Uploaded by User52925

Isoterm Adsorpsi

advertisement
A. JUDUL PERCOBAAN
Isoterm Adsorpsi
B. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan isotrm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam
asetat pada arang.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Sebuah atom, ion atau molekul dalam lapisan permukaan zat padat, tidak seperti
di bagian bawah permukaannya, tidak memiliki partikel tetangga di semua sisi. Jadi
gaya tarik sisa dikerahkan pada komponen-komponen fluida yang membasahi
permukaan, dan energy bebas sistem tersebut dapat diminimalkan jika komponen
semacam itu terkumpul di atas permukaan. Dalam sistem tertentu dalam kondisi
khusus, lapisan adsorpsinya mungkin hanya setebal satu molekul (adsorpsi lapisan
tengah), tetapi yang lazim adalah molekul teradsorpsi tersebut akan menahan
molekul-molekul lain sehingga pada akhirnya akan menumpuk membentuk suatu
lapisan multimolekul. Gaya yang berperan pada adsorpsi tergantung pada sifat dasar
kimia permukaan dan struktur spesies teradsorpsi. Suatu efek elektrostatik yang
dapat dilihat dengan jelas juga dapat terlihat dalam adsorpsi ion-ion keatas
permukaan zat pada ionik (Day dan Underwood, 2002: 526).
Adsorpsi merupakan suatu proses dimana molekul-molekul dari fasa gas atau
cair terikat pada permukaan padatan atau molekul-molekul yang terikat pada
permukaan disebut adsorbat sedangkan substansi yang mengikat disebut abserben.
Definisi lain dari absorpsi adalah akumulasi sejumlah molekul (senyawa, ion
maupun atom) yang terjadi pada batas antara dua fasa. Adsorpsi dapat terjadi
diantara dua fasa seperti antara fase cair-padat, fasa padat-gas dan antara fasa gasgas cair. Proses adsorpsi biasanya dijelaskan melalui isoterm adsorpsi yaitu jumlah
adsorbat pada adsorben sebagai fungsi tekanannya (jika gas) atau konsentrasi (jika
cair) pada suhu konstan. Tingkat penyerapan adsorbat tergantung pada volume pori
yang dapat dilalui (Botahala, 2019: 10-11).
Adsorpsi adalah proses perpindahan fasa yang banyak digunakan untuk
menyisihkan suatu komponen dari fasa fluida (gas atau cairan). Adsorpsi dapat juga
didefinisikan sebagai akumulasi atau adhesi molekul (fasa gas atau cair) pada
permukaan material padat. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi, pada absorpsi
molekul hanya melekat pada permukaan saja sedangkan pada absorpsi terjadi
pelarutan absorbed ke dalam medium absorben. Adsorbat adalah zat yang diabsorpsi
sedangkan absorbent adalah zat yang mengadopsi yaitu fase padat yang berperan
sebagai lokasi perpindahan zat terlarut dari larutan. Pengaruh interaksi adsorben
dengan adsorbat ditunjukkan pada bentuk isoterm adsorpsi pada karbon dengan jenis
absorben yang berbeda kepolarannya (Setianingsih, 2018: 21-23).
Absorpsi merupakan fenomena permukaan yang dapat terjadi karena gaya gaya
tidak seimbang pada batas antara permukaan dua fase yang menyebabkan perubahan
konsentrasi molekul, ion atau atom pada antar fase tersebut. Menurut beberapa
peneliti,
gugus -COOH dan -OH humat dalam meningkatkan kation logam.
Mekanisme adsorpsi kation logam pada sisa gugus -COOH asam humat dianggap
mengikuti model isoterm adsorpsi langmuir. Selain model isoterm langmuir, model
isoterm Freundlich banyak juga diterapkan pada adsorpsi ion logam pada berbagai
adsorben termasuk asam humat,kitin dan kitosan. Model ini bersifat empiris dengan
bentuk persamaan linier seperti:
Log qeq = log KF + 1/n log Ceq
(Santosa, 2014: 13 dan 16).
Menurut Setianingsih (2018: 26), faktor yang mempengaruhi adsorpsi yaitu yang
pertama Luas permukaan adsorben, luas permukaan spesifik (luas permukaan
adsorben per massa adsorben) sangat mempengaruhi nilai adsorpsi. Luas permukaan
spesifik memiliki nilai yang sebanding dengan luas permukaan total pada adsorben.
Semakin kecil ukuran partikel dan semakin berpori suatu material absorben semakin
meningkat nilai adsorpsi persatuan masa adsorben. Yang kedua Sifat fisika dan
kimia adsorbat, Peningkatan berat molekul dan banyaknya gugus fungsi, termasuk
ikatan rangkap dan halogen, dapat meningkatkan absorbsi suatu senyawa. Yang
ketiga Keasamaan larutan, Adsorpsi kation logam berat (seperti Cukup (II), Zn(II),
Cd(II),
Pb(II) oleh adsorben dalam media asam meningkat sejalan dengan
peningkatan PH.
Bagi suatu sistem adsorbsi tersebut, hubungan antara banyaknya zat yang
teradsorbsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben, dengan konsentrasi zat
terlarut pada temperatur tertentu disebut isoterm adsorpsi. Oleh freundlich isoterm
adsorbsi ini dinyatakan sebagai :
π‘₯
= π‘˜ . 𝐢𝑛
π‘š
Dengan : x = jumlah zat teradsorbsi dalam gram, m = jumlah adsorben, dalam
gram, C
= konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai kesetimbangan
adsorben, K dan n = tetapan. Persamaan (1) dapat diubah menjadi :
π‘₯
log = log π‘˜ + 𝑛 log 𝐢
π‘š
Persamaan ini mengungkapkan, bahwa bila suatu peroses adsorbsi menurut isoterm
π‘₯
Freundlich, maka aluran log π‘š terhadap log C akan merupakan garis lurus. Dari garis
dapat di evaluasi tetapan-tetapan k dan n (Tim Dosen Kimia Fisik II, 2020: 13).
Isoterm Freundlich adalah model empiris dengan asumsi bahwa distribusi panas
pada permukaan adsorben adalah non-bentuk, yaitu adsorbsi heterogen. Pernyataan
tersebut dinyatakan dalam:
1/𝑛
Qe =Kf𝐢𝑒
Dimana n dan Kf [mg/g (L/mg)n=] kedua adalah stans yang ,e,nerikan indikasi
intensitas adsorpsi dan itentitas masing-masing (Aljeboree, dkk, 2017: 89).
Isoterm adsorbsi merupakan karakteristik suatu sistem yang spesifik pada
temperatur tertentu. Suatu sistem yang spesifik pada temperatur tertentu. Isoterm
adsorpsi secara luas digunakan untuk menggambarkan keadaan kesetimbangan
sistem adsorpsi. Data isoterm adsorpsi dapat digunakan untuk penentuan volume
pori, luas permukaan, distribusi ukuran pori, panas adsorpsi, dan adsorbat mobilitas
gas atau uap pada adsorben . Ilustrasi adsorpsi molekul dengan ukuran berbeda
kedalam ukuran pori yang berbeda, diilustrasikan karbon aktif sebagai adsorben
yang mempunyai mikropori dan makropori (Setianingsih, 2018: 28-29).
Suatu bahan dengan permukaan yang bersih dan kering jika permukaan ini dialiri
suatu fluida-gas. Cairan atau larutan-terdapat suatu kencenderungan dimana
molekul-molekul gas, pelarut, atau zat terlarut akan berinteraksi dengan permukaan
zat padat. Jika bahan itu dipisahkan dengan sangat halusatau sangat berpori, atau
dengan kata lain, jika permukaannya sangat luas, maka daerah adsorpsi yang terjadi
mungkin cukup besar. Sebagai contoh, jika suatu adsorben yang baik misalnya arang
yang dibuat secara khusus dimasukkan kedalam bejana arang menarik molekulmolekul gas akan dapat diukur dengan mudah (Day dan Underwood, 2002: 526).
Menurut Setiawan, dkk (2017: 73) dalam penelitian yang dilakukan, Penentuan
kapasitas adsorpsi unsur Fe(II) pada arang aktif hasil penelitian dilakukan
menggunakan model isoterm adsorpsi. Isoterm adsorpsi menunjukkan jumlah suatu
zat yang teradsorpsi oleh arang aktif dengan konsentrasi suatu zat terlarut tertentu.
Pada penelitian ini digunakan 2 macam isotherm adsorpsi yaitu isoterm Langmuir
dan isoterm Freundlich. Tujuan dari penentuan isotherm adsorpsi dalam penelitian
ini untuk mengetahui hubungan antara banyaknya adsorbat yang teradsorpsi
persatuan berat arang aktif. Model isoterm Langmuir, ini menunjukkan bahwa
proses adsropsi terjadi pada permukaan adsorben yang terdapat sejumlah situs aktif.
Model ini mendefinisikan bahwa kapasitas adsorpsi maksimum terjadi adanya
lapisan tunggal (monolayer) adsorbat dipermukaan adsorben.
Arang aktif adalah orang yang telah melalui proses aktivasi sedemikian rupa
untuk meningkatkan luas permukaan melalui pembukaan pori-pori sehingga daya
adsorpsi dapat ditingkatkan. Arang aktif juga merupakan an-an yang sudah
diaktifkan, sehingga pori-porinya terbuka dan permukaan nya bertambah luas sekitar
300 sampai 2000 m2/gr. Permukaan arang aktif semakin luas menyebabkan daya
adsorpsi nya terhadap gas atau cairan makin tinggi (Aisyah, 2019: 48).
Menurut Sahara, dkk (2017: 4) dalam penelitiannya, menujukkan bahwa aktivasi
arang dapat dilakukan dengan perendaman menggunakan bahan kimia, salah
satunya yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam fosfat (H3PO4). Aktivasi
arang menggunakan asam fosfat dengan konsentrasi 15% memberikan rendemen
paling tinggi. Tinggi rendahnya rendemen arang aktif tersebut disebabkan oleh
reaksi yang terjadi antara asam fosfat dengan arang. Pada konsentrasi optimum
aktivator akan lebih banyak reaksi yang terjadi dengan arang sehingga lebih banyak
rendemen yang terbentuk.
Titrasi adalah pengukuran volume suatu larutan dari suatu rekatan yang
dubutuhkan untuk berekasi sempurna dengan sejumlah tertentu reaktan lainnya.
Seringkali titrasi digunakan untuk mengukur volume larutan yang ditambahkan
pada suatu larutan, yang telah diketahui volumenya. Dalam titrasi asam-basa,
jumlah relative asam dan absa yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen
ditentukan oleh perbandingan mol asam (H+) dan basa (OH-) yang bereaksi. Dalam
titrasi asam-basa perubahan pH sangat kecil hingga hamper tercapai titik ekivalen.
Pada saat tercapai titik ekivalen penambahan sedikit asam atau basa akan
menyebabkan perubahan pH yang sangat besar. Perubahan pH yang besar ini
seringkali dideteksi dengan zat yang dikenal sebagai indicator, yaitu senyawa
(organik) yang akan berubah warnanya dalam rentang pH tertentu (Ibnu, 2001: 100).
Menentukan isotherm adsorpsi menurut freudlich bagi proses absorpsi asam
asetat pada arang. adsorpsi adalah pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari pada ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaan tersebut. Untuk proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi
bergantung pada beberapa faktor (a) Jenis absorben; (b) Jenis absorbat atau zat yang
teradsorpsi; (c) Luas permukaan adsorben; (d) konsentrasi zat terlarut serta
(e)Temperatur (Tim Dosen Kimia Fisika II 2020: 13).
Indikator asam basa sebagai zat penunjuk derajat keasaman larutan adalah
senyawa organik dengan struktur rumit yang warnanya bila ph larutan berubah.
Indikator
dapat
digunakan
untuk
menetapkan ph suatu larutan. Indikator
phenolphthalein tak berwarna untuk warna asam dengan rentang ph 8,3-10,0 dan
berwarna merah untuk warna basa. Indikator merupakan asam lemah atau basa
lemah yang memiliki warna cukup tajam, hanya dengan eberapa tetes larutan
encernya, indikator dapat digunakan untuk menetapkan titik ekivalen dalam titrasi
asam basa ataupun untuk menentukan tingkat keasaman larutan (Ibnu, 2001: 113).
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Imas. 2019. Multimanfaat Arang dan Asap Cair Dari Limbah Biomasa.
yogyakarta : Cv Budi Utama.
Aljeboree, Aseel M., Abbas N. Alshirifi, dan Ayad F. Alkaim. 2017. Kinetics And
Equilibrium Study For The Adsorption Of Textile Dyes On Coconut Shell
Activated Carbon. Arabian Journal of Chemistry (2017) 10, S3381–S3393.
Bothala, Loth. 2009. Perbandingan Efektivitas Daya Adsorpsi Sekam Padi dan
Cangkag Kemiri terhadap Logam Besi (Fe) pada air sumus gali.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Day dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Ibnu, Sodiq, Endang Budiasih, Hayuni Retno Widarti, dkk. 2004. Kimia Analitik
1.Malang: JICA.
Sahara, Emmy, Wahyu Dwijani Sulihigtyas, dan I Putra Adi Surya Mahardika.
Pembuatan Dan Karakterisasi Arang Aktif Dari Batang Tanaman Gumitir
(Tagetes Erecta) Yang Diaktivasi Dengan H3po4. Jurnal Kimia 11(1),
Januari 2017: 1-. ISSN 1907-9850.
Santosa, Sri Juari. Dekontaminasi Ion Logam dengan Biosorben Berbaisis Asam
Humat, Kitin dan Kitosan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Setianingsih, Tutik. 2018. Karakterisasi Pori dan Luas Muka Padatan. Malang: Ub
Press.
Setiawan, Ab. Ari, Anis Shofiyano, dan Intan Syahbanu. 2017. Pemanfaatan
Limbah Daun Nanas (Ananas Comosus) Sebagai Bahan Dasar Arang Aktif
Untuk Adsorpsi Fe(Ii). JKK, Vol 6(3), halaman 66-7. ISSN 2303-107.
Tim Dosen Kimia Fisik II. 2020.Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Makassar:
Universitas Negeri Makassar.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan adsorpsi fisik dengan adsorpsi kimia? Berikan beberapa
contoh dari kedua jenis adsorpsi ini!
Jawaban:
Perbedaan adsorpsi fisik dengan adsorpsi kimia yaitu antara lain:
a. Adsorpsi kimia
· Merupakan sifat lama dari materi menjadi sifat baru
· Reaksi yang terjadi tidak bolak-balik (irreversible)
· Terjadi pada suhu tinggi
· Waktu adsorpsi lambat sehingga kesetimbangan lebih lama tercapai
· Ikatannya berupa ikatan kimia
b. Adsorpsi fisika
· Sifat bahan tidak berubah
· Reaksi bersifat bolak-balik (reversible)
· Terjadi pada suhu rendah
· Waktu adsorpsi cepat sehingga kesetimbangan lebih cepat
· Ikatannya berupa ikatan Van der Waals
2. Apakah proses adsorpsi pada percobaan ini merupakan adsorpsi fisik atau
kemisorpsi?
Jawaban:
Proses adsorpsi pada percobaan ini merupakan adsorpsi fisik karena hanya
terjadi pada permukaan arang sehingga hanya ada gaya tarik-menarik secara
fisika tanpa ada perubahan kimia.
3. Apakah perbedaan yang terjadi pada pengaktifan arang dengan cara pemanasan?
Jawaban:
Pengaktifkan arang dengan menggunakan pemanasan dapat menyebabkan poripori pada arang melebar sehingga dapat lebih mudah mengadsorpsi.
4. Bagaimana isotrm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat? Apa pembatasannya?
Jawaban:
Menurut Freunlich, isotherm adsorpsi untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat merupakan besarnya zat teradsorpsi persatuan luas adsorben berhubungan
dengan tekanan.
5. Mengapa isotherm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat kurang memuaskan dibandingkan dengan isotherm adsorpsi Langmuir?
Jawaban:
Untuk adsorpsi gas pada zat padat kurang memuaskan disbanding dengan
isotherm adsorpsi yang dikemukakann oleh Langmuir, karena persamaan
Freunlich diperoleh secara empiris atau dasar teori yang berarti dan untuk
tekanan tinggi tidak berlaku, sedangkan Langmuir berdasarkan pada teori dan
mengnggap akibat dari bentuk lapisan.
Download