Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Anggaran Dana Desa (Studi Kasus Pada Desa Sabulira Toba Kecamatan Ratolindo Kabupaten Tojo Una-una) [email protected] [email protected] [email protected] 1Jurusan Moh.Rizki, Abdul Kahar, Jamaluddin Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Tadulako, Palu ABSTRACT Moh. Rizki.CH L, C 301 13 132. Analysis of Community Participation in the Village Fund Budget Planning Process (Typical Study in Sabulira Toba Village, Ratolindo District, Tojo Una-una District), guided by Abdul Kahar as Supervisor 1 and Jamaludin as mentor 2. The purpose of this study was to analyze community participation in village fund budget planning activities. This research method uses a descriptive case study with a qualitative approach which is located in Sabulira Toba Village, Ratolindo District, Tojo Una-Una Regency. The informants used in the study were village and community officials. Based on the research results, it was found that the village apparatus and the community helped each other in planning the village budget for Sabulira Toba. as well as village officials carry out budget stages in accordance with existing regulations. As for the Sabulira Toba village government, it follows the regulations of Law No. 6 of 2014 so that planning, development, and supervision are more focused on the welfare of the village community, especially Sabulira Toba village. Keywords: Community Participation, Deliberation, Village Fund Budget. ABSTRAK Moh. Rizki.CH L, C 301 13 132. Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Anggaran Dana Desa ( Studi Khasus Pada Desa Sabulira Toba Kecamatan Ratolindo Kabupaten Tojo Una-una), dibimbing oleh Abdul Kahar selaku Pembimbing 1 dan Jamaludin selaku pembimbing 2. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis partisispasi masyarakat dalam kegiatan perencanaan anggaran dana desa. Metode penelitian ini menggunakan studi kasus deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertempat di Desa Sabulira Toba Kecamatan Ratolindo Kabupaten Tojo Una-Una. Adapun informan yang digunakan dalam penelitian adalah perangkat desa dan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa perangkat desa dan masyarakat saling membantu dalam melakukan perencanaan anggaran dana desa Sabulira Toba. dan juga perangkat desa melakukan tahap-tahap anggaran sesuai dengan regulasi yang ada. Adapun juga Pemerintah desa Sabulira Toba mengikuti peraturan Undang-undang No 6 Tahun 2014 sehingga perencanaan, pembangunan, dan pengawasan lebih terarah untuk mensejaterahkan masyarakat desa khususnya desa Sabulira Toba. Kata Kunci: Partasipasi Masyarakat, Musyawarah, Anggaran Dana Desa. 1 A. PENDAHULUAN Partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan masyarakat secara langsung atau aktif dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, pemeliharaan/pemanfaatan serta pengembangan atau perluasan hasilnya. Dalam partisipasi masyarakat secara langsung harus melibatkan masyarakat itu sendiri khususnya masyarakat yang berada di desa tersebut. Hal ini menandakan bahwa antara aparat desa dan masyarakat saling membantu dalam proses perencanaan anggaran dana desa. Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dan narasumber (Tokoh Masyarakat) keaktifan masyarakat dalam proses perencanaan anggaran dana desa yang ada di desa Sabulira Toba masih sangatlah kurang di karenakan berbagai alasan masyarakat yang bermacam-macam seperti lambatnya datangnya surat ataupun pemberitahuan dari perangkat desa dan juga beberapa dari masyarakat memiliki kendala waktu untuk disesuaikan dengan jadwal rapat yang telah ditentukan, seperti adanya masyarakat yang bekerja di kebun ataupun kesibukan lainnya. Dalam hasil wawancara peneliti dan narasumber yaitu Tokoh Masyarakat yang sempat di wawancarai oleh peneliti, kelompok masyarakat terbagi dari beberapa Dusun yaitu Dusun 1 samapai Dusun 4 dalam hal ini perangkat desa pun membuat surat untuk di bagikan ke dusun-dusun agar para masyarakat hadir dalam proses perencanaan anggaran dana desa. Karena perangkat desa menginginkan penggalian gagasan dari masyarakat menengah hingga masyarakat kecil. Sehingga perangkat desa lebih memprioritaskan sekali kebutuhan masyarakat desa sehingga apa yang diinginkan masyarakat desa dapat seimbang dan tercapai dalam penganggaran dan perencanaan dana desa tersebut. B. TINJAUAN PUSTAKA B.1. Penelitian Terdahulu Penelitian lain dilakukan oleh I Made Adi Artana, Tedi Erviantono, Putu Eka Purnamaningsi (2013) tentang partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa) tahun anggaran 2012/2013 didesa Samerta Kaja Kecamatan Denpasar Timur, mengungkapkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam penyusunan APBDesa dimulai sejak tahap perencanaan, penyusunan dan pengesahan melalui penetapan peraturan desa tentang APBDesa. B.2. KERANGKA PEMIKIRAN Sejak berlakunya undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, pelaksanaan kewenangan desa diurus secara mandiri berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat. Kewenangan desa dimaksud, meliputi penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Penyelenggaraan kewenangan desa tersebut didasari oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa). Anggaran Pendapatan dan Belanja 2 Desa (APB Desa) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa. Berkaitan dengan itu maka APB Desa disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa). Rencana Kerja Pemerintah Desa merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). Penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa dilakukan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (MUSRENBANGDES) yang diikuti oleh pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa dan unsur Masyarakat Desa. Keterlibatan masyarakat dalam musyawarah Desa, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi, diharapkan akan terwujud tata kelola pemerintahan yang baik (Good governance). Kerangka pemikiran untuk “Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Proses perencanaan Anggaran Dana Desa”. (studi kasus di Desa Sabulira Toba Kec. Ratolindo Kab. Tojo Unauna). C. METODE PENELITIAN Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana metode ini digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Selain itu, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang di teliti. Instrumen dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen juga harus di validasi. D. HASIL DAN PEMBAHSAN D.1 Partisipasi Masyarakat dalam Proses Perencanaan Anggaran Dana Desa di Desa Sabulira Toba. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan anggaran dana desa di desa sabulira toba dapat berupa pikiran, inspirasi dan masukan guna dapat dijadikan sebagai acuan pelaksanaan pembangunan desa pada tahun yang akan datang. Dalam hal musrenbangdes sebagai ajang musyawarah untuk menentukan program pembangunan yang akan dilaksanakan untuk tahun berikutnya, masyarakat desa sabulira toba sangat berperan aktif dalam memberikan masukan dan inspirasi sesuai dengan kebutuhan yang ada di desa tersebut. Proses penyampaian aspirasi atau masukan dilakukan dengan cara rapat antar dusun yang dikenal dengan istilah musyawarah dusun (musdus), dimana dalam rapat tersebut dilakukan penggalian gagasan terhadap masyarakat untuk menjadi bahan acuan yang akan dimasukkan dalam dokumen RPJMDes yang nantinya akan menjadi acuan ke RKPDes dan APBDes. Dengan adanya keterlibatan dari masyarakat desa sabulira toba dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan maka hal ini akan meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah desa. Bentuk partisipasi masyarakat desa sabulira toba dalam proses perencanaan anggaran dana desa, yaitu : 1. Partisapasi dalam tahap perencanaan Partisipasi dalam tahap ini maksudnya masyarakat desa turut terlibat dalam proses penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan kepanitiaan dan anggaran pada suatu kegiatan/proyek. Masyarakat berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan 3 kritik melalui pertemuan – pertemuan yang diadakan seperti musyawarah dusun dan musyawarah desa. 2. Partisipasi dalam tahap pelaksanaan Partisipasi pada tahap ini maksudnya masyarakat desa turut terlibat dalam tahap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Masyarakat di desa tersebut memberikan bantuan berupa tenaga pada suatu pekerjaan tersebut. Adapun bentuk partisipasi dalam pelaksanaan masyarakat desa sabulira toba dengan membantu proses pembangunan taman kanak-kanak dan pengajian,gedung PKK, membangun saluran air dari gunung dll. 3. Partisipasi dalam tahap pemanfaatan Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu proyek setelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Pertisipasi masyarakat desa sabulira toba pada tahap ini seperti proyek di bidang pertanian dimana masyarakat desa diberikan bibit jagung oleh pemerintah desa untuk di kelola mulai dari proses penanaman sampai panen, yang membutuhkan tenaga dan biaya dari petani. D.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Sabulira Toba (RPJMDes) Pembentukan RPJMDes kepala desa sabulira toba menyusun tim yang berjumlah 7 orang atau 11. Tim tersebut terdiri dari: Pembina: kepala desa Ketua : sekertaris desa Sekertaris: kepala lembaga masyarakat Anggota : terdiri dari kepala-kepala Dusun dan masyarakat setempat. Berdasarkan hal ini mereka yang berjumlah 7 orang melaksanakan penyelarasan atau mengkaji kembali pada pembangunan kab/kota. Pengkajian tersebut terdiri dari: 1. 2. 3. 4. Penyelarasan data desa Penggalian gagasan masyarakat Penyusunan hasil pengkajian keadaan desa Setelah mengkaji atau menyelaraskan pada kab/kota tim yang terbentuk tadi melaporkan hasil tersebut kepada kepala desa sabulira toba. Isi hasil yang dilaporkan oleh tim yang berjumlahkan 7 orang tadi yaitu: 1. 2. 3. Data desa yang diselaraskan Data rencana atau progam pembangunan kab/kota yang akan masuk ke desa Data rencana program pembangunan kawasan pedesaan Rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan desa dari dusun dan kelompok masyarakat. Setelah melakukan pelaporan kepada kepala desa sabulira toba, tim yang terbentuk berjumlahkan 7 orang melakukan diskusi terarah. Yang dimaksud diskusi secara terarah ini adalah musyawarah desa atau disingkat Musdes. Dalam musdes ini 1. 2. 3. 4. 4 membahas tentang hasil yang akan menjadi dokumen RPJMDes desa sabulira toba. Adapun isi yang dimusyawarakan sebagai berikut: Laporan hasil pengkajian keadaan desa Prioritas rencana kegiatan desa dalam jangka waktu 6 tahun Sumber pembiyayaan rencana kegiatan pembangunan desa Rencana pelaksanaan kegiatan desa yang akan dilaksanakan oleh perangkat desa dan unsur masyarakat. Setelah melakukan musdes atau musyawara desa tim yang terbentuk berjumlahkan 7 orang mulai menyusun dokumen RPJMDes desa sabulira toba dan penyusunan tersebut melibatkan masyarakat desa sabulira toba. Setelah itu dokumen tersebut dimusyawarakan dan di tetapkan di balai desa sabulira toba. 1. 2. 3. 4. D.3 Rencana Kerja Pemerintah Desa Sabulira Toba (RKPDes) Penyusunan RKPDes sabulira toba mengacuh pada apa yang ditetapkan dan dijabarkan dalam dokumen RPJMDes. RPJMDes dan RKPDes desa sabulira toba di susun pada bulan juli tahun berjalan. Dalam RKPDes menjadi dasar penetapan APBDes kegiatan tersebut meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Penyusunan perencanaan pembangunan desa melalui musyawarah desa Pembentukan tim penyusunan RKPDes Pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan progam atau kegiatan yang masuk ke desa Pencermatan ulang dokumen RPJMDes Penyusunan rancangan RKPDes Penyusunan RKPDes melalui musyawara perencanaan pembangunan desa Penetapan RKPDes Perubahan RKPDes Pengajuan data RKPDes Penyusunan RKPDes BPD atau Badan Permusyawaratan Desa mengambil alih untuk melakukan musyawarah desa dan mengundang masyarakat setempat untuk mendiskusikan penyusunan rencana pembangunan di desa sabulira toba yang di bahas dalam musyawara tersebut adalah: 1. 2. 3. Mencermat ulang dokumen RPJMDes Menyepakati hasil pencermatan ulang dokumen RPJMDes Membentuk tim verifikasi sesuai jenis kegiatan Setelah itu kepala desa sabulira toba kembali membentuk tim, akan tetapi tidak ada perubahan dalam tim tersebut sehingga kepala desa tetap menunjuk tim yang terbentuk dalam RPJMDes dengan alasan ‘’ karna mereka yang menggali gagasan masyarakat dan lebih mengetahui kemauan masyarakat terkecuali ada yang sedang berhalangan atau sakit baru bisa diganti’’ kata kepala desa sabulira toba. Setelah itu tim yang terbentuk yaitu tim RKPDes melakukan pencermatan pada pagu indikatif desa sabulira toba yang meliputi: 5 Rencana dana desa yang bersumber dari APBN Rencana alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan Rencana bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kab/kota Rencana bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi dan anggaran pendapatan belanja daerahkab/kota. Setelah itu tim RKPDes mencermati kembali untuk menyusun rancangan RKPDes. Penyusunan rancangan RKPDes yang dilakukan oleh desa sabulira toba berpedoman kepada: 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Hasil kesepakatan musyawara desa Pagu indikatif desa Pendapatan asli desa Rencana kegiatan pemerintah Jaringan aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kab/kota Hasil pencermatan ulang dokumen RPJMDes Hasil kesepakatan kerja sama antar desa Dan hasil kesepakatan kerja sama desa kepada pihak ke tiga Setelah itu tim RKPDes sabulira toba menyusun daftar usulan pelaksana kegiatan desa sesuai jenis rencana kegiatan. Dan setelah itu tim membuat rancangan RKPDes desa adapun uraian yang di buat oleh tim RKPDes: Evaluasi pelaksanaan RKPDes tahun sebelumnya Prioritas program kegiatan dan anggaran desa yang di kelolaholeh desa. Prioritas yang di kelolah melalui kerja sama antar desa dan pihak ketiga Rencana program kegiatan dan anggaran desa yang di kelolah oleh desa sebagai kewenangan penugasan dari pemerintah 5. Pelaksana kegiatan desa yang terdiri atas unsur masyarakat dan perangkat desa Setelah itu menyepakati rancangan RKPDes, rancangan RKPDes berisi prioritas dan kegiatan yang di danai. Setelah itu tim merumuskan program tersebut 1. 2. 3. 4. 6 berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat desa yang ada di desa sabulira toba. Kemudian tim RKPDes menuangkan ke dalam berita acara dan di tetapkan sebagai peraturan RKPDes yang ada di desa sabulira toba. D.4 Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Sabulira Toba(APBDes) Penyusunan APBDes Sabulira Toba mengacuh pada apa yang telah ditetapkan dan dijabarkan yang sesuai dengan Peraturan Permendagri No.113 Tahun 2014 Pasal 8 yaitu: APBDesa,terdiri atas: a. Pendapatan Desa; b. Belanja Desa; dan c. Pembiayaan Desa. D.5 Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Anggaran Dana Desa di Desa Sabulira Toba Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan pada saat musrenbangdes dapat berupa pikiran, inspirasi dan masukan guna pelaksanaan pembangunan desa pada tahun yang akan datang. Pada Proses penyusunan RPJMDes diawali dengan rapat atau musyawarah perdusun, dalam rapat atau musyawarah dusun masyarakat menyampaikan usulan- usulan yang terkait dengan kepentingan desa. Pada penyusunan RPJMDes terbentuk sebuah tim yang bernama tim tujuh, tim tujuh merupakan tim yang mewakili desa pada penyusunan RPJMDes. E. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan anggaran dana desa maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. 2. 3. Proses penyusunan perencanaan dana desa telah dilakukan secara efektif karena dalam proses perencanaan anggaran dana desa masyarakat terlibat dan menyampaikan usulan-usulan program kepada desa. Proses penyusunan perencanaan dana Desa oleh Desa Sabulira Toba Kecamatan Ratolindo Kabupaten Tojo Una-Una menunjukan bahwa mekanisme tersebut dilakukan dengan melibatkan seluruh masyarakat, aparatur desa dan tokoh masyarakat sesuai dengan undang-undang dan teori tentang partisipasi masyarakat. Penggunaan dana desa selalu dilakukan dengan musyawarah. Musyawarah ini dilakukan desa agar adanya konsep transparansi dan akuntabilitas antara desa dengan masyarakat mengenai perencanaan dana desa sesuai dengan masukan-masukan dan prioritas kebutuhan desa 7 4. Perencanaan dana desa di Desa Sabulira Toba Kecamatan Ratolindo Kabupaten Tojo Una-Una, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan RPJMDes, RKPDes dan APBDes dan sudah sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan peneliti, maka peneliti memberikan beberapa saran mengenai perencanaan dana Desa Sabulira Toba Kabupaen Tojo Una-Una, sebagai berikut: 5. Pemerintah desa harus memberikan edukasi dengan melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya Partisipasi dalam proses perencanaan anggaran dana desa, agar masyarakat paham tentang pentingnya peranan mereka dalam pembangunan desa. 6. Pemerintah desa harusnya mengumumkan informasi mengenai pelaksanaan rapat seperti musdus dan musdes jauh hari sebelumnya agar masyarakat dapat meluangkan waktu mereka untuk menghadiri rapat tersebut serta masyarakat dapat menyiapkan ide dan saran mereka untuk rapat. 7. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai perencanaan Dana Desa agar melakukan penelitian yang lebih mendalam dan tidak berfokus pada proses perencanaan, tetapi dapat meneliti diaspek/tahapan pelaporan. DAFTAR PUSTAKA Artanam, I Made Adi, Tedi Erviantono, S.IP, M.Si., Putu Eka Purnamaningsih, SH., M.AP Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana :Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) Tahun Anggaran 2012/2013 Di Desa Sumerta Kaja, Kecamatan Denpasar Timur. Astuti, T.P. dan Yulianto, 2016. Good Governance pengelolaan Keuangan Desa Menyongsong Berlakunya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014. Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1 (1) : 1-14 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2003. Indikator & Alat Ukur Prinsip Akuntansi, Transparansi & Partisipasi. Jakarta : BAPPENAS. Bogdan, R. C., Biklen, S. K., 1992, Qualitative Research for Education: an Introduction to Theory and Methods, Boston: Allyn & Bacon. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah. 2015. Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan 2 Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa. 8 Hendarto, A dan Suhendar, N. (Eds). 2002. Good governance Institusi Daerah. Jakarta: Masyarakat Transparansi Indonesia. dan Penguatan Heriyanto, A. 2015. Penerapan Prinsip-Prinsip Good governance dalam Tata kelolah Pemerintahan Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman. Skripsi Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta. Karima,F.,Saleh,Ch.,Manusmawatie.,LJ.2011. Pengelolah Alokasi Dana Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat.(studi pada desa deket kulon kecamatan deket kabupaten lamongan). Jurnal Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi.,Vol. 2, No. 4, Hal. 597-602. Universitas Brawijaya, Malang. Kementrian Dalam Negeri. 2017.Peraturan Pemerintah Dalam Negeri No. 14 Tahun 2017 Yang Mengatur Tentang Penataan Desa. Kemendagri Krina, P. L. L. 2003. Indikator & Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi & Partisipasi. Jakarta: BAPPENAS. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: C.V Andi Offset ( Penerbit ANDI) Moleong, J Lexy, Prof. Dr. 2009, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakaya Muluk, M.R Kahairul. 2010. Menggugat Partisipasi Publik dalam Pemerintahan Daerah (Sebuah Kajian dengan Pendekatan Berpikir Sistem) (Cetakan 2). Malang: Banyumedia Publishing. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nurcholis.2011. Pemerintah Desa. Graha Media. Bandung Pemerintah Indonesia. 2014. Undang- undang No.6 Tahun 2014 Yang mengatur Tentang Desa dan Ketentuan umum. Lembaran Negara RI Tahun 2014. Sekertariat Negara Jakarta. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa. 2014. Jakarta: Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 9 Rohman, Ainur. 2009. Partisipasi Warga Dalam Pembangunan dan Demokrasi. Malang : Averroes Press Sanoff, Henry. 2000. Community Participation Methods In Design And Planning. New York: John Wiley & Sons Ltd. Schubeler, Peter, 1996, Participation and Partnership in Urban Infrastructure Management, Washington DC: The World Bank. Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suparjan dan Hempri Suyatno. 2003. Pengembangan Masyarakat dari Pembangunan Sampai Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media. Thio, Alex. 1989. Sociology: An Introduction, Second Edition. New York. Harper and Row Publisher. Syaifuddin, Sujianto, Thamrin, 2013. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Prasarana Lingkungan Melalui Progam Dana Hibah Khusus (suatu kajian bantuan dana pedesaan di kecamatan kandis kabupaten siak). Syamsi. S. 2014. Partisipasi Masyarakat Dalam Mengontrol Anggran Dana Desa.,Progam Studi Ilmu Administrasi.,FISIP, Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Vol 3, No. 1 (2014) Sujarweni. V.W. Akuntansi Desa (panduan tata kelola keuangan desa). Yogyakarta: Penerbit KDT Tarigan, Robinson,. 2009. Perencanaan Pembangunan Wilayah, edisi revisi. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara. Undang-undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa Yuliansyah., Rusmianto. Akuntansi Desa. Jakarta: Penerbit Salemba Empat 10