Uploaded by rabbanirynk

MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN ESTIMASI

advertisement
MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN
DOSEN : DR. SUWANDI, S.E., M.Si
ESTIMASI ARUS KAS DAN ANALISIS RISIKO
PADA PERUSAHAAN SEJENIS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
Desi Espenti
55108120117
Rinsan Hutabarat
55108120079
M.Emil Rahman
55108120081
M.Chusnul Syaichudin
55108120016
UNIVERSITAS MERCU BUANA
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
TAHUN 2009
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………….…….. 1
1.2. Pokok –Pokok Pembahasan ……………………………………….…. 2
1.3. Tujuan Penulisan ……………………………………………………... 2
BAB II ARUS KAS ( CASH FLOW ) ………………………………………..…. 4
2.1. Pengertian Arus Kas ………………………………………...………… 4
2.2. Keterbatasan Arus Kas ……….............................................................. 8
2.3. Kegunaan Menyusun Estimasi Arus Kas …………………..………… 9
2.4. Langkah-Langkah Penyusunan Arus Kas ………………………...…. 10
BAB III ANALISIS RISIKO ……………………………………………….….. 11
3.1. Pengertian Risiko ……………………………………………………. 11
3.2. Tipe Risiko ……………………………………………………….….. 11
3.3. Metode Metode Untuk Memasukkan Risiko Ke Dalam Analisis ……12
3.4. Pendekatan-Pendekatan Untuk Mengevaluasi Risiko Dalam
Penganggaran Modal ……………………………………..…………. 15
3.5. Managemen Risiko …………………………………………...…….. 16
BAB IV ANALISA ESTIMASI ARUS KAS DAN ANILIS RISIKO PADA
PERUSAHAN PT BANK CENTRAL ASIA ……………………….. 20
BAB V KESIMPULAN ……………………………………………………...… 23
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………… 25
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang
Pengelolaan keuangan dalam perusahaan merupakan kunci utama kegiatan
operasional perusahaan dan tidak akan terlepas dari kegiatan yang berhubungan dengan kas.
Bila pemakaian dana tidak terkontrol akan berakibat kas kosong. Kas perusahaan yang
kosong menyebabkan terganggunya semua kegiatan operasional perusahaan. Manajemen
atas arus keluar-masuknya dana perusahaan yang terkontrol, akan menunjukkan kredibilitas
perusahaan yang baik di dunia bisnis.
Kondisi utang-piutang, sumber dana dan investasi adalah contoh pencerminan baik
buruknya manajemen arus kas suatu perusahaan.
Dalam kondisi kas yang buruk, manajemen dituntut untuk segera membenahi
keuangan perusahaan.. Usaha mengatasi situasi tersebut akan mengarah kepada pengawasan
arus kas dengan penataan yang baik atas manajemen arus kas.
Selanjutnya sampai saat ini, kita sering mengabaikan risiko dalam penganggaran
modal, yakni kita telah mendiskontokan kembali arus kas ke masa sekarang dan
mengabaikan ketidakpastian yang mungkin ada di sekitar estimasi. Dalm kenyataan, arus
kas dalam masa depan yang terkait dengan pengenalan gerai penjualan baru atau produk
baru merupakan estimasi apa yang akan diharapkan akan terjadi di masa depan, dan tidak
mesti apa yang akan terjadi di masa depan.
Dalam makalah ini akan diasumskan bahwa dalam berbagai kondisi risiko, kita
tidak tahu sebelumnya arus kas mana yang benar-benar akan keluar dari proyek baru.
Namun, kita memiliki harapan tentang berbagai kemungkinan hasil dan kita bisa
memberikan profitabilitas terhadap hasil-hasil ini. Dengan kata lain meskipun kita tidak
Universitas Mercu Buana
1
tahu arus kas dari penerimaan proyek baru, kita dapat merumuskan distribusi profitabilas
asal arus kas tersebut.
1.2.
Pokok Pokok Pembahasan
Dalam tulisan ini, Penulis akan membahas dan berfokus pada :
1. Bagaimana menguasai konsep, pengertian dan teknik pengelolaan arus kas
dalam perusahaan.
2. Bagaimana langkah-langkah penyusunan Arus Kas dalam Perusahaan.
3. Bagaimana memahami hubungan antara arus kas dan keputusan Investasi.
4. Bagaimana menguasai konsep dan pengertian risiko dalam penganggaran
modal dalam perusahaan.
5. Metode-metode apa yag digunakan yang digunakan untuk memasukkan risiko
ke dalam analis.
6. Bagaimana memahami hubungan antara risiko dan keputusan Investasi.
7. Analisa-analisa estimasi arus kas dan risiko pada contoh kasus-kasus dalam
perusahaan sejenis.
1.3.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tentang konsep, pengertian dan teknik pengelolaan arus
kas dalam perusahaan.
2. Untuk Memahami peranan arus kas dalam suatu perusahaan.
3. Untuk memahami komponen-komponen yang membentuk arus kas.
Universitas Mercu Buana
2
4. Untuk mengetahui tentang konsep dan pengertian risiko dalam penganggaran
modal pada suatu perusahaan.
5. Untuk mengetahui tipe risiko apa saja yang mempengaruhi semua pemegang
saham dan secara teoritis merupakan ukuran yang tepat untuk penganggaran
modal.
Universitas Mercu Buana
3
BAB II
ARUS KAS ( CASH FLOW )
2.1. Pengertian Arus Kas
Arus Kas adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk
sebagai akibat dari aktivitas perusahaan. Dengan kata lain adalah aliran kas yang
terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan
serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam
mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita
miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi
menjadi tiga yaitu:
1.
Fungsi Likuiditas
Yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari
dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan
investasi awal.
2.
Fungsi Anti Inflasi
Yaitu dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada
daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3.
Capital Growth
Yaitu dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan
kekayaan
Universitas Mercu Buana
dengan jangka waktu relatif panjang.
4
Arus Kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi
tiga kelompok, yaitu:
1.
Arus Kas Operasional (Operational Cash Flow)
Yaitu, merupakan Aliran Kas Operasional yang meliputi penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan secara riil yang berkaitan dengan kegiatan
operasi, Operational Cash In Flow (OCIF) meliputi penerimaan hasil
penjualan tunai, hasil pengumpulan piutang,dan penerimaan laba
perusahaan. Sedangkan Operational Cash Out Flow (OCOF) meliputi
biaya-biaya produksi dan biaya-biaya operasi perusahaan. Biaya
produksi terdiri atas pembelian bahan baku dan bahan penolong, biaya
upah pekerja langsung, dan biaya overhead pabrik (biaya produksi tak
langsung); termasuk pembayaran hutang kepada pemasok bahan. Biaya
operasi meliputi biaya administrasi dan umum, seperti biaya gaji
pimpinan dan karyawan, biaya rekening listrik, telepon, air (PAM), biaya
pemasaran, serta biaya pajak.
Tabel 1: Format Pencatatan Arus Kas Operasional Harian per Bulan
Tanggal ……………Bulan………. Tahun……….
No.
Perkiraan OCIF
Nilai (Rp)
No.
Perkiraan OCOF
SALDO KURANG
SALDO LEBIH
JUMLAH
JUMLAH
Universitas Mercu Buana
Nilai (Rp)
5
Catatan:
1. Saldo Lebih hanya diisi apabila Total OCIF lebih besar daripada Total OCOF
2. Saldo Kurang hanya diisi apabila Total OCIF lebih kecil daripada Total OCOF
Tabel 2: Format Pencatatan Arus Kas Operasional Rekapitulasi Bulanan
Bulan………. Tahun……….
Tgl.
Perkiraan OCIF
Nilai (Rp)
Tgl.
1
1
2
2
…
…
dst.
dst.
…
…
31
31
Perkiraan OCOF
SALDO KURANG
SALDO LEBIH
JUMLAH
JUMLAH
Nilai (Rp)
Catatan :
1. Saldo Lebih hanya diisi apabila Total OCIF lebih besar daripada Total OCOF
2. Saldo Kurang hanya diisi apabila Total OCIF lebih kecil daripada Total OCOF
3. Tanggal ditulis lengkap selama satu bulan, dari tanggal 1 hingga 30 atau 31
Apabila tidak terjadi transaksi pada tanggal tertentu, perkiraan dikosongkan.
Universitas Mercu Buana
6
2.
Arus Kas Pendanaan ( Financial Cash Flow )
Yaitu, Aliran Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan pendanaan. Financial Cash In Flow
(FCIF), meliputi penerimaan modal, baik dari sumber modal sendiri maupun
dari sumber modal asing berupa pinjaman atau kredit bank. Sedangkan
Financial Cash Out Flow (FCOF) meliputi biaya-biaya yang timbul karena
adanya tambahan modal. Biaya modal tersebut dapat berupa pembagian
keuntungan kepada para pemilik modal sendiri (dividen atas saham), dan
berupa biaya bunga yang harus dibayarkan kepada bank atas kredit yang kita
terima.
Arus Kas Pendanaan ini pada dasarnya sama saja dengan metoda pencatatan
pada Arus Kas Operasional. Namun mengingat bahwa aliran kas pendanaan ini
bersifat periodik (tidak setiap hari terjadi transaksi), pencatatannya dalam
perioda bulanan (lihat Tabel 2 dan Tabel 4) atau bahkan tahunan, bukan harian.
3.
Arus Kas Investasi ( Investment Cash Flow)
Yaitu, Arus Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan Investasi. Investment Cash In Flow
(ICIF), meliputi penerimaan yang berasal dari aktivitas investasi perusahaan
pada aktiva tetap dan investasi pada surat-surat berharga, seperti penerimaan
berupa dividen atas saham, bunga (kupon) atas obligasi, dan capital gain atas
penjualan aktiva tetap dan penjualan saham. Sedangkan Investment Cash Out
Flow (OCOF) meliputi sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membeli aktiva tetap dan surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi.
Universitas Mercu Buana
7
Arus Kas ini pada dasarnya sama saja dengan metoda pencatatan pada Arus
Kas Operasional dan Aliran Kas Pendanaan. Mengingat bahwa transaksi
investasi ini tidak dilakukan oleh perusahaan secara harian, maka periode
pencatatannya adalah bulanan dan tahunan.
Setelah melakukan pencatatan aliran kas perusahaan secara bulanan kemudian
catatan-catatan tersebut dikompilasi menjadi catatan aliran kas tahunan,
berbentuk Cash Flow Statement perusahaan (sederhana). Masing-masing
laporan aliran kas tersebut diklasifikasi sesuai dengan fungsinya menjadi
Laporan Aliran Kas Operasional, Laporan Aliran Kas Pendanaan, dan Laporan
Aliran Kas Investasi.
Mengingat bahwa Cash Flow (arus kas tunai), maka hal ini memiliki kelebihan
dalam hal kejelasan jumlah penerimaan dan pengeluaran antara yang terdapat di
catatan dan keadaan nyatanya (jumlah uang tunai sesungguhnya). Namun
demikian, haini juga memiliki kelemahan.
Arus Kas adalah hanyalah pada tidak tersedianya catatan mengenai transaksi
hutang dan piutang. Pemecahannya adalah dengan menyediakan catatan
khusus mengenai transaksi yang yang bersifat kredit, baik pembelian secara
kredit maupun penjualan secara kredit. Catatan ini kita namakan Catatan
Pembantu.
2.2. Keterbatasan Arus Kas ( Cash Flow)
Arus Kas mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain :
a.
Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukkan dalam
cash flow hanya bersifat tunai.
Universitas Mercu Buana
8
b.
Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang
fleksibel.
c.
Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal
dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk
dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat
karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya;
kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam
memenuhi kewajibanya.
2.3. Kegunaan Menyusun Estimasi Arus Kas
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan
sangat berguna bagi beberapa pihak terutama managemen, adalah antara lain :
a.
Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan
dengan
rencana
keuangan
perusahaan
dan
transaksi
yang
menyebabkan perubahan kas.
b.
Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang
akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
c.
Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
d.
Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk
membayar kredit yang diberikan kepadanya.
Universitas Mercu Buana
9
2.4. Langkah-Langkah Penyusunan Arus Kas
Ada 4 (empat) langkah dalam penyusunan Arus Kas atau cash flow, yaitu :
a.
Menentukan Minimum Kas
b.
Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
c.
Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan
untuk menutupi dificit kas dan membayar kembali pinjaman dari
Pihak Ketiga.
d.
Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah
adanya transaksi financial dan budget yang final.
Universitas Mercu Buana
10
BAB III
ANALISIS RISIKO
3.1. Pengertian Risiko
Risiko dapat diartikan sebagai ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
Pengertian lain menjelaskan bahwa risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan
keuntungan / kerugian ekonomi atau finansial, kerusakan atau cedera fisik, keterlambatan,
sebagai konsekuensi ketidakpastian selama dilaksanakannya suatu kegiatan pengelolaan.
Pengertian risiko dalam konteks ini juga dapat didefinisikan sebagai suatu
penjabaran terhadap konsekuensi yang tidak menguntungkan, secara finansial maupun fisik,
sebagai hasil dari keputusan yang diambil.
Jika dikaitkan dengan konsep peluang, “risiko” adalah peluang terjadinya kondisi
yang tidak diharapkan dengan semua konsekuensi yang mungkin muncul yang dapat
menyebabkan keterlambatan atau kegagalan kegiatan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah suatu
kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian tertentu yang jika
terjadi akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan
3.2. Tipe Risiko
Dalam penganggaran modal, risiko proyek dapat dipandang dari 3 (tiga)
tingkatan, yaitu :
1.
Risiko Proyek Yang Berdiri Sendiri.
Yaitu, Risiko proyek yang berdiri sendiri dan diukur dengan variabilitas
pengembalian aktiva yang diharapkan. Yakni risiko proyek yang
mengabaikan fakta bahwa ini hanya merupakan salah satu dari banyak
Universitas Mercu Buana
11
proyek dalam perusahaan tersebut hanya merupakan salah satu dari
banyak saham dalam portofolio seorang pemegang saham.
2.
Risiko Kontribusi Proyek Terhadap Perusahaan.
Yaitu, besarnya risiko yang dikontribusikan suatu proyek terhadap
perusahaan secara keseluruhan. Yakni merupakan risiko proyek yang
memperhitungkan efek diversifikasi di antara berbagai proyek di dalam
perusahaan, namun mengabaikan efek diversifikasi pemegang saham
dalam fortofolio.
3.
Risiko Sistematis
Yaitu, risiko proyek yang diukur dari sudut pandang pemegang saham
yang melakukan diversifikasi dengan baik. Yakni risiko proyek yang
memperhitungkan fakta bahwa proyek ini hanya salah satu dari banyak
proyek yang ada dalam perusahaan dan saham perusahaan hanya salah
satu dari banyak saham dalam fortofolio pemegang saham.
3.3. Metode-Metode Untuk Memasukkan Risiko ke dalam Analisis
Ada 2 (dua) metode untuk memasukkan risiko ke dalam analisis, yaitu :
1.
Metode Ekuivalen Kepastian.
Yaitu, suatu metode dengan memasukkan risiko ke dalam keputusan
penganggaran modal dimana pengambil keputusan mensubstitusi
sekelompok arus kas yang diharapkan dan kemudian mendiskontokan
arus kas tersebut kembali ke masa yang akan datang.
Besarnya uang yang secara pasti akan dituntut oleh orang agar dirinya
tidak peduli antara jumlah yang pasti dengan risiko tertentu atau jumlah
tertentu yang tidak pasti.
Universitas Mercu Buana
12
Dalam menyederhanakan perhitungan dan persoalan di masa yang akan
datang, maka dapat didefinisikan Koefisien Ekuivalen ( αt), yang
mewakili rasio hasil pasti tertentu terhadap hasil berisiko, dengan
rumus yang dinyatakan sebagai berikut :
Arus Kas Yang Pasti
(αt) = -------------------------------
Arus Kas Berisiko
Setelah risko ini diambil dari arus kas proyek, semua arus kas lain
didiskontokan kembali ke masa sekarang dengan tingkat bunga yang
bebas risiko, dan NPV proyek atau indeks profitalitas dapat ditentukan.
Bila IRR dihitung, kemudian IRR dibandingkan dengan suku bunga
bebas
risiko
ketimbang tingkat
pengembalian yang diharapkan
perusahaan perusahaan untuk menentukan apakah mau diterima atau
ditolak. Metode ekuivalen kepastian dapat dirangkum sebagai berikut :
n
αt
FCFt
NPV = ∑--------------------------- - IO
t
t=1
( 1+krf )
FCTt
= Arus Kas tahunan yang diharapkan dalam periode t
IO
= Pengeluaran awal
k
= Tingkat diskonto
n
= Umur harapan proyek
krf
= Suku bunga bebas risiko
Universitas Mercu Buana
13
2.
Tingkat Diskonto Yang Disesuaikan Dengan Risiko
Yaitu, metode memasukkaan tingkat risiko proyek ke dalam proses
penganggaran modal, dimana tingkat diskonto disesuaikan ke atas untuk
mengkompensasi risiko yang lebih besar dari normal atau ke bawah
untuk menyesuaikan dengan risiko yang lebih kecil dari normal.
Tingkat pengembalian diharapkan pada investasi apa pun harus
mengikutkan kompensasi atas penundaan konsumsi yang sama dengan
tingkat pengembalian bebas risiko, plus kompensasi untuk risiko apapun
yang diambil. Bila risiko yang terkait dengan investasi lebih besar dari
risiko yang terlibat dalam usaha tipikal, tingkat diskonto disesuaikan ke
atas untuk mengkompensasi tambahan risiko ini. Setelah perusahaan
menentukan tingkat pengembalian yang sesuai untuk proyek dengan
tingkat risiko tertentu, arus kas didiskontokan kembali ke masa sekarang
pada tingkat diskonto yang disesuaikan dengan risiko. Kemudian criteria
penganggaran modal normal digunakan, kecuali dalam kasus IRR.
Untuk IRR, tingkat batas yang menjadi IRR proyek sekarang menjadi
tingkat diskonto yang disesuaikan dengan risiko. Bila dinyatakan secara
matematis,NPV dengan tingkat diskonto yang disesuaikan dengan risiko
menjadi :
n
FCFt
NPV = ∑--------------------------- - IO
t-1
(1+k)t
FCTt
= Arus Kas tahunan yang diharapkan dalam periode t
IO
= Pengeluaran awal
k
= tingkat diskonto
n
= umur harapan proyek
Universitas Mercu Buana
14
3.4. Pendekatan Pendekatan Untuk Mengevaluasi Risiko Dalam Penganggaran
Modal
Ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk mengevaluasi risiko dalam
penganggaran modal, sebagai berikut :
1.
Simulasi
Yaitu, Proses meniru kinerja proyek investasi yang sedang dievaluasi
dengan computer. Ini dilakukan dengan secara acak memilih berbagai
observasi dari masing-masing distribusi yang mempengaruhi hasil
proyek, mengkombinasikan observasi-observasi itu untuk menentukan
hasil akhir proyek, dan melanjutkan proses ini sampai didapatkan
catatan yang representative dari kemungkinan hasil proyek itu.
2.
Analisis Sensitivitas Melalui Pendekatan Simulasi
Yaitu, suatu proses penentuan bagaimana distribusi segala kemungkinan
pengembalian untuk proyek tertentu dipengaruhi oleh perubahan dalam
salah satu variable masukan tertentu.
3.
Pohon Probalitas
Yaitu, representasi skematis dari permasalahan di masa semua
kemungkinan hasil ditampilkan secara grafis.
Universitas Mercu Buana
15
3.5.
Manajemen Risiko
Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah “suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menanggapi risiko yang telah diketahui (melalui rencana analisa risiko
atau bentuk observasi lain) untuk meminimalisasi konsekuensi buruk yang
mungkin muncul”. Untuk itu risiko harus didefinisikan dalam bentuk suatu
rencana atau prosedur yang reaktif. Manajemen risiko bermakna sebagai
semua rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan risiko, dimana
didalamnya termasuk perencanaan (planning), penilaian (assesment)
(identifikasi dan dianalisa), penanganan (handling), dan pemantauan
(monitoring) risiko.
Jika lebih jauh lagi dikaitkan dengan fungsi manajemen secara
keseluruhan maka manajemen risiko adalah suatu manajemen fungsional
yang
mendukung
manajemen
obyektif
dengan
sasaran
adanya
dapat
disusun
konsep
ketidakpastian di masa mendatang.
Berdasarkan
beberapa
penjelasan
tersebut
manajemen risiko sebagai bentuk pengelolaan terhadap risiko untuk
meminimalisasi konsekuensi buruk yang mungkin muncul melalui
perencanaan, identifikasi, analisa, penanganan, dan pemantauan risiko.
Pentingnya Manajemen Risiko
Dalam dunia nyata selalu terjadi perubahan yang sifatnya dinamis, sehingga
selalu terdapat ketidakpastian. Risiko timbul karena adanya ketidakpastian, dan
risiko akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan. Setiap aktivitas
manusia selalu mengandung risiko karena adanya keterbatasan dalam
memprediksikan hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kejadian
yang memiliki peluang atau ketidakpastian (sebagai halnya risiko ) tidak dapat
dikontrol, dan tidak ada pengelolaan sebaik apapun yang dapat meniadakan
Universitas Mercu Buana
16
risiko. Setiap orang dan setiap organisasi harus selalu berusaha untuk
menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian
agar akibat buruk yang timbul dapat dihilangkan atau paling tidak dikurangi.
Manajemen risiko merupakan pendekatan terorganisasi untuk menemukan
risiko-risiko yang potensial sehingga dapat mengurangi terjadinya hal-hal di
luar dugaan. Selanjutnya dapat diketahui akibat buruknya yang tidak
diharapkan dan dapat dikembangkan rencana respon yang sesuai untuk
mengatasi risiko-risiko potensial tersebut.
Informasi berdasarkan pengalaman di masa lalu sangat membantu dalam
menganalisa ketidakpastian di masa yang akan datang. Manajemen risiko harus
dilakukan sedini mungkin dengan didukung informasi tersebut. Prosesnya
merupakan tindakan preventif di mana kondisi usaha sesungguhnya dapat
menjadi jelas sebelum terlambat dan dapat terhindar dari kegagalan yang lebih
besar. Dengan manajemen risiko berarti melakukan sesuatu yang proaktif
daripada reaktif.
Dengan demikian melalui manajemen risiko akan diketahui metode yang tepat
untuk menghindari/mengurangi besarnya kerugian yang diderita akibat risiko.
Secara langsung manajemen risiko yang baik dapat menghindari semaksimal
mungkin dari biaya-biaya yang terpaksa harus dikeluarkan akibat terjadinya
suatu peristiwa yang merugikan dan menunjang peningkatan keuntungan usaha.
Secara tak langsung manajemen risiko memberikan
sumbangan sebagai
berikut :
a. Memberikan pemahaman tentang risiko, efeknya, dan keterkaitannya secara
lebih baik dan pasti sehingga menambah keyakinan dalam pengambilan
keputusan yang dapat meningkatkan kualitas keputusan.
b. Meminimalkan jumlah kejadian di luar dugaan dan memberikan gambaran
tentang akibat negatifnya sehingga mengurangi ketegangan dan kesalahpahaman.
Universitas Mercu Buana
17
c. Membantu menyediakan sumber daya dengan baik.
d. Menangkal timbulnya hal-hal dari luar yang dapat mengganggu kelancaran
operasional.
e. Mengurangi fluktuasi laba dan arus kas tahunan atau menstabilkan
pendapatan.
f.
Menimbulkan kedamaian pikiran dan ketenangan tenaga kerja dalam
bekerja.
g. Meningkatkan public-image perusahaan sebagai wujud tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
Manajemen risiko pada saat ini merupakan kunci dari keseluruhan manajemen
bisnis. Tujuan utama manajemen
risiko harus menyokong obyektif
pengelolaan. Dengan berjalannya usaha bisnis yang diharapkan mendatangkan
keuntungan, maka meminimalkan risiko untuk mencapai keuntungan yang
memuaskan menjadi sasaran bisnis.
3.5.3.
Proses dalam Manajemen Risiko
Informasi berdasarkan pengalaman di masa lalu sangat membantu dalam
menganalisa hal-hal tidak pasti yang akan terjadi masa yang akan datang.
Manajemen risiko memanfaatkan informasi tersebut untuk memusatkan
perhatian pada masa depan apabila terdapat ketidakpastian dan kemudian
mengembangkan rencana yang sesuai untuk mengatasi isu-isu potensial
tersebut dari dampak yang merugikan.
Tahapan dalam manajemen risiko dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
Proses pengembangan dan dokumentasi strategi dan metode yang
terorganisasi, komprehensif, dan interaktif, untuk keperluan identifikasi
dan penelusuran isu-isu risiko, pengembangan rencana penanganan
Universitas Mercu Buana
18
risiko, penilaian risiko yang kontinyu untuk menentukan perubahan
risiko, serta mengalokasikan sumberdaya yang memenuhi.
2.
Penilaian (assesment)
Terdiri atas proses identifikasi dan analisa area-area dan proses-proses
eknis yang memiliki risiko untuk meningkatkan kemungkinan dalam
mencapai sasaran biaya, kinerja / performance, dan waktu penyelesaian
kegiatan.
3.
Penanganan (handling)
Merupakan prases identifikasi, evaluasi, seleksi, dan implementasi
penanganan terhadap risiko dengan sasaran dan kendala masing-masing
program, yang terdiri atas menahan risiko, menghindari risiko,
mencegah risiko, mengontrol risiko, dan mengalihkan risiko.
4.
Pemantauan / monitoring risiko
Merupakan proses penelusuran dan evaluasi yang sistematis dari hasil
kerja proses penanganan risiko yang telah dilakukan dan digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan strategi penanganan risiko yang lebih
baik di kemudian hari.
Universitas Mercu Buana
19
BAB IV
ANALISA ESTIMASI ARUS KAS DAN ANILIS RISIKO PADA
PERUSAHAN PT BANK CENTRA ASIA
Universitas Mercu Buana
20
Universitas Mercu Buana
21
Universitas Mercu Buana
22
BAB V
KESIMPULAN
1.
Pada dasarnya fungsi manajemen arus kas dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa
ada pengurangan investasi awal. Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang
disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang
yang dapat dicairkan dengan relatif cepat. Ketiga, capital growth, dana yang
diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka
waktu relatif panjang.
Kesalahan dalam memegang/mengalokasikan uang pada tempat yang tidak
sesuai dengan tujuan keuangan akan menimbulkan akibat jelek, apakah
kehilangan kesempatan penambahan nilai uang atau kesulitan mengeluarkan
uang pada saat memerlukannya. Oleh karena itu sangat penting bagi
perusahaan untuk memiliki kemampuan bagaimana mengelola arus kas yang
baik dan benar.
2.
Analisis risiko sangat penting. Karena, selain mempermudah penetapan
kontrol pengamanan terhadap aset yang berisiko, hasil analisis risiko juga
memberikan keuntungan, antara lain adalah :
a.
Perusahaan
dapat
lebih
tepat
mengalokasikan
dana
untuk
pembiayaan kontrol pengamanan.
Universitas Mercu Buana
23
b.
Hasil analisis risiko
berguna sebagai landasan pembuatan
Rancangan Pemulihan terhadap Bencana (Disaster Recovery
Planning)
c.
Hasil analisa risiko akan mempermudah auditor dalam melakukan
audit yang terukur.
3.
Banyak metodologi yang dapat dipakai dalam melakukan analisis risiko,
namun pada prinsipnya yang perlu dilakukan adalah :
a.
Mengidentifikasi aset yang akan dianalisa.
b.
Mencari kemungkinan kerentanan (vulnerability), ancaman (threat),
peluang terjadinya, dampaknya, serta isu lainnya dalam rangka
menetapkan risiko.
c.
Melakukan prioritas terhadap risiko.
d.
Menetapkan bentuk kontrol pengamanan untuk mengurangi risiko
tersebut.
4.
Menurut pendapat penulis, terdapat salah satu kendala dalam melaksanakan
analisis risiko adalah Perusahaan berusaha mengkuantifikasi dampak risiko.
Pengkuantifikasian dampak risiko memerlukan perhitungan yang kompleks
dan tidak sama antar satu asset dengan 24sset lainnya. Sehingga hal ini
akan menyita waktu yang sangat lama dan biaya yang tinggi.
Universitas Mercu Buana
24
DAFTAR PUSTAKA
Bessis, Joel ( 1998 ) Riks Management in Banking, John Wiley & Sons Ltd., West
Sussex, England
Keown Arthur J, (2008) Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan Edisi 10 Jilid 1,
PT Indeks.
Martin John D, (2008) Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan Edisi 10 Jilid 1,
PT Indeks.
Reeve Fess, Waren, ( 2008 ) Pengantar Akuntansi Buku Satu Jilid 21, Salemba Empat.
Universitas Mercu Buana
25
Download