Uploaded by User70290

Kompleksometri 1 Perbaikan (2)

advertisement
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi :
KOMPLEKSOMETRI
Disusun Oleh :
FAISAL AZIS RAMADHAN
Group
: Kelompok 1
Rekan Kerja
: 1. Gilbert Christian M. S
2. Adzana Widhia Tama
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
LEMBAR PENGESAHAN
Materi
: KOMPLEKSOMETRI
Kelompok
:1
Anggota
: Faisal Azis Ramadhan
21030118140133
Gilbert Manalu M. S.
21030118120011
Adzana Widhia Tama
21030118140190
Semarang, ……Oktober 2020
Mengetahui
Dosen Pengampu
Asisten Pembimbing
Dani Puji Utomo, S.T., M. T
Sadam Arrois
ID. 10001710
NIM 21030118120058
RINGKASAN
Salah satu cara menganalisa parameter terhadap logam dalam sampel/
kesadahan air adalah dengan menggunakan metode analisa kompleksometri.
Analisa kompleksometri merupakan salah satu analisa titrasi volumetrik yang
mencakup pembentukan kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit
sekali terdisosiasi. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisa kesadahan
sementara, kesadahan tetap, dan kesadahan total dalam sampel yang berwujud cair
serta menganalisa kandungan CaO di dalam sampel padat yaitu cangkang telur
bebek.
Analisa kompleksometri yang akan dilakukan dalam praktikum ini
menggunakan larutan standar EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) dengan
indikator. EBT (Eriochrom Black T). Titik akhir titrasi ditandai oleh perubahan
warna sampel dari warna merah anggur menjadi warna biru. Sebagai titran
menggunakan garam Na2EDTA.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini berupa HCl, KOH, EDTA,
larutan buffer, indicator EBT, Na2EDTA, MgEDTA, air kali tembalang, air isotonic
pocari sweat, air PDAM, dan cangkang telur bebek. Untuk alatnya sendiri
menggunakan statif, kelm, buret, pipet tetes, cawan porselin, labu takar. Prosedur
praktikum yang dilakukan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu prosedur penetapan
kesadahan total, penetapan kesadahan tetap serta penetapan kadar CaO pada
cangkang telur bebek
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh data berupa kesadahan
total, tetap dan sementara pada sampel cair air PDAM berturut turut yakni 340
ppm, 136,7 ppm, 203,3 ppm. Untuk sampel cair air kali Tembalang diperoleh data
kesadahan total, tetap dan sementara berturut turut yakni 383 ppm, 193 ppm, 190
ppm. Untuk sampel cair air isotonic pocari sweat diperoleh data kesadahan total,
tetap dan sementar berturut turut yakni 526 ppm, 283 ppm, dan 243 ppm.
Penetapan kadar CaO pada sampel padat berupa cangkang telur bebek didapatkan
hasil sebesar 54,15 %.
Untuk praktikum selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah keteletian
saat menjalankan prosedur dimulai saat pengeringan sampel, penyaringan dan
titrasi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sarjana Teknik Kimia terkadang dituntut untuk memiliki
keterampilan dalam hal menganalisa kandungan logam (Ca, Ba, Sr, Cu,
Zn, Cd, Bi, Al, Sc, Hg, Ni, Co, Mg), kesadahan (yang dinyatakan sebagai
CaCO3, HCO3) dan/atau CaO di dalam sampel berwujud cair maupun
dalam sampel padat. Ultimate analysis terhadap logam- logam di dalam
sampel, atau kondisi kesadahan air, umumnya diperlukan untuk
mengetahui spesifikasi bahan yang akan diolah atau diproses lebih lanjut
di unit produksi. Salah satu cara menganalisa parameter tersebut di atas
adalah dengan menggunakan metode analisa kompleksometri. Banyak
laboratorium di berbagai jenis industri yang menggunakan metode analisa
kompleksometri untuk mengukur parameter-parameter tersebut diatas
seperti industri semen, industri baja serta industri yang menggunakan
steam (uap), industri air minum kemasan, dan lain sebagainya. Sebagai
contohnya, standar analisa untuk kesadahan dapat mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) Nomor 3554:2015.
Analisa kompleksometri merupakan salah satu analisa titrasi
volumetrik yang mencakup pembentukan kompleks atau ion kompleks
yang larut namun sedikit sekali terdisosiasi. Larutan standar yang dapat
digunakan meliputi EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat), DCYTA
(Diamino Cyclohexane Tetraacetic Acid), EGTA (Ethylene Glycol
Tetraacetic Acid), NTA (Nitrilo Triasetat), dan Trien. Analisa
kompleksometri yang akan dilakukan dalam praktikum ini menggunakan
larutan standar EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat). Untuk mengetahui
titik akhir titrasi dalam analisa kompleksometri menggunakan EDTA
diperlukan indikator. Salah satunya adalah EBT (Eriochrom Black T).
Titik akhir titrasi ditandai oleh perubahan warna sampel dari warna merah
anggur menjadi warna biru. Sebagai titran menggunakan garam
Na2EDTA. Jika di dalam sampel terdapat logam Ca, Mg, atau Fe, maka
akan terjadi substitusi antara logam berat dengan ion Natrium dalam titran
Na2EDTA. Dari hasil substitusi atau kebutuhan EDTA akan diketahui
berapa kandungan logam tersebut dalam sampel.
1.2.
Tujuan Praktikum
1.
Menganalisa kesadahan sementara, kesadahan tetap, dan kesadahan
total dalam air PDAM, air isotonic pocari sweat, air kali tembalang
2.
Menganalisa kandungan CaO di dalam Cangkang telur bebek
1.3 Manfaat Praktikum
1.
Mahasiswa
memahami
dan
mempunyai
keterampilan
untuk
menganalisa kesadahan sementara, kesadahan tetap, dan kesadahan
total dalam sampel air PDAM, air kali Tembalang dan air isotonic
pocari sweat
2. Mahasiswa memahami dan mempunyai keterampilan menganalisa
kandungan oksida logam CaO dalam cangkang telur bebek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Kompleksometri
Kompleksometri adalah salah satu jenis analisa kimia kuantitatif
yang melibatkan pembentukan senyawa kompleks atau ion kompleks yang
larut tapi sedikit terdisosiasi. Larutan standar yang digunakan antara lain
adalah EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat), DCYTA (Diamino
Cyclohexane Tetraacetic Acid), EGTA (Ethylene Glycol Tetraacetic
Acid), NTA (Nitrilo Triasetat), Trien dan indikator yang digunakan adalah
methallochromic indicator, berupa senyawa organik yang dapat
menghasilkan warna yang intensif ketika membentuk senyawa logam
kompleks. Indikator tersebut antara lain adalah EBT, Murexide,
Metalphthalein, Pyridylazo Naphthol, Pyrocatechol Violet, Xylenol
Orange, Calcon dan Calgamite. Senyawa kompleks terbentuk dari suatu
reaksi ion logam suatu kation dengan suatu anion atau molekul netral. Ion
logam dalam molekul kompleks disebut atom pusat sedangkan ion atau
gugus terikat pada atom pusat disebut ligan. Banyaknya ikatan yang
dibentuk oleh atom logam pusat disebut bilangan koordinasi logam itu.
Reaksi yang membentuk kompleks ini dapat disebut sebagai reaksi asam
basa Lewis, dengan ligan bertindak sebagai basa yang menyumbangkan
sepasang elektronnya kepada kation yang merupakan asamnya. Indikator
juga dapat bereaksi dengan H3O+ membentuk senyawa yang berwarna,
mirip dengan senyawa kompleks metal-indikator. Dalam hal ini, maka
sangat penting mengontrol pH untuk mencegah terjadinya kompetisi
antara ion logam dengan H3O+.
2.2
Larutan Standard EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat)
EDTA merupakan ligan seksidentat yang berpotensi dapat
berkoordinasi dengan ion logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan
empat gugus asetat bebas sering disingkat H2Y2-. EDTA merupakan
larutan penetrasi pembentuk khelat yang dapat digunakan untuk analisa
kimia dari berbagai logam. Titrasi ion logam dengan pembentukan khelat
ini disebut titrasi khelometrik. Na2EDTA digunakan sebagai titran dalam
titrasi kompleksometri.
Gambar 2.1 Struktur NA2EDTA
2.3
EBT (Eriochrom Black T)
EBT (Eriochrom Black T) adalah salah satu indikator ion logam
yang dipakai dalam analisa kompleksometri dengan struktur molekul
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2 dan sering dinyatakan dengan
singkatan H2In.
Gambar 2.2 Struktur Eriochrom Black T
Perubahan EBT pada macam-macam pH:
2.4
H2In-
HIn2+
ln3-
Merah
biru
orange
Ph 5,3-7,3
pH 10,5-12,5
pH ≥12,5
Reaksi
1. Ca2+ + H2In → CaIn (merah) + 2H+
CaIn- + H2Y2- → CaY2- + HIn2-(biru) + H+
2. Sampel + Titran
3. Sampel + Indikator + titran
2.5
Larutan Buffer dan Ph
Larutan buffer adalah suatu campuran asam atau basa lemah dari
garamnya. Larutan buffer dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu larutan
buffer asam, larutan buffer basa, dan larutan buffer netral. Ketiga jenis
larutan buffer ini dapat dibuat menggunakan bahan yang berbeda-beda.
Campuran dari larutan CH3COOH dan CH3COONa membentuk larutan
buffer asam, campuran dari larutan NH4OH dan NH4Cl membentuk larutan
buffer basa, serta campuran dari larutan NaH2PO4 dan Na2HPO4
membentuk larutan buffer netral. Larutan buffer memiliki sifat:
1. pH dianggap tidak berubah walaupun larutan diencerkan.
2. pH dianggap tidak berubah walaupun ditambah sedikit asam atau basa.
Derajat keasaman, pH minimal untuk titrasi logam dengan EDTA adalah
sebagai berikut: Fe3+ (1,5); Hg2+ (2,2); Cu2+ dan Ni2+ (3,2); Pb2+ (3,3); Cd2+
(4,0); Co2+ dan Zn2+ (4,1); Fe2+ (5,1); Ca2+ (7,3); Mg2+ (10).
2.6
Kesadahan
Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ dan atau Mg2+.
Kesadahan dapat dinyatakan sebagai ppm CaCO3, ppm HCO3, derajat
Jerman (oD) maupun derajat Perancis (oF).
Kesadahan diklasifikasi menjadi 2, yaitu:
1. Kesadahan sementara
Berisi garam bikarbonat Ca dan Mg. Dapat dihilangkan dengan
pemanasan.
2. Kesadahan tetap
2+
Berisi garam Ca
dan atau Mg
2+
dalam bentuk SO42- dan Cl-.
Dapat dihilangkan dengan menambahkan soda atau zeolit.
Cara melunakkan air sadah:
a. Kesadahan
sementara
dihilangkan
dengan cara pendidihan Ca (HCO3)2
→ CaCO3
putih + H2O + CO2
b. Kesadahan tetap dihilangkan dengan menambahkan garam
Natrium
CaCl2+Na2CO3→CaCO3+2NaCl
MgSO4 + Na2CO3 → MgCO3 +Na2SO4
c. Air sadah yang mengandung garam sulfat juga dapat
dihilangkan dengan cara disaring menggunakan saringan yang
diberi batu zeolit sehingga anion SO42- yang terdapat dalam air
akan terjerap dalam zeolit dan akhirnya menjadi lunak.
SiO2AlO2Na2O + Ca (HCO3)2 → 2SiO2Al2O3CaO + 2NaHCO3
d. Dengan resin damar sintetis
R – SO3H + Ca2+ → R(SO3)2Ca + 2H+
Resin ada 2 macam:
-
Resin kationik untuk penukar kation
Damar yang mengandung gugus COOH / SO3H Rumus:
RCOOH / R(SO3H)
-
Resin amina untuk penukar anion Damar mengandung gugus
NH2
Rumus: R(NH2)2
e. Ion exchanger
Prinsipnya sama dengan resin sintetik, diperlukan resin
kation dari anion untuk mengikat logam Ca, Mg maupun ion
klorida, karbonat, maupun sulfat. Air yang dihasilkan akan
bebas ion-ion tersebut diatas. Air yang akan dilunakan
(demineralisasi) dilewatkan melalui resin penukar ion sampai
resin menjadi jenuh. Resin yang sudah jenuh diregenerasi untuk
mengaktifkan kembali resinnya.
2.7
Baku Mutu Air
Baku mutu air adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi,
atau komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya di dalam air. Baku mutu digunakan untuk
menentukan layak atau tidaknya suatu produk sesuai ketentuannya.
Sebagai parameter batas kesadahan air bersih dapat mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus
per Aqua, dan Pemandian Umum, yang menetapkan standar baku mutu
kesehatan lingkungan untuk media air untuk keperluan Higiene Sanitasi
untuk kesadahan (CaCO3) maksimum adalah 500 mg/L. Sedangkan
untuk parameter batas kesadahan air minum mengacu pada Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
:
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
yang menyatakan bahwa baku mutu kandungan CaCO3 air minum
adalah500mg/L.
2.8
Penggunaan Kompleksometri Dalam Industri
Analisa kompleksometri dapat digunakan dalam industri-industri.
Penggunaan tersebut diantaranya:
1. Menentukan kadar CaO dalam batu gamping, gipsum, dan semen.
2. Menentukan kadar Co, Cu, Fe, Pb, Zn dalam besi baja.
3. Menentukan kadar logam Al, Ca, Mg, Zn, Pb, Cu, Co, Fe, Ni, Pb.
4. Menentukan kesadahan air feed water boiler (CaCO3, HCO3, oD, oF).
5. Dipakai dalam industri air minum untuk mengetahui air yang
memenuhi syarat air bersih maupun minum (kandungan logam berat).
2.9
Fungsi Reagen
1. HCl
= melarutkan kapur agar kotoran juga larut.
2. KOH
= membuat larutan basa (pH=10) agar indicator berfungsi
baik.
3. KCN
= membuat kompleks dengan bahan pengganggu sebab
kation dapat bereaksi dengan EDTA.
4.
EDTA
= Larutan standar titrasi
5. Buffer
= mempertahankan pH
6. EBT
= Indikator untuk menunjukan perubahan TAT pada titrasi
7. MgEDTA = mencegah TAT timbul lebih awal dalam campuran Mg
dan Ca sehingga meningkatkan selektivitas terhadap
pembentukan kompleks CaEDTA
2.10. Sifat Fisis dan Kimia Bahan
1. HCl
Fisis:
-
BM = 36,47 gram/mol
-
Titik Didih = -85,5℃
-
Titik Lebur = -111℃
-
Massa Jenis = 1,268 gram/ml
-
Tidak berwarna
- Kelarutan dalam 100 bagian air (air panas = 82,3 bagian, air
dingin= 56,1 bagian)
Kimia:
- Dalam keadaan pekat dan dipanasi dapat mereduksi kromat
dihasilkan ion krom, reaksi:
2K2CrO4 + 10HCl → 2Cr3+ + 8Cl2 + 2K+ + 8H2O
-
Menyerap CO2 dengan reaksi:
CO2 + 2K+ + 2OH- → K2CO3 + H2O
2.
Dalam keadaan encer mengendapkan mercuri sebagai Kalomel
KOH
Fisis:
-
BM = 50,1 gram/mol
-
Titik Didih = 1520oC
-
Titik Lebur = 380oC
-
Warna putih
-
Kelarutan dalam 100 bagian air (panas = 126, dingin = 97 bagian)
Kimia:
-
Merupakan basa kuat yang dalam air terionisasi sebagai berikut:
KOH → K++ OH-
3.
Membirukan lakmus merah
KCN
Fisis:
-
BM = -65,11gram/mol
-
Massa Jenis = 1,529 gram/ml
-
Titik Leleh = 6,345oC
-
Warna jernih
-
Kelarutan dalam 100 bagian air panas = 122,2 bagian
-
Bentuk krital kalsite
Kimia:
- Merupakan garam
- Dapat membentuk senyawa kompleks dengan logam yang dari
golongan transisi
6 CN- + Fe2+ → [Fe (CN)6]46 CN- + Fe2+ → [Fe (CN)6]4-
2.11 Bahaya Penggunaan Reagen dalam Laboratorium
1. HCl
HCl merupakan senyawa yang korosif. Senyawa ini dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit, mata, dan saluran pencernaan yang
parah. Selain itu juga berbahaya jika tertelan. Kabut atau uap yang
dihasilkan dari HCl sendiri sangat mengiritasi mata dan saluran pernafasan.
Untuk penanggulangan bahaya jika terhirup berpindahlah tempat ke udara
segar. Jika sulit bernapas berikan bantuan oksigen. Jika korban tidak
bernapas, berikan napas buatan dari mulu ke mulut. Untuk penanggulangan
jika tertelan segera berikan bantuan medis. Untuk penanggulangan jika
tersentuh, bilas area yang terkena air setidaknya selama 15 menit. Untuk
penanggulangan kontak mata, basuh mata dengan aliran air setidaknya 15
menit. (MSDS, 2012)
2. KOH
KOH merupakan senyawa yang korosif. Senyawa ini dapat
menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan, luka bakar pada kulit,
serta gangguan pada pencernaan jika tertelan. Untuk penanggulangan
bahaya jika terhirup berpindahlah ke tempat dengan udara yang segar. Jika
mulai sulit bernapas, lakukan pernapasan secara perlahan. Untuk
penanggulangan jika terkena kulit bilas dengan air yang mengalir selama 15
menit dan jangan gunakan penetral kimiawi.Jika tertelan dalam jumlah
sedikit, minumlah air dengan banyak, jangan beri penetral kimia namun jika
tertelan dalam jumlah banyak, bawalah korban ke rumah sakit. Jika terkena
mata, bilas dengan air mengalir selama 15 menit dan tutup mata secara
aseptic. (MSDS, 2012)
3. KCN
KCN merupakan senyawa yang korosif pada bahan logam serta
sangat beracun jika kontak dengan gas dan air. Senyawa ini dapat membuat
iritasi mata, dapat menyebabkan mual dan muntah, dapat mempengaruhi
system
kardiovaskular,
serta
mempengaruhi
kerja
ginjal.
Untuk
penanggulangan jika terkena mata bilas secara hati hati sengan air selama
beberapa menit. Jika terkena kuli, bilas dengan air serta lepas pakaian yang
terkontaminasi. Jika terhirup pindahlah ke tempat dengan udara segar serta
bernapaslah dengan perlahan. (MSDS, 2018)
4. Na2EDTA
Na2EDTA merupakan senyawa yang dapat menyebabkan iritasi
pada mata dan system pernapasan serta menyebabkan iritasi pada kulit.
Selain itu berbahaya jika tertelan. Untuk penanggulangan bahaya jika
tertelan bilas lah mulut dengan banyak air serta jangan dimuntahkan dan
larikan korban ke rumah sakit. Jika terkena mata bilaslah dengan air selama
beberapa menit. Jika terhirup pindahlah ke tempat dengan udara yang segar
serta bernapaslah dengan perlahan. (MSDS, 2012)
2.12 Deskripsi Sampel
2.12.1 Deskripsi Sampel Cair
Air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) merupakan air
yang dialirkan oleh PDAM daerah tersebut ke seluruh masyarakat yang
menggunakannya. Pada umumnya pemakaian energi listrik yang
terbesar di PDAM, khususnya yang menggunakan air baku dari sungai
maupun yang menggunakan sumur bor dan atau pendistribusian air
minum dilakukan dengan pemompaan. Direktorat Pengembangan Air
Minum(2014).
Kali atau Sungai merupakan perairan terbuka yang mengalir
dan mendapat masukan dari semua buangan yang berasal dari kegiatan
manusia di daerah pemukiman, pertanian dan industri didaerah
sekitarnya. Masukan buangan ke dalam sungai akan mengakibatkan
perubahan faktor fisika, kimia, dan biologi di dalam perairan
(Sahabudin dkk., 2014).
Air isotonic pocari sweat adalah minuman dengan tekanan
osmosis sama yang merupakan sifat infus yang masuk kedalam
pembuluh darah. Data dari Morimoto (1985) diperoleh bahwa larutan
elektrolit lebih cepat dibandingkan air oleh tubuh. Ini menujukkan
bahwa larutan elektrolit lebih baik digunakan sebagai pengganti cairan
tubuh yang hilang akibat aktivitas fisik dibandingkan air. Minuman
isotonik berisi larutan elektrolit yang terdiri dari ion positif dan negatif
yang memang terserap lebih cepat dibanding larutan gula. Satu kaleng
pocari sweat terdapat kalsium, kalium, magnesium, gula, air, natrium
dan vitamin C. Dari kandungan ini terdapat hanya 87 kalori dari 330 ml
sat kaleng pocari sweat ( Muhyi, 2015).
2.12.2 Deskripsi Sampel Padat
Tidak seperti telur, cangkang telur biasanya hanya dibuang
begitu saja ke tempattempat pembuangan sampah. Cangkang telur
merupakan lapisan keras yang melindungi telur dari kondisi lingkungan
sekitar. Cangkang ini berbentuk keras serta memiliki kandungan
kalsium yang cukup tinggi. Sayangnya selama ini manfaat cangkang
telur masih jarang bahkan tidak begitu diperhatikan sama sekali.
Padahal kalsium yang terkandung didalamnya merupakan salah satu
jenis makronutrien yang bermanfaat bagi tubuh (Azis dkk., 2018).
2.13 Baku Mutu Air Minum
Baku mutu air minum adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau harus ada sebagai pertimbangan dalam
pemenuhan kebutuhan air minum. Berdasarkan PerMenKes RI Nomor:
492/MENKES/PER/IV/2010 Tanggal: 19 April 2010, untuk baku mutu air
dilampirkan sebagai berikut
Tabel 2.1 Baku mutu air minum
I.
Parameter Wajib
No. Parameter
Satuan
Kadar Max
1. E. Coli
per 100 ml sampel
0
2. Total Bakteri koliform
per 100 ml sampel
0
1.
Parameter kesehatan
a.
Parameter Mikrobiologi
b.
Kimia an-organik
1. Arsen
mg/L
0,01
2. Fluorida
mg/L
1,5
3. Total Kromium
mg/L
0,05
4. Kadmium
mg/L
0,003
5. Nitrit, (NO2-)
mg/L
3
6. Nitrat, (NO3-)
mg/L
50
7. Sianida
mg/L
0,07
8. Selenium
mg/L
0,01
2.
Parameter non Kesehatan
a.
Parameter Fisik
1.Bau
Tidak Berbau
2. Warna
TCU
15
3.TDS
mg/L
500
4.Kekeruhan
NTI
5
5.Rasa
℃
±3
1. Alumunium
mg/L
0,2
2.Besi
mg/L
0,3
3.Kesadahan
mg/L
500
4.Khlorida
mg/L
250
5.Mangan
mg/L
0,4
6.Suhu
b.
Tida Berasa
Parameter Kimiawi
6.pH
6,5 -8,5
7.Seng
mg/L
3
8.Sulfat
mg/L
250
9.Tembaga
mg/L
2
10.Amonia
mg/L
1,5
II.
Parameter Tambahan
1.
Kimiawi
a.
Bahan Anorganik
b.
Air Raksa
mg/L
0,001
Antimon
mg/L
0,02
Barium
mg/L
0,7
Boron
mg/L
0,5
Molybdenum
mg/L
0,07
Nikel
mg/L
0,07
Sodium
mg/L
200
Timbal
mg/L
0,01
Uranium
mg/L
0,015
KMnO4
mg/L
10
Deterjen
mg/L
0,05
Carbon tetrachloride
mg/L
0,004
Dichloromethane
mg/L
0,02
1,2 Dichloroethane
mg/L
0,05
1,2 Dichloroethene
mg/L
0,05
Trichloroethene
mg/L
0,02
Tetrachloroethene
mg/L
0,04
Benzene
mg/L
0,01
Toluene
mg/L
0,7
Xylenes
mg/L
0,5
Bahan Organik
Chlorinated alkanes
Chlorinated ethenes
Aromatic hdyrocarbons
Ethylbenzene
mg/L
0,3
Styrene
mg/L
0,02
1,2 Dichlorobenzene
mg/L
1
1,4 Dichlorobenzene
mg/L
0,3
2 ethylhexyl phthalate
mg/L
0,008
Acrylamide
mg/L
0,0005
Epichlorohydrin
mg/L
0,0004
Hexachlorobutadiene
mg/L
0,0006
EDTA
mg/L
0,6
NTA
mg/L
0,2
Chlorinated benzenes
c
Pestisida
.
Alachlor
mg/L
0,02
Aldicarb
mg/L
0,01
Aldrin dan dieldrin
mg/L
0,00003
Atrazine
mg/L
0,002
Carbfuran
mg/L
0,007
Chlordane
mg/L
0,0002
Chlorotoluron
mg/L
0,03
DDT
mg/L
0,001
DBCP
mg/L
0,001
2,4Dicloropenoxyaceti
mg/L
0,03
1,2 Dichloropropane
mg/L
0,04
Isoproturon
mg/L
0,009
Lindane
mg/L
0,002
MCPA
mg/L
0,002
Methoxychlor
mg/L
0,02
Metolachor
mg/L
0,01
Molinate
mg/L
0,006
Pendimethalin
mg/L
0,02
Pentachlorophenol
mg/L
0,009
Permethrin
mg/L
0,3
Simazine
mg/L
0,002
Trifluralin
mg/L
0,02
2,4 DB
mg/L
0,09
Dichlorprop
mg/L
0,1
Fenoprop
mg/L
0,009
Mecoprop
mg/L
0,001
2,4,5
mg/L
0,009
mg/L
5
Bromate
mg/L
0,01
Chlorate
mg/L
0,7
Chlorite
mg/L
0,7
2,4,6 TCP
mg/L
0,2
Bromoform
mg/L
0,1
Dibromochloromethane
mg/L
0,1
Bromodichloromethane
mg/L
0,06
Chloroform
mg/L
0,3
Chlorophenoxy herbicide
Trichlorophenoxyacetic
d.
Desinfektan
Desinfektan
Chlorine
Hasil Samping
Chlorophenols
Chlorinated acetic acids
Dichloroacetic acid
mg/L
0,05
Trichloroacetic acid
mg/L
0,02
Dichloroacetonitrile
mg/L
0,02
Dibromoacetonitrile
mg/L
0,07
Cyanogen chloride
mg/L
0,07
Gross alpha activity
Bq/l
0,1
Gross beta activity
Bq/l
1
Chloral hydrate
Halogen acetonitrilies
2.
Radioaktifitas
2.14 Baku Mutu Air Bersih
Baku mutu air bersih adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya di dalam air. Berdasarkan PerMenKes RI Nomor:
416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal: 3 September 1990, untuk baku mutu air
dilampirkan sebagai berikut
Tabel 2.2 Baku mutu air bersih
No. Parameter
Satuan
Kadar Max
Keterangan
Tidak
A.
Fisika
1.
Bau
-
-
2.
Zat padat terlarut
mg/L
1500
3.
Kekeruhan
Skala NTU
25
4.
Rasa
-
-
5.
Suhu
℃
± 3℃
6.
Warna
Skala TCU
50
B.
Kimia
a.
Kimia Anorganik
Berbau
Tidak berasa
-
1.
Air Raksa
mg/L
0,001
2.
Arsen
mg/L
0,05
3.
Besi
mg/L
1,0
4.
Fluorida
mg/L
1,5
5.
Kadnium
mg/L
0,005
6.
CaCO3
mg/L
500
7.
Klorida
mg/L
600
8.
Kromium, valensi 6
mg/L
0,05
9.
Mangan
mg/L
0,5
10.
Nitrat, sebagai N
mg/L
10
11.
Nitrit, sebagai N
mg/L
1,0
Merupakan
batas
max
dan
min,
12.
pH
mg/L
6,5-9
khusus
air
13.
Selenium
mg/L
0,01
hujam
pH
14.
Seng
mg/L
15
15.
Sianida
mg/L
0,1
16.
Sulfat
-
400
17.
Timbal
mg/L
0,05
b.
Kimia Organik
1.
Aldrin dan Dieldrin
mg/L
0,0007
2.
Benzena
mg/L
0,01
3.
Benzo (a) pyrene
mg/L
0,00001
4.
Chlorodane
mg/L
0,007
5.
Cloroform
mg/L
0,03
6.
2,4 D
mg/L
0,1
7.
DDT
mg/L
0,03
8.
Detergen
mg/L
0,5
9.
1,2 Discloroethane
mg/L
0,01
10.
1,1 Discloroethane
mg/L
0,0003
min 5,5
11.
Heptaclor & epoxide
mg/L
0,003
12.
Hexachlorobenzene
mg/L
0,00001
13.
Gamma HCH
mg/L
0,004
14.
Methoxychlor
mg/L
0,1
15.
Pentachlorophanol
mg/L
0,01
16.
Pestisida Total
mg/L
0,1
17.
2,4,6 urichlorophenol
mg/L
0,01
18.
KMnO4
mg/L
10
C.
Mikro Biologik
1.
Total koliform (MPN)
Jumlah
per
50
Bukan
100ml
perpipaan
Jumlah per
Air
100ml
10
D.
Radio Aktivitas
1.
Aktivitas Alpha
Bq/L
0,1
2.
Aktivitas Beta
Bq/L
1,0
air
perpipaan
2.15 Aplikasi Kompleksometri dalam Sehari-hari
Metode kompleksometri ini dapat digunakan untuk meneliti suatu
sumber air yang digunakan masyarakat dan apakah air tersebut layak atau
tidak. Seperti uji penetapan kesadahan total pada air sumur di dusun Cekelan.
Air tanah di daerah Kemusu diperoleh dengan cara membuat sumur. Pada saat
direbus, air akan menghasilkan kerak di sekitar panci. Hal tersebut diduga
kesadahan air cukup tinggi. Oleh karena itu, air harus diendapkan dan
disaring terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai air minum atau
memasak. Gejala kesadahan air yang tinggi juga dapat diamati dari sabun
yang sulit berbusa. Akibatnya, masyarakat menambahkan detergent cukup
banyak untuk keperluan mencuci ( Astuti, dkk. 2015).
Selain itu metode ini dapat juga digunakan untuk menentukan kadar
kalsium dalam sampel padat contohnya cangkang telur bebek. Tidak seperti
telur, cangkang telur biasanya hanya dibuang begitu saja ke tempat tempat
pembuangan sampah. Cangkang ini berbentuk keras serta memiliki
kandungan kalsium yang cukup tinggi. Sayangnya selama ini manfaat
cangkang telur masih jarang bahkan tidak begitu diperhatikan sama sekali.
Padahal kalsium yang terkandung didalamnya merupakan salah satu jenis
makronutrien yang bermanfaat bagi tubuh (Azis dkk., 2018)
Metode ini juga dapat diaplikasikan dalam pengkelatan asam sitrat
sebagai ganti proses penyulingan panas pada proses pemurnian minyak nilam.
Minyak nilam dapat dimurnikan dengan metode kompleksometri dengan
bahan pengkelat Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA), asam sitrat dan asam
tartrat. EDTA dapat memurnikan minyak nilam lebih baik daripada asam
sitrat maupun asam tartrat, sementara asam sitrat lebih baik disbanding asam
tartrat (Ma’mun, 2008 dalam Septiana dkk., 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan yang Digunakan
3.1.1 Bahan
1. HCl(p)
2. KOH
3. EDTA
4. Indikator EBT
5. Larutan Buffer
6. Na2EDTA 0,01 N
7. MgEDTA 0,01 N
8. Air PDAM 500 ml
9. Air Isotonik Pocari Sweat 500 ml
10. Air Kali Tembalang 500 ml
11. Cangkang Telur Bebek 5 gram
3.1.2 Alat
1. Statif
7. Pipet Tetes
2. Klem
8. Corong
3. Buret
9. Pipet Volume
4. Beaker Glass
10. Pengaduk
5. Erlenmeyer
11. Cawan Porselin
6. Gelas Ukur
12. Labu Takar
3.1.3 Gambar dan Alat
Tabel 3.1 Gambar dan Alat
No
1
Nama Alat
Statif
Gambar Alat
Kegunaan
Sebagai alat
untuk
menempelkan
klem serta
untuk
menegakan
buret
2
Klem
Untuk
menjepit buret
dan
melekatkannya
kepada statif
ahar tegak
3
Buret
Merupakan
alat ukur
sekaligus
sebagai wadar
untuk titran
4
Beaker
Glass
Sebagai wadah
untuk
menampung
berbagai
larutan
kimiauntuk
diaduk atau
dipanaskan
5
Erlenmeyer
Merupakan
wadah untuk
menampung
titrat saat
proses titrasi
6
Gelas Ukur
Untuk
mengukur
volume larutan
dalam skala
tertentu
7
Pipet Tetes
Alat yang
digunakan
untuk
mengambil
larutan dalam
skala kecil
(tetes)
8
Corong
Merupakan
alat bantu
untuk
memindahkan
larutan ke
tempat lain
agar tidak
tumpah
9
Pipet
Volume
Alat yang
digunakan
untuk
mengambil
larutan dalam
skala kecil
10 Pengaduk
Untuk
mengaduk
larutan saat
dicampur
11 Cawan
Porselin
Sebagai wadah
untuk
menampung
sampel saat
reaksi dengan
suhu tinggi
12 Labu Takar
3.2
Alat untuk
mengencerkan
larutan
Prosedur Praktikum
3.2.1 Penetapan Kesadahan Total
1. Ambil 10 ml sampel air PDAM,air kali tembalang, dan air
isotonic pocari sweat, atur pH sampai 10 dengan KOH (jika pH
mencapai 12 menyebabkan Mg mengendap sehingga EDTA
hanya menetapkan Ca).
2. Tambah 1 ml buffer, 1 ml KCN, dan sedikit indikator EBT.
3. Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi
biru terang.
4. Catat volume titran yang diperlukan.
5. Ulangi 3 kali pada tiap sampel
Kesadahan Total =
(𝑉.𝑁)𝐸𝐷𝑇𝐴.𝐵𝑀 𝐶𝑎𝐶𝑂3.1000 𝑝𝑝𝑚
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
……………. (1)
Keterangan:
V
= Volume (mL)
N
= Normalitas (N)
BM = Berat molekul (g/mol)
ppm= Part per million (mg/L)
3.2.2 Penetapan Kesadahan Tetap
1. Ambil 100 ml sampel air PDAM, air kali tembalang,dan air
isotonic pocari sweat , masukkan dalam beaker glass, didihkan
selama 20-30 menit.
2. Sampel didinginkan, saring dengan kertas saring Whatmann
diameter pori < 0,5 µm.
3. Encerkan filtrat sampai 100 ml dalam labu takar.
4. Ambil 10 ml filtrat yang diencerkan, atur pH sampai 10
dengan KOH.
5. Tambah 1 ml buffer, 1 ml KCN, dan sedikit indikator EBT.
6. Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur
menjadi biru terang.
7. Catat volume titran yang diperlukan
8. Ulangi prosedur 3 kali tiap sampel
Kesadahan Tetap =
(𝑉.𝑁)𝐸𝐷𝑇𝐴.𝐵𝑀 𝐶𝑎𝐶𝑂3.1000 𝑝𝑝𝑚
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
………………… (2)
Kesadahan Sementara = Kesadahan Total – Kesadahan Tetap
(ppm CaCO3) Keterangan:
V
= Volume (mL)
N
= Normalitas (N)
BM
= Berat
molekul (g/mol)
ppm
= Part
per million
(mg/L)
3.2.3 Penetapan Kadar CaO dalam Cangkang Telur Bebek
1. Masukkan 5 gram cangkang telur bebek (basis kering oven) dalam
beaker glass pyrex 250 ml, larutkan dengan 10 ml HCl(p).Uapkan
sampai kering dengan kompor listrik.
2. Larutkan residu tersebut diatas dengan HCl pekat secukupnya
maks 25 ml.
3. Encerkan dengan air suling 100 ml, panaskan sampai 15 menit,
encerkan lagi dengan air suling sampai 100 ml.
4. Pindahkan 10 ml larutan tersebut ke labu takar 250 ml. Encerkan
dengan air suling sampai tanda batas.
5. Ambil 5 ml dan masukkan dalam labu takar 100 ml. Encerkan
dengan air suling sampai tanda batas.
6. Ambil 10 ml larutan yang telah diencerkan tadi, atur pH sampai 10
dengan larutan KOH.
7. Tambah 1 ml buffer, 1 ml KCN, 2-3 tetes MgEDTA, dan sedikit
indikator EBT.
8. Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi
biru terang. 10.Catat volume titran yang diperlukan
Kadar CaO, % =
(𝑉.𝑁)𝐸𝐷𝑇𝐴.𝐵𝑀 𝐶𝑎𝑂.100.𝑓𝑝
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)
……………………….(3)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Tabel 4.1 Perbandingan kesadahan total, tetap, dan sementara
No.
1.
2.
3.
Nama Sampel
Air PDAM
Air Kali Tembalang
Air Isotonik Pocari Sweat
Total
340 ppm
383 ppm
526 ppm
Kesadahan
Tetap
136,7 ppm
193 ppm
283 ppm
Sementara
203,3 ppm
190 ppm
243 ppm
Tabel 4.2 Kadar CaO dalam cangkang telur bebek
Kadar Praktis
54,15 %
Kadar Teoritis
77,3 % (Azis, M.Y, dkk, 2018)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kajian perbandingan kadar kesadahan total, tetap, dan sementara
Pada sampel air PDAM didapatkan nilai kesadahan total, tetap dan
sementara berturut turut yakni 340 ppm, 136,7 ppm, dan 203,3 ppm.
Dapat dilihat bahwa air PDAM sudah memenuhi syarat baku mutu air
dikarenakan PDAM sendiri merupakan badan dibawah pengawasan
pemerintah sehingga sudah pasti penyediaan air harus sesuai dengan
syarat yang ditetapkan dalam pemerintah dalam Permenkes RI Nomor:
416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal: 3 September 1990.
Pada sampel air kali Tembalang didapatkan nilai kesadahan total,
tetap dan sementara berturut turut yakni 383 ppm, 193 ppm, 190 ppm.
Dilihat dari hasil data tersebut menunjukan bahwa air kali ini dapat
digunakan oleh masyarakat karena memenuhi syarat dari Permenkes RI
Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal: 3 September 1990.
Pada sampel air isotonic pocari sweat didapatkan nilai kesadahan
total, tetap dan sementara berturut turut yakni 526 ppm, 283 ppm, dan
243 ppm. Dilihat dari data tersebut menunjukan bahwa air isotonic pocari
sweat dapat dikonsumsi masyarakat karena telah memenuhi syarat yang
terdapat dalam SNI 01-4452-1998 serta dalam pengujian sampel SNI
3554:2015. Walaupun didalam syarat tersebut tidak dicantumkan batas
mutu kesadahan pada minuman isotonic namun pada mineral lain seperti
natrium, kalium dan lain lain telah memenuhi standar yang tertera dan
juga pocari sweat sendiri telah dilabeli SNI dan BPOM.
4.2.2 Kajian perbandingan kesadahan sampel terhadap baku mutu air
4.2.2.1 Sampel air PDAM
Pada sampel air PDAM didapatkan nilai kesadahan total,
tetap, dan sementara berturut turut sebesar 340 ppm, 136,7 ppm,
dan 203,3 ppm sedangkan pada baku mutu air bersih dan minum
yang
telah
ditetapkan
Permenkes
RI
Nomor:
416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal: 3 September 1990 adalah
dengan batas maximum 500 mg/L dan minimum 50 mg/l pada
kesadahan (CaCO3).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa air PDAM ini dapat
digunakan oleh masyarakat karena telah memenuhi syarat baku
mutu air minum dan bersih yang telah ditetapkan.
4.2.2.2 Sampel air kali Tembalang
Pada sampel air kali Tembalang didapatkan nilai
kesadahan total, tetap, dan sementara berturut turut sebesar 383
ppm, 193 ppm, dan 190 ppm sedangkan pada baku mutu air bersih
dan minum yang telah ditetapkan Permenkes RI Nomor:
416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal: 3 September 1990 adalah
dengan batas maksimum adalah 500 mg/L dan minimum 50 Mg/L
pada kesadahan (CaCO3).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa air kali tembalang ini
ini dapat digunakan oleh masyarakat karena telah memenuhi
syarat baku mutu air minum dan bersih yang telah ditetapkan
pemerintah.
4.2.2.3 Sampel air isotonic pocari sweat
Pada sampel air isotonic pocari sweat didapatkan nilai
kesadahan total, tetap, dan sementara sebesar 526 ppm ,283 ppm,
dan 243 ppm. Dilihat dari data tersebut menunjukan bahwa air
isotonic pocari sweat dapat dikonsumsi masyarakat karena telah
memenuhi syarat yang terdapat dalam SNI 01-4452-1998 serta
dalam pengujian sampel SNI 3554:2015. Walaupun didalam
syarat tersebut tidak dicantumkan batas mutu kesadahan pada
minuman isotonic namun pada mineral lain seperti natrium,
kalium dan lain lain telah memenuhi standar yang tertera dan juga
pocari sweat sendiri telah dilabeli SNI dan BPOM.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa air isotonic pocari
sweat ini dapat dikonsumsi serta digunakan oleh masyarakat
karena telah memenuhi syarat yang terdapat dalam SNI 01-44521998 serta dalam pengujian sampel SNI 3554:2015.
4.2.3 Kajian Perbandingan Kadar Praktis CaO dengan Kadar Teoritis CaO
dalam Sampel
Dari tabel 4.2 didapatkan kadar CaO praktis lebih kecil
dibandingkan kadar teoritisnya dimana kadar praktisnya 54,15 %
sedangkan kadar teoritisnya 77,3 %. Perbedaan ini disebabkan adanya
efek pH. Meskipun pada pH 10 reaksi yang terbentuk maksimal, tetap
terjadi hidrolisis sesuai rekasi Mg2+ + H2O →Mg (OH)+ + H+. Hal ini
dapat terjadi karena menaikkan pH larutan akan meningkatkan
pengaruh hidrolisa dengan menggeser ke kanan kesetimbangan jenis.
Hidrolisis menyebabkan pembentukan endapan Mg (OH) sehingga
volume titran yang dibutuhkan lebih kecil, dan kadar CaO yang
ditemukan juga menjadi lebih kecil (Underwood,215).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh data berupa kesadahan
total, tetap dan sementara pada sampel cair air PDAM berturut turut yakni
340 ppm, 136,7 ppm, 203,3 ppm. Untuk sampel cair air kali Tembalang
diperoleh data kesadahan total, tetap dan sementara berturut turut yakni 383
ppm, 193 ppm, 190 ppm. Untuk sampel cair air isotonic pocari sweat
diperoleh data kesadahan total, tetap dan sementar berturut turut yakni 526
ppm, 283 ppm, dan 243 ppm.
2. Penetapan kadar CaO pada sampel padat berupa cangkang telur bebek
didapatkan hasil sebesar 54,15 %
5.2 Saran
1. Pastikan sampel padat dikeringkan hingga kadar airnya sedikit.
2. Pastikan saat titrasi dilihat secara teliti agar didapatkan TAT yang akurat.
3. Pastikan saat penyaringan dengan kertas whatmann dilakukan dengan teliti
agar didapatkan filtrat yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D.W dkk. (2015). Penetapan Kesadahan Total (CaCO3) Air Sumur di Dusun
Cekelan Kemusu Boyolali dengan Metode Kompleksometri.9(2). 119124.
Azis, M. Y dkk. (2018).Ekplorasi Kadar Kalsium(Ca) dalam Limbah Cangkang
Kulit Telur Bebek dan Burung Puyuh Menggunakan Metode Titrasi dan
AAS.Al-Kimiya.5(2). 74-77.
Badan Standarisasi Nasional.2015.SNI 3554-2015 Tentang Cara Uji Air dalam
Kemasan: Jakarta.
Dick, J.G.1973.Analytical Chemistry. McGraw-Hill Kogakusha. Ltd: Tokyo.
Direktorat Pengembangan Air Minum. 2014.Pedoman Pelaksanaan Efisiensi
Energi di PDAM: Jakarta.
EDTA, Disodium, Dihydrate; MSDS No. 6381-92-6. LabChem, July 14,2020.
Hydrichloric Acid; MSDS No. PF021, PF022.Pioneer Forensic, March 12, 2012
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 1990. Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air: Jakarta.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Persyaratan Kualitas Air Minum:
Jakarta.
Muhyi, M. (2016). Pengaruh Minuman Suplemen, Minuman Elektrolit dan Air
Normal Terhadap Kinerja Olahraga. 1(1). 74-76
Potassium Cyanide; MSDS No. P1280. Spectrum, Feb 2, 2018.
Potassium Hydroxide; MSDS No. 1310-58-3. LabChem, June 2,2018.
Pudjaatmaka A.H.1992.Analisis Kimia Kuantitatif (terjemahan). Penerbit
Erlangga: Jakarta.
Pudjaatmaka A.H, Sutiono.1997. Buku Teks Anorganik Kualitatif Makro
dan SemiMakro. (terjemahan). Penerbit P.T. Kalman Media Pustaka:
Jakarta.
Sahabuddin, H dkk. (2015).Analisa Status Mutu Air dan Daya Tampung Beban
Pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari.Dosen Jurusan Teknik
Pengairan Universitas Brawijaya : Malang.
Septiana, A. A dkk.(2013).Potensi Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) sebagai Bahan
Pengkelat dalam Proses Pemurnian Minyak Nilam dengan Metode
Kompleksometri.Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.2(2). 257-261
Sundaro, R,.1986. Analisa Kimia Kuantitatif, edisi ke-4. Penerbit Erlangga: Jakarta
Underwood, A. L. 1992.Analisa Kuantitatif. Erlangga: Jakarta
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi :
KOMPLEKSOMETRI
NAMA
: Faisal Azis Ramadhan
GROUP
: 1 Perbaikan
REKAN KERJA : 1. Adzana Widhia Tama
2. Gilbert Christian M.H
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Menganalisa kesadahan sementara, kesadahan tetap, dan kesadahan total
dalam sampel air PDAM, air isotonic, air kali tembalang
2. Menganalisa kandungan CaO di dalam cangkang telur bebek
II.
PERCOBAAN
2.1. Bahan yang Digunakan
1. HCl(p)
2. KOH
3. EDTA
4. Indikator EBT
5. Larutan Buffer
6. Na2EDTA 0,01 N
7. MgEDTA 0,01 N
8. Air PDAM 500 ml
9. Air Isotonik Pocari Sweat 500 ml
10. Air Kali Tembalang 500 ml
11. Cangkang Telur Bebek 5 gram
2.2. Alat yang Dipakai
1. Statif
7. Pipet Tetes
2. Klem
8. Corong
3. Buret
9. Pipet Volume
4. Beaker Glass
10. Pengaduk
5. Erlenmeyer
11. Cawan Porselin
6. Gelas Ukur
12. Labu Takar
2.3. Cara Kerja
1.
Penetapan Kesadahan Total
a. Ambil 10 ml air PDAM, air kali tembalang, dan air isotonic pocari
sweat, atur pH sampai 10 dengan KOH (jika pH mencapai 12
menyebabkan Mg mengendap sehingga EDTA hanya menetapkan
Ca).
b. Tambah 1 ml buffer, 1 ml KCN, dan sedikit indikator EBT.
c. Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi
biru terang.
d. Catat volume titran yang diperlukan.
Kesadahan Total = (V.N) EDTA. BM CaCO3. 1000, ppm CaCO3
V yang dititrasi
e. Ulangi titrasi sebanyak 3 kali tiap sampel
2.
Penetapan Kesadahan Tetap
a. Ambil 100 ml sampel air PDAM, masukkan dalam beaker glass,
didihkan selama 20-30 menit.
b. Sampel didinginkan, saring dengan kertas saring Whatmann
diameter pori < 0,5 µm.
c. Encerkan filtrat sampai 100 ml dalam labu takar.
d. Ambil 10 ml filtrat yang diencerkan, atur pH sampai 10 dengan
KOH.
e. Tambah 1 ml buffer, 1 ml KCN, dan sedikit indikator EBT.
f. Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi biru
terang.
g. Catat volume titran yang diperlukan
Kesadahan Tetap = (V.N) EDTA. BM CaCO3. 1000, ppm CaCO3
V yang dititrasi
Kesadahan Sementara = Kesadahan Total – Kesadahan Tetap (ppm
CaCO3)
h. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali tiap sampel.
3.
Penetapan Kadar CaO dalam Cangkang Telur Bebek
a. Masukkan sampel padat (cangkang telur bebek) 5gram dalam
beaker glass pyrex 250 ml, larutkan dengan 10 ml HCl.
b. Uapkan sampai kering dengan kompor listrik.
c. Larutkan residu tersebut diatas dengan HCl pekat secukupnya maks
25 ml.
d. Encerkan dengan air suling 100 ml, panaskan sampai 15 menit,
encerkan lagi dengan air suling sampai 100 ml.
e. Pindahkan 10 ml larutan tersebut ke labu takar 250 ml. Encerkan
dengan air suling sampai tanda batas.
f. Ambil 5 ml dan masukkan dalam labu takar 100 ml. Encerkan
dengan air suling sampai tanda batas.
g. Ambil 10 ml larutan yang telah diencerkan tadi, atur pH sampai 10
dengan larutan KOH.
h. Tambah 1 ml buffer, 1 ml KCN, 2-3 tetes MgEDTA, dan sedikit
indikator EBT.
i. Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi biru
terang.
j. Catat volume titran yang diperlukan
Kadar CaO, % = (V.N) EDTA. BM CaO. 100 x fp, %
berat sampel (mg)
k. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali tiap sampel.
2.4 Hasil Percobaan
Sampel Padat
1
0,9 ml
Cangkang Telur Bebek
(fp=5000x)
V rata rata
3
1 ml
0,967 ml
Sampel Cair
Titrasi
Air PDAM
1
2
3
Air Kali Tembalang
1
2
3
Air Isotonik Pocari
Sweat
Titrasi (mL)
2
1 ml
1
2
3
Kesadahan
Total
3,4 ml
3,5 ml
3,3 ml
V rata rata=
3,4 ml
4,2 ml
3,5 ml
3,8 ml
V rata rata =
3,83 ml
5,4 ml
5,2 ml
5,2 ml
V rata rata =
5,26 ml
Kesadahan
Tetap
1,3 ml
1,5 ml
1,3 ml
V rata rata=
1,367 ml
2,1 ml
1,9 ml
1,8 ml
V rata rata =
1,93 ml
2,8 ml
2,7 ml
3 ml
V rata rata =
2,83 ml
LEMBAR PERHITUNGAN
1. Penetapan Kesadahan Total
Kesadahan Total =
(𝑉.𝑁)𝐸𝐷𝑇𝐴 ×𝐵𝑀 𝐶𝑎𝐶𝑂3 ×1000
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
Volume TAT air PDAM: (3,4 mL, 3,5 mL, 3,3 mL)
Rata rata volume TAT: (3,4 + 3,5 + 3,3) mL ÷ 3 = 3,4 mL
Kesadahan Total Air PDAM
(3,4 𝑚𝑙. 0,01 𝑁)×100𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙×1000
=
10 𝑚𝑙
= 340 ppm
Volume TAT air kali tembalang: (4,2 mL, 3,5 mL, 3,8 mL)
Rata rata volume TAT: (4,2 mL, 3,5 mL, 3,8 mL) ÷3 = 3,83 mL
Kesadahan Total Air Kali Tembalang
(3,83 𝑚𝑙. 0,01 𝑁)×100𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙×1000
=
10 𝑚𝑙
= 383 ppm
Volume TAT air isotonic pocari sweat: (5,4 mL, 5,2 mL, 5,2 mL)
Rata rata volume TAT: (5,4 mL, 5,2 mL, 5,2 mL) ÷ 3 = 5,26 mL
Kesadahan Total Air Isotonik Pocari Sweat
(5,26 𝑚𝑙. 0,01 𝑁)×100𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙×1000
=
10 𝑚𝑙
= 526 ppm
2. Penetapan Kesadahan Tetap dan Sementara
Kesadahan Tetap =
(𝑉.𝑁)𝐸𝐷𝑇𝐴 ×𝐵𝑀 𝐶𝑎𝐶𝑂3 ×1000
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
Kesadahan Sementara =Kesadahan Total – Kesadahan Tetap
Volume TAT air PDAM: (1,3 mL, 1,5 mL, 1,3 mL)
Rata rata volume TAT: (1,3 + 1,5 + 1,3) mL ÷ 3 = 1,367 mL
Kesadahan Tetap Air PDAM
=
(1,367 𝑚𝑙. 0,01 𝑁)×100𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙×1000
10 𝑚𝑙
=136,7 ppm
Volume TAT air kali tembalang: (2,1 mL, 1,9 mL, 1,8 mL)
Rata rata volume TAT: (2,1 + 1,9 + 1,8) mL ÷ 3 = 1,93 mL
Kesadahan Tetap Air Kali Tembalang
=
(1,93 𝑚𝑙. 0,01 𝑁)×100𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙×1000
10 𝑚𝑙
= 193 ppm
Volume TAT air isotonic pocari sweat: (2,8 mL, 2,7 mL, 3 mL)
Rata rata volume TAT: (2,8 + 2,7 + 3) mL ÷ 3 = 2,83 mL
Kesadahan Tetap Air Isotonik Pocari Sweat
=
(2,83 𝑚𝑙. 0,01 𝑁)×100𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙×1000
10 𝑚𝑙
= 283 ppm
Kesadahan Sementara Air PDAM = (340 – 136,7) ppm = 203,3 ppm
Kesadahan Sementara Air Kali Tembalang = (383 – 193) ppm = 190 ppm
Kesadahan Sementara Air Isotonik Pocari Sweat = (526 – 283) ppm = 243 ppm
3. Penetapan Kadar CaO dalam Cangkang Telur Bebek
Volume TAT: (0,9 ml, 1 ml, 1ml)
Rata rata volume TAT: (0,9 ml, 1 ml, 1ml) ÷ 3 = 0,967 ml
Kadar CaO (%) =
Kadar CaO (%) =
(𝑉.𝑁)𝐸𝐷𝑇𝐴 ×𝐵𝑀 𝐶𝑎𝑂 ×100
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)
× 𝑓𝑝
(0,967𝑚𝑙×0,01 𝑁)𝐸𝐷𝑇𝐴 ×56𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙×100
5000 𝑚𝑔
× 5000 = 54,15 %
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA I
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
MATERI
: Kompleksometri
HARI/TANGGAL
: Senin/ 28 September 2020
KELOMPOK
: 1 Perbaikan
NAMA
: Adzana Widhia Tama
Faisal Azis Ramadhan
Gilbert Malau Musa Hasiholan
ASISTEN
: Sadam Arrois
KUANTITAS REAGEN
NO
JENIS REAGEN
KUANTITAS
1.1. Sampel
CarilahCair
MSDS setiap reagen (file pdf)
-Air
PDAM
500kalsium
ml
2. Rangkumlah secara tertulis dalam folio jurnal mengenai kandungan
pada sampel padat cangkang
-Air
Kali
Tembalang
500
ml
telur bebek (setiap anak merangkum dengan kata-kata sendiri)
Isotonik
ml
3. -Air
Carilah
bakuPocari
mutuSweat
air minum dan air bersih yang dikeluarkan oleh500
pemerintah
(file pdf)
Sampel Padat Cangkang Telur Bebek
2.
5 gram
Fp =5000
TUGAS TAMBAHAN:
CATATAN:



Tugas dan proposal dikumpulkan
maksimal sebelum pretest.
Tugas 1,2, dan 3 beserta proposal
dijadikan 1 dalam bentuk rar dan dikirim
ke mpc.
Untuk bukti penambahan nilai (misalnya
uploud sampel di Instagram) dapat
dikirim pada multiple chat ketika acc
data.
Semarang, 28
September 2020
ASISTEN
REFERENSI
Sadam Arrois
NIM.
21030118120058
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA
NO
TANGGAL
KETERANGAN
TANDA
TANGAN
Download