Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501 Implementasi Action Researh Model dalam Pengembangan Interaksi Skil pada Pasien Jatuh dengan menggunakan Konsep Edukasi Caring 1Natalina 1 Rumapea, 2Jenny Marlindawani Purba, 2Diah Arrum Master Student of Nursing Administration, Faculty of Nursing, Universitas Sumatera Utara, Prof .Maas Street Kampus USU Medan, Indonesia 2 Departemen Of Nursing Administration Faculty of Nursing, Universitas Sumatera Utara, Prof .Maas Street Kampus USU Medan, Indonesia Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh di Rumah Sakit Columbia Asia Medan dengan menggunakan model pendekatan action research. Action research model merupakan metode untuk memfasilitasi perubahan dengan membantu melibatkan sistem klien dalam proses diagnostik, pembelajaran aktif, penemuan masalah, dan penyelesaian masalah. Dalam penelitian ini digunakan data kejadian pasien jatuh yang bersumber dari Rumah Sakit Columbia Asia Medan. Kejadian pasien jatuh masih menjadi hal yang mengkhawatirkan pada seluruh pasien rawat inap di rumah sakit. Kejadian jatuh disebabkan oleh faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Berdasarkan hasil penelitian pada tahap reconnaissance diperoleh 5 tema yaitu pemahaman konsep resiko jatuh, upaya pencegahan jatuh, perbaikan sistem dan fasilitas pencegahan risiko jatuh, pemahaman konsep caring, upaya penerapan konsep caring pada edukasi untuk pencegahan jatuh. Sedangkan pada tahap reflecting diperoleh 2 tema yaitu pengalaman perawat dalam memberikan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh dan respon pasien terhadap pemberian edukasi berbasis caring pada pasien yang bersisiko jatuh. Dengan adanya pengembangan panduan ini terdapat peningkatan pengetahuan perawat tentang caring, 100% pengetahuan baik dan peningkatan kepuasan pasien terhadap pemberian edukasi, 100% puas. Disarankan dengan adanya pengembangan panduan edukasi berbasis caring ini pada pasien yang berisiko jatuh ini, diharapkan panduan ini dapat dilaksanakan untuk dapat meningkatkan kepuasan pasien dan memberikan pelayanan edukasi yang berkualitas. Kata Kunci: Action Research Model, caring, edukasi Abstract This study aims to develop caring-based educational guidelines for patients at risk of falling at Columbia Asia Medan Hospital by using an action research approach model. Action research models are methods for facilitating change by helping to involve the client system in the diagnostic process, active learning, problem discovery, and problem solving. In this study used data on the incidence of falls from patients sourced from Columbia Asia Hospital Medan. Incidence of patients falling is still a concern for all inpatients in the hospital. The fall event is caused by intrinsic factors and extrinsic factors. Based on the results of research at the reconnaissance stage, five themes were obtained, namely the understanding of the concept of falling risk, efforts to prevent falls, improvement of systems and facilities to prevent falling risks, understanding the concept of caring, efforts to apply the concept of caring to education for the prevention of falls. Whereas in the reflecting stage 2 themes were obtained: the nurse's experience in providing caring-based education to patients at risk of falling and the patient's response to caring-based education in patients at risk of falling. With the development of this guide there is an increase in nurses' knowledge about caring, 100% good 244 Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501 knowledge and increased patient satisfaction with educational provision, 100% satisfied. It is recommended that the development of caring-based educational guidelines for patients who are at risk of falling, it is hoped that these guidelines can be implemented to improve patient satisfaction and provide quality educational services. Keywords: Action research model, Education, Caring 1. PENDAHULUAN Action Research Model adalah proses penyelidikan interaktif yang menyeimbangkan tindakan penyelesaian masalah yang diterapkan dalam konteks kolaboratif dengan analisis atau penelitian kolaboratif berbasis data untuk memahami penyebab yang mendasari memungkinkan prediksi masa depan tentang perubahan pribadi dan organisasi [1]. Model ini menjadi sangat berkembang dalam pengembangan sistem informasi dan organisasi, baik dibidang komputer, kesehatan dan bidang lainnya. Dalam penelitian ini, pengembangan action research model dalam bidang kesehatan menjadi sangat penting, khususnya dalam keselamtan kerja pasien rumah sakit. Keselamatan pasien rumah sakit merupakan sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Penelitian action research model terus berkembang, tahun 2017 Noraini Talib melakukan penelitian “teaching and learning computer programming” menggunakan gamification and observation menggunakan action research [2]. Dalam sistem informasi manajemen, penelitian tindakan telah lama dianggap sebagai pendekatan penelitian tingkat rendah yang menjanjikan. Ini memiliki relevansi maksimal karena peneliti tindakan bekerja dengan praktisi untuk memecahkan masalah praktis yang penting. Ilmu desain yang diuraikan beberapa tahun lalu hanyalah memenangkan audiens yang lebih luas. Penelitian tindakan secara tradisional diklasifikasikan ke dalam metode penelitian kualitatif [3]. Tapi itu tampaknya menjadi rumah penelitian tindakan yang “salah”. Kami akan menunjukkan bahwa setelah perbandingan tujuh aspek: hasil konkret studi, pengetahuan yang dihasilkan, kegiatan, maksud dan sifat studi, pembagian kerja dalam studi dan generasi, penggunaan dan uji pengetahuan, kesesuaian antara karakteristik penelitian tindakan di satu sisi dan ilmu desain di sisi lain sangat bagus. Oleh karena itu, penelitian tindakan dan ilmu desain selanjutnya harus dianggap sebagai pendekatan penelitian yang serupa, dan ini merupakan titik balik dalam sejarah penelitian tindakan dan ilmu desain. Penelitian ini bertujuan untuk edukasi pada pasien risiko jatuh memastikan bahwa pasien diinformasikan dan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien tentang strategi pencegahan jatuh. Pemberian edukasi pada pasien risiko jatuh akan menciptakan suasana saling pengertian antara pasien dan perawat dengan mengarahkan dan membantu pasien untuk ikut terlibat dalam perilaku pencegahan pasien jatuh Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan [1], [3], [4]. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh di Rumah Sakit Columbia Asia Medan dengan menggunakan model pendekatan action research. 245 Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Action Reseach Istilah penelitian tindakan dikaitkan dengan Kurt Lewin di MIT, yang menggunakannya dalam makalahnya "Penelitian tindakan dan masalah minoritas" [5], [6]. Dia menggambarkan metodologi sebagai penelitian komparatif pada kondisi dan efek dari berbagai bentuk aksi sosial dan penelitian yang mengarah ke aksi sosial yang menggunakan spiral langkah-langkah, yang masing-masing terdiri dari lingkaran perencanaan, tindakan, dan pencarian fakta tentang hasilnya. tindakan, atau dengan kata lain bereksperimen dengan membuat perubahan dan secara simultan mempelajari hasilnya, dalam proses siklus perencanaan, tindakan, dan pengumpulan fakta. Lewin memiliki pandangan positivis yang kuat dan contoh kita didasarkan pada pandangan konstruktivisme. Penelitian tindakan dengan demikian adalah contoh yang sangat baik dari metodologi penelitian yang terhubung ke perspektif teoretis yang berbeda. Penelitian tindakan mencakup hubungan yang kuat antara peneliti (s) dan praktisi (s) dan keterbukaan yang digunakan metode pengumpulan data [1], [3]. Esensi penelitian tindakan ditangkap dengan baik oleh [6] yang menyatakan bahwa kegiatan penelitian tindakan memiliki dua tujuan penting, yaitu untuk meningkatkan dan melibatkan, dan bahwa fokus peningkatan terletak pada tiga bidang utama: meningkatkan praktik ; meningkatkan pemahaman tentang suatu praktik, dan meningkatkan situasi di mana praktik itu terjadi. 2.2 Edukasi pada Pasien yang Berisiko Jatuh Edukasi pasien saat ini menjadi suatu hal yang sangat penting karena adanya perubahan sifat penyakit yang terjadi di masyarakat dimana saat ini banyak masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan juga populasi usia tua yang semakin bertambah karena usia hidup yang semakin panjang, pengobatan pasien yang makin berkembang. Keadaan ini akan menyebabkan timbulnya faktor faktor risiko kepada pasien termasuk di dalamnya faktor risiko jatuh pasien. Alasan lain mengapa edukasi pasien saat ini juga menjadi suatu hal yang sangat penting karena partisipasi pasien dalam asuhan keperawatannya sangat dibutuhkan. Konsep partisipasi pasien sangat relevan dengan subjek edukasi pasien karena pasien hanya dapat berpartisipasi jika mereka memiliki kemampuan untuk melakukannya, dengan demikian edukasi merupakan pra syarat untuk berpartisipasi. Edukasi pasien lebih relevan jika diasumsikan bahwa pasien harus terlibat aktif dalam perawatan kesehatan mereka, sehingga pasien dan perawat menjadi mitra dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien untuk mendapatkan tujuan yang diharapkan. Jika perawat dan pasien ingin bekerja sebagai mitra, itu menyiratkan bahwa mereka harus memiliki kekuatan yang sama dalam hubungan pelaksanaan asuhan keperawatan, atau setidaknya pasien harus memiliki kekuatan dan jika mungkin harus mengarah pada situasi di mana pasien dan profesional kesehatan memiliki kekuatan yang sama [7]. 2.3 Konsep Caring Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan Selain itu Caring mempengaruhi cara berfikir, perasaan dan perbuatan seseorang. Ada beberapa definisi caring yang diungkapkan para ahli keperawatan: [5], [6]yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan 246 Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501 transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. [4] menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan manusia, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan semata mata perilaku, caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefenisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan pasien. 3. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Action Research yang bertujuan untuk mengembangkan panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh di Rumah Sakit Columbia Asia Medan dengan level/tingkat action research adalah Professional Contextual Level [1], [2], [4], [8], dimana outcomes yang diharapkan adalah adanya perubahan pengetahuan, praktik atau perilaku dalam memberikan edukasi pada pasien yang berisiko jatuh. Tabel 1. Kegiatan tahap Reconnaissance Pengembangan Panduan Edukasi Berbasis Caring pada Pasien yang Berisiko jatuh di Rumah Sakit Columbia Asia Medan. 9 Apri 2019 – 20 April 2019 1. 2. a. b. c. d. e. f. Melakukan Prolonged engegement Membuat pertemuan dengan melibatkan semua partisipan secara bersama: Menyampaikan maksud dan tujuan Penelitian Menyampaikan tahapan tahapan penelitian yang akan dilaksanakan Menyampaiakn kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap penelitian. Menyampaikan batas waktu penelitian. 21 April – 1 Mei 2019 Melakukan Self Report : a. Melakukan observasi kepatuhan perawat dalam memberikan edukasi kepada pasien yang berisiko jatuh. b. Melakukan penyebaran kuesioner pengetahuan perawat tentang risiko jatuh dan caring. c. Melakukan penyebaran kuesioner tentang kepuasan pasien terhadap pemberian edukasi 2 Mei 2019 3 Mei 2019- 13 Mei 2019 Melakukan FGD: 1. Melakukan analisa data 1. FGD Kulitatif dilakukan berdasarkan hasil menggunakan FGD dan analisa panduan data kuantitatif 2. FGD tahap berdasarkan hasil reconnaissanc Self Report. e. 2. Membuat resume 3. FGD tahap berlangsung recconnaisane selama 60 menit – 90 menit. 4. FGD direkam dengan voice recorder 5. Hasil FGD dibuat dalam bentuk transkrip 247 Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501 Gambar 1. Activity Action Research Model 4. HASIL Perspektif perawat tentang edukasi risiko jatuh dan tentang caring meliputi pengetahuan perawat tentang risiko jatuh, pengetahuan perawat tentang caring dan kepatuhan perawat dalam memberikan edukasi. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner pengetahuan perawat tentang risiko jatuh dan pengetahuan perawat tentang caring diberikan kepada 38 orang perawat yang bekerja di ruang rawat inap. Keputusan untuk mengambil sampel yang lebih banyak adalah agar data yang dikumpulkan dapat lebih memberi gambaran permasalahan yang ada saat ini di lapangan, dimana dari antara 38 perawat tersebut sudah termasuk di dalamnya perawat yang ditetapkan sebagai partisipan untuk penelitian ini. Hasil yang didapat yaitu seluruh perawat (100%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang risiko jatuh. Sesuai dengan tabel 2. Tabel 2. Pengetahuan Perawat Tentang Risiko Jatuh No Pengetahuan Risiko jatuh Baik Kurang n=38 f 38 0 % 100 0 Pengetahuan perawat tentang caring hasil yang didapat adalah 13 orang perawat (34,2%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang caring dan 25 orang perawat (65,8%) mempunyai pengetahuan kurang tentang caring, sesuai dengan tabel 3. Tabel 3. Pengetahuan Perawat Tentang Caring No Pengetahuan Caring Baik Kurang n=38 f 13 25 % 34,2 65,8 Pada kegiatan ini peneliti melakukan observasi terhadap 26 status pasien risiko jatuh, melalui formulir pemberian edukasi terintegrasi pemberian edukasi pada pasien yang berisiko jatuh. Hasil observasi yang didapat hanya 5 orang perawat (19,2%) yang patuh memberikan edukasi pada pasien yang berisiko jatuh dan 21 orang perawat (80,76%) tidak patuh memberikan edukasi kepada pasien yang berisiko jatuh sebagaimana pada tabel 4. 248 Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501 Tabel 4. Kepatuhan Perawat Memberikan Edukasi pada Pasien yang Berisiko Jatuh No Kepatuhan Edukasi Patuh Tidak patuh n=26 f 5 21 % 19,2 80,76 Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada 50 orang pasien yang berisiko jatuh yang telah mendapat edukasi dari perawat didapatkan bahwa 18 orang pasien (36%) menyatakan puas atas edukasi yang diterima dari perawat dan 32 orang pasien (64%) menyatakan tidak puas atas edukasi yang diterima dari perawat. Sesuai dengan tabel 5. Tabel 5. Kepuasan Pasien Terhadap Pemberian Edukasi Pasien Risiko Jatuh No Kepuasan Pasien n=50 f 18 32 Puas Tidak Puas % 36 64 Hasil pengumpulan data melalui Self Report tentang pengetahuan perawat dan kepuasan pasien. Dengan nilai presentase sebelum implementasi panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh adalah 34,2% yang menyatakan pengetahuan perawat tentang caring itu baik dan 65,8% menyatakan tingkat pengetahuan caring adalah kurang, setelah implementasi panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh didapatkan hasilnya adalah 100% dinyatakan tingkat pengetahuan perawat tentang caring seluruhnya adalah baik . Tabel 6.Pengetahuan Perawat Tentang Caring Sebelum Dan Sesudah Implementasi Panduan edukasi pada pasien yang berisiko jatuh, berbasis caring. Katagori Baik Kurang Total f 13 25 38 Variabel Pengetahuan Sebelum Sesudah % F % 34,2 33 100,0 65,8 100,0 33 100,0 Hasil pengumpulan data melalui self report tentang kepuasan pasien terhadap pemberian edukasi pada pasien yang berisiko jatuh sebelum dan sesudah implementasi panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh juga mengalami peningkatan. Sebelum implementasi didapatkan 36 % pasien mengatakan puas terhadap edukasi yang diterima dan 64% mengatakan tidak puas terhadap edukasi yang diterima. Setelah implementasi panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh didapathan hasil 100% pasien seluruh pasien puas atas edukasi yang diterima. 249 Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501 Tabel 4.10. Kepuasan pasien tentang pemberian edukasi pada pasien yang berisiko jatuh sebelum dan sesudah implementasi panduan edukasi pada pasien yang berisiko jatuh,berbasis caring Katagori Puas Tidak puas Total f 18 32 50 Variabel Kepuasan Pasien Sebelum Sesudah % F % 36 51 100,0 64 100,0 51 100,0 5. PEMBAHASAN Pembahasan ini sisesuaikan dengan hasil yang didapat, yang dibahas adalah beberapa permasalahan yang ditemukan ditempat penelitian, output dan outcome, pelajaran yang di dapat (lesson learned) dari penelitian action research, implikasi dan keterbatasan penelitian. Pada tahap reconnaissance peneliti menemukan beberapa masalah yang muncul pada pemberian edukasi pada pasien yang berisiko jatuh, antara lain bahwa belum ada panduan atau SPO yang spesifik yang dapat digunakan untuk pemberian edukasi pasien yang berisiko jatuh. Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan Beagley (2011) yang menemukan bahwa fasilitas berupa panduan, standart dan materi untuk pemberian edukasi pada pasien risiko jatuh di rumah sakit belum memadai. Hal ini memberi petunjuk bahwa baik di dalam negeri ataupun di luar negeri fasilitas untuk memberi edukasi kepada pasien yang berisiko jatuh masih merupakan suatu permasalahan dimana kebutuhan kebutuhan tersebut tidak terpenuhi sehingga menjadi hambatan dalam memberikan edukasi. Pada pengumpulan data melalui kuesioner kepuasan pasien terhadap pemberian edukasi pada pasien yang berisiko jatuh, ditemukan bahwa pasien tidak puas atas edukasi yang diterimanya. Hal ini terjadi karena perawat tidak berperilaku caring dalam memberikan edukasi kepada pasien yang berisiko jatuh yang ditunjukkan dengan ketidak patuhan perawat dalam memberi edukasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Weyant et al (2017) yang menyatakan bahwa perilaku perawat yang diidentifikasi sebagai perilaku caring yaitu perawat memberikan edukasi, memberi petunjuk dengan menggunakan nada suara yang menenangkan dan sebaliknya perawat yang tidak berperilaku caring akan menunjukkan sikap negatif yaitu tidak memberikan edukasi dan informasi yang dibutuhkan pasien. Bassett (2002) dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan, perilaku caring yang ditampilkan oleh seorang perawat akan mempengaruhi kepuasan pasien. Karena perawat tidak berperilaku caring saat memberikan edukasi kepada pasien yang berisiko jatuh sehingga pasien yang menerima edukasi tersebut tidak puas atas edukasi yang diterimanya. Pada tahap reflecting partisipan mengatakan bahwa panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh yang telah dikembangkan, mudah digunakan dan dapat mengekspresikan caring perawat saat memberi edukasi. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Marcus (2014) mengatakan bahwa edukasi yang efektif adalah edukasi yang diberikan dengan spesifik dan terperinci, sesuai dengan pilihan pembelajaran yang tepat dengan materi edukasi pasien yang berkualitas. 250 Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Volume 04 Nomor 02, Desember 2019, pISSN : 2548-1916, eISSN : 2657-1501 6. KESIMPULAN Pengembangan panduan Edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh dengan action research model memberi dampak terhadap peningkatan pengetahuan perawat tentang caring dan peningkatan kepuasan pasien terhadap edukasi yang diterima. Pengembangan panduan edukasi berbasis caring pada pasien yang berisiko jatuh juga menghasilkan regulasi baru pada pelayanan bidang keperawatan. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] P. Järvinen, “Action research as an approach in design science,” EURAM (European Acad. Manag. Conf., p. 16, 2005. N. Talib, S. F. M. Yassin, and M. K. M. Nasir, “Teaching and Learning Computer Programming Using Gamification and Observation through Action Research,” Int. J. Acad. Res. Progress. Educ. Dev., vol. 6, no. 3, 2017. C. Eden and F. Ackermann, “Theory into practice, practice to theory: Action research in method development,” Eur. J. Oper. Res., vol. 271, no. 3, pp. 1145–1155, 2018. V. Thavavel, “Improving Computing Graduates Writing Skill using Constructivism based Blended Learning Model– An Action Research Study,” IOSR J. Res. Method Educ. Ver. I, vol. 5, no. 3, pp. 2320–7388, 2015. T. J. Watson, “Industrial Sociology: Theory, Research and Teaching–Some Problems and Proposals,” J. Manag. Stud., vol. 16, no. 2, pp. 117–138, 1979. Watson, “The practice of caring is central to nursing.” . P. E. Medis, “Pelayanan Medis Sehari-Hari,” no. 29, 2004. S. Hardjosoekarto, “Dual imperatives of action research : lessons from theoretical research practice to construct social development index by using soft systems methodology,” Hum. Resour. Manag. Res., vol. 3, no. 1, pp. 49–53, 2013. 251