Uploaded by User75693

allahu PDFdocx

advertisement
TUGAS MATA KULIAH PERILAKU DALAM ARSITEKTUR
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FENOMENA PERILAKU PENGHUNI
RUMAH TINGGAL
Disusun oleh:
Hana Fairuz S
21020118140049
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, MT.
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan UU No. 4 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa definisi dari rumah tinggal merupakan tempat tinggal atau hunian yang dapat berfungsi untuk sarana pembinaan keluarga. Pada
bangunan rumah tinggal ini fungsinya bukan hanya untuk sebagai bangunan (secara structural) namun juga dapat dijadikan sebagai tempat kediaman dengan syarat kehidupan yang layak yang
dipandang dari beberapa segi kehidupan masyarakat (Frick dan Mulini, 2006). Dalam arti khusus, rumah tersebut dapat mengacu pada konsep-konsep social kemasyarakatan yang dapat terjalin di
dalam bangunan tempat tinggal seperti keluarga, hidup, makan, tidur, dan aktivitas lainnya (Rully, 2004). Rumah tersebut harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi
kenyamanan untuk bergaul dengan lingkungan dan orang sekitar ( tetangga ), dan lebih dari itu rumah harus dapat memberikan kenyamanan, ketenganan, kebahagiaan bagi para pengguna yang
menempatinya ( Mayasari dan Ritohardoyo, 2012 ).
Dalam kehidupan prakteknya, bangunan merupakan hasil karya arsitektur yang tidak hanya dinikmati berdasarkan desainnya namun juga dituntut untuk memenuhi kebutuhan manusia akan
tempat bernaung sesuai dengan fungsinya. Sebagai salah satu bentuk respon psikologis tiap manusia yang berbeda-beda, namun ada suatu tingkat “kenyamanan” yang membuat pengguna dalam
bangunan tersebut merasa betah. Kebetahan tersebut merupakan hal yang penting karena dapat dikaji dan dilanjut sesuai kriteria “tingkat nyaman” manusia masing-masing. Dalam kasus bangunan
rumah tinggal, seiring dengan penghuni melakukan aktivitas kegiatan seperti biasanya, banyak juga fenomena-fenomena yang terjadi yang ditemukannya berdasarkan aktivitas pengguna dalam
rumah yang merasa terganggu karena pengaruh dari satu hal penyebab, atau lebih. Maka dari itu pada kegiatan mata kuliah ini yang mengidentifikasi fenomena pada rumah rmasing-masing sehingga
dapat dianalisis permasalahan tiap ruang di dalam rumah agar mendapatkan penyelesaian dari desain rumah tinggal yang memberi kenyamanan dan diinginkan oleh penghuni rumah. Persoalan
fenomena perilaku yang dapat ditemukan di dalam rumah bisa antara lain :
•
Ruang Personal
•
Privasi
•
Aksesbilitas
•
Visibilitas
•
Ergonomi dan Antropometri
•
Density
•
Teritoriality
B. METODE PENELITIAN
Kajian penelitian identifikasi ini menggunakan metode behavioral mapping yang akan menghasilkan analisis fenomena perilaku yang didapatkan berdasarkan hasil dari observasi yang
menggunakan Teknik place centered mspping dan person centered mapping disertai dengan Teknik wawancara yang didefinisikan dengan :
A) Place centered mapping : Dalam penelitian ini digunakan metode place centered map untuk melihat bagaimana manu- sia mengatur dirinya dalam suatu lokasi tertentu
B) Person Centered Mapping : Teknik survei perilaku ini menekankan pada pergerakan manusia pada suatu periode waktu tertentu. Teknik ini pun hanya berhadapan dengan seseorang
yang khusus diamati Teknik survei ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manusia atau sekelompok manusia memanfaatkan, menggu- nakan atau mengakomodasikan
perilakunya da- lam suatu situasi waktu dan tempat tertentu.
BAGIAN I
DISKRIPSI DATA BANGUNAN DAN DATA HUNIAN
(A) Lokasi Rumah Tempat Tinggal
(B) Rumah tinggal, Jalan Prima Selatan Blok D 47
DATA BANGUNAN
a) Fungsi Bangunan
: Rumah Tingal Bertingkat
b) Lantai
:2
c) Luas Total
: 400 m2
d) Lantai 1
: 355 m2
e) Lantai 2
: 64,5 m2
f) Lokasi
: Jalan Prima Tengah Blok D 47, Perumahan Graha Estetika, Kelurahan Pedalangan,
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, 50268.
g) Batas Lahan
: Pada rumah ini berbatasan hanya dengan rumah warga dari barat, timu, utara dan
selatan.
Objek dalam pengamatan ini merupakan sebuah pemilik rumah tinggal penulis yang terlatak di Jalan Prima
Selatan No D 47, Graha Estetika, Semarang, Jawa Tengah. Rumah ini didirikan pada tahun 2018 yang dijadikan
sebagai rumah pindahan karena ada beberapa alasan renovasi pada rumah yang lama.
Rumah ini dihuni oleh 1 keluarga yang terdiri dari Ayah, ibu, Anak pertama, lalu Anak kedua. Namun anak
pertama yang sudah menikah jadi tempat tinggal yang berpisah dengan rumah ini. Lalu terdapat tambahan
penghuni yaitu saudara perempuan yang sedang menjalankan kuliah di Universitas Diponegoro sehingga ia
menginap dan tinggal pada rumah ini selama beberapa tahun sampai ia sudah lulus dari Universitas Diponegoro.
BAGIAN II. USULAN PERBAIKAN DENAH
A. USULAN GUIDELINE
• Ruang Tamu dan Ruang Keluarga
DENAH EKSISTING
DENAH USULAN
PELETAKAN PERABOT PADA RUANG TAMU
Fenomena yang terjadi pada kedua ruang ini yaitu :
1. Fenomena pada Ruang Tamu :
• ditemukannya fenomena aksesbilitas terkait dengan factor peletakan perabot pada ruang tamu yang menghalangi area masuk
entrance dari luar ( teras ) ke dalam, sehingga apabila terdaoat orang yang masuk melalui ruang tamu menjadi riskan.
2. Fenomena pada Ruang Keluarga :
• Terjadi fenomena aksesbilitas dimana peletakan perabot dan dimensi besarnya, membuat orang yang akan melewatinya dan
masuk ke dalam kamar masing- masing manjadi sulit karena space ruang keluarga yang menyempit.
• Terjadi fenomena privacy dimana ruang keluarga dan ruang tamu tidak ada batas agar daya penglihatan tamu tidak masuk
melewat ruang ruang yang berada di dalamnya.
Usulan Guideline
1. Ruang Keluarga : tata letak perabot dalam ruang keluarga tidak dibuat terlalu luas dan memakan tempat namun membentuk
letter L agar tetap simple dan juga tidak terlalu menjorok ke ruang tamu.
2. Ruang Tamu :
DENAH USULAN
• Fenomena aksesbilitas yang ditemukan dalam ruang tamu ini agar mengusulkan perabot yang tidak menghalangi pintu masuk
entrance dan disusun berdasarkan linier agar tidak menghalangi orang yang ingin masuk.
• Fenomena Personal Space : perubahan tata layout kursi yang miring dan jauh sehingga diperlukan tipe kursi tamu yang berbeda.
BAGIAN II. USULAN PERBAIKAN DENAH
A. USULAN. GUIDELINE
• Ruang Keluarga dan Ruang Kerja
Berdasarkan pada bagian sebelumnya, fenomena yang ditemukan dalam ruang keluarga dan ruang kerja yaitu :
1. Fenomena Privacy
Penempatan ruang kerja yang berada di sebelah dengan ruang keluarga membuat penghuni yang sedang memakai
ruang kerja tersebut menjadi susah untuk berfokus pada suatu yang dikerjakan. Ditambah apabila terdapat keluarga
yang sedang berkumpul di ruang keluarga dan ada satu penghuni mengharuskan untuk mengerjakan di ruang kerja.
Usulan Guideline :
1. Ruang Keluarga :
Tata letak ruang keluarga yang diberikan jarak kepada ruang kerja sehingga di dalam ruang kerja sendiri, penghuni yang
sedang menempati ruang tersebut, akan mendapatkan privacy dan personal spacenya.
2. Ruang Kerja
DENAH AWAL
Peletakan ruang kerja yang dibuat memojok dan diberi ruangan, agar penghuni yang menepati mendapatkan privacy
dalam ruangan yang dapat memuat pengguna menjadi lebih focus.
USULAN GUIDELINE.
1.
Peletakan ruang kerja yang menghadap kearah taman bagian depan sehingga lanskap yang mendukung agar ruang
kerja menghadap ke taman yaitu adanya jendela yang dapat dibuka tutup sehingga walaupun ditempat yang kecil, namun
tetap mendapatkan system penghawaan yang baik.
2.
Ruang kerja yang terpisah dengan ruang keluarga dan tidak menyatu agar tidak mengganggu kebisingan, akan
menambah kesesuaian kenyamanan bagi para pengguna yang menggunakan ruang kerja.
3.
Ruang kerja diletakan di bagian depan area rumah agar tetap mendapat visibilitas taman dan memudahkan agar
terjangkaunya akses untuk menuju ruang kerja dimana yang dilihat, dari aktivitas Bapak pengguna yang selalu
mengerjakan pekerjaannya sebelum berangkat bekerja terlebih dahulu.
DENAH USULAN
BAGIAN II. USULAN PERBAIKAN DENAH
A. USULAN. GUIDELINE
• Ruang Makan dan Area Servis ( Ruang Supir )
Berdasarkan pada bagian sebelumnya, fenomena yang ditemukan dalam Ruang Makan dan Area Servis
lantai dua yaitu :
• Fenomena Visibilitas yang terkait dengan pandangan keluarga melalui jendela yang sedang melakukan
aktivitas makan lalu terganggu visualnya apabila sang supir sedang menuju keluar dari kaamr mandi.
• Fenomena Privacy, yang terjadi pada sang supir karena adanya jendela jadi pandangan area servis supir
ini terlihat dari lantai 1 ( ruang utama ).
USULAN GUIDELINE :
1. Penggeseran jendela atau menghilangkan jendela yang
terdapat di lantai 2 karena mengganggu visibilitas yang
terjadi di area ruang makan apabila sang supir sedang keluar
dari kamar mandi ( yang terkadang melakukan aktivitas
DENAH AWAL
mandi ) Karena jendela pada lantai dua sudah ditutup atau
digeser sehingga area dari sang supir merasa tidak
terganggu dari privacy lingkungannya.
DENAH USULAN
•
Kamar Tidur Tamu ( yang sering dipergunakan untuk kamar tidur saudara )
Berdasarkan pada bagian sebelumnya, fenomena yang ditemukan pada kamar tidur tamu yaitu :
•
Fenomena Privacy yang terjadi pada kamar tamu ini merupakan salah penempatan
dari factor jendela yang berada di tengah tengah ruangan sehingga penghuni yang menempati
area kaamr tersebut masih kurang merasa nyaman karena kurang mendapatkan privacy yang
didapat pada ruangan kamar ini.
USULAN GUIDELINE
1.
Perpindahan ruang kamar tamu yang menghadap ke area parkiran mobil sehingga pengguna
yang sedang menggunakan ruangan ini tidak merasa terganggu atau privacynya terganggu
karena area parkir mobil masuk.
DENAH AWAL
DENAH USULAN
BAGIAN II. USULAN PERBAIKAN DENAH
A. USULAN. GUIDELINE
•
Ruang Tamu dan Ruang Makan
Berdasarkan pada bagian sebelumnya, fenomena yang ditemukan dalam Ruang Tamu dan Ruang Makan :
•
Fenomena yang terjadi pada ruang makan ruang tamu yaitu fenomena privacy yang tidak didapatkan
oleh pengguna yang sedang makan karana tidak ada dinding Batasan antara ruang makan dan ruang tamu.
USULAN GUIDELINE
1. Tata letak meja makan dibuat agak menjorok agar daya visual tam uke ruang makan tidak langsung tertuju
ke tempat makan tersebut.
2. Peletakan perabot dalam ruang makan diubah tata layoutnya menjadi vertical sehingga tidak memanjang
dimana jika perabot ruang makan diletakan dengan memanjang maka akan terlihat pada area ruang tamunya.
3. Area Ruang Tamu diberi Batasan dinding agar visual dari pengguna ruang tamu tidak dapat melihat ruang
inti dari rumah
DENAH AWAL
• Kamar Mandi Tamu
Berdasarkan pada bagian sebelumnya yang, fenomena yang ditemukan dalam kamar mandi tamu merupakan :
DENAH USULAN
• Fenomena yang terjadi pada kamar mandi tamu yaitu fenomena aksesbilitas dimana dari sudut
pandang penghuni tamu yang tata letak ruang tamu terletak di paling depan, namun tata letak kamar
mandi tamunya di paling belakang sehingga menyulitkan para tamu yang hendak ingin ke kamar
mandi.
• Serta terjadi fenomena privacy dimana tamu akan melihat ruang ruangan yang berada di ruang
inti rumah ini.
USULAN GUIDELINE
• Tata layout kamar mandi tamu diletakkan berdekatan dengan ruang tamu sehingga akses dari
tamu tidak sulit untuk menuju ke kamar mandi.
• Kamar mandi tamu diletakkan pada bagian servis ( area samping ) agar tidak menganggu privacy
dari penghuni rumah itu sendiri.
DENAH AWAL
•
DENAH USULAN
ANALISIS PERSON CENTERED MAPING DAN PLACE CENTERED MAPING
(A)
SIRKULASI MANUSIA PADA RUANG TAMU
Pada data pengamatan diatas, terdapat masalah aksesbilitas di ruang tamu yang disebabkan oleh
peletakan layout perabot yang berada di ruang tamu mengganggu aksesbilitas orang yang berasal
dari luar dan menuju ke dalam rumah.
Penyimpangan akses yang terjadi karena
Peletakan perabot yang menghalangi area
Masuk penghuni.
Sirkulasi area ruang tamu benar
(B)
SIRKULASI MANUSIA UNTUK MENUJU KAMAR MANDI TAMU
Fenomena masalah yang ditemukan pada kamar mandi tamu ini yang terletak paling belakang
area rumah dan berjauhan dengan ruang tamu yang berada di depan sendiri.
Alur Peletakan Ruang Tamu ke Kamar Mandi Tamu yang
baik
ANALISIS PLACED CENTERED MAPING
1. Ruang Tamu dan Ruang Keluarga
Fenomena Privacy terjadi karena penempatan ruang keluarga yang bersebelahan dengan ruang tamu sehingga apabila sedang keluarga sedang mengobrol atau bercerita
namun ada tamu yang berada di ruang tamum jadi merasa terganggu privacynya.
2. Ruang Keluarga dan Ruang Kerja
Peletakan ruang kerja yang bersebelahan dengan ruang keluarga membuat penghuni yang sedang bekerja di tempat
tersebut jadi merasa terganngu aktivitasnya lantaran banyak keluarga yang melakukan kegiatan mengobrol di ruang keluarga sehingga sulit untuk menjadi foculagi.
3. Ruang Makan dan Area Servis Supir
Peletakan jendela kaca yang menampilkan
visual ruang servis supir dengan ruang makan
mendi hal yang dirasa kurang nyaman karena
terkadang sang Bapak supir sedang selesai
mandi lalu terlihat ke area ruang makan.
4. Kamar Tidur Tamu dan Area Carport
Peletakan jendela pada kamar tidur yang terletak di depan carport
menyebabkan privacy pada pengguna kamar tidur merasa terganggu,
pasalnya dimensi jendela pada kamar tidur tamu terlalu lebar sehingga
terlalu menampakkan aktivitas penggunanya.
( C ) Area Sirkulasi Manusia dengan Meja Makan
Pada data pengamatan diatas, terdapat masalah aksesbilitas di ruang tamu yang disebabkan oleh peletakan layout perabot yang berada di ruang tamu mengganggu
aksesbilitas orang yang berasal dari luar dan menuju ke dalam rumah
Pada setting ruang makan yang furniture meja makan dengan dimensi yang besar membuat area sirkulasi sekitar
menuju ruang makan menjadi sempit dan kecil. Dari sini ditemukannya fenomena kepadatan pada area ruang makan.
Sehingga apabila kursi pada meja ruang makan sedang dipakai, dan bebarengan terdapat orang yang mau lewat di daerah
situ maka akan mengalami kesesakan karena kursi pada meja makan harus dimajukan terlebih dahulu, sehingga orang
tersebut bisa melewatinya.
Dalam buku Human Dimension and Interior Space, diatur jarak minimal antar furniture dalam dapur, dan jelas bahwa
jarak antar furniture di ruang makan ini sangat membuat penghuni merasa sesak.
Source: Human Dimension and Interior Space
DENAH EKSISTING BANGUNAN
Rumah ini dihuni oleh 1 keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 1 anak perempuan juga terdapat
asisten rumah tangga dan bapak supir. Lalu pada tahun 2017, rumah ini terdapat satu penghuni baru
yaitu saudara perempuan yang sedang berkuliah di Universitas Diponegoro, sehingga ia pun juga
menginap di rumah ini sampai lulus. Sehingga dari menambahnya penghuni rumah yaitu saudara
perempuan maka fungsi dari kamar tamu beralih menjadi fungsi kamar untuk saudara tersebut.
Terkadang saudara perempuan menginap pada kamar 2, akan tetapi jika tidak ada tamu, maka saudara
menginap di kamar tidur pertama, yang terletak pada tengah ruang keluarga.
Seiring dengan berjalannya waktu, dari para penghuni rumah banyak ditemukannya fenomenafenomena perilaku yang berpengaruh pada tingkat kenyamanan penghuni yang disebabkan karena tata
letak ruangan atau penghawaan/pencahayaan yang kurang cukup. Maka dari itu, dari penelitian ini
dilakukan identifikasi dan analisis masalah yang kemudian output dari data ini bisa meredesain sesuai
tingkat kenyamanan penghuni dalam rumah ini.
FENOMENA PERILAKU YANG TERJADI
Dari data analisis yang sudah dikaji dan disimpulkan dari analisis identifikasi fenomena di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rumah tinggal tersebut memiliki berbagai
fenomena antara lain:
1. Personal Space
a) Ruang Tamu : Peletakan perabot yang berada jauh pada ruang tamu.
2. Privacy
a) Ruang Kerja : Tidak nyamannya pengguna yang berada pada ruang kerja karena berdekatan dengan ruang keluarga sehingga tidak dapat focus denga napa
yang dikerjakan apabila banyak keluarga besar yang sedang mengobrol.
b) Ruang Keluarga
: Pada ruang tamu tidak terdapat batas ruang sehingga akses visual pada para tamu bisa melihat apa yang berada di ruang inti dalam rumah
c) Kamar Tidur Tamu : Peletakan Jendela pada kamar tidur tamu yang langsung menghadap pada area parkiran di karpot sehingga pengunjung luar dapat melihat
apa yang berada di kaamr tidur tamu.
3. Visibilitas
a) Ruang Makan : Pandangan keluarga melalui jendela pada lantai dua yang menampilkan area servis dari cucian baju sampai aktivitas Bapak Supir.
4. Aksesbilitas
a) Ruang Tamu
: Peletakan perabot pada ruang tamu yang memakan lahan dan berjauhan sehingga membuat entrance dalam rumah ini terhalang oleh kursi
perabot ruang tamu
b) Kamar Mandi Tamu : Peletakan kamar mandi tamu yang berjauhan sehingga pengunjung/tamu apabila hendak ingin ke kamar mandi harus melewati banyak
ruang yang ada di dalam rumah ini.
5. Density
a) Ruang Makan dan Area Sirkulasi disampingnya : Sirkulasi aktivitas orang yang lalu Lalang pada ruang makan akan tersendat apabila kursi pada ruang makan
dimundurkan, dan terdapat orang yang sedang melewatinya, sehingga harus ada salah satu yang mengalah, agar orang itu bisa lewat.
BAGIAN III. RANCANGAN REDESAIN
1) Ruang Tamu
4) Kamar Tidur Tamu
Kamar
Tidur
Tamu
yang
menghadap kea rah karpot
sehingga saya kira itu adalah Ina,
tetapi yang lain.
Permasalahan : a) Personal Space
b) Aksesbilitas
Permasalahan
perabot
pada
Ruang Tamu yaitu bisa merubah
tata letak perabot sehingga tidak
menyusahkan
orang/penghuni
rumah asli untuk masuk.
Before
After
BEFORE
AFTER
2) Ruang Kerja
Permasalahan : Privacy
5) Ruang Makan
Visibilitas orang yang makan
sangat jauh dengan visibilitas
binatang, coba deh chi punya
stevan kirim sini.
Permasalahan pada ruang kerja
yang membutuhkan lebih privacy
agar penghuni yang sedang
bekerja di ruang kerja menjadi
focus. Lalu ruang kerja dibuat
dalam ruangan sendiri dan
menghadap kea rah timur
Before
After
BEFORE
AFTER
Permasalahan : Visibilitas
3) Ruang Keluarga
Permasalahan : Privacy
BEFORE
6) Kamar Mandi Tamu
AFTER
BEFORE
Ruang Keluarga yang dibatasi oleh
sekat atau pembatas sehingga
para tamu tidak bisa melihat itu.
AFTER
Kamar
mandi
tamu
harus
berdekatan dengan ruang tamu
sehingga tidak menyulitkan juga
bahwa ada orang yang nggandul
(temen w) jadinya semuanya jauhin
dia.. L
USULAN RANCANGAN DENAH KESELURUHAN
DENAH EKSISTING SEBELUM REDESAIN
Download