Uploaded by fathulalfian

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan

advertisement
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, 48 dari 95 siswa responden (50,5%) di kelas XII IPA SMAN
1 Jakarta mengalami kesulitan memahami pelajaran Biologi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain hafalan yang cukup banyak, kesulitan untuk mengingat istilah asing dan bahasa Latin, serta
media belajar yang digunakan kurang menarik. Berdasarkan hasil kuisioner analisis kebutuhan 32,94%
pilihan responden menyatakan bahwa materi yang paling sulit Pengembangan Permainan Monopoli
Termodifikasi Sebagai Media Pembelajaran pada Materi Sistem Hormon (Penelitian dan Pengembangan di
SMAN 1 Jakarta) Development of Modified Monopoly Game as a Learning Media On Endocrine System
(Research and Development at Senior High School 1 Jakarta) Tresna Puspa Herdani, Nurmasari Sartono,
dan Dian Evriyani Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Jl. Pemuda No. 10
Rawamangun, Jakarta Timur. 13220. Indonesia Email: [email protected] Abstract Monopoly is
one of the games that can be applied as a learning media. Modifications of this media were applied so this
game intended to informed teacher about students’ cognitive ability and to increase students’ learning
stimulus acceptance. The aim of this research was to develop modified monopoly game as learning media
on endocrine system. The research was held at Senior High School 1 Jakarta using research and
development method. Need assessment, product development, and try-out and revision were the steps in
this research. In the try-out and revision step, media expert and material expert were involved as the
assessors, meanwhile Biology teacher, and students grade XI at Senior High School 1 Jakarta were
performed as the media user. After the whole try out process, the product received the lowest score was
72,67%, and the highest was 94,63%. And the average score was 85,66% that achieved a very good
interpretation. The result of this research showed that the modified monopoly game could be utilized as one
of learning media on Endocrine System at Senior High School grade XI science. Keywords: monopoly,
modified, media, endocrine system. 21 dipahami adalah materi sistem koordinasi. Dari tiga sub bab yang
ada pada materi Sistem Koordinasi, berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi diketahui bahwa
guru dan siswa lebih banyak mengalami kendala belajar pada materi Sistem Hormon. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa memahami materi Sistem Hormon adalah dengan
menggunakan media pembelajaran yang tepat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Arsyad (2011) bahwa
media pembelajaran merupakan salah satu unsur penting yang akan mempengaruhi suasana kegiatan
belajar. Hingga saat ini, buku paket dan slidePowerPoint merupakan media yang paling sering digunakan
di SMAN 1 Jakarta. Penggunaan buku paket atau slidePowerPoint sebagai media dengan metode ceramah
memungkinkan penanaman konsep yang lebih terarah dari guru ke siswa. Namun demikian, cara tersebut
dapat menimbulkan suasana kebosanan dan kejenuhan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga
dibutuhkan satu variasi dalam kegiatan pembelajaran yang dapat memaksimalkan peran aktif siswa di kelas.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan penulis di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Candiroto
Temanggung, dalam proses pembelajaran masih ada 62 dari 123 siswa responden (50,04%)
mengalami kesulitan memahami pelajaran Biologi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain hafalan yang cukup banyak, kesulitan untuk mengingat istilah asing dan bahasa Latin, serta
media belajar yang digunakan kurang menarik. Berdasarkan hasil kuisioner analisis kebutuhan
32,94% pilihan responden menyatakan bahwa materi yang paling sulit Pengembangan Permainan
Monopoli Termodifikasi Sebagai Media Pembelajaran pada Materi Sistem Hormon
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa memahami materi
Sistem Hormon adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Arsyad (2011) bahwa media pembelajaran merupakan salah satu unsur penting
yang akan mempengaruhi suasana kegiatan belajar. Hingga saat ini, proses pembelajaran pada
mata pelajaran Biologi sejak diterapkan kurikulum 2013 belum bisa dilakukan secara maksimal
karena beberapa faktor, pembelajaran masih bersifat konvensional. Buku paket dan
slidePowerPoint merupakan media yang paling sering digunakan di SMA Negeri 1 Candiroto
Temanggung. Penggunaan buku paket atau slidePowerPoint sebagai media dengan metode
ceramah memungkinkan penanaman konsep yang lebih terarah dari guru ke siswa. Namun
demikian, cara tersebut dapat menimbulkan suasana kebosanan dan kejenuhan dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas, sehingga dibutuhkan satu variasi dalam kegiatan pembelajaran yang
dapat memaksimalkan peran aktif siswa di kelas.
Berdasarkan pengamatan penulis di SMA Negeri 1 Candiroto Temanggung, dalam proses
pembelajaran, aktivitas belajar siswa masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik masih belum bisa mandiri, peserta didik
masih ketergantungan kepada guru dalam menemukan potensinya. Berdasarkan hasil wawancara
dan observasi awal dapat di simpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan selama ini pada
mata pelajaran biologi sejak diterapkan kurikulum 2013 belum bisa dilakukan secara maksimal
karena beberapa faktor, pembelajaran masih bersifat konvensional. Siswa
belajar
bersumber
hanya pada guru. Sedangkan sedangkan pembelajaran di era global ini membutuhkan metode dan
sumber belajar lain yang bisa mendukung.
Standarisasi diperlukan untuk menjamin akuntabilitas konten pembelajaran yang digunakan pada
e-Learning. Berdasarkan pengamatan dilapangan, banyak penyedia konten e-Learning tidak
memperhatikan standarisasi pendistribusian konten e-Learning. Menurut Djuniadi (2006), model
pembelajaran e-Learning harus memenuhi standarisasi sebagai berikut : 4 1. Interoperability, yaitu sistem
tidak mengalami data tidak ditemukan ketika digunakan. 2. Reusability, yaitu sistem yang dibangun
memiliki konten atau materi yang senantiasa dapat digunakan terus–menerus. 3. Manageability, yaitu
sistem yang dibangun mampu mengelola informasi tentang mahasiswa dan mata kuliah dengan baik. Data
tersebut dapat ditelusur kembali dan didapatkan data yang benar. 4. Accessibility, sistem yang dibangun
mempunyai layanan akses yang diberikan kepada mahasiswa berperan dengan baik. Sehingga mahasiswa
dapat memperoleh materi dengan benar dan dapat dilakukan sembarang waktu. 5. Durability, sistem yang
dibangun tidak mengalami keusangan atau dengan kata lain sistem tersebut senantiasa up to date. SCORM
(Shareble Content Object Reference Model) merupakan standarisasi pendistribusian konten e-Learning
yang dikeluarkan oleh ADL (Advanced Distributed Learning). Standarisasi ini memungkinkan pertukaran
objek pembelajaran antara LMS yang satu dengan yang lainnya, sehingga konten pembelajaran tersebut
dapat digunakan terus menerus (reusability) dengan memperbaharui isi tanpa membuat dari awal lagi (Bohl
2002). MOODLE merupakan akronim dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment
adalah paket perangkat lunak open source di bawah lisensi GNU/GPL (Public License) yang berguna untuk
membuat dan mengadakan kursus, pelatihan dan pendidikan berbasis internet (Prakoso 2005).
Pengembangan MOODLE didesain untuk mendukung kerangka konstruksi sosial dalam pendidikan 5 dan
termasuk dalam model CAL+CAT (Computer Assisted Learning+Computer Assisted Teaching) yang
disebut LMS (Learning Management System). Saat ini MOODLE telah mendukung standar pendistribusian
konten e-Learning yang mengacu pada SCORM.
Download