Uploaded by prilciliakartika99

PENGGUNAAN MINYAK SERAI (Cymbopogon sp.) SEBAGAI PERANGKAP NYAMUK ALAMI

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Laporan penelitian ini peneliti buat untuk mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa
Indonesia. Dengan dibuatnya laporan penelitian ini peneliti ingin membuat terobosan baru
dengan menggunakan bahan yang alami namun tidak menimbulkan efek berbahaya bagi
manusia.
Perangkap nyamuk ini peneliti buat karena pada saat musim pancaroba yang membuat
nyamuk sangat cepat berkembang dan berpotensi untuk menyebabkan banyak orang terserang
penyakit salah satunya yaitu demam berdarah. Penyakit demam berdarah sangat berbahaya
karena dapat mengakibatkan kematian dalam waktu yang cukup singkat. Walaupun dengan
menggunakan teknologi yang maju, harga untuk upaya penyembuhan penyakit tersebut akan
mengeluarkan biaya relatif lebih mahal. Maka lebih baik mencegah daripada mengobati.
Berbagai cara telah dilakukan manusia untuk membasmi nyamuk,antara lain dengan
menyemprotkan racun anti nyamuk. Padahal sebenarnya ada cara yang lebih ramah
lingkungan untuk mengatasi gangguan nyamuk (Agus Kardinan,2005). Karena itulah peneliti
tergerak untuk membuat inovasi baru yang dapat digunakan dengan mudah dan dapat dibuat
oleh siapapun dengan menggunakan bahan alami dan mudah untuk didapatkan.
Bahan alami yang peneliti gunakan adalah tanaman serai. Peneliti menggunakan
tanaman serai karena banyak ditemukan di berbagai daerah Indonesia terutama di Bangka.
Tanaman serai (Cymbopogon sp.) merupakan tanaman yang memiliki aroma yang dapat
mengusir nyamuk karena memiliki kandungan sitronelal dan geraniol di dalamnya. Tanaman
serai juga dikenal sebagai salah satu bumbu dapur (Made Astaman,2016). Didukung dengan
ketersediaannya di alam cukup dan memiliki aroma yang khas serta informasi tentang
bertanam serai (Hieronymus Budi Santoso,2007) maka peneliti berinovasi untuk
mengolahnya menjadi serbuk yang kemudian direndam ke dalam minyak goreng. Dengan
demikian, dihasilkanlah minyak serai yang mudah dibuat tanpa proses penyulingan sehingga
masyarakat juga tidak perlu mengeluarkan banyak uang. Itulah inovasi penelitian di mana
peneliti membuat minyak perangkap nyamuk. Dengan penemuan ini, orang dapat membasmi
nyamuk dengan perangkap alami yang mudah didapat dan tidak menimbulkan efek.
PENGGUNAAN MINYAK SERAI (Cymbopogon sp.) SEBAGAI PERANGKAP 1
NYAMUK ALAMI
1.2
Rumusan Masalah
Selama penelitian ini berlangsung, peneliti menemukan masalah-masalah berikut.
1.
Manakah perlakuan yang paling efektif dari seluruh perlakuan yang ada untuk
memerangkap nyamuk?
2.
Apa hal yang dapat membantu masyarakat dalam mengatasi gangguan nyamuk dengan
menggunakan bahan-bahan alami yang mudah didapat?
3.
Dapatkah hasil penelitian ini mengurangi penggunaan pembasmi nyamuk komersial
yang mengandung bahan kimia berbahaya?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut.
1.
Menentukan ada tidaknya pengaruh minyak dari serbuk serai terhadap jumlah nyamuk
yang terperangkap.
2.
Membantu masyarakat untuk mengatasi gangguan nyamuk dengan perangkap nyamuk
menggunakan bahan-bahan alami yang mudah didapat.
3.
Mengurangi penggunaan pembasmi nyamuk komersial yang mengandung bahan kimia
berbahaya.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut.
1.
Memberikan informasi kepada pembaca dan masyarakat luas mengenai manfaat minyak
dari serbuk serai sebagai perangkap nyamuk.
2.
Mengurangi dampak bahaya pengusir nyamuk berbahan kimia pada manusia.
3.
Menambah pengalaman dan pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian tentang
hubungan antara minyak goreng dan serai.
PENGGUNAAN MINYAK SERAI (Cymbopogon sp.) SEBAGAI PERANGKAP 2
NYAMUK ALAMI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tanaman Serai Wangi
Kingdom
:
Plantae (tunbuhan)
Divisi
:
Magnoliophyta
Ordo
:
Poales
Kelas
:
Liliopsida
Family
:
Poaceae
Genus
:
Cymbopogon
Nama Ilmiah
:
Cymbopogon nardus
Nama Daerah
:
Sereh wangi (Bangka)
Nama Asing
:
Citronella Grass (Inggris)
Gambar 1.1
(Sumber http://www.plantamor.com/index.php?plant=437)
2.2 Klasifikasi Tanaman Serai Dapur
Kingdom
:
Plantae (tumbuhan)
Divisi
:
Magnoliophyta
Ordo
:
Poales
Kelas
:
Liliopsida
Family
:
Poaceae
Genus
:
Cymbopogon
Nama Ilmian
:
Cymbopogon citratus
Nama Daerah
:
Sereh (Bangka)
Nama Asing
:
Lemon Grass (Inggris)
2.3
Gambar1.2
Pengertian Tanaman Serai
Tanaman serai adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang dimanfaatkan
sebagai bumbu dapur dan pengharum makanan.
(Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Serai)
PENGGUNAAN MINYAK SERAI (Cymbopogon sp.) SEBAGAI PERANGKAP 3
NYAMUK ALAMI
2.4 Morfologi Tanaman Serai Dapur
2.4.1 Akar
Tanaman serai memiliki akar yang kecil. Akarnya merupakan jenis akar serabut yang
berimpang pendek.
2.4.2 Batang
Batang tanaman serai bergerombol dan berumbi, serta lunak dan berongga. Isi
batangnya merupakan pelepah umbi untuk pucuk dan berwarna putih kekuningan. Tanaman
serai memiliki batang yang berwarna putih. Namun ada juga yang berwarna putih keunguan
atau kemerahan. Selain itu, batang tanaman serai juga bersifat kaku dan mudah patah. Batang
tanaman ini tumbuh tegak lurus di atas tanah.
2.4.3 Daun
Daun tanaman serai berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya kesat, panjang, dan
runcing, hampir menyerupai daun lalang. Selain itu, daun tanaman ini memiliki bentuk
seperti pita yang makin ke ujung makin runcing dan berbau citrus ketika daunnya diremas.
Daunnya juga memiliki tepi yang kasar dan tajam. Tulang daun tanaman serai tersusun
sejajar. Letak daun pada batang tersebar. Panjang daunnya sekitar 50–100 cm, sedangkan
lebarnya kira-kira 2 cm. Daging daun tipis, serta pada permukaan dan bagian bawah daunnya
berbulu halus.
(Sumber
https://ridwancs97.wordpress.com/2013/04/08/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-
sereh-cymbopogon-citratus/)
2.5 Morfologi Tanaman Serai Wangi
2.5.1 Akar
Berakar serabut dan warna akar serai wangi semuanya sama yaitu cokelat muda,
mulai dari pangkal hingga ujung akar.
2.5.2 Daun
Daun serai wangi, memiliki susunan daun yang tunggal dan tidak lengkap. Hanya
memiliki helaian dan pelepah daun saja. Tata letak daun serai wangi berbentuk roset akar,
yaitu di mana batang tanaman tersebut sangat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal di
atas tanah. Pada serai wangi tidak terdapat daun penumpu dan selaput bumbung. Pada serai
wangi terdapat lidah-lidah yang berguna untuk mencegah mengalirnya air hujan ke dalam
PENGGUNAAN MINYAK SERAI (Cymbopogon sp.) SEBAGAI PERANGKAP 4
NYAMUK ALAMI
ketiak antara batang dan upih daun, sehingga pembusukan dapat dihindarkan. Serai wangi
memiliki bangun daun berbentuk pita. Bangun bentuk pita ini merupakan bentuk daun yang
panjang, dan biasanya dijumpai pada jenis rumput-rumputan (Gramineae). Warna daun serai
wangi ada beberapa yaitu, hijau tua, hijau muda dan hijau kekuningan.
Serai wangi memiliki bentuk pertulangan daun sejajar, dengan ibu tulang daun
menonjol di bawah permukaan daun, anak tulang daun menonjol di atas permukaan daun.
Serai wangi memiliki bentuk ujung daun meruncing, tetapi bentuk pangkal daun berbedabeda antara rumpun yang satu dengan yang lainnya. Mulai dari tumpul, agak runcing, sampai
runcing. Bentuk tepi daun serai wangi semuanya bergerigi (serratus) dengan ketajaman yang
berbeda-beda. Ada yang tepinya tidak terlalu tajam hingga sangat tajam. Ketajaman dari tepi
daun dipengaruhi oleh sudut yang dibentuk oleh sinus dan angulus. Sinus adalah toreh dari
tepi daun, dan angulus bagian tepi daun yang menonjol keluar. Tekstur daun adalah kekuatan
dari suatu daun.
(Sumber
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=156087&val=5908&title=STUDI%20MORFOL
OGI%20DAN%20ANALISIS%20KORELASI%20ANTAR%20KARAKTER%20KOMPONEN%20
HASIL%20TANAMAN%20SEREH%20WANGI%20(Cymbopogon%20sp.)%20DALAM%20UPA
YA%20PERBAIKAN%20PRODUKSI%20MINYAK)
2.5.3 Batang
Batang tanaman serai wangi beruas-ruas, serta berukuran lebih panjang daripada
batang serai dapur pada umumnya, berwarna putih kemerahan dibagian pangkal ruasnya.
2.6
Perbedaan Serai Dapur dan Serai Wangi
1.
Batang serai dapur tidak beruas, sedangkan batang serai wangi beruas-ruas.
2.
Batang serai dapur lebih panjang dibandingkan dengan serai wangi.
3.
Daun serai dapur lebih lentur, sedangkan daun serai wangi lebih kaku.
4.
Daun serai dapur lebih panjang dibandingkan daun serai wangi.
5.
Daun serai dapur berwarna lebih terang dibandingkan warna daun serai wangi yang
berwarna hijau tua.
6.
Pada serai dapur kandungan sitronella dan geraniolnya lebih sedikit daripada serai
wangi.
PENGGUNAAN MINYAK SERAI (Cymbopogon sp.) SEBAGAI PERANGKAP 5
NYAMUK ALAMI
2.7
Kandungan yang Terdapat pada Daun Tanaman Serai
2.7.1 Kandungan dari serai dapur, yaitu:
Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan komponrn sitronelal 32‒45%,
geraniol 12‒18%, sitronelol 11‒15%, geranil asetat 3‒8%, sitronelil asetat 2‒4%, sitral,
kavikol, augenol, elemol, kadonon, kadinen, vanilin, limonen, kamfen.
(Sumber http://tumbuhanektum.blogspot.co.id/2011/12/cymbopogon-citratus.html)
2.7.2 Kandungan dari serai wangi, yaitu:
Komposisi serai wangi ada yang terdiri dari beberapa komponen, ada yang mempunyai
30–40 komponen, yang isinya antara lain: alkohol, hidrokarbon, ester, alaehid, keton, oxida,
lactone, terpene dan sebagainya. Komponen kimia dalam serai wangi cukup kompleks,
namun komponen yang terpenting adalah sitronellal dan geraniol. Kedua komponen tersebut
menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga serai wangi. Kadar komponen kimia
penyusun utama serai wangi tidak tetap, dan tergantung pada beberapa faktor. Biasanya jika
kadar geraniol tinggi maka kadar sitronellal juga tinggi.
(Sumber http://www.academia.edu/8976764/Ekstraksi_Daun_Sereh_Wangi)
PENGGUNAAN MINYAK SERAI (Cymbopogon sp.) SEBAGAI PERANGKAP 6
NYAMUK ALAMI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium IPA SMA Setia Budi, Sungailiat, Bangka.
Penelitian dilakukan melalui metoda eksperimen selama satu setengah bulan, yaitu mulai dari
hari Selasa,1 Maret 2016 dan berakhir pada hari Jumat,12 Agustus 2016.
3.2
Alat dan Bahan
Alat:
1.
Timbangan
2.
Wajan kecil
3.
Gunting
4.
Cutter
5.
Pisau
6.
Kompor
7.
Spidol
8.
Spatula
9.
Gelas kimia
10. Petridis
11. Lumpang
12. Saringan
13. Gelas ukur
14. Corong
15. Gelas wadah
16. Alat pemanggang
17. Tatakan
18. Plastik
Bahan:
1.
Batang dan daun serai wangi
2.
Batang dan daun serai dapur
3.
Minyak goreng
4.
Arang
PENGGUNAAN MINYAK SERAI (Cymbopogon sp.) SEBAGAI PERANGKAP 7
NYAMUK ALAMI
5.
3.3
Air
Cara Kerja
1.
Siapkan serai dapur dan serai wangi yang telah dibersihkan.
2.
Untuk serai wangi yang disangrai,potong bagian batang dan daun kira-kira 1 cm dengan
menggunakan gunting.
3.
Setelah dirasa cukup,timbang potongan serai tadi sebanyak 20 gram.
4.
Panaskan wajan.
5.
Sangrai serai wangi tersebut hingga kecoklatan.
6.
Setelah dirasa cukup,angkat serai wangi tersebut.
7.
Untuk serai dapur yang disangrai, lakukan hal yang sama sesuai dengan cara kerja
nomor 2–6.
8.
Untuk serai wangi yang dibakar, lilit dan ikat daun serai pada batangnya lalu bakar
langsung di atas api hingga aromanya keluar tetapi jangan sampai gosong.
9.
Gunting serai wangi yang telah dibakar sepanjang kurang lebih 1 cm.
10. Timbang guntingan serai seberat 20 gram.
11. Untuk serai dapur yang dibakar, lakukan hal yang sama sesuai dengan cara kerja nomor
8–10.
12. Untuk serai wangi yang dipanggang, lilit dan ikat daun serai pada batangnya lalu
panggang di atas bara api.
13. Gunting serai wangi yang telah dipanggang sepanjang kurang lebih 1 cm.
14. Timbang guntingan serai seberat 20 gram.
15. Untuk serai dapur yang dipanggang, lakukan hal yang sama sesuai dengan cara kerja no
11-14.
16. Untuk serai wangi yang digoreng, potong bagian batang dan daun kira-kira 1 cm dengan
menggunakan gunting.
17. Setelah dirasa cukup, timbang potongan serai tadi sebanyak 20 gram.
18. Panaskan minyak.
19. Goreng serai wangi tersebut hingga kekuningan.
20. Setelah dirasa cukup, angkat dan tiriskan.
21.
Untuk serai dapur yang digoreng, lakukan hal yang sama sesuai dengan cara kerja
nomor 12–16.
PENGGUNAAN MINYAK SERAI (Cymbopogon sp.) SEBAGAI PERANGKAP 8
NYAMUK ALAMI
22.
Setelah semuanya selesai diolah, tumbuk bahan hingga menjadi halus.
23.
Saring hasil tumbukan hingga diperoleh hasil yang lebih halus lagi.
24.
Lalu, jemur semua bahan di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering.
25.
Angkat hasil penjemuran lalu timbang seberat 2 gram.
26.
Siapkan minyak goreng sebanyak 20 ml.
27.
Lalu tuangkan dalam gelas wadah dan rendam serai yang telah ditimbang selama 2
minggu.
28.
Tiriskan serai dari rendaman minyak dan minyak perangkap nyamuk siap digunakan.
3.4
Analisis Data
Penelitian dengan menggunakan serbuk serai dapur dan serai wangi sebagai pengganti
pengusir nyamuk berbahan kimia.
3.5
Variabel
3.5.1 Variabel Bebas
Adalah perlakuan berbeda-beda yang dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian ini,
variabel bebas yang digunakan adalah jenis sereh, yaitu: sereh dapur dan sereh wangi serta
pengolahannya, yaitu: sereh yang disangrai, dibakar, dipanggang, dan digoreng.
3.5.2 Variabel Kontrol.
Adalah perlakuan yang sama pada penelitian. Pada penelitian ini,variabel kontrol yang
digunakan, yaitu wadah, cahaya matahari dan volume minyak.
3.5.3 Variabel Terikat
Adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh
variabel bebas, dan variabel kontrol yang digunakan. Pada penelitian ini variabel terikat
adalah jumlah nyamuk yang terperangkap.
3.6
Hipotesis
Adalah dugaan sementara,hipotesa terhadap penelitian ini adalah:
1.
Aroma dari minyak serai dapat memancing nyamuk datang.
2.
Nyamuk yang tertarik dengan aroma dari minyak serai akan terperangkap ke dalam
minyak tersebut.
PENGGUNAAN MINYAK SERAI (Cymbopogon sp.) SEBAGAI PERANGKAP 9
NYAMUK ALAMI
3.7
Kombinasi Perlakuan
Kombinasi perlakuan yang dilakukan pada objek penellitian ini adalah sebagai berikut.
A
: Jenis serai
B :
Pengolahan
A1
: Serai wangi
B1 :
Disangrai
A2
: Serai dapur
B2 :
Dibakar
B3 :
Dipanggang
B4 :
Digoreng
Kombinasi:
A1B1
A1B2
A1B3
A1B4
A2B1
A2B2
A2B3
A2B4
PENGGUNAAN MINYAK SERAI (Cymbopogon sp.) SEBAGAI PERANGKAP 10
NYAMUK ALAMI
Download