Uploaded by manalfando93

Evaluasi Pembelajaran

advertisement
MAKALAH
PEMBELAJARAN DOMAIN HASIL BELAJAR MENURUT BLOOM
YANG SUDAH DIREVISI OLEH KARTWORL DAN ANDERSON
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Nurul Qamariyah Ahmad, M. Pd
Disusun Oleh:
Elfi Mahbengi
18010410456
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TAKENGON
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
Pembelajaran Domain Hasil Belajar Menurut Bloom Yg Sdh Direvisi Oleh
Kartworl Dan Anderson. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Nurul
Qomariyah Ahmad, M.Pd selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
(Elfi Mahbengi)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang ................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................
2
D. Manfaat Penulisan ...........................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................
4
A. Taksonomi Bloom Direvisi .............................................................
4
B. Domain Kognitif ............................................................................
6
C. Domain Afektif ...............................................................................
14
D. Domain Psikomotorik ....................................................................
18
BAB III PENUTUP ...................................................................................
22
A. Kesimpulan ....................................................................................
22
B. Saran ...............................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
24
LAMPIRAN ...............................................................................................
25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat
menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih
efektif dan efisien. Pendidikan lebih dari pengajaran, karena pengajaran
sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedangkan pendidikan
merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala
aspek yang dicakupnya. Demi keberhasilan pendidikan di dunia ini harus
ada tujuan pembelajaran yang jelas dan pasti atau sering disebut dengan
nama "Taksonomi Bloom".
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan
kawan-kawan
pada
tahun
1956,
taksonomi
dibuat
untuk
mengklasifikasikan tujuan pendidikan yang dibagi menjadi beberapa
domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut
dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan
secara hierarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana
sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap
tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih
rendah. Namun Taksonomi Bloom mengalami perubahan yang dsering
disebut “ Revisi Taksonomi Bloom”
Taksonomi Bloom yang direvesi oleh salah seorang murid Bloom
yang bernama Lorin Anderson 1990. Taksonomi Bloom mengalami dua
kali perubahan, yaitu Taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom sendiri
dan Taksonomi yang telah direvisi oleh Andreson dan KartWohl. Revisi
taksonomi Bloom meliputi perubahan nama dalam taksonomi dari kata
benda menjadi kata kerja.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan domain hasil belajar menurut bloom
dan yang sudah di revisi oleh kartwohl dan Anderson ?
2. Bagaimana perubahan taksonomi bloom yang di revisi oleh Anderson
dan kartwohl?
3. Jelaskan pengertian domain kognitif, kegunaan KKO dan contoh
dalam bahasa inggris?
4. Jelaskan pengertian domain afektif, kegunaan KKO dan contoh dalam
bahasa inggris?
5. Jelaskan pengertian domain psikomotorik, kegunaan KKO dan contoh
dalam bahasa inggris?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami definisi domain hasil belajar menurut bloom dan
yang sudah di revisi oleh kartwohl dan Anderson.
2. Untuk mengetahui perubahan taksonomi bloom yang di revisi oleh
Anderson dan kartwohl.
3. Untuk memahami pengertian domain kognitif, kegunaan KKO dan
contoh dalam bahasa inggris.
4. Untuk memahami pengertian domain afektif, kegunaan KKO dan
contoh dalam bahasa inggris.
5. Untuk memahami pengertian domain psikomotorik, kegunaan KKO
dan contoh dalam bahasa inggris.
D. Manfaat Penulisan
1. Dengan melakukan penulisan makalah ini, maka mampu memahami
definisi domain hasil belajar menurut bloom dan yang sudah di revisi
oleh kartwohl dan Anderson.
2. Dengan melakukan penulisan makalah ini, maka mampu mengetahui
perubahan taksonomi bloom yang di revisi oleh Anderson dan
kartwohl.
3
3. Dengan melakukan penulisan makalah ini, maka mampu memahami
pengertian domain kognitif, kegunaan KKO dan contoh dalam bahasa
inggris.
4. Dengan melakukan penulisan makalah ini, maka mampu memahami
pengertian domain afektif, kegunaan KKO dan contoh dalam bahasa
inggris.
5. Dengan melakukan penulisan makalah ini, maka mampu memahami
pengertian domain psikomotorik, kegunaan KKO dan contoh dalam
bahasa inggris.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Taksonomi Bloom Direvisi
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti
pengaturan dan nomos yang berarti ilmu pengetahuan. 1 Konsep
Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S.
Bloom., seorang psikolog bidang pendidikan beserta dengan kawankawannya. Pada tahun 1956, terbitlah karya “Taxonomy of
Educational Objective Cognitive Domain”, dan pada tahu 1964
terbitlah karya “Taxonomy of Educataional Objectives, Affective
Domain”, dan karyaya yang berjudul “Handbook on Formative and
Summatie Evaluation of Student Learning” pada tahun 1971 serta
karyanya yang lain “Developing Talent in Young People” (1985).
Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan
menjadi tiga domain (ranah kawasan): kognitif, afektif, dan
psikomotor2 dan setiap ranah tersebut dibagi kembali ke dalam
pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.
Beberapa istilah lain yang juga meggambarkan hal yang sama
dengan ketiga domain tersebut yang secara konvensional telah lama
dikenal taksonomi tujuan pendidikan yang terdiri atas aspek cipta,
rasa, dan karsa.3 Selain itu, juga dikenal istilah penalaran,
penghayatan dan pengamalan.
Tingkatan-tingkatan dalam Taksonomi Bloom tersebut telah
digunakan hampir setengah abad sebagai dasar untuk penyusunan
tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum di seluruh
1
Muhammad Yaumi, Prisip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013),
2
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1987), Hal. 149.
Zahara Idris dan Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan I, (Jakarta: Grasindo, 1992), Hal.
Hal. 88.
3
32.
4
5
dunia. Kerangka pikir ini memudahkan guru memahami, menata, dan
mengimplementasikan tujuan-tujuan pendidikan. Berdasarkan hal
tersebut Taksonomi Bloom menjadi sesuatu yang penting dan
mempunyai pengaruh yang luas dalam waktu yang lama. Namun pada
tahun 2001 terbit sebuah buku A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl
Objectives yang disusun oleh Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl.
Ada beberapa alasan mengapa Handbook Taksonomi Bloom
perlu direvisi, yakni:
1. Terdapat kebutuhan untuk mengarahkan kembali fokus para
pendidik pada handbook, bukan sekedar sebagai dokumen
sejarah, melainkan juga sebagai karya yang dalam banyak hal
telah “mendahului” zamannya (Rohwer dan Sloane, 1994). Hal
tersebut mempunyai arti banyak gagasan dalam handbook
Taksonomi Bloom yang dibutuhkan oleh pendidik masa kini
karena pendidikan masih terkait dengan masalah-masalah desain
pendidikan, penerapan program yang tepat, kurikulum standar,
dan asesmen autentik.
2. Adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan-pengetahuan
dan
pemikiran-pemikiran
baru
dalam
sebuah
kerangka
kategorisasi tujuan pendidikan. Masyarakat dunia telah banyak
berubah sejak tahun 1956, dan perubahan-perubahan ini
mempengaruhi cara berpikir dan praktik pendidikan. Kemajuan
dalam ilmu pengetahuan ini mendukung keharusan untuk
merevisi handbook Taksonomi Bloom.4
4
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Bloom (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2010) Hal.
6
B. Domain Kognitif
1. Pengertian
Domain kognitif adalah domain yang berperilaku-perilaku
yang menekankkan aspek mencakup kegiatan mental (otak). Pada
tahun 1956, Bloom mengelompokkan domain intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir dandomain
yang kognitif ke dalam enam kategori dari yang sederhana sampai
kepada yang paling kompleks dan diasumsikan bersifat hirarkis,
yang berarti tujuan pada level yang tinggi dapat dicapai apabila
tujuan pada level yang rendah telah dikuasai.
2. Tingkatan
a. Menurut Bloom
Tingkat kompetensi tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut :
Evaluasi
Sintesis
Analisis
Penerapan
Pengetahuan
Tingkatan
pengetahuan
ialah
kemampuan
mengingat kembali, misalnya, pengetahuan mengenai
istilah-istilah,
pengetahuan
mengenai
klasifikasi
dan
sejenisnya. Jadi, tingkatan pengetahuan mencakup ingatan
akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam
7
ingatan.5 Domain kognitif merupakan segi kemampuan
yang berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan, penalaran
atau pikiran.6
b. Domain Kognitif Yang Sudah Direvisi
Adapun domain kognitif yang sudah direvisi oleh
Kartworl dan Anderson meliputi :
Menciptakan
Mengevaluasi
Menganalisis
Mengaplikasikan
Memahami
Menghafal
1) Menghafal (remember)
a) Pengertian dan Manfaat
Menarik kembali informasi yang tersimpan
dalam
memori
jangka
panjang.
Mengingat
merupakan proses kognitif yang paling rendah
tingkatannya.
Untuk
mengkondisikan
agar
“mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna,
tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan
aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan
sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini
mencakup dua macam proses kognitif: mengenali
(recognizing) dan mengingat (recalling). Menghafal
5
Asrul, Rusydi Ananda, Rosnita. Evaluasi Pembelajaran. (Bandung : Citapustaka Media,
2014). Hal 99
6
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hal.
298
8
dapat membantu siswa untuk mengingat kembali
apa ayang sudah diketahui dalam kurun waktu yang
lama.
b) Contoh
Rumus dan contoh Simple Present Tense
Subject + Verb 1 (s/es) + complement
I go to school
She goes to school
2) Memahami (understand)
a) Pengertian dan Manfaat
Mengkonstruk
makna
atau
pengertian
berdasarkan pengetahuan awal
yang dimiliki,
mengaitkan
informasi
baru
pengetahuan
yang
yang
telah
dengan
dimiliki,
atau
mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam
skema yang telah ada dalam pemikiran siswa.
Karena penyususn skema adalah konsep, maka
pengetahuan
konseptual
merupakan
dasar
pemahaman. Kategori memahami mencakup tujuh
proses
kognitif:
memberikan
contoh
mengkelasifikasikan
(summarizing),
menafsirkan
(interpreting),
(exemplifying),
(classifying),
menarik
inferensi
meringkas
(inferring),
membandingkan (comparing), dan menjelaskan
(explaining). Memahami dapat memperdalam dan
mengerti setelah apa yang diingatnya.
b) Contoh
I-transportation-by-go-school-public-to
Sort the word above into a correct sentence…
I go to school by transportation public
9
3) Mengaplikasikan (Applying)
a) Pengertian dan Manfaat
Mencakup penggunaan suatu prosedur guna
menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas.
Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat
dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak
berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk
pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup
dua
macam
(executing)
proses
dan
(implementing).
kognitif:
menjalankan
mengimplementasikan
Mengaplikasikan
dapat
memperkuat pemahaman dan daya ingat tentang apa
yang sudah di ingat dan di pahami.
b) Contoh
Mengaplikasikan Grammar
I am Sarah. My full name is Sarah Lau Smith. I am
a second grade student of Junior High School. I am
14 years old. My birth day is on July 5. In my
family, I am the second child. I have an older
brother named Nathan and one younger sister
named Grace. My mother is from China and my
father is from Australia. We live in Indonesia. My
family and I love pets. We have some pets at home,
namely five fish, one dog and two cats. Nathan love
cats but I love dogs. Our cats and dog are like
friends. They never fight. In the future, I want to be
a veterinarian. I want to help animals to survive so
they can live longer. I like watching their unique
behaviors. They are all beautiful creatures. I love
animals.
4) Menganalisis (Analyzing)
10
a) Pengertian dan Manfaat
Menguraikan suatu permasalahan atau obyek
ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana
saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan
struktur besarnya. Ada tiga macam proses kognitif
yang tercakup dalam menganalisis: membedakan
(differentiating), mengorganisir (organizing), dan
menemukan pesan tersirat (attributting).
b) Contoh
Analysis Repetition, Hesitation, And Redundancy
“life is short”
Billy Graham
Repetition
1. Time is short what is your life it’s even a vapor
that appeareth for a little time and then
vanisheth away if someone had told me when I
was 20 years old that life was very short and
would pass just like that I woulden’t have
belelved it and if I tell you that you don’t
believe it either.
2. 1440 minutes a day 168 hours per week 70 years
god allows us and it’s interesting to me with all
of our medical science we’ve never passed that
magic mark the average American male today
lives 70 years and 4 months the average female
73 years and 6 months more people live to be 70
but the average age of an American is still 70 as
taught in the scriptures.
3. I’d write down my priorities in life and I’d get
commited to certain priorities now is the
accepted time.
4. you spend more time now write that letter home
now that you’ve been meaning to write money
you ought to give give now time for study do it
now people you ought towitness to do it now
everytime the clock ticks it seems to say now
11
today if you will hear his voice there may not be
a tomorrow for you.
5. Time is running out for all of us time is too short
for indecision and vacillation.
Hesitation :
I tell you that you don’t believe it either.
I can not get young people to understand
5) Mengevaluasi
a) Pengertian dan Manfaat
Membuat suatu pertimbangan berdasarkan
kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam
proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini:
memeriksa (checking) dan mengritik (critiquing).
Mengevaluasi dapat memperbaiki dan melihat
kebenaran dan kesalahan-kesalahan yang telah
dilakukan.
6) Mencipta (create)
a) Pengertian dan Manfaat
Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu
bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif
yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat
(generating),
merencanakan
(planning),
memproduksi (producing).
b) Contoh
Mengekreasikan dan menciptakan puisi
A Thank You Note to a Mentor
It felt like winning a lottery
But without cash on me
Is it already December?
Cause Santa gimme something I’ll remember
dan
12
I appreciate your presence
I admire your passion
Muchas gracias my teacher
To help me build my future
3. Kegunaan
Domain kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir
yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana,
yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah
yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif
adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan
mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke
tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
4. Kata Kerja Operasional (KKO)
Kata kerja operasional merupakan kata kerja yang dapat
diukur ketercapainnya, dapat diamati perubahan tingkah laku atau
tindaknnya, dapat diuji dan digunakan untuk merumuskan tujuan
pembelajaran.
Tingkat
Contoh Kata Kerja Operasional
Kompetensi
Pengetahuan
Mengenali,
mendeskripsikan,
menanamkan,
(Knowledge)
memasangkan, membuat daftar, memilih.
Pemahaman
Mengklasifikasi, menjelaskan, mengikhtisarkan,
(Comprehension)
membedakan
Penerapan
Mendemonstrasikan, menghitung,
(Aplication)
menyelesaikan, menyesuaikan,
mengoperasikan, menghubungkan, menyusun
13
Analisis (Analysis)
Menemukan perbedaan, memisahkan, membuat
diagram, membuat estimasi, menjabarkan ke
dalam bagian-bagian, menyusun urutan
Sintesis (Synthesis)
Menggabungkan, menciptakan, merumuskan,
merancang, membuat komposisi
Evaluasi
Menimbang,
(Evaluation
memberi
dukungan.
mengkritik,
alasan,
membandingkan,
menyimpulkan,
memberi
14
C. Domain Afektif
1. Pengertian
Ranah afektif merupakan segi kemampuan yang berkaitan
dengan aspek-aspek pengetahuan, penalaran, atau pikiran.7 Domain
afektif adalah domain yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap
adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan
dengan persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam bahasa
Inggris disebut attitude. Attitude adalah suatu cara bereaksi
terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi
terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Ellis
mengatakan bahwa sikap melibatkan beberapa pengetahuan
tentang situasi, namun aspek yang paling esensial dalam sikap
adalah adanya perasaan atau emosi, kecenderungan terhadap
perbuatan yang berhubungan dengan pengetahuan.8
Krathwohl, Bloom dan Masria mengembangkan taksonomi
ini yang berorientasi kepada perasaan atau afektif. Taksonomi ini
menggambarkan proses seseorang di dalam mengenali dan
mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu yang menjadi pedoman
baginya dalam bertingkah laku. Domain afektif, Krathwohl
membaginya atas lima kategori/ tingkatan yaitu; Pengenalan
(receiving), pemberian respon(responding), penghargaan terhadap
nilai (valuing), pengorganisasian (organization) dan pengamalan
(characterization).
7
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hal.
298.
8
Asrul, Rusydi Ananda, Rosnita. Evaluasi Pembelajaran. (Bandung : Citapustaka Media,
2014). Hal 102
15
Pemberian
Respon
Penghargaan
Terhadap
Nilai
Pengorganisasian
Pengalaman
Pengenalan
Domain afektif terdiri dari lima ranah yang berhubungan
dengan respons emosional terhadap tugas. Pembagian ranah afektif
ini disusun oleh Bloom bersama dengan David Krathwol, antara
lain:
1) Penerimaan (receiving) Seseorang peka terhadap suatu perangsang
dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu9 seperti
penjelasan yang diberikan oleh guru. Kesediaan untuk menyadari
adanya suatu fenomena di lingkungannya yang dalam pengajaran
bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya,
dan mengarahkannya. Misalnya juga kemampuan mengakui
adanya perbedaan-perbedaan.
2) Partisipasi(responding) Tingkatan yang mencakup kerelaan dan
kesediaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi
dalam suatu kegiatan. Hal ini dinyatakan dalam memberikan suatu
reaksi terhadap rangsangan yang disjikan, meliputi persetujuan,
kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Misalnya,
mematuhi aturan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3) Penilaian atau Penentuan Sikap (valuing) Kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai
dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap,menrima,
9
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1987), Hal. 152.
16
menolak atau mengabaikan. Misalnya menerima pendapat orang
lain.
4) Organisasi (organization) Kemampuan untuk membentuk suatu
sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.
Misalnya, menempatkan nilai pad suatu skala nilai dan dijadikan
pedoman dalam bertindak secara bertanggung jawab.
5) Pembentukan
Pola
Hidup
(characterization
by
a
value)
Kemampuan untuk menghayati nilai kehidupan, sehingga menjadi
milik pribadi (internalisasi) menjadi pegangan nyata dan jelas
dalam mengatur kehidupannya sendiri. Memiliki sistem nilai yang
mengendalikan tingkah lakunya sehingga menjadi karakteristik
gaya hidupnya. Kemampuan ini dinyatakan dalam pengaturan
hidup diberbagai bidang, seperti mencurahkan waktu secukupnya
pada tugas belajar atau bekerja. Misalnya juga kemampuan
mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang berdisiplin.
2. Kegunaan
Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah
memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar
afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah
laku. Ranah afektif terdiri dari lima perilaku, yakni:
a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan
kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya kemampuan
mengakui adanya perbedaan-perbedaan.
b. Partisipasi,
yang
mencakup
kerelaan,
kesediaan
memperhatikan, dan berpatisipasi dalam suatu kegiatan.
17
c. Penilaian dan penentuan sikap yang mencakup menerima suatu
nilai, menghargai, mengakui dan menentukan sikap. Misalnya
dapat menerima pendapat orang lain.
d. Organisasi, mencakup kemampuan membentuk suatu system
nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya
menempatkan suatu nilai dan menjadikannya sebagai pedoman
bertindak secara bertanggung jawab.
e. Pembentukan pola hidup, yang mencakup menghayati nilai dan
membentuknya menjadi pola kehidupan pribadi. Misalnya,
kemampuan mempermbangkan dan menunjukkan tindakan
disiplin.
3. Kata Kerja Operasional (KKO)
Tingkat Kompetensi
Pengenalan
Contoh Kata Kerja Operasional
Mendengarkan,
menghindari,
memperhatikan
Pemberian respon
Mengikuti,
mendiskusikan,
berpartisipasi, mematuhi
Penghargaan terhadap nilai
Memilih, meyakinkan, bertindak,
mengemukakan argumentasi
Pengorganisasian
Memilih,
memutuskan,
memformulasikan,
membandingkan,
membuat
sistematisasi
Pengalaman
Menunjukkan
sikap,
menolak,
mendemonstrasikan, menghindari
18
4. Contoh Kata Kerja Operasional
a. Try to pay attention to the following sentences and look for the
error!
I am wake up at 5.00pm
I wake up at 5.00pm
b. Discuss with your friends how to make sentences about the
correct adjectives!
c. Give your opinion what is meant by verbal sentence!
d. Compare your homework assignment with your classmate and
find the difference between the two!
e. Tell your experience when you were on vacation to the village!
Students have the unanimity of attitude to make the letter Al-Ashr as a
guide to life in time discipline both at school, at home and in the
community.
D. Domain Psikomotorik
1. Pengertian
Ranah psikomotor kebanyakan dari kita menghubungkan
aktivitas motor dengan pendidkan fisik dan atletik, tetapi banyak
subjek lain, seperti menulis dengan tangan dan pengolahan kata
juga membutuhkan gerakan. Kawasan psikomotor yaitu kawasan
yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan jasmani. Rician
dalam ranah ini tidak dibuat oleh Bloom, namun oleh ahli lain yang
berdasarkan ranah yang dibuat oleh Bloom, antara lain:
19
Gerakan yang
Gerakan yang kompleks
Penyesuaian Kreativitas
pola gerakan
Gerakan
terbiasa
terbimbing
Kesiapan
Persepsi
Adapun domain psikomotorik yang telah di revisi antara
lain sebagai berikut :
Naturalization
Articulation
Precision
Manipulation
Immitation
Meniru
(immitation),
pada
pada
tingkat
ini
mengharapkanpeserta didik untuk dapat meniru suatu prilaku yang
dilihatnya.
Manipulasi (manipulation), pada tingkat inipeserta
didikdiharapkan untuk melakukan suatu prilaku tanpa bantuan
visual, sebagaimana pada tingkat meniru. Peserta didik diberi
petunjuk berupa tulisan atau instruksi verbal dan diharapkan
melakukan tindakan (perilaku) yang diminta. Contoh kata kerja
yang digunakan sama dengan untuk kemampuan meniru.
Ketetapan
gerakan
(precision),
pada
tingkat
inipeserta
didikdiharapkan melakukan suatu perilaku tanpa menggunakan
20
Contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan
melakukannya
dengan lancar, tepat dan akurat. Artikulasi (artikulation), pada
tingkat inipeserta didikdiharapkan untuk menunjukkan serangkaian
gerakan dengan akurat,urutan yang benar, dan kecepatan yang
tepat. Naturalisasi (naturalization) Pada tingkat ini peserta didik
diharapkan
melakukan
gerakan
tertentu
secara
spontan
atauotomatis. Peserta didik melakukan gerakan tersebut tanpa
berfikir lagi cara melakukannya dan urutannya.
2. Kata Kerja Operasional (KKO)
Tingkat Kompetensi
Meniru
Kata Kerja Operasional
Mengulangi, mengikuti, memegang,
menggambar, mengucapkan, melakukan
Mengulangi, mengikuti, memegang,
Manipulasi
menggambar, mengucapkan, melakukan,
(tidak melihat contoh/tidak mendengar
suara)
Mengulangi, mengikuti, memegang,
Ketepatan Gerakan
menggambar, mengucapkan, melakukan,
(tepat, lancar tanpa kesalahan)
Menunjukkan gerakan, akurat benar,
Artikulasi
kecepatan yang tepat, sifatnya: selaras,
stabil dan sebagainya.
Naturalisasi
Gerakan spontan/otomatis, tanpa Berpikir
melakukan dan urutannya
Pengukuran ranah piskomotorik merupakan
merupakan
pengukuran yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta
didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta
21
didik menunjukkan unjuk kerja. Cara penilaian ini dianggap lebih
otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih
mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Unjuk
kerja yang dapat diamati seperti: bermain peran, memainkan alat
musik,
bernyanyi,
membaca
puisi/deklamasi,
menggunakan
peralatan laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat
3. Contoh Kata Kerja Operasional
a. How to pronounce the word “March”?
b. Follow and describe again what your teacher wrote in front of
the class!
c. Re-practice how to do butterfly style swimming!
d. Practice again how to move floor gymnastics!
e. Model the spontaneous movements one experiences when
surprised!
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah
kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk
didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
2. Afek merupakan karakteristik atau unsur afektif yang diukur, ia
bisa berupa minat, sikap, motivasi, konsep diri, nilai, apresiasi,
dan sebagainya. Kita hanya dapat “memotretnya” melalui
perilaku wujud, apakah perkataan atau perbuatan.
3. Ranah psikomotor erat kaitannya dengan kerja otot yang
menjadi penggerak tubuh dan bagian-bagiannya, mulai dari
gerak yang paling sederhana seperti gerakan-gerakan dalam
shalat sampai dengan gerakan-gerakan yang kompleks seperti
gerakan-gerakan dalam praktik manasik ibadah haji. Ada beda
makna antara skills (keterampilan) dan abilities (kemampuan).
Keterampilan lebih terkait dengan psikomotor, sedangkan
kemampuan terkait dengan kognitif.
4. Hasil belajar ranah kognitif, psikomotor, dan afektif tidak
dijumlahkan, karena dimensi yang diukur berbeda. Masingmasing dilaporkan sendiri-sendiri dan memiliki makna yang
sama penting. Ada peserta didik yang memiliki kemampuan
kognitif tinggi, kemampuan psikomotor cukup, dan memiliki
minat belajar yang cukup. Namun ada peserta didik lain yang
memiliki kemampuan kognitif cukup, kemampuan psikomotor
tinggi. Bila skor kemampuan kedua peserta didik ini
22
23
dijumlahkan, bisa terjadi skornya sama, sehingga kemampuan
kedua orang ini tampak sama walau sebenarnya karakteristik
kemampuan mereka berbeda. Selain itu, ada informasi penting
yang hilang, yaitu karakteristik spesifik kemampuan masingmasing individu.
B. Saran
Demikianlah pembahasan makalah mengenai Pembelajaran
Domain Hasil Belajar menurut bloom yg sdh direvisi oleh kartworl
dan Anderson semoga dapat bermanfaat bagi rekan sekalian.
Pemakalah menyarankan agar rekan sekalian menambah wawasan
dalam bidang evaluasi pembelajaran.
24
DAFTAR PUSTAKA
Asrul, Rusydi Ananda, Rosnita. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Citapustaka
Media, 2014
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Bloom
Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2010
Yaumi, Muhammad. Prisip-Prinsip Desain Pembelajaran, Jakarta: Kencana.
2013
W. S. Winkel. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. 1987.
Idris, Zahara dan Jamal, Lisma Pengantar Pendidikan I, Jakarta: Grasindo, 1992.
25
LAMPIRAN
26
27
28
Hal 99-100
29
30
Download