Uploaded by fitria.dhenok

ABSTRAK FIX

advertisement
Penanganan Stunting dengan Kearifan Lokal
Siomay Motuke (Mocaf, Tuna, Kelor)
Erin Ummah Wahida, Dwi Winarsih.
Politeknik Kesehatan TNI AU Adisutjipto
ABSTRAK
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat dari kekurangan gizi kronis,
sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Sebanyak 1 dari 3 anak balita di
Indonesia mengalami stunting. Prevalensi stunting di Asia pada tahun 2009 sebesar
36%, sedangkan Indonesia menduduki peringkat kelima dengan prevalensi 37%
menurut UNICEF. Menurut data dari Dinas Kesehatan Yogyakarta, Kabupaten
Sleman memiliki persentase stunting tertinggi yaitu 20,60%. Prevalensi stunting
mengalami peningkatan sebanyak 0.8% dari tahun 2007 (13.0%) ke 2018 (13.8%).
Jika stunting dialami oleh anak perempuan berlanjut hingga dewasa, maka akan b
beresiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Salah satu bukti
keseriusan pemerintah dalam penanganan masalah gizi ini adalah program pemberian
makanan tambahan (PMT) utuk anak stunting usia 4-6 tahun. Namun, tantangan
penanganan stunting saat ini adalah pemanfaatan inovasi teknologi, kearifan lokal dan
produksi pangan dengan mutu gizi tinggi, aman dan disukai karakteristik sasaran.
Penanganan stunting juga belum merata sampai ke daerah, sulitnya akses menuju
fasilitas kesehatan dan tingginya harga pangan menjadi hambatan utama. Stunting
dapat dicegah dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan produksi bahan pangan
lokal. Pangan lokal yang dapat digunakan adalah tepung mocaf (hasil dari fermentasi
ubi kayu), tuna, dan kelor. Mocaf dapat digunakan sebagai alternatif pengganti terigu
dan memiliki kandungan serat terlarut lebih tinggi dan oligosakarida penyebab
flatulensi sudah terhidrolisis. Tuna merupakan sumber protein hewani yang tinggi
asam lemak omega-3 dalam bentuk EPA dan DHA yang bagus untuk pertumbuhan
dan kecerdasan otak anak, serta kalsium dan fosfor yang baik untuk pembentukan
tulang. Daun kelor mengandung Zink yang dapat meningkatkan nafsu makan anak,
sehingga dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan status gizi anak stunting.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh proporsi tepung mocaf, kelor, dan
tuna terhadap mutu fisik organoleptik dan kadar zat gizi siomay untuk penanganan
anak stunting. Manfaat dari penelitian ini adalah mengoptimalkan hasil pangan lokal
untuk mendukung program pemerintah dalam mencegah
stunting melalui
penganekaragaman makanan. Jenis penelitian eksperimental dengan desain penelitian
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dilakukan di Lab.Gizi Poltekkes TNI AU
Adisutjipto Yogyakarta. Taraf perlakuan adalah perbandingan mocaf, tuna, dan kelor
yaitu P0 = (0:100:0)), P1 = (50:90:10), P2 = (50:80:20), P3 = (50:70:30). Dasar
formulasi menggunakan standar kebutuhan PMT untuk anak stunting.
Kata kunci: Stunting, Siomay, Mocaf, Kelor, Tuna.
Download