Deskripsi Gnetum gnemon Gnetum gnemon merupakan tanaman asli di Indo-Malaya, dan sering ditemukan di Indonesia. Melinjo biasanya ditanam sebagai peneduh atau pembatas pekarangan. Melinjo dapat tumbuh di tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau memiliki kadar asam yang tinggi. Klasifikasi Divisio Subdivisio Classis Ordo Familia` Genus Spesies : Spermatophyta : Gymnospermae : Gnetinae : Gnetales : Gnetaceae : Gnetum : Gnetum gnemon A. Habitus Habitus dari Gnetum gnemon ini adalah berupa pohon dengan ketinggian mencapai kurang lebih 15 m. a) Akar Tumbuhan Gnetum gnemon mempunyai sistem perakaran tunggang (radix priimaria). Yang terdiri atas satu akar vertikal utama yang berkembang menjadi akar embrionik. Akar tunggang memunculkan akar lateral yang yang disebut sebagai akar cabang (Champbell,2008). Batang : Daun : Batang dari Gnetum gnemon berkayu, berbentuk bulat (teres), permukaan rata (laevis) dengan sistem percabangan monopodial, yakni batang pokok terlihat jelas, lebih besar, serta lebih panjang daripada batang pokok. Batangnya yang kokoh sering digunakan sebagai bahan bangunan. Batangnya mempunyai kambium, floeterma (lapisan dalam korteks berupa butir pati sebagai cadangan makanan), dan buluh-buluh kayu tanpa saluran resin. Batangnya juga bercabang banyak. Berdasarkan jenisnya melinjo memiliki tajuk lurus dan tajuk piramida. Daun dari Gnetum gnemon adalah daun tunggal terdiri dari tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Bentuk Bunga : Biji : helaian daun oblongus, ujung daun acuminatus, tepi daun integer dan tulang daun menyirip (penninervis). Duduk daun berhadapan (folia opposita) tanpa stipula. Daun, jika dipatahkan atau disobek memperlihatkan serabut daun yang menonjol. Panjangnya sekitar 10-20 cm, dengan lebar sekitar 47 cm. Warna daunnya pada saat muda kuning kecoklatan, sedangkan ketika tua semakin hijau. Bunganya uniseksualis dioecus, terdapat pada bulir dalam percabangan dichasium. Terletak pada ketiak daun (axillaris), terdapat brachtea pada tiap karangan. Ujung strobillus majemuk bentuknya berkarang dalam ketiak dua daun pelindung yang berlekatan. Bunga jantan terdiri dari benang sari yang di atasnya terdapat sebaris ovulum yang steril. Tenda bunganya berbentuk pembuluh dan pada perpanjangan sumbu bunga yang berbentuk benang 1-2 kantong sari. Bunga betina dalam karangan bulir dengan ovulum yang sebagian fertile yang dibungkus oleh perigonium yang berdaging. Dengan jumlah 5-8 kuntum setiap buku perbungaan. Tenda bunganya berbentuk pembuluh dengan satu bakal biji di dalamnya mempunyai dua integumen. Strobillus akan berwarna merah apabila sudah masak. Panjang bunganya sendiri berkisar antara 3-6 cm. Strobillus jantan lebih kecil daripada strobillus betina. Kuntum strobillus jantan menghasilkan serbuk sari dalam jumlah yang sangat banyak, yang nanti akan menyerbuki strobillus betina dengan bantuan angin dan serangga (Tampuboloun,2013). Biji dari Gnetum gnemon diselubungi oleh selaput luar yang kerad yang disebut integumen luar yang keras dan selaput dalam yang disebut integument dalam dan juga diselubungi oleh tenda bunga (perigonium) yang berdaging dan akhirnya berwarna merah jika bijinya telah masak. Bijinya berukuran antara 2-4 cm. Memiliki ujung pendek, dan berbulu halus. B. Manfaat Seluruh bagian dari Gnetum gnemon dapat dimanfaatkan sebagai sayur, karena banyak mengandung gizi. Selain itu, tanaman ini juga kaya akan antioksidan yang dapat memperkuat daya tahan tubuh dari radikal bebas (Listyati, 2019). Serabut kulitnya dapat dibuat sebagai jala, karena bertekstur kuat, dan tahan air laut (Tjitrosoepomo,2013). Kayunya dapat dibuat sebagai perkakas dapur. Getah melinjo, dalam bidang medis dapat digunakan sebagai obat penyembuhan komplikasi mata (Baloch,2011). https://etd.unsyiah.ac.id/baca/index.php?id=30993&page=31 Sumber: Listyati, D. (2019). Potensi Pengembangan Melinjo. SIRINOV. 7(1):23-36.