Uploaded by mutanndhu

CONTOH PENGEMBANGAN INSTRUMEN EFIKASI DIRI

advertisement
PENGEMBANGAN INSTRUMEN EFIKASI DIRI
A. Deskripsi Konseptual
Seseorang bertindak bergantung pada hubungan timbal balik dari perilaku,
lingkungan, dan kondisi kognitif, terutama faktor kognitif yang berhubungan dengan
keyakinan bahwa mereka mampu atau tidak mampu melakukan perilaku dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.1 Dengan demikian keyakinan seseorang dalam
bertindak akan mempengaruhi keberhasilan dalam menyelesaikannya karena dalam
keyakinan pada diri seseorang akan disertai bentuk tindakan, usaha yang dilakukan,
kekuatan menghadapi rintangan dan ketangguhan mengahadapi kemunduran.
Sebagaimana dijelaskan Bandura yang dikutif Feist, bahwa keyakinan manusia
mengenai efikasi diri menentukan bentuk tindakan yang mereka pilih untuk
dilakukan, seberapa besar usaha yang akan mereka lakukan, seberapa kuat mereka
bertahan dalam menghadap rintangan
dan kegagalan, serta seberapa tangguh
dalam menghadapi kemunduran.2
Kajian efikasi diri yang dikembangkan dalam teori sebagai kajian ilmiah
dijelaskan oleh Bandura bahwa mereka yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan
meningkatkan prestasi diri karena mereka menganggap sesuatu yang sulit sebagai
tantangan bukan untuk dihindari. Mereka akan menetapkan tujuan yang menantang
dan menjaga komitmen yang kuat untuk mencapainya.3 Dengan demikian efikasi diri
memiliki peran yang penting pada diri seseorang dalam mencapai suatu tujuan.
Berikut dijelaskan beberapa definisi efikasi diri menurut para ahli.
Jess Feist dan Gregory J. Fesit, Theories of Personality terjemahan oleh Smita Prathita Sjahputri
(Jakarta: Salemba Humanika, 2014), p. 211.
2
Ibid., p. 212
3
Albert Bandura, “Self-Efficacy,“ Encyclopedia of Human Behavior, Vol. 4, New York: Academic
Press 1998, p. 2. Tersedia: http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1994 EHB.pdf (diakses 7
Desember 2015)
1
Definisi efikasi diri menurut Bandura adalah keyakinan seseorang akan
kemampuan diri dalam melaksanakan tindakan yang akan berpengaruh pada
kehidupan mereka.4 Selanjutnya Bandura juga menjelaskan bahwa keyakinan pada
kemampuan akan mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan,
memotivasi diri dan bertindak. Berdasarkan penelitian efikasi diri memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap motivasi seseorang dan pencapaian tujuan.5
Efikasi diri juga sebagai keyakinan diri berupa kepercayaan seseorang dalam
kemampuannya melakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas,
seperti ditegaskan oleh Greenberg dan A. Baron, efikasi diri adalah keyakinan
individu pada kemampuan diri dalam melaksanakan tugas tertentu dengan berhasil.6
Selanjutnya menurut Barry J. Zimmerman, Sebastian Bonner, and Robert Kovach
mengemukakan bahwa efikasi diri merupakan sejauh mana seseorang merasa
mampu
dan
berhasil
melaksanakan
tugas
tertentu,
seperti
kemampuan
memecahkan masalah keilmuan. 7
Menurut Schunk yang dikutip Bayraktar, efikasi diri merupakan penilaian
individu atas kemampuannya untuk melaksanakan tindakan tertentu. Selanjutnya
menurut Ormrod yang dikutip Bayraktar, bahwa efikasi diri merupakan kepercayaan
bahwa seseorang memiliki kekuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan efikasi
diri yang tinggi, seseorang akan menetapkan tujuan yang menantang, percaya
bahwa mereka akan mencapai tujuan, berani mengambil risiko, dan yakin dengan
kemampuan mereka.8
Ibid.
Albert Bandura, Exercise of Personal and Collective Efficacy in Changing Societies dalam SelfEfficacy in Changing Societies (Cambridge: Cambridge University Press, 2009), pp. 2-3
6
Jerald Greenberg and Robert A. Baron, Behavior in Organization (New Jersey: Prentice Hall, 2003),
p. 88.
7
Barry J. Zimmerman, Sebastian Bonner, and Robert Kovach, Developing Self-Regulated Learners
Beyond Achievement to Self-Efficacy (Washington: American Psychological Associalion, 1996),
p.140.
4
5
Sebagai suatu keyakinan terhadap kinerja disampaikan oleh Albert Bandura
dalam bukunya Self Efficacy yang menyatakan bahwa efikasi diri didefinisikan
sebagai keyakinan seseorang tentang kemampuan diri mereka untuk menghasilkan
tingkat kinerja yang ditetapkan berpengaruh pada kehidupan mereka. Keyakinan
pada diri sendiri akan menentukan bagaimana orang merasa, berpikir, memotivasi
diri dan berperilaku.9 Selanjutnya menurut Santrock, efikasi diri merupakan
keyakinan akan kemampuan diri dalam menguasai suatu situasi dan menghasilkan
akhir yang diinginkan.10
Efikasi diri merupakan kepercayaan bahwa “saya bisa”,
siswa dengan efikasi diri yang tinggi akan mendukung pernyataan “saya tahu bahwa
saya akan mampu mempelajari materi di kelas ini” dan “saya berharap saya mampu
malakukan aktivitas ini dengan baik”.11 Menurut Dale Schunk yang dikutip Santrock,
siswa dengan efikasi diri rendah akan menghindari banyak tugas belajar, terutama
tugas yang sulit. Sebaliknya siswa dengan efikasi diri tinggi akan bersemangat
mengerjakan tugas belajar dengan mengerahkan upaya dan bertahan lama dalam
mengerjakan tugas.12
Keyakinan efikasi tersebut menghasilkan efek yang beragam melalui empat
proses utama yaitu kognitif, motivasi, afektif dan selektif.13
(1) Proses kognitif,
keyakinan efikasi pada proses kognitif ditentukan pola pikir pencapaian tujuan ke
depan. Penetapan tujuan ditentukan oleh penilaian diri terhadap kemampuan,
semakin kuat efikasi diri semakin tinggi tujuan yang ditetapkan dan semakin tinggi
pula komitmen untuk mencapai tujuan tersebut. (2) Proses motivasi, keyakinan
Ayşegül Bayraktar, “Nature of Interactions during Teacher-Student Writing Conferences, Revisiting
the Potential Effects of Self-Efficacy Beliefs,” Eurasian Journal of Educational Research, Issue 50,
2013, p. 66.
9
Albert Bandura, Ibid.
10
John W. Santrock, Perkembangan Anak, terjemahan oleh Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti
(Jakarta: Erlangga, 2007), p.265.
11
Ibid.
12
Ibid.
13
Albert Bandura, Exercise of Personal and Collective Efficacy in Changing Societies dalam Selfefficacy in Changing Societies (Cambridge: Cambridge University Press, 2009), pp. 5-10.
8
efikasi berkontribusi pada motivasi melalui beberapa cara: menentukan tujuan bagi
diri sendiri, seberapa besar usaha yang dikeluarkan, berapa lama bertahan dalam
menghadapi kesulitan, dan ketahanan dalam menghadapi kegagalan. Ketika
dihadapkan pada rintangan dan kegagalan, jika tidak percaya kemampuan diri maka
usahanya akan berkurang atau cepat menyerah tetapi mereka yang memiliki
keyakinan yang kuat dalam kemampuan akan berusaha lebih kuat ketika mereka
gagal untuk menguasai tantangan. (3) Proses afektif, keyakinan seseorang pada
kemampuan dapat mengatasi tingkat stres dan depresi pada situasi yang sulit dan
mengancam. Efikasi diri yang dirasakan memainkan peran yang penting dalam
mengontrol kecemasan dimana individu yang percaya diri dapat mengatasi berbagai
situasi yang mengancam dan tidak merasa cemas dengan ancaman yang dihadapi.
Dengan adanya peningkatan efikasi diri maka kecemasan pada diri seseorang akan
berkurang dan digantikan sikap positif.
memungkinkan
orang
menciptakan
(4) Proses selektif, Proses efikasi
lingkungan
yang
menguntungkan
dan
mengontrol atas orang-orang yang mereka temui sehari-hari. Orang menghindari
aktivitas dan lingkungan yang mereka percaya melebihi kemampuan untuk
mengatasinya. Tapi mereka siap melakukan kegiatan menantang dan memilih
lingkungan yang mampu dikelola. Dengan pilihan yang mereka tentukan, akan
menumbuhkan berbagai kompetensi, kepentingan, dan jaringan sosial yang
menentukan program hidup mereka.
Efikasi diri seseorang digambarkan oleh Schwarzer dan Renner yang dikutip
Fathiyah, dalam paradigmanya menguraikan bahwa ada 3 dimensi yang
menggambarkan efikasi diri pada seseorang. Dimensi tersebut adalah: (1)
Keyakinan untuk bertahan, yaitu keyakinan seseorang untuk tetap melaksanakan
tugas dalam segala situasi dan kondisi. (2) Keyakinan untuk meningkatkan
kemampuan, yaitu keyakinan untuk dapat mempelajari suatu kemampuan tertentu
dalam segala situasi dan kondisi. (3) Keyakinan untuk mengendalikan diri.14
Pernyataan serupa tentang dimensi efikasi diri diperkuat oleh Baron dan Greenberg
mengemukakan tiga komponen dasar efikasi diri, yaitu: (1) besarnya, tingkat
keyakinan individu dapat melaksanakan, (2) kekuatan, keyakinan seseorang bahwa
ia mampu menyelesaikan tugas, (3) generalitas, luasnya jangkauan efikasi diri atau
luasnya situasi dan tugas lain.15
Menurut Bandura
dan Schunk, yang dikutip Santrock, efikasi diri dan
pencapaian membaik ketika individu menentukan tujuan yang spesifik, terfokus, dan
menantang. Selanjutnya disertai perencanaan untuk mencapai tujuan dan
melakukan evaluasi untuk menentukan tujuan di masa yang akan datang. Tujuan
yang tidak spesifik dan kabur adalah “saya ingin sukses”, sedangkan tujuan yang
konkret dan spesifik adalah “saya ingin mendapat peringkat yang baik di akhir
semester”.
Individu
dapat
menetapkan
tujuan
jangka
penjang
dan
untuk
mencapainya ditetapkan tujuan jangka pendek. Selanjutnya tujuan yang menantang
adalah komitmen untuk memperbaiki diri disertai dengan minat dan upaya yang
kuat.16
Selanjutnya menurut Bandura yang dikutip oleh Quigley, efikasi diri
didasarkan pada tiga dimensi, yaitu: (1) Magnitude, yaitu mengacu tingkat kesulitan
yang diyakini seseorang nampu dikerjakan, (2) Strength, berhubungan dengan
keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk melaksanakan tugas tertentu. (3)
Generality, mengacu pada sejauh mana keberhasilan dan kegagalan dalam tugas
atau perilaku mempengaruhi tugas atau perilaku yang lainnya.17
Kartika Nur Fathiyah, “Konseling Kesehatan untuk Peningkatan Efikasi Diri Remaja Terhadap
Risiko Kesehatan,” Paradigma, Januari 2006, No. 01, Vol. 1, Th. 2006, p. 41.
15
Greenberg and Baron, loc. cit.
16
Santrock, loc. cit.
14
Menurut Barry J. Zimmerman yang dikutip Bandura, sejumlah sifat unik dari
konstruk efikasi diri yang tersirat dalam metodologi penilaian. Pertama, efikasi diri
melibatkan penilaian dari kemampuan untuk melakukan tindakan daripada kualitas
pribadi seperti karakteristik fisik seseorang atau sifat-sifat psikologis.
Kedua,
keyakinan efikasi adalah multidimensi bukan disposisi tunggal. Ketiga, efikasi diri
tergantung konteks. Keempat efikasi diri, berkaitan dengan dimensi kekuatan
mereka pada penguasaan kinerja daripada kriteria normatif atau lainnya.18
Menurut Bandura yang dikutip Feist, peningkatan atau penurunan tingkat
efikasi diri dipengaruhi salah satu atau kombinasi dari empat sumber: (1)
pengalaman menguasai sesuatu, (2) modeling sosial, (3) persuasi sosial, (4) kondisi
fisik dan sosial.19 Selanjutnya dijelaskan: (1) pengalaman menguasai sesuatu.
Secara umum, keberhasilan dalam performa akan meningkatkan ekspektasi
seseorang
mengenai
kemampuan,
sedangkan
kegagalan
akan
cenderung
menurunkan penilaian terhadap kemampuan diri. Hal ini mempunyai enam dampak
yaitu: pertama, performa yang berhasil akan meningkatkan efikasi diri secara
proporsional dengan kesulitan dari tugas tersebut. Kedua, tugas yang diselesaikan
dengan baik oleh diri sendiri akan akan lebih efektif daripada yang diselesaikan oleh
orang lain. Ketiga, kegagalan sangat mungkin menurunkan efikasi diri ketika
seseorang sudah memberikan usaha terbaik mereka, sedangkan jika kegagalan
dikarenakan yang bersangkutan belum berusaha secara maksimal kurang
mempengaruhi tingkat efikasi diri. Keempat, kegagalan dalam keadaan tekanan
emosi yang tinggi tidak terlalu merugikan diri dibandingkan dengan kegagalan dalam
kondisi maksimal. Kelima, kegagalan sebelum mengukuhkan rasa menguasai
Marian Quigley, Information Security and Ethics: Social and Organizational Issues (Hershey: IRM
Press, 2005), p. 33.
18
Barry J. Zimmerman, Self-efficacy and Educational Development dalam Self-efficacy in Changing
Societies (Cambridge: Cambridge University Press, 2009), pp. 203-204.
19
Feist, op. cit., pp. 213-216.
17
sesuatu akan lebih berpengaruh buruk pada rasa efikasi diri daripada kegagalan
setelahnya. Keenam, kegagalan akan berdampak ringan terhadap efikasi diri,
terutama pada mereka yang mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap
kesuksesan. (2) Modeling sosial, efikasi diri meningkat pada saat mengobservasi
pencapaian orang lain yang memiliki kompetensi yang setara, namun akan
berkurang ketika melihat rekan sebaya mengalami kegagalan. (3) Persuasi sosial,
dampak dari sumber ini relatif terbatas, tetapi di bawah kondisi yang tepat, persuasi
dari orang lain dapat menurunkan atau meningkatkan efikasi diri. Kata-kata atau
kritik dari sumber terpercaya mempunyai daya yang lebih efektif dalam
meningkatkan efikasi diri. Selain itu efikasi diri melalui persuasi sosial lebih efektif
apabila kegiatan yang ingin didukung untuk dicoba dalam jangkauan perilaku
seseorang. (4) Kondisi fisik dan sosial, emosi yang kuat biasanya akan mengurangi
performa, dan saat seseorang mengalami ketakutan kuat, kecemasan yang akut,
dan tingkat stres yang tinggi, kemungkinan akan mempunyai ekspektasi efikasi yang
rendah.
Berdasarkan kajian di atas maka dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah
keyakinan diri yang dimiliki oleh siswa akan kemampuan dalam mengorganisasi dan
melaksanakan tindakan yang meliputi magnitude
(tingkat kesulitan tugas) yang
terdiri dari: mengerjakan sesuatu yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, pilihan
tindakan yang dilakukan; strength (tingkat kekuatan) yang terdiri dari: keyakinan
yang kuat mencapai tujuan, keyakinan dalam melaksanakan pekerjaan; generality
(keadaan yang umum) yang terdiri dari: penguasaan kemampuan khusus,
penguasaan kemampuan pada berbagai bidang.
B. KONSTRUK DAN KISI-KISI INSTRUMEN
a. Definisi Konseptual
Efikasi diri adalah keyakinan diri yang dimiliki oleh siswa akan kemampuan dalam
mengorganisasi dan melaksanakan tindakan yang meliputi magnitude
(tingkat kesulitan
tugas) yang terdiri dari: mengerjakan sesuatu yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, pilihan
tindakan yang dilakukan; strength (tingkat kekuatan) yang terdiri dari: keyakinan yang kuat
mencapai tujuan, keyakinan dalam melaksanakan pekerjaan; generality (keadaan yang
umum) yang terdiri dari: penguasaan kemampuan khusus, penguasaan kemampuan pada
berbagai bidang.
b. Definisi Operasional
Efikasi diri merupakan keyakinan diri yang dimiliki oleh siswa akan kemampuan
dalam mengorganisasi dan melaksanakan tindakan meliputi magnitude (tingkat kesulitan
tugas) yang terdiri dari: mengerjakan sesuatu yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, pilihan
tindakan yang dilakukan; strength (tingkat kekuatan) yang terdiri dari: keyakinan yang kuat
mencapai tujuan, keyakinan dalam melaksanakan pekerjaan; generality (keadaan yang
umum) yang terdiri dari: penguasaan kemampuan khusus, penguasaan kemampuan pada
berbagai bidang. Tingkat efikasi diri tercermin dari hasil pengukuran berupa skor yang
diperoleh melalui jawaban responden dari seperangkat angket dengan menggunakan skala
penilaian yang diberikan kepada siswa SMK Negeri di DKI Jakarta. Skor tersebut diperoleh
berdasarkan jawaban siswa atas 39 butir pernyataan yang menunjukkan kuat lemahnya
efikasi diri siswa dalam mengorganisir dan melaksanakan tindakan. Instrumen efikasi diri
merupakan skala dengan lima alternatif jawaban, pernyataan positif bobot penilaiannya
bergerak dari 1,2,3,4,5 dan pernyataan negatif bobot penilaiannya bergerak dari 5,4,3,2,1.
Analisis data menggunakan skor total dengan menjumlahkan skor tiap butir pernyataan dari
hasil pengukuran yang diperoleh melalui jawaban responden.
c.
Kisi-Kisi Instrumen Efikasi Diri
Tabel 3.8. Kisi-Kisi Instrumen Efikasi Diri
Dimensi
Indikator
Nomor Butir
Positif
Magnitude
(tingkat
kesulitan
tugas),
Strength
(tingkat
kekuatan)
Generality
(keadaan
yang
umum).
Mengerjakan
sesuatu yang
memiliki tingkat
kesulitan tinggi
Pemilihan tindakan
yang dilakukan
Keyakinan yang
kuat mencapai
tujuan
Keyakinan dalam
melaksanakan
pekerjaan
Penguasaan
kemampuan
khusus
Penguasaan
kemampuan pada
berbagai bidang
Jumlah
Negatif
Jumlah
C. INSTRUMEN PENELITIAN
No
Pernyataan
Magnitude (Tingkat Kesulitan Tugas)
Mengerjakan sesuatu yang memiliki tingkat kesulitan tinggi
1.
Saya menyerah saat dihadapkan pada tugas yang sulit dikerjakan
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
2.
Motivasi saya saat mendapatkan soal ujian dari guru yang sulit
dikerjakan
(1) Sangat tidak terpacu
(4) Terpacu
(2) Tidak terpacu
(5) Sangat terpacu
(3) Kurang terpacu
3.
Saya berani menghadapi pekerjaan/tugas yang penuh tantangan
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
4.
Kesulitan yang tinggi dalam menyelesaikan tugas mendorong saya
mencobanya
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
5.
Dihadapkan pada materi pelajaran yang sulit dipahami mendorong
saya mempelajarinya
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
6.
Saya menyerah saat dihadapkan pada persoalan yang sulit
diselesaikan
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
7.
Saya yakin dapat mengerjakan semua tugas yang sulit dari guru
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
8.
Saya menyerah menyelesaikan tugas tanpa bantuan teman
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
9.
Saya kesulitan mengatasi hambatan dalam belajar
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
Pemilihan tindakan yang dilakukan
10. Saya percaya terhadap jawaban sendiri saat mengerjakan soal ujian
tanpa pengaruh orang lain
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
11. Saya membagi waktu dengan baik antara belajar dengan kegiatan
lainnya
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
12. Saya bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dimengerti
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
13. Saya mengulang kembali materi yang telah dijelaskan guru
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
14. Saya mengabaikan kesempatan bertanya pada guru di kelas
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
15. Saya berusaha keras dalam setiap mengerjakan tugas yang sulit
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
16. Saya belajar dengan serius saat menghadapi ujian
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
Strength (Tingkat Kekuatan)
Keyakinan yang Kuat Mencapai Tujuan
17.
Saya yakin dapat mencapai prestasi yang baik dalam belajar
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
18.
Saya yakin dapat membahagiakan orang tua
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
19.
Hasil pekerjaan yang telah saya lakukan dapat diterima orang lain
dengan baik
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
20.
Saya mampu mencapai tujuan setelah lulus nanti
(1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Pernah
(5) Selalu
(3) Jarang
21. Saya yakin dapat mencapai keberhasilan dalam setiap pekerjaan
(1) Tidak pernah
(2) Pernah
(3) Jarang
Dan seterusnya.....
(4) Sering
(5) Selalu
Download