Uploaded by User73958

Pendahuluan dan Pembahasan

advertisement
KUNCI KONTAK ELEKTRONIK BERBASIS RFId (RADIO
FREQUENCY IDENTIFICATION) UNTUK MENGURANGI
TINGKAT PENCURIAN SEPEDA MOTOR
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pendidikan Bahasa Indonesia
yang dibina oleh Novi Eka Susilowati ,S.Pd, M.Pd.
Oleh
Mahendra Cahya L
(190514650006)
Rahmad Ikrom R
(190514650050)
Wahyudi Utomo
(190514650056)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
OKTOBER 2020
1.
Pendahuluan
Kendaraan merupakan alat yang digunakan untuk bermobilitas setiap
orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kendaraan itu sendiri
bermacam ragamnya mulai dari beroda dua (sepeda motor) dan beroda empat
(mobil) serta kendaraan besar seperti truck, bus dan sebagainya.
Kemajuan teknologi di bidang transportasi,berdampak pada berbagai jenis
dan
merek
kendaraan
yang
ada
di
Indonesia
secara
umum
untuk
menghidupkannya menggunakan anak kunci kontak elektronik. Penggunaan anak
kunci kontak elektronik yang ada di Indonesia terbilang cukup mudah digunakan
karena berbagai kalangan dapat menggunakannya.
Masyarakat Indonesia pada era milenial menempatkan transportasi sebagai
kebutuhan turunan akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya. Kebutuhan akan
kendaraan bermotor sebagai alat penunjang aktivitas masyarakat Indonesia
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Korps Lalu Lintas Kepolisian
Negara Indonesia mencatatkan pada tahun 2013, jumlah kendaraan yang masih
beroperasi di seluruh Indonesia mencapai 104,211 juta unit, naik 11 persen dari
tahun sebelumnya (2012) yaitu 94,299 juta unit (Setiyawan, 2014).
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru terkait perkembangan
jumlah kendaraan bermotor sampai tahun 2018. Totalnya, per 2018 jumlah semua
jenis kendaraan bermotor mencapai 143.858.759 unit. Sebanyak 120.101.047 unit
adalah sepeda motor yang tercatat per 2018. Dari data yang dirilis BPS, mobil
penumpang pada 2018 tercatat sebanyak 16.440.987 unit. Data itu mencatat ada
kenaikan mobil penumpang setidaknya sebanyak 1 juta unit per tahun.
Tingkat kebutuhan ekonomi yang semakin besar ditambah beberapa faktor
dan latar belakang pencuri kendaraan bermotor dan juga jumlah pertumbuhan
kendaraan bermotor yang pesat membuat tingkat kriminalitas
pencurian
kendaraan bermotor meningkat pula, terutama di kota besar seperti Jakarta.
Menurut Rudianto (2014), di Jakarta tercatat sebanyak 7.791 kasus pencurian
kendaraan bermotor pada tahun 2012 dengan rincian pencurian sepeda motor
sebanyak 4.602 unit, mobil dan kendaraan bermotor lain sebanyak 3.189 unit.
Tahun 2013, kasus pencurian kendaraan bermotor meningkat menjadi 8.349 unit
dengan rincian pencurian sepeda motor sebanyak 4.725 unit, mobil dan kendaraan
bermotor lain sebanyak 3.624 unit, sementara pada periode antara bulan JanuariApril 2014 terjadi kasus pencurian sepeda motor sebanyak 2.023 unit.
Berdasarkan data tersebut, pencurian kendaraan bermotor semakin
meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan jumlah kendaraan
bermotor dan jenis kendaraan bermotor yang sering dicuri adalah sepeda motor.
Sepeda motor lebih sering dicuri karena sistem keamanannya yang relatif lebih
mudah dirusak dibandingkan dengan kendaraan bermotor yang lain. Meliala
(2013) menyatakan bahwa pencurian sepeda motor dewasa ini sudah lebih
canggih, sepeda motor yang dilengkapi dengan kunci ganda dan menggunakan
alarm tidak menjamin kendaraan tidak bisa dicuri. Pencurian sepeda motor oleh
pelaku curanmor akhir-akhir ini semakin mahir dan canggih mulai dengan
menggunakan kunci leter-T, alat anti alarm, hingga cairan kimia pelumer besi.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, salah satu solusi yang
dapat diterapkan agar tingkat pencurian sepeda motor dapat dikurangi adalah
menggunakan alat keamanan elektronik berupa kunci kontak berbasis RFId (Radio
Frequency Identification) yang ditempelkan pada STNK (Surat Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor) sebagai RFId Tag dan Tag tersebut akan dibaca oleh RFId
Reader untuk mengidentifikasi kode yang sudah dimasukkan sebelumnya,
sehingga tidak sembarang kunci bisa membuka sistem ini. Penggunaan sistem
keamanan berbasis RFId tersebut dapat mempersulit pelaku pencurian sepeda
motor untuk melancarkan aksinya, sehingga diharapkan tingkat pencurian sepeda
motor bisa berkurang.
Keuntungan lain menggunakan kunci dengan RFId ini adalah sebagai
pengaman kendaraan bermotor. Tentunya kunci pengaman seperti ini lebih baik
dari kunci pengaman yang biasa dipakai dikarenakan kunci seperti ini tidak dapat
dilumpuhkan dengan mudah, karena menggunakan kode-kode yang rahasia dan
walaupun ada kerusakan sistem dapat segera diketahui dengan cepat tanda bahaya
pada pemilik kendaraan.
Rumusan masalah dalam makalah ini ada tiga. Pertama, Bagaimana cara
pengoperasian sensor RFID (Radio Frequency Identification)? Kedua, Bagaimana
mengaplikasikan sensor RFID (Radio Frequency Identification) sebagai kunci
kontak kendaraan sepeda motor. Dimana kunci kontak konvensional dapat berubah
bentuk (aus), sehingga mudah dibobol oleh orang yang tidak bertanggung jawab?
Ketiga, Bagaimanakah karakteristik sistem keamanan sepeda motor berbasis RFId?
2.
Pembahasan
a.
Pengoperasian Sensor RFId (Radio Frequency Identification)
RFId (Radio Frequency Identification) merupakan salah satu bentuk
perkembangan dari teknologi nirkabel (wireless) yang digunakan sebagai pengganti
teknologi barcode. Teknologi ini bekerja dengan memanfaatkan gelombang
frekuensi transmisi radio untuk mengidentifikasi suatu objek berupa sebuah piranti
kecil yang disebut tag atau transponder (transmitter + responder). Sistem
identifikasi pada RFId merupakan tipe sistem identifikasi automatis yang bertujuan
untuk memungkinkan data yang ditransmisikan oleh tag RFId dapat dibaca oleh
suatu reader RFId yang kemudian akan diproses sesuai dengan kebutuhan dari
aplikasi yang dibuat. “Data yang diterima oleh reader RFId merupakan data yang
diperoleh dari proses pentransmisian data dari tag. Data tersebut merupakan suatu
susunan nomor unik yang berisi informasi identifikasi yang dapat digunakan untuk
aplikasi smard card, pencarian lokasi, maupun informasi spesifik yang terdapat
pada suatu produk yang memiliki tag” (GOA, 2005).
Karena tiap tag memiliki susunan nomor unik yang berbeda, maka RFId
digolongkan sebagai suatu teknologi yang sulit untuk dipalsukan. Sehingga, saat ini
semakin banyak aplikasi yang dibuat dengan memanfaatkan teknologi RFId untuk
dapat meningkatkan keandalan suatu sistem. Menurut Hunt (2007), “Sistem RFId
terdiri dari 3 komponen yaitu tag RFId, reader RFId, dan komputer”, dapat dilihat
pada diagram blok RFId pada gambar 1. “Tag RFId dapat dibagi menjadi 3 jenis,
berdasarkan kepada frekuensi yang digunakan, kemampuan baca dan tulisnya, dan
sumber energi yang digunakan” (Eko, 2010).
Gambar 1. Diagram RFId
Prinsip kerja dari sistem RFId adalah ketika reader memancarkan
gelombang radio, apabila tag RFId berada dalam jangkauan gelombang frekuensi
radio tersebut, maka chip yang ada pada tag RFId akan dibangkitkan melalui
tegangan terinduktansi dan akan memberikan respon balik, yaitu “tag RFId akan
mengirimkan nomor unik yang tersimpan didalamnya secara wireless ke reader
RFId untuk di baca” (Hunt, 2007). Setelah itu reader akan meneruskan data yang
dibaca ke host komputer yang terhubung dengan reader.
Perancangan komunikasi RFId dengan komputer dilakukan untuk
menghubungkan perangkat keras reader RFId ke program utama. Data yang
dikirimkan oleh tag RFId dan diterima oleh reader ini akan diolah dan dihubungkan
dengan database oleh komputer. Proses pembacaan data pada tag yang dilakukan
oleh reader RFId ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram perancangan komunikasi RFId dengan computer
Penjelasan dari proses pembacaan data RFId adalah sebagai berikut:
1. Proses pembacaan data yang terdapat pada tag RFId menggunakan gelombang
radio.
2. Nomor seri yang tersimpan di dalam tag akan dibaca oleh reader RFId dan
sususan angka setiap kartu tidak akan sama satu dengan yang lain.
3. Apabila tidak ada kesalahan dalam proses pembacaan pada reader RFId, maka
data akan dikirimkan ke interface (komputer) yang bersangkutan.
4. Data output reader RFId dikirim ke komputer melalui koneksi jaringan TCP/IP
(Ethernet).
5. Pada komputer data akan diolah dengan pemrograman Visual Basic dengan
menggunakan program Microsoft Visual Studio 2010 dan data disimpan dalam
database Microsoft Access 2010.
Ketika tag dibaca oleh reader RFId, secara otomatis tag tersebut akan
mengirimkan kode-kode berupa susunan angka yang unik yang kemudian akan
diterima oleh reader RFId dan diteruskan ke komputer sehingga susunan angka
tersebut dapat dibaca.
b. Pengaplikasian Sensor RFId pada Kunci Kontak Kendaraan Sepeda
Motor
Pengapilkasian sistem RFId untuk keamanan sepeda motor dilakukan
dengan cara memasang komponen RFId Tag pada kartu yang sering dibawa saat
mengendarai sepeda motor seperti STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) sebagai
media penyimpan data (smart card). Pada RFId Tag akan dimasukkan data penting
dan rahasia seperti nomor seri atau kode pribadi yang akan digunakan untuk
mengenali diri ketika dibaca oleh RFId Reader. RFId Tag yang digunakan adalah
RFId Tag pasif, sehingga RFId Tag akan bekerja ketika berada pada daerah dekat
jangkauan RFId Reader.
RFId
Tag
pasif
mendapatkan
tenaga
untuk
beroperasi
dengan
mengumpulkan energi dari medan elektromagnetik yang berasal dari sinyal
komunikasi RFId Reader. Pemasangan RFId Reader diletakkan pada bagian depan
kendaraan dengan pemancar frekuensi menghadap ke arah pengemudi. Sedangkan
Data Processing Subsystem dipasang pada bagian body kendaraan sebagai pusat
sistem. Sumber tenaga untuk sistem ini menggunakan baterai kendaraan (accu)
yang tegangan input-nya akan dinaikkan oleh penyuplai tenaga (power suplay).
Sistem pemutus arus menggunakan regulator yang dipasang diantara sakelar
(switch) dan baterai (accu) dan terhubung dengan Data Processing Subsystem,
kemudian sistem tersebut dihubungkan ke sistem kelistrikan motor starter.
Cara kerja sistem RFId untuk keamanan sepeda motor adalah apabila STNK
dengan data yang telah tersimpan dalam RFId Tag berada di daerah jangkauan RFId
Reader maka akan terjadi komunikasi data antara transceiver dengan transponder
dan dilakukan proses pembacaan, penulisan dan pengkalkulasian data akses untuk
dilanjutkan pada proses berikutnya pada Data Processing Subsystem. Pada bagian
ini data yang dibaca oleh RFId Reader akan diproses dan dikalkulasikan untuk
megenali diri, setelah RFId Reader mengenali diri dari data RFId Tag, selanjutnya
pada Data Processing Subsystem, data tersebut akan diproses untuk memberikan
perintah pada regulator agar menghubungkan arus pada swith sehingga kunci pada
posisi On dan motor bisa di-starter.
Pada saat RFId Reader tidak dapat membaca data pada RFId Tag untuk
mengenali diri dan keadaan sepeda motor dalam kondisi mati, maka sepeda motor
tidak akan bisa di-starter karena tidak ada perintah dari Data Processing Subsystem
pada regulator untuk menghubungkan arus dari baterai menuju sistem kelistrikan
motor starter. Sepeda motor akan tetap dalam kondisi mati sampai RFId Reader
dapat mengenali diri dari data pada RFId Tag yang terpasang pada STNK motor
tersebut, sehingga hal ini akan menyulitkan untuk membuka/merusak sistem
keamanan sepeda motor tersebut dan sistem keamanan berbasis RFId ini
diharapkan mampu mengurangi tingkat pencurian sepeda motor.
c.
Karakteristik Sistem Keamanan Sepeda Motor Berbasis RFId
Sistem keamanan pada sepeda motor memang bukan hal yang baru lagi,
sudah banyak pengembangan terhadap sistem keamanan pada jenis kendaraan ini,
akan tetapi masih sering terjadi tindak pencurian sepeda motor. Pencurian
disebabkan oleh sistem keamanan yang kurang baik atau karena keteledoran
pemilik sehingga memicu terjadinya tindak pencurian. Pada era modern yang
menuntut kecepatan dan efisiensi waktu, diperlukan suatu sistem keamanan yang
mampu beroperasi secara otomatis dan fleksibel sehingga diharapkan mampu
mengurangi tingkat pencurian sepeda motor yang terus meningkat dan tanpa
membuang waktu karena metode keamanan yang rumit. Salah satu solusi untuk
menurunkan tingkat kriminalitas pencurian sepeda motor yaitu dengan
menggunakan sistem teknologi keamanan berbasis RFId (Radio Frequency
Identification).
RFId (Radio Frequency Identification) merupakan suatu sistem yang
bekerja dengan cara memproses identifikasi suatu objek benda menggunakan
frekuensi transmisi radio untuk membaca informasi dari sebuah perangkat kecil
yang disebut Tag. RFId berteknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan,
dan sistem dapat digunakan dalam perangkat yang hanya dapat dibaca oleh Reader
saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write). Sistem RFId tidak
seperti barcode yang memerlukan kontak cahaya langsung untuk dapat beroperasi.
“Sistem RFId juga mempunyai tingkat integritas data yang tinggi, sehingga
teknologi ini sulit untuk dipalsukan” (Sarma, 2013). Menurut Priyanto (2013),
“pada sistem RFId terdapat tiga komponen utama, yaitu: RFId Tag (transponder),
RFId Reader (transceiver), dan Data Processing Subsystem”.
1. RFId Tag (Transponder)
RFId Tag adalah perangkat yang dibuat dari rangkaian elektronika dan antena
yang terintegrasi di dalam rangkaian tersebut. Rangkaian elektronik dari RFId
Tag pada umumnya memiliki memori sehingga tag ini memiliki kemampuan
untuk menyimpan data. Memori data pada tag dibagi menjadi bersel-sel,
beberapa sel menyimpan data Read Only, misalnya serial number unik yang
disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. Bentuk umum dari transponder
(transmitters/responder) terdiri dari sebuah microchip yang berfungsi untuk
menyimpan data, dan coiled antenna sebagai antena induksi yang berfungsi
untuk melakukan komunikasi melalui media transmisi frekuensi radio.
2. RFId Reader (Transceiver)
RFId Reader adalah salah satu komponen utama yang berfungsi sebagai terminal
transfer data baik dari RFId Tag maupun menuju RFId Tag. Sebuah RFId Reader
harus bisa melakukan dua tugas utama, yaitu: menerima perintah dari Data
Processing Subsystem dan berkomunikasi dengan RFId Tag. RFId Reader
sebagai media untuk membaca dan menuliskan data-data unik yang akan
disimpan pada memori RFId Tag dan data tersebut berguna untuk mengenali diri
ketika RFId Reader membaca data tersebut. Bentuk umum dari transciever
(transmitter/receiver) terdiri dari radio freuquency module, sebuah kontrol unit
untuk membaca electronic tags melalui komunikasi frekuensi radio. Transciever
banyak diproduksi dengan menggunakan program antar muka yang
memungkinkan untuk melakukan komunikasi terhadap data yang diterima
kepada bagian data processing subsystem. Penggunaan transmisi radio dalam
komunikasi dengan transponder memungkinkan RFId Reader untuk membaca
RFId Tag pasif pada radius jarak dekat sampai menengah dan RFId Tag aktif
pada radius jarak dekat sampai jauh.
3. Data Processing Subsystem
Data Processing Subsystem merupakan sistem pengolah data yang diterima oleh
transceiver (RFId Reader) setelah melakukan introgasi pada transponder (RFId
Tag) sehingga proses pengeksekusian data informasi dapat dilakukan. Contoh
penggunaan kartu identitas berbasis sistem RFId, ketika RFId Reader membaca
data yang ada pada kartu yang sudah dipasang RFId Tag di dalamnya maka pintu
secara otomatis terbuka saat kode pada RFId Tag cocok dengan data pada Data
Processing Subsystem. Data Processing Subsystem juga digunakan sebagai
proses pemrograman data pada RFId Tag dan RFId Reader sehingga dapat
dilakukan pembacaan dan penulisan data pada kedua komponen tersebut untuk
membuat sebuah database.
Daftar Rujukan
Setiyawan,Iwan.2014. Jumlah Kendaraan di Indonesia Capai 104.211 Juta Unit,
(Online),(http://m.tribunnews.com/otomotif/2014/04/15/jumlah-kendaraandi-indonesia-capai-104211-juta-unit), diakses 22 November 2020.
Rudianto. 2013. Jumlah Pencurian Kendaraan Bermotor di
Indonesia,
(Online),(www.bappenas.go.id), diakses 22 November 2020.
Anthadi Putera. Arief, Pemanfaatan Teknologi RFID Untuk Sistem Multi Akses
Mahasiswa, Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang,
2013.
Sarma, Sanjay E., Weis, Stephen A., Daniel, Engels W. 2013. RFId System and
Security
and
Privasi
Implication,
(Online),
(http://www2.wiwi.hu-
berlin.de/is/internetoekonomie/downloads/rfid/kernprobleme_Security/RFI
D%20Systems%20and%20Security%20and%20Privacy%20Implications.pd
f), diakses 12 November 2020.
Priyanto, Hendrik D., Sarwoko, Junartho. 2013. Perancangan dan Implementasi
Sistem
Keamanan
RFId,(Online),
pada
Sepeda
Motor
Mengunakan
(http://digilib.tes.telkomuniversity.ac.id),
Teknologi
diakses
15
November 2020.
Eko Wahyudi, Ricky, Sistem Alarm Berbasis RFID Untuk Sistem Keaman Rumah,
Skripsi S-1, Universitas Indonesia, Depok, 2010.
Fransisca S., Joanna, Implementasi Teknologi RFID Pada Sistem Pintu Geser
Otomatis Sebagai Akses Masuk Laboratorium Dalam Sistem Multi Akses
Kartu Mahasiswa, Skripsi S-1, Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Hunt, Daniel V., Albert Puglia & Mike Puglia, RFID-A Guide To Radio Frequency
Identification, WileyInterscience, John Wiley & Sons, Inc., Publication.
Hoboken, New Jersey, 2007.
GAO (United States Government Accountability Office), Information Security :
Radio Frequency Identification Technology in the Federal Government,
GAO-05-551, May 2005.
Download