Uploaded by User73731

GINJAL

advertisement
PROPOSAL FORMULA MAKANAN
FORMULA GANGGUAN GINJAL
Dosen pengampu: Tri Kusuma Agung Puruhita, S.Gz, M.Gz
Oleh
Kelompok 1:
1. Khoiroh Ilmiyah
P1337431217011
2. Reistiyana Megasella
P1337431217018
3. Mega Puspita Sari
P1337431217044
PROGAM STUDI S.TR GIZI DAN DIETETIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2020
FORMULA ENTERAL KACANG KEDELAI DAN TEPUNG
MOCAF
A. LATAR BELAKANG
GGK merupakan permasalahan global di negara maju maupun berkembang.
Penatalaksanaan penanganan fungsi ginjal untuk pasien GGK terdiri dari 2 terapi
yaitu terapi medis dan terapi gizi. Penderita GGK mengalami mual, muntah, dan
selera makan kurang sehingga asupan makan menjadi berkurang. Asupan gizi yang
kurang dapat menyebabkan terjadinya undernutrition sehingga diperlukan pemberian
formula makanan yang dapat membantu mencukupi kebutuhan gizinya seperti
formula enteral. Formula enteral GGK di Indonesia pada umumnya tersedia dalam
bentuk formula enteral komersial, dimana harganya relatif mahal dibandingkan
formula enteral lain per gram protein. Harga formula yang mahal dapat memperbesar
biaya perawatan penderita GGK, sehingga inovasi dalam penanganan GGK perlu
dilakukan untuk mengurangi biaya perawatannya. Salah satu inovasi tersebut yaitu
dengan membuat formulasi formula rumah sakit (hospital made) dari bahan baku
pangan lokal yang tersedia melimpah, murah, dan sesuai syarat diet untuk penderita
GGK sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat.
B. PEMILIHAN BAHAN
Salah satu syarat untuk diet gagal ginjal yaitu rendah protein, diutamakan
mengandung asam amino ketogenik (lysine dan leusine) dan BCAA (lysine,
isoleusin, dan valin). Penambahan asam amino ketogenik dapat mempertahankan
keseimbangan asam basa nitrogen sehingga terjadi perbaikan asidosis metabolic pada
GGK. Syarat lain formula enteral GGK menurut Malone A. (2005) adalah kepadatan
energi mencapai 2 Kkal/ml. Kepadatan energi yang tinggi pada formula GGK
diperlukan karena adanya pembatasan atau retensi cairan dan mencegah pemecahan
protein menjadi energi.
Salah satu sumber protein berbasis pangan lokal yang dapat digunakan untuk
diet GGK yaitu kacang kedelai. Selain kandungan asam amino BCAA dan kategonik
kacang kedelai yang tinggi, kedelai juga dapat menghambat penurunan fungsi ginjal
dengan
menurunkan
proteinuria,
hiperfiltrasi,
dan
proinflamato
cytokines.
Sedangkan salah satu sumber karbohidrat berbasis pangan lokal yang dapat
dimanfaatkan agar dapat mencapai kepadatan energi yang tinggi yaitu ubi kayu yang
telah difermentasi, contoh bahan makanan tersebut yaitu tepung mocaf. Tepung
mocaf memiliki kandungan serat terlarut yang tinggi dan kandungan oligosakarida
penyebab flatulensi yang sudah terhidrolisis. Berikut kandungan gizi 100 gram
kacang kedelai dan tepung mocaf dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.
Kandungan gizi 100 g kacang kedalai
Zat Gizi
Kandungan
Energi
380,7 g
Lemak
16,7 g
Protein
40,4 g
Karbohidrat
24,9 g
Serat
3,2 g
Zinc
3,9 mg
Kalsium
222 mg
Sodium
210 mg
Potasium
713 mg
Sumber: Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI, 2019).
Tabel 2.
Kandungan gizi 100 g tepung mocaf
Zat Gizi
Kandungan
Energi
349,7 g
Lemak
0,6 g
Protein
1,2 g
Karbohidrat
85,0 g
Serat
6,0 g
Zinc
0,6 mg
Kalsium
60,0 mg
Sodium
8,0 mg
Potasium
403,0 mg
Sumber: Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI, 2019).
C. PEMILIHAN PRODUK
Formula enteral sangat diperlukan pada diet GGK untuk membantu mencukupi
kebutuhan gizinya dengan mudah, karena sebagian besar penderita mengalami mual,
muntah dan tidak nafsu makan. Dengan adanya pemberian formula enteral tersebut,
diharapkan penderita GGK mampu mengkonsumsi seluruh makanannya secara
maksimal sehingga kebutuhan gizinya dapat terpenuhi. Selain itu, formula enteral
GGK di Indonesia yang sebagian besar tersedia dalam bentuk formula enteral
komersial, harganya relatif mahal sehingga dapat memperbesar biaya perawatan
penderita. Oleh karena itu, dibuatlah inovasi baru untuk membantu meringankan
biaya perawatan penderita GGK dan menjadikan formula enteral ini terjangkau bagi
semua kalangan masyarakat.
D. RANCANGAN UJI ORGANOLEPTIK DAN FISIK
1. Uji Organoleptik
a. Warna
b. Aroma
c. Rasa
d. Tekstur
2. Fisik
a. Rendemen/hasil produk
b. Lama pemasakan
c. Tingkat keenceran produk
E. KASUS
- Diketahui : pasien laki-laki gangguan ginjal
Usia : 50 tahun
BB : 65 kg
TB : 172 cm
IMT = 21,97 kg/m2
BB ideal (CDC) = 64,8 kg
- Kebutuhan sehari (mifflin) :
BMR = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 65) + (6,25 x 172) – (5 x 50) + 5
= 650 + 1075 – 250 + 5
= 1480  1480 x 1,1 x 1,3 = 2116,4
Energi = 2116,4 kkal
Protein = 15% x 2116,4 : 4
= 79,37 g
Lemak = 45% x 2116,4 : 9
= 105,82 g
Karbohidrat
= 40% x 2116,4 : 4
= 211,64 g
F. FORMULASI
1. Alat dan Bahan
a. Alat :
 Baskom
b. Bahan :
 100 g baby potato
2. Prosedur Pembuatan
3. Bagan Alir
4. Formulasi
Nama Bahan
Formula Acuan
Formula
(g)
Modifikasi (g)
Tepung maizena
20
Tepung mocaf
-
28
Telur ayam
150
200
Tepung kedelai
-
60
Jeruk manis
100
-
Margarin
20
-
Miyak kelapa
-
Susu full cream
160
-
Susu skim
100
100
Gula pasir
100
120
68
5. Kandungan gizi
a) Resep asli
No.
BM
Berat
E(g)
P(g)
L(g)
KH (g)
(kkal)
1.
Tepung maizena
20
76,2
0,1
0,0
18,3
2.
Telur ayam
150
532,0
18,6
16,2
1,0
3.
Jeruk manis
100
44,0
0,9
0,2
11,2
4.
Margarin
20
127,2
0
14,4
0,0
5.
Susu full cream
160
742,3
34,6
30,4
82,6
6.
Susu skim
100
368,1
35,7
2,1
51,5
7.
Gula pasir
100
387,0
0,0
0,0
99,9
2276,7
89,8
63,3
264,5
Total
b) Resep modifikasi
Berat
(g)
Energi
(kkal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
KH
(g)
Kalsiu
m (mg)
Sodiu
m (mg)
Zinc
(mg)
Potasiu
m (mg)
Fe
(mg)
Vit. C
(mg)
Tepung
mocaf
28
98
0,3
0,2
23,8
16,8
2,2
0,2
112,8
4,4
0,7
Tepung
kacang
kedelai
60
208
21,5
17,9
17,9
117
31,2
1,6
1513,8
5
0
Telur ayam
50
709,4
24,8
21,6
1,4
172
284
6
238
6
2
Susu skim
100
100
35,6
1
52
1300
80,4
4,1
1745
0,6
7
Gula pasir
120
464,3
0
0
120
1,2
1,2
2
2,4
0,1
0
Minyak
kelapa
68
500,5
0
66,6
0
0
0
0
0
0
0
Total
2116
82,8
101,6
215
1607
7,8
3612
16,2
9,7
Nilai gizi per porsi/ 6
352,6
13,7
16,9
35,83
401,75
1,95
903
4,05
2,42
No.
Nama Bahan
399
99,75
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu :
Berat bahan sebelum diolah
:
Hasil produk
:
Berat 1 porsi
:
1. Parameter Fisik
a.
Lamanya Pemasakan
b.
Rendemen / hasil produk
Berat per porsi
=
Berat adonan
=
Rendemen
=
:
=
=
c.
Tingkat keenceran
:
2. Uji Organoleptik
Pengamatan organoleptik chiken katsu potato wedges :
a.
Warna
:
b.
Aroma
:
c.
Rasa
:
d.
Tekstur
:
G. PENUTUP
1. Simpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Palupi, D. Fitria. 2015. Pembuatan Formula Enteral Gagal Ginjal Kronik Menggunakan
Tepung Mocaf, Tepung Ikan Gabus dan Konsentrat Protein Kecambah Kedelai. Jurnal
Informasi Kesehatan Indonesia, 1 (01) : 42-45.
2. Herawati, B. R. Ade. 2018. Cookies Tepung Beras Merah (Oryza Nivara) – Mocaf
(Modified Cassava Flour) dengan Penambahan Bubuk Kayu Manis (Cinnamomun
Burmanni). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 3 (01) : 34-38.
3. Ervina Synthia Dewi, 14.302.0196 and Hasnelly, DS and Hervelly, DS (2019) Kajian
Karakteristik Pempek Ikan Gabus (Channa Striata) dari Perbandingan Mocaf dengan
Tepung Jagung dan Lama Perebusan. Skripsi(S1) thesis, Fakultas Teknik Unpas.
4. Fidianingsih, Ika. 2016. Pengaruh Suspensi Bubuk Kedelai Kuning terhadap struktur
Ginjal Tikus Diabetik Diinduksi Streptozoticon. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 11 (02)
: 5-7.
5. Astuti, Susi. 2012. Isoflavon Kedelai dan Potensinya sebagai Penangkap Radikal Bebas.
Jurnal Kesehatan dan Kedokteran, 13 (02) : 4-8.
Download