BENTUK-BENTUK JARINGAN IRIGASI Henny Puspita sari, S.P., M.P JARINGAN IRIGASI Jaringan Irigasi merupakan suatu kesatuan saluran dan bangunan yang dipergunakan untuk mengalirkan air dari sungai ke sawah berdasarkan besarnya kebutuhan air pada petak - petak kuarter. Besarnya kebutuhan akan air dipetak kuarter untuk irigasi ini akan mempengaruhi kapasitas saluran kuarter. Besarnya kapasitas saluran pada petak kuarter akan mempengaruhi besarnya kapasitas saluran di saluran tersier, besarnya, kapasitas saluran tersier akan berpengaruh pada kapasitas saluran sekunder kemudian akan berpengaruh terhadap kapasitas saluran primer dan bangunan utama (Headworks). PETAK IRIGASI Petak irigasi terbagi dalam empat kategori : Petak Primer Petak Sekunder Petak Tersier Petak kuarter Saluran Sekunder Intake Saluran Primer In take bendung Saluran tersier Bangunan bagi dengan pintu sadap Bangunan sadap Saluran pembuang PETAK IRIGASI : PETAK PRIMER Petak Primer Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil aimya langsung dari sumber air, biasanya sungai. berupa bendung, bendungan, rumah pompa, dll. Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil air langsung dari saluran primer. Bila satu bendung terdapat dua pintu (intake) kiri dan kanan, maka terdapat dua petak primer. Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur atau garis tinggi. PETAK IRIGASI : PETAK SEKUNDER Petak Sekunder Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder. Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu saluran sekunder Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografi yang jelas, misal saluran pembuang. Luas petak sekunder bisa berbeda beda tergantung pada situasi daerah. PETAK IRIGASI : PETAK TERSIER Petak Tersier Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap (off take) tersier. Petak tersier harus terletak langsung berbatasan langsung dengan saluran sekunder atau saluran primer, kecuali apabila petak-petas tersier tidak secara langsung terletak disepanjang jaringan saluran irigasi utama. Petak tersier mempunyai batas-batas yang jelas misalnya : parit, jalan, batas desa dan sesar medan. Ukuran optimum suatu petak tersier adalah antara 50 - 100 ha. Ukurannya dapat ditambah sampai maksimum 150 ha jika keadaan topografi memaksa demikian. PETAK IRIGASI : PETAK KUARTER Petak Kuarter Ukuran optimum suatu petak kuarter adalah 8 - 15 ha. Lebar petak akan bergantung pada cara pembagian air, yakni apakah air dibagi dari satu sisi atau kedua sisi saluran kuarter. Di daerah-daerah datar atau bergelombang, petak kuarter dapat membagi air ke dua sisi. Dalam hal ini lebar maksimum petak akan dibatasi sampai 400 m (2 x 200 m). Pada tanah terjal, dimana saluran kuarter mengalirkan air ke satu sisi saja, lebar maksimum diambil 300 m. Panjang maksimum petak ditentukan oleh panjang saluran kuarter yang diisinkan (500 m). Petak Tersier dan Kuarter SALURAN IRIGASI Saluran terbagi dalam 4 kategori : Saluran Irigasi Utama Saluran Irigasi Tersier Saluran Pembuang Utama Saluran Pembuang Tersier Saluran Primer Saluran Sekunder Intake In take bendung Saluran tersier Bangunan bagi dengan pintu sadap Bangunan sadap Saluran pembuang SALURAN IRIGASI UTAMA Terdiri dari saluran irigasi Primer dan Sekunder Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petakpetas tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas saluran sekunder adalah pada bangunan sadap terakhir. SALURAN IRIGASI TERSIER Saluran irigasi tersier membaa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu di saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah box bagi kuarter yang terakhir. Saluran kuarter membawa air dari box bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah. SALURAN PEMBUANG UTAMA Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder keluar daerah irigasi. Saluran pembuang primer sering berupa saluran pembuang alam yang mengalirkan kelebihan air ke sungai, anak sungai atau ke laut. Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersir dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke pembuang alam dan keluar daerah irigasi. SALURAN PEMBUANG TERSIER Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petek tersier yang termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sarna danmenampung air, baik dari pembuangan kuarter maupun dari sawah-sawah. Air tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder. Saluran pembuang sekunder menerima buangan air dari saluran pembuang kuarter yang menampung air langsung dari sawah. CONTOH SKEMA SALURAN PEMBUANG B. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENATAAN JARINGAN IRIGASI 1. Sistem irigasi bagi lahan-lahan pertanian yang terdiri dari jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier, harus berada pada tempat tertentu pada lahan-lahan yang letaknya lebih tinggi dari lahan dari letak lahan pertanaman. 2. Sistem irigasi harus ditata sependek atau sesingkat mungkin dan dengan demikian dapat tercegah berkurangnya tekanan aliran air dan air pengairannya selama dalam perjalanan dikarenakan hal-hal yang tidak terduga dan dengan pendek/singkatnya jarak tatanan sistem irigasi tersebut, maka di samping sarana-sarana pembagi air pengairan dapat dibangun se-ekomis mungkin juga daya penyampaiannya dapat terjamin. 3. Jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier sebaiknya dibangun sejalan mengikuti garis kontur atau mendekati ke arah itu terutama untuk maksud memperoleh ketinggian terjunan aliran air yang cukup menambah tekanan aliran air selanjutnya, sehingga air pengairan dapat mencapai lahan pertanaman yang lebih. B. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENATAAN JARINGAN IRIGASI 4. Saluran-saluran tersier harus mampu mengalirkan air dengan cukup ke petakpetak tersier, dalam hal ini untuk pesawahan harus mampu melakukan penggenangan (flooding). 5. Pembangunan tanggu-ltanggul di kedua tepi saluran tersier ataupun kuarter sebaiknya tidak terlalu tinggi agar dengan demikian air permukaan pada saluran-saluran dapat mudah dilimpahkan keareal pertanaman yang akan diberi air. 6. Saluran pembuang air pengairan dari petak-petak pertanaman yang airnya telah dimanfaatkan untuk flooding (penggenangan) ataupun furrowing (penyaluran) hendaknya dibuat sedemikian rupa agar dapat berfungsi dengan lancar, karena kalau saluran-saluran pembuang itu tidak berfungsi dengan baik atau pun pembuatannya diabaikan, banyak kemungkinan terjadinya kejenuhan pada air di petak-petak pertanaman. C. BANGUNAN DAN SALURAN IRIGASI Bendung Bendung (weir) dipakai untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier Kantong Lumpur Kantung Lumpur dibuat untuk mencegah sedimen layang agar tidak masuk ke saluran pembawa dan ke petak sawah. Kantung Lumpur pada umumnya dibuat di sebelah hilir pintu intake bendung, sebelum saluran induk Saluran Primer Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir C. BANGUNAN DAN SALURAN IRIGASI Saluran Sekunder Saluran sekunder membawa air dari aluran primer ke petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir Saluran Tersier Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah-sawah. Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder ke luar daerah irigasi. Pembuang primer sering berupa saluran pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tsb ke sungai, anak sungai, atau ke laut C. BANGUNAN DAN SALURAN IRIGASI Bangunan Bagi Bangunan bagi adalah bangunan irigasi yangberfungsi membagi air dari saluran primer ke saluran sekunder, atau dari saluran sekunder ke saluran sekunder lain. Bangunan Sadap Bangunan sadap berfungsi membagi air dari saluran sekunder atau saluran primer ke saluran tersier Bangunan Pengukur Aliran akan diukur di hulu saluran primer, di cabang saluran primer, dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier. Peralatan ukur dapat dibedakan menjadi alat ukur aliran atas bebas (free overflow) dan alat ukur aliran bawah (underflow). Bangunan Pengatur Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran, dipakai mercu tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch) BANGUNAN UTAMA Bendung (weir) dipakai untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier Bendung BANGUNAN UTAMA Pintu Pengambilan / Intake Bendung terletak pada awal saluran irigasi yang berfungsi untuk memasukan air dari bendung ke saluran sesuai kebutuhan Bendung Pintu Intake Pintu Bilas BANGUNAN UTAMA Pintu Bilas Bendung pada umumnya dibangun berdampingan dengan badan bendung, berfungsi untuk membersihkan sedimen dasar dan kotoran lainnya yang mengendap di belakang tubuh bendung Bendung Pintu Bilas Pintu Intake BANGUNAN UTAMA Bendung Pintu Bilas BANGUNAN UTAMA Bendung Pintu Intake Pintu Intake BANGUNAN UTAMA Bendung Hulu Bendung BANGUNAN UTAMA Bendung Hilir Bendung BANGUNAN UTAMA Bendung Sisi Bendung BANGUNAN UTAMA Bendung Pintu Intake Pintu Bilas BANGUNAN UTAMA Bendung Sisi Bendung BANGUNAN UTAMA Bendung Pintu Bilas Pintu Intake BANGUNAN UTAMA Bendung Pintu Intake BANGUNAN UTAMA Kantung Lumpur dibuat untuk mencegah sedimen layang agar tidak masuk ke saluran pembawa dan ke petak sawah. Kantung Lumpur pada umumnya dibuat di sebelah hilir pintu intake bendung, sebelum saluran induk Kantung Lumpur Pintu Bilas Kantung Lumpur Kantung Lumpur BANGUNAN UTAMA Kantung Lumpur Pintu Bilas Kantung Lumpur Saluran Bilas SALURAN Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir Tanpa Lining Saluran Primer Dengan Lining SALURAN Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir Tanpa Lining Saluran Sekunder Dengan Lining SALURAN Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah-sawah Saluran Tersier Dengan Lining Dengan Lining SALURAN Saluran Tersier Tanpa Lining Tanpa Lining SALURAN Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder ke luar daerah irigasi. Pembuang primer sering berupa saluran pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tsb ke sungai, anak sungai, atau ke laut Saluran Pembuang SALURAN Saluran Pembuang Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak- petak tersier yang termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air, baik dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah. Air tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier, menampung air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran pembuang tersier BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Bagi Sadap Pintu Bagi (1) Pintu Sadap (3) Pintu Bagi (2) Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Bagi Sadap Pintu Bagi (2) Celah Trapesium Pintu Bagi (1) BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Bagi Sadap Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau saluran sekunder ke saluran tersier penerima Pintu Bagi (2) Pintu Sadap (3) Pintu Sadap (3) Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi satu rangkaian bangunan BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Bagi Sadap Pintu Bagi (4) Pintu Sadap (7), (8) Pintu Bagi (5) Pintu Sadap (6) BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Bagi Sadap Pintu Bagi (4) Pintu Sadap (6) Pintu Bagi (5) BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Sadap Pintu Sadap Pintu Sadap BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Sadap Pintu Sadap BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Sadap BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Sadap Tampak Hulu Pintu Sadap Tampak Samping Tampak Hilir BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Sadap Tampak Hulu Tampak Samping Tampak Hilir BANGUNAN BAGI & SADAP Boks Bagi Tersier Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk dua saluran atau lebih (tersier, subtersier, dan/atau kuarter) BANGUNAN PENGUKUR Ambang (free overflow) Aliran akan diukur di hulu saluran primer, di cabang saluran primer, dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier. Peralatan ukur dapat dibedakan menjadi alat ukur aliran atas bebas (free overflow) dan alat ukur aliran bawah (underflow). BANGUNAN PENGATUR Celah Trapesium Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran, dipakai mercu tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch) TERIMAKASIH