PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA – KOREA SELATAN PERIODE : JANUARI – MEI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Korea Selatan 1. Total perdagangan Korea Selatan dengan Dunia pada periode Januari-Mei 2014 sebesar US$ 456,5 milyar, atau naik 2,45% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 445,6 milyar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Korea Selatan ke Dunia periode Januari-Mei 2014 sebesar US$ 235,7 milyar, atau meningkat 2,59% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 229,8 milyar. Sedangkan, impor Korea Selatan dari Dunia sebesar US$ 220,7 milyar, atau naik 2,31% apabila dibanding nilai impor periode Januari-Mei 2013, sebesar US$ 215,8 milyar. 2. Neraca perdagangan Korea Selatan dengan Dunia periode Januari-Mei 2014, surplus sebesar US$ 14,99 milyar, atau meningkat sebesar 6,97% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013, yang tercatat surplus sebesar US$ 14,01 milyar. 3. Beberapa komoditi impor Korea Selatan terbesar pada periode Januari-Mei 2014, antara lain : Petroleum oils and oils obtained from bituminous (HS 270900) dengan nilai sebesar US$ 40.339,2 juta turun sebesar 2,9 % dibanding periode yang sama tahun 2013, dengan pangsa pasar 18,3%; Natural Gas (Liquefied) (HS 271111) sebesar US$ 15.292,6 juta naik sebesar 6,8 %, dengan pangsa pasar 6,9%; Light Oils and Preparations (HS 271012) sebesar US$ 9.765,4 juta, naik 3,3% dengan pangsa pasar 4,4%; Processors and Controllers, Whether or Not Combine (HS 854231) US$ 5.092,7 juta, turun 6,0 % dengan pangsa pasar 2,7%; Bituminous coal (HS 270112) sebesar US$ 4.809,7 juta, turun 1,6% dengan pangsa pasar 2,2%; Non-agglomerated (HS 260111) sebesar US$ 3.753,3 juta, naik 21,8% dengan pangsa pasar 1,7%. 4. Negara tujuan ekspor terbesar Korea Selatan pada periode Januari-Mei 2014 adalah China dengan nilai US$ 58,17 milyar atau naik 0,09% bila dibanding periode yang sama tahun 2013. Kemudian, Amerika Serikat dengan nilai US$ 27,78 milyar atau naik 6,69%. Sementara itu, ekspor ke Jepang pada periode ini sebesar US$ 13,63 milyar, namun turun 4,57% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 yang mencapai US$ 14,29 milyar. Ketiga negara kontribusinya terhadap ekspor Korea Selatan pada periode ini, mencapai 42,24% . Sementara itu, negara-negara asal impor Korea Selatan terbesar pada periode Januari-Mei 2014 adalah China dengan nilai US$ 36,32 milyar atau meningkat sebesar 5,12% dibanding periode yang sama tahun 2013. Kemudian, Jepang sebesar US$ 22,42 milyar (-13,26%), dan Amerika Serikat sebesar US$ 19,34 milyar (+10,02%). Ketiga negara tersebut kontribusinya terhadap impor Korea Selatan pada periode ini mencapai 35,37%. B. Perkembangan Perdagangan Bilateral Korea Selatan dengan Indonesia 1. Total perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan pada periode Januari-Mei 2014 sebesar US$ 10.682,41 juta, turun 2,44% dibanding periode Januari-Mei 2013, yang tercatat US$ 10.949,67 juta. Total perdagangan periode Januari-Mei 2014 tersebut, terdiri dari ekspor Indonesia ke Korea Selatan sebesar US$ 5.497,71 juta yang turun 5,62 % dibanding periode yang sama tahun 2013 yang mencapai US$ 5.825,08 juta, dan impor Indonesia dari Korea Selatan sebesar US$ 5.184,70 juta dan naik 1,17% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 5.124,59 juta. Neraca perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 313,00 juta, atau turun 55,32% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013, yang tercatat surplus sebesar US$ 700,48 juta. 2. Nilai ekspor non-migas Indonesia turun sebesar 6,00% yaitu dari US$ 3.165,37 juta pada periode Januari-Mei 2013 menjadi US$ 2.975,41 juta untuk periode yang sama pada tahun 2014. Neraca perdagangannya dengan Korea Selatan pada periode JanuariMei 2014, tercatat defisit bagi Indonesia sebesar US$ 418,89 juta atau surplus bagi Korea Selatan sebesar US$ 418,89 juta. Namun, neraca migas antara Indonesia dengan Korea Selatan masih tercatat surplus sebesar US$ 731,90 juta pada periode ini. 3. Pada periode Januari-Mei 2014 produk ekspor non-migas utama Indonesia ke Korea Selatan adalah barang tambang (batubara, nikel, tembaga, dll), karet alam, bijih besi, produk kayu, timah, minyak kelapa dan minyak sawit serta perangkat video, dll. Penurunan permintaan beberapa barang tambang Indonesia dari Korea Selatan disebabkan pengalihan impornya ke negara-negara lainnya seperti Australia, Jepang, dan Amerika Serikat, dll. C. Lain-lain 1. Selama bulan Mei 2014, Atdag Seoul, Korea Selatan telah menerima 9 (sembilan) offer to buy produk-produk dari perusahaan Korea Selatan dengan produk yang diminati antara lain: Coal (batubara), Blockboard, Textile, Kid’s Bike (sepeda anak2), Nickle (nikel), makanan/snack, Whole Frozen " Skipjack " Tuna, dan Aluminium telah ditindak lanjuti oleh pihak Atase Perdagangan (Atdag) Seoul, Korea Selatan. 2. Perkembangan GDP Korea Selatan dan Indikator Ekonomi lainnya. Ekonomi Korea terus meningkat dengan kinerja dan inflasi yang tetap stabil pada bulan April, dan indikator industri, yang melemah di Februari, agak pulih pada bulan Maret. Dalam kuartal pertama, seluruh indikator industri, kecuali fasilitas penanaman modal, meningkat dengan baik. Inflasi bulan April tetap stabil di kisaran 1 persen dan meningkat 1,5 persen dari month-on-month, dengan sedikit terjadi peningkatan hingga 1,3 persen pada Februari. Pertambangan dan manufaktur produksi meningkat sebesar 0,9 persen bulan ke bulan di bulan Maret, tapi meningkat hanya 0,3 persen quarter-on-quarter karena ekspor lemah pada bulan Januari dan Februari. Output service meningkat 0,1 persen monthon month dan 0,4 persen quarter-on-quarter karena dampak dari liburan Tahun Baru. Penjualan ritel Maret meningkat sebesar 1,6 persen karena peningkatan penjualan barang tidak tahan lama, seperti bahan makanan, dan naik 0,4 persen quarter-onquarter. Nilai completed construction turun 3,8 persen month-on-month karena keterlambatan dalam belanja pemerintah daerah. Indeks komposit indikator tetap tidak berubah pada bulan Maret, tetapi komposit indeks indikator utama turun 0,3 poin. Sumber : Laporan Atdag Seoul, Korea Selatan, Mei 2014