A. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Pada pengkajian pasien dengan Bronkomalasia (Kharismawati, 2017) biasanya akan didapatkan data: a) Aktivitas/istirahat Gejala : 1) Keletihan, kelelahan, malaise. 2) Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari – hari. 3) Ketidakmampuan untuk tidur. 4) Dispnoe pada saat istirahat. Tanda: Keletihan, Gelisah, insomnia. b) Kelemahan umum/kehilangan massa otot. Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah. Tanda : 1) Peningkatan tekanan darah, peningkatan jantung/takikardia berat. 2) Distensi vena leher. 3) Edema dependent 4) Bunyi jantung redup. 5) Warna kulit/membran mukosa normal/cyanosis 6) Pucat, dapat menunjukkan anemi. 7) Integritas Ego c) Integritas Ego Gejala : 1) Peningkatan faktor resiko 2) Perubahan pola hidup Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsang. d) Makanan/cairan Gejala : 1 frekuensi 1) Mual/muntah. 2) Nafsu makan buruk/anoreksia 3) Ketidakmampuan untuk makan 4) Penurunan berat badan, peningkatan berat badan Tanda : 1) Turgor kulit buruk 2) Edema dependen 3) Berkeringat. 4) Penurunan berat badan 5) Palpitasi abdomen e) Hygiene Gejala : Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan Tanda : Kebersihan buruk, bau badan. f) Pernafasan Gejala : 1) Batuk brassy 2) Episode batuk terus menerus Tanda : 1) Pernafasan biasa cepat. 2) Penggunaan otot bantu pernafasan 3) Bunyi nafas ronchi/wheezing 4) Perkusi hyperresonan pada area paru. 5) Warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu – abukeseluruhan. g) Keamanan Gejala : 1) Riwayat reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan. 2) Adanya/berulangnya infeksi. h) Interaksi sosial Gejala : 1) Hubungan ketergantungan 2 2) Kegagalan dukungan/terhadap pasangan/orang dekat i) Penyakit lama/ketidakmampuan membaik. Tanda: Ketidakmampuan untuk mempertahankan suara karena distresspernafasan. 2. Diagnosa Berdasarkan Nanda 2015-2017, diagnosa pada pasien dengan Bronkomalasia berupa: a) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas tulang rawan. b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispneu, anoreksia, mual muntah. c) Resiko tinggi terhadap infeksi d) Intoleran aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi. e) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. f) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit. 3. Intervensi Keperawatan No 1 DX KEPERAWATAN Pola nafas Tujuan tidak Perbaikan Rasional RencanaTindakan Ajarkan pasien - Membantu pasien efektif dalam pola pernafasan memperpanjang waktu berhubungandenga nafas. diafragmatik ekspirasi. Dengan teknik n deformitas tulang dan pernafasan ini pasien akan bernafas rawan bibir lebih efisien dan efektif. Berikan dorongan untuk 3 - memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas menyelingi tanpa distres berlebihan. aktivitas dan periode istiraha Berikan - menguatkan dan dorongan mengkondisikan otot-otot penggunaan pernafasan. pelatihan otototot pernafasan jika diharuskan 2 Perubahan nutrisi Menunjukkan kurang dari peningkatan kebutuhan berat badan. berhubungan dengan dispneu, Kaji kebiasaan diet. - Pasien distress pernafasanakut, anoreksia karenadispnea, produksi sputum. Auskultasi bunyi - Penurunan bising usus usus menunjukkan penurunan anoreksia, mual motilitas gaster. muntah. Berikan perawatan oral - Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat membuat mual dan muntah. Timbang berat badan sesuai indikasi. Konsul ahli gizi - Berguna menentukan kebutuhan kalori dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi. - Kebutuhan kalori yang didasarkan pada kebutuhan individumemberikan nutrisi maksimal. 3 Resiko terhadap tinggi Mengidentifi Awasi suhu. infeksi kasi - Demam dapat terjadi karena infeksi atau dehidrasi. 4 intervensi berhubungan dengan menetapnya untuk sekret, warna, proses mencegah penyakit kronis. - Sekret berbau, kuning dan Observasi bau kehijauan menunjukkan adanya infeksi. sputum. resiko tinggi Tunjukkan dan bantu pasien - mencegah penyebaran patogen. tentang pembuangan sputum. Diskusikan - Malnutrisi dapat kebutuhan mempengaruhi kesehatan masukan nutrisi umum dan menurunkan adekuat. tekanan darah terhadap infeksi. 4 Berikan anti - Dapat diberikan untuk mikroba sesuai organisme khusus yang indikasi. teridentifikasi dengan kultur. Dukung pasien Intoleran aktifitas Menunjukkan - Otot-otot yang mengalami berhubungan perbaikan dalam kontaminasi membutuhkan dengan insufisiensi dengan menegakkan lebih banyak O2. ventilasi dan aktivitas latihan teratur oksigenasi. intoleran dengan menggunakan exercise, berjalan perlahan atau latihan yang sesuai. 5 Ansietas pasien akan berhubungan mengalami Kaji kecemasan 5 tingkat - Dengan mengetahui tingkat kecemasan klien, sehingga dengan perubahan penurunan (ringan, status kesehatan rasa ketakutan berat). dan ansietas. sedang, memudahkan tindakan selanjutnya. Berikan dorongan - Dukungan yang baik emosional. memberikan semangat tinggi untuk menerima keadaan penyakit yang dialami. Beri dorongan - Mengungkapkan masalah mengungkapkan yang dirasakan akan ketakutan/ mengurangi beban pikiran masalah. yang dirasakan. Jelaskan jenis - Penjelasan yang tepat dan prosedur dari memahami penyakitnya pengobatan sehingga mau bekerjasama dalam tindakan perawatan dan pengobatan. Beri dorongan spiritual - Diharapkan kesabaran yang tinggi untuk menjalani perawatan dan menyerahkan pada TYME atas kesembuhannya. 6 Kurang Mengatakan pengetahuan yang pemahaman penyakit dapat menimbulkan berhubungan kondisi/prose individu partisipasi pada rencana dengan kurangnya s penyakit informasi tentang dan tindakan. proses penyakit Jelaskan proses - Menurunkan ansietas dan pengobatan. Instruksikan - Nafas bibir dan nafas untuk latihan abdominal membantu nafas, batuk meminimalkan kolaps jalan efektif dan nafas dan meningkatkan latihan kondisi toleransi aktivitas 6 umum. Diskusikan - Faktor lingkungan dapat faktor individu menimbulkan iritasi yang bronchial dan peningkatan meningkatkan produksi sekret jalan nafas. kondisi misalnya udara, serbuk, asap tembakau. 7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bronkomalasia adalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (dibawah trakea atau tenggorokan). Tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi menjadi terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari 6 tahun. Secara simtomatik, pasien Bronkomalasia datang dengan gambaran yang mirip dengan trakeomalasia. Pasien dapat mengalami stridor, mengi, batuk terus-menerus, infeksi pernapasan berulang, gangguan pernapasan, dan sianosis. Mereka sering hadir pada masa bayi dengan infeksi pernafasan pertama mereka. Bronchomalacia sering salah didiagnosis sebagai asma dan dengan demikian dapat terjadi keterlambatan diagnosis. Diagnosis dan diferensiasi dari asma dilakukan oleh bronkoskopi dengan pernapasan spontan di mana karakteristik dinamis dari saluran napas dapat disaksikan. B. Saran 1. Pada saat bayi baru lahir kita harus meriksa cara nafas bayi, untuk mengetahui apakah terjadi penyumbatan atau tidak. 2. Gambaran Bronkomalasia memiliki kemiripan dengan Asma, oleh karena itu diperlukan bronkoskopi. 8 DAFTAR PUSTAKA Cahaya, Nurul. 2018. Manajemen Keperawatan Bronkomalasi, Pneunomia, Difteri. https://www.scribd.com/document/376466621/BAB-1-2-3-fix-docx diakses tanggal 11 Maret 2018. Children National Health System. 2016. Pediatric Bronchomalacia, https://childrensnational.org/choose-childrens/conditions-and treatments/ear-nose-throat/bronchomalacia diakses pada 30 April 2018. Ho, A. M. H., Winthrop, A., Jones, E. F., & Flavin, M. P. 2016. Severe pediatric bronchomalacia (Jurnal). http://anesthesiology.pubs.asahq.org/article.aspx?articleid=2479591. The Journal of the American Society of Anesthesiologists, 124 (6), 1395-1395. diakses pada 11 April 2018. Kharismawati, Devi. 2017. Bronkomalasia LP. https://www.scribd.com/document/338085656/Bronkomalasia-Lp diakses tanggal 1 mei 2018. Schwartz, Daniel. 2017. Tracheomalacia Treatment & Managemen. https://emedicine.medscape.com/article/426003-treatment diakses tanggal 30 April 2018. 9