Uploaded by User78326

Alfa Nia 1908106120 D (3)

advertisement
ACARA PRAKTIKUM KE-4
Protista (Virtual Lab)
Alfa Nia
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
email penulis: [email protected]
A. PENDAHULUAN
Protista merupakan organisme yang bersifat eukariotik, memiliki ukuran mikroskopis dan dapat berkembang biak secara
pembelahan biner dan fragmentasi. Selain dapat ditemukan di air laut, air tawar, atau menempel ditempat-tempat basah. Protista
dapat ditemukan dengan mudah di sekitar lingkungan masyarakat. Karena ukuran Protista terlalu kecil maka banyak orang yang
tidak menyadari kehadiran mereka. Dengan melakukan kegiatan praktikum mengenai protista siswa bisa dengan mudah
mengetahui lebih detail tentang protista. (Brotowidjoyo. 2015.)
Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan protista mirip
jamur (jamur lendir/slame mold). Bentuk tubuh organisme golongan protista amatlah beragam. Protista memiliki cara makan yang
berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam tiga kategori yaitu pertama, Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil
sehingga mampu berfotosintesis. Contohnya : Alga. Kedua, Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran
sel.Contohnya: Protozoa. Ketiga, Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari makanannya.
Contoh: jamur. (Brotowidjoyo. 2015.)
Protista mempunyai peranan yang beragam, baik bagi kepentingan manusia maupun bagi lingkungan. Salah satu peranan
bagi kepentingan manusia adalah sebagai bahan makanan. Beberapa protista telah dikenal luas di masyarakat dalam produk
produk sebagai bahan makanan atau sebagai bahan tambahan. Namun terkadang kita kurang menyadari kehadirannya. Sebagian
besar dari kita mungkin sudah tahu bahwa agar-agar dan nori berbahan rumput laut yang merupakan anggota kelompok
protista (algae). Namun mungkin produk lain seperti es krim, susu cair, yoghurt, keju, manisan, permen, selai atau minuman juga
mengandung bahan yang berasal dari algae. (Stone. 2013)
Protozoa membentuk suatu subkerajaan dari kerajaan protista dalam klasifikasi lima kerajaan makhluk-makhluk hidup
(Monera, Protista, Plantae, Fungi, dan Animalia). Protozao lebih primitive dari hewan. Beberapa protozoa mempunyai stadium di
dalam siklus hidupnya di mana tidak ada dinding-dinding sel diantara nukleit, dan beberapa spesies membentuk koloni-koloni
yang berenang sebagai satu unit dan berisi organisme somatic dan reproduktif yang kelihatannya berbeda. Protozoa berukuran
mikroskopik, hanya sedikit yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Beberapa flagelata berisi klorofil dan oleh beberapa dianggap
sebagai algae, banyak species protozoa yang tidak berwarna, berbeda dari yang hijau karena tidak mempunyai kromator, namun
kehilangan kromator itu dapat dibuat secara eksperimental (Michael, 2010).
Alga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan
dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar , batang, daun, dan sebagainya), karena itu, alga
pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus. Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan
karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla, dalam
taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri,
namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok
takson tersendiri (Mitchell, 2012).
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi bermacam-macam spesies dan kelompok taksonomi melalui gambar di
bawah mikroskop, menjelaskan karakteristik kunci beberapa protista, mendiskusikan pengaruh protista ekologi dan kesehatan
pada sistem biologi, serta membandingkan sistem klasifikasi tradisional dan baru yang memperlihatkan pemahaman protista
sebagai kelompok paraphyletic.
B. METODE
1. Alat Dan Bahan
a. Laptop
b. Hp
c. Amoeba Proteus
d. Dinoflagellates
e. Volvox globator
f. Plasmodium falciparum
g. Euglena gracilis
h. Diatom
i. Entamoeba hystolica
j. Paramecium caudatum
k. Spirogyra
l. Giardia lamblia
2. Prosedur kerja
a. Kunjungi website berikut: https://www.biol123online.com/protists.html hingga dapat dilihat tampilan seperti pada gambar
berikut ini.
b. Perhatikan Exercise I. Amati dan tinjau 10 set gambar dari slide mikroskop. Cocokkan gambar tersebut dengan nama spesies
atau genus yang ada dalam Protist list pada bagian atas gambar. Klasifikasikan masing-masing protista pada level taksonomi
yang tepat. Catat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan.
c. Perhatikan Exercise II. Simak video-video pendek tentang pergerakan protista. Identifikasi karakteristik morfologi khusus
dan sejarah hidup dari tiap jenis protista dan catat hasil pengamatanmu pada tabel hasil pengamatan. Telusuri karakteristik
yang dapat diamati organel khusus, cara bergerak, cara memperoleh energi, habitat umum, sifat sejarah hidup yang khusus,
bagaimana mereka hidup dan potensi implikasi pada manusia.
d. Perhatikan Exercise III. Pada bagian 1 identifikasi garis “keturunan kunci” pada tiap protista dan catat jawabanmu pada
tabel hasil pengamatan. Pada bagian 2, tulislah sebuah essay yang membandingkan sistem klasifikasi tradisional dan
klasifikasi baru.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Hasil Pengamatan Protista (Virtual Lab)
Exercise I.
No
.
Nama protista
Amoeba Proteus
1
Exercise II.
Organel
khusus
Cara gerak
Cara
memperoleh
energi
Menangkap
dengan
Gerakan
Membran
Locomotion
selnya yang
sel karena
fleksibel
kaki
fleksibel
untuk
palsu/Pseudop dengan
melakukan o dia
mengurung
aktivitasnya
mangsa lalu
melakukan
fagositosis
Habitat
Air tawar, di
tempat
lembab
dengan
kecukupan air
Exercise III.
Individu
/
Berkolon
i
Alone
atau
individu
Dampak
ekologi/
manusia
Amoeba
mampu
menahan
pertumbuha
n alga pada
suatu kolam,
namun
amoeba juga
dapat
membuat
manusia
terkena
penyakit,
yang paling
umum
adalah diare
Kunci
keturunan
eukariot
Dinoflagellates
2
Scintillons,
karena
memberika
n pigmen
mengkilau
cahaya
Swimming
with two
flagella. Flagel
yang
membujuri
melalukan
dorongan
dengan
Gerakan ke
depan.
(Dinoflagellata
) bersifat
fotosintesis,
membuat
makanannya
sendiri
menggunakan
energi dari
sinar matahari
(Dinoflagellata
)
dapat terjadi
di semua
Koloni
lingkungan
dan
akuatik: laut,
sendiri
payau, dan air
tawar,
termasuk di
salju atau es
Dinoflagellat
e (ledakan
populasi sel)
dapat
menyebabka
n perubahan
warna air
(dikenal
sebagai
pasang
merah) yang
dapat
memiliki
efek
berbahaya
pada
kehidupan
laut dan
budidaya di
sekitarnya.
Beberapa
spesies
dinoflagellata
menghasilkan
racun yang dapat
membunuh ikan
bersirip dan
udang serta
secara tidak
langsung ke
konsumen lain
Koloni
(Volvox
globator)
bergerak
melalui
lingkungan
mereka
dengan
gerakan
terkoordinasi
flagela sel
mereka
3
Orientasi
flagel yang
mengarah
keluar,
dengan sel
somatic
selubung
yang
membuatnya
seperti
rumah
4
Mengeluarkan
perekat yang
mencakup
membran
lengket dari
depan sel
Apikoplas,
yang
karena zat
kemudian
ini
mengandung ditarik ke
belakang
sekretori
melalui
racun
seolah-olah
kepada
otot aktin
inang
miosin
internal
untuk
mendorong
sel ke depan.
Volvox globator
Plasmodium falciparum
Spesies ini tidak
membahayakan
manusia, tetapi
pertumbuhannya
dapat
mengganggu
ekosistem
fotosintesis
Kolam, air
sawah, air
tawar,
danau, dan
sungai.
Koloni
Spesies ini
memperoleh
sebagian
besar
energinya
dari glukosa
darah
melalui
glikolisis,
Pada inang
nyamuk
dan darah
hewan
Bisa
berkoloni, Menyebabkan
bisa
penyakit malaria
soliter
Euglena gracilis
Flagel,
membantu
pergerakan
5
Spesies ini
bergerak
dengan
mengibaskan
flagelnya
seperti
baling-baling
helikopter
Exercise I.
No.
Koloni
bisa,
soliter
juga bisa
Produksi
oksigen dan bisa
dibuat
tambahan untuk
pakan ternak
kaya protein
Exercise II.
Nama protista
Organel
khusus
Cara gerak
Diatom
6
Fotosintesis
Air tawar
atau payau
yang
banyak
akan
kandungan
senyawa
organik
Chromatop
hore s dan
cangkang
silika
meluncur
Cara
Habitat
memperoleh
energi
Diatom
memiliki
molekul
penyerap
cahaya
(klorofil a dan
c) yang
mengumpulk Air tawar
an energi dari
matahari dan
mengubahny
a menjadi
energi kimia
melalui
fotosintesis.
Exercise III.
Individu/
Berkoloni
Dampak
ekologi/
manusia
Produksi
oksigen, bisa
dibuat untuk
produk
saringan.
Bisa soliter Golongan
maupun
diatom.
berkoloni Formaninifera
dapat menjadi
deteksian
cadangan
minyak bumi
Kunci
keturunan
eukariot
Entamoeba hystolica
7
mitosom
Paramecium caudatum
8
Spirogyra
9
Memiliki
banyak
vakuola
yang
mempresent
asik an
setiap
sistem kerja
hidupnya
secara
fisiologi.
pseudopodia
Fagositosis
Usus
mamalia
Dengan cilia
Fagositosis,
makanan
(mangsa
masuk ke
bagian oral
phore)
Air Tawar
yang kaya
bahan
organik
Spesies ini
membentuk
filamen
panjang, dan
lengkungan
Chloroplast dan
Dengan
lengkungan
silang
fotosintesis
berfilamen filamen inilah
yang
memungkinkan
protista ini
bergerak,
meskipun
Air laut
Soliter
Penyakit
disentri
Soliter, dan Dapat dijadikan
indicator
bias juga
pencemaran
dengan
lingkungan
berkoloni
Koloni
Produksi
oksigen dan
bahan untuk
produk
protein sel
tunggal
perlahan,
untuk
menyesuaikan
diri ke arah
cahaya.
Giardia lamblia
10
PVS, tetapi
tidak
memiliki
mitokondria
Bergerak
dengan 4
pasang flagel
Memakan
glukosa
Di tubuh
makhluk
hidup,
dan juga
di usus
Menyebabkan
Soliter, tapi
kondisi diare
membutuhkan
yang dikenal
sesamanya
sebagai
juga
giardiasis
PROTISTA VIRTUAL LAB
Exercise III. Part 2
Write a brief essay (~250 words) on the difference between the two classification
systems below. Be sure to include the reasons for the "new" system and include
morphological and genetic evidence for new phylogeny
Protista adalah polifiletik, tidak ada batas khusus, mereka adalah sekelompok
besar terstruktur. Garis yang dirangkai dalam gambar diagram pohon silsilah
mewarnai cabang protista menjadi dominan. Protista adalah jembatan dari antara
Jamur, Tanaman dan Hewan dengan golongan bakteria. Secara penyampaian, dua
bagan jalan protista dibagi menjadi dua area. Seolah mirip tumbuhan (Memiliki
kloroplas) dan hewan (Tidak ada). Namun terlalu singkat untuk menyimpulkan. Di
setiap cabangnya banyak karakteristik. Amoebozoa dikatakan adalah garis nenek
moyang diantara para hewan. Bagian primitive lainnya seperti Giardia lamblia yang
tidak memiliki mitokondria dimasukkan kepada excavate, tetapi amitokondtriot tidak
selamanya milik excavate. Karena bagian amoebozo ex: Entamoeba hystolitica tidak
memiliki mitokondria juga ada. Amoeba proteus termasuk kedalam kelompok
eukaryote dan reproduksinya dilakukan dengan pembelahan langsung atau amitosis,
dalam pembelahan amitosis sel induk membagi diri secara langsung menjadi dua sel
anak. Dinoflagellates masuk kedalam klasifikasi Alveolata, reproduksi dari spesies ini
adalah secara seksual dan aseksual, secara aseksual biasanya mellaui pembelahan
mitosis yang khususnya pada dinoflagellata oseanik. Volvox globator, termasuk
kedalam kelompok eukaryote juga, reproduksi dari spesies ini dilakukan secara
aseksual dan terjadi pada garis ekuator, sel ini berkembang menjadi “germ cell” antara
kelompok individu jantan dan betina terbentuk pada koloni yang berebeda. Diatom
bereproduksi secara aseksual dan seksual, pada saat spesies itu bereproduksi secara
aseksual yaitu melalui mitosis, hipoteka, dan juga epitek memisah, spesies ini juga
termasuk kedalam kelompok eukaryote dan masuk ke dalam SAR. Plasmodium
falciparum, Euglena gracilis, Entamoeba hystolica, Paramecium caudatum, Spirogya,
dan Giardia lamblia juga termasuk kedalam kelompok eukaryote. Dari spesies yang
diamati, masuk ke dalam kelompok SAR Alveolates yaitu dinoflagellates dan
apicomplexans. Kelompok SAR terdiri dari Stramenopiles, Alveolates, dan Rhizarians.
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang protista (virtual lab)
yang bertujuan bertujuan untuk mengidentifikasi bermacam-macam spesies dan
kelompok taksonomi melalui gambar di bawah mikroskop, menjelaskan
karakteristik kunci beberapa protista, mendiskusikan pengaruh protista ekologi dan
kesehatan pada sistem biologi, serta membandingkan sistem klasifikasi tradisional
dan baru yang memperlihatkan pemahaman protista sebagai kelompok
paraphyletic.
Protista merupakan organisme yang bersifat eukariotik, memiliki ukuran
mikroskopis dan dapat berkembang biak secara pembelahan biner dan fragmentasi.
Selain dapat ditemukan di air laut, air tawar, atau menempel ditempat-tempat
basah. Protista dapat ditemukan dengan mudah di sekitar lingkungan masyarakat.
Karena ukuran Protista terlalu kecil maka banyak orang yang tidak menyadari
kehadiran mereka. Dengan melakukan kegiatan praktikum mengenai protista siswa
bisa dengan mudah mengetahui lebih detail tentang protista. (Brotowidjoyo. 2015.)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang pertama tentang Amoeba
Proteus. Amoeba mampu menahan pertumbuhan alga pada suatu kolam, namun
amoeba juga dapat membuat manusia terkena penyakit, yang paling umum adalah
diare. Organel khusus yang dimiliki amoeba terdapat Membran cell karena fleksibel
untuk melakukan aktivitasnya, Cara bergeraknya menggunakan Locomotion kaki
palsu sehingga amoeba dapat menghasilkan makanan dengan cara Menangkap
dengan Gerakan selnya yang fleksibel dengan mengurung mangsa lalu melakukan
fagositosis. Habitat amoeba di air tawar, di tempat lembab dengan kecukupan air.
Amoeba Proteus memiliki nukleus untuk mengatur seluruh kegiatan tubuhnya
ektoplasma yang tampak bening dan endoplasma yang lebih keruh dan bergranula.
Vakuola kontraktil yang berfungsi menampung zat sisa metabolisme yang tidak
berguna dan akan dibuang melalui permukaan, membran tubuh. Vakuola makanan
yang merupakan kantong-kantong dalam tubuhnya yang berfungsi mencerna
makanan yang telah berada dalam tubuh. Amoeba proteus berbentuk tidak tetap
(berubah-ubah) dan tidak mempunyai skeleton serta memiliki alat gerak berupa
kaki semu (atau biasa disebut Pseudopodia) (Irawati dan Wahyu. 2015). Klasifikasi
Amoeba Proteus Yaitu :
Kingdom
Phylum
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Amoebozoa
: Tubulinea
: Tubulinida
: Amoebidae
: Amoeba
: Amoeba proteus
Amoeba merupakan sebuah organisme uniseluler mikroskopis, ditemukan
pada tahun 1757 oleh Agust Johann Rosel von Rosenhof dari Jeerman. Dulunya,
Amoeba diberi nama ”Proteus” yang merujuk atau memiliki arti pada dewa Yunani
yang mampu mengubah bentuk. Kata “Amibe” yang berarti “berubah” dalam bahasa
Yunani digunakan untuk menamakan organisme ini oleh Bory de Saint-Vincent.
Amoeba proteus merupakan spesies yang termasuk kedalam kelompok Ameobozoa.
Amoebozoa adalah kelompok taksonomi utama yang berisi sekitar 2.400 spesies
yang telah dijelaskan dari protista amoeboid, sering memiliki pseudopodia tumpul,
seperti jari, dan krista mitokondria tubular (Dewi, 2010).
Perkembamgan dalam reproduksi amoeba merupakan pertumbuhan yang
sederhana, sel sebagai hasil pembelahan binary jadi sel yang penuh dengan kenikan
volume secara perlahan – lahan. Hewan ini bernapas dengan cara difusi,
Pengambilan makanan terjadi tanpa bantuan bagian bentuk mulut dan dapat terjadi
dibagian mana saja pada permukaan tubuh dimana makanan berupa protozoa yang
ditelang melalui permukaan tubuh yang membujur keluar. (Brotowidjoyo. 2015)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang kedua tentang
Dinoflagellates. Dinoflagellate (ledakan populasi sel) dapat menyebabkan perubahan
warna air (dikenal sebagai pasang merah) yang dapat memiliki efek berbahaya pada
kehidupan laut dan budidaya di sekitarnya. Beberapa spesies dinoflagellata
menghasilkan racun yang dapat membunuh ikan bersirip dan udang serta secara
tidak langsung ke konsumen lain. Organ khusus pada Dinoflagellate Scintillons,
karena memberikan pigmen mengkilau cahaya. Dinoflagellata bersifat fotosintesis,
membuat makanannya sendiri menggunakan energi dari sinar matahari serta
Dinoflagellata terdapat pada terjadi di semua lingkungan akuatik: laut, payau, dan air
tawar, termasuk di salju atau es.
Dinoflagellata atau Pyrrophyta yang terdiri dari sekitar 1.100 jenis, terutama
hidup di dalam air laut, walaupun beberapa jenis hidup di air tawar. Dinoflagellata
merupakan ganggang uniseluler yang motil, dengan ciri utama terdapat celah dan
alur di sebelah luar pembungkus yang melingkupi dinding sel.
Dinoflagellata dapat dilihat baik sebagai seperti tanaman dan seperti hewan,
klasifikasi bahwa semua dinoflagellata ialah anggota kerajaa Protista divisi
Dinophyta dan kelas Dinophyceae. Dinoflagellata kemudian diklasifikasikan ke dalam
banyak ordo genus dan spesies berdasarjan karakteristik seperti perilaku makan,
komposisi plat luar mereka anatomi dan fisiologi keseluruhan. (Nurhayati: 2010)
Pada umumnya dinoflagelata berukuran kecil hidup tunggal dan jarang
membentuk rantai. Sama halnya dengan Diatom, Dinoflagelata berkembang biak
melalui proses pembelahan. Beberapa Dinoflagelata seperti Noctiluca mampu
menghasilakan cahaya melalui proses Bioluminesense. Bila Noctiluca terdapat dalam
jumlah besar mereka dapat menyebabkan jalur ombak tampak bercahaya di malam
hari. Banyak Dinoflagelata seperti Noctiluca tidak dapat berfotosintesis. Anggota
Fitoplankton yang merupakan minoritas ialah berbagai alga hijau biru, Kokolitofor
dan Siliko flagelata. Cynophyceae lautan hanya terdapat dilaut tropik dan sering kali
membentuk filamen yang padat dan mewarnai laut (Soeprobowati, T. R.2016)
Alat gerak dinoflagellata berupa flagel, sebanya 2 buah, satu buah melingkar
sedangkun satu bagian lainnya berada di posterio. Ada juga flagel yang terletak di
bagian lateral. Bila flagel yang melingkar bergerak, maka sel akan berputar dan bila
flagel bagian posterior yang bergerak maka sel akan maju. Reproduksi dinoflagellata
kebanyakan dinoflagellata memperlihatkan reproduksi secara aseksual atau
pembelahan sel mitosis. Proses ini membagi organisme menjadi kembaran identik,
theca mereka mungkin pecah, terbagi pada tiap-tiap kembarannya, jadi tiap
kembaran menerima separuh dan meregenerasi separuhnya. Beberapa genera
tumbuh sebagai filament ketika sel mereka tidak terpisah setelah pembelahan.
Dinoflgellata dewasa bersifat haploid, jadi ketika reproduksi seksual dimulai, gamet
mengalami mitosis, mungkin tumbuh dengan atau tanpa dinding, terlihat sebagai
individu tua dalam versi kecil. Gamet jantan dan betina tidak jelas dibedakan, tetapi
dapat berenang bebas. Setelah penggabungan dua gamet, lalu menjadi zigot yang
aktif berenang, pada kondisi yang tidak menguntungkan, sel akan membentuk
hystrichosphere, ini adalah dorman kapsul yang melindungi dinoflagelata sampai
keadaan menguntungkan kembali (Soeprobowati, et al., 2016).
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang ketiga tentang Volvox
globator. Volvox globator tidak membahayakan manusia, tetapi pertumbuhannya
dapat mengganggu ekosistem. Organ khusus Volvox globator yaitu orientasi flagel
yang mengarah keluar, dengan sel somatic selubung yang membuatnya seperti
rumah. Koloni (Volvox globator) bergerak melalui lingkungan mereka dengan
gerakan terkoordinasi flagela sel mereka. Habitat Volvox globator terdapat pada
kolam, air sawah, air tawar, danau, dan sungai. Cara memperoleh makanan Volvox
globator dengan cara fotosintesis.
Volvox globator memiliki bentuk seperti bola berukuran kecil. Namun
sebenarnya bentuk Volvox bermacam-macam, ada yang seperti bola, bulat
memanjang, satu seperti sandal, bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Pada
percobaan kali ini Volvox ditemukan pada air selokan, air sumur, air, biakan, dan air
comberan.
Jika
dibandingkan
dengan Paramecium
caudatum, keberadaan
jumlah Volvox globator jauh lebih sedikit. Karena paramecium caudatum sangat
banyak ditemukan pada banyak air khususnya pada air biakan. Volvox globator ini
hidup di air tawar (Tampubolon. 2015.). Klasifikasi Volvox globator yaitu :
Kingdom : Plantae
Phylum :Chlorophyta
Class :Chlorophyceae
Order :Chlamydomonadales
Family :Volvocaceae
Genus :Volvox
Species :Volvox globator
Volvox globator diri atas ratusan sel yang digabungkan oleh suatu jalinan
plotoplasma. Sebagian sel-selnya mempunyai titik mata, chlorophyl, vakuola
kontraktil, dan dua flagella. Sel-sel tersebut disebut sel somatis. Spesies ini berbentuk
bola yang berongga dan rongga itu berisi bubur cair, pada dinding bagian luar
tertanam 3-17 ribu sel secara individu dan memiliki dua flagel pada setiap sisi
tubuhnya yang berfungsi sebagai pergerakan. Volvox globator berkembangbiak
secara seksual dan aseksual. Secara seksual dengan oogami dan secara aseksual
dengan pembelahan sel membentuk koloni anakan. (Tampubolon. 2015.)
Peran volvox di perairan yaitu membantu menguraikan sisa makanan,
produsen penting di perairan (fitoplankton) yang penting, menghasilkan bahan
industri dan bahan makanan yaitu: tanah diatom, algin, keragen, agar-agar, vitamin,
Sebagai plankton di dalam air tawar, dan protein dan beberapa jenis menghasilkan
racun. Racun dihasilkan secara ekstraseluler atau dilepaskan (Widayati,. 2015)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang keempat tentang
Plasmodium falciparum. Cara gerak spesies ini dengan cara mengeluarkan perekat
yang mencakup membran lengket dari depan sel yang kemudian ditarik ke belakang
melalui seolah-olah otot aktin miosin internal untuk mendorong sel ke depan.
Plasmodium falciparum memperoleh sebagian besar energinya dari glukosa darah
melalui glikolisis. Biasanya Plasmodium falciparum terdapat pada inang nyamuk dan
darah hewan.
Plasmodium falciparum merupakan species yang berbahaya karena penyakit
yang ditimbulkannya dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian.
Perkembangan aseksual dalam hati hanya menyangkut fase preritrosit saja; tidak ada
fase ekso-eritrosit.Bentuk dini yang dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang
berukuran ± 30 µ pada hari keempat setelah infeksi. Klasifikasi Plasmodium
falciparum yaitu :
Kingdom : Chromalveolata
Phylum
: Apicomplexa
Class
: Aconoidasida
Ordo
: Haemosporida
Family
: Plasmodiidae
Genus
: Plasmodium
Spesies
: Plasmodium falciparum
Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi lebih besar,
berukuran seperempat dan kadang-kadang setengah diameter eitrosit dan mungkin
dapat disangka parasit Plasmodium malariae.Sitoplasmanya dapat mengandung satu
atau dua butir pigmen.Stadium perkembangan siklus aseksual berikutnya pada
umumnya tidak berlangsumg dalam darah tepi, kecuali pada kasus berat
(perniseosa). (Dewi, Rita: 2010.)
Plasmodium falciparum berada di dalam kelenjar ludah nyamuk Anopheles
betina dalam bentuk sporozoit. Dan bila nyamuk ini menggigit manusia, sporozoit
akan memasuki sistem peredaran darah dan menginfeksi sel-sel hati. (Dewi, Rita:
2010.)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang kelima tentang Euglena
gracilis. Organ khususnya yaitu Flagel yang membantu pergerakan memperoleh
makanan dengan cara fotosintesis dan bergerak dengan mengibaskan flagelnya
seperti baling-baling helikopter. Produksi oksigen dan bisa dibuat tambahan untuk
pakan ternak kaya protein. Habitatnya di air tawar atau payau yang banyak akan
kandungan senyawa organik.
Euglena gracilis merupakan organisme eukariotik mikroskopik yang banyak
dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna hijau pada air kolam.
Keistimewaan organisme yang tergolong dalam Kingdom Protista ini adalah memiliki
ciri hewan maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan Euglena gracilis memiliki kloroplas
yang mengandung klorofil di dalam tubuhnya. Euglena gracilis juga memiliki alat
gerak berupa flagel (bulu cambuk) dan memiliki bintik mata sebagai fotoreseptor.
Euglenophytes dapat ditemukan di habitat air tawar dan melimpah di daerah ini,
seperti di kolam peternakan atau parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran
binatang. Untuk mendapatkan makanan, Protozoa menggunakan cara yang
bervariasi. Yang paling populer adalah membuat sendiri, mencuri, makan di sanasini, berburu dan menangkap dengan perangkap. Sebagian kecil Protozoa harus
bertindak seperti buruh tambang, dan beberapa diupah seperti teknisi spesial
(Matsugana. 2017). Klasifikasi Euglena gracilis yaitu :
Kingdom : Excavata
Phylum
: Euglenozoa
Class
: Euglenoidea
Ordo
: Euglenida
Family
: Euglenaceae
Genus
: Euglena
Spesies
: Euglena gracilis
Reproduksi pada Euglena dilakukan dengan pembelahan membujur pasangan.
Bagian inti menggunakan tempat dalam membran inti. Chromatin, dalam bentuk
pasangan helaian-helaian chromomeras pada tingkat vegetatif, bentuk-bentuk
pasangan chromomeras masing-masing yang bercabang membujur menjadi dua.
Endosome menjadi mengerut dalam dua, rata-rata dalam bagian yang sama. Tubuh
intranuclear juga terbagi menjadi dua. Tubuh mulai terbagi pada bagian akhir
anterior. Flagellum lama tetap menahan setengah, dimana flagellum yang baru
diperkuat oleh flagellum yang lain. Tiap kali divisi mengambil tempat ketika hewan
ini dalam kondisi encyst. Kadang-kadang euglenae ditemukan hampir telah
berbentuk bola dan dikelilingi oleh sebuah gelatinous penutup yang cukup tebal
dimana mereka telah dikeluarkan. (Matsugana. 2017)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang keenam tentang Diatom.
Diatom memiliki molekul penyerap cahaya (klorofil a dan c) yang mengumpulkan
energi dari matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia melalui fotosintesis.
Organ khususnya Chromatophore s dan cangkang silika. Diatom bisa soliter maupun
berkoloni. Produksi oksigen, bisa dibuat untuk produk saringan. Golongan diatom.
Formaninifera dapat menjadi deteksian cadangan minyak bumi. Habitatnya air
tawar.
Diatom adalah tumbuhan cell tunggal yang tergolong dalam kelas
Bacilariophyceae dari phylum Bacilariophyta. Diatom bisa terdiri dari satu cell
tunggal atau gabungan dari beberapa cell yang membentuk rantai. Biasanya terapung
bebas di dalam badan air dan juga kebanyakan dari mereka melekat (attach) pada
substrat yang lebih keras. Pelekatan diatom biasanya karena tumbuhan ini
mempunyai semacam gelatin (Gelatinous extrusion) yang memberikan daya lekat
pada benda atau substrat. Kita juga kadang menemukan beberapa diatom yang walau
sangat lambat tetapi punya daya untuk bergerak. (Marzain, M. 2018)
Diatom mudah dibedakan dari Dinoflagelata karena diatom hidup dalam suatu
kotak gelas yang unik dan tidak memiliki alat – alat gerak. Kotak ini terdiri dua
bagian ( epiteca dan hipoteca ) yang dinamakan katup ( valve ). Bagian yang
menyatukan kedua bagian ini disebut Girdle. Bagian hidup diatom terdapat dalam
kotak ini. Kotak terbuat dari silicon dioksida yaitu bahan utama pembuat gelas,
berhiaskan lubang – lubang besar kecil dengan pola – pola yang khas menurut
spesies Diatom.Adanya hiasan–hiasan ini menyebabkan Diatom popular diantara
mereka.yang dalam pekerjaannya menggunakan mikroskop konvensional atau
mikroskop elektronik. (Ubaidillah, R. 2016)
Berdasarkan yang telah dilakukan yang ketujuh tentang Entamoeba hystolica.
Organ kuhus pada Entamoeba hystolica mitosom sedangakan spesies ini bergerak
menggunakan pseudopodia dengan cara memperoleh dengan cara fagositosis.
Habitat spesies ini di usus mamalia, dampak ekologi atau manusianya penyakit
disentri.
Entamoeba Histolytica merupakan kelompok rhizopoda yang bersifat
pathogen dan menyebabkan penyakit diare amoeba. Diare seperti ini biasanya
disertai dengan darah dan lender akibat infeksi Entamoeba Histolytica. Klasifikasi
Entamoeba Histolytica yaitu :
Kingdom : Amoebozoa
Phylum
: Archamoebae
Class
: Entamoebea
Family
: Entamoebidae
Genus
: Entamoeba
Spesies
: Entamoeba histolytica
Entamoeba histolytica memiliki ciri-ciri morfologi bentuk memadat mendekati
bulat, ukuran 10-20 µm, kista matang memiliki 4 buah inti entamoba, tidak dijumpai
lagi eritrosit di dalam sito-plasma, kista yang belum ma-tang memiliki glikogen
(chromatoidal bodies) berbentuk seperti cerutu. Entamoeba histolytica hidup di
dalam liang usus manusia, menyebabkan kerusakan jaringan pada usus dan
diare.Entamoeba hartmani hidup di dalam liang usus manusia. Entamoeba histolytica
biasanya hidup sebagai bentuk minuta di rongga usus besar manusia, berkembang
biak secara belah pasang, kemudian dapat membentuk dinding dan berubah menjadi
bentuk kista. Kista dikeluarkan bersama tinja (Nurhayati, 2010).
Entamoeba Histolytica merupakan protozoa parasit anaerob, bagian genus
Entamoeba. Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. histolytica diperkirakan
menulari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Banyak buku yang menyatakan
bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi protozoa ini. Namun sumber lain
menyatakan setidaknya 90% dari infeksi ini adalah karena spesies Entamoeba kedua
yaitu E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing bisa menjadi transit infeksi, tetapi
tidak ada bukti mengenai kontribusi nyata untuk terjadinya penularan dari kedua
hewan ini. (Apriadi, 2014)
Entamoeba Histolytica, dapat menyebabkan penyakit infeksi seperti penyakit
usus amuba atau disentri amuba yang di sebabkan oleh protozoa ini. Penyakit infeksi
yang disebabkan oleh protozoa ini merupakan penyakit disentri parah dimana
kontaminasi ini dapat terjadi dikarenakan sistem pembuangan air kotor dan tinja
tidak dikelola dengan baik sehingga dapat mencemari makanan dan minuman. Selain
itu perilaku tidak mencuci tangan dengan menggunakan sabun setelah buang air
besar dan penanganan makanan yang belum memenuhi aspek sanitasi makanan
menyebabkan mikroorganisme penyebab diare leluasa menginfeksi host (manusia).
(Apriadi, 2014)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang kedelapan tentang
Paramecium caudatum. Memiliki banyak vakuola yang mempresentasik an setiap
sistem kerja hidupnya secara fisiologi. Bergeraknya dengan cilia dan memperoleh
makananannya fagositosis makanan (mangsa masuk ke bagian oral phore).
Paramecium caudatum dapat ditemukan pada air kolam, tergolong hewan
bersel satu yang tubuhnya besar. Dapat terlihat dengan mata biasa sebagai titik yang
bergerak-gerak. Jika dilihat di bawah mikroskop, bentuknya kelihatan seperti sandal.
Seluruh permukaan tubuhnya penuh dengan rambut getar (cilia), yang merupakan
ciri utama kelas Ciliata dan ordo Holotrichida. Gerakan rambut getar ini
menyebabkan hewan sandal ini dapat berenang cepat di dalam air. Jika hewan
tersebut bergerak, bagian ujung tubuhnya yang tumpul selalu terdapat di depan,
sedangkan ujung tubuh yang lancip selalu berada di bagian belakang. Dekat bagian
tubuh yang lancip terdapat lekukan ke dalam yang merupakan lubang mulut sel yang
di sebelah dalamnya berhubungan dengan suatu corong, berakhir dengan rongga
makanan. Paramaecium berkembang biak dengan jalan pembelahan diri dan
konjugasi (Nurhayati: 2010.). Klasifikasi Paramecium caudatum yaitu :
Kingdom : Chromalveolata
Phylum
: Ciliophora
Class
: Oligohymenophorea
Ordo
: Peniculida
Family
: Parameciidae
Genus
: Paramecium
Spesies
: Paramecium caudatum
Paramecium caudatum ini berkembangbiak dengan cara membelah diri dan
konyugasi. Pada pembiakan membelah diri inti mikro terbelah menjadi dua bagian,
yang terbagi menjadi dua bagian tadi masing-masing bergerak kearah ujung sel
yang berbeda arah / berlawanan arah, pada inti mikro membelah melintang
menjadi dua bagian corong makanan dan rongga yang berdenyut yang kedua
terbentuk juga dan disertai terjadinya lengkukan melintang yang membagi tubuh
menjadi dua bagian yang sama besar. (Widayati,. 2015)
Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki
makronuklesus satu, mikronukleus satu atau lebih, dimana mikronukleus berfungsi
sebagai alat reproduksi dan mikronekleus sebagai konjugasi . Habitat Paramecium
pada air tawar yang berenang. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada
permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan
makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat
Vakuola makanan banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah.
(Widayati,. 2015)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang kesembilan tentang
Spirogyra. Spirogyra membentuk filamen panjang, dan lengkungan dan lengkungan
filamen inilah yang memungkinkan protista ini bergerak, meskipun perlahan, untuk
menyesuaikan diri ke arah cahaya. Cara memperoleh makanannya dengan cara
fotosintesis. Organ khusus pada Spirogyra yaitu Chloroplast silang berfilamen.
Spirogyra Sp ditemukan di kolam air tawar yang jernih dalam massa yang
sangat besar, biasanya hidup melayang di permukaan air.Di air tawar, kloroplas
seperti pita spiral dan sebuah inti ditemukan di kolan air tawaryang jernih dalam
massa yang sangat besar, biasanya hidup melayang di permukaan air (planktofit).
Talus pada spirogyra merupakan filament tidak bercabang. Spirogyra bereproduksi
dengan cara konjugasi, fragmentasi (pemutusan talus). Spirogyra dapat
bereproduksi baik secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan aseksual
dengan fragmentasi membentuk aplanosprora, akinet dan partenospora.
Perkembangbiakan seksual secar konjugasi lateral dan konjungasi scalar
(Tampubolon. 2015). Klasifikasi Spirogyra Sp yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisio : Charophyta
Class
: Conjugatophyceae
Ordo
: Zygnematales
Family
Genus
Spesies
: Zygnemataceae
: Spirogyra
: Spirogyra Sp
Spirogyra sp. merupakan alga berfilamen (filamentous algae) yang hidup
mengapung bebas pada habitat air tawar. Penggunaan alga berfilamen dalam
mengolah bahan organik limbah budidaya didasarkan atas capaian perkembangan
biomassa yang cepat sebagai asumsi dari pemanfatan nutrien yang optimal, erta
memiliki kemudahan dalam penanganan dan pemanenannya. Mengingat adanya
kemampuan Spirogyra sp. dalam memanfaatkan nutrien dari hasil penguraian
bakteri pada limbah cair, maka alga berfilamen ini akan dicobakan pada pengolahan
limbah organik yang berasal dari kegiatan budidaya sidat. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk untuk mengetahui potensi dari
filamentous algae (Spirogyra sp.) sebagai agen bioremediasi dalam mereduksi
kandungan bahan organik limbah budidaya sidat (Apriadi, 2014).
Bentuk tubuh spirogyra adalah ganggang hijau yang berbentuk(memiliki
benang). Spirogyra tersusun atas banyak sel atau multiseluler yang membentuk
koloni sel. Struktur sel penyusun identik sangat sama antar satu dengan lainnya.
Struktur sel spirogyra memiliki inti yang terletak di tengah, sitoplasmanya
terbungkus oleh dinding sel, serta memiliki vakuola yang besar. Lapisan gelatin
yang tipis melindungi seluruh sel sehingga memberikan karakter tertentu pada
Spirogyra. Pada siang hari, fotosintesis berlangsung cepat dan oksigen yang
dihasilkan disimpan diantara filaman dan pada saat itu, Spirogyra akan naik ke
permukaan air. Pada malam hari, oksigen dilarutkan kembali kedalam air. (Irawati
dan Wahyu. 2015)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yang kesepuluh Giardia
lamblia. Organ khususnya yaitu organ PVS, tetapi tidak memiliki mitokondria. Cara
dia bergerak dengan cara 4 pasang flagel dan dapat memperoleh makanan dengan
memakan glukosa. Giardia lamblia menyebabkan kondisi diare yang dikenal sebagai
giardiasis. Habitatnya berada di tubuh makhluk hidup, dan juga di usus.
Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran
pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun
1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia
intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan
manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing, burung, sapi,
berang-berang, rusa dan domba. Klasifikasi Giardia lamblia yaitu :
Kingdom : Excavata
Phylum : Metamonada
Class
: Trepomonadea
Ordo
: Giardiida
Family : Giardiidae
Genus
: Giardia
Spesies : Giardia lamblia
Tropozoit Giardia lamblia berbentuk bilateral simetris seperti buah jambu
monyet, bagian anterior tampak membulat dan bagian posterior meruncing.
Ukuran panjangnya 10-20 mikron dengan diameter 7-10 mikron. Di bagian
anterior terdapat sepasang inti berbentuk oval. Di bagian ventral anterior
terdapat dua batang batil isap (parabasal) berbentuk seperti cakram cekung yang
berfungsi untuk perlekatan di permukaan sel epithel usus. Tropozoit mempunyai
8 flagel, sehingga bersifat motil. Giardia lamblia tidak mempunyai mitokondria,
peroxisome, hydrogenisomes, atau organel subseluler lain untuk metabolisme
energi. (Soeprobowati, T. R. 2016)
Giardia lamblia ditemukan di tanah, air makanan,atau permukaan yang
telah terkontaminasi tinja dari manusia yang terinfeksi atau hewan. G.lamblia
bisa berasal dari air yang terkontaminasi yang meliputi air yang tidak direbus,
disaring, atau didesinfeksi dengan bahan kimia. (Brotowidjoyo. 2015.)
Dalam siklus hidupnya, Giardia lamblia mengalami 2 stadium, yaitu
stadium trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista
stadium infektif yang keluar ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya
kista dari air minum dan makanan yang terkontaminasi atau dapat juga melalui
kontak individu merupakan awal dari infeksi.Setelah melewati gaster, kista
menuju usus halus.Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi
terjadi melalui pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8 jam.Trofozoit
menempel pada mukosa duodenum dengan menggunakan sucking disc yang
dimilikinya.Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar.Stadium
trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses penderita giardiasis.Kedua hal
tersebut dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis.Di luar
tubuh manusia, Giardia lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam
lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan. (Soeprobowati, T. R.2016)
Peranan protozoa bagi kehidupan, diantaranya: Protozoa yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia yaitu Pertama, Radiolaria sp memiliki
kemampuan yang endapan rangkanya digunakan untuk bahan penggosok dan
pengkilap logam. Kedua, Foraminifera sp menghasilkan fosil yang dapat
membentuk tanah globigerin sebagai penunjuk adanya sumber minyak bumi.
Ketiga, Paramaecium sp memberikan indikator perairan tawar yang tercemar
dan yang masih belum tercemar. Keempat, Stentor sp mengindikator perairan
tawar yang tercemar. Kelima, Euglena merupakan komponen dari fitoplankton.
Sedangkan Protozoa yang merugikan bagi kehidupan manusia yaitu Plasmodium
vivax yang menyebabkan penyakit malaria tertiana dan Entamoeba histolctica yg
menyebabkan penyakit disentri.
Berdasarkan kajian literatur dapat ditemukan bahwa protozoa dibagi
menjadi empat kelas, yaitu rhizopoda, cilliata, flagellata, dan sporozoa. Klasifikasi
tersebut berdasarkan pada alat geraknya. Protozoa merupakan protista mirip
hewan, yaitu organisme uniseluler eukariot yang memiliki karakteristik mirip
hewan, seperti dapat bergerak dan mencerna makanan. (Marzain, M. 2018)
E. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang protista (virtual lab)
dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa:
a. Ditemukan beragam spesies dari protista dalam praktikum ini yang memiliki
beragam karakteristik dan peranan dalam kehidupan yang berasal dari
beragam kingdom. Spesies yang ditemukan yaitu Amoeba proteus,
Dinoflagellates, Volvox sp., Plasmodium falciparum, Euglena gracilis, Diatoms,
Entamoeba histolytica, Paramecium caudatum, Spirogyra sp., dan Giardia lambia.
b. Setisp spesies yang ditemukan memiliki karakteristik kunci yang berbeda-beda
tiap spesiesnya. Perbedaan karakteristik tersebut disebabkan oleh perbedaan
habibat, cara memperoleh makanan, organel-organel yang dimiliki, cara
bergerak dan lainnya. Oleh karena itu, tiap spesies juga memiliki peranan yang
berbeda baik positif ataupun negatif.
c. Spesies-spesies dari protista memiliki peranan dalam ekologi dan kesehatan
pada sistem biologi. Banyak dari spesies tersebut yang memiliki peranan positif
untuk lingkungan dan manusia seperti dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan
menjaga keseimbangan ekosistem tetapi ada juga yang memiliki peranan
merugikan bagi manusia seperti parasit yang menyabkan penyakit sampai
dengan kematian.
d. Sistem klasifikasi tradisional ini meletakkan dasar-dasar klasifikasi dari spesies
secara teratur dalam pemberian nama ilmiahnya. Dalam sistem ini, urutan
takson sangat diperhatikan. Sedangakn sistem klasifikasi baru dikelompokan
berdasarkan komponen dinding sel dan RNA ribosomnya. Protista sebagai
kelompok paraphyletic yaitu kelompok yang terdiri dari semua keturunan
leluhur terakhir yang sama dikurangi beberapa sub-kelompok monophyletic
dari leluhur tersebut.
Sarannya memastikan koneksi internet lancar agar mengakses website dengan lancar
tanpa gangguan dalam praktikum virtual lab
REFERENSI
Apriadi, 2014. Mikroalga: potensi dan pemanfaatannya untuk produksi bio bahan bakar.
Bogor : PT Penerbit IPB Press.
Brotowidjoyo. 2015. Zoologi Dasar . Jakarta : Erlangga.
Dewi, Rita: 2010. Distribusi Parasit Usus Protozoa di Kabupaten Hulu Sungai Utara
Kalimantan Selatan. Suplemen Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Vol 20. No. 1. Hal (9-18).
Irawati dan Wahyu. 2015. Ragam Jenis Mikroalga Di Air Rawa Kelurahan Bentiring
Permai Kota Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi Sma. Jurnal
Exacta, Vol. X No. 1
Matsugana. 2017. Characterization of marine microalga, Scenedesmus sp. strain
JPCCGA0024 toward biofuel production. Biotecnol Lett (2009) 31 :1367-1372.
Marzain, M. 2018. Identifikasi Protozoa Usus pada hewan Avertebrata. Jurnal Kesehatan
Andalas Vol. 7 (3)
Michael J. Pelczar, dkk. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarata: Universitas Indonesia.
Nurhayati: 2010. Gambaran Infeksi Protozoa Intestinal Pada Anak Binaan Rumah
singgah Amanah Kota Padang. Jurnal Penelitian Majalah Kedokteran Andalas.
No.1. Vol.34. Hal (62-69).
Stone. 2013. Biodiversity of Indonesia. Singapura : Tien Wah Press.
Soeprobowati, T. R., & Hariyati, R. 2016. Biologi Protista. Kaloka Media: Ungaran.
Tampubolon. 2015. Biodiversitas Alga Makro Di Lagun Pulau Pasige, Kecamatan
Tagulandang, Kabupaten Sitaro. (Biodiversity macro algae in lagoon Pasige Island,
Tagulandang District, Sitaro Regency). Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Volume 2.
Ubaidillah, R. 2016. Manajemen Bioregional Jabodetabek: profil dan strategi pengelolaan
situ, rawa, dan danau. Bogor : Puslit Biologi LIPI.
Widayati,. 2015. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan. jakarta
LAMPIRAN
Paramecium
caudatum
Entamoeba
histolytica
Amoeba
Euglena
Volvox
Protista
PASCA PRAKTIKUM
1. Apakah hipotesismu terbukti? Berikan penjelasan alasan mengapa hasilnya
demikian.
Jawab : Hipotesisnya terbukti, karena setiap protista memiki karakteristik kunci
yang berbeda tiap spesiesnya.
2. Jenis protista yang berbeda bergerak dengan cara yang berbeda. Deskripsikan
bagaimana mereka bergerak dan protista mana yang tidak bergerak.
Jawab : Protista dapat bergerak dikarenakan memiliki alat gerak yang
diklasifikasikan menjadi flagellata, cilliata, rhizopoda dan sporozoa. Flagellata
merupakan rambut cambuk yang muncul dari dalam sel, berbentuk panjang dan
mirip dengan ekor yang membantunya bergerak dalam air. Cilliata merupakan
rambut getar yang tersebar hampir di seluruh permukaan tubuh terutama pada
sekitar mulut. Rhizopoda adalah kaki semu atau pseudopodia yang terbuat dari
sitoplasma dan diperkuat oleh mikrotubulus kaku. Protista yang tidak dapat
bergerak adalah sporozoa karena tidak memiliki alat gerak.
3. Lokomosi adalah karakteristik umum dari hewan. Sementara tumbuhan dapat
melakukan fotosintesis. Protista yang mana saja yang disebut mirip hewan, yang
mirip tumbuhan dan yang mirip hewan dan tumbuhan? Karakteristik apa yang
menyebabkan dia disebut begitu.
Jawab : Protista mirip tumbuhan dikatakan mirip tumbuhan sebab memiliki
karakteristik mirip tumbuhan yaitu memiliki klorofil dan bersifat autrotof.
Protista mirip hewan dikatakan mirip hewan sebab bersifat heterotrof dan tidak
memiliki klorofil.
4. Apa saja implikasi dan peranan masing-masing protista dalam praktikum ini bagi
manusia dan bagi ekosistem? Berikan penjelasan dengan menggunakan dasar
referensi dari jurnal bereputasi dan buku.
Jawab : Protista memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan bagi
manusia dan ekosistem, salah satu peranan yang menguntungkan bagi ekosistem
yaitu sebagai fitoplankton dan produsen di ekosistem peraian, peranan
menguntungkan bagi manusia yaitu digunakan sebagai obat-obatan, bahan
makanan, dan bahan kosmetik. Peranan yang merugikan bagi ekosistem adalah
parasit pada tanaman dan hewan, peranan merugikan bagi manusia adalah
penyebab penyakit.
Download