OPTIMALISASI APLIKASI AIRGAPAIRDECK PADA PELEDAKAN Disusun oleh: Dwihandoyo Marmer i DAFTAR ISI Hal PENDAHULUAN 1 1. 2 2 3 TEORI AIR-GAP (AIR-DECK) PADA PELEDAKAN DAN ALTERNATIF POSISI AIR DECK 1.1 Teori Yang Telah Dikembangkan Para Ahli 1.2 Alternatives Posisi Air Deck 2 7 BERBAGAI JENIS PRODUK UNTUK KEPERLUAN AIR GAP (AIR DECK) 11 2.1. Produk dari Kool Dek 2.2. Produk dari Power Deck 2.3. Produk Aero Blast Bag dari MTI 2.4. Produk Spacer 2.5. Produk Stem Dek (PAMA) 2.6. Produk Ball Deck (PAMA) 2.7. Produk Bottle Deck (PT. BERAU COAL) 2.8. Stemming Block Menggunakan Plascon 11 16 20 24 26 27 28 29 DAMPAK PENTING HASIL UJI COBA AIR DECK DI PELEDAKAN 34 3.1 Percobaan Penggunaan Air Deck di Kuari Batu Gamping Thailand 3.2 Percobaan Penggunaan Air Deck di Tambang Batubara PT. ADARO 34 38 DAFTAR PUSTAKA 49 0 PENDAHULUAN Dalam dekade terakhir, perkembangan tambang terbuka meningkat secara signifikan. Hal ini menyebabkan jumlah penambangan bahan galian semakin besar. Sedangkan teknologi penambangan tetap sama yaitu pengeboran dan peledakan. Hasil dari kegiatan peledakan juga berpengaruh terhadap operasi yang lain seperti loading , hauling, crushin dan milling. Gambar 1 menunjukkan rincian biaya produksi rata-rata di tambang terbuka. Peningkatkan teknik peledakan diperlukan untuk mendapatkan output yang diinginkan. Gambar 1. Biaya Produksi Rata-Rata Di Tambang Terbuka (Gama Dan Jimeno, 1993) Pada peledakan konvensional, terkadang banyak energi ledakan yang terbuang misalnya fragmentasi terlalu kecil atau terlalu besar. Fragmentasi terlalu besar tidak dapat dimuat ke crusher. Air Deck merupakan istilah yang digunakan untuk ruang kosong yang terdapat pada lubang tembak yang telah diisi bahan peledak,Ruang kosong berisi udara ini sengaja diciptakan untuk berbagai macam tujuan. Konsep Air Deck pertama kali diperkenalkan oleh Pat McLaughlin pada tahun 1893 Penggunaan air deck di kegiatan peledakan ternyata dapat menurunkan jumlah bahan peledak, mengurangi dampak getaran dan fly rock serta memberikan fragmentasi yang baik sehingga secara keseluruhan dapat mengurangi biaya total biaya produksi pertambangan, karena biaya loading, hauling maupun crushing relative lebih kecil. 1 BAB I TEORI AIR-GAP (AIR-DECK) PADA PELEDAKAN DAN ALTERNATIF POSISI AIR DECK 1.1. TEORI YANG TELAH DIKEMBANGKAN PARA AHLI Teori dari aplikasi air-gap (air deck) telah diperkenalkan dan dikembangkan oleh para ahli dikegiatan peledakan tambang terbuka, antara lain : A. Mel’nikov dan Marchenko (1971) Gelombang kejut dipantulkan dari batas material stemming dan air-gap , menghasilkan gelombang kejut sekunder , yang dapat menambah tekanan gas yang dapat meretakkan batuan disekitarnya . Tingkat keretakan meningkat dengan adanya gelombang kejut kedua dan durasi dari gelombang kejut pada batuan sekitar lubang berkepanjangan. Air deck bertindak sebagai akumulator energi di sepanjang coloum dari lubang, transit energi dibatuan ini menyebabkan gelombang kejut tambahan untuk mengikuti gelombang kejut utama. Akibatnya, keretakan dalam massa batuan meningkat juga menyebabkan fragmentasi batuan ketika menggunakan teknik peledakan air-deck. B. Melnikov et. al. (1979) Melnikov (1979) menunjukkan dengan menggunakan satu atau lebih air-gap di kolom lubang ledak, akan terjadi gelombang kejut sekunder dengan cepat, sehingga dapat meningkatkan durasi gelombang kejut pada massa batuan berkisar 2-5 kali, dibandingkan dengan peledakan yang tidak menggunakan air deck (full column charge) (Gambar 2). Dengan memperkenalkan metode air deck baik baik di atas ataupun di sisipkan pada kolom bahan peledak, saat terjadi peledakan terjadi pembebanan sekunder atau multiple sehingga memperpanjang durasi pembebanan terhadap batuan dan meningkatkan proses propagasi. Untuk memperluas sistem rekahan batuan tsb tersedia gas bertekanan membantu ground movement (Gambar 3). 2 Gambar 2 Rekaman Oscilographic dari kecepatan pergerakan medium menggunakan (a) full column charge dan (b) air deck charge (Mel’Nikov 1979 Gambar 3 Mekanisme Timbulnya Cracks Dalam Batuan Karena Gelombang Kejut Pada Peledakan Menggunakan Air Deck 3 C. Marchenko (1982) Marchenko (1982) menemukan bahwa gelombang kejut tambahan dari air deck dapat meningkatkan jaringan fraktur mikro yang dihasilkan oleh gelombang kejut utama dimana faktur mikro ini peka terhadap pembebanan dinamis. D. International Technologies, LLC (R. Frank Chiappeta) 1987 Melakukan percobaan dan mengembangkan teknik ini dan menemukan kesimpulan dari hasil kajian di lapangan: Menghilangkan subdrill yg selanjutnya menurunkan cost drill. Menurunkan getaran akibat peledakan (33%) Memperbaiki fragmentasi hasil peledakan (25%) Mengurangi pemakaian bahan peledak ( 16-25%) Tekanan di dasar lubang (P2) 2-7 kali lebih besar dibanding di (P1).(Gambar 4) Intensitas tekanan dan Energi Kinetic di dasar lubang lebih tinggi dengan aplikasi air deck ini. Dari kondisi ini di harapkan peremukan batuan lebih efektif sehingga fragmentasi semakin baik (Gambar 5 dan 6). Sumber : R. Frank Chiappetta The Journal of Explosive Engineerinig Jan/Feb 204 - corrected Tekanan di dasar lubang bisa minimal 2 kali lipat lebih besar dari tekanan awal dari detonasi awal di dasar lubang Gambar 4 Ilustrasi Penambahan Tekanan Di Dasar Lubang Pada Metode Bottom Air Deck 4 Gambar 5 Ilustrasi Penambahan Kinetik Energy Di Dasar Lubang Pada Metode Bottom Air Deck Gambar 6 Kurva Distribusi Energi Pada Kasus (a) Model 1 Full Stemming, (b) Model 2 Air Deck 5 E. Bussey dan Borg (1988) Rowlands (1989), Meads et al (1983) Peneliti lain Chiappetta (1987), Bussey dan Borg (1988) Rowlands (1989), Meads et al (1983) mengklaim bahwa air-gap dapat mengurangi konsumsi bahan peledak serta menurunkan getaran tanah (Gambar 7) Gambar 7. Mekanisme Air Deck (Air Gap) Oleh Nicolas (1990) E. Moxon et al. (1993) Menurut Moxon (1993) jika air-deck ditempatkan di tengah kolom lubang ledak, tekanan akan bertabrakan di tengah air-deck dan interaksi ini akan memperkuat tekanan pola retak radial kalau dibandingkan jika air-deck diletakkan dibagian atas kolom lubang ledak. F. Roger Holmberg Penggunaan air-deck di lubang ledak diuji coba dibandingkan dengan lubang ledak yang tidak menggunakan air-deck dengan menganalisis Maximum Fragment Size (MFS), Average Fragment Size (AFS) dan Optimum Fragment Size (OFM), sehingga dihasilkan Fragmentation Rating Index (FRI). 6 Air-decking dapat meningkatkan powder-factor dan fragmentasi dan dapat mengurangi konsumsi bahan peledak hampir 15-20%. Fragmentasi Rating Indeks (FRI) lebih kecil dibandingkan dengan peledakan normal, dimanapun posisi air-deck diterapkan. . 1.2. ALTERNATIVES POSISI AIR DECK Posisi Air Deck (udara kosong) ini bisa diletakkan di bagian atas (dibawah kolom stemming) ditengah-tengah kolom isian, dibagian bawah (subdrill) dan sepanjang kolom isian diantara bahan peledak (blasting agent) (Gambar 8). Gambar 8 Alternatife Posisi Air Deck Dikolom Lubang Ledak 1.2.1. Posisi Air Deck di dasar (bottom) Selama ini praktek penggunaan produk Air Deck dibagian bawah (subdrill) disebabkan adanya air statis (water static) didasar lubang. Penempatan produk seperti Gasbag Kool Dek TM diatas air statis ini diharapkan dapat memutus kontak antara air dan bahan peledak (blasting agent) yang tidak tahan air seperti ANFO. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga cost serendah-rendahnya dengan tetap memakai ANFO sebagai blasting agent. Perusahaan yang tidak memiliki produk based emulsion (hanya ANFO) maka penggunaan produk gas bag seperti Kool Dek TM ini jauh lebih efisien dibandingkan menggunakan kondom (liner) jika dikaji dari sisi cost dan kemudahan praktek di lapangan. 7 Sejalan dengan perkembangan pengetahuan di dunia blasting, sekarang ini banyak yang menggunakan produk sejenis ini untuk menciptakan Air Deck di area subdrill dengan tujuan utama menghemat penggunaan bahan peledak tanpa adanya tambahan aksesoris seperti primer (detonator dan boster). 1.2.2. Posisi Air Deck di tengah-tengah (middle) Umumnya praktek penggunaan produk Air Deck dibagian tengah (middle decking) digunakan pada lubang dalam dengan kondisi kering. Tujuannya adalah untuk menghemat penggunaan blasting agent dan mendapatkan distribusi yang lebih baik serta mengurangi energi yang berlebih. Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan middle decking ini adalah penggunaan aksesoris yang lebih banyak berupa detonator dan boster (primer). Hal ini diperlukan untuk menginisiasi kolom isian dibagian bawah dan bagian atas yang terputus oleh Air Deck. Kalau kondisi normal biasanya menggunakan 1 primer (1 detonator dan 1 boster) maka pada kondisi middle decking ini dibutuhkan 2 primer (2 detonator dan 2 boster). Berdasarkan rule of tumb, penggunaan middle decking ini cocok digunakan pada lubang kering dengan kedalaman > 11 meter. Dengan panjang decking minimal 1 meter. Sehingga tercapai cost efesiensi yang diinginkan. 1.2.3. Posisi Air Deck di atas (dibawah stemming) Penggunaan produk Air Deck dibagian atas (top decking) dapat digunakan pada lubang dengan kondisi kering dan basah. Khusus pada lubang basah pemasangan Gasbag Kool Dek TM dibantu menggunakan tongkat (stick) untuk memposisikan ke posisi yang seharusnya. Hal ini disebabkan Gasbag Kool Dek TM tidak bisa menembus air (water) karena pada saat pemasangan, katup gas pada Gasbag Kool Dek TM sudah dibuka maka gas akan mulai mengisi ruangan pada Gasbag Kool Dek TM . Tujuan top decking ini adalah untuk menghemat penggunaan blasting agent, mendapatkan distribusi yang lebih baik di bagian kolom stemming dan mencegah terjadinya over confined (mampat yang berlebihan). Top decking ini tidak membutuhkan tambahan aksesoris. 8 1.2.4. Posisi Air Deck di sepanjang dan diantara kolom isian (spot decking) Aplikasi Air Deck di sepanjang dan diantara kolom isian (spot decking) merupakan metode baru yang baru dikembangkan. Metode ini dikembangkan oleh John Floyd (Blast Dinamics, Inc.) yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di blasting sains end solutions. Metode ini telah dipakai di perusahaan kelas dunia Peabody Energy Mining di Midwest, United States. Tujuan dari metode ini adalah mengurangi Powder Factor (PF) pada peledakan yang telah dianggap efisien (efisien dalam Spacing, Burden, Stemming dan menggunakan Blasting Agent dengan densitas terendah misalnya ANFO) tanpa mengurangi fragmentasi. Produk yang digunakan untuk metode ini adalah Airbag Spot Bag TM yang akan dibahas lebih detil pada bab selanjutnya. Berdasarkan rule of tumb, ukuran diameter Airbag Spot Bag TM maksimum 65% dari diameter lubang tembak. Spot decking ini tidak membutuhkan tambahan aksesoris karena ruangan-ruangan kosong disepanjang dan diantara kolom isian TIDAK memutus kemenerusan bahan peledak Rumus-rumus Posisi Air Deck (Menurut Pat McLaughlin, 1893) a. Posisi Top Air Deck Kedalaman stemming= 50-75% Kedalaman original Panjang air deck = 20-40% x (udara + explosives) +/- Penghematan Maksimum Bahan peledak = 20% Jumlah muatan handak normal Jumlah Minimum bahan peledak yang dapat dikurangi = biaya perlengkapan air deck b. Posisi Middle Air Deck Kedalaman Stemming = dapat disesuaikan agar diperoleh SDOB konstan Panjang of air deck = 20- 40% x (udara +explosives) +/- Penghematan Maksimum Bahan peledak = 20% Jumlah muatan handak normal Jumlah Minimum bahan peledak yang dapat dikurangi = biaya perlengkapan air deck Precise timing to initiate both charges simultaneously Ketepatan waktu sejalan dengan pemuatan secara simultan 9 c. Posisi Bottom Air Deck Stemming depth = adjust to maintain SDOB constant Length of air deck = 20% of (air + explosives) +/- Maximum explosives to remove = 20% of original explosives load Minimum explosives to remove = calculate based on savings due to reduced drilling cost plus cost of air deck device Precise drilling control to maintain center of all air decks at the desired floor elevation BAB II 10 BERBAGAI JENIS PRODUK UNTUK KEPERLUAN AIR GAP (AIR DECK) Beberapa jenis produk untuk digunakan dikolom lubang ledak dalam aplikasi air-gap (air deck) antara lain : Produk dari Kool Dek, Produk MTI, Produk dari Power Deck , Produk Plascon dll. 2.1. Produk dari Kool Dek Contoh produk buatan KoolDek adalah Gasbag dimana dapat diaplikasikan untuk metode : Bottom Decking, Middle Decking dan Top Decking. Selain itu ada produk untuk Airbag yang ditempatkan ditengah-tengah bahan peledakan bernama Spot Bag untuk keperluan Spot Decking. Produk Gasbag (Gambar 9)buatan Kool Dek TM terdiri dari 3 bagian utama: a) Tabung Aerosol berisi gas. b) Kantong Lapisan Dalam (Plastik) c) Kantong Lapisan Luar ( Karung Plastik Goni) Gambar 9 Gasbag buatan Kool Dek Spesifikasi produk Spotbag buatan Kool Dek (Gambar 10) antara lain : a) sangat cocok diaplikasikan untuk metode Spot Decking, yang dapat dioperasikan baik dilubang dalam maupun lubang dangkal b) Airbag Spot Bag TM terbuat dari bahan PE and Nylon mixed, Nylon 43%. c) Material ini bisa tahan sampai suhu 65 oC. 11 d) Dimensi produk ini yaitu panjang 1230 mm dan diameter yang bervarasi sesuai dengan kebutuhan konsumen (Tabel 1) Gambar 10 Spot Bag Tabel 1 Diameter AirBag dan Lubang ledak Cara pemasangan Airbag Spot Bag dapat lihat melalui foto-foto berikut: a) Persiapkan sumber udara. Sumber udara ini bisa menggunakan compressor statis (Gambar 11 )atau dinamis (Gambar 12) 12 b) Tiupkan udara menggunakan nossel melalui valve (katup) plastic yang telah tersedia di Airbag Spot Bag (Gambar 13) c) Masukkan Airbag Spot Bag yang sudah mengembang ke dalam lubang bersamaan saat loading bulk explosive dari MMU (Gambar 14). d) Masukkan Airbag Spot Bag yang sudah mengembang ke dalam lubang bersamaan saat loading bulk explosive (Gambar 15). Gambar 11 Compresor Statis Gambar 12. Compresor Dinamis 13 Gambar 13 Pasang Nosel dan memasukkan udara ke Airbag Gambar 14 MMU Gambar 15 Memasukan Airbag Bersamaan Loading Handak Keuntungan dari penggunaan Air Bag dan Gas Bag: 1. Menghemat penggunaan bahan peledak. Dengan adanya Air Deck di bagian tertentu dalam lubang ledak (bisa di bagian subdrill, ditengah-tengah kolom isian, 14 dibawah stemming dan diantara bahan peledak), maka akan menggantikan porsi yang tadinya diisi bahan peledak bulk explosives menjadi ruang kosong (air deck). 2. Pengurangan 11% bahan peledak tidak berpengaruh pada tingkat penggalian dibandingkan peledakan normal. 3. Nilai hasil pengujian VOD besarnya sama bahkan lebih tinggi dibanding peledakan normal (Gambar 16) 4. Mengontrol energy pada peledakan terkontrol di area final wall. 5. Mendapatkan distribusi energi yang lebih baik. 6. Sebagai penutup lubang tembak sementara. Untuk kondisi tertentu seperti lokasi yang baru selesai di-drill tetapi belum akan di-loading dalam waktu dekat atau misalnya sebagian lokasi yang sudah di-drill akan dijadikan akses sementara yang berpotensi akan merusak lubang ledak maka Kool Dek TM akan sangat berguna untuk menutup/menyumbat (holes plug) lubang ledak sementara. 7. Untuk metode peledakan tertentu seperti Thru Seam Blasting (peledakan pada multi seam coal) maka akan berguna untuk menciptakan ruang kosong (air deck) pada area lapisan batubara. Mekanismenya sama seperti pada nomor 1 dan 3. 8. Mengurangi flyrock, noise dan ground vibration. 9. Terbuat dari bahan yang tidak mengeluarkan panas, non-toxic dan non-flammable gas sehingga aman untuk kegiatan yang berkaitan bahan peledak. 10. Cara pemasangannya sangat sederhana dan tidak membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk menggunakannya, cukup memanfaatkan crew lapangan yang sudah ada. Gambar 16 Hasil Uji VOD Produk Kool Dek 2.2. Produk dari Power Deck Contoh produk buatan Power Deck adalah Tulip Plugs dan Super Plugs (Gambar 17) khusus diaplikasikan untuk metode : Bottom Decking, 15 Penggunaan Tulip Plugs dapat dilakukan dengan 3 metode: a) Tulip Plugs pada kondisi sub drill normal b) Tulip Plugs pada kondisi sub drill dikurangi c) Tulip Plugs pada kondisi tanpa sub drill Gambar 17 Tulip Plug dan Super Plug Cara pemasangan Tulip plugs ( Super Plugs) ke dalam lubang ledak (Gambar 18 dan 19) adalah sebagai berikut : 1. Persiapkan Tulip plug 2. Untuk antisipasi lubang basah ujung Tulip plug diberi pemberat 3. Masukkan dengan menjatuhkan Tulip plug ke lubang ledak 4. Masukkan stemming setara 1 x diameter lubang 5. Masukkan primer sampai dasar ke permukaan stemming, lalu tarik primer 30 cm untuk mendapatkan fragmentasi yang optimum (Gambar 20) 6. Masukan bahan peledak utama ke lubang ledak 7. Masukkan stemming Keuntungan penggunaan Tulip Plug di Bottem Deck adalah : 1. Mengurangi stemming ejection 2. Mengurangi dampak getaran 3. Mengurangi fly rock 4. Mengurangi air blast 5. Mengurangi debu 6. Mengurangi sub drill bahkan bisa tanpa sub drill 7. Mengurangi biaya pemboran 8. Mengurangi jumlah bahan peledak 16 Proses pecahnya batuan (Gambar 21) menggunakan Tulip plug (Super plug) dimetode bottom deck : 1. Pada saat proses detonasi di metode bottom deck energy diteruskan ke seluruh kolom lubang ledak 2. Gelombang kejut yang ditimbulkan bekerja diseluruh kolom peledakan baik yang dibagian atas, samping maupun bagian bawah 3. Gelombang kejut yang mengarah ke bottom deck yang menggunakan Tulip (Super) plug disamping dipantulkan kembali keatas, juga diarahkan kekiri dan kanan dasar lubang, sehingga biarpun sub drill pendek atau bahkan tanpa sub drill ternyata dasar floor pasca peledakan relative rata 4. Kalau dibandingkan dengan peledakan konvensional, ketika proses detonasi gelombang kejut tidak merata ke kolom peledakan , hanya mengarah keatas kolom ledak dan kedasar lubang, sehingga floor peledakan berupa lubang tidak merata Gambar 18 Urutan Pemasangan Tulip Plug (Tahap 1-4) 17 Gambar 19 Urutan Pemasangan Tulip Plug ( Tahap 5-10) 18 Gambar 20 Letak Booster didasar lubang ledak Gambar 21 Proses Detonasi Di Lubang Ledak 19 2.3. Produk Aero Blast Bag dari MTI Kantong ledak Aero adalah merupakan metode aman dan sederhana untuk menghilangkan kantong kembung Aerosol dalam stuasi berbahaya, untuk mengatasi peledakan paling sulit didunia. Kegunaan dari Aero Blast Bag : Peredaman peledakan diatas lubang Peledakan di floor menyambung Stope Penyumbatan lubang di dalam rongga Antisipasi pada mineral pyrite dan tanah reaktif Underwater decking Operasi Pemasangan Aero Bag Pasang Aero bag pada ujung slang udara yang diberi pemberat Masukkan ke dalam lubang ledak pada kedalaman yang ditentukan (dapat digunakan pada lubang berair sampai pada kedalaman 40 m) Bila deck dalam posisi maka dilakukan proses penggembungan yang dikontrol dari PLC, sampai dipastikan Aero bag kuat untuk menahan beban bahan peledak maupun material stemming Untuk melepaskan Aero bag, tarik selang ke atas, maka dengan mudah ujung selang udara akan terlepas Cek kedalaman Aero bag secara tepat MMU memasukkan bahan peledak ke dalam lubang ledak Masukkan material stemming 20 Gambar 22 Pemasangan Aero Bag (A) 21 Gambar 23 Pemasangan Aero Bag (B) 22 Manfaat Utama Aero Bag Underwater decking Aero bag tidak membutuhkan pengasatan sehingga menghemat waktu dan beaya Tidak ada yang dapat menggantikan solusi air dinamis di dalam lubang ledak Aerobag bukan barang berbahaya Aerobag tidak terpengaruh oleh suhu sehingga dapat dioperasikan pada tanah reaktif dan ber pirite Aero bag menggembung pada saat yang kita tentukan bebas dari penggembungan prematur Akurasi deck yang terjamin meningkatkan control dan stabilitas dinding secara signifikan Aero bag menggembung dengan cepat antara 30-40 detik pada kedalaman air 40 m dan 5 detik pada kondisi kering Tekanan Aero bag dimonitor di system computer untuk pastikan cengkeraman dan tekanan konsisten pada kondisi apapun Aero bag dapat dikempeskan dan dipindahkan sehingga berguna bila ditemukan pada area berlubang dan berongga Gambar 24 Aero Rig versi Dewatering 23 Gambar 25 Pengempesan Aero bag di Area Berongga 2.4. Produk Spacer Spacer adalah produk buatan India yang digunakan untuk keperluan air deck, ada dua type produk yang digunakan yaitu : a. Spacer yang terdiri dari dua buah piringan terbuat dari ply wood ketebalan 5 mm, diameter 120 mm yang ditopang tiang penyangga dari Sal Wood dengan diameter 80 mm dan panjangnya 900 mm b. Spacer yang terdiri dari dua buah piringan terbuat dari belt conveyor ketebalan 5 mm, diameter 125 mm yang ditopang tiang penyangga dari Babool Wood dengan diameter 75,8 mm dan panjangnya 700 mm Cara pemasangan Spacer ke dalam lubang ledak adalah : 1. Persiapkan Spacer sesuai diameter lubang 2. Masukkan bahan peledak ke lubang ledak sesuai jumlah yang ditentukan 3. Masukkan Spacer dengan menjatuhkan ke lubang ledak 4. Masukkan stemming 24 Gambar 26 Spacer (India) Keuntungan penggunaan Spacer adalah : 1. Mengurangi jumlah bahan peledak/ lubang 15-20%. (Tabel 2) 2. Menambah powder faktor 3. Mengurangi getaran 4. Fragmentasi Rating Index lebih kecil Tabel 2 Percobaan Air Deck Menggunakan Spacer 25 2.5. Produk Stem Dek (PAMA) PT. Pama Persada Nusantara telah menggunakan produk Stem Dek dan telah diuji coba di beberapa site, yang terdiri dari Stem Dek yang tiangnya dibuat dari kayu (Gambar 27) ada pula yang tiangnya dibuat dari bamboo (Bamboo Deck). Pada umumnya stemdeck digunakan pada lubang ledak yang kering. Biasanya Stem Deck diletakkan di bottom Deck. Cara pemasangan Stem Deck ke dalam lubang ledak adalah : 1. Persiapkan Stem Deck sesuai diameter lubang 2. Masukkan Stem Deck dengan menjatuhkan ke lubang ledak 3. Masukkan bahan peledak ke lubang ledak sesuai jumlah yang ditentukan 4. Masukkan stemming Gambar 27 Stem Deck PT. PAMA 26 2.6. Produk Ball Deck (PAMA) PT. Pama Persada Nusantara telah menggunakan produk Ball Dek dan telah diuji coba di site PT. Adaro, yang terdiri dari 3 Bola Plastik yang dirangkai (Gambar 28). Pada umumnya Ball Deck digunakan pada top Deck, dan dapat juga digunakan di bottom deck maupun middle deck. Cara pemasangan Stem Deck ke dalam lubang ledak adalah : 1. Merangkai 3 bola lalu diberi tali pengikat 2. Memasukkan bahan peledak ke lubang ledak sesuai jumlah yang ditentukan 3. Memasukkan Ball Deck dengan kedalaman tertentu ke lubang ledak, lalu diikat dipermukaan lubang 4. Memasukkan stemming Gambar 28 Ball Deck 27 2.7. Produk Bottle Deck (PT. BERAU COAL) PT. Berau Coal telah mencoba mengaplikasikan botol bekas air minum di bottom deck , sebelum nya dihitung apakah 3 buah botol yang dimasukkan kedasar lubang mampu menahan beban bahan peledak dan stemming. Dari hasil uji coba menggunakan pralon setinggi jenjang tambang dimana ujungnga diberi celah untuk melihat kondisi botol saat diberi muatan bahan peledak dan stemming, dan ternyata botol cukup kuat menahan beban (Gambar 29). Cara pemasangan Bottle Deck ke dalam lubang ledak adalah : 1. Mengikat 3 botol lalu paling atas ditambah piringan dari kayu setebal 5 mm 2. Masukkan botol ke dasar lubang 3. Masukkan bahan peledak ke lubang ledak sesuai jumlah yang ditentukan 4. Masukkan stemming Gambar 29 Uji Coba Bottle deck 28 Rencana uji coba penggunaan bottle deck dengan metode Spot Deck Setelah mencoba penggunaan botol di bottom deck, maka akan diuji coba penggunaan botol yang diletakkan diantara kolom lubang ledak dimana botol dimasukan ke lubang ledak bersamaan dengan pengisian bahan peledak ( seperti penggunaan Air bag produk dari Kool Deck dengan metode Spot Deck). Rencana jumlah isian bahan peledak dikurangi 10 kg (Gambar 30) Gambar 30 Rencana Uji Coba Spot Deck menggunakan botol 2.8. Stemming Block Menggunakan Plascon Plascon adalah salah satu produk dari bahan polyuretan yang kuat, biasanya digunakan pada metode top deck yaitu berupa pasangan piringan yang ditengahnya terdapat cakram yang bisa diputar dengan tongkat pemutar, yang berguna untuk mengunci plascon pada kedalaman yang ditentukan. (Gambar 31) Keuntungan Penggunaan Plascon antara lain : Mengurangi pengotoran pada bahan peledak Mengontrol Powder Factor Distribusi energy lebih baik Mengurangi Stemming Ejection Menekan biaya Menggantikan fungsi Gas Bag Mengurangi Air Blast 29 Gambar 31 Plascon Cara pemasangan Plascon ke lubang ledak (Gambar 32) adalah : 1. Sebelum pemasangan Plascon ke lubang ledak, pastikan diameter lubang ledak sesuai dengan plascon yang akan digunakan 2. Pastikan kondisi dril bit yang digunakan standard, kalau drill bit aus maka diameter lubang ledak akan relative kecil disbanding diameter Plascon, sehingga Plascon tidak dapat dimasukkan ke lubang ledak 3. Hubungkan tongkat tepat di sumbu tongkat. 4. Masukkan ujung tongkat ke sumbu plascon, dan kemudian putar tongkat kekanan 45 o. 5. Masukkan nonel tube ke lubang di plascon. 6. Masukkan Plascon ke lubang sesuai kedalaman yang ditentukan ( 4 m). 7. Putar tongkat kekanan 45 o. Lalu putar kembali kekiri 45 o. Lalu tarik tongkat keatas 8. Masukan material stemming ke lubang ledak 30 Gambar 32 Kegiatan Pemasangan Plascon 31 Gambar 33 Uji Coba Plascon di site AB04 dan BN 72 Gambar 34 Loading Sheet Plascon 32 Evaluasi Hasil Uji Coba Plascon di PT. KPC Berdasarkan hasil uji coba Plascon yang diterapkan di Pit AB dan Pit BN (Gambar 33 dan 34) ternyata : Heaving yang ter tinggi hanya 2 - 2,5 meter Fragmentasi bagus PF hanya 0.36 dan 0.37 dari rencana PF 0.40 (Gambar 33) Panjang kolom Plascon dan cutting tetap 4 m diseluruh kedalaman lubang ledak Kedalaman lubang ledak dari 10 – 21 meter Void nya dari 0.8 – 6.6 PF rata-rata 0.38 (Gambar 34) 33 BAB III DAMPAK PENTING HASIL UJI COBA AIR DECK DI PELEDAKAN Dampak penting dari berbagai uji coba penggunaan metode air deck pada peledakan mineral, batubara maupun kuari antara lain : 3.1. Percobaan Penggunaan Air Deck di Kuari Batu Gamping Thailand Percobaan penggunaan air deck dilakukan di dua kuari batu gamping yaitu di Lampang dan Supan. Kuari di Lampang menggunakan desain peledakan sama untuk 15 kali peledakan, sedangkan panjang air deck tidak semua lubang sama, sehingga jumlah isian bahan peledak perlubang juga berbeda (Tabel 3). Kuari di Supan menggunakan burden dan spacing sama, stemming berbeda, sedangkan panjang air deck tidak semua lubang sama, sehingga isian bahan peledak juga berbeda (Tabel 4). Penyelidikan geoteknik awal untuk kedua tambang dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa parameter massa batuan seperti kuat tekan uniaksial, (RQD), jarak diskontinuitas, dan kondisi diskontinuitas, yang terdiri panjang diskontinuitas (ketekunan), deparation (aperture), kekasaran, infilling dan pelapukan. Kondisi parameter ini ditunjukkan pada Tabel 5 dan 6 untuk kuari Lampang dan Supan. Sebanyak 30 percobaan peledakan dilakukan: 15 peledakan baik di tambang Lampang dan Supan. RMR berdasarkan Bieniawski membandingkan kualitas massa batuan di kedua kuari. RMR di kedua lokasi bervariasi dari 64-81, menunjukkan tidak banyak perbedaan dalam RMR antara dua tambang. Namun, parameter joint spacing secara signifikan berbeda sehingga digunakan sebagai parameter yang tidak terkontrol. Inklinasi perlapisan batuan dicatat di setiap ledakan untuk menentukan sudut antara arah perlapisan batuan dan arah peledakan untuk memastikan apakah arah ledakan menguntungkan atau merugikan. 34 Table 3 Blast Pattern And Air Deck Length In Lampang Mine Blast No. Burden (m.) Spacing (m.) Stemming (m.) Air deck (m.) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 0.80 0.80 0.80 1.20 1.20 1.20 1.50 1.50 1.50 1.80 1.80 1.80 2.00 2.00 2.00 Total hole length (m.) 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 Charge length (m.) 5.70 5.70 5.70 5.30 5.30 5.30 5.00 5.00 5.00 4.70 4.70 4.70 4.50 4.50 4.50 % of air deck compared to charge length 14.04 14.04 14.04 22.66 22.66 22.66 30.00 30.00 30.00 38.30 38.30 38.30 44.44 44.44 44.44 Table 4 Blast Pattern And Air-Deck Length In Supan Mine Blast No. Burden (m.) Spacing (m.) Stemming (m.) Air deck (m.) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 2.60 2.60 2.60 2.60 2.60 2.60 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 2.50 2.50 2.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.00 2.00 2.00 2.40 2.40 2.40 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.40 2.40 2.40 2.00 2.00 2.00 1.50 1.50 1.50 1.40 1.40 1.40 2.20 2.20 2.20 3.20 3.20 3.20 Total hole Length (m.) 8.50 8.50 8.50 11.50 11.50 11.50 7.50 7.50 7.50 7.50 7.50 7.50 11.50 11.50 11.50 Charge length (m.) 4.50 4.50 4.50 7.60 7.60 7.60 4.10 4.10 4.10 3.30 3.30 3.30 5.90 5.90 5.90 % of air deck compared to charge length 44.44 44.44 44.44 19.74 19.74 19.74 34.15 34.15 34.15 66.67 66.67 66.67 54.24 54.24 54.24 Table 5 Bieniawski’s RMR At Lampang Mine Blast No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Value (rating) Joint Ground Joint conditions spacing water Discontinuity Aperture Roughness1 (m) Length (m.) (mm.) 8.00 100 0.5 dry 7 0.3 6-8 5.31 100 1.35 dry 6 0.2 8-10 9.27 100 1.125 dry 12 0.1 2-4 4.82 97 1.2 dry 17 0.3 6-8 7.17 100 1.65 dry 6 0.2 8-10 5.38 100 0.75 dry 12 0.5 2-4 8.32 90 1.05 dry 22 0.4 4-6 9.73 100 1.625 dry 15 0.1 2-4 6.34 100 0.9 damp 13 0.2 2-4 4.16 100 1.1 damp 11 0.1 2-4 6.30 100 0.575 damp 12 0.2 4-6 7.57 100 1.05 damp 15 0.2 2-4 6.04 93 1.25 damp 25 0.3 4-6 6.89 100 0.5 dry 20 0.3 2-4 9.13 100 0.825 dry 23 0.2 4-6 1 Joint Roughness Coefficient (JRC) using Barton and Choubey’s Table 2 Bieniawski’s RMR UCS (MPa) RQD (%) RMR2 Infilling Weathering none none none none none none none none none none none none none none none slightly moderately slightly slightly unweathered slightly moderately slightly unweathered unweathered slightly unweathered slightly slightly slightly 75 80 81 79 78 78 76 81 74 74 69 79 73 72 81 35 Table 6 Bieniawski’s RMR At Supan Mine Value (rating) UCS RQD Joint Ground Joint conditions (MPa) (%) spacing water Discontinuity Aperture Roughness1 (m) Length (m.) (mm.) 1 5.78 100 0.65 dry 20 0.3 4-6 2 13.17 100 0.73 dry 20 0.2 4-6 3 8.49 100 0.74 dry 21 0.5 4-6 4 4.35 100 0.93 dry 20 0.3 4-6 5 4.27 100 1.13 dry 20 0.4 4-6 6 6.47 97 1.13 dry 20 0.4 4-6 7 7.77 100 0.78 damp 20 0.2 4-6 8 9.38 100 0.60 damp 20 0.7 4-6 9 10.01 100 0.70 dry 20 0.5 4-6 10 10.41 97 0.80 damp 20 0.6 4-6 11 4.55 98 0.63 damp 20 0.3 4-6 12 7.46 100 0.43 damp 20 0.5 4-6 13 7.06 100 0.65 dry 20 0.4 4-6 14 7.76 100 0.70 damp 20 0.3 4-6 15 6.10 100 0.68 dry 20 0.7 4-6 1 Joint Roughness Coefficient (JRC) using Barton and Choubey’s Table 2 Bieniawski’s RMR RMR2 Blast No. Infilling Weathering none none none none none none none none none none none none none none none unweathered unweathered unweathered unweathered unweathered unweathered unweathered slightly slightly moderately moderately moderately moderately moderately moderately 77 80 77 77 77 77 72 71 79 72 69 64 74 69 74 Foto-foto dilakukan pada tumpukan batuan hasil peledakan, termasuk 4 bola diameter 10-inci, yang digunakan referensi skala (Gambar 35). Setiap 4 bola ditempatkan secara terpisah pada tumpukan batuan hasil peledakan. Contoh foto di Gambar 35 kemudian dibagi menjadi 4 foto kecil, dengan masing-masing berisi satu bola untuk referensi. Fotofoto kecil kemudian diproses dengan Split Desktop untuk memberikan hasil distribusi ukuran kumulatif seperti yang ditunjukkan pada Gambar 36. Hasil dari 4 foto kecil yang rata-rata untuk mendapatkan distribusi ukuran kumulatif seluruh batuan hasil peledakan. Ukuran lewat 80% digunakan untuk menunjukkan kinerja peledakan dalam penelitian ini. Gambar 35 Foto Hasil Fragmentasi Dan Bola Untuk Skala 36 Gambar 36 Analisa distribusi Kumulatif program Split-Desktop Pengaruh panjang air-deck terhadap fragmentasi dievaluasi pada rata-rata (80%) ukuran kelulusan dengan mempertimbangkan dua parameter lain: join spacing maximum dan arah peledakan dibandingkan dengan dip dari perlapisan. Seperti terlihat di Tabel 7 yang merupakan rangkuman hasil dari kedua kuari yang menggunakan metode Air Deck. Ketika data join spacing yang diterapkan, secara kasar dapat dikategorikan menjadi 2 kisaran: kurang dari 200cm dan antara 200-300 cm. Table 7 Rangkuman Hasil Penggunaan Air-Deck di Tambang Lampang dan Supan Blast No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 80% passing size (cm) 56.17 87.21 72.57 73.85 81.00 59.16 110.09 77.10 66.00 90.14 103.77 72.54 92.39 91.48 76.64 Lampang mine Max. Blast Joint Spacing Direction (cm) 80 favorable 250 acceptable 210 acceptable 230 favorable 300 acceptable 140 acceptable 200 unfavorable 300 acceptable 150 acceptable 200 unfavorable 100 unfavorable 200 favorable 240 unfavorable 90 unfavorable 150 acceptable Supan mine % of Air deck length 14.04 14.04 14.04 22.66 22.66 22.66 30.00 30.00 30.00 38.30 38.30 38.30 44.44 44.44 44.44 80% passing size (cm) 51.25 48.40 48.56 43.18 43.10 35.51 44.61 47.44 48.42 63.02 63.18 62.26 52.44 52.45 59.96 Max. Joint Spacing (cm) 125 140 138 180 220 220 150 110 130 150 120 80 120 130 130 Blast Direction acceptable acceptable acceptable acceptable acceptable acceptable acceptable acceptable acceptable unfavorable unfavorable acceptable unfavorable unfavorable unfavorable % of Air deck length 44.44 44.44 44.44 19.74 19.74 19.74 34.15 34.15 34.15 66.67 66.67 66.67 54.24 54.24 54.24 37 Material yang lolos screen meningkat dengan persentase air-deck yang lebih panjang. Hal ini terlihat pada peledakan di kedua tambang, di mana jarak join spacing kurang dari 200 cm dan arah peledakan yang sesuai. Dengan arah ledakan yang tidak menguntungkan, ukuran rata-rata kelulusan meningkat. peledakan yang memiliki join spacing maksimum antara 200-300 cm memberikan pengelompokan lolos screen yang lebih besar dibandingkan dengan join spacing kurang dari 200 cm. Jelaslah bahwa ketika join spacing lebih panjang (batuan masive), rata-rata 80% lolos screen akan lebih besar. Selain itu, ledakan dengan arah yang tidak menguntungkan juga menghasilkan rata-rata ukuran yang lewat lebih besar dibandingkan dengan arah diterima. Dengan panjang air-deck 20% dapat meloloskan ukuran screen 40-60 cm dan jika join spacing kurang dari 200 cm, atau lolos screen antara 60-90 cm jika join spacing lebih dari 200 cm. Dengan join spacing lebih dari 300cm, ukuran lolos screen dari 90cm dapat diperoleh. Pada arah peledakan Tidak menguntungkan, akan meningkatkan lolos screen pada panjang air-deck 40%. Tetapi dengan menggunakan panjang air-deck lebih dari 50% tidak jelas. Untuk ukuran screen kecil menengah antara 93cm – 112 cm, panjang air-deck antara 2030% memberikan kemungkinan yang tinggi lolos screen kurang dari 100 cm. Dengan parameter yang menguntungkan, ukuran udara dek hingga 40% cukup baik untuk pengujian di kuari. Namun, parameter yang tidak terkontrol lainnya masih ada dan dapat mempengaruhi fragmentasi peledakan. 3.2. Percobaan Penggunaan Air Deck di Tambang Batubara PT. ADARO Percobaan penggunaan air deck dilakukan di Site Buma dengan pertimbangan sebagai berikut : Enviromental Issues ; Vibrasi dan airblast karena area tambang yang dekat ke pemukiman Stemming ejection/fly rock. Efisiensi energi ledakan yg rendah Biaya bahan peledakan yg relatif mahal Digging time alat muat yang belum konsisten sesuai target Waktu kerja lebih lama sehingga tingkat produksi OB dan proses kerja yg rendah kualitasnya 38 Geometri Peledakan yang digunakan Pada percobaan ini menggunakan 3 buah geometri peledakan sebagai berikut, geometri pertama (8x9), kedua (9x10) dan ketiga (10x11,5) seperti Gambar 37. Gambar 37 Geometri Peledakan Parameter trial di lapangan Diameter lubang : 200 mm Geometri : 3 jenis , terlampir di hal berikutnya. No Subdrill, lubang =< 8m Metode isian : double deck atau single deck (Gambar 37). Jenis DTH : Trojan 4070 G Jenis DM : DM 45 Jenis Digger : PC 4000 (22 m3). Batasan vibrasi : 2 mm/s (standard SNI 7571 tahun 2010) Observasi operasional Cycle Time Double deck dalam waktu 3 jam (mulai Priming 8.30 – selesai charging 11.30) Adalah 120 lubang , Priming, Charging & steming dilakukan 2 x. Cycle Time Single deck dalam waktu 3 jam (mulai Priming 8.30 – selesai charging 11.30) Adalah 145 lubang Priming, Charging & steming hanya dilakukan 1 x 39 Tabel 8 Geometri Peledakan Tujuan Percobaan Menjaga kepatuhan terhadap tingkat getaran kepada lingkungan sekitarnya akibat dari aktifitas peledakan. Meningkatkan kualitas,dan keselamatan kerja dengan mempersingkat siklus pengisian handak (charging). Mendukung rencana kerja untuk bisa mencapai target produktifiti alat muat (digger) sesuai target. Optimalisasi energi bahan peledak dalam lubang serta biaya peledakan. Parameter percobaan Trial design Air deck Diameter lubang : 200 mm Geometri : idem, no Subdrill Lubang Dangkal <= 8m. Metode isian : Air-deck (Gambar 38) Jenis DTH : Trojan 4070 G Jenis DM : DM 45 produksi Atlas Copco 40 Jenis Digger : PC 4000 (22 m3). batasan vibrasi : 2 mm/s (standard SNI 7571 tahun 2010) Pemakaian air deck : di lakukan pada 2.498 lubang. Jenis air deck yang digunakan antara lain ; Super Plug buatan Power Deck dan Sysdeck buatan lokal (Gambar 39 dan 40). Persiapan percobaan harus dilakukan secara baik, mulai dari penyiapan drill pad, lubang ledak yang berkualitas dan penyiapan MMU (Gambar 41). Aplikasi Percobaan penggunaan Sys Deck dilapangan adalah sebagai berikut (Gambar 42) sebagai berikut : Penyiapan lubang ledak Memasang dan mendorong sys deck ke lubang ledak pada kedalaman yang ditentukan Pengisian bahan peledak kelubang ledak Stemming Proses Peledakan dilaksanakan Gambar 38 Geometri Peledakan Metode Bottom Air Air Deck 41 Gambar 39 Jenis-Jenis Air Deck Gambar 40 Air Deck : Product Lokal Merk SYSDECK 42 Gambar 41 Persiapan Percobaan Signature Hole Gambar 42 Aplikasi SysDeck 43 Berdasarkan hasil pengukuran getaran peledakan dengan mengaplikasikan air deck dengan hasil evaluasi antara lain : menunjukkan bahwa besaran kalkulasi vibrasi airdeck -11 % terhadap single deck , vibrasi double deck -18 % terhadap single deck (Gambar 43). Gambar 43 Grafik Scaled Distance Keterbatasan di site adaro : Dekat dengan penduduk (kota Tanjung dan Balangan mencapai ±1000 m radius). Mengaplikasikan lubang dangkal Praktik double deck untuk menjaga charge exp per delay terjaga rendah. Target blasting dilakukan pada jam makan siang Tidak tersedia material agregat ekonomis untuk bahan stemming yang baik. Gambar 44 Foto Percobaan Air Deck dan Double Deck 44 Optimasi Energi Hasil percobaan Berdasarkan hasil percobaan untuk metode double deck ternyata Y max (tinggi flyrock ) mencapai 19,5 meter, mengindikasikan masih ada energi yang terbuang sia-sia dan potensi bahaya flyrock dan dengan menggunakan metode air deck ternyata Y max (tinggi heave) hanya 1,13 meter, lalu Video dari lapangan diproses dengan program Video Analysis Tracker 4.87 (9 November 2014) mengindikasikan energi optimal untuk memecah batuan dan potensi bahaya flyrock berkurang (Gambar 45). Berdasarkan hasil percobaan ternyata persentasi stemming ejection dan flyrock pada percobaan double deck 99%, single deck 86% dan air deck hanya 27% (Gambar 46) Gambar 45 Foto flyrock antara Air Deck dan Double Deck Gambar 46 Persentasi Stemming Ejection dan Flyrock 45 Hasil percobaan (kinerja digger) Berdasarkan data recovery material blasting dengan target digging time unit PC selama 12 detik tetap tercapai sesuai target yang ditetapkan yaitu sebesar 95% , baik di layer 1 dan layer 2 (Tabel 9). Hasil fragmentasi dari percobaan ini dapat dilihat di Gambar 47. Tabel 9 Hasil Kinerja Digger Gambar 47 Hasil fragmentasi Hasil Perbandingan PF Pada Blasting Patern Yang Berbeda Pada percoban peledakan yang menggunakan Air Deck (AD), Double Deck (DD) dan Single Deck (SD) dengan blasting patern (10 x 11.5), (9 x 10) dan (8 x 9) ternyata PF yang paling kecil adalah yang menggunakan Air Deck sebesar 0.118 (Gambar 48). 46 Pada percobaan peledakan dengan membandingkan antara metoda Air Deck versi Double Deck ternyata memberikan presentase paling kecil ( 2,9%) dengan menggunakan blasting patern 8 x 9 m, sedangkan membandingkan antara metoda Air Deck versi Single Deck ternyata memberikan presentase paling besar ( 22,5%) dengan menggunakan blasting patern 9 x 10 m (Gambar 49) Peledakan menggunakan Air Deck dengan blasting patern 8 x 9 m memberikan angka persentase perbedaan biaya/bcm terbesar yaitu 96,7%, sedangkan persentase terkecil kalau blasting paternnya 9 x 10 m. Bila menggunakan double deck untuk semua blasting patern biaya/bcm nya sama yaitu 100%. Bila menggunakan single deck ternyata semakin besar blasting patern biaya/bcm semakin besar (Gambar 50) Gambar 48 Perbandingan PF Setiap Patern Gambar 49 Perbedaan PF Metoda 47 Gambar 50 Perbedaan Biaya Peledakan per bcm Hasil percobaan (durasi pengerjaan) Cycle Time Airdeck dalam waktu 3 jam (mulai Priming 8.30 – selesai charging 11.30) Adalah 145 lubang Pemasangan Air deck, Priming, Charging & steming hanya dilakukan 1 x. Menurunkan frekuensi interaksi manusia dan alat dengan bahan peledak, sehingga risiko dapat diturunkan. Mengurangi loss energi ledakan karena stemming ejection Waktu gassing yang sesuai yaitu sekitar 30 menit Kesimpulan Dari hasil analisis percobaan peledakan menggunakan metode air-deck dapat disimpulkan bahwa : 1. Loss energi peledakan dapat dikurangi, dalam video analisis frekuensi stemming ejection dan fly rock jauh lebih sedikit 2. Vibrasi Airdeck 11% lebih rendah di bandingkan praktek single deck namun masih lebih tinggi di banding double deck sekitar 7%. 3. Fragmentasi masih memenuhi standard dimana kinerja digger masih bisa tercapai dengan digging time masih di bawah 12 detik serta recovery material peledakan di atas 90%. 4. Dalam hal biaya, peledakan metode Air-deck memberikan peluang efisiensi dibanding metode double atau pun single deck. 5. Untuk material medium-soft bisa saving mencapai 10% sedangkan untuk medium hard hanya sekitar 3.3%. 6. Kajian lanjutan perlu di lakukan untuk mengetahui efek pada batuan lebih keras. 48 DAFTAR PUSTAKA 1. Roger Holmber, , “ Explosives and Blasting Technique “ ISBN 90 5809 168 6 © 2000 A.A. Balkema, Rotterdam, Printed in the Netherland 2. Chiappetta R.F (2004). “new Blasting technique to eliminate subgrade drilling, improve fragmentation, reduce explosive consumption & lower ground vibration”. 3. Mohd Sazid & T.N Singh (2013).” Mechanism of Air deck technique in rock blasting – A brief review. 4. Joseph Wilson – Sey (2011). “Application of air-deck in surface control blasting”. Case study @ Barrick Gold, Tanzania 5. Power Deck Company - Blasting Equipment, Remote Firing Devices, Seals and Accessories Power Deck Company PO Box 571 Stanton, KY 40380 United States of America 6. “KOOL DEK” gas bags Installation, KOOL DEK Manufacturing Limited 7. Lily Chan, Gasbag Brochure, KOOL DEK Manufacturing Limited, June.11, 2010 8. J.C. Jhanwar, “ Theory and Practice of Air-Deck Blasting in Mines and Surface Excavations: A Review. Central Institute of Mining and Fuel Research Regional Centre, 3 rd Floor, MECL Building, Seminary Hill, Nagpur 440006, India. Published online : 17 Juni 2011 9. MTI Aero Blastbag System, MTI Group 10. J.C. Jhanwar, A.K. Cakraborty, H.R. Anireddy and J.L. Jethwa, “ Application of Air Decks in Production Blasting to Improve Fragmentation and Econimics of an Open Pit Mine “, Central Mining Research Institute Regional Centre, 54-B, Shankar Nagar, Nagpur-440 010, India. Department of Mining Engineering, VRCE, Nagpur, India. 11. Suttithep Rommayawes, MS, Chewchan Leelasukseree, PhD, Pirat Jaroonpattanapong, PhD, “ Influence Of Air-Deck Length On Fragmentation In Quarry Blasting “,Rajamangala University of Technology Lanna (RMUTL), Department of Mining Engineering, Faculty of Engineering, Chiang Mai University (CMU), Thailand, European Scientific Journal December 2013 /SPECIAL/ edition vol.3 ISSN: 1857 – 7881 (Print) e - ISSN 1857- 7431 49