Uploaded by nataliarita588

MATERI METODE HARGA POKOK PROSES 2

advertisement
METODE HARGA POKOK PROSES
PENGERIAN METODE HARGA POKOK PROSES
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi
atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan
produk atau massa.
KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES
Karakteristik proses produk perusahaan yg berproduksi secara massa (proses) :
1. Produk yg dihasilkan merupakan produk standar
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3. Kegiatan produksi dimulai dengan adanya perintah produksi yang berisi rencana produksi
produk standar untuk jangka waktu tertentu
PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN
1. pengumpulan biaya produksi
Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan
metode harga pokok proses mengumpulka biaya produksi per departemen produksi per periode
akuntansi (bisa bulanan)
2. perhitungan harga pokok produksi per satuan
metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara
membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk
yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan
telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per
satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu
dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan
ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi ( biasanya akhir bulan)
3. penggolongan biaya produksi
dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi
langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada
produk berdasar biaya sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung
dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka. Didalam metode harga
pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali
tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk ( seperti
perusahaan semen, pupuk, bumbu masak). Karena harga pokok persatuan produk dihitung
setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar
biaya yang sesungguhnya terjadi.
4. unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik.
Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong,
biaya tenaga kerja tidak langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada
produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya
overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan
biaya tenaga kerja ( baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya
overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama
periode akuntansi tertentu.
METODE HARGA POKOK PROSES
 Satu Departemen
 Lebih dari satu departemen
 Hilang dalam proses = produk hilang pada awal proses dan akhir proses
METODE harga pokok proses produk diolah hanya dalam satu departemen
 Jika tidak ada persediaan barang dalam proses awal maka perhitungan biaya prosuksi dapat
dihitung dengan membuat laporan biaya produksi sebagai berikut.
Jurnalnya :
Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
 Barang dalam proses-biaya bahan baku
xxx
Persediaan bahan baku
xxx
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
 Barang dalam proses- biaya bahan penolong
xxx
Persediaan bahan penolong
xxx
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
 Barang dalam proses- biaya tenaga kerja
xxx
Gaji dan upah
xxx
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
 Barang dalam proses- biaya overhead pabrik
xxx
Berbagai rekening yang dikredit
xxx
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
 Persediaan produk jadi
xxx
Barang dalam proses- biaya bahan baku
xxx
Barang dalam proses- biaya bahan penolong
xxx
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja
xxx
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik
xxx
Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
 Persediaan produk dalam proses
xxx
Barang dalam proses – biaya bahan baku
xxx
Barang dalam proses – biaya bahan penolong
xxx
Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja
xxx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik
xxx
Contoh Soal metode harga pokok proses – produk diolah melalui satu departemen produksi
PT SUKSES mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang
dikeluarkan selama bulan Maret yang disajikan data berikut ini :
Biaya bahan baku
Rp 5.000.000
Biaya bahan penolong
Rp 7.500.000
Biaya tenaga kerja
Rp 11.250.000
Biaya overhead pabrik
Rp 16.125.000
Total biaya produksi
Rp 39.875.000
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :
Produk jadi
2.000 kg
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut: Biaya bahan baku : 100% , biaya bahan penolong 100%, biaya 500 kg
tenaga kerja 50%, biaya overhead pabrik 30%.
Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Maret
Masuk ke dalam proses: 2.500 kg
Produk jadi : 2000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg
Jawab :
Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Unsure biaya
Total biaya
produksi
(1)
(2)
Bahan baku
Rp 5.000.000
Bahan penolong
Rp 7.500.000
Tenaga kerja
Rp 11.250.000
Overhead pabrik
Rp 16.125.000
39.875.000
Unit ekuivalensi
(3)
2.500
2.500
2.250
2.150
HP/unit
(2) : (3)
Rp 2.000
3.000
5.000
7.500
17.500
*** Unit ekuivalen = unit produk selesai+ (unit PDP x % penyelesaian )
= 2000 + (500 x 100%) = 2.500
***HP per unit
= Total biaya / unit ekuivalen
***Nilai PDP akhir = Unit BPDP akhir x % penyelesaian x HP/unit masing-masing elemen
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000
Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000
Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000
Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x Rp 7.500= Rp 1.125.000
Jumlah biaya produksi bulan Maret
Jurnal pencatatan biaya produksi
jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
Barang dalam proses- biaya bahan baku
Persediaan bahan baku
Rp 35.000.000
Rp 4.875.000
Rp 39.875.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
Barang dalam proses- biaya bahan penolong
Persediaan bahan penolong
Rp 7.500.000
Rp 7.500.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja
Gaji dan upah
Rp 11.250.000
Rp 11.250.000
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik
Berbagai rekening yang dikredit
Rp 16.125.000
Rp 16.125.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan produk jadi
Rp 35.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku
Rp 4.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan penolong
Rp 6.000.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja
Rp 10.000.000
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik
Rp 15.000.000
Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir
bulan Desember
Persediaan produk dalam proses
Barang dalam proses – biaya bahan baku
Barang dalam proses – biaya bahan penolong
Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik
Rp 4.875.000
Rp 1.000.000
Rp 1.500.000
Rp 1.250.000
Rp 1.125.000
Metode harga pokok proses –produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi
 Departemen pertama
Jika tidak ada persediaan barang dalam proses awal maka perhitungan biaya produksi
dapat dihitung dengan menggunakan format laporan biaya produksi untuk satu
departemen diatas
 Departemen kedua dan seterusnya
Jika tidak ada persediaan barang dalam proses awal maka perhitungan biaya produksi
dapat dihitung dengan menggunakan format laporan biaya produksi sebagai berikut
Contoh Soal Metode harga pokok proses –produk diolah melalui lebih dari satu departemen
produksi
PT elion memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Maret
disajikan dalam data berikut ini :
Data produksi Bulan Maret
Produk yang dimasukkan dalam proses
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
Produk selesai yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir bulan
Biaya yang dikeluarkan bulan Maret
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir
Biaya bahan baku
Biaya konversi
Departemen A
35.000 kg
30.000 kg
Departemen B
5.000 kg
24.000 kg
6.000 kg
Rp 70.000
Rp 155.000
Rp 248.000
Rp 0
Rp 270.000
Rp 405.000
100%
20%
50%
Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A
Unsur biaya
Total biaya
Unit ekuivalensi
Harga pokok/unit
produksi
Bahan baku
Rp 70.000
35.000
Rp 2
Tenaga kerja
155.000
31.000
Rp 5
Overbead pabrik
248.000
31.000
Rp 8
Total
Rp 473.000
Rp 15
*unit ekuivalen = 30.000 + (20% x 5000) = 31.000
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A
Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15
Rp 450.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000
Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000
Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000
Rp 23.000
Jumlah biaya produksi Departemen A bulan Maret
Rp 473.000
Jurnal pencatatan biaya produksi departemen A
Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A
Persediaan bahan baku
Rp 70.000
Rp 70.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A
Gaji dan upah
Rp 155.000
Rp 155.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A
Berbagai rekening yang di kredit
Rp 248.000
Rp 248.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B:
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B
Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A
Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A
Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A
Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam
department A pada akhir bulan Maret
Persediaan produk dalam proses-departemen A
Rp 23.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A
Rp 10.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A
Rp 5.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A
Rp 8.000
Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B
Unsur biaya
Total biaya
Unit ekuivalensi
produksi
Tenaga kerja
270.000
27.000
BiayaOverbead
405.000
27.000
pabrik
Total
Rp 675.000
HP/ unit
10
15
Rp 25
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang
Harga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25
Rp 360.000
600.000
Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
24.000 x Rp 40
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Harga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:
Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000
Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000
Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B
Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan Maret
960.000
90.000
Rp 75.000
165.000
Rp 1.125.000
Jurnal pencatatan biaya produksi departemen B
Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: :
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B
Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A
Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A
Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A
Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B
Gaji dan upah
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B
Berbagai rekening yang di kredit
Rp 270.000
Rp 270.000
Rp 405.000
Rp 405.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang
Persediaan produk jadi
Rp 960.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B
Rp 360.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B
Rp 240.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B
Rp 360.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam
department A pada akhir bulan Maret
Persediaan produk dalam proses-departemen B
Rp 165.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B
Rp 90.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B
Rp 30.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B
Rp 45.000
Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produk
per satuan
Contoh Soal
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan MARET
disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Maret
Produk yang dimasukkan dalam proses
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
Produk selesai yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian
sebagai berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %
Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %
Produk yang hilang pada awal proses
Departemen A
1.000 kg
700 kg
Departemen B
400 kg
200 kg
100 kg
200 kg
100 kg
Biaya produksi Bulan Maret
Biaya bahan baku
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Departemen A
Rp 22.500
26.100
35.100
45.800
Departemen B
Rp
16.100
22.500
24.750
Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan Maret
Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh
Biaya produksi
departemn A ( unit ekuivalensi)
Departemen A
Biaya bahan baku
Biaya bahan
penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead
pabrik
700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg
700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg
700 + 40%x200kg=780kg
700 + 40%x200kg=780kg
Rp 22.500
26.100
Biaya per kg
produk yang
dihasilkan oleh
departemen A
Rp 25
29
35.100
46.800
45
60
Rp 130.500
Rp 159
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Maret
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Biaya bahan baku
200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000
Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800
Biaya tenaga kerja
200 kg x 40 %x Rp 45= 3.600
Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 60= 4.800
Jumlah biaya produksi Departemen A
Rp 111.300
Rp 19.200
Rp 130.500
Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama
Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A
Rp 159,00
Rp 111.300 : 700
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A
Rp 222.60
setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak
200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari
Rp 63.60
Departemen A
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan Maret
Jenis biaya
Jumlah produk yang
Jumlah biaya produksi yang
dihasilkan oleh
ditambahkan di departemen
departemen B ( unit
B
ekuivalensi)
Biaya bahan penolong 400 kg + 60 % x 100 kg Rp 16.100
= 460 kg
Biaya tenaga kerja
400 kg + 50 %x 100 kg Rp 22.500
= 450 kg
Biaya overhead
400 kg + 50 %x 100 kg Rp 24.750
pabrik
= 450 kg
Rp 63.350
Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Maret
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 362.60
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg):
Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 222.6= Rp 22.260
Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100
Biaya tenaga kerja : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500
Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 %x Rp 55 =2.750
Jumlah kumulatif dalam departemen B
Biaya per kg yang
ditambahkan
Departemen B
Rp 35
Rp 50
Rp 55
Rp 140
Rp 145.040
Rp 29.610
Rp 174.650
Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga pokok
produksi per satuan
Contoh:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1
disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Maret
Departemen A
Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses
1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
700 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang
400 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian
sebagai berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %
200 kg
Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %
100 kg
Produk yang hilang pada akhir proses
100 kg
200 kg
Biaya produksi Bulan Maret
Departemen A
Departemen B
Biaya bahan baku
Rp 22.500
Rp
Biaya bahan penolong
26.100
16.100
Biaya tenaga kerja
35.100
22.500
Biaya overhead pabrik
45.800
24.750
Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulanMaret
Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh
Biaya
Biaya per kg
departemn A ( unit ekuivalensi)
produksi
produk yang
Departemen
dihasilkan oleh
A
departemen A
Biaya bahan baku 700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= 1000 kg
Rp 22.500
Rp 22.5
Biaya bahan
700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 1000 kg
26.100
26.10
penolong
Biaya tenaga kerja 700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg
35.100
39.89
Biaya overhead
700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg
46.800
53.18
pabrik
Rp 130.500
Rp141.67
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Maret
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 141.67
Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang
pada akhir proses 100 xRp 141,67
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah
disesuaikan : 700 x Rp 161,91
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Biaya bahan baku
200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500
Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220
Biaya tenaga kerja
200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2
Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4
Jumlah biaya produksi Departemen A
Rp 99.169
14.167,00
113.334,40
Rp 17.165.60
Rp 130.500,00
Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi
pertama
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan Maret
Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh
Jumlah biaya
departemen B ( unit ekuivalensi)
produksi yang
ditambahkan
di
departemen B
Biaya bahan penolong 400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg =
Rp 16.100
660 kg
Biaya tenaga kerja
400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg =
Rp 22.500
650 kg
Biaya overhead
400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg =
Rp 24.750
pabrik
650 kg
Rp 63.350
Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Maret
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 400 x Rp 161.91
Biaya yang ditambahkan departemen B 400 x Rp 97.09
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : 200 kg ( Rp 161.91+Rp
97.09
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah
disesuaikan : 400 x Rp 388.5
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg)
Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00
Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463.3
Biaya tenaga kerja
100 kg x 50 %x Rp 34.62= 1.731
Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 38.08= 1.904
Jumlah biaya produksi Departemen B
Biaya per kg yang
ditambahkan di
Departemen B
Rp 24.39
Rp 34.62
Rp 38.08
Rp 97.09
Rp 64.764,00
38.836,00
51.800,00
155.400,00
Rp 21.289.40
Rp 176.689.40
Download