Hubungan Antara Motivasi Suami Pada Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Desa Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Rina Mardiyana, Diah Ayu Anggraini Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto Abstract: Antenatal Care (ANC) is surveillance before the dressing especially aimed at the growth and development of fetus in the womb. ANC orderly do pregnant women one of which is influenced by motivation husband doing such close contact with the mother in ANC. This is consistent with concept of readiness husband expected at each visit ANC, the husband and wife often accompany his wife to know the condition of pregnancy. Phenomena that exist today are found pregnant women who don’t ANC accompanied by her husband. The purpose of research is the correlation between husband motivation to pregnant women with visits ANC in Japanan Village Kemlagi Mojokerto. Analytic study design is cross-sectional approach. Population that is all pregnant women’s husbands in Japanan Village Kemlagi Mojokerto of 46 people in 2013 and with purposive sampling technique obtained 42 husbands as sample. Data was collected and observations kuisioner KIA books were analyzed using frequency distributions. Then, to determine the relationship of husband motivation to visit ANC by using Chi Square test. The results showed that there is correlation between husband motivation to pregnant women with visits ANC on the ρ (0,00) < (0,05). The results showed that still found pregnant women who don’t ANC, be hoped husband always give motivation to pregnant women so that visits ANC. Keywords: Husband motivation, visits Antenatal Care (ANC) obat dan mempersiapkan perlengkapan bayi PENDAHULUAN dan ibu menjelang persalinan (Astuti, 2010). Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Pemeriksan mendeteksi faktor kehamilan resiko sejak dapat sebelum konsepsi terjadi sehingga semakin baik untuk memberikan penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Keteraturan ibu hamil melakukan Antenatal Care (ANC) salah satunya dipengaruhi oleh motivasi suami misalnya mendampingi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, mempersiapkan penolong persalinan, memilih tempat dan tenaga kesehatan dalam melakukan Antenatal Care (ANC), mengingatkan ibu untuk minum Suami sebagai pendamping yang paling dekat dengan ibu bukan hanya berperan sebagai pengambil keputusan saja tetapi juga memiliki peran serta dalam memberikan dukungan moral kepada istri sejak kehamilan diketahui sampai masa persalinan dan masa nifas. Hal ini sesuai dengan konsep suami siaga bahwa kewaspadaan suami mengenali tanda bahaya kehamilan dan kesiapan suami mendampingi kesehatan istri untuk ke tempat pelayanan pemeriksaan kehamilan memang diharapkan pada setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan, para suami selalu mendampingi istri sehingga mereka tahu kondisi kehamilan istrinya. Ini penting, agar persalinannya kelak dapat diantisipasi (Mufdilah, 2009). Fenomena yang ada saat ini Berdasarkan Mahasiswa Sutopo dilakukan Antenatal Care (ANC) tidak didampingi oleh Surabaya di 5 kecamatan kota Surabaya pada suami. Adapun suami yang mendampingi ibu, tahun 2010 secara observasi melalui buku KIA itu pun sang suami tidak mendampingi sampai dari 126 ibu hamil didapatkan bahwa 65 pada proses pemeriksaan. Hal ini kurang (51,6%) ibu tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan konsep suami siaga bahwa kehamilan secara rutin yaitu pada TM1 ibu diharapkan tidak melakukan pemeriksaan kehamilan dan setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan, para suami selalu 61(48,4%) mendampingi istri sehingga mereka tahu pemeriksaan kehamilan ke BPS. Rendahnya kondisi kehamilan istrinya. kunjungan Menurut Program Maternal dan Neonatal Indonesia (MNPI) dasar dari ibu Evi yaung banyak ditemui ibu hamil yang melakukan pada oleh penelitian ANC dapat melakukan ditekan, apabila khususnya suami dengan praktik ibu dalam pelayanan yang membuat laki-laki menjadi sentral (Putriazka, 2011). perempuan rutin didorong dengan keikutsertaan masyarakat permasalahan ini adalah budaya partiarkat sedangkan hamil dikesampingkan. Antenatal dan Data tahun 2012 Persalinan di Puskesmas Sehingga partisipasi pria dalam kesehatan Kemlagi sasaran ibu hamil sebanyak 546 reproduksi masih sangat rendah, hal ini dapat orang. Target K1 dan K4 sebesar 80%, ibu dilihat dari AKI tahun 2005 dimana 17.000 hamil baru (K1 akses) 323 orang (59,1%), diantaranya disebabkan karena 3 terlambat sedangkan ibu hamil baru < 12 minggu (K1 (deteksi, mengirim, menolong) selain itu 68% murni) 223 orang (40,9%). Jumlah ibu persalinan primigravida para tidak didampingi suami, bahkan suami tidak mengetahui kondisi kehamilan sang istri. tentang multigravida 334 (61,2%). Dari 212 ibu primigravida yang periksa teratur 98 orang Hasil penelitian Suvika tahun 2008 di Surabaya yang ada 212 (38,8%), ibu keikutsertaan (53,8%). Sedangkan dari 334 ibu multigravida masyarakat khususnya suami dan orang tua yang periksa teratur 142 orang (42,5%) dan dengan praktik ibu dalam pelayanan Antenatal 192 orang (57,5%) periksa tidak teratur didapatkan bahwa variabel (Puskesmas Kemlagi, 2012). mempunyai 42,5% pengaruh (46,2%), yang periksatidak teratur 114 orang peran suami lebih erat dibandingkan Berdasarkan study pendahuluan di dengan peran orang tuanya 18,6% terhadap Desa Japanan Kecamatan Kemlagi pada praktik ibu dalam melakukan Antenatal Care tanggal 20 Oktober 2012 dengan wawancara (Dinkes Jatim, 2009). pada 8 ibu hamil didapatkan bahwa 5 ibu (63%) mengatakan bahwa suaminya memotivasi untuk melakukan pemeriksaan melakukan ANC antara lain kehamilan tetapi tidak pernah mendampingi pemantauan kemajuan kehamilan saat kunjungan. Dari 5 ibu ternyata 3 ibu memastikan kesehatan ibu mengatakan bahwa tidak pernah didampingi kembang bayi, kurang msengenali secara dini suami saat kunjungan karena bekerja sebagai adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang swasta dan tempat kerja jauh dari rumah, 2 ibu mungkin terjadi selama hamil, dan kurang mengatakan tidak pernah didampingi suami mempersiapkan saat kunjungan karena suami tidak biasa melahirkan dengan selamat, ibu maupun mengantarkan ibu sehingga diantar oleh orang bayinya dengan trauma seminimal mungkin tua, mertua atau saudara untuk periksa (Prawirohardjo, 2006). persalinan kurangnya dan cukup untuk tumbuh bulan, kehamilan. Dan 3 ibu (37%) mengatakan Pemeriksaan Antenatal memegang bahwa suaminya memotivasi untuk melakukan peranan yang amat penting untuk dapat pemeriksaan kehamilan dan mendampingi di mengenal faktor resiko secara dini sehingga setiap tidak dapat dihindari kematian atau penyakit yang mendampingi sampai proses pemeriksaan. tidak perlu terjadi. Oleh karena itu sangat Sedangkan dari hasil observasi buku KIA dari penting memberikan pengertian pada suami 5 ibu yang tidak pernah didampingi suami saat tentang pentingnya memberikan dukungan melakukan pemeriksaan kehamilan ternyata 3 pada istri dengan cara mendampingi dan ibu tidak teratur melakukan pemeriksaan mengantarkan kehamilan dan 2 ibu teratur melakukan pemeriksaan kehamilan. Juga hiduplah dengan pemeriksaan kehamilan. cara yang sehat (hindari rokok, alcohol, dll), kunjungan akan tetapi Kurangnya motivasi suami pada ibu hamil dalam melakukan ANC disebabkan oleh ibu hamil melakukan serta makan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan selama hamil. beberapa faktor yaitu faktor fisik, lingkungan dan kematangan usia, faktor instrinsik, METODOLOGI fasilitas (sarana dan prasarana), situasi dan Desain penelitian ini adalah cross kondisi, program dan aktifitas, dan faktor sectional, karena variable bebas dan variable herediter (Rusmi, 2009). Kurangnya motivasi terikat diamati pada saat yang bersamaan. suami dapat menyebabkan ibu kurang teratur Populasi penelitian ini adalah semua suami ibu melakukan ANC. Selain itu, keteraturan ibu hamil di Desa Japanan Kecamatan Kemlagi melakukan oleh Kabupaten Mojokerto sebanyak 46 orang. pendidikan, dukungan keluarga, lingkungan, Instrumen yang digunakan pada variable pekerjaan, motivasi ANC status dipengaruhi ekonomi, dan fasilitas kesehatan. Dampak ibu hamil tidak teratur adalah kuesioner yang telah dirancang, sedangkan variable kunjgan antenatal care menggunakan Buku KIA. memiliki motivasi kuat, yaitu sebanyak 25 responden (59,5%). Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan sehari-hari memiliki keinginan yang positif HASIL PENELITIAN mempunyai harapan yang tinggi dan memiliki Tabel 1 Hubungan Antara Motivasi Suami Pada Ibu Hamil Dengan Kunjungan keyakinan yang tinggi bahwa dirinya akan mudah dalam melakukan aktifiasnya berkaitan Antenatal Care (ANC) di Desa dengan persoalan-persoalan yang dihadapi Japanan (Rusmi, 2009). Hal ini sesuai dengan konsep Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto Mei 2013. suami siaga mengenali bahwa tanda kewaspadaan bahaya suami kehamilan dan kesiapan suami mendampingi istri ke tempat Kunjungan ANC Ibu Hamil Motiva si Teratur Juml Tidak Suami Teratur Kuat pelayanan F % F % 25 100 0 0 ah kesehatan untuk pemeriksaan kehamilan memang diharapkan pada setiap % kunjungan pemeriksaan kehamilan, para suami selalu mendampingi istri sehingga mereka 25 100 tahu kondisi kehamilan istrinya. Ini penting, agar persalinannya kelak dapat diantisipasi Sedang 10 66,7 5 33,3 15 100 Lemah 0 0 2 100 2 100 Jumlah 35 83,3 7 16,7 42 100 (Mufdilah, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa suami sangat memahami akan pentingnya memotivasi ibu hamil terlebih pada ibu yang belum terbiasa dengan perubahan-perubahan fisiologis maupun psikisnya. Responden yang memiliki motivasi sedang sebanyak 15 responden (35,7%). Motivasi dikatakan sedang apabila dalam diri PEMBAHASAN manusia memiliki keingingan yang positif mempunyai harapan yang tinggi namun Motivasi Suami ibu hamil yang melakukan Antenatal Care (ANC) memiliki keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat menyelesaikan Berdasarkan tabel Tabulasi silang menunjukkan bahwa sebagian besar responden bersosialisasi persoalan dan yang mampu dihadapi (Rusmi, 2009). Sesuai dengan fakta yang ada di lapangan bahwa suami yang memiliki motivasi sedang masih ada ibu hamil yang kehamilan sangatlah diharapkan agar dapat tidak teratur melakukan kunjungan Antenatal dihindari kematian atau penyakit yang tidak Care (ANC). Berdasarkan hasil penelitian perlu terjadi. bahwa suami memiliki motivasi sedang Sedangkan responden yang memiliki dikarenakan factor pekerjaan dan factor motivasi lemah sebanyak 2 responden (4,8%). pengalaman. Dari 15 responden yang memiliki Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam motivasi swasta diri manusia memiliki harapan dan keyakinan sebanyak 7 orang. Suami yang bekerja swasta yang rendah bahwa dirinya dapat melakukan umumnya jarang dirumah. Bila dikaitkan aktifiasnya dengan pemeriksaan kehamilan, karena terlalu persoalan yang dihadapi (Rusmi, 2009). Salah sibuk akan satu teori motivasi dalam penelitian ini adalah menyulitkan membagi waktu antara bekerja teori kebutuhan Maslow yaitu kebutuhan dengan melakukan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan pemeriksaan kehamilan. Sehingga suami pun akan kasih sayang, kebutuhan akan harga diri, kurang berperan sebagai suami siaga yang dan memang diharapkan pada setiap kunjungan dikaitkan dengan motivasi suami pada ibu pemeriksaan kehamilan, para suami selalu hamil yang melakukan kunjungan ANC, mendampingi istri sehingga mereka tahu seharusnya kondisi kehamilan istrinya. Maslow sangatlah penting dilakukan oleh sedang, dengan yang bekerja pekerjaannya mendampingi istri maka Sedangkan dari faktor pengalaman yang dialami suami sebelumnya bahwa pada berkaitan kebutuhan dengan aktualisasi semua persoalan- diri. komponen Apabila kebutuhan suami. Tapi pada kenyatannya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 5 komponen tersebut kehamilan istri sebelumnya suami jarang sering kali diabaikan. Hal ini sangat mendampingi istri periksa kehamilan sehingga berdampak pada keteraturan ibu hamil dalam istri juga tidak teratur melakukan pemeriksaan melakukan kunjungan ANC. kehamilan. Pada kenyataanya kehamilan istri baik-baik saja, sehingga mengerti pentingnya suami istri kurang melakukan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu hamil pemeriksaan kehamilan secara teratur. Suami sebagai pendamping yang paling dekat dengan Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa ibu bukan hanya berperan sebagai pengambil hampir seluruh responden teratur melakukan keputusan saja tetapi juga memiliki peran serta kunjungan Antenatal Care (ANC), yaitu dalam memberikan dukungan moral kepada sebanyak 35 responden dari 42 responden istri berlangsung. (83,3%). ANC yang sesuai standar yaitu 1 kali Kewaspadaan suami mengenali tanda bahaya pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan sejak kehamilan 2 kali pada trimeter III. Hal ini sesuai dengan Ibu hamil yang memeriksakan Ida Bagus Gde Manuaba (2005) bahwa kehamilannya tidak sesuai dengan standart pengawasan antenatal yang sesuai standar dan diketahui terdapat 7 responden dari 42 teratur dapat memberikan manfaat dengan responden (16,7%), yang seluruhnya tidak ditemukannya periksa berbagai kelainan yang kehamilan secara teratur pada menyertai kehamilan secara dini. Sehingga Trimester II (UK sebelum 28 minggu). dapat dipersiapkan Pemeriksaan kehamilan pada TM II sangatlah pertolongan penting dilakukan bagi ibu hamil, manfaatnya persalinannya dengan ditemukannya kelainan- adalah meningkatkan kwaspadaan khusus kelainan mengenai penyakit yang menyertai kehamilan diperhitungkan langkah-langkah dan dalam yang menyertai pada setiap pemeriksaan. seperti pre eklamsia, anemia dll. Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang Sesuai dengan Sarwono Prawirohardjo bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, (2006) tujuan dari Antenatal Care yaitu untuk wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali memantau untuk kunjungan selama periode antenatal yaitu 1 tumbah kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan dan 2 kali pada trimeter III (Prawirohardjo, memastikan kembang kemajuan kehamilan kesehatan janin, ibu dan meningkatkan mempertahankan kesehatan fisik mental dan 2006). sosial ibu dan bayi, mengenai secara dini menyatakan bahwa pelaksanaan Antenatal adanya ketidak normalan/komplikasi yang Care mungkin terjadi selama hamil termasuk pendidikan, dukungan keluarga, lingkungan, riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pekerjaan, pembedahan, kesehatan. Dan dari hasil penelitian ini mempersiapkan persalinan Menurut secara Sulistyowati teratur status suami (2009) dipengaruhi ekonomi, dan fasilitas cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu motivasi maupun bayinya dengan trauma seminimal keteraturan mungkin, mempersiapkan peran ibu dan suami kehamilanya sehingga mereka tahu kondisi dalam menerima kelahiran bayi agar dapat kehamilan tumbuh kembang secara normal, menurunkan pendamping yang paling dekat dengan ibu angka kematian ibu dan perinatal. ANC yang bukan hanya berperan sebagai pengambil sesuai standart dan teratur menfaatnya besar keputusan saja tetapi juga memiliki peran serta sekali bagi ibu hamil agar ibu menyiapkan dalam memberikan dukungan moral kepada fisik dan mental dengan baik. istri sejak kehamilan diketahui sampai masa ibu berpengaruh oleh dalam istrinya. terhadap memeriksakan Suami sebagai persalinan dan masa nifas. Bentuk motivasi suami bisa berupa mendampingi saat periksa kehamilan, menyiapkan biaya untuk kehamilan, persalinan sampai kelahiran bayi Care (ANC) di Desa Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. dan memberikan perhatian selama kehamilan sehingga ibu merasakan kenyamanan saat periode antenatal. Sesuai dengan Suryabrata (2011) bahwa motivasi merupakan keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk Hubungan antara motivasi suami pada ibu melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna hamil dengan kunjungan Antenatal Care mencapai suatu tujuan. Hal ini didasarkan (ANC) dengan fakta yang ada dimana suami ibu hamil yang memiliki motivasi kuat terhadap Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa kunjungan Antenatal, dari 25 responden yang memiliki motivasi Antenatal ibu hamil teratur. Sebaliknya kuat, seluruh (100%) kunjungan Antenatal apabila motivasi suami ibu hamil lemah, maka Care (ANC) nya teratur. Dari 15 responden kunjungan antenatal ibu hamil tidak teratur. yang memiliki motivasi sedang, 10 responden Hal ini menunjukkan bahwa motivasi suami (66,75) kunjungan Antenatal Care (ANC) nya pada ibu hamil sangat berpengaruh terhadap teratur dan 5 responden (33,35) kunjungan keteraturan ibu hamil dalam melakukan Antenatal Care (ANC) nya tidak teratur. Dan Antenatal Care, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 dari 2 responden yang memiliki motivasi kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimeter lemah, seluruh (100%) kunjungan Antenatal III. Care (ANC) nya tidak teratur. maka kunjungan Motivasi suami pada ibu hamil dalam melakukan ANC disebabkan oleh beberapa Hasil uji Chi Square dengan faktor yaitu faktor fisik, lingkungan dan menggunakan SPSS for windows masih kematangan usia, faktor instrinsik, fasilitas menunjukkan frekuensi harapan (fh) ) < 5 (sarana dan prasarana), situasi dan kondisi, lebih dari 20%. Maka dari itu digunakan uji program dan aktifitas, dan faktor herediter fisher exact pada α 0,05 dan df = 1 dengan (Rusmi, 2009). Selain itu, keteraturan ibu kriteria penolakkan H0 pada ρ < 0,05 dan melakukan ANC dipengaruhi oleh pendidikan, diterima pada ρ > 0,05. Setelah itu dilakukan dukungan keluarga, lingkungan, pekerjaan, uji statistic fisher exact dan didapatkan ρ = status 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa ρ (0,00) < (Sulistyowati, 2009). Tanpa motivasi yang (0,05), artinya H0 ditolak dan H1 diterima kuat dari suami menyebabkan ibu hamil sehingga ada hubungan antara motivasi suami kurang pada ibu hamil dengan kunjungan Antenatal Antenatal Care. Ketidakteraturan ibu hamil ekonomi, teratur dan fasilitas melakukan kesehatan kunjungan melakukan Antenatal mengakibatkan Care masalah-masalah dapat SIMPULAN DAN SARAN yang Simpulan berkaitan dengan kesehatan ibu dan janin yang Berdasarkan hasil penelitian yang seharusnya dapat dihindari. Dampak ibu hamil dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil tidak teratur melakukan ANC antara lain kesimpulan sebagai berikut: kurangnya pemantauan kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh 1. Motivasi suami pada ibu hamil yang kembang bayi, kurang msengenali secara dini melakukan Antenatal Care (ANC) di Desa adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten mungkin terjadi selama hamil, dan kurang Mojokerto menunjukkan bahwa sebagian mempersiapkan besar responden memiliki motivasi kuat , persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin (Prawirohardjo, 2006). yaitu sebanyak 25 responden (59,5%). 2. Kunjungan antenatal pada ibu hamil di Desa Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto menunjukkan bahwa Dan apabila kehamilan ini disertai dengan kesadaran bahwa bayi yang hampir seluruh melakukan responden kunjungan Antenatal teratur Care dikandungnya itu didambakan oleh dirinya (ANC), yaitu sebanyak 35 responden maupun suaminya. Maka ibu hamil akan (83,3%). senantiasa menjaga kehamilannya dengan memeriksakan teratur. ibu hamil dengan kunjungan Antenatal Disamping itu dengan pelaksaan ANC yang Care (ANC) di Desa Japanan Kecamatan teratur Kemlagi Kabupaten Mojokerto. maka kehamilan ibu akan secara 3. Ada hubungan antara motivasi suami pada mempersiapkan kesehatan fisik maupun persiapan mental, Saran sehingga 1. Bagi Responden mampu menghadapi persalinan, nifas, menyusui dan di harapkan kembali sehat tanpa resiko yang lain. Hendaknya suami lebih meningkatkan motivasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) supaya ibu hamil selalu melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur untuk mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan. 2. Bagi Tenaga Kesehatan (Tenaga kesehatan Desa Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto) Kepada petugas kesehatan yang berada di masyarakat hendaknya senantiasa memberikan penyuluhan tidak hanya pada ibu hamil saja, tetapi juga pada suami agar selalu memberikan motivasi pada ibu hamil agar melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur untuk mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperdalam penelitian dengan tema serupa namun mengarah kepada misalnya motivasi ibu hamil dalam melakukan Antenatal Care (ANC), kunjungan Antenatal Care (ANC) dikaitkan dengan jumlah anak atau Trimesternya. DAFTAR PUSTAKA s Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.Rineka Cipta. Astuti, Maya. 2010. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta : EGC. Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Dinkes Jatim. 2009. Pelayanan Antenatal Care.http://www.dinkes-jatim.co.id. Hastono, Sutanto Priyo.2010. Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers. Hamzah. 2008. Teori Motivasi Dan Pengukuran. Jakarta : Bumi Aksara. Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Surabaya :Pariwara. Hidayat, Dede Rahmat. 2009. Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta :Trans Info Media. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidab.Jakarta : EGC. Mufdillah. 2009. ANC Fokus. Yogjakarta : Nuha Medika. Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Asuhan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Yogjakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Purwodarminto.2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : EGC. Putriazka. 2011. Kunjungan ANC. http://www.infocybernet.co.id Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabelvariabel Penelitian. Bandung : Alfabeta. Rusmi, Hidayatun. 2009. Motivasi. Jakarta : PT. Graha Loka Offset. Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Umar, Husein. 2010. Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Widayatun, Tri Rusmi. 2005. Ilmu Perilaku. Jakarta : CV Sagung Seto.