Uploaded by User73060

LAPORAN UNIT 1

advertisement
A. JUDUL PERCOBAAN
Teknik Pemisahan
B. TUJUAN PERCOBAAN
A. Mahasiswa mempelajari teknik pemisahan dan pemurnian dua komponen
cairan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
B. Mahasiswa mempelajari teknik pemisahan dan pengidentifikasian suatu
campuran berdasarkan kecepatan merambat zat.
C. LANDASAN TEORI
Teknik pemisahan merupakan sebagian daripada cabang kimia analisis yang
melibatkan kaedah-kaedah untuk mengenal pasti satu atau lebih komponen di
dalam suatu bahan sampel dan penentuan kuantitatif setiap komponen itu. Proses
mengenal pasti itu dikenali sebagai analisis kualitatif manakala penentuan suatu
komponen dinamakan analisis kuantitatif. Kimia analisis hari ini banyak
melibatkan analisis kuantitatif yang memberikan nilai kepekatan dalam sebutan
relatif, misalnya ppm, ppb, peratus analit di dalam sampel dan sebagainya.
Penggunaan kaedah pemisahan mempunyai skop yang sangat luas. Dalam
kehidupan seharian, secara sadar atau tidak, kita selalu gunakan bahan-bahan yang
telah melalui proses pemisahan. Gula, garam, kopi, teh, beras dan tepung contohnya
sedikit sebanyak telah melalui beberapa proses pengasingan daripada matriks
asalnya. Dalam bidang perobatan pula, kita sering mengambil obat demam, obat
pening, obat batuk, dan sebagainya, kesemuanya mengandung ramuan aktif yang
telah dihasilkan daripada proses pemisahan setelah ia disintesis (Sanagi, 1998 : 1).
Dalam proses sintesa di suatu industri diinginkan suatu produk dengan
kemurnian tertentu atau diperlukan pula bahan baku dengan kemurnian tertentu.
Melalui proses pemisahan, diharapkan dapat diperoleh produk komponen tertentu
dari suatu campuran dengan kemurnian setinggi mungkin. Di dalam teknik kimia
dikenal beragam jenis proses pemisahan, bergantung pada fase penyusun campuran
yang akan dipisahkan. Campuran yang terdiri atas satu fasa saja disebut campuran
homogen, sedangkan campuran yang terdiri atas dua fasa atau lebih disebut
campuran heterogen. Pemisahan campuran homogen dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, di antaranya yaitu destilasi (Budiman, 2017 : 1).
Destilasi adalah seni memisahkan dan pemurnian dengan menggunakan
perbedaan titik didih. Destilasi memiliki sejarah yang panjang dan asal destilasi
dapat ditemukan di zaman kuno untuk mendapatkan ekstrak tumbuhan
yang diperkirakan dapat merupakan sumber kehidupan. Teknik destilasi
ditingkatkan ketika kondenser (pendingin) diperkenalkan. Gin dan whisky,
dengan konsentrasi alkohol yang tinggi, didapatkan dengan teknik yang
disempurnakan ini (Takeuchi, 2006 : 228).
Alat destilasi atau destilator yang terdiri dari termometer, labu didih, steel
head, hot plate, kondensor, dan labu penampung destilat. Termometer biasanya
digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama proses
destilasi berlangsung. Labu didih berfungsi sebagai tempat suatu campuran zat cair
yang akan didestilasi. Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan
masuk ke alat pendingin (kondensor) dan biasanya labu destilasi dengan leher yang
berfungsi sebagai steel head. Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan
celah keluar yang berfungsi untuk aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran.
Pendingin yang digunakan adalah air yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya
adalah agar bagian dari dalam pipa lebih lama mengalami kontak dengan air
sehingga pendinginan dan hasil yang akan diperoleh lebih sempurna. Penampung
destilat biasa berupa erlenmeyer, labu, ataupun tabung reaksi tergantung
pemakaiannya. Pemanasnya juga dapat menggunakan penangas, ataupun mantel
listrik yang biasanya sudah terpasang pada destilator (Iskandar, 2015 : 139).
Dasar pemisahan dengan metode destilasi adalah perbedaan titik didih
cairan pada tekanan tertentu. Proses yang terjadi pada destilasi ialah perubahan fasa
uap atau gas dengan pendidihan kemudian gas tersebut mengembun. Pada proses
ini melibatkan penguapan berkelanjutan satu campuran cairan diikuti dengan
penampungan material yang menguap dengan cara pengembunan dan pendinginan.
Pada proses pendinginan, uap mengembun menjadi cairan murni yang disebut
destilat. Destilasi digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang
mengandung zat terlarut, misalnya untuk memperoleh air murni dari air laut atau
air kotor (Tim penyusun, 2019 : 13).
Destilasi merupakan istilah lain dari penyulingan, yakni proses pemanasan
suatu bahan pada berbagai temperatur, tanpa kontak dengan udara luar untuk
memperoleh hasil tertentu. Dengan proses perubahan bahan dari bentuk cair ke
bentuk gas melalui proses pemanasan cairan tersebut, dan kemudian mendinginkan
gas hasil pemanasan, untuk selanjutnya mengumpulkan tetesan cairan yang
mengembun. Hal-hal yang mempengaruhi proses destilasi adalah jenis larutan,
volume larutan, suhu, waktu destilasi dan tekanan. Hasil dari proses destilasi
disebut dengan destilat yaitu larutan hasil destilasi yang sudah terkondisi yang
berada di penampung yang telah tersedia (Adani dan Pujiastuti, 2017 : 32).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Labu destilasi
1 buah
b. Pendingin liebieg
1 buah
c. Termometer -100- 1100
1 buah
d. Sumbat gabus berlubang
1 buah
e. Hot plate
1 buah
f. Statif dan klem
1 buah
g. Erlenmeyer 50 mL
1 buah
h. Batu didih
3 buah
i. Selang karet
2 buah
j. Gelas kimia 250 mL
1 buah
k. Pensil
1 buah
l. Penggaris
1 buah
m. Ember
1 buah
n. Lap kasar
1 buah
o. Gunting
1 buah
2. Bahan
a. Air kotor (H2O(l))
b. Aquades (H2O(l))
c. Es batu (H2O(s))
6 buah
d. Lidi
1 buah
e. Kertas kromatografi
2 buah
f. Aluminium foil
1 buah
g. Tinta biru, merah dan ungu
1 buah
h. Tissue
E. PROSEDUR KERJA
1. Destilasi
a. Alat dan bahan disiapkan
b. Alat destilasi dipasang.
c. Air kotor dan 3 butir batu didih dimasukkan kedalam labu destilasi 500
mL.
d. Air dan es batu dimasukkan kedalam baskom.
e. Air dengan rendaman es batu dijalankan melalui alat pendingin liebig.
f. Labu destilasi dipanaskan sampai air mendidih, kemudian diamati
kenaikan temperatur pada termometer.
g. Titik didih destilat dibaca.
2. Kromatografi
a. Alat dan bahan disiapkan.
b. Garis dibuat dengan pensil 1 cm dari ujung bawah masing-masing
kertas kromatografi.
c. Titik dibuat dengan tinta berwarna biru dan merah bagian kiri dan kanan
garis dengan jarak sekitar 2 cm pada kertas kromatografi pertama
d. Titik dibuat dengan tinta campuran pada kertas kromatografi kedua.
e. Bagian atas kertas digulung menggunakan lidi sehingga membentuk
silinder.
f. Kertas kromatografi dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air
setinggi 1 cm menggunakan lidi sehingga ujung kertas tercelup dalam
air (titik dijaga agar tidak tercelup dalam air).
g. Air dibiarkan merambat ke bagian atas kertas. Zat warna pada kertas
tersebut ikut merambat naik.
h. Jika air sudah merambat sampai ke ujung atas kertas, maka kertas
dikeluarkan dan diberi tanda batas rambatan air. Lalu kertas
kromotografi dikeringkan.
i. Setelah kering noda-noda zat warna dalam tinta diberi tanda batas
rambatan pada setiap warna noda.
j. Jarak batas air dan jarak tiap noda zat warna diukur, dari garis pensil
pada ujung bawah kertas kromatografi dengan menggunakan penggaris.
Hasil pengukuran dicatat pada hasil pengamatan.
k. Harga perbandingan jarak noda dan jarak air dihitung dengan
menggunakan persamaan Rf = jarak noda/ jarak air.
F. HASIL PENGAMATAN
1.
Destilasi
No.
Yang diamati
Kesimpulan sementara
1.
Suhu awal
290 C
2.
Air kotor sebelum
Hitam
disuling
3.
Air kotor setelah
Bening
disuling
4.
Titik didih destilat
2. Kromatografi
Merek tinta : Parker.
970 C
Warna tinta yang digunakan : Ungu, merah dan biru.
Warna
Warna Noda
Jarak noda/Jarak air
Ungu muda
1,0/8,0 = 0,13 cm
Biru muda
2,5/8,0 = 0,31 cm
Pink
6,5/8,0 = 0,81 cm
Merah
7,5 /8,0 = 0,94 cm
Biru tua
4,0/8,0 = 0,5 cm
Ungu muda
5,5/8,0 = 0,69 cm
Merah muda
6,6/8,0 = 0,83 cm
Kuning
7,0/8,0 = 0,88 cm
Ungu muda
0,5/8,0 = 0,62 cm
Biru tua
6,5/8,0 = 0,81 cm
Orange
7,0/8,0 = 0,88 cm
Merah
7,5/8,0= 0.94 cm
Tinta
Merah
Biru
Ungu
G. ANALISIS DATA
Harga perbandingan kedua jarak (Rf) =
jarak noda
jarak air
1. Warna tinta merah
Jarak air : 8,0 cm
a. Jarak noda ungu muda: 1,0 cm
Rf =
jarak noda
jarak air
1,0 𝑐𝑚
= 8,0
𝑐𝑚
= 0, 13 𝑐𝑚
b. Jarak noda biru muda: 2,5 cm
Rf =
jarak noda
jarak air
2,5 𝑐𝑚
= 8,0
𝑐𝑚
= 0,31 𝑐𝑚
c. Jarak noda pink : 6,5 cm
Rf =
jarak noda
6,5 𝑐𝑚
jarak air
8,5 𝑐𝑚
=
= 0,41𝑐𝑚
d. Jarak noda merah : 7,5 cm
Rf =
jarak noda
jarak air
7,5 𝑐𝑚
= 8,0
𝑐𝑚
= 0,93 𝑐𝑚
2. Warna tinta biru
Jarak air : 8,0 cm
a. Jarak noda biru tua: 4,0 cm
Rf =
jarak noda
jarak air
4,0 𝑐𝑚
= 8,0 𝑐𝑚 = 0.5 𝑐𝑚
b. Jarak noda ungu muda: 5,5 cm
Rf =
jarak noda
jarak air
5,5 𝑐𝑚
= 8,0 𝑐𝑚 = 0,69 𝑐𝑚
c. Jarak noda pink: 6,6 cm
Rf =
jarak noda
6,6 𝑐𝑚
jarak air
8,0 𝑐𝑚
=
= 0,83 𝑐𝑚
d. Jarak noda kuning : 7,0 cm
Rf =
jarak noda
7.0 𝑐𝑚
jarak air
8,0 𝑐𝑚
=
= 0,88 𝑐𝑚
3. Warna tinta campuran
Jarak air: 8,0 cm
a. Jarak noda ungu muda: 0,5 cm
Rf =
jarak noda
jarak air
0,5 𝑐𝑚
= 8,0 𝑐𝑚 = 0.62 𝑐𝑚
b. Jarak noda biru tua: 6,5 cm
Rf =
jarak noda
jarak air
6,5 𝑐𝑚
= 8,0 𝑐𝑚 = 0,81 𝑐𝑚
c. Jarak noda orange : 7,0 cm
Rf =
jarak noda
jarak air
7,0 𝑐𝑚
= 8,0 𝑐𝑚 = 0,89 𝑐𝑚
d. Jarak noda merah: 7,5
Rf =
jarak noda
jarak air
7,5 𝑐𝑚
= 8,0
𝑐𝑚
= 0,94 𝑐𝑚
H. PEMBAHASAN
Download