Ekstrak Serai, Pengusir Nyamuk Alamiah

advertisement
Ekstrak Serai, Pengusir Nyamuk Alamiah
SERAI merupakan tumbuhan herba menahun dan merupakan jenis
rumput-rumputan dengan tinggi tanaman sekisar 50-100 cm. Daun tunggal
berjumbai; panjang sekira 1 meter; lebar 1,5 cm, tetapi kasar dan
tajam; tulang daun sejajar; permukaan atas dan bawah berambut serta
berwarna hijau. Batang tidak berkayu, berusuk-usuk pendek, dan
berwarna putih. Akar serabut perbanyakan dengan pemisahan tunas atau
anakan.
Manfaat serai - terutama pada batang dan daun yang kering - digunakan
untuk bumbu masak, minyak wangi, bahan pencampur jamu, dan juga dapat
dibuat minyak asiri. Ramuan serai dapat dimanfaatkan sebagai
"pengusir (mengendalikan) serangga", contohnya nyamuk sebagai vektor
(pembawa) penyakit. Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari
pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan pada intinya
adalah mencapai kemampuan hidup sehat bagi semua pendududuk
Indonesia. Salah satunya adalah pengendalian vektor penyakit. Hal ini
sesuai dengan UUD RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 22
ayat 2, yang berbunyi, "Pengendalian vektor penyakit merupakan
tindakan pengendalian untuk mengurangi atau melenyapkan gangguan yang
ditimbulkan oleh binatang pembawa penyakit, seperti serangga (nyamuk
malaria dan nyamuk demam berdarah), binatang pengerat (rodent)".
Demam berdarah dengue (DBD), misalnya. DBD adalah penyakit infeksi
akut yang disebabkan oleh virus dengue - terutama menyerang anak-anak
- dengan tanda-tanda demam tinggi mendadak dengan manifestasi
pendarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan (shock) dan kematian.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.
Pemberantasan vektor ini adalah dengan memutuskan rantai
penularannya, yaitu pemberantasan vektor dengan bahan kimia.
Masyarakat diharapkan secara aktif berperan berusaha menghindar dari
gigitan nyamuk penular dengan menggunakan kelambu waktu tidur,
mengoles kulit dengan obat antinyamuk, serta menghilangkan tempat
perindukan dan peristirahatan nyamuk penular. Untuk menghindari
vektor penyakit (nyamuk), tentu dengan menggunakan bahan kimia.
Ekstrak serai (andropogen nardus) ini merupakan senyawa kimia alamiah
yang dapat digunakan dalam upaya pengendalian dan pemberantasan
vektor penyakit tersebut.
**
NYAMUK yang berperan sebagai vektor penyakit, biasanya diberantas
dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida sintesis sebagai
racun serangga. Obat nyamuk semprot, obat nyamuk bakar, atau obat
antinyamuk yang dioleskan, tentunya mengandung insektisida yang
mengandung beberapa senyawa kimia.
Namun bagi mereka yang tidak tahan, insektisida ini menimbulkan bau
yang menyengat dan bisa menimbulkan sesak napas atau alergi pada
kulit sehingga akan berpengaruh terhadap kesehatan.
Nyamuk jenis culex sp, aedes aegypty, biasanya diberantas dengan
penyemprotan racun serangga. Namun di samping adanya dampak positif seperti dapat membunuh nyamuk penular, memunyai khasiat tergantung
macam, bentuk, dan konsentrasi insektisida serta dengan masuknya ke
dalam tubuh - ada pula dampak negatifnya. Di antaranya keracunan pada
manusia, hewan ternak, polusi lingkungan, dan hama menjadi resisten
(tahan). Di samping itu, penyemprotan dengan insektisida sintesis
juga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Berbeda dengan serai, mengandung senyawa kimia yang alamiah.
Kandungan kimia tanaman serai lebih banyak dilakukan pada batang dan
daun. Caranya, batang dan daun dihaluskan, lalu dicampur dengan
pelarut dan menghasilkan minyak asiri yang mengandung senyawa sitral,
sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farsenol methil heptenon, dan
dipentena.
**
SERAI mengandung senyawa berbentuk padat dan berbau khas. Minyak
atsiri yang merupakan produksi serai, terdiri dari berbagai senyawa.
Salah satu senyawa yang dapat membunuh nyamuk adalah sitronela.
Sitronela memunyai sifat racun (desiscant), menurut cara kerjanya
racun ini seperti racun kontak yang dapat memberikan kematian karena
kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk
kekurangan cairan.
Serai dibuat dalam bentuk ekstrak. Ekstrak adalah sediaan kering,
kental atau cair dibuat dengan "menyari" simplisia nabati atau hewani
menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari. Ekstrak
kering harus mudah digerus atau campuran etanol dari air. Yang paling
mudah dengan menghaluskan bahan ekstrak (diblender), kemudian
dicampur air sebagai pelarut. Pengadaan ekstrak serai dapat dilakukan
dengan cara:
1. Daun dan batang serai sebanyak 1 kg, dicuci lalu ditiriskan sampai
kering dan dihaluskan dengan blender.
2. Hasil blenderan kemudian dilarutkan ke dalam air sebanyak 250 ml
dan direndam selama 1 malam.
3. Rendaman tersebut lalu disaring, hasilnya disimpan dalam botol dan
diencerkan dengan aquadest.
Bahan inilah yang nanti digunakan dalam penyemprotan nyamuk dengan
konsentrasi senyawa kimia yang cukup rendah dan alamiah. Di samping
tidak mengeluarkan biaya yang cukup besar, bahan ini bisa dibuat
dengan cara yang sederhana dan banyaknya cairan ini dapat disesuaikan
dengan kebutuhan yang kita inginkan.
*[Budi Imansyah/sanitarian dan dosen pembimbing pada AKL Kutamaya, Bandung]
Download