UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS NURUL JADID TAHUN AKADEMIK 2019/2020 Nama : Arifatus Zubaidah Nim. : 1842400025 Mata Kuliah : Manajemen Keuangan II Dosen : Nur Hadi, MM Hari/Tgl : Selasa / 07-07-2020 Smt/Jur : IV / Ekonomi A & B Jawablah Pertanyaan Berikut : 1. Jelaskan beberapa Teori Kebijakan Deviden sebagai berikut : a. Teori Dividen Tidak Relevan b. Teori Perbedaan Pajak c. Teori theBird in theHand d. Teori SignalingHypothesis e. Teori ClienteleEffect 2. Koperasi BMT Tanjung akan membeli sebuah mesin peggiling padi yang berkapasitas 100 ton/hari, diperkirakan untuk harga mesin tersebut adalah Rp. 150 juta dengan suku bunga pinjaman yakni sebesar 12% per tahun. Untuk Arus Kas yang masuk pada perusahaan itu diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. a. Hitung NPV nya ? b. Rencana investasi pada pembelian mesin produksi tersebut, apakah dapat dilanjutkan ? 3. Bagaimana dampak Covid 19 terhadap pertumbuhan saham di Pasar Modal Indonesia, Jelaskan 4. Jelaskan model yang digunakan dalam Resiko dan Tingkat Pengembalian beserta contonya ? 5. Apa perbedaan Saham Biasa dan Saham Preferen, Jelaskan ? Jawaban 1. Teori kebijakan deviden a. Teori Dividen Tidak Relevan Menurut Modiglani dan Miller, nilai sebuah perusahaan tidak ditentukan besar kecilnya DividendPayoutRatio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak dan kelas resikoperusahaan,Dengan kata lain, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari asset perusahaan adalah faktor penentu nilai perusahaan tersebut. b. Teori Perbedaan Pajak Teori kebijakan dividen menurut Litzenberger dan Ramaswamy, pajak diberlakukan terhadap dividen dan capitalgains. Namun, para investor lebih menyukai capitalgains karena pemegang saham dapat menunda pembayaranpajak. c. Teori theBird in theHand Menurut Linter dan Gordon, ketika DividendPayout rendah maka biaya modal sendiri perusahaan akan meningkat. Hal ini disebabkan karena investor lebih memilih dividen ketimbang capitalgains. d. Teori SignalingHypothesis Ada bukti empiris yang menyebutkan bahwa jika ada kenaikan dividen maka akan diiringi dengan kenaikan harga saham. Begitu juga dengan sebaliknya. Ini menjadi alasan lain mengapa investor lebih suka dividen ketimbang capitalgains. e. Teori ClienteleEffect Menurut teori ini, para pemegang saham punya sudut pandang berbeda terhadap kebijakan dividen sebuah perusahaan. DividendPayoutRatio yang tinggi lebih disukai oleh investor yang butuh penghasilan saat ini. Sedangkan investor yang tidak begitu butuh uang saat ini lebih memilih jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. 2. Penyelesain a. Diketahui : Ct = Rp. 50 juta C0 = Rp. 150 juta r = 12% (0,12) Jawaban : NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0 NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150 NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150 NPV = 180,24 – 150 NPV = 30,24 Jadi nilai untuk NPV-nya adalah Rp. 30,24 juta. b. Dari hasil di perhitungan di atas ,investasi sebaiknya dilakukan karena aliran kas masuk lebih besar dari investasi yang di tanamakan 3. Pandemi covid 19 sangat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi di indonesia,dampaknya telah memukul berbagai sudut ekonomi. Indeks bursa saham rontok, nilai tukar rupiah terperosok dan pelaku UMKM berteriak susah berusaha. Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari Senin (2/3/2020) sore, ditutup melemah 91,46 poin atau 1,68 persen ke posisi 5.361,25. IHSG punÊtelah menyentuh posisi terendahnya sepanjang delapan tahun terakhir di level 3.000. 4. Dalam berinvestasi di pasar modal khususnya portofolio, selain menghitung return yang diharapkan, seorang investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. APT (ArbitragePricingTheory) dan CAPM (Capital AssetPricing Model) merupakan model keseimbangan yang sering digunakan untuk menentukan risiko yang relevan terhadap suatu aset, serta hubungan risiko dan return yang diharapkan. CAPM menggunakan volatilitas return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar sebagai pengukur risiko. Sedangkan APT menggunakan banyak variabel sebagai pengukurnya yang sering disebut dengan model faktor. 5. perbedaan saham biasa dengan saham preferen, maka terletak dari hak suara dan pembagian deviden. Pemegang saham preferen punya kedudukan lebih tinggi daripada pemegang saham biasa, terutama penuntutan hak. Sedangkan keduanya memiliki kedudukan yang sama dalam menanggung kewajiban. Saham preferen saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser. Jadi dapat disimpulkan perbedaan antara saham preferen dengan saham biasa: 1. Pada saham biasa mendapatkan hak untuk memilih direksi dan kebijakan tertentu, sedangkan preferen tidak (kecuali dalam situasi tertentu). 2. Deviden pada saham biasa tergantung kinerja perusahaan, kalau baik mereka akan medapatkan keuntungan setimpal, bigitupun sebaliknya. Tapi untuk saham preferen sudah ditetapkan devidennya. 3. Jika perusahaan gulung tikar atau dilikuidasi, dalam hal pengembalian investasi, pemegang saham preferenlah yang diutamakan dibandingkan dengan pemegang saham biasa. 4. Pada pemegang saham biasa diberi hak untuk memesan kembali, sehingga dapat memelihara proporsi kepemilikan perusahaan, kalau preferen tidak.