LAPORAN PRAKTIKUM MARIKULTURE OLEH: KELOMPOK IV ▪ BENYAMIN BEYENG(1813010067) ▪ ABNER DJARA DJAMI(1813010091) ▪ ARNOLDIANUS TAEK (1813010084) ▪ ANANIAS MANOH(1813010062) ▪ ONISIMUS NAHAK(1813010081) PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2020 KATA PENGATAR Pujih syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya sehingga laporan praktikum manajemen pemberian pakan dapat terselesaikan pada waktu yang ditentukan. Terima kasih juga kepada pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini, serta sumber yang dijadikan sebagai bahan referensi dalam mendukung penulisan laporan ini. Penulis menyadiri bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangan baik dari materi penyusun laporan ini dan juga sajiannya belum lengkap untuk itu penulis sangat mengaharapkan kritikan maupun saran dari para pembaca agar dapat menyempurnahkan laporan ini kedepan sehingga berfaat bagi semua orang. Kupang, 26 November 2020 Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan teknologi keramba jaring apung atau KJA (Floating net cage) membuka peluang untuk budidaya perikanan laut (mariculture). KJA ini juga merupakan proses yang luwes untuk mengubah nelayan kecil tradisional menjadi pengusaha agribisnis perikanan. Peluang usaha KJA ini tidak saja bermanfaat untuk pengusaha perikanan besar, tetapi juga sangat strategis untuk pengusaha perikanan kecil, sebab selain murah juga mudah dalam pengelolaanya. Keramba jaring apung dapat dibangun dengan cepat, serta dapat dipindahkan apabila ternyata perairannya sudah tidak cocok lagi untuk diusahakan. Teknologi KJA jauh lebih mudah untuk dikuasi oleh nelayan dari pada teknologi permesinan pada perahu bermotor atau alat-alat pendingan. KJA selain memberikan kepastian hasil produksi, juga meningkatkan posisi tawar menawar yang lebih baik karena tidak perlu lagi tergesa-gesa menjualnya. Ikannya dapat terus disimpan dan dipelihara didalam KJA sampai mendapat harga yang baik (Anonim, 2001). Laut memberikan banyak manfaat, namun disisi lain manusia juga menjadikan laut sebagai tempat pembuangan sampah dan pembuangan limbah beracun yang berpotensi mencemari lingkungan ekosistem laut tersebut. Perlu kita ketahui bahwa kerusakan ekosistem laut kita saat ini berada di titik merah dimana itu sudah sangat memperihatinkan. Pencemaran laut itu sendiri dapat diartikan sebagai adanya atau masuknya kotoran ataupun limbah buangan yang masuk ke lautan, memang, pencemaran laut ini adalah sebuah permasalahan yang mendasar pada negara-negara maritim di dunia. Pengaruh dari pencemaran dan kerusakan ekosistem laut ini dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Laut merupakan suatu ekosistem yang kayak akan sumber daya alam termasuk keanekaragaman sumber daya hayati yang digunakan manusia untuk kehidupannya. Sebagaimana kita ketahui 70% permukaan bumi didominasi oleh perairan atau lautan, maka dari itu kehidupan manusia di bumi ini sangat bergantung kepada lautan, sehingga manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Banyak sampah-sampah yang mengendap sampai ke dasar laut dan juga terbawa arus oleh aliran sungai yang mengalir kelaut. Diantaranya adalah sampah hasil rumah tangga, tumpahan minyak dll. Dengan adanya hal seperti ini pemerintah dan masyarakat diminta untuk lebih peka dalam menjaga keberlangsungan hidup organisme dan ekosistem laut kita. 1.2 Tujuan Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui : ➢ Teknologi Marikultur ➢ Jenis dan caramasuknya limpah ke perairan ➢ Dampak terhadap biota perairan, khususnya yang di budidayakan ➢ Respon fisiologis pada ikan yang di timbulkan akibat pencemaran dan aktifitas perikanan . BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keramba Jaring Apung (KJA) Keramba jaring apung adalah salah satu wadah budidaya perairan yang cukup ideal, yang ditempatkan di badan air dalam, seperti waduk, danau, dan laut. Keramba jaring apung merupakan salah satu wadah untuk penerapan budidaya perairan sistem intensif. Prinsipnya semua jenis ikan laut dan ikan air tawar dapat dipelihara pada keramba jaring apung (Abdul kadir, 2010). 2.2 Banyak Penyebab Pencemaran Dan Kerusakan Ekosistem Laut Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang dibuang pada perairan dapat menyebabkan pencemaran. Menurut Syamsuddin (2014), pencemaran perairan yng ditinjau dari sudut produksi perikanan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau material lain ke dalam perairan oleh kegiatan manusia atau melalui proses alam yang menyebabkan berubahnya tatanan atau komposisi air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan persyaratan untuk produksi perikanan. 1. Pembuangan Limbah Industri Limbah pabrik yang langsung dialirkan ke laut akan menyebabkan terjadinya pencemaran pada ekosistem dan air laut. Seperti yang kita ketahui limbah industri sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup karena mengandung berbagai macam jenis logam dan zat kimia berbahaya. Zat kimia tersebut sulit atau tidak bisa diurai dengan baik oleh mikroorganisme di laut. Sebagai dampaknya akan banyak ekosistem laut ang mati, kalaupun bisa bertahan pasti akan membawa bibit penyakit karena tubuhnya sudah terkontaminasi zat-zat berbahaya bahkan jika manusia mengkonsumsi ikan yang mengandung merkuri, hal ini tentu akan menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia yang mengkonsumsi ikan laut yang mengandung zat merkuri tersebut. 2. Tumpukan Sampah Sampah tidak hanya menciptakan pencemaran di area sungai. Sampah yang terbawa arus sungai tersebut biasanya akan berakhir di laut. Jika setiap hari volume sampah yang mencemari laut meningkat, kehidupan biota laut akan menjadi terganggu. Penyebab pencemaran laut juga berasal dari sampah yang ditinggalkan di pantai yang terbawa ombak dan akan menyebabkan meningkatnya tingkat pemcemaran di laut. Namun, banyak sampah yang terbawa kelaut merupakan sampah yang berjenis anorganik dan sulit diura. Akibatnya, kondisi laut akan menjadi kotor dan berbau busuk. 3. Pertambangan di Lepas Pantai Pencemaran laut juga bisa terjadi karena adanya aktifitas pertambangan yang dilakukan di lepas pantai. Ketika pertambangan tersebut terjadi akan banyak limbah hasil bekas tambang yang akan dihasilkan. Karena berada di tengah laut, satu-satunya tempat pembuangan limbah tersebut adalah di laut. Karena terkontaminasi minyak, kondisi air laut akan berubah. Air dan minyak memiliki karakter yang berbeda serta tidak dapat becampur ataupun bersatu. Limbah minyak juga mengandung zat berbahaya yang cukup mudah untuk mematikan ekosistem ikan di laut. Tidak hanya ikan saja, ekosistem terumbu karang juga bisa rusak dan musnah ketika limbah pertambangan yang berupa minyak tersebut dibuang ke laut. 2.3 Karakteristik Limbah Perikanan Berdasarkan karakter yang khas, limbah dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu limbah yang masih dapat dimanfaatkan dan sudah tidak dapat dimanfaatkan. Limbah perikanan berbentuk padatan, cairan dan gas. Limbah tersebut ada yang berbahaya dan sebagian lagi beracun. Limbah padatan memiliki ukuran bervariasi, mulai beberapa mikron hingga beberapa gram atau kilogram. Ikan rucah, yang jumlahnya banyak, merupakan limbah dengan bobot mencapai ratusan kilogram atau ton. Beberapa limbah padatan masih dapat dimanfaatkan dan sisanya tidak dapat dimanfaatkan dan berpotensi sebagai pencemar lingkungan. Jelas terlihat bahwa kualitas limbah sangat ditentukan oleh volume, kandungan bahan pencemar dan frekuensi pembuangan limbah. Volume limbah berkaitan dengan kemampuan alam untuk mendaur ulangnya. Peningkatan volume limbah akan meningkatkan beban siklus alami, terutama peningkatan yang berlangsung secara cepat. Bahan pencemar yang terkandung didalam limbah berpengaruh terhadap kualitas limbah. Bahan pencemar berupa bahan organik relatif tidak berbehaya dibandingkan dengan logam berat. Demikian pula bahan pencemar yang berupa senyawa beracun. BAB III METODELOGI 2.1 Waktu dan tempat praktikum Praktikum manajemen marineculture dilaksanakan di Kupang ,Kelapa Lima pada hari Rabu, 25 november 2020. 2.2 Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang kami gunakan dalam proses prkatikum kami yaitu: ➢ Kamera( HP) ➢ Buku dan Bulpen 2.3 Prosedur kerja Semua anggota kelompok di bagi tugas untuk melakukan pengamatan dan menjelaskan mengenai: Teknologi Marikultur, Jenis dan cara masuknya limpah ke perairan, Dampak terhadap biota perairan, khususnya yang di budidayakan dan Respon fisiologis pada ikan yang di timbulkan akibat pencemaran dan aktifitas perikanan di lokasi praktikum tersebut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Teknologi Marikultur . Teknologi Marikultur adalah salah satu wadah budidaya atau media budidaya yang dilakukan pada daerah pasisir pantai, dengan menggunakan media atau wadah yang sudah moderen dan wadah budidayanya sudah di rekayasa dengan habitat asli biota yang dibudidayakan, sehingga dapat membantu pertumbuhan biota atau organisme yang di budidayakan,dapat berkembang dengan cepat. Keramba jaring apung adalah salah satu wadah budidaya perairan yang cukup ideal, yang ditempatkan di badan air dalam, seperti waduk, danau, dan laut. Keramba jaring apung merupakan salah satu wadah untuk penerapan budidaya perairan sistem intensif. Prinsipnya semua jenis ikan laut dan ikan air tawar dapat dipelihara pada keramba jaring apung (Abdul kadir, 2010). B. Jenis- jenis Limbah dan Cara Masuknya Kedalam Perairan Jenis- jenis limbah yang kami amati dalam perairan di kelapa lima antara lain: ▪ Limbah Padat adalah limbah yang berwujud padat dan umumnya kering. Contoh limbah jenis ini misalnya: sampah, botol bekas, botol kaca, kertas Cara masuknya limbah padat ini kedalam perairan melalui ulahnya kita manusia karena tidak membuang sampah pada tempatnya, pembuang sampah tersebut secara langsung kedalam perairan dan juga di pinggir perairan maka suatu ketika terjadi angin yang kencang maka sampah tersebut mudah masuk kedalam perairan. Hal ini bisa dikatakan bahwa sampah ini masuk kedalam perairan melalui: 1. Ulah manusia / masayarakat pesisir yang buang sampah sembarangan. 2. Angin yang keras ▪ Limbah Cair adalah limbah yang berasal dari sisa kegiatan yang berbentuk cair dan mudah larut kedalam air. Contoh limbah cair diantaranya: sisa detergen air cucian. Cara masuknya limbah kedalam perairan melalu hasil lubang pembuang dari perhotelan dan rumah warga yang ada di pinggir perairan. C. Dampak limbah terhadap biota yang dibudidayakan Budidaya ikan terus berkembang sebagai sumber penyedia protein untuk populasi manusia di dunia yang telah melampaui angka 6 milliar. Produksi perikanan tangkap semakin mengalami tekanan dan cenderung menurun, mengingat tingginya permintaan dari masyarakat terhadap ikan. Maka ikan dari hasil budidaya ikan menjadi solusi untuk mengurangi tekanan terhadap stok ikan di alam, namun beberapa isu mesti diwaspadai oleh masyarakat dunia mengingat beberapa praktek budidaya ikan, telah terbukti berdampak negatif terhadap sumberdaya ikan di alam. Beberapa dampak negatif lingkungan terhadap lingkungan yaitu: • Kualitas air akan menurun sehinggga menyebabkan ikan kekurangan oksigen • Kadar garam dalam perairan semakin naik yang meneyebabkan perubahan struktur insang bagi ikan. D. Respon Fisiologis Pada Ikan Yang diTimbul Akibat Pencemaran dan Akibat Pencemaran Dan Aktivitas Perikanan. Akibat dari banyaknya sampah dan limbah yang masuk ke dalam perairan akan menyebabkan kadar garam tinggi.Tingginya kadar garam pada lingkungan perairan yang dipengaruhi pencemaran lingkungan berdampak pada biota perairan. Inilah yang menjadi fokus peneliti Indonesia, Harish Muhammad, di Berlin, Jerman. Ia melakukan penelitian mendalam terhadap perubahan fisiologi ikan yang dipengaruhi perubahan kadar garam di lingkungan. Kegemaran Harish memelihara ikan sejak kecil dan kecintaannya akan alam kian mendekatkannya ke budidaya perikanan yang ramah lingkungan. Kini Harish yang melanjutkan studi di Humboldt Universität jurusan biologi ikan, perikanan, dan akuakultur. Harish Muhammad: Insang adalah organ yang saya dissect (bedah) untuk diperiksa strukturnya. Karena sebelum ikan memperlihatkan pertumbuhan yang memburuk karena terpengaruh faktor lingkungan, umumnya terjadi perubahan struktur insang yang dapat dijumpai lebih awal. Insang ini bersifat sangat sensitif, maka tepat dijadikan indikator. Pada insang terdapat proses osmoregulasi. Osmoregulasi ini mengatur kadar kebutuhan ion dalam tubuh saat pertukaran gas, menyesuaikan kadar ionik air di luar tubuh ikan dengan kebutuhan di dalam tubuh ikan. Berdasarkan literatur ‘ikan memang perlu ion dari garam-garaman, namun jika terlalu banyak kadar ion di lingkungan, maka ikan harus mengelurakan kelebihan ion dari tubuhnya. Lalu bagaimana caranya ikan mengatur kadar ion yang ia terima itu sesuai?' Dengan beradaptasi memodifikasi struktur insangnyanya. Bentuk modifikasi struktur insang ini bisa dengan beberapa cara yakni Epitelia Lifting, Hiperplasia antar lamela, dan Hipertropi dari sel klorida ▪ Epitelia lifting(ep) ini adalah dengan terkoyaknya jaringan epitel insang. ▪ Hyperplasia(hp) adalah pembelahan sel (proliferasi) masif diantara lamela insang ikan yang membuat barrier (tembok) supaya garam tidak cepat masuk. Hal ini semata-mata dilakukan untuk mengurangi paparan insang dari kelebihan ion-ion. ▪ Hyperthropy of Chloride cell(ht), sel klorida yang terlibat dalam transfer ion menjadi membesar (hipertropi), mengalami perubahan ukuran, karena diduga harus bekerja ekstra untuk mengeluarkan kelebihan ion. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Teknologi Marikultur adalah salah satu wadah budidaya atau media budidaya yang dilakukan pada daerah pasisir pantai, dengan menggunakan media atau wadah yang sudah moderen dan wadah budidayanya sudah di rekayasa dengan habitat asli biota yang dibudidayakan, sehingga dapat membantu pertumbuhan biota atau organisme yang di budidayakan,dapat berkembang dengan cepat. Jenis- jenis limbah yang kami amati dalam perairan di kelapa lima antara lain: ▪ Limbah Padat adalah limbah yang berwujud padat dan umumnya kering. Contoh limbah jenis ini misalnya: sampah, botol bekas, botol kaca, kertas ▪ Limbah Cair adalah limbah yang berasal dari sisa kegiatan yang berbentuk cair dan mudah larut kedalam air. Contoh limbah cair diantaranya: sisa detergen air cucian Beberapa dampak negatif lingkungan terhadap lingkungan yaitu: • Kualitas air akan menurun sehinggga menyebabkan ikan kekurangan oksigen • Kadar garam dalam perairan semakin naik yang meneyebabkan perubahan struktur insang bagi ikan. Harish Muhammad: Insang adalah organ yang saya dissect (bedah) untuk diperiksa strukturnya. Karena sebelum ikan memperlihatkan pertumbuhan yang memburuk karena terpengaruh faktor lingkungan, umumnya terjadi perubahan struktur insang yang dapat dijumpai lebih awal. Insang ini bersifat sangat sensitif, maka tepat dijadikan indikator. Pada insang terdapat proses osmoregulasi. 3.2 Saran Dengan ini kami penulis laporan ini berharap praktikum ini dapat lebih baik kedepannya, karena disetiap praktikum terdapat kekurangan, saya berharap disetiap kekurangan disetiap praktikum dapat dikoreksi ulang dan menjadi bahan pembelajaran dipelaksanaan praktikum kedepannya. DAFTAR PUSTAKA Santosa, W Rizky. 2013. Dampak Pencemaran Lingkungan Laut Oleh Perusahaan Pertambangan Terhadap Nelayan Tradisional. Darmawan, Bani. Djati Mardiatno. Analisis Kerusakan Terumbu Karang Akibat Sampah Di Pulau panggang Kabupaten Kepulauan Seribu. Boy, Syafri. 2014. Paper Pencemaran Laut. Program Studi Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Riau Pekanbaru. Masyitah Purba, Tasia. 2018. Pertanggung Jawaban Kapal Caledonian Sky Atas Kerusakan Terumbu Karang Yang Berada Di Raja Ampat. Departemen Hukum Internasional. Pramudyanto, Bambang. 2014. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan di Wilayah Pesisir. Jurnal Lingkar Widyaswara. Hafiki, Jufri. Pencemaran Laut Akibat Ulah Manusia.