LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien Dengan Aritmia Disusun Oleh: RUTH KRISTIANI DOLOK SARIBU (P0 5120420 029) Mengetahui Clinical Teacher (Ns. Andhita., M. Kep., Sp. KMB) Clinical Instructure ( KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS T.A. 2020/2022 ) a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama … x 24 jam, diharapkan: NOC: Kontrol Nyeri Dipertahankan ke level [ ] Ditingkatkan ke level [ ] 1= Tidak pernah menunjukkan 2= Jarang menunjukkan 3= Kadang-kadang menunjukkan 4= Sering menunjukkan 5= Secara konsisten menunjukkan Dengan kriteria hasil: Mengenali kapan nyeri terjadi [ ] Menggambarkan factor penyebab [ ] Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri pada profesional kesehatan [ ] Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada profesional kesehatan [ ] Intervensi (NIC) NIC: Manajemen Nyeri Aktivitas Keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan factor pencetus 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan 3. Observasi tanda-tanda vital pasien 4. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup seperti nafsu makan 5. Gali bersama pasien factor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri 6. Evaluasi pengalaman nyeri di masa lalu yang meliputi riwayat nyeri kronik atau nyeri yang menyebabkan disability 7. Berikan informasi mengenai nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur 8. Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi repon pasien terhapda ketidaknyamanan (misal: suhu ruangan, pencahayaan, suara bising) 9. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri 10. Kolaborasi dalam pemberian analgesik Rasionalisasi 1. Pengkajian nyeri membantu menentukan penanganan untuk mengurangi nyeri 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Respon nonverbal membantu mengevaluasi derajat nyeri dan perubahannya Peningkatan nyeri akan meningkatkan tandatanda vital Pengalaman nyeri dapat membantu mengetahui adakah kualitas hidup yang terganggu Pengetahuan pasien entang nyeri akan mengurangi ketegangan pasien Pengalaman nyeri di masa lalu dapat membantu perencanaan penanganan nyeri Memberikan pengetahuan pada pasien untuk mengenali nyerinya Lingkungan yang tenang akan membantu pasien untuk berelaksasi Nafas dalam meningkatkan relaksasi dan mengurangi ketegangan otot 10. Pemberian analgesic dapat membantu mengurangi nyeri pasien b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung Setelah diberikan intervensi keperawatan selama …x24 jam, diharapkan pasien mampu menujukkan NOC: Keefektifan pompa jantung Dipertahankan pada … Ditingkatkan pada … 1= deviasi berat dari kisaran normal 2= deviasi yang cukup besar dari kisaran normal 3= deviasi sedang dari kisaran normal 4= deviasi ringan dari kisaran normal 5= tidak ada deviasi dari kisaran normal NIC : Penurunan Curah Jantung Aktivitas keperawatan : 1. Observasi tekanan darah 2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer 3. Auskultasi bunyi jantung dan bunyi napas 4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler 5. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi aktivitas atau keributan ligkungan, batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal. 6. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi 7. Kolaborasi dengan dokter dalam pembrian terapi anti hipertensi dan diuretik 1. Perbandingan dari tekanan darah memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan vaskuler 2. Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati saat palpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokontriksi dan kongesti vena 3. S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium, perkembangan S3 menunjukan hipertropi ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels, mengi dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung kronik 4. Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung 5. Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis, meningkatkan relaksasiDapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan tekanan darah 7. Menurunkan tekanan darah c. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen Setelah diberikan intervensi keperawatan selama … x 24 jam, intoleran aktivitas teratasi dengan: NOC: Toleransi terhadap aktivitas Dipertahankan pada 4 Ditingkatkan pada 5 1= Sangat terganggu 2= Banyak terganggu 3= Cukup terganggu 4= Sedikit terganggu 5= Tidak terganggu Dengan kriteria hasil: Toleransi terhadap aktivitas 1/2/3/4/5 - SaO2 ketika beraktivitas - Frekuensi nadi ketika beraktivitas - Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas - TD ketika beraktivitas - Kekuatan tubuh - Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup harian - Kemampuan berbicara ketika melakukan aktivitas fisik NIC: Terapi aktivitas Aktivitas Keperawatan: 1. Pertimbangkan kemampuan klien dalam 1. Mengetahui keterbatasan aktivitas klien berpartisipasi melalui aktivitas spesifik 2. Bantu klien untuk mengeksplorasi tujuan personal 2. Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri dari aktivitas yang biasa dilakukan berdasarkan aktifitas yang biasa dilakukan 3. Dorong aktivitas kreatif yang tepat 3. Aktivitas yang tepat dapat melatih kekuatan dan irama jantung 4. Ciptakan lingkungan aman untuk dapat 4. Mencegah terjadi nya cedera melakukan pergerakan otot secara berkala sesuai dengan indikasi 5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas 5. Mempermudah klien dalam aktivitas seperti kursi roda 6. Berikan kesempatan keluarga untuk terlibat dalam 6. Keluarga dapat memantau klien secara penuh aktivitas dengan cara yang tepat 7. Berikan reinforcement positif bagi partisipasi 7. Meningkatkan motivasi dan harga diri klien klien dalam aktivitas 8. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual 8. Mengetahui setiap perkembangan yang muncul terhadap aktivitas segera setelah terapi aktivitas. 9. Bantu klien dan keluarga memantau 9. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan perkembangan klien terhadap pencapaian tujuan selama aktivitas NIC: Manajemen energi Aktivitas Keperawatan: 10. Tentukan pembatasan aktivitas fisik pada klien 10. Mencegah penggunaan energi yang berlebihan karena dapat menimbulkan kelelahan. 11. Tentukan persepsi klien dan perawat mengenai 11. Memudahkan klien untuk mengenali kelelahan dan kelelahan. waktu untuk istirahat 12. Anjurkan klien untuk membatasi aktivitas yang 12. Menyamakan persepsi perawat-klien mengenai cukup berat seperti berjalan jauh, berlari, tanda-tanda kelelahan dan menentukan kapan mengangkat beban berat, dll aktivitas klien dihentikan PENGKAJIAN Identitas: Pengkajian identitas klien meliputi nama klien, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan , alamat dan identitas penanggung jawab. Pengkajian Fisik 4) B1 (Breathing) Penyakit paru kronis, riwayat atau penggunaan tembakau berulang, napas pendek, batuk (dengan atau tanpa produksi sputum), pernapasan krekels. 5) B2 (Blood) - Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama periode aritmia. - Nadi : mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat, pulsus alternant (denyut kuat teratur atau denyut lemah), nadi bigeminal (denyut kuat tak teratur atau denyut lemah). - Deficit nadi (perbedaan antara nadi apical dan nadi radial). - Bunyi jantung : irama tak teratur, bunyi Diagnosa ekstra, denyut menurun. Keperawatan - Edema : dependen, umum, DVJ (pada adanya gagal jantung). Riwayat Kesehatan 1) Riwayat keperawatan sekarang Keluhan utama : lemas, sinkop (pingsan), baik yang dahulu maupun sekarang, kepala ringan, pusing, kelelahan, nyeri dada, dan berdebar-debar. 2) Riwayat keperawatan sebelumnya - Penyakit yang pernah diderita: aritmia, kardiomiopati, gjk, penyakit katup jantung, hipertensi. - Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi. 3) Riwayat kesehatan keluarga - Penyakit jantung, stroke, hipertensi 6) B3 (Brain) - Kesadaran composmentis hingga coma. - GCS tergantung dari kesadaran klien - Pusing, berdenyut, sakit kepala - Status mental berubah, contoh disorientasi, bingung, kehilangan memori, perubahan pola bicara, kesadaran, pingsan, koma. - Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi terhadap sinar). a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis b. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung c. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antar suplai dan kebutuhan oksigen 4) B4 (Bladder) - Haluaran urine : menurun bila curah jantung menurun berat. 5) B5 (Bowel) - Hilang nafsu makan, anoreksia. - Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat). - Mual dan atau tidak disertai muntah. - Perubahan berat badan. 6) B6 (Bone) - Kulit : warna dan kelembaban berubah, contoh pucat, cyanosis, berkeringat (gagal jantung, syok), turgor kulit. - Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kekuatan otot normal a b c d Manifestasi Klinis Aritmia Perubahan TD (hipertensi atau hipotensi); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat. Sinkop pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis. Penatalaksanaan a. Terapi mekanis 1) Kardioversi Mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif. 2) Defibrilasi Kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat. 3) Defibrilator kardioverter implantabel : Suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel. 4) Terapi pacemaker Alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung. b. Terapi medis Dengan obat-obat antiaritmia a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Pemeriksaan Penunjang EKG Monitor Holter Foto dada Skan pencitraan miokardia Tes stres latihan Elektrolit Pemeriksaan obat Pemeriksaan tiroid Laju sedimentasi GDA/nadi oksimetri ARITMIA Komplikasi a. Stroke b. Gagal jantung KONSEP PENYAKIT DAN ASKEP ARITMIA ARITMIA PENGERTIAN Aritmia atau disritmia adalah gangguan irama jantung yang disebabkan karena kegagalan dari sistem konduksi jantung baik pacemaker sebagai pembentuk impuls maupun hantarannya Gangguan Pembentukan Impuls ETIOLOGI a. Peradangan jantung b. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner) c. Karena obat (intoksikasi) d. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia) e. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama jantung f. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat. g. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis) h. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme) i. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung j. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung) k. Klasifikasi Aritmia SA Node (Nodus Sinus Atrial) - Bradikardia Sinus (SB) - Takikardia Sinus (ST) - Sinus Aritmia - Sinus Arest Atrium Ekstrasistol Atrial (AES/PAC) Takikardia Atrial Atrial Flutter Fibrilasi Atrial Supraventrikular Ekstrasistol Supraventikular (SVES) Takikardia Supraventrikular (SVT) - AV Node (Nodus Atrioventrikular) - Irama junctional - Ekstrasistol junctional - Takikardia junctional Ventrikel Irama Idioventrikular Ekstrasistol Ventrikular (VES) Takikardia Ventrikular (VT) Ventrikular Fibrilasi (VF) Gangguan Penghantaran Impuls Nodus SA: SA Block Nodus AV - Total AV Block - 1st AV block - 2nd AV block derajat 1 (Mobizt I) - 2nd AV block derajat 2 (Mobizt II) Interventrikuler Right bundle branch block (RBBB) Left bundle branch block (LBBB)