitegrasi bangsa Indonesia. Meski secara de yure sejak Indonesia merdeka pada tanggal 17Agustus 1945, sudah ditetapkan bahwa Indonesia yang diproklamasikan adalah Ex Nederlandie Indie (Hindia Belanda), sebuah negara yang terdiri dari gugusan pulau yang kini dikenal dengan Negara Kepulauan. Pelurusan sejarah dan persamaan persepsi harus dibangun bahwa "Deklarasi Djuanda" 1957 bukan awal dari deklarasi Indonesia sebagai Negara Kepulauan namun merup'akan penyesuaian terhadap Proklamasi 17 Agustus 1945. Dekalarasi Djuanda L957 yang menegaskan konsepsi Wawasan Nusantara memberikan kita anugeruh yang luar biasa baik itu laut, darat maupun udara. Sementara UNCLOS 1982 menempatkan indonesia sebagai Negara Kepulauan dengan potensi ekonomi maritim sangat besar. Sebagai Negara Kepulauan terbesar di dunia Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km persegi dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,7 juta km2. Selain itu, terdapat 17504 pulau di Indonesia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Dengan cakupan yang demikian besar dan luas tentu saja maritime Indonesia mengandung keanekaragaman sumberdaya alam laut yang potensial, baik hayati dan non-hayati yang tentunya memberikan nilai yang luar biasa pada sumber daya alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan biologi yang bernilai ekonomi tinggi, wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan maupun minyak dan gas bumi, mineral langka dan juga media transportasi antar pulau yang sangat ekonomis. Letak geografis kita strategis, di antara dua benua dan dua samudra dimana paling tidak 70 Persen angkutan barang melalui laut dari Eropa Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah Pasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita . Pada zaman pemerintahan Ir. Soekamo sebagai presiden selalu terkumandang semangat maritim, namun dalam implementasi kebiiakan pembangunan khusus dibidang laut sepertinya tidak serius, namun paling tidak sudah ada upaya menggelorakan semangat maritim. Salah satu pernyataan Soekamo pada National Maritime Conaention, (NMC) 1963 adalah "Untuk membangun Indonesia meniadi Negara besar, negara kuat, negara makmur, negara damai yang merupakan national building bagi negara lndonesia. Maka negara dapat menjadi kuat jika dapat menguasai lautan. Untuk menguasai lautan kita harus menguasai armada yang seimbang. Kondisi hilangnya orientasi pembangunan maritim bangsa Indonesia semakin jauh tatkala memasuki era Orde Baru, kebijakan Pembangunan nasional lebih diarahkan ke pembangunan berbasis daratan (land based oriented development) yang dikenal dengan agraris, bahkan dengan bangga Indonesia dideklarasikan sebagai Negara agraris penghasil ploduk rempah-rempah dan produksi pertanian yang spektakuler. Beberapa elemen bangsa yang memahami betul potensi terbesar Indonesia sebagai Negara Kepulauan terus berjuang untuk menggelorakan semangat untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Maritim. Sebagai catatan, bahwa pengertian Negara Kepulauan dan Negara Maritim sangatlah jauh berbeda Negara Kepulauan adalan ciri sebuah negara yang secara geografis terdiri atas banyak pulau yang terikat clalam suatu kesatuan Negara Sedangkan Negara Maritim adalah sebuah negara yang menguasai semua kekuatan strategis di lautan yang didukung oleh kekuatan maritime baik itu armada perdagangan, armada Perang, Industri maritime serta kebijakan pembangunan negara yang berbasis maritim. saat ini Indonesia belum bisa dikatagorikan sebagai Negara Maritim tapi masih sebatas Negara Kepulauan. Modal dasar sebagai Negara Kepulauan dengan posisi strategis serta kekayaan sumberdaya alam yang begitu melimpah memberikan peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk merealisasikan Kodrat Tuhan untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan paling strategis di dunia Selain itu juga bisa lebih.dimaksimalkan pencapaian cita-cita bangsa Indonesia menuju masyarakat yang adil dan makmur . Perjuangan menuju Negara Maritim memang tidak mudah, namun jika seluruh bangsa ini memiliki kesamaan visi dan kebulatan tekad maka hal tersebut bukanlah hal yang mustahil. Deklarasi Djuanda 1957 dan UNCLOS 1982 memberikanpeluang yang besar bagi bangsa Indonesia untuk diirnplementasikan secara serius melalui kebijakan kebijakan pembangunan nasional yang memprioritaskan orientasi yang berbasis maritim. Melahirkan kebijakan pembangunan melaui perundang-undangan, pembangunan kekuatan armada pertahanan, armada perdagangan industri dan jasa maritim yang ditunjang dengan penguasaan IPTEK merupakan upaya serius yang harus segera dilakukan menuju Indonesia sebagai NEGARA MARITIM. Undang-Undang Kelautan Perlukah? Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km2, terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,2 Juta km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2,7 juta km2. Namun pada kenyataanny4 Rancangan Undang-undang (RUU) Kelautan yang akan memayungi wilayah maritim Indonesia belum juga selesai. Melihat cakupan wilayah nusantara yang begitu luas, Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam laut yang potensial. Di dalamnya terhampar 17.504pulau dengan garis pantai sepaniang 81.000 km. Sebagai negara rrraritim dengan luas lautan dua pertiga dari daratan, Indonesia sudah semestinya memiliki Payung hukum untuk kesejahteraan rakyat dan melindungi wilayahnya dari ancaman luar. Namury RUU Kelautan hingga kini belum tuntas. Padahal Undangundang (UU) Kelautan atau lebih tepat disebut UU Maritim memitiki fungsi sangat strategis. Jika UU ini rampung, pemerintah dan stakeholders bisa menjalankan pembangunan di wilayah laut Indonesia secara terkoordinasi. Lembaga kementerian 'dalam menjalankan tugasnya tidak akan tumpang tindih karena sudah diatur dalam UU tersebut. Karena itu, Indonesia Maritime Institute (IMI) mendesak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI segera mengesahkan RUU Kelautan dan seharusnya namanya UU Maritim. Hal tersebut didasari karena Lrdonesia sejak merdeka lahir sebagai negara kepulauan dalam satu wadah NKRI (Negara I(esatuan Republik Indonesia)' Bahkan wilayah Indonesia telah mendapat pengakuan dunia melalui Deklrasi Djuanda 1957 dan UNCLOS 1982 Perubahan pimpinan nasional dari orde lama ke orde baru telah mengubah arah kebijakan pembangunan dari Marine Based Oriented lce Land Based Oriented. Pemerintah orde baru mengubah Indonesia menjadi negara kepulauan yang berorientasi daratan. Tidak hanya itu, sejak era orde baru, kebijakan pembangunan negara kepulauan diubah menjadi negara agraris yang bervisi kontinental (inward looking).Ini sudah salah arah. Negara kepulauan sejatinya menganut visi maritim (outward looking). Undang-undang Kelautan yang akan disahkan itu harus mengembalikan arah kebijakan pembangunan nasional ke orientasi pembangunan menuju Indonesia sebagai negara maritim. Bukan lagi negara agraris. Anggota DPR RI khususnya Komisi IV yang n'rembidangi kelautan agar benar-benar memahami kondisi real Indonesia sebagai negara kepulauan. Kita (Indonesia) harus menjadi "negara maritime" yang kuat sehingga martabat kita sebagai bangsa yang besar tidak diinjak-injak negara tetangga. Bahkary kita harus memaksa dunia menghormati dan menghargai Indonesia sebagai negara paling strategis di dunia RUU Kelautan merupakan program legislasi DPR yang seharusnya selesai pada 2010, sesuai dengan Prolegnas 2010-2014. Narirun, hingga kini belum ada pembahasan komprehensif yang dilakukan anggota legislatif. RUU Kelautan ini bisa menjadi payung hukum bagi nelayan. Mereka akan terlindungi atas aktivitas penambangan timah di laut yang menyebabkan kerusakan terumbu karang. Hal ini berpengaruh atas minimnya hasil tangkapan ikan nelayan. Bahar mengatakary dengan RUU ini perusahaan atau penambang yang melakukan pencemaran lingkungan dapat dikenakan sanksi. Selama ini sanksi yang diberikan terhadap kerusakan dan pencemaran laut baru diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres). Karena itu, RUU Kelautan sangat penting, karena negara Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang memiliki potensi laut sangat besar, yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat terutama nelayan. RUU Kelautan adalah Peraturan yang sangat vital. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. selain itu, letak geografis Indonesia sangat strategis, karena merupakan jalur lalu lintas perdagangan dunia. Sangat diperlukan peraturan pengelolaan dan pemanfaatan wilayah laut hrdonesia secara maksiaral yang ditujukan untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat. ]ika RUU Kelautan ini sudah disahkan menjadi IJU, para nelayan bisa mendapatkan perlindungan hukum yang jelas. BAB 6 “LINGKUNGAN MARITIM” EKOSISTEM MARITIM Sebagai negara kepulauan dengan 80 % wilayah laut dan 20 % wilayah darat, potensi ancaman terhadap kedaulatan dan wilayah Indonesia berada di laut. Presentase ancaman ini menjadi semakin tinggi karena posisi geografi Indonesia berada pada lalu lintas perdagangan dunia. Setiap hari ratusan bahkan ribuan kapal baik kapal dagang maupun militer melintas di perairan Indonesia melalui Sea Lanes of Communication (SLOC) serta Sea Lines of Oil Trade (SLOT). Laut Indonesia memiliki arti yang sangat penting bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu, laut sebagai media pemersatu bangsa, laut sebagai media perhubungan, laut sebagai media sumber daya, laut sebagai media pertahanan dan keamanan, serta laut sebagai media diplomasi. Konsep pemikiran tersebut sangat diperlukan bangsa Indonesia agar tidak menjadikan dan menganggap laut sebagai rintangan, kendala atau hambatan sebagaimana dihembuskan oleh pihak-pihak asing yang tidak menginginkan kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia. Pengertian Lingkungan Maritim Pada dasarnya batas lingkungan maritim suatu negara adalah artifisial karena pencemaran yang terjadi disuatu negara akan dirasakan juga oleh negara yang berbatasan laut. Tumpahan minyak dari kapal tanker akan mencemari pula perairan negara lain yang berbatasan. Seperti sudah dikenal sebelumnya konsep tentang pencemaran oleh tindakan manusia dapat dibedakan atas dua macam yakni : Pollution Pay Principles. Prinsip ini secara tidak langsung memberi hak kepada pencemar untuk melakukan pencemaran asalkan membayar kompensasinya. Dalam lingkungan bisnis maritim konsep ini sudah mulai ditinggalkan, pengenaan denda lebih dianggap sebagai hukuman bukan sebagai kompensasi. Pollution Prevention Pays. Pada konsep ini pencemaran harus dicegah secara proaktif, untuk itu perlu pengerahan dana untuk mencegah terjadinya pencemaran. Konsep inilah yang dikembangkan oleh IMO dalam konvensi-konvensi internasional tentang pencegahan pencemaran lingkungan maritim seperti keharusan membuat konstruksi Double Hull dan Segragated Ballast Tank untuk kapal tanker minyak mentah. Kalau kita tinjau apa yang dikemukakan oleh Naes (1989) tentang ekofilosofi yang membedakan dua kelompok pencinta lingkungan hidup. Penganut ekologi dangkal (diarahkan kepada kepentingan negara barat/maju semata) dan penganut ekologi mendalam, kelompok ini berpendapat manusia adalah bahagian integral dari alam kehidupan dan makhluk hidup mempunyai hak yang sama. Dalam menyiasati lingkungan maritim global teori ini memang ada benarnya, negara-negara maju/barat terlihat lebih banyak berfikir untuk kepentingan regional negara-negaranya sendiri. Sebagai contoh kecelakaan kapal Torey Canyon di Alaska telah membuat para pemikir disana untuk mengharuskan semua kapal yang memasuki wilayah Amerika dengan konstruksi double hull. Begitu juga dengan kasus lainnya negara-negara barat dengan mudahnya mengambil keputusan untuk membuang limbah nuklirnya ke kawasan Pasifik dan tidak di Atlantik misalnya. Kalau kita bandingkan kecelakaan tanker yang terjadi diselat Malaka beberapa waktu yang lalu, suatu lintasan laut terpadat di dunia belum membuat negara-negara maju/barat untuk berbuat sesuatu untuk melindungi kawasan tersebut. Contoh-contoh diatas merupakan pembenaran dari teori ekologi dangkal dari Naes. Dalam dunia maritim persyaratan mengenai pencegahan pencemaran laut harus dipenuhi untuk dapat berlayar diperairan internasional atau memasuki negara lain. Adanya peraturan dari IMO-PBB tentang MARPOL (Marine Pollution) merupakan gambaran keterkaitan yang tidak dapat ditawar antara keinginan mempertahankan ekologi dengan kepentingan bisnis. Dewasa ini masalah lindungan lingkungan tidak semata-mata membicarakan bagai mana menganggulangi pencemaran, tetapi sudah beralih kepada bagai mana agar pencemaran tidak terjadi, bersifat proaktif(Pollution Prevention Pays). Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan lindungan lingkungan sudah di internalisasikan menjadi anggaran operasi. Di Pertamina lindungan lingkungan merupakan bagian yang tidak terpisah dengan kegiatan operasi perusahaan. Setiap direktorat memiliki bagian yang bertanggung jawab terhadap Lindungan Lingkungan. Pencemaran Laut Pencemaran laut merupakan suatu peristiwa masuknya material pencemar seperti partikel kimia limbah industri, limbah pertanian dan perumahan ke datam laut, yang bisa merusak lingkungan laut material berbahaya tersebut memiliki dampak yang bermacammacam dalam perairan. Ada yang berdampak langsunp maupun tidak langsung. sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan. Salah satu penyebab pencemaran laut adalah kapal yang dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Misalnya melalui tumpahan minyak air penyaring dan residu bahan bakar' Polusi dari kapal dapat mencemari pelabuhan, sungai dan lautan' Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu kehidupan organisme perairan, dan air dari balast tank yang bisa mempengaruhi suhu air setringga menganggu kenyamanair organisme yang hidup dalam air' Pencemaran Laut Indonesia Memperihantinkan Tingkat pencemar,m lingkungan laut Indonesia masih tinggi, ditandai antar lain denganterjadinya eutrofikasi atau meningkatnya jumlatr nutrisi diseb4bkan oleh polutan. Nutrisi yang berlebihan tr:rsebut, umumnya berasal dari limbah industri, limbah domestik seperti deterjen, maupun aktivitas budidaya pertanian di daerah aliran sungai yang masuk ke laut.Pencemaran di iaut bisa pula ditandai dengan meningkatrrya pertumbuhanl filoplankton yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk. Kasus-kasus pencemaran di lingkungan lau yang disebut red tide itu, antara lain terjadi di muara-muara sungai, seperti di Teluk Jakarta tahun 1992, 1994, 1997, 2004, 2005, 2006. Di Ambon teriadi pada tahun 1994 dan1997, di perairan Cirebon-Indramayu tahun 2006 dan 2007, selat bali dan muara sungai di perairan pantai Bali Timur tahun 1994, 1998,2003,2007, dan di Nusa Tenggara Timur tahun 1983,1985,1989. Meski kerap terjadi, inventarisasi terjadinya red tide di Indonesia sampai saat ini masih belum terdata dengan baik, termasuk kerugiarr yang dialami. Mungkin kurangnya pendataan red tide ini disebabkan oleh kejadiannya yang hanya dalam waktu singkat. Karena itu untuk menanggulangi red tide sebagai bencana, beberapa lembaga Pemerintah dan institusi pendidikan telah melakukan penelitian meskipun masih dilakukan secara sporadis.