ANALISIS PRODUK PADA UMKM PISANG KEJU H.KADAP GUNUNG SARI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian II yang dibimbing oleh Mardatillah, S.Psi., M.Si., M.S.I. Disusun Oleh: Humairoh (142.16.020) Irma Darma Yanti (142.16.023) Nirmalasari (142.16.030) S1 MANAJEMEN (PAGI) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MADANI BALIKPAPAN TAHUN 2019/2020 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis Indonesia merupakan negara agraris, tanah yang subur dengan hamparannya yang hijau. Hal tersebut sangat mendukung Indonesia untuk meningkatkan hasil produksi hasil pertanian. Namun hasil produksi bisa berkualitas rendah karena adanya pengaruh krisis perekonomian yang menurun. Maka untuk menjaga agar kualitas dan komoditas hasil pertanian (pisang) tetap tinggi maka perlu adanya pengolahan pemanfaatan hasil yang lebih luas dan kaya akan ide-ide atau gagasan baru salah satunya yaitu dengan mengolahnya menjadi produk pisang keju yang berkualitas. Dengan melihat perkembangan zaman yang semakin maju sekarang ini kebutuhan manusia akan gizi semakin meningkat setiap manusia membutuhkan makanan yang bergizi untuk menjamin kesehatannya. Kesempatan bagi kita untuk membuat usaha makanan kecil (ringan), dengan banyak orang yang suka makanan-makanan kecil (ringan) juga menyehatkan dipercaya dapat memberikan keuntungan yang besar bagi UMKM ini. Selain itu dengan melakukan sedikit inovasi terhadap makanan ini, maka kami rasa peluang usaha ini untuk ke depannya juga cukup menjanjikan dan untuk bahan bakunya sendiri bisa dengan mudah di dapatkan. Usaha atau yang bisa disebut dengan istilah kewirausahaan menurut Peggy A. Lambin dan Charles R. Kuel entrepreneurship adalah tindakan yang membangun suatu value dari sesuatu yang tidak ada. Enterpreneurship merupakan proses untuk menangkap dan mewujudkan suatu peluang terlepas dari sumber daya yang ada, serta membutuhkan keberanian untuk mengambil resiko yang telah diperhitungkan. Secara umum, UMKM atau yang biasa dikenal dengan usaha kecil menengah merupakan sebuah istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha yang didirikan oleh pribadi. Yang termasuk usaha kecil dan menengah adalah semua pedagang kecil dan menengah, penyedia jasa kecil dan menengah, petani dan peternak kecil dan menengah, kerajinan rakyat dan industri kecil, dan lain sebagainya. Makanan merupakan produk utama dari sebuah usaha kecil menengah kuliner. Bisnis kuliner adalah jenis usaha yang menguntungkan, alasannya karena makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Bisnis kuliner pun punya banyak kategori, mulai dari makanan ringan (camilan), minuman, hingga makanan pokok. Semua kategpri dibisnis kuliner ini (camilan, minuman, makanan pokok) punya potensi yang sangat bagus. Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi yang cukup untuk menjaga kesehatan mereka. Semakin banyaknya UMKM yang bergerak di bidang makanan dapat mendorong persaingan di dunia produksi dan pemasaran produk agar mampu bertahan dan mampu menguasainya. Segala usaha ditempuh oleh para UMKM untuk menghadapi pesaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang di targetkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk memenangkan persaingannya ada beberapa strategi untuk menghadapi pesaingnya. Di dalam teori pemasaran ada strategi yang disebut bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan pemasarannya. Salah satu terpenting dalam bauran pemasaran adalah produk. Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, kegiatan, pengalaman, orang, tempat, organisasi dan ide. Jadi produk yang berupa tangible (langsung) maupun intangible (tidak langsung) yang dapat memuaskan pelanggan. Produk juga merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut. Dalam suatu usaha Produk merupakan kunci pokok karena tanpa adanya produk terlebih dahulu merupakan hal yang sulit bagi suatu usaha menetapkap harga, mengadakan promosi penjualan, dan mendistribusikannya. Menurut Kotler dan Keller (2016:164), kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan. Kualitas produk memiliki suatu ketertarikan bagi konsumen dalam mengelola hubungan yang baik dengan perusahaan penyedia produk. Adanya hubungan timbal balik antara perusahaan/UMKM dengan konsumen akan memberikan peluang untuk mengetahui dan memahami apa yang menjadi kebutuhan dan harapan yang ada pada persepsi konsumen. Maka perusahaan penyedia produk dapat memberikan kinerja yang baik untuk mencapai kepuasan konsumen melalui cara memaksimalkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimalisir pengalaman yang kurang menyenangkan konsumen dalam mengkonsumsi produk. Apabila kinerja dari suatu produk yang diterima atau dirasakan sesuai dengan harapan konsumen, maka kualitas produk yang diterima atau yang dirasakan sesuai dengan harapan konsumen. Dalam menetapkan produk yang berkualitas artinya juga harus memikirkan resiko-resiko yang akan dihadapai dalam suatu usaha. Resiko dapat menjadi kendala bagi keberhasilan pemasaran produk yang akan berpengaruh terhadap laba. Apabila penerapan produk kurang tepat dan kecerobohan pihak manajemen dalam menerapkan kebijakan akan mengakibatkan kurangnya kepuasan konsumen dan tujuan perusahaan tidak tercapai. Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan produk tidak terjual dipasaran. Hal ini akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun akan terkena imbasnya. Selain itu kualitas produk ini juga menjadi perhatian dari segi produk yang diwujudkan melalui cara memproduksi produk dengan baik, bersih dan lezat. Apabila bahan baku dari pisang keju yang diterima tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka akan berdampak pada hasil/output dari produk tersebut yang selanjutnya akan berdampak pula pada kepuasan para pelanggan yang tidak puas akan produk yang dibeli. Pisang merupakan salah satu komoditas yang biasa diolah mejadi makanan yang beraneka ragam salah satunya adalah pisang keju. Walaupun pisang keju telah lama dikenal, namun distribusi pemasarannya masih dalam skala lokal akibatnya pisang keju kurang begitu dikenal oleh masyarakat. Masih jarang wisatawan yang memanfaatkan pisang untuk diolah menjadi pisang keju. Umumnya pisang diolah menjadi kue, pisang goreng biasa, dan lain sebagainya. Melihat peluang ini, kami berkeinginan mengembangkan pisang keju menjadi salah satu alternatif makanan ringan yang sehat ditengah maraknya makanan ringan yang disinyalir banyak mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan. Pisang mempunyai nilai karbohidrat yang tinggi juga mempunyai nilai gizi yang tinggi. Melihat fakta tersebut semakin memperkuat keinginan kami untuk menjalankan usaha pisang keju dengan melakukan inovasi pada produk pisang keju yaitu dengan rasa yang beraneka ragam, seperti rasa coklat, keju, nanas, srikaya, strawberry, atau kombinasi dari beberapa rasa. Sehingga lebih disukai oleh konsumen karena mempunyai banyak pilihan rasa. Produk pisang keju ini sangat tepat utuk memenuhi kebutuhan akan makanan ringan yang sehat karena kebutuhan konsumen yang semakin sadar dengan kesehatan dan sedang meluangkan perhatian yang banyak tentang jenis-jenis produk yang alami. Berdasarkan hasil wawancara dapat diperoleh bahwa pertama kali terbentuknya usaha PISANG KEJU H.KADAP berada di Banjarmasin yang akhirnya membuka cabang di Balikpapan dan telah mengembangkan produk pisang keju dengan desain yang menarik yakni banyaknya varian rasa yang sudah dipasarkan pada saat ini, karena untuk membuat produk tersebut dapat diminati oleh semua kalangan, maka dibuatlah beberapa varian rasa yang beragam agar dapat mengikuti selera dari setiap konsumen yang datang. Terdapat 7 varian rasa dalam usaha produk pisang keju ini yang membuat pisang keju lebih menarik, karena penentuan desain yang menarik juga menjadi salah satu perhatian usaha pisang keju yang ditawarkan, 7 varian rasa tersebut berasal dari jumlah anak yang dimiliki oleh pemilik pisang keju tersebut. Jadi, dapat disimpulkan dalam membuat UMKM salah satu yang diperlukan adalah kualitas produk yang terjamin, baik dari segi manfaat, rasa, tampilan dari produk itu sendiri, dan lain sebagainya yang harus dipertimbangkan secara matang oleh wirausahawan dalam membangun usahanya agar dapat berjalan lancar dan memperoleh keuntungan yang besar. Karena pentingnya produk yang berkualitas bagi keberhasilan suatu usaha, maka penulis memilih judul “ANALISIS PRODUK PADA UMKM PISANG KEJU H.KADAP GUNUNG SARI”. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara UMKM merintis usaha produk pisang keju sehingga diminati banyak orang. 1.3 Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian adalah untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai keberhasilan usaha produk pada PISANG KEJU H.KADAP. 1.4 Manfaat Penelitian A. Bagi UMKM Dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran pada usaha UMKM dalam memahami elemen produk yang merupakan bagian bauran pemasaran dan menerapkannya secara lebih baik. B. Bagi Pesaing Sebagai pertimbangan bagi pesaing agar mengetahui sejauh mana penerapan elemen produk itu digunakan sehingga dapat menunjukkan strategi menghadapi pesaing bisnis dan pemecahan masalah yang sama dengan penelitian ini. C. Membantu wirausaha untuk berfikir kritis dan obyektif atas bidang usaha yang akan di jalankan serta embantu meningkatkan keberhasilan para wirausaha. D. Manfaat utama yang ingin didapat dari usaha ini adalah menumbuhkan jiwa kreatifitas dan kewirausahaan. Selain itu, dengan adanya usaha ini diharapkan mampu mendatangkan nilai ekonomis yang tinngi. Usaha ini nanti akan menjadi salah satu upaya untuk memberikan inovasi berupa sumber makanan rasa baru bagi masyarakat, dengan bahan baku pisang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Produk merupakan elemen dasar dan penting dari bauran pemasaran, dikatakan penting karena dengan produk perusahaan dapat menetapkan harga yang sesuai, mendistribusikan dan menentukan komunikasi yang tepat untuk pasar sasaran. Produk diciptakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pendapat lain menurut Kotler dalam buku H.Abdul Manaf (2016:255) mengemukakan produk yaitu A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Product that are marketed include physical good, services, events, persons, places, properties, organization, information and ideas, yang artiya produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, kegiatan, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide. 2.2 Bauran Pemasaran Di dalam ruang lingkup pemasaran terdapat apa yang dinamakan dengan bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan serangkaian variabel pemasaran yang harus dikuasai dan dipahami oleh perusahaan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk lebih jelasnya mengenai definisi bauran pemasaran, berikut definisi dari ahli pemasaran yaitu : Definisi lain mengenai bauran pemasaran dikemukakan oleh Jerome Mc.Carthy dalam Kotler dan Keller (2016:47) yaitu various marketing activities into marketing-mixtools of four broad kinds, which he called the four P of marketing: product, price, place, and promotion. Berikut ini adalah elemen-elemen bauran pemasaran atau marketing mix menurut Jerome Mc.Charty yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2016:48) ada empat variabel dalam kegiatan bauran pemasaran yaitu: A. Produk (Product) Suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, agar produk yang dijual mau dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan konsumen. B. Harga (Price) Sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. C. Tempat (Place) Meliputi segala aktivitas perusahaan dalam membuat produk yang akan tersedia untuk konsumen sasaran. Tempat dapat dikatakan sebagai salah satu aspek penting dalam proses distribusi. Dalam melakukan distribusi selalin melibatkan produsen secara langsung, melainkan akan melibatkan pula pengecer dan distributor. D. Promosi (Promotion) “Promotion refers to activities that communicate the merits of the product and persuade target customers to buy it.” Maksud dari definisi tersebut adalah aktivitas yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi mengenai produk yang akan dijual kepada konsumen potensial. Selain untuk mengkomunikasikan informasi mengenai suatu produk, promosi juga digunakan sebagai sarana untuk membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk. Berdasarkan penjelasan mengenai marketing mix tersebut, maka diketahui bahwa marketing mix terdiri atas beberapa komponen. Marketing mix untuk produk barang lebih dikenal dengan 4P (Product, Price, Place, Promotion), Komponen yang terdapat di dalam marketing mix tersebut saling mendukung dan mempengaruhi satu sama lain dan komponen tersebut dapat menentukan permintaan dalam suatu bisnis. dengan menggunakan unsur-unsur bauran pemasaran tersebut maka perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif dari pesaing karena dengan penerapan bauran pemasaran yang efektif dan efisien maka suatu proses keputusan pembelian pun akan lebih memilih kepada produk perusahaan. 2.3 Bauran Produk Bauran produk merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya bauran produk yang baik, perusahaan dapat menarik konsumen untuk dapat berkunjung dan melakukan pembelian. Dengan adanya bauran produk yang baik, perusahaan akan mudah untuk mencapai tujuannya. Juga bagaimana perusahaan membuat keputusan yang tepat mengenai bauran produk yang dihasilkan pada saat ini maupun untuk masa mendatang. Berikut ini merupakan beberapa pengertian bauran produk menurut beberapa ahli: Menurut Kotler dan Keller (2016:402) mendefinisikan bauran produk adalah sebagai berikut: “Product mix (also called a product assortment) is the set of all products and items a particular seller offers for sale”. Sedangkan menurut James F. Engels yang dikutip oleh Farli Liwe (2013:2109) bauran produk yaitu: “Keragaman produk adalah kelengkapan produk yang menyangkut kedalaman, luas, dan kualitas produk yang ditawarkan, juga ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko”. Bauran produk suatu perusahaan terdiri dari lebar, panjang, kedalaman, dan konsistensi tertentu. 2.4 Kualitas Produk Produk merupakan inti dari sebuah kegiatan pemasaran karena produk merupakan output atau hasil dari salah satu kegiatan atau aktivitas perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar sasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada dasarnya dalam membeli suatu produk, seorang konsumen tidak hanya membeli produk, akan tetapi konsumen juga membeli manfaat atau keunggulan yang dapat diperoleh dari produk yang dibelinya. Oleh karena itu, suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain, salah satunya dari segi kualitas produk yang ditawarkan. Kualitas produk merupakan salah satu kunci persaingan diantara pelaku usaha yang ditawarkan kepada konsumen. Berikut ini merupakan pengertian kualitas produk menurut para ahli: Menurut American Society dalam buku Kotler dan Keller (2016:156) pengertian kualitas adalah sebagai berikut, “Quality is the totality of features and characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied needs”. Kotler dan Armstrong (2015:253) mendefinisikan kualitas produk sebagai berikut: “Product quality is the characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied customer needs”. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk dalam memenuhi keinginan konsumen. Keinginan konsumen tersebut diantaranya daya tahan produk, keandalan produk, kemudahan pemakaian, serta atribut bernilai lainnya yang bebas dari kekurangan dan kerusakan. 2.5 Atribut Produk Atribut Produk Menurut Kotler & Armstrong (2015: 253-254) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah sebagai berikut: A. Product Quality (Kualitas Produk) Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsifungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan operasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. B. Product Features (Fitur Produk) Fitur produk merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi persaingan. Menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing. C. Product Style and Desain (Gaya dan Desain Produk) Gaya semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu. Gaya mengedepankan tampilan luar dan membuat orang bosan. Gaya yang sensasional mungkin akan mendapat perhatian dan mempunyai nilai seni, tetapi tidak selalu membuat produk tertentu berkinerja dengan baik. Berbeda dengan gaya, desain bukan sekedar tampilan setipis kulit ari, tetapi desain masuk ke jantung produk. Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Gaya dan desain yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, memotong biaya produksi dan memberikan keunggulan bersaing di pasar sasaran. Gaya dan desain yang baik juga akan berkontribusi terhadap tercapainya tujuan perusahaan. Karena keunggulan suatu produk menjadi senjata utama perusahaan untuk tetap dapat bertahan dan mencapai tujuan. 2.6 Penelitian Terdahulu Untuk menghindari adanya temuan-temuan yang sama maka penulis mencantumkan penelitian terdahulu untuk membedakan dengan penelitian yang ini : A. Judul : Analisis Produk Pada Perusahaan Roti “Kharisma” Di Pasar Kliwon, Surakarta Disusun Oleh KAMAL F.3200030 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret 2007 Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini sama-sama membahas mengenai analisis produk, yang membedakan penelitian terdahulu meneliti pada perusahaan dan membahas tentang produk lebih rinci, sedangkan penelitian ini fokus pada usaha UMKM. B. Judul : Strategi Pemasaran Produk Tortila Jagung (Studi Kasus UMKM KWT Kemuning II Desa Marga Catur, Kalianda) Disusun Oleh IRFAN MUHFI ALFIAN Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bandar Lampung 2017 Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi produk tortilla jagung di KWT Kemuning II Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas produk pada UMKM hanya saja yang membedakan penelitian terdahulu langsung membahas tentang strategi pemasarannya sedangkan penelitian ini baru membahas analisis dari produknya. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus (case study). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Penelitian studi kasus akan kurang kedalamannya bilamana hanya dipusatkan pada fase tertentu saja atau salah satu aspek tertentu sebelum memperoleh gambaran umum tentang kasus tersebut. Sebaliknya studi kasus akan kehilangan artinya kalau hanya ditujukan sekedar untuk memperoleh gambaran umum namun tanpa menemukan sesuatu atau beberapa aspek khusus yang perlu dipelajari secara intensif dan mendalam. Studi kasus yang baik harus dilakukan secara langsung dalam kehidupan sebenarnya dari kasus yang diselidiki. Walaupun demikian, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti, tetapi, juga dapat diperoleh dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut dengan baik. Dengan kata lain, data dalam studi kasus dapat diperoleh dari berbagai sumber namun terbatas dalam kasus yang akan diteliti. Secara ringkasnya yang membedakan metode studi kasus dengan metode penelitian kualitatif lainnya adalah kedalaman analisisnya pada kasus yang lebih spesifik (baik kejadian maupun fenomena tertentu). 3.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif, sumber data primer adalah penelitian yang melakukan tindakan dan anak yang menerima tindakan. Sedangkan sekunder berupa data hasil wawancara, observasi, dokumentasi serta triangulasi. A. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun. Sebelumnya wawancara dilakukan peneliti terhadap asisten dari pemilik usaha tentang produk pisang keju H. Kadap. B. Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan sifat penelitian karena mengadakan pengamatan secara langsung sehingga peneliti harus mencari data sendiri dengan terjun langsung atau mengamati dan mencari langsung ke beberapa informan yang telah ditentukan sebagai sumber data. Metode observasi ini peneliti memilih jenis observasi nonpartisipan adalah peneliti mengumpulkan data yang dibutuhkan tanpa menjadi bagian dari situasi yang terjadi. Peneliti memang hadir secara fisik ditempat kejadian, namun hanya mengamati serta melakukan pencatatan secara sistematis terhadap informasi yang diperolehnya. Hal ini agar memudahkan peneliti memperoleh data atau informasi dengan mudah dan leluasa. C. Dokumentasi Dokumentasi penelitian ini adalah berupa data produk yang terjual dalam sehari, dan data bahan baku pisang keju dalam sehari.