DOKUMEN STANDAR INDUSTRI HIJAU INDUSTRI PULP DAN PULP TERINTEGRASI KERTAS Dosen Pengampu : Endo Pebri Dani Putra, S.TP., M.P Disusun Oleh: Azila Shafiya Ersali 25117021 Deratarini Ramadita 25117038 Dita Yuniar 25117084 Faradhila Dwi Septiyana 25117074 Humaira Nisaul Jannah 25117063 Mega Safira 25117047 Ratna Trihana 25117064 Salsabila Sugiarto 25117016 Sinta Wulandari 25117011 Kelas : RC PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2020 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii PRAKATA..................................................................................................................................... iii 1. Ruang Lingkup..................................................................................................................... 1 2. Acuan ................................................................................................................................... 1 3. Definisi ................................................................................................................................. 1 4. Simbol dan Singkatan Istilah ............................................................................................... 3 5. Persyaratan Teknis ............................................................................................................... 4 6. Persyaratan Manajemen Pengusahaan ............................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 27 ii PRAKATA Standar Industri Hijau (SIH) industri pulp dan pulp terintegrasi kertas disusun dengan maksud menunjang pengembangan industri pulp dan pulp terintegrasi kertas Standar ini disusun dan dirumuskan oleh Tim Teknis pulp dan pulp terintegrasi kertas. Standar ini merupakan hasil konsensus yang dihadiri oleh wakil-wakil dari pihak produsen, asosiasi, dan instansi pemerintah. iii INDUSTRI PULP DAN PULP TERINTEGRASI KERTAS 1. Ruang Lingkup Standar ini menguraikan definisi, persyaratan teknis, batasan, metode verifikasi, serta persyaratan manajemen bagi kriteria industri hijau untuk proses pembuatan pulp dan pulp terintegrasi kertas. Standar ini berlaku untuk proses produksi pulp dan pulp terintegrasi kertas. Ruang lingkup standar industri hijau dalam hal ini mencakup aspek-aspek: 2. a. Bahan baku b. Bahan penolong c. Energi d. Air e. Proses produksi f. Produk g. Limbah h. Emisi CO2 i. Tinjauan Manajemen Acuan Adapun acuan dalam diterapkannya standar industri hijau ini ialah sebagai berikut: a. SNI ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan b. SNI ISO 19-14001-2005 Sistem Manajemen Lingkungan – Persyaratan dan Panduan Penggunaan c. SNI ISO 50001:2012 Sistem Manajemen Energi 3. Definisi 3.1 Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu 1 menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. 3.2 Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. 3.3 Standar Industri Hijau adalah standar industri yang terkait dengan bahan baku, bahan penolong, energi, proses produksi, produk, manajemen pengusahaan, pengelolaan limbah dan/atau aspek yang lain yang dibakukan dan disusun secara konsesus oleh semua pihak yang terkait yang bertujuan untuk mewujudkan industri hijau. 3.4 Perusahaan Industri adalah setiap orang yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri yang berkedudukan di Indonesia. 3.5 Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi. 3.6 Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum. 3.7 Bahan baku adalah bahan mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi yang dapat diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi ang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. 3.8 Lindi Hitam (Black Liquor) adalah cairan yang dihasilkan dari digester setelah proses pemasakan kayu yang mengandung bahan-bahan organik kayu terlarut dan sejumlah alkali aktif untuk kemudian dibakar di dalam recovery furnance pada proses recovery sulfate. 3.9 OEE adalah metode pengukuran terhadap performance yang berhubungan dengan ketersediaan (availability) proses, produktivitas dan kualitas yang berfungsi untuk mengetahui efektifitas penggunaan mesin, peralatan, waktu serta material dalam sebuah sistem operasi di industri. 3.10 Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semi-kimia, kimia). Pulp terdiri dari serat-serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas atau rayon. 2 3.11 Industri Pulp adalah industri yang melakuakn pemisahan serat dari bahan baku berserat kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semi-kimia, kimia). Pulp terdiri dari serat-serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas atau rayon. 3.12 Industri pulp terintegrasi kertas dalah industri pulp yang juga memproduksi kertas dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan. 3.13 HTI adalah hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensf untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan. 3.14 MSDS adalah lembar keselamatan bahan yang berisi informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalm penggunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya dan merupakan protokol keselamatan dan kemanan kerja, digunakan secara luas di dalam laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan bahan kimia. 3.15 Rekoveri (Recovery) adalah kegiatan pengambilan kembali sebagian material penting dari aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses ata dimanfaatkan untuk proses atau kebutuhan lain. 3.16 Recycle adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumberdaya untuk proses ang sama. 3.17 Zat berbahaya dalam konteks standar ini adalah zat yang terkandung di dalam bahan penolong yang melebihi jumlah maksimumnya atau yang bisa meningkat selama penggunaan normal yang ditentukan dan melebihi jumlah maksimum, yang bisa jadi memiliki dampak tertentu bagi manusia selama penggunaan normal ditentukan, yang menurut pengetahuan ilmiah terkini dapat membahayakan kesehatan manusia. 4. Simbol dan Singkatan Istilah ADt : Air Dry ton CoA : Certificate of Analysis EBT : Energi Baru dan Terbarukan kWh : kilo Watt hour 3 HTI : Hutan Tanaman Industri SDS : Safety Data Sheets (lembar data keselamatan) MJ : Mega Joule OEE : Overall Equipment Effectiveness SVLK : Sistem Verifikasi Legalitas Kayu 5. Persyaratan Teknis No 1 Aspek Bahan Baku Kriteria 1.1 Sumber bahan baku pulp Batasan Metode Verifikasi Diperoleh dari hutan tanaman industri atau hutan yang dikelola secara sah dan berkelanjutan Verifikasi pernyataan tertulis dari perusahaan industri dengan menunjukkan sertifikat dari pihak independen dengan skema SVLK atau sertifikasi lainnya yang diakui secara internasional Bahan baku berupa pulp berasal dari industri yang menggunakan kayu dari hutan tanaman industri atau hutan yang dikelola secara sah dan berkelanjutan Verifikasi pernyataan tertulis dari perusahaan industri dengan menunjukkan sertifikat dari pihak independen dengan skema SVLK atau sertifikasi lainnya yang diakui secara internasional dari pemasok pulp 1.2 Sumber bahan baku kertas 1.2.1 Pulp 1.2.2 4 No Aspek Kriteria 1.2.3 Kertas Daur Ulang Batasan Kertas daur ulang berasal dari dalam negeri dan/atau impor Metode Verifikasi Verifikasi pernyataan tertulis dari perusahaan industri tentang sumber kertas daur ulangg yang digunakan dan dilengkapi dengan dokumen ijin impor jika pemasok memperoleh kertas daur ulang dari impor 1. Penjelasan: Pemenuhan sertifikasi/izin bahan baku dimaksudkan untuk memenuhi standar mutu dan keamanan yang mengacu pada standar nasional atau internasional. Sumber bahan baku industri pulp dan kertas harus memiliki izin penggunaan bahan baku seperti sertifikat lacak balak dari pihak independen dengan skema SLVK atau sertifikasi lainnya yang diakui secara internasional. 2. Sumber Data/Informasi Data sekunder: - Bukti sertifikat/izin perolehan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi - Data Primer: - Rekaman wawancara terkait dengan sertifikasi bahan baku. 3. Cara Verifikasi : - Identifikasi sertifikat perolehan bahan baku baik dari nasional maupun internasional. - Identifikasi izin impor dan dokumen lainnya sesuai Permendag No. 39 Tahun 2009 tentang Impor Limbah Non B3. 5 No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi 1.3 Rasio produk terhadap penggunaan bahan baku 1.3.1 Chip menjadi pulp 1.3.2 Pulp menjadi kertas Minimum 40% Verivikasi perhitungan tentang pemenuhan persyaratan disertai laporan hasil perhitungan rasio produksi [ul[ terhadap pemakaian chip sesuai lampiran dokumen ini Minimum 85% Verifikasi perhitungan tentang pemenuhan persyaratan disertai ;aporan hasil perhitungan rasio produksi kertas terhadap pemakaian pulp sesuai dengan lampiran dokumen ini 1. Penjelasan: Optimasi dan minimasi penggunaan bahan baku merupakan elemen terpenting dalam penerapan konsep industri hijau pada industri. Dengan menggunakan bahan baku secara efisien akan berdampak positif terhadap pengurangan biaya produksi sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Pemenuhan tingkat rasio satu satuan produk yang 6 dihasilkan terhadap penggunaan satu satuan bahan baku merupakan sasaran penerapan industri hijau 2. Sumber Data/ Informasi: Data Sekunder: - Data penggunaan bahan baku pada periode yang ditetapkan - Neraca Massa - Data produksi actual pada periode yang ditetapkan Data Primer: - Rekaman observasi lapangan dan wawancara 3. Cara/Verifikasi: - Analisa data penggunaan bahan baku - Analisa data produksi actual Hitung efisiensi penggunaan material input terhadap produk dengan formula berikut: RPB = P/B × 100% RPB : Rasio produk terhadap bahan baku (%) P : Jumlah produk akhir yang dihasilkan dalam satu periode 1 tahun (ton) B : Jumlah total pemakaian bahan baku dalam periode 1 tahun (ton) No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi 2. Bahan Kandungan bahan Memenuhi ketentuan Verifikasi pernyataan penolong berbahaya di mengenai kandungan tertulis perusahaan dalam bahan bahan berbahaya di dalam industri tentang jenis penolong bahan penolong yang bahan penolong yang ditetapkan peraturan digunakan dan perundangan yang kesesuaiannya terhadap berlaku kriteria kandungan bahan berbahaya didalam bahan 7 penolong yang ditetapkan oleh peraturan yang berlaku Dilengkapi dengan pernyataan tertulis dari pemasuk dan bukti notidikasi dan registrasi jika melakukan impor. melampirkan SDS atau CoA. 1. Penjelasan : Salah saru cara mengurangi dampak negatid proses produksi terhadap lingkungan dan Kesehatan manusia dilakukan dengan membatasi kandungan bahan berbahaya di dalam bahan penolong yang digunakan di dalam proses. 2. Sumber data/informasi: Data sekunder : - Data atau informasu material input yang digunakan (faktur pembelian bahan, manifest pengadaan bahan dari supplier) - Daftar atau katalog material input ramah lingkungan dari berbagai referensi atau Pustaka yang tersedia. Data primer : - Rekam observasi lapangan dan wawancara 3. Cara Verifikasi : - Identifikasi dan evaluasi jenis, kategori dan sumber bahan penolong yang digunakan pada industri pulp dan pulp terintegrasi kertas 8 - Bila diperlukan gunakan sumber informasi atau daftar panduan berbagai bahan berdasarkan referensi yang ada (peraturan, data empiris, hasil riset, dan lain-lain) No Aspek Kriteria 3. Energi Batasan Metode Verifikasi Maksimum 38 GJ/ton Verifikasi perhitungan pulp tentang pemenuhan 3.1 konsumsi energi panas spesifik 3.1.1 pulp persyaratan disertai laporan hasil perhitungan konsumsi energi panas spesifik dalam proses produksi pulp sesuai dengan lampiran dokumen ini 3.1.2 puplp Maksimum 49 GJ/ton Verifikasi perhitungan terintegrasi kertas tentang pemenuhan kertas persyaratan disertai laporan hasil perhitungan konsumsi energi panas spesifik dalam proses produksi pulp terintegrasu kertas sesuai dengan lampiran dokumen ini 3.2 konsumsi energi listrik sprsifik 3.2.1 pulp Maksimum 1,05 Verifikasi perhitungan MWh/ton tentang pemenuhan persyaratan disertai 9 laporan hasil perhitungan konsumsi energi listrik spesifik dalam proses produksi pulp sesuai dengan lampiran dokumen ini 3.2.2 pulp terintegrasi Verifikasi perhitungan Maksimum 1,5 MWh/ton tentang pemenuhan kertas persyaratan disertai laporan hasil perhitungan konsumsi energi listrik spesifik dalam proses produksi pulp terintegrasi sesuai dengan lampiran dokumen ini 1. Penjelasan : proses produksi oulp, pulp terintegrasi kertas serta kertas memerlukan sejumlah energi tertentu berupa bahan bakar seperti batubara, gas, minyak serta energi listrik. Bahan bakar terutama digunakan untuk pembangkitan uap di boiler sedangkan alat pengguna listrik yang utama disektor ini adalah motor listrik. Efisiensi energi adalah istilah umum yang mengacu pada penggunaan energi lebih sedikit untuk mengjasilkan jumlah output yang sama. indikator kinerja energi yang umum digunakan adalah konsumsi energi panas spesifik dan konsumsi energi listrik spesifik. besar pengurangan konsumsi energi di industri pulp dan kertas dihitung dari besar penghematan yang diperoleh dengan mengimplementasikan program konservasi energi. untuk mengkuantifikasi besar penurunan konsumsi energi diasumsikan bahwa terjadi pengurangan energi dan emisi. berdasarkan jenis teknologi yang implementasikan pada periode waktu tertentu. 10 2. Sumber data/informasi Data Sekunder - Data penggunaan energi panas pada periode 1 tahun - Data penggunaan energi listrik pada periode 1 tahun - Data produksi actual pada periode 1 tahun - Neraca energi Data Primer - Rekam observasi lapangan dan wawancara terkait dengan sumber energi dan penggunaan energi pada peralatan pemanfaat energi - Rekam observasi rekaman pengukuran pada alat ukur energi (flowmeter, kWh meter) 3. Cara Verifikasi - Analisa data penggunaan energi dan energi listrik - Analisa data produksi - Hitung konsumsi energi panas spesifik dengan formula berikut : (ππ»π π₯ π΅π΅) π KEpS : konsumsi energi panas spesifik (GJ/ton produk) πΎπΈππ = NHV : nilai kalor netto bahan bakar (GJ/ton bahan bakar) - BB : jumlah konsumsi bahan bakar pada periode 1 tahun (ton) P : jumlah produk pada periode 1 tahun (ton) Hitung konsumsi energi listrik spesifik dengan formula berikut: πΎπΈππ = πΎπΏ π KELS : konsumsi energi listrik spesifik (MWh/ton produk) KL : jumlah konsumsi pada periode 1 tahun (MWh) P : jumlah produk pada periode 1 tahun (ton) 11 No Aspek Kriteria 3.3 Persentase Batasan Metode Verifikasi Minimum 55% Verifikasi Energi Recovery dan/atau EBT Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas perhitungan tentang Energy Recovery dan/atau EBT pada Pulp terintegrasi kertas sesuai dengan lampiran dokumen ini 1. Penjelasan Pembuatan pulp secara kimiawi menghasilkan produk samping berupa black liquor. Black liquor ini bisa dimanfaatkan dalam incinerator unuk membangkitkan steam dan listrik sebagai energy recovery 2. Sumber Data/ Informasi Data Sekunder: - Data penggunaan energi dan sumber energi yang digunakan - Data jumlah black liquor yang dimanfaatkan sebagai energi - Dokumen kajian, perencanaan, desain teknik, instalasi dan operasional implementasi energi recovey - Neraca energi Data Primer: - Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait dengan jenis energi recovery yang digunakan - Rekaman observasi alat pengukur energi 3. Cara/Verifikasi 12 - Pemeriksaan terhadap data pemakaian energi - Rasio penggunaan energi terbarukan dihitung dengan rumus: π πΈπ = RER : Rasio jumlah energi revoveri terhadap total energi (%) ER : Jumlah konsumsi energi recoveri pada periode 1 tahun (GJ atau Mwh) TE : Jumlah total konsumsi energi recoveri (GJ atau MWh) No Aspek Kriteria 4 4.1 Konsumsi Air Pada Proses Air πΈπ π₯ 100% ππΈ Batasan Metode Verifikasi 4.1.1 Pulp Maksimum 65m3/ton Verifikasi perhitungan tentang pemenuhan persyaratan disertai laporan hasil perhitungan tentang penggunaan air dalam proses produksi Pulp sesuai dengan Lampiran dokumen ini. 4.1.2 Pulp Terintegrasi Kertas Maksimum 45 m3/ton Verifikasi perhitungan tentang pemenuhan persyaratan disertai laporan hasil tentang penggunaan air dalam proses produksi Pulp Terintegrasi Kertas sesuai dengan Lampiran dokumen ini. 13 1. Penjelasan - Efisiensi penggunaan air merupakan salah satu upaya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air dan keberlanjutan industri. Efisiensi penggunaan airdapat diartikan dengan penggunaan air lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah produk yang sama - Batasan perhitungan adalah konsumsi untuk air proses 2. Sumber Data/ Informasi Data Sekunder: - Data penggunaan air yang digunakan untuk proses produksi dan utilitas pada periode waktu yang ditetapkan - Data produksi aktual pada periode waktu yang ditetapkan - Laporan pelaksanaan program efisiensi air diproses produksi dan utilitas Data Primer: Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan penggunaan air bagi industri (sumber dan jumlah kebutuhan air). 3. Cara/Verifikasi - Analisa data penggunaan air - Hitung intensitas penggunaan air pada periode waktu yang ditetapkan πΎπ΄π = πΎπ΄ π KAS : Konsumsi air spesifik (m3/ ton produk) KA : Konsumsi air untuk proses produksi dan utilias pada periode waktu yang ditetapkan (m3) P - : Jumlah produk dalam satu periode produksi yang ditetapkan (ton) Hitung rasio air recycle π·π΄ = π π΄ π₯ 100% ππ΄ 14 DA : rasio air recycle (%) RA : Jumlah air yang dikembalikan ke proses produksi (liter) TA : Jumlah air yang digunakan untuk proses produksi (liter) No Aspek Kriteria 5 Kinerja peralatan proses produksi dinyatakan dalam OEE Proses Produksi Batasan Metode Verifikasi 5.1 Pulp Minimum 85% Verifikasi perhitungan tentang pemenuhan persyaratan disertai laporan perusahaan OEE tahunan sesuai dengan Lampiran dokumen ini. 5.2 Pulp Terintegrasi Kertas Minimum 85% Verifikasi perhitungan tentang pemenuhan persyaratan disertai laporan perusahaan mengenai pencapaian OEE tahunan sesuai dengan lampiran dokumen ini. 1. Penjelasan Overall Equipment Effectiveness atau biasa dikenal dengan sinngkatan OEE merupakan metode untuk mengetahui tingkat kesempurnaan proses produksi. Proses yang sempurna adalah proses yang hanya menghasilkan output yang baik, dalam waktu secepat mungkin tanpa ada down time. OEE adalah matriks yang mengidentifikasi persentase waktu produktif dari keseluruhan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan aktifitas produksi. 15 a. Availability Index : waktu produksi sebenarnya dibandingkan dengan waktu produksi yang direncanakan. Jika nilai Availability 100%, artinya proses selalu berjalan dalam waktu yang sesuai dengan waktu produksi yang telah direncanakan (tidak pernah ada down time). b. Production Performance Index : tingkat produksi sebenarnya dibandingkann dengan tingkat produksi yang terbaik (best demonstrated production rate) c. Quality Performance Index : kualitas produk sebenarnya dibandingkan dengan target kualitas. Hal ini berkaitan dengan jumlah produk defect dan scrap. Nilai 100% untuk quality menunjukkan bahwa produksi tidak menghasilkan produk cacat sama sekali. 2. Sumber Data/ Informasi Data Sekunder: - Data peralatan utama dalam proses produksi - Data jam atau hari operasional peralatan utama - Data produksi, jumlah produk reject, defect dan scrap - Hasil perhitungan Overall Equipment Effectiveness Data Primer: - Wawancara terkait dengan kinerja mesin atau peralatan - Observasi kinerja peralatan, produksi dan mutu produk 3. Cara/Verifikasi Tahapan perhitungan OEE meliputi : - Availability Index = actual production time/planned production time x 100% - Production Performance = (total pieces/operating time)/ideal run rate x 100% - Quality Performance Index = good pieces / total pieces x 100% OEE = Availability Index x Production Performance Index x Quality Index 16 No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi 6 6.1 Pulp Memenuhi kriteria mutu produk pulp sesuai persyaratan kriteria yang ditetapkan SNI Verifikasi persyaratan tertulis perusahaan industri dan dokumen pendukung pemenuhan kriteria mutu produk pulp sesuai SNI 6.2 Kertas Memenuhi kriteria mutu produk kertas sesuai persyaratan kriteria yang ditetapkan SNI Verifikasi pernyataan tertulis perusahaan industri dan dokumen pendukung pemenuhan kriteria mutu produk kertas sesuai SNI Produk 1. Penjelasan Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan dilakukan dengan membatasi kandungan bahan berbahaya di dalam produk 2. Sumber Data/ Informasi Data Sekunder: - Hasil Uji Data Primer: - 3. Rekaman observasi lapangan dan wawancara Cara/Verifikasi - Identifikasi hasil uji produk dari laboratorium terakreditasi atau lembaga terakreditasi sesuai ISO/Iec 17025 17 No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi 7 Melakukan pengelolaan limbah padat, limbah cair dan emisi udara (debu dan gas) yang ditimbulkan oleh kegiatan proses produksi Memenuhi Baku Mutu Lingkungan dan perijinan sesuai dengan peraturan yang berlaku Verifikasi pernyataan tertulis perusahaan industry tentang pemenuhan ketentuan peraturan pengelolaan limbah dan dokumen terkait dengan pengelolaan limbah padat, limbah cair, dan emisi udara (debu dan gas). Limbah 1. Penjelasan Kewajiban industri untuk melakukan pengelolaan limbah (cair, padat, emisi udara) merupakan upaya penguranggan dampak negative terhadap lingkungan dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan secara berkesinambungan. Untuk meminimasi dampak limbah terhadap lingkungan dapat mengacu pada baku mutu yang telah ditetapkan. Ukuran kinerja perusahaan akan terlihat bagaimana upaya dan target pemenuhan terhadap baku mutu lingkungan ini dapat dicapai atau adanya perbaikan (peningkatan) pemenuhan baku mutu yang telah di tetapkan. Pengelolaan limbah padat berupa batu kapur mengandung soda harus dibuang ke tempat pembuangan akhir yang aman. Limbah padat seperti sludge (lumpur yang terdiri dari serat pulp, filler, pigment, dan dirt) dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar pada Power Boiler (PB) yang selanjutnya akan menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik. Hasil buangan abu terbang (fly ash) dari pembakaran kulit kayu dan batu bara di PB Sebagian dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan batako dan paving block. Pengelolaan limbah cair dilakukan dengan proses fisik, kimia, biologi. Air buangan diolah di Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Sebagian digunakan Kembali; Pengelolaan limbah emisi udara dilakukan dengan pemasangan alat blow treatment pada unit pulping, EP pada recovery boiler dan wet scrubbing pada recaustizing unit. Sistem pengolahan limbah (cair, padat, gas) termasuk incinerator (alat penangkap dan sisa-sisa gas berbau). 18 2. Sumber Data/ Informasi Data Sekunder: - Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah cair (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah cair) - Bukti pemenuhan baku mutu ntuk limbah padat (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah padat) - Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah gas dan debu (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah gas dan debu) Data Primer: - Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah cair. - Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah padat - Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu.. 3. Cara/Verifikasi - Evaluasi laporan baku mutu limbah cair - Evaluasi laporan baku mutu limbah padat - Evaluasi laporan baku mutu limbah gas dan debu No Aspek Kriteria 8 Emisi CO2 per ton produk Emisi CO2 8.1 Pulp Batasan Metode Verifikasi Maksimum 0,35 ton CO2/ton pulp Verifikasi perhitungan tentang pemenuhan persyaratan disertai laporan hasil perhitungan tentang emisi CO2 per ton pulp sesuai dengan 19 Lampiran dokumen ini. 8.2 Pulp Terintegrasi Kertas Maksimum 0,35 ton CO2/ton kertas Verifikasi perhitungan tentang pemenuhan persyaratan disertai laporan hasil perhitungan tentang emisi CO2 per ton kertas dalam proses produksi Pulp Terintegrasi Kertas sesuai dengan Lampiran dokumen ini 1. Penjelasan Kegiatan industry merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) di antaranya emisi CO2, yang diyakini menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Oleh sebab itu perlu komitmen dan kebijakan dari pihak perusahaan untuk ikut berpatisipasi dalam upaya penurunan emisi GRK. Komitmen dan kebijakan tersebut selanjutnya akan dijadikan target/KPI perusahaan. 2. Sumber Data/ Informasi Data Sekunder: - Kebijakan dan program penurunan emisi GRK - KPI perusahaan terkait upaya penurunan emisi GRK - Laporan pelaksanaan program Data Primer: - Wawancara terkait kebijakan, program dan implementasi program penurunan emisi GRK - Perhitungan emisi CO2 - 3. Cara/Verifikasi 20 - Identifikasi kebijakan dan program penurunan emisi GRK yang dilakukan perusahaan - Evaluasi laporan pelaksanaan program penurunan emisi GRK - Perhitungan sesuai Petunjuk Teknis Perhitungan CO2 di Industri Secara umum, perhitungan gas rumah kaca dilakukan dengan menggunakan konsep neraca massa. Untuk menyederhanakan dan mempermudah perhitungan, digunakan suatu faktor pengali yang disebut faktor emisi, yakni suatu nilai representative yang menghubungkan kuantitas emisi yang dilepas ke atmosfer dengan aktivitas yang berkaitan dengan emisi tersebut. Emisi ntuk industri secara garis besar dihasilkan oleh sumber-sumber yang berasal dari pemakaian energi berupa bahan bakar dan listrik, proses produksi dan limbah. Khusus untuk penggunaan listrik dikategorikan sebagai emisi tidak langsung. Untuk mengurangi dampak negative dan fenomena perubahan iklim, perlu menghitung jumlah emisi karbon (CO2) dari kegiatan industri. Perhitungan karbon untuk industri meliputi beberapa kegiatan, antara lain: ο· Identifikasi ruang lingkup emisi dari industry ο· Identifikasi sumber-sumber emisi pada proses di industri ο· Identifikasi sumber-sumber emisi pada proses pembakaran ο· Identifikasi sumber-sumber emisi pada penggunaan listrik ο· Identifikasi sumber-sumber emisi dari limbah, dan ο· Penetapan metode perhitungan emisi yang digunakan Hasil perhitungan dapat digunakan sebagai tolak ukur perencanaan pengembangan industri dan untuk mengetahui keberlanjutan kegiatan industri. 21 Konsumsi umpan (ton/tahun) Konsumsi umpan Produksi (ton/tahun) Komposisi produk Perhitungan emisi GRK dan proses Jumlah emisi (ton/tahun) Faktor emisi IPCC Data-data pendukung(literatur) Gambar 1. Neraca Massa Emisi di Industri dari Penggunaan Energi Konsumsi bahan bakar (ton/tahun) Konsumsi bahan bakar (%tahun) Nilai kalor bahan bakar LHV (kJ/kg) Kebutuhan listrik (MWh/tahum) Kapasitas produksi (ton/tahun) Waktu operasi (hari/tahun) Perhitungan emisi GRK dan Sistem Energi Jumlah emisi (ton/tahun) Data-data pendukung(literatur) Gambar 2. Neraca Massa Emisi di Industri dari Proses Produksi Perumusan emisi GRK dengan menggunakan faktor emisi dalam IPCC Guidelines 2006 adalah sebagai berikut: Tingkat Emisi = Data Aktifitas (AD) x Faktor Emisi (EF) Metode selengkapnya dapat dilihat pada referensi Metodologi Perhitungan Tingkat Emisi GRK Proses Industri dan Penggunaan Produk, KemenLH 2012 serta Draft Petunjuk Teknis Perhitungan Emisi GRK Sektor Industri, Kemenperin, 2012. 22 6. Persyaratan Manajemen Pengusahaan No 1 2 Aspek Kebijakan dan Organisasi Perencanaan Strategis Kriteria Batasan Metode Verifikasi 1.1 Kebijakan Industri Hijau Perusahaan wajib memiliki kebijakan tertulis Penerapan Industri Hijau Periksa dokumen kebijakan penerapan industri hijau yang ditandatangani oleh pimpinan puncak 1.2 Organisasi Industri Hijau a. Keberadaan organisasi dan tim pelaksana penerapan industry hijau di perusahaan Periksa dokumen penetapan organisasi dan tim pelaksana penerapan industri hijau yang ditandatangani oleh pimpinan puncak b. Program pelatihan/peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) tentang industri hijau Periksa sertifikat/bukti pelatihan/peningkatan kapasitas SDM tentang industri hijau 1.3 Sosialisasi Kebijakan dan Organisasi Industri Hijau Terdapat kegiatan sosialisasi kebijakan dan organisasi Industri Hijau di perusahaan Periksa bukti kehadiran atau dokumentasi atau fotokopi media sosialisasi tentang kebijakan dan organisasi industri hijau di perusahaan 1.1 Tujuan dan Sasaran Industri Hijau Perusahaan memiliki Rencana strategis (Renstra) dan program untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan penerapan Industri Hijau Periksa dokumen tujuan dan sasaran penerapan Industri Hijau di perusahaan 23 No Aspek Kriteria 1.2 Perencanaan Strategis dan Program Batasan Perusahaan memiliki Rencana strategis (Renstra) dan Program untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan penerapan Industri Hijau Metode Verifikasi Periksa dokumen Renstra dan Program yang mencakup - Efisiensi penggunaan bahan baku; - Efisiensi penggunaan energil; - Efisiensi penggunaan air; - Konservasi energi; - Konservasi air; - Pengurangan emisi GRK; - Pengurangan limbah (B3 dan Non B3) - Jadwal pelaksanaan, penanggung jawab, dan alokasi dana Dokumen Renstra dan Program ditandatangani oleh pimpinan puncak 3 Pelaksanaan dan Pemantauan 3.1 Pelaksanaan Program Program dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan dilaporkan secara berkala kepada manajemen serta didapatkan persetujuan dari manajemen puncak Periksa bukti pelaksanaan program: - Dokumentasi pelaksanaan program: ο· Efisiensi penggunaan bahan baku; 24 No Aspek Kriteria 3.2 Pemantauan Program Batasan Pemantauan program dilaksanakan secara berkala dan hasilnya dilaporkan sebagai bahan Tinjauan Manajemen puncak dan masukan dalam melakukan perbaikan berkelanjutan Metode Verifikasi ο· Efisiensi penggunaan energi; ο· Efisiensi penggunaan air; ο· Konservasi energi ο· Konservasi air ο· Pengurangan emisi GRK; ο· Pengurangan limbah (B3 dan Non B3) - Dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan program yang telah direncanakan - Bukti persetujuan pelaksanaan program dari manajemen puncak Periksa laporan hasil pemantauan program dan bukti pendukung baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal. Laporan yang dilakukan secara internal 25 No Aspek Kriteria Batasan Metode Verifikasi divalidasi oleh manajemen puncak 26 DAFTAR PUSTAKA Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 514/M-IND/Kep/12/2015 Tentang Penentapan Standar Industri Hijau Untuk Industri Pulp Dan Pulp Terintergrasi Kertas 27