BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Identifikasi Identifikasi merupakan kegiatan dalam taksonomi tumbuhan, walaupun identifikasi merupakan proses yang terpisah, namun dalam praktisnya mencakup dua kegiatan yang meliputi klasifikasi dan tata nama (Hasanuddin, 2006). Dalam mengidentifikasi suatu tumbuhan diperlukan suatu keahlian khusus, teliti, dan tanggap. Inti dari identifikasi merupakan penamaan suatu tumbuhan yang meliputi tumbuhan berbiji maupun tumbuhan tak berbiji. (Tom, 2009, p, 238). Suatu identifikasi akan menghasilkan tatanama suatu spesies baik itu tumbuhan ataupun hewan. Dalam dunia identifikasi makan diperlukan suatu pengetahuan baik itu pengetahuan langsung maupun tidak. Pengetahuan secara langsung didapat dari para ahli dan pengetahuan secara tidak langsung didapat melalui kunci determinasi. (Freud, 2008). Sifat secara umum diidentifikasikan sebagai pertanda atau yang mengacu pada bentuk, susunan, tingkah laku,yang digunakan untuk membandingkan, menginterpressetasikan atau memisah antara organisme uang satu dengan yang lainnya, sifat sering dibedakan dengan ciri. (Diazb, 2009). Indentifikasi atau “pengenalan” merupakan kegiatan untuk menetapkan identitas (“jati diri”) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada “menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi”. Istilah identifikasi sering juga digunakan istilah “determinasi”. Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan harus tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti dimuat dalam KITT. Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui caracara yang diatur pula oleh KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan oleh dan ke dunia ilmiah itu memerlukan bekal yang lazimnya hanya dimiliki oleh mereka yang berpendidikan ilmu hayat, khususnya taksonomi tumbuhan. Oleh karena itu pekerjaan identifikasi yang pertama kali itu hanya dilakukan oleh ahli-ahli yang bekerja dalam lembaga penelitian taksonomi tumbuhan (herbarium), jarang sekali oleh pihak-pihak lain di luar mereka. Adapun teknik identifkasi yaitu: 1. Bertanya langsung kepada ahlinya. 2. Mencocokkan dengan herbarium. 3. Mencocokkan dengan uraian dan gambar dalam buku flora atau monografi. 4. Menggunakan kunci identifikasi. Identifikasi tumbuhan sangat penting untuk mengenali tumbuhan itu sendiri seperti yang telah disepakati di tingkat dunia agar memahami bahwa yang dimaksudkan adalah tumbuhan yang sama. Identifikasi berasal dari kata identik yang artinta sama atau serupa dengan dan untuk ini dapat terlepas dari nama latin. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan di identifikasi mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahun. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti semua aturan yang ada dalam kode internasional tatanama tumbuhan (KITT). Untuk mengidentifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan dari orang lain, spesimen, herbarium, buku-buku flora dan monografi kunci identifikasi serta lembar identifikasi jenis. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi (Wahyudi, 2006). Dalam taksonomi terdapat dua istilah yang sering dianggap sinonim yaitu identifikasi dan determinasi. Karena dua istilah dianggap sinonim, maka penggunaannya sering diperlukan. Kalau kita memperhatikan definisi dari kedua istilah tersebut, sesungguhnya terdapat perbedaan. Identifikasi asal katanya adalah to identify yang artinya mempersamakan, mencocokkan, membandingkan, dan sebagainya. Sedangkan to determine yang artinya menentukan atau memastikan. Dengan demikian, identifikasi sesungguhnya berarti langkah-langkah yang dilakukan dengan mempersamakan, mencocokkan, atau membandingkan sifat dan ciri yang dimiliki oleh dua tumbuhan (Rifai, 1976). Istilah taksonomi diciptakan oleh A.P de candolle. Seorang ahli tumbuhan bergia swiss di herbarium genewa yang artinya teori tentang klasifikasi tumbuhan (Rideng, 1989). Secara taksonomi berasal dari bahasa Yunani: Takson artinya unit atau kelompok, dan nomos artinya hukum. Jadi hukum atau aturan yang digunakan untuk menempatkan suatu makhluk hidup pada takson tertentu. Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya. 2.1.2 Determinasi Determinasi tumbuhan adalah identifikasi suatu tumbuhan sehingga nama ilmiah tumbuhan tersebut diketahui. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas suatu tanaman untuk menghindari kesalahan dalam pengumpulan tanaman. Maka dari itu, determinasi tumbuhan didasarkan pada acuan suatu sistem klasifikasi tanaman (Faisal dkk., 2018). Determinasi tumbuhan dilakukan dengan menemukan kunci identifikasi yang merupakan alat bantu melakukan identifikasi tumbuhan. Kunci identifikasi yang umum digunakan adalah ciri-ciri morfologi yang disusun secara berurutan dan bersifat dikotomi. (Damayanto dkk., 2019). Istilah determinasi (Bahasa Inggris: determine = menentukan, memastikan) lebih tepat dibandingkan identifikasi (Bahasa Inggris: identify = mempersamakan, identik). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama. Determinasi merupakan proses identifikasi suatu jenis objek, Determinasi tumbuhan menggunakan bahan baku tumbuhan. Hasil darideterminasi adalah informasi data yang dapat menjelaskan jenis objek tersebut.komposisi senyawa kimianya belum diketahui secara pasti. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman tersebut,apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang diinginkan. Determinasi diharapkan dapat mengurangi kesalahan dalam pengumpulan bahan yang akanditeliti dapat dihindari (Shidiq, 2011). 2.1.3 Kunci Determinasi Kunci determinasi digunakan untuk mencari nama tumbuhan atau hewan yang belum diketahui. Kunci determinasi yang baik adalah kunci yang dapat digunakan dengan mudah, cepat, serta hasil yang diperoleh tepat. Pada umumnya kunci disusun secara menggarpu (dikotom), memuat ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Artinya, apabila suatu makhluk hidup memiliki cir-ciri yang satu, berarti ciri yang lain pasti gugur. Dikenal 2 macam kunci determinasi, yaitu kunci determinasi bertakik (idented key) dan kunci determinasi paralel (bracketed key). Sedangkan menurut muslim (2006), determinasi adalah membandingkan secara langsung dengan spesimen acuan yang biasanya telah diberi etiket bertuliskan namanya. Adapun menurut Anyulcan (2006), determinasi adalah membandingkan atau mencocokkan ciri-ciri tumbuhan atau hewan yang akan diidentifikasi dengan deskripsi serta gambar-gambar yang ada di dalam pustaka. Setiap tumbuhan yang akan digolongkan atau dibentukkan golongannya harus distandarkan atau ditelaah setiap ciri yang muncul didalam kunci determinasi hendaknya bersifat khusus (Abidin, 2006). Menurut Vogel A.I. (1898), ada beberapa syarat kunci determinasi yang baik antara lain: 1. Ciri yang dimasukkan mudah di observasi, karakter internal dimasukkan bila sangat penting. 2. Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya. 3. Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang. 4. Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci. 5. Mencantumkan nomor couplet. 6. Mulai dari uji umum ke khusus, bawah ke atas. Menurut Ramlawati, dkk (2017), tujuan pengklasifikasian makhluk hidup adalah untuk mempermudah, mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Tujuan khusus/lain klasifikasi makhluk hidup adalah: 1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan perbedaan dan persamaan ciriciri yang dimiliki. 2. Mengdeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain. 3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup. 4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya. Kunci determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan dan pengidentifikasian tumbuhtumbuhan oleh para siswa. Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua sifat yang bertentangan hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa identitas tumbuhan yang di inginkan, dengan demikian si pemakai lebih memahami spesifikasi dari tumbuhan yang diamati (Andikusumo, 2011). Setelah menggunakan kunci determinasi, siswa menjadi terlatih lebih cermat dalam melakukan pengamatan dan menggali informasi. Dengan menggunakan kunci determinasi, siswa memiliki panduan/pegangan dalam proses pengamatan, sehingga lebih efisien dalam penggunaan waktu (Andikusumo, 2011). Menggunakan kunci determinasi memudahkan siswa untuk mendapatkan informasi yang besar dan tahu cara untuk menyusun, membandingkan, dan menganalisis informasi tersebut, pada akhirnya siswa terangsang untuk belajar secara mandiri (Andikusumo, 2011). Kunci determinasi adalah serangkaian pernyataan khusus yang sengaja dirancang untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang sedang diteliti. Setiap pernayataan dapat dibuat dengan dua kemungkinan jawaban dan tiap jawaban mengasah pada pernyataan lainnya, hingga di dapatkan satu jawaban, yaitu spesies (Emeraldi, 2009). Buku kunci determinasi berisi beberapa pernyataan yang nantinya akan semakin menjurus menuju nama spesies, misalnya kita menemukan suatu tanaman yang belum di ketahui nama spesies maupun genus dan familinya, rale bias menggunakan buku kunci determinasi untuk mencari tau namanya (Widiyati, 2012). Jenis-jenis kunci determinasi tumbuhan menurut Rifai (1976), berdasarkan cara menyusun sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga mecam kunci determinasi, yaitu : a. Kunci perbandingan Dalam kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri utamanya dicantumkan.dan yang termasuk kunci perbandingan antara lain: 1. Table Kunci perbandingan berbentuk tabel memuat lajur dan kolom yang berisi sifat dan ciri yang dipunyai dalam lajur atu kolom lain, serta ada tidaknya sifat dan ciri yang dimiliki oleh takson-takson tersebut. 2. Kartu Berlubang 3. Kunci Leenhouts Memuat sifat dan ciri nomor takson, dan digunakan untuk mengatasi permasalahan pada kunci tabel atau kunci berlubang b. Kunci analisis Bentuk ini merupakan yang paling umum dipakai dalam pustaka. Kunci analisis sering disebut kunci dikotomi. Berdasarkan cara penempatan bait-bait kunci analisi dibedakan dalam dua bentuk: 1) Bentuk Kunci Bertakik Pada kunci determinasi bertakik penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Kunci bertakik ini efisien untuk bahan yang sedikit, tetapi apabila bahan (takson) yang digunakan sangat banyak dapat dibayangakan bahwa terlalu banyak memakan tempat, oleh karena itu ada alternatif kunci lain, yaitu kunci paralel. 1) Bentuk Kunci Paralel Berbeda dengan kunci bertakik, penuntun-penuntun kunci paralel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat dibandingkan dengan kunci bertakik. Kunci ini lebih efisien untuk bahan takson yang banyak, sehingga banyak digunakan dalam buku-buku yang berjudul Flora. c. Sinopsis Sinopsis merupakan kesimpulan suatu sistem penggolongan yang disajikan secara tertulis. Golongan-golongan yang diduga mempunyai kekerabatan yang erat dikelompokkan dan ciri umum utama yang dipakai sebgai dasar pengelompokkan dicantumkan. Jadi walapun penyajikan sinopsis itu kebanyakan menyerupai bentuk kunci bertakik, tetapi tujuan utama penyusunnya, bukanlah dimaksudkan untuk medeterminasikan takson tumbuhan. Jadi sinopsis merupakan bentuk kunci yang memperlihatkan gambaran sifat-sifat teknik yang umum atau secara keseluruhan dalam membedakan golongan tumbuhan. Yang akan dibahas adalah kunci analisis. Kunci analisis adalah kunci yang paling umum yang digunakan dalam pustaka. Kunci ini juga disebut dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri dari (atau adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dari berisi ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Untuk memudahkan pemakainan dan pengacuan. Dengan mempertentangan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita dituntun langsung pada pada nam takson yang dicari. Kunci anasilis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kinci bertakik (kunci indent) dan kunci pararel. Pada kunci bertakik maka penuntun-penuntun yang sebait ditaksikan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari penggis), tapi letaknya kejauhan. Diantara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditaksikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah berjauhan. Dengan demikian maka unsur-unsur takson mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun pada kunci paralel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindom atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya di peroleh nama takson tumbuhan yang di cukupnya besar sekali. Buku flora of java yang di tulis oleh Backes dan Backuizen van den Brink semuanya ditulis dalam bentuk kunci paralel. Kunci determinasi atau kunci dikotom adalah cara atau langkah untuk mengenali organisme dan mengelompokkannya pada takson makhluk hidup. Kunci dikotomis berisi deskripsi ciri-ciri organisme yang disajikan dengan karakter berlawanan. Kunci dikotomis terdiri dari sederetan pernyataan yang terdiri dari dua baris dengan ciri yang berlawanan. Selain itu juga kunci determinasi itu semacam gambar/deskripsi ciri-ciri makhluk hidup yang memuat semua makhluk hidup dan mengetahui nam makhluk hidup tersebut. Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat pembanding. Alat pembanding dapat berupa gambar gambar, realita, atau spesimen (awatan hewan atau tumbuhan), hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui namanya, atau kunci identifikasi kunci identifikasi desebut juga kunci determinasi. Penggunaan kunci identifikasi dalam identifikasi telah lama digunakan. Kunci identifikasi pertama kali diperkenalkan oleh Corolus Lineaus. Corolus (1707-1778), seorang ahli botani dan dianggap “Bapak Taksonomi”. Bukunya adalah Sistema Naturae. Beliau memaparkan teori tentang semua tumbuhan yang diketahui mengikuti ratu sistem yang disebut binominal. Taksonomi bertujuan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan suatu pendekatan yang sistematik dan teratur supaya dapat disimpan untuk memudahkan rujukan dan perkembangan dunia ilmu pengetahuan. Taksonomi menyediakan satu pengetahuan yang sistematik untuk menguraikan flora dan fauna di habitat yang berlainan di dunia. Taksonomi juga membolehkan ahli ekologi mencari hubungan di antara organisme dan di antara organisme dengan lingkungannya dengan lebih sistematik. Linaeus memperkenalkan enam hierarki (tingkatan) untuk mengelompokkan makhluk hidup. Keenam hierarki (yang disebut takson) itu berturut-turut dari tingakatan tertinggi (umum) hingga terendah (spesifik) adalah: Phylum/Filum untuk hewan, atau Divisio/Divisi untuk tumbuhan, Classis/Kelas, Ordo/Bangsa, Familia/Keluarga/Suku, Genus/Marga, dan Spesies (Jenis). Perkembangan pengetahuan lebih lanjut memaksa dibuatnya takson baru di antara keenam takson yang sudah ada (memakai awalan 'super-' dan 'sub-'). Dibuat pula satu takson di atas Phylum, yaitu Regnum (secara harafiah berarti Kingdom atau kerajaan) untuk membedakan Prokariota (terdiri dari Regnum Archaea dan Bacteria) dan Eukariota (terdiri dari Regnum Fungi atau Jamur, Plantae atau Tumbuban, dan Animalia atau Hewan). Namun sebenarnya Lamarck-lah (1778) yang menggunakan kunci modern untuk tujuan identifikasi. Salah satu kunci identifikasi yaitu kunci analisis menggunakan ciri-ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut dinamakan kuplet, terdiri dari dua bait atau lebih. Kedua bait tersebut berisi dua ciri yang saling berlawanan, sehingga disebut kunci dikotomis. Menurut Rifai (1976), berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis. Kunci determinasi yaitu serangkaian pernyataan atau pertanyaan khusus yang sengaja dirancang untuk mengidentifikasi makhluk hidung yang sedang diketahui. Setiap pertanyaan dapat dibbuat dengan kemungkinan jawaban lebih dari satu dan tia[ jawaban mengarah pada pertanyaan lainnya, hingga didapatkan spesies (Emeraldy, 2009). Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengadakan klasifikasi adalah pecandraan sifat-sifat pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri dan pemberian nama dijadikan data utama (Widiyadi, 2009). Kunci determinasi atau kunci dikotom adalah cara atau langkah untuk mengenali organisme dan mengelompokkannya pada takson makhluk hidup (Anggriawan, Y; 2010). Determinasi dilakukam untuk memudahkan kita mempelajari organisme yang beraneka ragam pada tanaman, untuk melihat hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain, serta untuk mencari nama tumbuhan atau hewan yang belum diketahui. Determinasi diawali dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Seperti buku flora, silet, dan tanaman yang belum diketahui nama dari tanaman tersebut (tanaman X). Pengambilan eksemplar tanaman harus diambil selengkap mungkin atau beberapa eksemplar yang kalau disimpulkan memberi gambaran yang lengkap, lebih baik di kumpulkan sendiri hingga habitus pohon dan semak diketahui. Hal ini dilakukan karena dalam melakukan determinasi, dibutuhkan deskripsi/ gambaran yang jelas dari tanaman tersebut. Kemudian tahap yang dilakukan selanjutnya adalah memperhatikan bunga dari tanaman tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara membuka sebuah bunga, bila mungkin, dengan hati-hati dan lihat kedudukan, bentuk dan jumlah dari bagian bunga, iris bunga membujur dan sebuah bakal buah melintang dan diiris tersendiri. Dari percobaan, diperoleh bahwa tanaman X tersebut memiliki bunga sejati, artinya tidak ada benang sari dan atau putik. Selain itu juga, tanaman X ini tidak memiliki alat pembelit, daunnya mempunyai tulang daun sejajar, tidak berduri, dengan pangkal berpelepah. Bunganya merupakan bulir, terdapat di ketiak sekam (sisik tipis). Batangnya bulat, ibu tangkai karangan bunga kebanyakan berbuku, serta lidah atau karangan rambut pada batas antara pelepah dengan helaian daun yang kelihatan jelas. Sehingga tanaman ini tergolong dalam suku rumput-rumputan (gramineae). Tanaman ini memiliki karangan bunga yang terdiri dari banyak poros yang kaku terkumpul, berbentuk serupa bongkol atau bentuk payung yang rapat, yang masing-masing dekat pangkal mendukung 1 anak bulir. Sehingga diperoleh bahwa tanaman ini termasuk dalam genus spinifex. Klasifikasi merupakan salah satu cara penyederhanaan terhadap objek. Hal sebagai suatu proses pengelompokkan sesuatu berdasarkan aturan-aturan. Dalam pengertian biologi, klasifikasi diketahui sebagai sesuatu yang menyangkut sifat sebagai akar perwujudan dari suatu proses evolusi (Suyadi, dkk, 2005) 2.2 Uraian Tanaman 2.1.1 Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Bent) a) Kasifikasi Kingdom : Plantae Sub Kingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta b) Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida sub Kelas : Asteridae Ordo : Tubiflorae / Solanates Famili : Lamiaceae Genus : Orthosiphon Spesies : Orthosiphon stamineus Bent (Disbun, 2018) Gambar 2.1 Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Bent) Morfologi Tanaman kumis kucing termasuk tumbuhan berbatang basah (herba) yang tumbuh tegak. Diskripsi atau susunan tubuh tanaman kumis kucing terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan buah (Rukmana, 1995). Tanaman kumis kucing merupakan tumbuhan terna, tumbuh tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya, tinggi sampai 2 m, batang bersegi empat agak beralur, berambut pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, lancip atau tumpul, panjang 1 cm sampai 10 cm, lebar 7,5 mm sampai 5 cm; urat daun sepanjang tepi berambut tipis atau gundul, kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai 3 cm. Perbungaan berupa tandan yang keluar di ujung cabang, panjang 7 cm sampai 29 cm, ditutupi oleh rambut pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih; gagang berambut pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berambut pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau putih, panjang 13 mm sampai 27 mm, di bagian 6 atas di tutupi oleh rambut pendek yang berwarna ungu atau putih panjang tabung 10 mm sampai 18 mm, panjang bibir 4,5 mm sampai 10 mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Bunga geluk berwarna cokelat gelap, panjang 1,75 mm sampai 2 mm (Anonim, 1980). 2.1.2 Songgolangit (Tridax procumbens) a) Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Tridax Spesies : Tridax Procumbens Gambar 2.1.2 Songgolangit (Tridax Procumbens) b) Morfologi Radix (akar) sistemnya akar tunggang, berbentuk tombak dan mengakar pada pangkalnya Batang, tipenya batang basah, bentuknya bulat, permukaan lurus warna batang hijau kecoklatan. Daun, daun tak lengkap merupakan daun bertangkai karena hanya punya tangkai dan lamina (helaian daun) Bunga, letaknya di ujung, termasuk bunga majemuk terbatas bagian tipe berwarna putih dan bentuknya bintang, serta berangkap 2 – 3, bunga tepinya berwarna kuning terang di bagian tengah berbentuk capitulum (bongkol) Buah, berupa buah yang kelopaknya tertinggal sebagai pappus (jambul), sehingga bisa dianggap tanaman ini tidak berubah.