Uploaded by assyafiah01

Askep Pneumonia dan TB Paru

advertisement
Tugas Askep Pneumonia
Dan TB Paru
Nama
: Assyafiah Harnum
Nim
: G1B119078
Prodi
: keperawatan
Dosen pengampu : Ns. Yosi Oktarina S.Kep, M.Kep
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2019/2020
1
ASKEP PNEUMONIA
1. Pathway
Normal (sistem
pertahanan )
terganggu
Organisme
Virus
Stapilokokus
Saluran nafas
bagian bawah
Kuman patogen
mencapai
bronkioli,
terminalis
merusak sel
epitel bersilia,
sekl goblet
Eksudat
masuk ke
alveoli
Cairan edema
+ leukosit ke
allveoli
Sel darah
leukosit,
pneumokokus
mengisi
alveoli
Konsulidasi
paru
Kapasitas vital,
compliance
menurun,
hemorogik
Trombus
Alveoli
Trombus
Toksin,
coagulase
Nekrosis
Leukosit + fibrin
mengalami
konsolidasi
Leukositosis
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
Kekurangan
volume cairan
Insoleransi
aktifitas
Defisiensi
pengetahuan
Ketidakefektiran
pola nafas
2
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama Pasien (inisial): An. R.F
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Lahir
: 26 November 2018
Alamat
: Kapan
Agama
: Kristen Protestan
Tanggal Masuk
: 21 Mei 2019
Diagnosa Medis
: Pneumonia
Nama Orangtua
: Tn. T.F
NO. MR
: 512862
Jam: 23.30
2. Keluhan Utama
Keluarga pasien (Ibu) mengatakan pasien sesak nafas dan batuk.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga pasien mengatakan awalnya pasien mengalami demam, batuk
dan sesak nafas sejak tanggal 10 Mei 2019, pada keesokan harinya
tanggal 11 Mei 2019 pukul 02.00 Wita An. R.F dibawa ke rumah sakit .
3
Saat di IGD pasien diberikan terapi O2. Pada Pukul 09.00 Wita pasien dipindahkan
ke ruang ICU dan dirawat selama 10 hari kemudian di pindahkan ke Ruang
Perawatan anak Ruang Kenanga pada 21 Mei 2019 pukul 10.00 Wita.
Keadaan umum : saat ini pasien mengalami sakit sedang dan lemas
- Kesadaran : tingkat kesadaran pasien secara kualitatif adalah compos
mentis dengan GCS E4 : V5 M6
- Tanda vital
: Suhu 37.70C, Nadi 103x/menit , pernapasan
59x/menit (tachypnea)
- Terpasang O2 masker 5 liter per menit, terpasang NGT dan terpasang
infus pada tangan kiri.
4. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran
- Prenatal : Ibu An. R.F melakukan pemeriksaan kehamilan di
Puskesmas Kapan sebanyak lima kali. Pada masa kehamilan, sakit
yang biasa dirasakan ibu mual dan sakit kepala serta cepat lelah
- Intranatal : Ibu bersalin Puskesmas Pembantu dengan usia kehamilan
32 minggu dan ditolong oleh Bidan dengan jenis persalinan spontan.
Saat ibu melahirkan, bayi langsung menangis dengan berat badan bayi
2800 gram dan kulit berwarna merah.
- Postnatal : Bayi mendapat ASI sampai dengan usia 2 bulan, dan pada
usia 3 bulan bayi sudah mendapatkan susu Formula.
5. Riwayat Masa Lampau
Orang tua mengatakan pada waktu An. R.F berumur satu bulan
pernah mengalami sakit Demam, batuk, pilek dan kejang. An. R. F
langsung dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Saat itu An. R.F hanya
mengonsumsi obat-obatan tradisional. Pasien juga tidak alergi terhadap
obat-obatan,tidak alergi dengan susu Formula Pasien juga tidak pernah
mengalai kecelakaan. Status imunisasi dasar belum lengkap lengkap.
An R.F baru mendapatkan imunisasi HB 0, BCG, Polio 1.
4
6. Riwayat Keluarga (Genogram)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis hubungan tinggal bersama
: Garis keluarga
: Pasien
5
Dari genogram diatas menunjukkan bahwa pasien adalah anak tunggal,
didalam keluarga tidak ada penyakit yang sama dengan pasien. Didalam
keluarga juga tidak ada yang menderita penyakit infeksi ataupun penyakit
degeneratif.
7.
Riwayat Sosial
Orang yang mengasuh
: pasien diasuh oleh orang
tuanya sendiri
Hubungan dengan anggota keluarga
: baik, mereka hidup rukun dan
saling
Hubungan
anak
dengan
teman : -
sebaya
8.
Pembawaan secara umum
: An. R.F merasa lebih nyaman
jika bersama dengan orang
tuanya sendiri
Lingkungan rumah
: An.R.F tinggal di lingkungan
rumah yang ramah.
Kebutuhan Dasar
a) Nutrisi
: An. R.F diberi minum susu Formula SGM
b) Istirahat dan tidur : Biasanya An. R.F
tidur
malam
pada
jam
20.00/21.00 dan akan bangun setiap dua atau tiga jam karena ingin minum
susu. Sebelum tidur biasanya ibu An. R.F menggendong An. R.F sambil
bernyanyi.
c) Personal hygiene : sebelum sakit An.R.F biasanya mandi dua kali dalam
sehari. Namun pada saat sakit ia hanya di lap badannya oleh orang tua nya.
6
An. R.F juga selalu mencuci rambutnya setiap kali mandi. namun saat
sakit ia belum pernah mencuci rambutnya sehingga tampak kotor dan
teraba lengket.
d) Aktivitas bermain : saat ini aktivitas bermain An. R.F terbatas karena
kondisi fisik yang lemah dan terpasang alat bantu nafas, NGT, dan Infus.
e) Eliminasi (urin dan bowel) : pola eliminasi urine An. R.F biasanya 3-5x
dalam sehari. Sementara eliminasi bowel 1-2x dalam sehari.
9.
Keadaan Kesehatan Saat Ini
Saat ini pasien tidak menjalani tindakan operasi dengan status nutrisi
pasien adalah gizi kurang. Dampak hospitalisasi yang terjadi pada anak
yaitu An. R.F merasa kurang nyaman karena selalu di periksa berulang kali.
Hubungan antara An. R.F dengan orang tua makin dekat. Saat ini obatobatan yang didapat pasien adalah:
- D5 ½ NS 1000cc/24 jam (14 tetes per menit)
- Dexametazole 2 x 2 mg per IV
- Paracetamol syrup 3x ½ ctg per NGT
- Captopril 2 x 2 mg per NGT
- Amoxycilin 3x 1½ ctg per NGT
- Cefotaxime 3 x 300 mg per IV
- Furosemid 2 x 2 mg per IV
7
a. Laboratorium
Pemeriksaan sudah dilakukan tiga kali pemeriksaan dengan
hasil:
18 Mei 2019
(09.12 Wita)
Hemoglobin 12.0 g/dL
Eritrosit 5.60 10^6/uL,
Hematokrit 39.9%
Monosit 10.8%
Neutrofil 3.25 10^3/uL
Limfosit 7.79 10^3/uL
Trombosit 276 10^3/uL
10.
Pemeriksaan Fisik
-. Keadaan umum : keadaan umum An. R.F tampak sesak nafas dan lemah.
-
-
Tinggi Badan
: 60 cm
BB saat ini
: 4 Kg
BB sebelum sakit
: 4,5
BB Ideal
: 9,2 Kg
Status Gizi
: Gizi kurang
Lingkar Kepala
: 42 cm, An. R.F tidak hidrosefalus
Ubun-ubun anterior
: tertutup
Kepala
Ubun-ubun posterior : tertutup
-
Leher
: An. R.F tidak mengalami kaku kuduk
8
Pembesaran limfe
-
: Tidak ada pembesaran limfe
Mata
Konjungtiva
: Merah muda
Sklera
: Sklera berwarna putih
Telinga
: Simetris dan tampak kotor, tidak ada gangguan
pendengaran, adanya sekresi serumen dan tidak ada nyeri tekan.
-
Hidung
: bentuk simetris, adanya sekret, tidak ada polip
-
Mulut
: mukosa tampak kering dan mulut tampak bersih
-
Lidah
: lidah tampak lembab dan bersih
-
Gigi
:-
-
Dada
: bentuk dada simetris, lingkar dada 37 cm
Jantung : suara jantung lup dup, tidak ada pembesaran jantung
Paru-paru : auskultasi paru wheezing
-
Abdomen
: palpasi abdomen teraba keras, dengan lingkar perut 37 cm
Bising usus
: auskultasi bising usus 36x/menit
Saat ini pasien tidak merasa mual atau muntah.
-
Genitalia
: bersih dan tidak ada pemasangan kateter
-
Ekstremitas
: pergerakan sendi normal, tidak ada fraktur.
11.
Informasi Lain
-
Pengetahuan orang tua
Orang tua mengatakan hanya mengetahui penyakit yang dialami
anaknya yaitu sesak nafas karena telah di sampaikan oleh dokter, namun
tidak mengetahui pengertian, penyebab, pencegahan dan penanganan anak
dengan Pneumoni.
-
Persepsi orang tua terhadap penyakit anaknya
Orang tua menerima terhadap sakit yang dialami anaknya namun
orang tua merasa khawatir dan cemas karena belum An. R.F merupakan
anak
tunggal
dan
anak
pertama
mereka
9
B.
Diagnosa Keperawatan
1) Analisa Data
Data-data
Problem
Etiologi
o
1.
DS
:Ibu
mengatakan
masuk RS karena
An.R.F Pola nafas tidak
sesak efektif
Keletihan
otot
pernapasan
nafas
DO : Terdapat pernapasan cuping
hidung , retraksi dinding
dada dan penggunaan otot
bantu nafas, terdengar bunyi
wheezing dan terpasang O2
masker 5 lpm.
2.
DS : Ibu mengatakan An. R.F Bersihan
batuk-batuk nafas
mengalami
jalan Mukus
yang
tidak berlebihan
namun tidak mengeluaran efektif
dahak.
DO : An. R.F terdengar batuk ,
TTV ; RR : 59x/menit, Suhu
37.70C, Nadi 103x/menit
3.
DS : Ibu mengatakan sakit yang Defisit
diderita
An.
R.F
adalah pengetahuan
Kurang terpapar
informasi
batuk dan sesak nafas , ibu
tidak
mengetahui
cara
penanganan dan pencegahan
penyakit
yang
dialami
An.R.F
10
DO : Saat ditanyakan ibu tidak
bisa menjawab pertanyaan
tentang cara penanganan dan
pencegahan penyakit An.R.F
11
2)
Prioritas masalah
-
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan mukus yang
berlebihan merupakan masalah yang dapat mengancam kehidupan
pasien.
-
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot
pernapasan merupakan masalah yang dapat mengancam kehidupan
pasien.
-
Defisit
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
terpapar
informasi merupakan masalah yang dapat mengancam tumbuh
kembang dan kesehatan pasien.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Kep
Bersihan
jalan
nafas tidak efektif
b.d
mukus
berlebihan
TUJUAN (NOC)
INTERVENSI (NIC)
NOC :
Manajemen jalan nafas
Status pernafasan : Kepatenan
jalan nafas
9. Monitor
status
pernafasan dan respirasi
sebagaimana mestinya
Definisi : saluran trakeobronkial
yang terbuka dan lancar untuk
pertukaran udara
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
pasien dapat meningkatkan status
pernafasan
yang
adekuat
meningkat dari skala 2 (cukup)
menjadi skala 4 (ringan) dengan
kriteria hasil :
10. Posisikan pasien semi
fowler,
atau
posisi
fowler
11. Observasi
kecepatan,irama,kedala
man
dan
kesulitan
bernafas
12. Auskultasi suara nafas
13. lakukan fisioterapi dada
7. Frekuensi pernafasan normal
(30-50x/menit)
8. Irama pernafasan
(teratur)
normal
sebagaimana mestinya
14. Kolaborasi
pemberian
O2 sesuai instruksi
15. Ajarkan
9. Kemampuan
untuk
mengeluarkan secret (pasien
dapat melakukan batuk efektif
jika memungkinkan)
melakukan
batuk efektif
Ajarkan pasien dan
keluarga
mengenai
16.
12
10.
Tidak ada suara nafas
tambahan
(seperti
;
Ronchi,wezing,mengi)
penggunaan perangkat
oksigen
yang
memudahkan mobilitas
11. Tidak ada penggunaan otot
bantu napas (tidak adanya
retraksi dinding dada)
12. Tidak ada batuk
Ket:
6. Sangat berat
7. Berat
8. Cukup
9. Ringan
10. Tidak ada
Ketidakefektifan
pola
napas
berhubungan
dengan keletihan
otot pernafasan
Status pernafasan
Manajamen Jalan nafas
Definisi : Proses keluar masuknya
udara ke paru-paru serta
pertukaran karbondioksida dan
oksigen di alveoli.
1. Posisikan pasien Posisi
semi fowler, atau posisi
fowler
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam status
pernafasan yang adekuat
meningkat dari skala 2 (berat)
menjadi 5 (ringan)
Manajemen pernafasan
Dengan kriteria hasil :
7. frekuensi pernafasan normal
(30-50x/menit)
8. Irama pernafasan
(teratur)
normal
9. suara auskultasi nafas normal
(vesikuler)
2. Observasi
kecepatan,irama,kedala
man
dan
kesulitan
bernafas
3. Observasi
pergerakan
dada,
kesimetrisan
dada,penggunaan
otootot bantu nafas,dan
retraksi pada dinding
dada
4. Auskultasi suara nafas
Terapi oksigen
13
5. Kolaborasi pemberian
O2
11. Tidak ada penggunaan otot 6. Monitor aliran oksigen
bantu nafas (tidak adanya 7. Ajarkan pasien dan
retraksi dinding dada)
keluarga
mengenai
penggunaan perangkat
12. Tidak ada pernafasan cuping
oksigen
yang
hidung
memudahkan mobilitas
10. Kepatenan jalan nafas
Ket:
Defisiensi
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
sumber
pengetahuan
6. Deviasi berat dari kisaran
normal
7. Deviasi yang cukup berat
dari kisaran normal
8. Deviasi yang sedang dari
kisaran normal
9. Deviasi ringan dari kisaran
normal
10. Tidak ada deviasi yang
cukup berat dari kisaran
normal
Pengetahuan
:
Manajemen Pengajaran proses penyakit
pneumonia
8. Kaji
tingkat
Definisi :
pengetahuan
tentang
proses penyakit
Tingkat
pemahaman
yang
disampaikan tentang pneumonia, 9. Jelaskan
tentang
pengobatannya dan pencegahan
penyakit
komplikasinya
10. Jelaskan
tanda
dan
Setelah
dilakukan
tindakan
gejala
keperawatan selama 30-40menit
tentang
pasien dan keluarga dapat 11. Jelaskan
penyeba
meningkatkan
pengetahuan
tentang manajemen pneumonia.
Meningkat
dari
skala
2 12. Jelaskan tentang cara
penularan
(pengetahuan terbatas menjadi
skala 4 (pengetahuan banyak) 13. Jelaskan tentang cara
dengan kriteria hasil :
penanganan
5. mengetahui tentang penyakit
6. mengetahui faktor penyebab
(dapat
menyebutkan
penyebab)
14. Jelaskan tentang
pencegahan
cara
7. mengetahui faktor resiko
kekambuhan
(dapat
menyebutkan faktor resiko)
14
8. mengetahui tanda dan gejala
penyakit dan kekambuhan
penyakit (dapat menyebutkan
tanda dan gejala)
Ket :
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak
15
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/Tangga
Jam
Implementasi
Evaluasi
Paraf
l
Sabtu, 25
08.30
Mei 2019
- Mengobservasi keadaan umum pasien
- Mengobservasi
kecepatan,
irama,
adanya pernapasan cuping hidung,
penggunaan otot bantu nafas , retraksi
dinding dada,
- Auskultasi
adanya
suara
nafas
tambahan
- Melakukan
fisioterapi
dada
pada
pukul dan melayani terapi nebulizer
Combivent ¼ vial drip NaCL 3 cc
09.00
pada pukul 11.20.
- Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan mukus yang
berlebihan.
S : Ibu mengatakan An. R. F masih
batuk
O: terdapat mukus pada hidung,
terdengar bunyi ronchi pada paru
kanan lobus bawah, pernapasan:
65 x/menit
A: masalah belum teratasi
P: intervensi 1-7 dilanjutkan
- Pola
nafas
tidak
efektif
berhubungan dengan keletihan
otot pernapasan
16
10.00
- mengobservasi adanya bunyi nafas S: Ibu mengatakan An. R. F masih
sesak nafas
tambahan
- mengatur posisi semi fowler pada bayi
12.00
- Melayani injeksi dexametasone 2 O: pasien tampak sesak, ada
pernapasan cuping hidung,
mg/iv
tarikan dinding dada dan
- Mengobservasi TTV
penggunaan otot bantu nafas,
pernapasan: 65 x/menit.
A: masalah belum teratasi
P: intervensi 1-6 dilanjutkan.
- Defisiensi
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
terpapar informasi
S: Ibu mengatakan tidak paham
tentang penyakit yang dialami
An. R. F belum paham cara
pencegahan, cara penanganan dan
perawatan dirumah.
O: Ibu tidak dapat menjawab
pertanyaan saat ditanyakan
tentang penyakit pneumonia,
faktor penyebab, tanda dan gejala,
cara pencegahan, cara
penanganan dan perawatan
dirumah
A: masalah belum teratasi
17
P: intervensi 1-6 dilanjutkan
Minggu , 26
Mei 2019
09.00
09.30
- Melayani
injeksi
Cefotaxim
300 - Bersihan jalan nafas tidak efektif
mg/iv
- Melayani nebulisasi dengan NaCL
0,95% dan combivent ¼ vial, pasien
12.00
Mengobservasi TTV
- Mengatur O2 masker menjadi 3 Liter
13.45
per menit
- Mengobservasi adanya suara nafas
tambahan hasilnya terdengar bunyi
14.00
nafas wheezing.
berhubungan dengan mukus yang
berlebihan.
S: Ibu mengatakan An. R.F masih
batuk
O: terdapat mukus pada hidung,
terdengar bunyi ronchi pada paru
kanan lobus bawah, pernapasan:
68 x/menit.
A: masalah belum teratasi
P: intervensi 1-7 dilanjutkan.
- Pola
nafas
tidak
efektif
berhubungan dengan keletihan
otot pernapasan
S: Ibu mengatakan An.R.F masih
sesak nafas.
O: pasien tampak sesak, tarikan
dinding dada dan penggunaan
otot bantu nafas, pernapasan:
68 x/menit.
A: masalah belum teratasi
P: intervensi 1-6 dilanjutkan.
Senin, 27
Mei 2019
08.30
09.00
- Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Melakukan fisioterapi dada
- Melayani nebulasi dengan combivent
¼ vial drip NaCL 0,9%
berlebihan.
- Mengobservasi adanya bunyi nafas
tambahan
- Mengobservasi
10.00
kecepatan,
irama,
retraksi dinding dada dan penggunaan
otot bantu nafas
- Mengatur posisi semi fowler, respon
menjadi
S: Ibu mengatakan An. R. F masih
batuk.
adanya pernapasan cuping hidung,
bayi
berhubungan dengan mukus yang
lebih
tenang
dan
ekspansi paru meningkat.
O: terdapat mukus pada hidung,
terdengar bunyi rongki pada
paru kanan lobus bawah,
pernapasan: 65 x/menit.
A: masalah belum teratasi.
P: intervensi 1-7 dilanjutkan.
- Melayani terapi injeksi dexametasone
12.00
2 mg/iv melalui selang
- Mengobservasi TTV
- Pola
nafas
tidak
efektif
berhubungan dengan keletihan
- Memberikan terapi O2 masker 3
S: Ibu mengatakan An. R. F masih
liter/menit.
12.45
- Menjelaskan
tentang
pneumonia,
menjelaskan
penyakit
anak
menjelaskan
13.00
menjelaskan
menjelaskan
otot pernapasan
penyakit
tentang
(pneumonia),
penyebabnya,
tanda
cara
dan
gejala,
penularan,
sesak nafas
O: pasien tampak sesak, ada
pernapasan cuping hidung,
tarikan dinding dada dan
penggunaan otot bantu nafas,
pernapasan: 65 x/menit.
menjelaskan cara pencegahannya,
,menjelaskan
cara
penanganan
dirumah (discharge planning).
A: masalah belum teratasi
P: intervensi 1-6 dilanjutkan.
- Defisiensi
pengetahuan
berhubungan dengan kurang
terpapar informasi.
S: Ibu mengatakan sudah paham
tentang penyakit yang dialami
An. R. F, sudah paham cara
pencegahan, cara penanganan dan
perawatan dirumah
O: Ibu dapat menjawab menjelaskan
kembali tentang penyakit
pneumonia, faktor penyebab,
tanda dan gejala, cara
pencegahan, cara penanganan dan
perawatan dirumah.
A: masalah teratasi.
P: intervensi dihentikan.
M
y
c
o 1. Pathway
b
a
c
t
e
r
i
u
m
Askep Tuberculosis
Mycobacterium
tuberculosis
Airbone / inhalasi droplet
Saluran pernafasa
Saluran pernafasan atas
Saluran pernafasan bawah
Bakteri yang besar bertahan
di bronkus
Paru-paru
Alveolus
Peradangan bronkus
Penumpukan sekret
Efektif
Sekret keluar
saat batuk
Batuk terus
menerus
Terhisap orang
sehat
Resiko penyebaran
infeksi
Alveolus
mengalami
konsolidasi
dan
eksudasi
Tidak efektif
Gangguan
pertukara
n gas
Sekret sulit
dikeluarkan
Demam
Obstruksi
Peningkata
n suhu
tubuh
Terjadi
perdarahan
Penyebaran bakteri
secara limfa
hematogen
Anoreksia
malaese
mual muntah
Sesak nafas
Gangguan
pola nafas
tidak
efektif
Gangguan pola
istirahat tidur
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
Keletihan
Intoleransi
aktivitas
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
2. PENGUMPULAN DATA
a. Identifikasi klien
1. Nama
:Ny. D
2. Tempat/tgllahir
: Pesisir, 01 januari 1962
3. Jeniskelamin
: Perempuan
4. Status kawin
: Kawin
5. Agama
: Islam
6. Pendidikan
: SMP
7.
: Ibu rumah tangga
Pekerjaan
8. Alamat
: Limau Asam Pasar Baru Bayang Kab. Pesisir
Selatan
9. Diagnose medis
: TB paru DO
b. Identifikasi penanggung jawab
1.
Nama
: Ny.T
2. Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
3. Alamat
: Limau Asam Pasar Baru Bayang Kab. Pesisir
Selatan
4. Hubungan
: Adik kandung
c. Riwayat kesehatan :
4) Riwayat kesehatan sekarang
c) Keluhan utama
:
Pasien masuk melalui Poliklinik RSUP Dr. M.Djamil Padang pada
hari rabu tanggal 17 Mei 2017 pukul 12.30 WIB, dengan kesadaran
kompos mentis kooperatif, keadaan umum lemah, disertai dengan
keluhan utama pasien batuk berdarah, pasien sesak nafas, dan nyeri
pada dada, TD: 100/70 mmHg, HR: 98 x/menit, RR: 24 x/menit,
Suhu: 37,1 oC.
d) Keluhan saat dikaji (PQRST) :
Saat dilakukan pengkajian pada hari sabtu, tanggal 20 Mei 2017
harirawatanke 4, dengan kesadaran kompos mentis kooperatif,
keadaan umum sedang, pasien mengeluh sesak nafas, nyeri dada,
batuk produktif masih terdapat bercak darah, makan pasien habis ¼
porsi, keringat malam dan susah tidur. TD: 110/70 mmHg, HR:
73x/menit, RR: 26 x/menit, suhu: 36,8oC. Pasien terpasang oksigen
nasal kanul 3 liter/menit.
5) Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga mengatakan pasien pernah minum OAT tahun 2016 selama 4
bulan dan dihentikan sendiri oleh pasien.Keluarga mengatakan pasien
belum pernah dirawat di RS.Hipertensi (-), DM (+).
6) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan pasien pernah minum OAT tahun 2016 selama 4
bulan dan dihentikan sendiri oleh pasien.Keluarga mengatakan pasien
belum pernah dirawat di RS.Hipertensi (-), DM (+).
d. Pola aktivitas sehari-hari (ADL)
5) Polanutrisi
Makan
-
Sehat : Pasien mengatakan saat sehat makan 3x sehari dengan nasi,
lauk, sayur dengan porsi sedang dan
-
Sakit : pasien diberi makanan biasa Diit DM tipe II, pasien
menghabiskan ¼ porsi makanan saja,
Minum
-
Sehat : minum air putih 8-10 gelas perhari,
-
Sakit : minum air putih sebanyak 8 gelas sehari.
6) Pola eliminasi
-
Sehat: BAK pasien lancar lebih kurang 7x sehari, pasien BAB
lancar.
-
Sakit: pasien BAK lebih kurang 4x sehari, dan BAB 1x 2 hari
dengan konsintensi lembek.
7) Pola tidur dan istirahat
-
Sehat: pasien tidur 8-9 jam perhari, siang 2 jam perhari dan malam
6-7 jam perhari, kualitas tidur baik.
-
Sakit: pasien tidur 11 jam perhari, siang 3 jam perhari dan malam 8
jam perhari, pasien sering mengeluh berkeringkat pada malam hari.
8) Pola aktifitas dan latihan
-
Sehat: Saat sehat keluarga mengatakan pasien seorang ibu rumah
tangga, pasien dapat melakukan kegiatan serta aktivitas sendiri,
-
Sakit: ADL pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
e. Pemeriksaan Fisik
a)
Keadaan umum
:Compos Mentis Cooperatif
b) Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
c)
: 73 x/menit
Nadi
d) Pernafasan
: 26 x/menit
e)
: 36,8oC
Suhu
Pemeriksaan head to toe
k) Kepala :tampak simetris
l)
Wajah : tampak pucat
m) Mata
: konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
n) Hidung : tampak simetris dan tidak ada pernapasan cuping hidung
o) Telinga : simetris kiri kanan
p) Mulut & gigi: mukosa bibir kering dan tidak terdapat karies gigi
q) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan tiroid
r)
Dada/ Thorax
Paru-paru
Inspeksi
: dinding dada tampak simetris
Palpasi
: fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi
: sonor
Auskultasi
: terdengar bunyi bronkovesikuler, ronkhi (+)
Jantung
s)
Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: iktus teraba 1 jari RIC 5
Perkusi
: pekak
Auskultasi
: irama jantung terdengar beraturan
Abdomen
: tidak tampak adanya pembengkakan dan tidak ada
nyeri tekan, bising usus (+) 15x/menit
t)
Ektemitas
Atas : edema (-), akral hangat, CRT < 2 detik
Bawah : edema (-), akral hangat, CRT < 2 detik
Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
5. Data Psikologis
f) Status Emosional
Emosional pasien tampak stabil
g) Kecemasan
Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya saat ini
h) Pola Koping
Pola koping pasien tampak cukup baik
i) Gaya komunikasi
Pasien tampak berkomunikasi dengan baik
j) Spiritual
Pasien beragama islam, untuk aktivitas beribadah pasien perlu dibantu
oleh keluarga
6. Data Penunjang
Tanggal 22 Mei 2017
Gula darah puasa= 560 mg/dl, (70-126 mg/dl)
gula darah 2 jam PP= 637 mg/dl, (<200 mg/dl)
ureum darah= 29 mg/dl, (10.0-50.0 mg/dl)
kreatinin darah= 1.0 mg/dl, (0.6-1.1 mg/dl)
total protein= 8.2 g/dl, (6.6-8.7 g/dl)
Albumin= 3.6 g/dl, (3.8-5.0 g/dl)
Globulin= 4.6 g/dl, (1.3-2.7 g/dl)
Hb= 11.5 g/dl, (14-18 g/dl)
Leukosit= 10.440 mg/dl, (5000-10.000 /mm3)
Trombosit= 481.000 g/dl(150.000-400.000 /mm3)
Pada pemeriksaan radiologi paru didapatkan hasil bahwa terdapat fibro
infiltrat pada kedua paru, kesan : TB Paru
7. Terapi dan pengobatan
Terapi pengobatan pada Ny.D diberikan
-
cairan NaCl 12jam/kolf,
-
Ranitidin 2x1,
-
Dexametason 3x2,
-
Combivent 3x1,
-
terapi OAT R/H/Z/E=400/350/950/600mg/dl
4. ANALISA DATA
Data
7. DS: Pasien mengeluh
batuk
sulit
berdahak
Masalah
Ketidakefektifan
dan bersihan jalan nafas
Etiologi
Eksudat dalam
jalan
alveoli
mengeluarkan
Dahak
DO: pasien tampak
batuk produktif, sekret
berwarna
putih
kekuningan bercampur
dengan darah, RR:
26x/menit,
pasien
tampak sesak nafas.
8. DS
: Pasien Ketidakefektifan
mengatakan
Pola hiperventilasi
nafas Nafas
terasa sesak
DO : KU= Lemah,
Pasien tampak sesak,
TD=110/70mmHg,
nadi = 73 x/menit,
Pernapasan=
26x/menit,
Suhu=36,8oC, pasien
terpasang
O2
3liter/menit
9. DS
:
pasien Ketidakseimbangan
mengatakan
tidak nutrisi
kurang
nafsu makan, makanan kebutuhan tubuh
terasa tidak enak
DO : pasien tampak
pucat, makanan habis
¼ porsi, pasien tampak
lemah,
konjungtiva
anemis, Hb: 11.5 g/dl
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intake
dari adekuat
nutrisi
tidak
DiagnosaKeperawatan
1.
2.
3.
Ditemukanmasalah
Dipecahkan
Tgl
Tgl
Paraf
Paraf
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas berhubungan
dengan eksudat dalam
jalan alveoli
Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan
dengan
Hiperventilasi
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi tidak adekuat
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
N
o
1.
DiagnosaKeperawatan
NOC
NIC
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas berhubungan
dengan eksudat dalam jalan
alveoli
Setelah
dilakukan Manajemen
jalan
tindakan
nafas
q) Bersihkan jalan
keperawatan
diharapakan status
nafas
dengan
pernafasan
:
teknik chin lift
pertukaran
gas
dengan
kriteria
atau jaw thrust
hasil :
sebagai
mana
i) Tekanan
parsal
mestinya
oksigen di darah
r) Posisikan pasien
arteri (PaO2) tidak
untuk
ada deviasi dari
memaksimalkan
kisaran normal
ventilasi
j) Tekanan
parsial
s) Identifikasi
karbondioksisa di
kebutuhan
darah
arteri
aktual/potensial
(PaCO2) tidak ada
pasien
untuk
deviasi dari kisaran
memasukkan alat
normal
k) Saturasi
oksigen
membuka
tidak ada deviasi
nafas
dari kisaran normal
t) Lakukan
l) Keseimbangan
ventilasi
dan
perfusi tidak ada
deviasi dari kisaran
jalan
fisioterapi
dada
sebagai
mana
mestinya
u) Buang
secret
dengan
normal
memotivasi
Tanda-tanda
vital
dengan kriteria hasil :
m) Suhu tubuh tidak
ada
deviasi
dari
kisaran normal
pasien
untuk
melakukan batuk
atau
menyedot
lender
n) Denyut nadi radial v) Instruksikan
bagaimana agar
tidak ada deviasi
dari kisaran normal
o) Tingkat pernafasan
bias
melakukan
batuk efektif
tidak ada deviasi w) Auskultasi suara
nafas
dari kisaran normal
pernafasan x) Posisikan untuk
meringankan
tidak ada deviasi
sesak nafas
dari kisaran normal
p) Irama
darah Monitor pernafasan
q) Monitor
sistolik tidak ada
kecepatan, irama,
deviasi dari kisaran
kedalaman dan
normal
kesulitan
r) Tekanan
darah
bernafas
diastolik tidak ada
r) Catat pergerakan
deviasi dari kisaran
dada,
catat
normal
q) Tekanan
ketidaksimetrisan
, penggunaan otot
bantu pernafasan
dan retraksi otot
s) Monitor
suara
nafas tambahan
t) Monitor
pola
nafas
u) Auskultasi suara
nafas, catat area
dimana
terjadi
penurunan
tidak
atau
adanya
ventilasi
dan
keberadaan suara
nafas tambahan
v) Kaji
perlunya
penyedotan pada
jalan
nafas
dengan auskultasi
suara nafas ronki
di paru
w) Monitor
kemampuan
batuk
efektif
pasien
Berikan
terapi
bantuan
nafas
jika
diperlukan (misalnya
nebulizer)
2.
Ketidakefektifan pola nafas Setelah
dilakukan Manajemen
jalan
tindakan
nafas
berhubungan
dengan
q) Bersihkan jalan
keperawatan
hiperventilasi
diharapkan
status
nafas
dengan
pernafasan : ventilasi
teknik chin lift
dengan
kriteria
hasil :
atau jaw thrust
i) Frekuensi
sebagai
mana
pernafasan
tidak
mestinya
ada deviasi dari
r) Posisikan pasien
kisaran normal
untuk
j) Irama pernafasan
memaksimalkan
tidak ada deviasi
ventilasi
dari kisaran normal
s) Identifikasi
k) Suara perkusi nafas
kebutuhan
tidak ada deviasi
aktual/potensial
dari kisaran normal
pasien
untuk
l) Kapasitas
vital
memasukkan alat
tidak ada deviasi
membuka jalan
dari dari kisaran
nafas
normal
t) Lakukan
fisioterapi
dada
sebagai
mana
mestinya
u) Buang
secret
dengan
memotivasi
pasien
untuk
melakukan batuk
atau
lender
menyedot
v) Instruksikan
bagaimana
bias
agar
melakukan
batuk efektif
w) Auskultasi suara
nafas
x) Posisikan
untuk
meringankan
sesak nafas
Terapi oksigen
o) Pertahankan
kepatenan
jalan
nafas
p) Siapkan
peralatan oksigen
dan
berikan
melalui
system
humidifier
q) Berikan oksigen
tambahan seperti
yang
diperintahkan
r) Monitor
aliran
oksigen
s) Monitor
efektifitas terapi
oksigen
t) Amati
tanda-
tanda
hipoventialsi
induksi oksigen
u) Konsultasi
dengan
tenaga
kesehatan
lain
mengenai
penggunaan
oksigen
tambahan selama
kegiatan dan atau
tidur
3.
Ketidakseimbangan nutrisi Nafsu makan
Manajemen nutrisi
kurang dari
kebutuhan Kriteria Hasil :
a) Tentukan status
tubuh berhubungan dengan a) Hasrat/keinginan
gizi pasien dan
intake nutrisi tidak adekuat
kemampuan
untuk
makan
pasien
untuk
meningkat
memenuhi
b) Energi untuk makan
kebutuhan gizi
meningkat
b)
Identifikasi
c) Intake
makanan
adanya
alergi
adekuat
atau intoleransi
d) Intake
nutrisi
makanan
yang
adekuat
dimiliki pasien
e) Intake
cairan
c) Instruksikan
adekuat
pasien mengenai
kebutuhan nutrisi
(diet)
d) Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang diet yang
dibutuhkan
e) Ciptakan
lingkungan yang
optimal pada saat
mengkonsumsi
makan ( misalnya
: bersih, santai,
dan bebas dari
bau
yang
menyegat)
f) Lakukan
dan
bantu
pasien
terkait perawatan
mulut
sebelum
makan
g) Anjurkan pasien
untuk
duduk
pada posisi tegak
saat makan jika
memungkinkan
h) Monitor
kalori
dan
asupan
makanan
i) Monitor
kecendrungan
penurunan berat
badan
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No DiagnosaKeperawatan
TindakanKeperawatan
1. ketidakefektifan bersihan jalan - posisikan pasien untuk
nafas
berhubungan
dengan
memaksimalkan ventilasi
- monitor pernafasan pasien
eksudat jalan nafas alveoli
- monitor keefektifan pasien
2.
ketidakefektifan
berhubungan
hiperventilasi
pola
nafas
dengan
dalam batuk efektif.
- memposisikan
pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
- auskultasi
suara
nafas
cara
batuk
pasien
- mengajarkan
efektif
- mengajarkan tekhnik nafas
dalam
Paraf
3.
Ketidakseimbangan
nutrisi
- mengidentifikasi
kurang dari kebutuhan tubuh
alergi
berhubungan
makanan
dengan
intake
nutrisi tidak adekuat
atau
adanya
intoleransi
- kolaborasi dengan ahli gizi
tentang diet yang dilakukan
- monitor kecenderungan
berat badan
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl
20/
5
DiagnosaKeperawatan
16.
Ketidakefektifan
bersihan
jalan
EvaluasiKeperawatan
Paraf
S: pasien mengatakan
nafas dahaknya susah keluar
berhubungan dengan eksudat O: pasien tampak batuk
dalam jalan alveoli
berdahak, pasien tampak
memaksakan batuk, batuk
produktif,
pasien
tidak
mampu batuk efektif
A: masalah belum teratasi
17.
ketidakefektifan
P: Intervensi dilanjutkan
pola S:
pasien mengatakan
nafas berhubungan dengan nafas masih terasa sesak O:
hiperventilasi
pasien tampak sesak, RR:
26x/menit,
terpasang
pasien
oksigen
3
liter/menit
A : masalah belum teratasi
18.
Ketidakseimbangan
P : intervensi dilanjutkan
S:
pasien mengatakan
nutrisi kurang dari kebutuhan tidak nafsu makan
tubuh berhubungan dengan
O: pasien tampak lemah,
intake nutrisi tidak adekuat
pucat,
pasien
menghabiskan makan ¼
porsi
A: masalah belum teratasi
21/
5
19.
P: Intervensi dilanjutkan
S: pasien mengatakan
Ketidakefektifan
bersihan
jalan
nafas dahaknya susah keluar
berhubungan dengan eksudat O: pasien tampak batuk
dalam jalan alveoli
berdahak, pasien tampak
memaksakan batuk, batuk
produktif,
pasien
tidak
mampu batuk efektif
A: masalah belum teratasi
20.
P: Intervensi dilanjutkan
pola S:
pasien mengatakan
ketidakefektifan
nafas berhubungan dengan nafas masih terasa sesak O:
hiperventilasi
pasien tampak sesak, RR:
24x/menit,
terpasang
pasien
oksigen
3liter/menit
A : masalah belum teratasi
21.
Ketidakseimbangan
P : intervensi dilanjutkan
S:
pasien mengatakan
nutrisi kurang dari kebutuhan masih tidak nafsu makan
tubuh berhubungan dengan
O: pasien tampak lemah,
intake nutrisi tidak adekuat
pucat,
pasien
menghabiskan makan ¼
porsi
A: masalah belum teratasi
22/
5
22.
Ketidakefektifan
bersihan
jalan
P: Intervensi dilanjutkan
S:
pasien mengatakan
nafas dahaknya sudah berkurang
berhubungan dengan eksudat O: pasien tampak mampu
dalam jalan alveoli
dalam batuk efektif, pasien
tampak
mengeluarkan
sekret
dengan baik
A: masalah teratasi
23.
ketidakefektifan
P: Intervensi dihentikan
pola S: pasien mengatakan
nafas berhubungan dengan sudah
hiperventilasi
tidak
merasakan
sesak
O: pasien tampak sesak,
RR: 21x/menit,
A :masalah teratasi
24.
Ketidakseimbangan
P : intervensi dihentikan
S:
pasien mengatakan
nutrisi kurang dari kebutuhan nafsu makan mulai ada
tubuh berhubungan dengan
O:
pasien
tampak
intake nutrisi tidak adekuat
menghabiskan makanannya
dengan
lahap,
pasien
menghabiskan makan ½
porsi
A:
masalah
teratasi
sebagian
23/
5
25.
Ketidakseimbangan
P: Intervensi dilanjutkan
S:
pasien mengatakan
nutrisi kurang dari kebutuhan nafsu makan mulai ada
tubuh berhubungan dengan
O:
pasien
tampak
intake nutrisi tidak adekuat
menghabiskan makanannya
dengan
lahap,
pasien
menghabiskan makan ½
lebih porsi.
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Download