Uploaded by User25007

659-2073-1-PB

advertisement
Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501
Implementasi Action Researh Model dalam
Pengembangan Interaksi Skil pada Pasien Jatuh dengan
menggunakan Konsep Edukasi Caring
1Natalina
1
Rumapea, 2Jenny Marlindawani Purba, 2Diah Arrum
Master Student of Nursing Administration, Faculty of Nursing, Universitas Sumatera Utara,
Prof .Maas Street Kampus USU Medan, Indonesia
2
Departemen Of Nursing Administration Faculty of Nursing, Universitas Sumatera Utara,
Prof .Maas Street Kampus USU Medan, Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan panduan edukasi berbasis caring pada pasien
yang berisiko jatuh di Rumah Sakit Columbia Asia Medan dengan menggunakan model
pendekatan action research. Action research model merupakan metode untuk memfasilitasi
perubahan dengan membantu melibatkan sistem klien dalam proses diagnostik, pembelajaran
aktif, penemuan masalah, dan penyelesaian masalah. Dalam penelitian ini digunakan data
kejadian pasien jatuh yang bersumber dari Rumah Sakit Columbia Asia Medan. Kejadian
pasien jatuh masih menjadi hal yang mengkhawatirkan pada seluruh pasien rawat inap di
rumah sakit. Kejadian jatuh disebabkan oleh faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.
Berdasarkan hasil penelitian pada tahap reconnaissance diperoleh 5 tema yaitu pemahaman
konsep resiko jatuh, upaya pencegahan jatuh, perbaikan sistem dan fasilitas pencegahan risiko
jatuh, pemahaman konsep caring, upaya penerapan konsep caring pada edukasi untuk
pencegahan jatuh. Sedangkan pada tahap reflecting diperoleh 2 tema yaitu pengalaman
perawat dalam memberikan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh dan
respon pasien terhadap pemberian edukasi berbasis caring pada pasien yang bersisiko jatuh.
Dengan adanya pengembangan panduan ini terdapat peningkatan pengetahuan perawat
tentang caring, 100% pengetahuan baik dan peningkatan kepuasan pasien terhadap pemberian
edukasi, 100% puas. Disarankan dengan adanya pengembangan panduan edukasi berbasis
caring ini pada pasien yang berisiko jatuh ini, diharapkan panduan ini dapat dilaksanakan
untuk dapat meningkatkan kepuasan pasien dan memberikan pelayanan edukasi yang
berkualitas.
Kata Kunci: Action Research Model, caring, edukasi
Abstract
This study aims to develop caring-based educational guidelines for patients at risk of falling at
Columbia Asia Medan Hospital by using an action research approach model. Action research models
are methods for facilitating change by helping to involve the client system in the diagnostic process,
active learning, problem discovery, and problem solving. In this study used data on the incidence of
falls from patients sourced from Columbia Asia Hospital Medan. Incidence of patients falling is still a
concern for all inpatients in the hospital. The fall event is caused by intrinsic factors and extrinsic
factors. Based on the results of research at the reconnaissance stage, five themes were obtained,
namely the understanding of the concept of falling risk, efforts to prevent falls, improvement of
systems and facilities to prevent falling risks, understanding the concept of caring, efforts to apply the
concept of caring to education for the prevention of falls. Whereas in the reflecting stage 2 themes
were obtained: the nurse's experience in providing caring-based education to patients at risk of falling
and the patient's response to caring-based education in patients at risk of falling. With the
development of this guide there is an increase in nurses' knowledge about caring, 100% good
244
Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501
knowledge and increased patient satisfaction with educational provision, 100% satisfied. It is
recommended that the development of caring-based educational guidelines for patients who are at risk
of falling, it is hoped that these guidelines can be implemented to improve patient satisfaction and
provide quality educational services.
Keywords: Action research model, Education, Caring
1. PENDAHULUAN
Action Research Model adalah proses penyelidikan interaktif yang menyeimbangkan
tindakan penyelesaian masalah yang diterapkan dalam konteks kolaboratif dengan analisis
atau penelitian kolaboratif berbasis data untuk memahami penyebab yang mendasari
memungkinkan prediksi masa depan tentang perubahan pribadi dan organisasi [1]. Model ini
menjadi sangat berkembang dalam pengembangan sistem informasi dan organisasi, baik
dibidang komputer, kesehatan dan bidang lainnya. Dalam penelitian ini, pengembangan
action research model dalam bidang kesehatan menjadi sangat penting, khususnya dalam
keselamtan kerja pasien rumah sakit. Keselamatan pasien rumah sakit merupakan sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi penilaian risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Penelitian action research model terus berkembang, tahun
2017 Noraini Talib melakukan penelitian “teaching and learning computer programming”
menggunakan gamification and observation menggunakan action research [2].
Dalam sistem informasi manajemen, penelitian tindakan telah lama dianggap sebagai
pendekatan penelitian tingkat rendah yang menjanjikan. Ini memiliki relevansi maksimal
karena peneliti tindakan bekerja dengan praktisi untuk memecahkan masalah praktis yang
penting. Ilmu desain yang diuraikan beberapa tahun lalu hanyalah memenangkan audiens
yang lebih luas. Penelitian tindakan secara tradisional diklasifikasikan ke dalam metode
penelitian kualitatif [3]. Tapi itu tampaknya menjadi rumah penelitian tindakan yang “salah”.
Kami akan menunjukkan bahwa setelah perbandingan tujuh aspek: hasil konkret studi,
pengetahuan yang dihasilkan, kegiatan, maksud dan sifat studi, pembagian kerja dalam studi
dan generasi, penggunaan dan uji pengetahuan, kesesuaian antara karakteristik penelitian
tindakan di satu sisi dan ilmu desain di sisi lain sangat bagus. Oleh karena itu, penelitian
tindakan dan ilmu desain selanjutnya harus dianggap sebagai pendekatan penelitian yang
serupa, dan ini merupakan titik balik dalam sejarah penelitian tindakan dan ilmu desain.
Penelitian ini bertujuan untuk
edukasi pada pasien risiko jatuh memastikan bahwa
pasien diinformasikan dan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
pasien tentang strategi pencegahan jatuh. Pemberian edukasi pada pasien risiko jatuh akan
menciptakan suasana saling pengertian antara pasien dan perawat dengan mengarahkan dan
membantu pasien untuk ikut terlibat dalam perilaku pencegahan pasien jatuh Caring secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan [1], [3], [4].
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan panduan edukasi berbasis caring pada pasien
yang berisiko jatuh di Rumah Sakit Columbia Asia Medan dengan menggunakan model
pendekatan action research.
245
Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Action Reseach
Istilah penelitian tindakan dikaitkan dengan Kurt Lewin di MIT, yang
menggunakannya dalam makalahnya "Penelitian tindakan dan masalah minoritas" [5], [6].
Dia menggambarkan metodologi sebagai penelitian komparatif pada kondisi dan efek dari
berbagai bentuk aksi sosial dan penelitian yang mengarah ke aksi sosial yang menggunakan
spiral langkah-langkah, yang masing-masing terdiri dari lingkaran perencanaan, tindakan, dan
pencarian fakta tentang hasilnya. tindakan, atau dengan kata lain bereksperimen dengan
membuat perubahan dan secara simultan mempelajari hasilnya, dalam proses siklus
perencanaan, tindakan, dan pengumpulan fakta. Lewin memiliki pandangan positivis yang
kuat dan contoh kita didasarkan pada pandangan konstruktivisme. Penelitian tindakan dengan
demikian adalah contoh yang sangat baik dari metodologi penelitian yang terhubung ke
perspektif teoretis yang berbeda. Penelitian tindakan mencakup hubungan yang kuat antara
peneliti (s) dan praktisi (s) dan keterbukaan yang digunakan metode pengumpulan data [1],
[3]. Esensi penelitian tindakan ditangkap dengan baik oleh [6] yang menyatakan bahwa
kegiatan penelitian tindakan memiliki dua tujuan penting, yaitu untuk meningkatkan dan
melibatkan, dan bahwa fokus peningkatan terletak pada tiga bidang utama: meningkatkan
praktik ; meningkatkan pemahaman tentang suatu praktik, dan meningkatkan situasi di mana
praktik itu terjadi.
2.2 Edukasi pada Pasien yang Berisiko Jatuh
Edukasi pasien saat ini menjadi suatu hal yang sangat penting karena adanya perubahan
sifat penyakit yang terjadi di masyarakat dimana saat ini banyak masalah kesehatan yang
berhubungan dengan penyakit kronis dan juga populasi usia tua yang semakin bertambah
karena usia hidup yang semakin panjang, pengobatan pasien yang makin berkembang.
Keadaan ini akan menyebabkan timbulnya faktor faktor risiko kepada pasien termasuk di
dalamnya faktor risiko jatuh pasien. Alasan lain mengapa edukasi pasien saat ini juga
menjadi suatu hal yang sangat penting karena partisipasi pasien dalam asuhan
keperawatannya sangat dibutuhkan. Konsep partisipasi pasien sangat relevan dengan subjek
edukasi pasien karena pasien hanya dapat berpartisipasi jika mereka memiliki kemampuan
untuk melakukannya, dengan demikian edukasi merupakan pra syarat untuk berpartisipasi.
Edukasi pasien lebih relevan jika diasumsikan bahwa pasien harus terlibat aktif dalam
perawatan kesehatan mereka, sehingga pasien dan perawat menjadi mitra dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pasien untuk mendapatkan tujuan yang diharapkan. Jika
perawat dan pasien ingin bekerja sebagai mitra, itu menyiratkan bahwa mereka harus
memiliki kekuatan yang sama dalam hubungan pelaksanaan asuhan keperawatan, atau
setidaknya pasien harus memiliki kekuatan dan jika mungkin harus mengarah pada situasi di
mana pasien dan profesional kesehatan memiliki kekuatan yang sama [7].
2.3 Konsep Caring
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan
Selain itu Caring mempengaruhi cara berfikir, perasaan dan perbuatan seseorang. Ada
beberapa definisi caring yang diungkapkan para ahli keperawatan: [5], [6]yang terkenal
dengan Theory of Human Caring, mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan
246
Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien
untuk sembuh. [4] menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan manusia, inti dari
praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan semata mata perilaku,
caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefenisikan
sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil
meningkatkan rasa aman dan keselamatan pasien.
3. METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
Action Research yang
bertujuan untuk mengembangkan panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh di
Rumah Sakit Columbia Asia Medan dengan level/tingkat action research adalah Professional
Contextual Level [1], [2], [4], [8], dimana outcomes yang diharapkan adalah adanya
perubahan pengetahuan, praktik atau perilaku dalam memberikan edukasi pada pasien yang
berisiko jatuh.
Tabel 1. Kegiatan tahap Reconnaissance Pengembangan Panduan Edukasi Berbasis Caring
pada Pasien yang Berisiko jatuh di Rumah Sakit Columbia Asia Medan.
9 Apri 2019 – 20 April 2019
1.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Melakukan
Prolonged
engegement
Membuat
pertemuan
dengan melibatkan semua
partisipan secara bersama:
Menyampaikan maksud
dan tujuan
Penelitian
Menyampaikan tahapan
tahapan
penelitian yang akan
dilaksanakan
Menyampaiakn kegiatan
yang dilakukan pada
setiap tahap penelitian.
Menyampaikan
batas
waktu penelitian.
21 April – 1 Mei 2019
Melakukan Self Report :
a. Melakukan observasi
kepatuhan
perawat
dalam
memberikan
edukasi kepada pasien
yang berisiko jatuh.
b. Melakukan
penyebaran kuesioner
pengetahuan perawat
tentang risiko jatuh
dan caring.
c. Melakukan
penyebaran kuesioner
tentang
kepuasan
pasien
terhadap
pemberian edukasi
2 Mei 2019
3 Mei 2019- 13
Mei 2019
Melakukan FGD: 1. Melakukan
analisa
data
1. FGD
Kulitatif
dilakukan
berdasarkan hasil
menggunakan
FGD dan analisa
panduan
data kuantitatif
2. FGD
tahap
berdasarkan hasil
reconnaissanc
Self Report.
e.
2. Membuat resume
3. FGD
tahap
berlangsung
recconnaisane
selama
60
menit – 90
menit.
4. FGD direkam
dengan voice
recorder
5. Hasil
FGD
dibuat dalam
bentuk
transkrip
247
Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501
Gambar 1. Activity Action Research Model
4. HASIL
Perspektif perawat tentang edukasi risiko jatuh dan tentang caring meliputi pengetahuan
perawat tentang risiko jatuh, pengetahuan perawat tentang caring dan kepatuhan perawat
dalam memberikan edukasi. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner pengetahuan
perawat tentang risiko jatuh dan pengetahuan perawat tentang caring diberikan kepada 38
orang perawat yang bekerja di ruang rawat inap. Keputusan untuk mengambil sampel yang
lebih banyak adalah agar data yang dikumpulkan dapat lebih memberi gambaran
permasalahan yang ada saat ini di lapangan, dimana dari antara 38 perawat tersebut sudah
termasuk di dalamnya perawat yang ditetapkan sebagai partisipan untuk penelitian ini. Hasil
yang didapat yaitu seluruh perawat (100%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang risiko
jatuh. Sesuai dengan tabel 2.
Tabel 2. Pengetahuan Perawat Tentang Risiko Jatuh
No
Pengetahuan
Risiko jatuh
Baik
Kurang
n=38
f
38
0
%
100
0
Pengetahuan perawat tentang caring hasil yang didapat adalah 13 orang perawat (34,2%)
mempunyai pengetahuan yang baik tentang caring dan 25 orang perawat (65,8%) mempunyai
pengetahuan kurang tentang caring, sesuai dengan tabel 3.
Tabel 3. Pengetahuan Perawat Tentang Caring
No
Pengetahuan
Caring
Baik
Kurang
n=38
f
13
25
%
34,2
65,8
Pada kegiatan ini peneliti melakukan observasi terhadap 26 status pasien risiko jatuh,
melalui formulir pemberian edukasi terintegrasi pemberian edukasi pada pasien yang berisiko
jatuh. Hasil observasi yang didapat hanya 5 orang perawat (19,2%) yang patuh memberikan
edukasi pada pasien yang berisiko jatuh dan 21 orang perawat (80,76%) tidak patuh
memberikan edukasi kepada pasien yang berisiko jatuh sebagaimana pada tabel 4.
248
Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501
Tabel 4. Kepatuhan Perawat Memberikan Edukasi pada Pasien yang Berisiko Jatuh
No
Kepatuhan
Edukasi
Patuh
Tidak patuh
n=26
f
5
21
%
19,2
80,76
Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada 50 orang pasien yang berisiko jatuh
yang telah mendapat edukasi dari perawat didapatkan bahwa 18 orang pasien (36%)
menyatakan puas atas edukasi yang diterima dari perawat dan 32 orang pasien (64%)
menyatakan tidak puas atas edukasi yang diterima dari perawat. Sesuai dengan tabel 5.
Tabel 5. Kepuasan Pasien Terhadap Pemberian Edukasi Pasien Risiko Jatuh
No
Kepuasan Pasien
n=50
f
18
32
Puas
Tidak Puas
%
36
64
Hasil pengumpulan data melalui Self Report tentang pengetahuan perawat dan kepuasan
pasien. Dengan nilai presentase sebelum implementasi panduan edukasi berbasis caring pada
pasien yang berisiko jatuh adalah 34,2% yang menyatakan pengetahuan perawat tentang
caring itu baik dan 65,8% menyatakan tingkat pengetahuan caring adalah kurang, setelah
implementasi panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh didapatkan
hasilnya adalah 100% dinyatakan tingkat pengetahuan perawat tentang caring seluruhnya
adalah baik .
Tabel 6.Pengetahuan Perawat Tentang Caring Sebelum Dan Sesudah Implementasi Panduan
edukasi pada pasien yang berisiko jatuh, berbasis caring.
Katagori
Baik
Kurang
Total
f
13
25
38
Variabel Pengetahuan
Sebelum
Sesudah
%
F
%
34,2
33
100,0
65,8
100,0
33
100,0
Hasil pengumpulan data melalui self report tentang kepuasan pasien terhadap
pemberian edukasi pada pasien yang berisiko jatuh sebelum dan sesudah implementasi
panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh juga mengalami
peningkatan. Sebelum implementasi didapatkan 36 % pasien mengatakan puas terhadap
edukasi yang diterima dan 64% mengatakan tidak puas terhadap edukasi yang diterima.
Setelah implementasi panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh
didapathan hasil 100% pasien seluruh pasien puas atas edukasi yang diterima.
249
Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501
Tabel 4.10. Kepuasan pasien tentang pemberian edukasi pada pasien yang berisiko jatuh
sebelum dan sesudah implementasi panduan edukasi pada pasien yang berisiko jatuh,berbasis
caring
Katagori
Puas
Tidak puas
Total
f
18
32
50
Variabel Kepuasan Pasien
Sebelum
Sesudah
%
F
%
36
51
100,0
64
100,0
51
100,0
5. PEMBAHASAN
Pembahasan ini sisesuaikan dengan hasil yang didapat, yang dibahas adalah beberapa
permasalahan yang ditemukan ditempat penelitian, output dan outcome, pelajaran yang di
dapat (lesson learned) dari penelitian action research, implikasi dan keterbatasan penelitian.
Pada tahap reconnaissance peneliti menemukan beberapa masalah yang muncul pada
pemberian edukasi pada pasien yang berisiko jatuh, antara lain bahwa belum ada panduan
atau SPO yang spesifik yang dapat digunakan untuk pemberian edukasi pasien yang berisiko
jatuh. Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan Beagley
(2011) yang menemukan bahwa fasilitas berupa panduan, standart dan materi untuk
pemberian edukasi pada pasien risiko jatuh di rumah sakit belum memadai. Hal ini memberi
petunjuk bahwa baik di dalam negeri ataupun di luar negeri fasilitas untuk memberi edukasi
kepada pasien yang berisiko jatuh masih merupakan suatu permasalahan dimana kebutuhan
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi sehingga menjadi hambatan dalam memberikan edukasi.
Pada pengumpulan data melalui kuesioner kepuasan pasien terhadap pemberian edukasi
pada pasien yang berisiko jatuh, ditemukan bahwa pasien tidak puas atas edukasi yang
diterimanya. Hal ini terjadi karena perawat tidak berperilaku caring dalam memberikan
edukasi kepada pasien yang berisiko jatuh yang ditunjukkan dengan ketidak patuhan perawat
dalam memberi edukasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Weyant et al
(2017) yang menyatakan bahwa perilaku perawat yang diidentifikasi sebagai perilaku caring
yaitu perawat memberikan edukasi, memberi petunjuk dengan menggunakan nada suara
yang menenangkan dan sebaliknya perawat yang tidak berperilaku caring akan menunjukkan
sikap negatif yaitu tidak memberikan edukasi dan informasi yang dibutuhkan pasien. Bassett
(2002) dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan yang signifikan antara perilaku
caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan, perilaku caring
yang ditampilkan oleh seorang perawat akan mempengaruhi kepuasan pasien. Karena
perawat tidak berperilaku caring saat memberikan edukasi kepada pasien yang berisiko jatuh
sehingga pasien yang menerima edukasi tersebut tidak puas atas edukasi yang diterimanya.
Pada tahap reflecting partisipan mengatakan bahwa panduan edukasi berbasis caring pada
pasien yang berisiko jatuh yang telah dikembangkan, mudah digunakan dan dapat
mengekspresikan caring perawat saat memberi edukasi. Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Marcus (2014) mengatakan bahwa edukasi yang efektif adalah edukasi yang
diberikan dengan spesifik dan terperinci, sesuai dengan pilihan pembelajaran yang tepat
dengan materi edukasi pasien yang berkualitas.
250
Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501
6. KESIMPULAN
Pengembangan panduan Edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh
dengan action research model memberi dampak terhadap peningkatan pengetahuan perawat
tentang caring dan peningkatan kepuasan pasien terhadap edukasi yang diterima.
Pengembangan panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh juga
menghasilkan regulasi baru pada pelayanan bidang keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
P. Järvinen, “Action research as an approach in design science,” EURAM (European
Acad. Manag. Conf., p. 16, 2005.
N. Talib, S. F. M. Yassin, and M. K. M. Nasir, “Teaching and Learning Computer
Programming Using Gamification and Observation through Action Research,” Int. J.
Acad. Res. Progress. Educ. Dev., vol. 6, no. 3, 2017.
C. Eden and F. Ackermann, “Theory into practice, practice to theory: Action research
in method development,” Eur. J. Oper. Res., vol. 271, no. 3, pp. 1145–1155, 2018.
V. Thavavel, “Improving Computing Graduates Writing Skill using Constructivism
based Blended Learning Model– An Action Research Study,” IOSR J. Res. Method
Educ. Ver. I, vol. 5, no. 3, pp. 2320–7388, 2015.
T. J. Watson, “Industrial Sociology: Theory, Research and Teaching–Some Problems
and Proposals,” J. Manag. Stud., vol. 16, no. 2, pp. 117–138, 1979.
Watson, “The practice of caring is central to nursing.” .
P. E. Medis, “Pelayanan Medis Sehari-Hari,” no. 29, 2004.
S. Hardjosoekarto, “Dual imperatives of action research : lessons from theoretical
research practice to construct social development index by using soft systems
methodology,” Hum. Resour. Manag. Res., vol. 3, no. 1, pp. 49–53, 2013.
251
Download