KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatNya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah Mekanika Teknik dengan judul “TEGANGAN TARIK DAN PUNTIR”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih. i Contents KATA PENGANTAR .................................................................................................. i BAB 1 ........................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 A. Landasan Teori .................................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................................ 1 C. Tujuan Masalah ................................................................................................... 1 BAB 2 ............................................................... Ошибка! Закладка не определена. PEMBAHASAN .............................................. Ошибка! Закладка не определена. 1. PENGERTIAN ................................................................................................. 2 2. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 3 3. HASIL PENGUJIAN ....................................................................................... 4 BAB 3 ........................................................................................................................... 5 PENUTUP .................................................................................................................... 6 A. Kesimpulan ........................................................................................................... 6 B. Saran ..................................................................................................................... 6 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 8 ii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sebuah berputarnya/bekerjanya poros baling-baling untuk menghasilkan gaya dorong, poros tersebut menanggung berbagai jenis beban akibat dari kombinasi berbagai bentuk gaya. Beban yang terjadi pada waktu berputarnya/bekerjanya poros baling-baling adalah beban puntir, beban lentur putar, beban tekan dan beban tarik, dimana beban-beban tersebut terjadi secara berulang-ulang yang akhirnya akan terjadi kegagalan lelah (fatigue failure) pada material. Oleh karena penggunaan material untuk sebuah porosbaling-baling harus memenuhi standar tertentu. sering terjadinya kebengkokan pada . Dan untuk melakukan perbaikan tongkat kemudi dengan standart BKI B. Perumusan Masalah Berdasarkan pokok permasalahan yang terdapat pada latar belakang, maka penelitian ini diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut: a) Mengetahui standart BKI untuk perbaikan tongkat kemudi b) Mengetahui C. Tujuan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka maksud dan tujuan dari penelitian dengan variasi tanpa perlakuan pendinginan dan perlakuan pendinginan dengan media air laut dan oli adalah untuk mengetahui : a) Mengatahui nilai beban puntir tongkat kemudi yang akan di perbaiki b) Menentukan cara perbaikan tongkat kemudi dengan standart BKI 1 1. PENGERTIAN A. Tongkat Kemudi Kemudi kapal merupakan suatu alat kapal yang digunakan untuk mengubah dan menentukan arah gerak kapal, baik arah lurus maupun belok kapal, Kemudi kapal ditempatkan diujung belakang lambung kapal atau buritan di belakang propeller atau baling-baling kapal. Prinsip kerja kemudi kapal yaitu dengan mengubah arah arus cairan yang mengakibatkan perubahan arah kapal. cara kerja kemudi kapal yaitu kemudi digerakkan secara mekanis atau hidrolik dari anjungan dengan menggerakkan roda kemudi atau rudder. B. Standart BKI a) Untuk puntiran 𝐴° < - 𝐿 𝑑 Tongkat kemudi masih bias di gunakan tanpa adanya perlakuan panas (heat treatment) dan di laksanakan pengujian keretakan (NDT) - Lubang pasak di pindahkan 180 𝐿 b) Untuk puntiran 𝑑 < 𝐴° < - 5𝐿 𝑑 Tongkat kemudi di kenakan stress relieved dengan ±625℃ dengan waktu selama 1 jam setiap 25 mm tebal c) Apabila puntiran 𝐴° > - 5𝐿 𝑑 Tongkat kemudi harus diannealed dan normalized dengan ±900℃ dengan waktu lebuh besar 30 menit setiap 25 mm tebal Ket : A = sudut puntiran (derajat) L = panjang tongkat yang terpuntir D = diameter tongkat kemudi 2 - Bila terjadi puntiran pada tongkat kemudi tersebut di atas di sarankan untuk menutup lubang pasak yang lama dengan cara pengelasan. Sebelum pengelasan diadakan perlakuan panas demikian juga setelah pengelasan selesai - Setelah perbaikan tongkat kemudi yang terpuntir di laksanakan pengujian keretakan (NDT) - Apabila hasil tersebut memuaskan maka perbaikan tersebut dianggap perbaikan permanen C. Pengujian Puntir 2. METODOLOGI PENELITIAN A. Pengumpulan Data Data yang di peroleh berdasarkan kerusakan tongkat kemudi kapal yang ada digalangan B. Pemilihan Benda Uji Berdasarkan BKI surveyors handbook PT. dharma lautan utama 2005. bahan material yang digunakan untuk proses perbaikan tongkat kemudi adalah carbon steel. Dalam hal ini pemilihan bahan uji yang digunakan sebagai objek penelitian perbaikan tongkat kemudi adalah yang dimiliki TB BRAHMA 11. C. Spesimen Uji Puntir 3 Spesimen yang digunakan adalah tongkat kemudi yang dimiliki TB BRAHMA 11 HASIL PENGUJIAN A. Uji Puntir Uji puntir merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui sifatsifat seperti modulus elastisitas geser, kekuatan luluh puntir dan modulus pecah. Hasil pengujian puntir terdiri dari dua parameter yaitu parameter momen puntir, dan parameter tegangan geser. Pengujian puntir ini dilakukan terhadap material baja ST 60 yang telah mendapatkan perlakuan panas yaitu tempering. Hasil pengujian puntir yang didapat dari pengujian terlihat dalam tabel berikut ini. 4 Berdasarkan tabel 2, maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata momen puntir /torsi pada putaran maksimum baja ST 60 perlakuan panas tempering adalah 49,66 N.m. Sehingga didapat tegangan geser maksimum adalah sebagai berikut: 𝜏g = 16.𝑇𝑚𝑎𝑥 𝜋.𝑑3 𝜏g = 16 . 49657,5 3.14.73 𝜏g = 737,72 Mpa Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan uji puntir yang telah dilakukan terhadap baja ST 60 dengan perlakuan panas tempering, maka dapat diketahui karakteristik baja ST 60 sebagai berikut: 1) Baja ST 60 dengan perlakuan panas tempering memiliki nilai torsi maksimum sebesar 49.657 N.m. 2) Baja ST 60 dengan perlakuan panas tempering memiliki nilai tegangan geser maksimum sebesar 737,72 Mpa. BAB 3 5 PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian-uraian yang telah dibahas di bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a) Berdasarkan pengujian puntir yang telah dilakukan, baja ST 60 dengan perlakuan panas tempering memiliki nilai torsi maksimum sebesar 49.657 N.m, dan memiliki nilai tegangan geser maksimum sebesar 737,72 Mpa. b) Berdasarkan pengujian tarik yang telah dilakukan, baja ST 60 dengan perlakuan panas tempering memiliki nilai tegangan luluh sebesar 622,33 Mpa, dan memiliki nilai tegangan maksimum sebesar 853,49 Mpa. Sehingga baja ST 60 perlakuan panas tempering dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembuatan poros baling-baling (propeller shaft). c) Berdasarkan pengujian kekerasan yang telah dilakukan, baja ST 60 dengan perlakuan panas tempering memiliki nilai kekerasan sebesar 320 BHN. Sehingga baja ST 60 perlakuan panas tempering dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembuatan poros baling-baling (propeller shaft). B. Saran Dari analisis hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap baja ST 60 perlakuan panas tempering penulis menyarankan: a) Apabila ingin melakukan penelitian tentang poros baling-baling kapal bisa ditambahkan pengujian seperti pengujian aus. b) Apabila ingin melakukan penelitian tentang pengujian material sebaiknya dilakukan pemeriksaan spesimen terlebih dahulu apakah spesimen memiliki cacat material akibat pembuatan spesimen di mesin bubut. 6 c) Apabila ingin melakukan penelitian tentang pengujian material sebaiknya dilakukan pemeriksaan mesin uji terlebih dahulu untuk mengetahui apakah mesin uji telah dilakukan kalibrasi atau belum. 7 DAFTAR PUSTAKA [1] Alexander dkk, Sriatie Djaprie, 1990. Dasar Metalurgi untuk Rekayasawan, Jakarta Gramedia. [2] Amanto Hari dan Daryanto, 1999. Ilmu Bahan, Jakarta Smar Grafika Offset. [3] Bradbury,E.J, 1990. Dasar Metalurgi untuk Rekayasawan, Jakarta Erlangga. [4] Biro Klasifikasi Indonesia, 2001, “Rules for Machinery Instalation, Vol.III”. [5] Biro Klasifikasi Indonesia, 2001, “Rules for Materials, Vol.V”. [6] Jokosisworo, Sarjito. 2009. Analisa Kekuatan Puntir, Lentur Putar dan Kekerasan Baja ST 60 untuk Poros Propeller setelah diquenching. Jurnal Teknik Perkapalan Undip Volume 11 Nomor 2 Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro. [7] Zuhaimi, Fatigue Strengh Baja NS 4340 setelah mengalami Tempering. Skripsi Sarjana FT Politeknik Negeri Lhokseumawe :tidak diterbitkan. [8] Haryadi, Gunawan Dwi. 2006. Pengaruh Suhu Tempering Terhadap Kekerasan, Kekuatan Tarik dan Struktur Mikro Ppada Baja K-460. Jurnal Teknik Mesin Undip Volume 8 Nomor 2 Fakultas Teknik - Universitas Diponegoro. [9] Djafri, Sriati. 1990. “Dasar Metalurgi untuk Rekayasa”. Terjemahan dari Essential Metallurgy for Engineers. Jakarta: Erlangga. 8