Uploaded by fikyaripin50

LAPORAN BST NEBULIZER

advertisement
LAPORAN BST
“NEBULIZER”
OLEH :
FIKY ARIPIN
NPM. 2014901110028
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMUKESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESINERS
BANJARMASIN2020
1
BST
Nebulizer
A. Definisi
Nebulizer adalah alat yang mengubah obat cair menjadi uap. Saat Anda bernapas lewat
masker, uap obat akan masuk ke dalam paru-paru untuk memperbaiki pernapasan.
Nebulizer umum digunakan sebagai pengobatan asma kronis, baik untuk anak-anak
maupun orang dewasa. Selain untuk pengobatan asma, alat ini juga dapat digunakan untuk
penderita penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), infeksi paru, dan reaksi alergi berat.
B. Beberapa contoh jenis nebulizer uap antara lain:
a. Simple nebulizer
b. Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron.
Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di rumah sakit.
c. Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi, sehingga
dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume tinggi, yakni
mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya partikel adalah 5 mikron dan
partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti
bronkospasme dan dispnoe. Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara intermiten, yakni
untuk menghasilkan sputum dalam masa yang pendek pada pasien dengan sputum yang kental
d. Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara 10 – 30
mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien dengan intubasi trakea.
C.Cara penggunaan nebulizer
Cara
menggunakan
nebulizer
yang
tepat
akan
memungkinkan
obat
bekerja
efektif mengobati asma. Berikut langkah-langkahnya:
1.
Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir untuk mencegah kuman ikut masuk ke paruparu melalui nebulizer.
2.
Siapkan obat yang akan digunakan. Jika obat sudah dicampur, tuang langsung ke dalam wadah
obat nebulizer. Jika belum, masukkan satu per satu dengan menggunakan pipet atau alat suntik.
3.
Tambahkan cairan saline jika diperlukan dan diresepkan dokter.
4.
Hubungkan wadah obat ke mesin dan juga masker ke bagian atas wadah.
5.
Letakkan masker hingga menutupi hidung dan mulut.
6.
Hidupkan mesin kemudian tarik napas dengan hidung dan keluarkan perlahan melalui mulut.
7.
Anda bisa mengakhirinya saat tidak ada lagi uap yang keluar, menandakan obat sudah habis.
2
Terapi inhalasi dalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat
tertentu, misalnya nebulizer. Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi dengan menggunakan
alat pemecah obat untuk menjadi bagian-bagian seperti hujan/uap untuk dihisap.
D. Tujuan Nebulizer

Mengobati peradangan saluran pernafasan bagian atas.
 Menghilangkan sesak karena selaput lendir saluran nafas bagian atas sehingga lendir
menjadi encer dan mudah keluar.
 Menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab.
 Melegakan pernafasan.
 Mengurangi pembekakan selaput lender.
 Mencegah pengeringan selaput lender.
 Mengendurkan otot dan penyembuhan batuk.
 Menghilangkan gatal pada kerongkongan.
E. Indikasi Terapi Nebulizer
Untuk memberikan medikasi secara langsung pada saluran napas untuk mengobati, berikut ini:
a.
Bronchospasme akut
b.
Produksi mukus yang berlebihan
c.
Batuk dan sesak napas
d.
Epiglotitis
F. Keuntungan Terapi Nebulizer dan Perhatian Kontraindikasi
Medikasi dapat diberikan langsung pada tempat/sasaran aksinya (seperti paru) oleh karena itu
dosis yang diberikan rendah.Dosis yg rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek
samping sistemik.Pengiriman obat melalui nebulizer ke paru sangat cepat, sehingga aksinya
lebih cepat dari pada rute lainnya seperti subkutan atau oral.
Udara yang dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat membantu mengeluarkan
sekresi bronchus
Pasien yg tidak sadar atau confusion tidak kooperatif dengan prosedur ini, membutuhkan
pemakaian mask/sungkup; tetapi mask efektivitasnya berkurang secara signifikan.
3
Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana suara napas tidak ada atau berkurang,
kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui endotracheal tube yang meggunakan tekanan
positif. Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat menggerakan/memasukan
medikasi secara adekuat ke dalam saluran napas.
Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability harus dengan perhatian. Ketika
diinhalasi, katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan dapat menimbulkan disritmia.
G. Persiapan Alat
Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui intermittent positive-pressure
breathing (IPPB), sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan bronchospasme.

Nebulizer

Tissue

Selang/kanula udara

Sarung tangan

Obat inhalasi

Masker, nasal canule, mouthpiece

Neirbeken

Kasa lembab
H. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam dan kemudian
menahan napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi untuk meningkatkan tekanan
intrapleural dan membuka kembali alveoli yang kolaps, dengan demikian meningkatkan
kapasitas residual fungsional. Pasien didorong untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa
baik terapi bekerja. Peralatan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik.
I. Persiapan Lingkungan
Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:
· Di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi persyaratan.
· Di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar
J. Prosedur

Alat didekatkan, pakai sarung tangan.

Atur pisisi fowler.
4

Jalan nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas yg kotor buang
ke neirbeken.

Obat dimasukkan dlm tempat penampungan obat.

Hubungkan masker/nasal canule/mouthpiece pada klien sehingga uap dan obat tidak
keluar.

Klien dianjurkan nafas dalam secara teratur.

Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan kesempatan klien istirahat.

Setelah obat sudah habis, matikan mesin nebulizer.

Perhatikan keadaan umum.

Alat dibersihkan dan dirapikan, sarung tangan dilepas.

Cuci tangan.
K. Hal Yang Perlu Diperhatikan

Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing pasien (single
use).

Lindungi mata dari uap.

Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.

Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.

Jika memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam melalui hidung
dan tiup melalui mulut.

Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk berkepanjangan,
gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain.

Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi inhalasi.

Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.
L. Teknik Penghiapan Primer:
1. Penghisapan orofaring dannasofaring
2. Penghisapan orotrachea dan nasotrachea
3. Penghisapan jalan napasbuatan
M. Tipe Suction :
a. Open suction system : menggunakan system pasien inkubasi
b. Closed suction system : pada px terpasang alat metolmekanik dan lendirnyabanyak
5
N. Tujuan:
a. Jalan napas tetapbebas
b. Memperbaiki ventilasipernapasan
c. Memeperbaiki O2 dan mencegahhipoksia
d. Mencegahinfeksi
e. Mengambilsecret
f. Merangsangbatuk
O. Indikasi :
a. Suara napas yangkasar
b. Batuk yang tidakadekuat/efektif
c. Work Of Breathing (WOB) yangmeningkat
d. Adanya atelectasis paru terkait dengan retensisputum
e. Merangsangrefleksbatukpadapasiendenganpenurunankesadaranataupengaruhobat
f. Perubahan radiologic yang mencurigakan retensi sekresi
P. Prosedur Pelaksanaan :
a. Tindakan yang aseptic yang dilakukan pada saat diperlukan bukan suaturutinitas
b. Tidak dilakukan 15-20 mnt sebelum pengambilan sampelAGD
6
c. Idealnya kateter suction adalah efektif menghisap secret dan risiko trauma
jaringan yangminimal
d. Diameter kateter tidak boleh melebihi ½ dari diameter bagian dalam lumentube
Q. PersiapanAlat
a. Alat penghisaplengkap
b. O2 dengan perlengkapannya O2 sentral
c. Bag andmask
d. Kateter suctionsteril
e. Sarung tangansteril
f. Kasa steril 2-3lembar
g. Aquasteril
h. Air bersih dalambotol
i. Stetoskop
R. Ukuran KateterSuction
Qs = Qa x 3 = F kateter
2
Qs = ukuran diameter eksternal kateter suction yang diperlukan
Qa = diameter internal artificial airway dalam millimeter
Misalnya Qa = 8 mm
Qs = 8 x 3 = 12 F
2
Jadi ukuran kateter suction yang digunakan adalah nomor = 12 F
S. Vacuum Setting for Suctioning Patients Based on ageSetting
a. Pasien Adult (dewasa) : 120-150 mmHg
b. Pasien Children (anak) : 80-120 mmHg
c. Pasien Infant (bayi) : 60-80mmHg
T. Langkah-Langkah dariSuctioning
a. Kaji kebutuhan pasien untuksuction
b. Jelaskan prosedur pada pasien jika terdapatindikasi
c. Auskultasi bunyinafas
d. Cekperalatansuctiondanregulator,pastikanpressuresuctionantara-120sampai-150
mmHg (dewasa) dengan tubing suction yangtertutup
e. Kaji SPO2, denyut dan iramajantung
f. Mencuci tangan sebelumtindakkan
7
g. Tuangkan air kedalam wadahpembilas
h. Memberikanpreoksigenasi
i. Waktu kurang lebih 10-15detik
j. Setelah melakukan suction, berikan oksigenasikembali
k. Bersihkan katetersuction
l. Ulangi sampai jalan napasbersih
m. Bersihkankateter
n. Setelah itu kateter suctiondibuang
o. Auskultasi bunyinapas
p. Dokumentasi
U. 3 Tehnik PenghisapanPrimer
a. Penghisapan orofaring dannasofaring
b. Penghisapan orotrachea dan nasotrachea
c. Penghisapan jalan nafasbuatan
V. Komplikasi
a. Hipoksemia
b. Traumajaringan
c. Atelectasis
d. Hipotensi
e. Airwayscontriction
f. Cardiacarrest
g. PeningkatanTIK
h. Infeksi
W. Evaluasi
a. Meningkatnya suaranapas
b. Menurunnya Peak InspiratoryPressure
c. Adanya peningkatan dari nilai arterial blood gas
d. Hilangnya sekresi pulmonal
X. Kesimpulan

Tindakan suctioning merupakan tindakan aseptic yang dilakukan pada saat diperlukan
bukan suaturutinitas

Prinsif alat dan pelaksanaan 3A : Aseptik, Atraumatik,Asianotik.
.
8
Banjarmasin, 15Oktober 2020
PreceptorAkademik,
Ners Muda,
Mariani,Ns.,M.Kep
Nissa Wildan,S.Kep
9
Download