ACARA PRAKTIKUM KE-4 Protista (Virtual Lab) Alfa Nia IAIN Syekh Nurjati Cirebon email penulis: [email protected] A. PENDAHULUAN Protista merupakan organisme yang bersifat eukariotik, memiliki ukuran mikroskopis dan dapat berkembang biak secara pembelahan biner dan fragmentasi. Selain dapat ditemukan di air laut, air tawar, atau menempel ditempat-tempat basah. Protista dapat ditemukan dengan mudah di sekitar lingkungan masyarakat. Karena ukuran Protista terlalu kecil maka banyak orang yang tidak menyadari kehadiran mereka. Dengan melakukan kegiatan praktikum mengenai protista siswa bisa dengan mudah mengetahui lebih detail tentang protista. (Brotowidjoyo. 2015.) Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold). Bentuk tubuh organisme golongan protista amatlah beragam. Protista memiliki cara makan yang berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam tiga kategori yaitu pertama, Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis. Contohnya : Alga. Kedua, Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel.Contohnya: Protozoa. Ketiga, Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari makanannya. Contoh: jamur. (Brotowidjoyo. 2015.) Protista mempunyai peranan yang beragam, baik bagi kepentingan manusia maupun bagi lingkungan. Salah satu peranan bagi kepentingan manusia adalah sebagai bahan makanan. Beberapa protista telah dikenal luas di masyarakat dalam produk produk sebagai bahan makanan atau sebagai bahan tambahan. Namun terkadang kita kurang menyadari kehadirannya. Sebagian besar dari kita mungkin sudah tahu bahwa agar-agar dan nori berbahan rumput laut yang merupakan anggota kelompok protista (algae). Namun mungkin produk lain seperti es krim, susu cair, yoghurt, keju, manisan, permen, selai atau minuman juga mengandung bahan yang berasal dari algae. (Stone. 2013) Protozoa membentuk suatu subkerajaan dari kerajaan protista dalam klasifikasi lima kerajaan makhluk-makhluk hidup (Monera, Protista, Plantae, Fungi, dan Animalia). Protozao lebih primitive dari hewan. Beberapa protozoa mempunyai stadium di dalam siklus hidupnya di mana tidak ada dinding-dinding sel diantara nukleit, dan beberapa spesies membentuk koloni-koloni yang berenang sebagai satu unit dan berisi organisme somatic dan reproduktif yang kelihatannya berbeda. Protozoa berukuran mikroskopik, hanya sedikit yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Beberapa flagelata berisi klorofil dan oleh beberapa dianggap sebagai algae, banyak species protozoa yang tidak berwarna, berbeda dari yang hijau karena tidak mempunyai kromator, namun kehilangan kromator itu dapat dibuat secara eksperimental (Michael, 2010). Alga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar , batang, daun, dan sebagainya), karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus. Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla, dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri (Mitchell, 2012). Praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi bermacam-macam spesies dan kelompok taksonomi melalui gambar di bawah mikroskop, menjelaskan karakteristik kunci beberapa protista, mendiskusikan pengaruh protista ekologi dan kesehatan pada sistem biologi, serta membandingkan sistem klasifikasi tradisional dan baru yang memperlihatkan pemahaman protista sebagai kelompok paraphyletic. B. METODE 1. Alat Dan Bahan a. Laptop b. Hp c. Amoeba Proteus d. Dinoflagellates e. Volvox globator f. Plasmodium falciparum g. Euglena gracilis h. Diatom i. Entamoeba hystolica j. Paramecium caudatum k. Spirogyra l. Giardia lamblia 2. Prosedur kerja a. Kunjungi website berikut: https://www.biol123online.com/protists.html hingga dapat dilihat tampilan seperti pada gambar berikut ini. b. Perhatikan Exercise I. Amati dan tinjau 10 set gambar dari slide mikroskop. Cocokkan gambar tersebut dengan nama spesies atau genus yang ada dalam Protist list pada bagian atas gambar. Klasifikasikan masing-masing protista pada level taksonomi yang tepat. Catat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan. c. Perhatikan Exercise II. Simak video-video pendek tentang pergerakan protista. Identifikasi karakteristik morfologi khusus dan sejarah hidup dari tiap jenis protista dan catat hasil pengamatanmu pada tabel hasil pengamatan. Telusuri karakteristik yang dapat diamati organel khusus, cara bergerak, cara memperoleh energi, habitat umum, sifat sejarah hidup yang khusus, bagaimana mereka hidup dan potensi implikasi pada manusia. d. Perhatikan Exercise III. Pada bagian 1 identifikasi garis “keturunan kunci” pada tiap protista dan catat jawabanmu pada tabel hasil pengamatan. Pada bagian 2, tulislah sebuah essay yang membandingkan sistem klasifikasi tradisional dan klasifikasi baru. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Protista (Virtual Lab) Exercise I. No . Nama protista Amoeba Proteus 1 Exercise II. Organel khusus Cara gerak Cara memperoleh energi Menangkap dengan Gerakan Membran Locomotion selnya yang sel karena fleksibel kaki fleksibel untuk palsu/Pseudop dengan melakukan o dia mengurung aktivitasnya mangsa lalu melakukan fagositosis Habitat Air tawar, di tempat lembab dengan kecukupan air Exercise III. Individu / Berkolon i Alone atau individu Dampak ekologi/ manusia Amoeba mampu menahan pertumbuha n alga pada suatu kolam, namun amoeba juga dapat membuat manusia terkena penyakit, yang paling umum adalah diare Kunci keturunan eukariot Dinoflagellates 2 Scintillons, karena memberika n pigmen mengkilau cahaya Swimming with two flagella. Flagel yang membujuri melalukan dorongan dengan Gerakan ke depan. (Dinoflagellata ) bersifat fotosintesis, membuat makanannya sendiri menggunakan energi dari sinar matahari (Dinoflagellata ) dapat terjadi di semua Koloni lingkungan dan akuatik: laut, sendiri payau, dan air tawar, termasuk di salju atau es Dinoflagellat e (ledakan populasi sel) dapat menyebabka n perubahan warna air (dikenal sebagai pasang merah) yang dapat memiliki efek berbahaya pada kehidupan laut dan budidaya di sekitarnya. Beberapa spesies dinoflagellata menghasilkan racun yang dapat membunuh ikan bersirip dan udang serta secara tidak langsung ke konsumen lain Koloni (Volvox globator) bergerak melalui lingkungan mereka dengan gerakan terkoordinasi flagela sel mereka 3 Orientasi flagel yang mengarah keluar, dengan sel somatic selubung yang membuatnya seperti rumah 4 Mengeluarkan perekat yang mencakup membran lengket dari depan sel Apikoplas, yang karena zat kemudian ini mengandung ditarik ke belakang sekretori melalui racun seolah-olah kepada otot aktin inang miosin internal untuk mendorong sel ke depan. Volvox globator Plasmodium falciparum Spesies ini tidak membahayakan manusia, tetapi pertumbuhannya dapat mengganggu ekosistem fotosintesis Kolam, air sawah, air tawar, danau, dan sungai. Koloni Spesies ini memperoleh sebagian besar energinya dari glukosa darah melalui glikolisis, Pada inang nyamuk dan darah hewan Bisa berkoloni, Menyebabkan bisa penyakit malaria soliter Euglena gracilis Flagel, membantu pergerakan 5 Spesies ini bergerak dengan mengibaskan flagelnya seperti baling-baling helikopter Exercise I. No. Koloni bisa, soliter juga bisa Produksi oksigen dan bisa dibuat tambahan untuk pakan ternak kaya protein Exercise II. Nama protista Organel khusus Cara gerak Diatom 6 Fotosintesis Air tawar atau payau yang banyak akan kandungan senyawa organik Chromatop hore s dan cangkang silika meluncur Cara Habitat memperoleh energi Diatom memiliki molekul penyerap cahaya (klorofil a dan c) yang mengumpulk Air tawar an energi dari matahari dan mengubahny a menjadi energi kimia melalui fotosintesis. Exercise III. Individu/ Berkoloni Dampak ekologi/ manusia Produksi oksigen, bisa dibuat untuk produk saringan. Bisa soliter Golongan maupun diatom. berkoloni Formaninifera dapat menjadi deteksian cadangan minyak bumi Kunci keturunan eukariot Entamoeba hystolica 7 mitosom Paramecium caudatum 8 Spirogyra 9 Memiliki banyak vakuola yang mempresent asik an setiap sistem kerja hidupnya secara fisiologi. pseudopodia Fagositosis Usus mamalia Dengan cilia Fagositosis, makanan (mangsa masuk ke bagian oral phore) Air Tawar yang kaya bahan organik Spesies ini membentuk filamen panjang, dan lengkungan Chloroplast dan Dengan lengkungan silang fotosintesis berfilamen filamen inilah yang memungkinkan protista ini bergerak, meskipun Air laut Soliter Penyakit disentri Soliter, dan Dapat dijadikan indicator bias juga pencemaran dengan lingkungan berkoloni Koloni Produksi oksigen dan bahan untuk produk protein sel tunggal perlahan, untuk menyesuaikan diri ke arah cahaya. Giardia lamblia 10 PVS, tetapi tidak memiliki mitokondria Bergerak dengan 4 pasang flagel Memakan glukosa Di tubuh makhluk hidup, dan juga di usus Menyebabkan Soliter, tapi kondisi diare membutuhkan yang dikenal sesamanya sebagai juga giardiasis PROTISTA VIRTUAL LAB Exercise III. Part 2 Write a brief essay (~250 words) on the difference between the two classification systems below. Be sure to include the reasons for the "new" system and include morphological and genetic evidence for new phylogeny Protista adalah polifiletik, tidak ada batas khusus, mereka adalah sekelompok besar terstruktur. Garis yang dirangkai dalam gambar diagram pohon silsilah mewarnai cabang protista menjadi dominan. Protista adalah jembatan dari antara Jamur, Tanaman dan Hewan dengan golongan bakteria. Secara penyampaian, dua bagan jalan protista dibagi menjadi dua area. Seolah mirip tumbuhan (Memiliki kloroplas) dan hewan (Tidak ada). Namun terlalu singkat untuk menyimpulkan. Di setiap cabangnya banyak karakteristik. Amoebozoa dikatakan adalah garis nenek moyang diantara para hewan. Bagian primitive lainnya seperti Giardia lamblia yang tidak memiliki mitokondria dimasukkan kepada excavate, tetapi amitokondtriot tidak selamanya milik excavate. Karena bagian amoebozo ex: Entamoeba hystolitica tidak memiliki mitokondria juga ada. Amoeba proteus termasuk kedalam kelompok eukaryote dan reproduksinya dilakukan dengan pembelahan langsung atau amitosis, dalam pembelahan amitosis sel induk membagi diri secara langsung menjadi dua sel anak. Dinoflagellates masuk kedalam klasifikasi Alveolata, reproduksi dari spesies ini adalah secara seksual dan aseksual, secara aseksual biasanya mellaui pembelahan mitosis yang khususnya pada dinoflagellata oseanik. Volvox globator, termasuk kedalam kelompok eukaryote juga, reproduksi dari spesies ini dilakukan secara aseksual dan terjadi pada garis ekuator, sel ini berkembang menjadi “germ cell” antara kelompok individu jantan dan betina terbentuk pada koloni yang berebeda. Diatom bereproduksi secara aseksual dan seksual, pada saat spesies itu bereproduksi secara aseksual yaitu melalui mitosis, hipoteka, dan juga epitek memisah, spesies ini juga termasuk kedalam kelompok eukaryote dan masuk ke dalam SAR. Plasmodium falciparum, Euglena gracilis, Entamoeba hystolica, Paramecium caudatum, Spirogya, dan Giardia lamblia juga termasuk kedalam kelompok eukaryote. Dari spesies yang diamati, masuk ke dalam kelompok SAR Alveolates yaitu dinoflagellates dan apicomplexans. Kelompok SAR terdiri dari Stramenopiles, Alveolates, dan Rhizarians. D. PEMBAHASAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang protista (virtual lab) yang bertujuan bertujuan untuk mengidentifikasi bermacam-macam spesies dan kelompok taksonomi melalui gambar di bawah mikroskop, menjelaskan karakteristik kunci beberapa protista, mendiskusikan pengaruh protista ekologi dan kesehatan pada sistem biologi, serta membandingkan sistem klasifikasi tradisional dan baru yang memperlihatkan pemahaman protista sebagai kelompok paraphyletic. Protista merupakan organisme yang bersifat eukariotik, memiliki ukuran mikroskopis dan dapat berkembang biak secara pembelahan biner dan fragmentasi. Selain dapat ditemukan di air laut, air tawar, atau menempel ditempat-tempat basah. Protista dapat ditemukan dengan mudah di sekitar lingkungan masyarakat. Karena ukuran Protista terlalu kecil maka banyak orang yang tidak menyadari kehadiran mereka. Dengan melakukan kegiatan praktikum mengenai protista siswa bisa dengan mudah mengetahui lebih detail tentang protista. (Brotowidjoyo. 2015.) Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang pertama tentang Amoeba Proteus. Amoeba mampu menahan pertumbuhan alga pada suatu kolam, namun amoeba juga dapat membuat manusia terkena penyakit, yang paling umum adalah diare. Organel khusus yang dimiliki amoeba terdapat Membran cell karena fleksibel untuk melakukan aktivitasnya, Cara bergeraknya menggunakan Locomotion kaki palsu sehingga amoeba dapat menghasilkan makanan dengan cara Menangkap dengan Gerakan selnya yang fleksibel dengan mengurung mangsa lalu melakukan fagositosis. Habitat amoeba di air tawar, di tempat lembab dengan kecukupan air. Amoeba Proteus memiliki nukleus untuk mengatur seluruh kegiatan tubuhnya ektoplasma yang tampak bening dan endoplasma yang lebih keruh dan bergranula. Vakuola kontraktil yang berfungsi menampung zat sisa metabolisme yang tidak berguna dan akan dibuang melalui permukaan, membran tubuh. Vakuola makanan yang merupakan kantong-kantong dalam tubuhnya yang berfungsi mencerna makanan yang telah berada dalam tubuh. Amoeba proteus berbentuk tidak tetap (berubah-ubah) dan tidak mempunyai skeleton serta memiliki alat gerak berupa kaki semu (atau biasa disebut Pseudopodia) (Irawati dan Wahyu. 2015). Klasifikasi Amoeba Proteus Yaitu : Kingdom Phylum Ordo Family Genus Spesies : Amoebozoa : Tubulinea : Tubulinida : Amoebidae : Amoeba : Amoeba proteus Amoeba merupakan sebuah organisme uniseluler mikroskopis, ditemukan pada tahun 1757 oleh Agust Johann Rosel von Rosenhof dari Jeerman. Dulunya, Amoeba diberi nama ”Proteus” yang merujuk atau memiliki arti pada dewa Yunani yang mampu mengubah bentuk. Kata “Amibe” yang berarti “berubah” dalam bahasa Yunani digunakan untuk menamakan organisme ini oleh Bory de Saint-Vincent. Amoeba proteus merupakan spesies yang termasuk kedalam kelompok Ameobozoa. Amoebozoa adalah kelompok taksonomi utama yang berisi sekitar 2.400 spesies yang telah dijelaskan dari protista amoeboid, sering memiliki pseudopodia tumpul, seperti jari, dan krista mitokondria tubular (Dewi, 2010). Perkembamgan dalam reproduksi amoeba merupakan pertumbuhan yang sederhana, sel sebagai hasil pembelahan binary jadi sel yang penuh dengan kenikan volume secara perlahan – lahan. Hewan ini bernapas dengan cara difusi, Pengambilan makanan terjadi tanpa bantuan bagian bentuk mulut dan dapat terjadi dibagian mana saja pada permukaan tubuh dimana makanan berupa protozoa yang ditelang melalui permukaan tubuh yang membujur keluar. (Brotowidjoyo. 2015) Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang kedua tentang Dinoflagellates. Dinoflagellate (ledakan populasi sel) dapat menyebabkan perubahan warna air (dikenal sebagai pasang merah) yang dapat memiliki efek berbahaya pada kehidupan laut dan budidaya di sekitarnya. Beberapa spesies dinoflagellata menghasilkan racun yang dapat membunuh ikan bersirip dan udang serta secara tidak langsung ke konsumen lain. Organ khusus pada Dinoflagellate Scintillons, karena memberikan pigmen mengkilau cahaya. Dinoflagellata bersifat fotosintesis, membuat makanannya sendiri menggunakan energi dari sinar matahari serta Dinoflagellata terdapat pada terjadi di semua lingkungan akuatik: laut, payau, dan air tawar, termasuk di salju atau es. Dinoflagellata atau Pyrrophyta yang terdiri dari sekitar 1.100 jenis, terutama hidup di dalam air laut, walaupun beberapa jenis hidup di air tawar. Dinoflagellata merupakan ganggang uniseluler yang motil, dengan ciri utama terdapat celah dan alur di sebelah luar pembungkus yang melingkupi dinding sel. Dinoflagellata dapat dilihat baik sebagai seperti tanaman dan seperti hewan, klasifikasi bahwa semua dinoflagellata ialah anggota kerajaa Protista divisi Dinophyta dan kelas Dinophyceae. Dinoflagellata kemudian diklasifikasikan ke dalam banyak ordo genus dan spesies berdasarjan karakteristik seperti perilaku makan, komposisi plat luar mereka anatomi dan fisiologi keseluruhan. (Nurhayati: 2010) Pada umumnya dinoflagelata berukuran kecil hidup tunggal dan jarang membentuk rantai. Sama halnya dengan Diatom, Dinoflagelata berkembang biak melalui proses pembelahan. Beberapa Dinoflagelata seperti Noctiluca mampu menghasilakan cahaya melalui proses Bioluminesense. Bila Noctiluca terdapat dalam jumlah besar mereka dapat menyebabkan jalur ombak tampak bercahaya di malam hari. Banyak Dinoflagelata seperti Noctiluca tidak dapat berfotosintesis. Anggota Fitoplankton yang merupakan minoritas ialah berbagai alga hijau biru, Kokolitofor dan Siliko flagelata. Cynophyceae lautan hanya terdapat dilaut tropik dan sering kali membentuk filamen yang padat dan mewarnai laut (Soeprobowati, T. R.2016) Alat gerak dinoflagellata berupa flagel, sebanya 2 buah, satu buah melingkar sedangkun satu bagian lainnya berada di posterio. Ada juga flagel yang terletak di bagian lateral. Bila flagel yang melingkar bergerak, maka sel akan berputar dan bila flagel bagian posterior yang bergerak maka sel akan maju. Reproduksi dinoflagellata kebanyakan dinoflagellata memperlihatkan reproduksi secara aseksual atau pembelahan sel mitosis. Proses ini membagi organisme menjadi kembaran identik, theca mereka mungkin pecah, terbagi pada tiap-tiap kembarannya, jadi tiap kembaran menerima separuh dan meregenerasi separuhnya. Beberapa genera tumbuh sebagai filament ketika sel mereka tidak terpisah setelah pembelahan. Dinoflgellata dewasa bersifat haploid, jadi ketika reproduksi seksual dimulai, gamet mengalami mitosis, mungkin tumbuh dengan atau tanpa dinding, terlihat sebagai individu tua dalam versi kecil. Gamet jantan dan betina tidak jelas dibedakan, tetapi dapat berenang bebas. Setelah penggabungan dua gamet, lalu menjadi zigot yang aktif berenang, pada kondisi yang tidak menguntungkan, sel akan membentuk hystrichosphere, ini adalah dorman kapsul yang melindungi dinoflagelata sampai keadaan menguntungkan kembali (Soeprobowati, et al., 2016). Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang ketiga tentang Volvox globator. Volvox globator tidak membahayakan manusia, tetapi pertumbuhannya dapat mengganggu ekosistem. Organ khusus Volvox globator yaitu orientasi flagel yang mengarah keluar, dengan sel somatic selubung yang membuatnya seperti rumah. Koloni (Volvox globator) bergerak melalui lingkungan mereka dengan gerakan terkoordinasi flagela sel mereka. Habitat Volvox globator terdapat pada kolam, air sawah, air tawar, danau, dan sungai. Cara memperoleh makanan Volvox globator dengan cara fotosintesis. Volvox globator memiliki bentuk seperti bola berukuran kecil. Namun sebenarnya bentuk Volvox bermacam-macam, ada yang seperti bola, bulat memanjang, satu seperti sandal, bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Pada percobaan kali ini Volvox ditemukan pada air selokan, air sumur, air, biakan, dan air comberan. Jika dibandingkan dengan Paramecium caudatum, keberadaan jumlah Volvox globator jauh lebih sedikit. Karena paramecium caudatum sangat banyak ditemukan pada banyak air khususnya pada air biakan. Volvox globator ini hidup di air tawar (Tampubolon. 2015.). Klasifikasi Volvox globator yaitu : Kingdom : Plantae Phylum :Chlorophyta Class :Chlorophyceae Order :Chlamydomonadales Family :Volvocaceae Genus :Volvox Species :Volvox globator Volvox globator diri atas ratusan sel yang digabungkan oleh suatu jalinan plotoplasma. Sebagian sel-selnya mempunyai titik mata, chlorophyl, vakuola kontraktil, dan dua flagella. Sel-sel tersebut disebut sel somatis. Spesies ini berbentuk bola yang berongga dan rongga itu berisi bubur cair, pada dinding bagian luar tertanam 3-17 ribu sel secara individu dan memiliki dua flagel pada setiap sisi tubuhnya yang berfungsi sebagai pergerakan. Volvox globator berkembangbiak secara seksual dan aseksual. Secara seksual dengan oogami dan secara aseksual dengan pembelahan sel membentuk koloni anakan. (Tampubolon. 2015.) Peran volvox di perairan yaitu membantu menguraikan sisa makanan, produsen penting di perairan (fitoplankton) yang penting, menghasilkan bahan industri dan bahan makanan yaitu: tanah diatom, algin, keragen, agar-agar, vitamin, Sebagai plankton di dalam air tawar, dan protein dan beberapa jenis menghasilkan racun. Racun dihasilkan secara ekstraseluler atau dilepaskan (Widayati,. 2015) Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang keempat tentang Plasmodium falciparum. Cara gerak spesies ini dengan cara mengeluarkan perekat yang mencakup membran lengket dari depan sel yang kemudian ditarik ke belakang melalui seolah-olah otot aktin miosin internal untuk mendorong sel ke depan. Plasmodium falciparum memperoleh sebagian besar energinya dari glukosa darah melalui glikolisis. Biasanya Plasmodium falciparum terdapat pada inang nyamuk dan darah hewan. Plasmodium falciparum merupakan species yang berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian. Perkembangan aseksual dalam hati hanya menyangkut fase preritrosit saja; tidak ada fase ekso-eritrosit.Bentuk dini yang dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang berukuran ± 30 µ pada hari keempat setelah infeksi. Klasifikasi Plasmodium falciparum yaitu : Kingdom : Chromalveolata Phylum : Apicomplexa Class : Aconoidasida Ordo : Haemosporida Family : Plasmodiidae Genus : Plasmodium Spesies : Plasmodium falciparum Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi lebih besar, berukuran seperempat dan kadang-kadang setengah diameter eitrosit dan mungkin dapat disangka parasit Plasmodium malariae.Sitoplasmanya dapat mengandung satu atau dua butir pigmen.Stadium perkembangan siklus aseksual berikutnya pada umumnya tidak berlangsumg dalam darah tepi, kecuali pada kasus berat (perniseosa). (Dewi, Rita: 2010.) Plasmodium falciparum berada di dalam kelenjar ludah nyamuk Anopheles betina dalam bentuk sporozoit. Dan bila nyamuk ini menggigit manusia, sporozoit akan memasuki sistem peredaran darah dan menginfeksi sel-sel hati. (Dewi, Rita: 2010.) Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang kelima tentang Euglena gracilis. Organ khususnya yaitu Flagel yang membantu pergerakan memperoleh makanan dengan cara fotosintesis dan bergerak dengan mengibaskan flagelnya seperti baling-baling helikopter. Produksi oksigen dan bisa dibuat tambahan untuk pakan ternak kaya protein. Habitatnya di air tawar atau payau yang banyak akan kandungan senyawa organik. Euglena gracilis merupakan organisme eukariotik mikroskopik yang banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna hijau pada air kolam. Keistimewaan organisme yang tergolong dalam Kingdom Protista ini adalah memiliki ciri hewan maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan Euglena gracilis memiliki kloroplas yang mengandung klorofil di dalam tubuhnya. Euglena gracilis juga memiliki alat gerak berupa flagel (bulu cambuk) dan memiliki bintik mata sebagai fotoreseptor. Euglenophytes dapat ditemukan di habitat air tawar dan melimpah di daerah ini, seperti di kolam peternakan atau parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran binatang. Untuk mendapatkan makanan, Protozoa menggunakan cara yang bervariasi. Yang paling populer adalah membuat sendiri, mencuri, makan di sanasini, berburu dan menangkap dengan perangkap. Sebagian kecil Protozoa harus bertindak seperti buruh tambang, dan beberapa diupah seperti teknisi spesial (Matsugana. 2017). Klasifikasi Euglena gracilis yaitu : Kingdom : Excavata Phylum : Euglenozoa Class : Euglenoidea Ordo : Euglenida Family : Euglenaceae Genus : Euglena Spesies : Euglena gracilis Reproduksi pada Euglena dilakukan dengan pembelahan membujur pasangan. Bagian inti menggunakan tempat dalam membran inti. Chromatin, dalam bentuk pasangan helaian-helaian chromomeras pada tingkat vegetatif, bentuk-bentuk pasangan chromomeras masing-masing yang bercabang membujur menjadi dua. Endosome menjadi mengerut dalam dua, rata-rata dalam bagian yang sama. Tubuh intranuclear juga terbagi menjadi dua. Tubuh mulai terbagi pada bagian akhir anterior. Flagellum lama tetap menahan setengah, dimana flagellum yang baru diperkuat oleh flagellum yang lain. Tiap kali divisi mengambil tempat ketika hewan ini dalam kondisi encyst. Kadang-kadang euglenae ditemukan hampir telah berbentuk bola dan dikelilingi oleh sebuah gelatinous penutup yang cukup tebal dimana mereka telah dikeluarkan. (Matsugana. 2017) Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang keenam tentang Diatom. Diatom memiliki molekul penyerap cahaya (klorofil a dan c) yang mengumpulkan energi dari matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia melalui fotosintesis. Organ khususnya Chromatophore s dan cangkang silika. Diatom bisa soliter maupun berkoloni. Produksi oksigen, bisa dibuat untuk produk saringan. Golongan diatom. Formaninifera dapat menjadi deteksian cadangan minyak bumi. Habitatnya air tawar. Diatom adalah tumbuhan cell tunggal yang tergolong dalam kelas Bacilariophyceae dari phylum Bacilariophyta. Diatom bisa terdiri dari satu cell tunggal atau gabungan dari beberapa cell yang membentuk rantai. Biasanya terapung bebas di dalam badan air dan juga kebanyakan dari mereka melekat (attach) pada substrat yang lebih keras. Pelekatan diatom biasanya karena tumbuhan ini mempunyai semacam gelatin (Gelatinous extrusion) yang memberikan daya lekat pada benda atau substrat. Kita juga kadang menemukan beberapa diatom yang walau sangat lambat tetapi punya daya untuk bergerak. (Marzain, M. 2018) Diatom mudah dibedakan dari Dinoflagelata karena diatom hidup dalam suatu kotak gelas yang unik dan tidak memiliki alat – alat gerak. Kotak ini terdiri dua bagian ( epiteca dan hipoteca ) yang dinamakan katup ( valve ). Bagian yang menyatukan kedua bagian ini disebut Girdle. Bagian hidup diatom terdapat dalam kotak ini. Kotak terbuat dari silicon dioksida yaitu bahan utama pembuat gelas, berhiaskan lubang – lubang besar kecil dengan pola – pola yang khas menurut spesies Diatom.Adanya hiasan–hiasan ini menyebabkan Diatom popular diantara mereka.yang dalam pekerjaannya menggunakan mikroskop konvensional atau mikroskop elektronik. (Ubaidillah, R. 2016) Berdasarkan yang telah dilakukan yang ketujuh tentang Entamoeba hystolica. Organ kuhus pada Entamoeba hystolica mitosom sedangakan spesies ini bergerak menggunakan pseudopodia dengan cara memperoleh dengan cara fagositosis. Habitat spesies ini di usus mamalia, dampak ekologi atau manusianya penyakit disentri. Entamoeba Histolytica merupakan kelompok rhizopoda yang bersifat pathogen dan menyebabkan penyakit diare amoeba. Diare seperti ini biasanya disertai dengan darah dan lender akibat infeksi Entamoeba Histolytica. Klasifikasi Entamoeba Histolytica yaitu : Kingdom : Amoebozoa Phylum : Archamoebae Class : Entamoebea Family : Entamoebidae Genus : Entamoeba Spesies : Entamoeba histolytica Entamoeba histolytica memiliki ciri-ciri morfologi bentuk memadat mendekati bulat, ukuran 10-20 µm, kista matang memiliki 4 buah inti entamoba, tidak dijumpai lagi eritrosit di dalam sito-plasma, kista yang belum ma-tang memiliki glikogen (chromatoidal bodies) berbentuk seperti cerutu. Entamoeba histolytica hidup di dalam liang usus manusia, menyebabkan kerusakan jaringan pada usus dan diare.Entamoeba hartmani hidup di dalam liang usus manusia. Entamoeba histolytica biasanya hidup sebagai bentuk minuta di rongga usus besar manusia, berkembang biak secara belah pasang, kemudian dapat membentuk dinding dan berubah menjadi bentuk kista. Kista dikeluarkan bersama tinja (Nurhayati, 2010). Entamoeba Histolytica merupakan protozoa parasit anaerob, bagian genus Entamoeba. Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. histolytica diperkirakan menulari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Banyak buku yang menyatakan bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi protozoa ini. Namun sumber lain menyatakan setidaknya 90% dari infeksi ini adalah karena spesies Entamoeba kedua yaitu E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing bisa menjadi transit infeksi, tetapi tidak ada bukti mengenai kontribusi nyata untuk terjadinya penularan dari kedua hewan ini. (Apriadi, 2014) Entamoeba Histolytica, dapat menyebabkan penyakit infeksi seperti penyakit usus amuba atau disentri amuba yang di sebabkan oleh protozoa ini. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa ini merupakan penyakit disentri parah dimana kontaminasi ini dapat terjadi dikarenakan sistem pembuangan air kotor dan tinja tidak dikelola dengan baik sehingga dapat mencemari makanan dan minuman. Selain itu perilaku tidak mencuci tangan dengan menggunakan sabun setelah buang air besar dan penanganan makanan yang belum memenuhi aspek sanitasi makanan menyebabkan mikroorganisme penyebab diare leluasa menginfeksi host (manusia). (Apriadi, 2014) Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang kedelapan tentang Paramecium caudatum. Memiliki banyak vakuola yang mempresentasik an setiap sistem kerja hidupnya secara fisiologi. Bergeraknya dengan cilia dan memperoleh makananannya fagositosis makanan (mangsa masuk ke bagian oral phore). Paramecium caudatum dapat ditemukan pada air kolam, tergolong hewan bersel satu yang tubuhnya besar. Dapat terlihat dengan mata biasa sebagai titik yang bergerak-gerak. Jika dilihat di bawah mikroskop, bentuknya kelihatan seperti sandal. Seluruh permukaan tubuhnya penuh dengan rambut getar (cilia), yang merupakan ciri utama kelas Ciliata dan ordo Holotrichida. Gerakan rambut getar ini menyebabkan hewan sandal ini dapat berenang cepat di dalam air. Jika hewan tersebut bergerak, bagian ujung tubuhnya yang tumpul selalu terdapat di depan, sedangkan ujung tubuh yang lancip selalu berada di bagian belakang. Dekat bagian tubuh yang lancip terdapat lekukan ke dalam yang merupakan lubang mulut sel yang di sebelah dalamnya berhubungan dengan suatu corong, berakhir dengan rongga makanan. Paramaecium berkembang biak dengan jalan pembelahan diri dan konjugasi (Nurhayati: 2010.). Klasifikasi Paramecium caudatum yaitu : Kingdom : Chromalveolata Phylum : Ciliophora Class : Oligohymenophorea Ordo : Peniculida Family : Parameciidae Genus : Paramecium Spesies : Paramecium caudatum Paramecium caudatum ini berkembangbiak dengan cara membelah diri dan konyugasi. Pada pembiakan membelah diri inti mikro terbelah menjadi dua bagian, yang terbagi menjadi dua bagian tadi masing-masing bergerak kearah ujung sel yang berbeda arah / berlawanan arah, pada inti mikro membelah melintang menjadi dua bagian corong makanan dan rongga yang berdenyut yang kedua terbentuk juga dan disertai terjadinya lengkukan melintang yang membagi tubuh menjadi dua bagian yang sama besar. (Widayati,. 2015) Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus satu, mikronukleus satu atau lebih, dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronekleus sebagai konjugasi . Habitat Paramecium pada air tawar yang berenang. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat Vakuola makanan banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah. (Widayati,. 2015) Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang kesembilan tentang Spirogyra. Spirogyra membentuk filamen panjang, dan lengkungan dan lengkungan filamen inilah yang memungkinkan protista ini bergerak, meskipun perlahan, untuk menyesuaikan diri ke arah cahaya. Cara memperoleh makanannya dengan cara fotosintesis. Organ khusus pada Spirogyra yaitu Chloroplast silang berfilamen. Spirogyra Sp ditemukan di kolam air tawar yang jernih dalam massa yang sangat besar, biasanya hidup melayang di permukaan air.Di air tawar, kloroplas seperti pita spiral dan sebuah inti ditemukan di kolan air tawaryang jernih dalam massa yang sangat besar, biasanya hidup melayang di permukaan air (planktofit). Talus pada spirogyra merupakan filament tidak bercabang. Spirogyra bereproduksi dengan cara konjugasi, fragmentasi (pemutusan talus). Spirogyra dapat bereproduksi baik secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan aseksual dengan fragmentasi membentuk aplanosprora, akinet dan partenospora. Perkembangbiakan seksual secar konjugasi lateral dan konjungasi scalar (Tampubolon. 2015). Klasifikasi Spirogyra Sp yaitu : Kingdom : Plantae Divisio : Charophyta Class : Conjugatophyceae Ordo : Zygnematales Family Genus Spesies : Zygnemataceae : Spirogyra : Spirogyra Sp Spirogyra sp. merupakan alga berfilamen (filamentous algae) yang hidup mengapung bebas pada habitat air tawar. Penggunaan alga berfilamen dalam mengolah bahan organik limbah budidaya didasarkan atas capaian perkembangan biomassa yang cepat sebagai asumsi dari pemanfatan nutrien yang optimal, erta memiliki kemudahan dalam penanganan dan pemanenannya. Mengingat adanya kemampuan Spirogyra sp. dalam memanfaatkan nutrien dari hasil penguraian bakteri pada limbah cair, maka alga berfilamen ini akan dicobakan pada pengolahan limbah organik yang berasal dari kegiatan budidaya sidat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk untuk mengetahui potensi dari filamentous algae (Spirogyra sp.) sebagai agen bioremediasi dalam mereduksi kandungan bahan organik limbah budidaya sidat (Apriadi, 2014). Bentuk tubuh spirogyra adalah ganggang hijau yang berbentuk(memiliki benang). Spirogyra tersusun atas banyak sel atau multiseluler yang membentuk koloni sel. Struktur sel penyusun identik sangat sama antar satu dengan lainnya. Struktur sel spirogyra memiliki inti yang terletak di tengah, sitoplasmanya terbungkus oleh dinding sel, serta memiliki vakuola yang besar. Lapisan gelatin yang tipis melindungi seluruh sel sehingga memberikan karakter tertentu pada Spirogyra. Pada siang hari, fotosintesis berlangsung cepat dan oksigen yang dihasilkan disimpan diantara filaman dan pada saat itu, Spirogyra akan naik ke permukaan air. Pada malam hari, oksigen dilarutkan kembali kedalam air. (Irawati dan Wahyu. 2015) Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang kesepuluh Giardia lamblia. Organ khususnya yaitu organ PVS, tetapi tidak memiliki mitokondria. Cara dia bergerak dengan cara 4 pasang flagel dan dapat memperoleh makanan dengan memakan glukosa. Giardia lamblia menyebabkan kondisi diare yang dikenal sebagai giardiasis. Habitatnya berada di tubuh makhluk hidup, dan juga di usus. Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba. Klasifikasi Giardia lamblia yaitu : Kingdom : Excavata Phylum : Metamonada Class : Trepomonadea Ordo : Giardiida Family : Giardiidae Genus : Giardia Spesies : Giardia lamblia Tropozoit Giardia lamblia berbentuk bilateral simetris seperti buah jambu monyet, bagian anterior tampak membulat dan bagian posterior meruncing. Ukuran panjangnya 10-20 mikron dengan diameter 7-10 mikron. Di bagian anterior terdapat sepasang inti berbentuk oval. Di bagian ventral anterior terdapat dua batang batil isap (parabasal) berbentuk seperti cakram cekung yang berfungsi untuk perlekatan di permukaan sel epithel usus. Tropozoit mempunyai 8 flagel, sehingga bersifat motil. Giardia lamblia tidak mempunyai mitokondria, peroxisome, hydrogenisomes, atau organel subseluler lain untuk metabolisme energi. (Soeprobowati, T. R. 2016) Giardia lamblia ditemukan di tanah, air makanan,atau permukaan yang telah terkontaminasi tinja dari manusia yang terinfeksi atau hewan. G.lamblia bisa berasal dari air yang terkontaminasi yang meliputi air yang tidak direbus, disaring, atau didesinfeksi dengan bahan kimia. (Brotowidjoyo. 2015.) Dalam siklus hidupnya, Giardia lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi.Setelah melewati gaster, kista menuju usus halus.Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8 jam.Trofozoit menempel pada mukosa duodenum dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya.Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar.Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses penderita giardiasis.Kedua hal tersebut dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis.Di luar tubuh manusia, Giardia lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan. (Soeprobowati, T. R.2016) Peranan protozoa bagi kehidupan, diantaranya: Protozoa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia yaitu Pertama, Radiolaria sp memiliki kemampuan yang endapan rangkanya digunakan untuk bahan penggosok dan pengkilap logam. Kedua, Foraminifera sp menghasilkan fosil yang dapat membentuk tanah globigerin sebagai penunjuk adanya sumber minyak bumi. Ketiga, Paramaecium sp memberikan indikator perairan tawar yang tercemar dan yang masih belum tercemar. Keempat, Stentor sp mengindikator perairan tawar yang tercemar. Kelima, Euglena merupakan komponen dari fitoplankton. Sedangkan Protozoa yang merugikan bagi kehidupan manusia yaitu Plasmodium vivax yang menyebabkan penyakit malaria tertiana dan Entamoeba histolctica yg menyebabkan penyakit disentri. Berdasarkan kajian literatur dapat ditemukan bahwa protozoa dibagi menjadi empat kelas, yaitu rhizopoda, cilliata, flagellata, dan sporozoa. Klasifikasi tersebut berdasarkan pada alat geraknya. Protozoa merupakan protista mirip hewan, yaitu organisme uniseluler eukariot yang memiliki karakteristik mirip hewan, seperti dapat bergerak dan mencerna makanan. (Marzain, M. 2018) E. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang protista (virtual lab) dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa: a. Ditemukan beragam spesies dari protista dalam praktikum ini yang memiliki beragam karakteristik dan peranan dalam kehidupan yang berasal dari beragam kingdom. Spesies yang ditemukan yaitu Amoeba proteus, Dinoflagellates, Volvox sp., Plasmodium falciparum, Euglena gracilis, Diatoms, Entamoeba histolytica, Paramecium caudatum, Spirogyra sp., dan Giardia lambia. b. Setisp spesies yang ditemukan memiliki karakteristik kunci yang berbeda-beda tiap spesiesnya. Perbedaan karakteristik tersebut disebabkan oleh perbedaan habibat, cara memperoleh makanan, organel-organel yang dimiliki, cara bergerak dan lainnya. Oleh karena itu, tiap spesies juga memiliki peranan yang berbeda baik positif ataupun negatif. c. Spesies-spesies dari protista memiliki peranan dalam ekologi dan kesehatan pada sistem biologi. Banyak dari spesies tersebut yang memiliki peranan positif untuk lingkungan dan manusia seperti dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan menjaga keseimbangan ekosistem tetapi ada juga yang memiliki peranan merugikan bagi manusia seperti parasit yang menyabkan penyakit sampai dengan kematian. d. Sistem klasifikasi tradisional ini meletakkan dasar-dasar klasifikasi dari spesies secara teratur dalam pemberian nama ilmiahnya. Dalam sistem ini, urutan takson sangat diperhatikan. Sedangakn sistem klasifikasi baru dikelompokan berdasarkan komponen dinding sel dan RNA ribosomnya. Protista sebagai kelompok paraphyletic yaitu kelompok yang terdiri dari semua keturunan leluhur terakhir yang sama dikurangi beberapa sub-kelompok monophyletic dari leluhur tersebut. Sarannya memastikan koneksi internet lancar agar mengakses website dengan lancar tanpa gangguan dalam praktikum virtual lab REFERENSI Apriadi, 2014. Mikroalga: potensi dan pemanfaatannya untuk produksi bio bahan bakar. Bogor : PT Penerbit IPB Press. Brotowidjoyo. 2015. Zoologi Dasar . Jakarta : Erlangga. Dewi, Rita: 2010. Distribusi Parasit Usus Protozoa di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Suplemen Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Vol 20. No. 1. Hal (9-18). Irawati dan Wahyu. 2015. Ragam Jenis Mikroalga Di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi Sma. Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Matsugana. 2017. Characterization of marine microalga, Scenedesmus sp. strain JPCCGA0024 toward biofuel production. Biotecnol Lett (2009) 31 :1367-1372. Marzain, M. 2018. Identifikasi Protozoa Usus pada hewan Avertebrata. Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 7 (3) Michael J. Pelczar, dkk. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarata: Universitas Indonesia. Nurhayati: 2010. Gambaran Infeksi Protozoa Intestinal Pada Anak Binaan Rumah singgah Amanah Kota Padang. Jurnal Penelitian Majalah Kedokteran Andalas. No.1. Vol.34. Hal (62-69). Stone. 2013. Biodiversity of Indonesia. Singapura : Tien Wah Press. Soeprobowati, T. R., & Hariyati, R. 2016. Biologi Protista. Kaloka Media: Ungaran. Tampubolon. 2015. Biodiversitas Alga Makro Di Lagun Pulau Pasige, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro. (Biodiversity macro algae in lagoon Pasige Island, Tagulandang District, Sitaro Regency). Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Volume 2. Ubaidillah, R. 2016. Manajemen Bioregional Jabodetabek: profil dan strategi pengelolaan situ, rawa, dan danau. Bogor : Puslit Biologi LIPI. Widayati,. 2015. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan. jakarta LAMPIRAN Paramecium caudatum Entamoeba histolytica Amoeba Euglena Volvox Protista PASCA PRAKTIKUM 1. Apakah hipotesismu terbukti? Berikan penjelasan alasan mengapa hasilnya demikian. Jawab : Hipotesisnya terbukti, karena setiap protista memiki karakteristik kunci yang berbeda tiap spesiesnya. 2. Jenis protista yang berbeda bergerak dengan cara yang berbeda. Deskripsikan bagaimana mereka bergerak dan protista mana yang tidak bergerak. Jawab : Protista dapat bergerak dikarenakan memiliki alat gerak yang diklasifikasikan menjadi flagellata, cilliata, rhizopoda dan sporozoa. Flagellata merupakan rambut cambuk yang muncul dari dalam sel, berbentuk panjang dan mirip dengan ekor yang membantunya bergerak dalam air. Cilliata merupakan rambut getar yang tersebar hampir di seluruh permukaan tubuh terutama pada sekitar mulut. Rhizopoda adalah kaki semu atau pseudopodia yang terbuat dari sitoplasma dan diperkuat oleh mikrotubulus kaku. Protista yang tidak dapat bergerak adalah sporozoa karena tidak memiliki alat gerak. 3. Lokomosi adalah karakteristik umum dari hewan. Sementara tumbuhan dapat melakukan fotosintesis. Protista yang mana saja yang disebut mirip hewan, yang mirip tumbuhan dan yang mirip hewan dan tumbuhan? Karakteristik apa yang menyebabkan dia disebut begitu. Jawab : Protista mirip tumbuhan dikatakan mirip tumbuhan sebab memiliki karakteristik mirip tumbuhan yaitu memiliki klorofil dan bersifat autrotof. Protista mirip hewan dikatakan mirip hewan sebab bersifat heterotrof dan tidak memiliki klorofil. 4. Apa saja implikasi dan peranan masing-masing protista dalam praktikum ini bagi manusia dan bagi ekosistem? Berikan penjelasan dengan menggunakan dasar referensi dari jurnal bereputasi dan buku. Jawab : Protista memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia dan ekosistem, salah satu peranan yang menguntungkan bagi ekosistem yaitu sebagai fitoplankton dan produsen di ekosistem peraian, peranan menguntungkan bagi manusia yaitu digunakan sebagai obat-obatan, bahan makanan, dan bahan kosmetik. Peranan yang merugikan bagi ekosistem adalah parasit pada tanaman dan hewan, peranan merugikan bagi manusia adalah penyebab penyakit.