BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FARMASETIKA DISUSUN OLEH WINA ELIKA 10117166 Angkatan 17 Kelompok C PROGRAM STUDI STRATA I FARMASI FAKULTAS FARMASI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI 2020 1 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya penyusunan Buku Petunjuk Praktikum Farmasetika untuk mahasiswa S1 Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata. Buku petunjuk praktikum ini dipersiapkan dalam rangka membantu pengadaan sarana pendidikan terutama dalam Praktikum Farmasetika. Praktikum Farmasetika secara garis besar bertujuan untuk membantu mahasiswa agar dapat lebih memahami proses, mulai dari perhitungan dosis dan peracikan obat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu setelah mengikuti dan menyelesaikan materi praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat terampil dalam menjalankan peracikan dan pencampuran bahan obat berdasarkan formula standart dan resep menjadi bentuk sediaan serbuk (pulveres, kapsul dan pulvis adspersorius), sediaan likuida (larutan, emulsi dan suspensi), sediaan semisolida dan suppositoria. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan kritik dari sejawat maupun mahasiswa peserta praktikum akan sangat bermanfaat untuk perbaikan pada edisi berikutnya. Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam membantu memperdalam pemahaman tentang ilmu meracik obat atau farmasetika. Kediri, Juli 2020 Penulis 2 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMASETIKA A. PERATURAN UMUM 1. Waktu Praktikum dilakukan sekali dalam seminggu dengan alokasi waktu sebagai berikut: a. 10 menit inventaris alat b. 135 menit praktikum 3 sediaan c. 55 menit diskusi dan pretest/posttest 2. Peserta Praktikum adalah mahasiswa yang telah mengikuti TPR dan pretest. 3. Praktikan wajib mengikuti seluruh materi praktikum selama semester berlangsung (kehadiran praktikan harus 100%). Praktikan yang tidak mengikuti praktikum diwajibkan mengganti praktikum (inhal). 4. Praktikan yang berhalangan mengikuti praktikum harus meminta ijin dan diwajibkan memberi keterangan tertulis. Surat keterangan tersebut harus sudah diserahkan kepada koordinator praktikum selambat-lambatnya 3 hari sesudah hari praktikum. 5. Evaluasi Praktikum dilakukan melalui hasil: a. Pretest/Postest b. Praktikum Harian c. Ujian Akhir Praktikum Penilaian hasil praktikum dan ujian Akhir praktikum: a. Nilai Pretest/posttest dan Tugas 20% b. Nilai Jurnal 20% c. Nilai Ujian Akhir 60% B. TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Praktikan harus berada di laboratorium 15 menit sebelum praktikum dimulai. 2. Praktikan yang terlambat 10 menit setelah praktikum dimulai tidak diperkenankan mengikuti praktikum, kecuali ada alasan yang jelas dan dapat diterima. 3. Praktikan harus berpakaian rapi (tidak diperkenankan menggunakan celana jeans) dan harus memakai jas praktikum selama praktikum berlangsung. Praktikan yang tidak memakai pakaian rapi dan jas praktikum tidak diperbolehkan mengikuti praktikum. 4. Praktikan harus bekerja dengan jujur, praktikan yang memperoleh nilai pretest merah (kurang dari 65) sebanyak tiga kali berturut-turut akan mendapat sanksi atau tugas. 5. Pada saat praktikum, rambut harus diatur sedemikian rupa agar rapi (bagi yang berambut panjang harus dikuncir), kuku harus dipotong pendek dan tidak diperkenankan memakai cat kuku. 6. Praktikan yang meninggalkan laboratorium sebelum praktikum berakhir, harus meminta ijin kepada laboran yang bertugas. 3 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Praktikan harus menyediakan peralatan praktikum yang tidak tersedia di laboratorium, jika tidak membawa peralatan praktikum maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum. Praktikan wajib memelihara peralatan laboratorium dan menghemat bahan. Sebelum memulai praktikum, praktikan wajib melakukan inventaris alat sesuai dengan daftar yang tersedia. Apabila terdapat ketidak-cocokan (kotor, retak/ gumpil, pecah dan hilang) segera melapor ke laboran yang bertugas. Praktikan harus bekerja sendiri dan tidak diperkenankan bercakap-cakap dengan sesama praktikan. Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan kepada laboran yang bertugas. Pada waktu menimbang bahan, praktikan hanya diperkenankan mengambil satu wadah/botol bahan obat dan setelah selesai menimbang harus mengembalikan wadah/botol tersebut ke rak/almari bahan obat. Bahan yang telah ditimbang di atas perkamen atau wadah lain harus segera dikerjakan. Tidak diperkenankan menyimpan lebih dari dua macam bahan hasil penimbangan di meja praktikum. Praktikan tidak diperkenankan mengerjakan sediaan berikutnya sebelum sediaan yang dikerjakan selesai sempurna, kecuali dalam hal ini telah mendapat persetujuan dari laboran yang bertugas. Jurnal beserta sediaan yang telah selesai dikerjakan segera diserahkan/dikumpulkan. Sampah berupa kotoran padat dan berlemak (serbuk, salep, suspensi, emulsi dan lain-lain) harus dibuang dalam bak sampah, tidak diperkenankan membuang sampah dalam bak pencuci (wastafel). Praktikan wajib mengganti alat-alat yang retak/gumpil, pecah, hilang dan kotor selama praktikum. Praktikan dilarang menggunakan handphone saat praktikum berlangsung. Praktikan bertanggungjawab terhadap kebersihan meja dan semua peralatan yang digunakan. Praktikan yang tidak mematuhi peraturan dan tata tertib akan dikenakan sanksi. Sanksi yang diberikan dapat berupa peringatan, penghentian praktikum, penundaan masa praktikum atau tindakan administratif lain. 4 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri TUJUAN PRAKTIKUM FARMASETIKA 1. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan tepat dan benar. 2. Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep 3. Mahasiswa dapat menghitung dosis obat dalam resep 4. Mahasiswa dapat memahami istilah/sinonim dan bahasa latin dalam resep 5. Mahasiswa dapat menganalisis permasalahan dalam resep 6. Mahasiswa dapat menimbang bahan obat dengan tepat dan benar 7. Mahasiswa dapat meracik sediaan serbuk terbagi/pulveres, kapsul dan serbuk tidak terbagi/pulvis adspersorius dan kapsul 8. Mahasiswa dapat meracik sediaan likuida/cair baik oral maupun topikal 9. Mahasiswa dapat meracik sediaan semisolida/setengah padat (salep, gel, pasta dan krim) serta membuat sediaan suppositoria/ovula 10. Mahasiswa dapat membuat salinan resep dan melakukan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai obat dalam resep 5 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri BUKU ACUAN DAN PERLENGKAPAN PRAKTIKUM A. BUKU ACUAN 1. Ilmu Meracik Obat (IMO) 2. Informasi Spesialite Obat (ISO) & MIMS 3. Formularium Medicamentorum Selectum (FMS) 4. Buku Penuntun Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori by DR. C.F.VANDUIN 5. Pharmacopee Netherland (Ph Ned.V) 6. Codex Medicamentorum Netherlandicum (CMN) 7. Formularium Nasional (FN) 8. ARS PRESCRIBENDI RESEP YANG RASIONAL Jilid 1, 2 dan 3 9. Farmakope Indonesia Edisi III, IV dan V B. PERLENGKAPAN YANG HARUS DISIAPKAN 1. Jas Praktikum berwarna putih 2. Sarung tangan 3. Masker (harus selalu dipakai saat praktikum) 4. Anak timbangan milligram a. Penara timbangan: gotri, kelereng, peluru senapan angin/mimis, isi staples, pemberat lainnya. b. Sudip dari film rontgen/mika/plastik 5. Plastik klip dengan berbagai ukuran 6. Etiket putih untuk obat dalam, dan etiket biru untuk obat luar, ukuran P = 5,7 cm dan L = 3,7 cm Contoh : APOTEK BHAKTI WIYATA JL.K.H. WAHID HASYIM No. 65 KEDIRI APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 No. 01 Tgl. 03/03/2020 Samantha 3 x sehari 1 bungkus SESUDAH / SEBELUM MAKAN Y APOTEK BHAKTI WIYATA JL.K.H. WAHID HASYIM No. 65 KEDIRI APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 No. 02 Tgl. 03/03/2020 Samantha Untuk Pemakaian Luar (OBAT LUAR) Y 6 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 7. Label NI (Ne iteratur = tidak boleh diulang). Ukuran P = 4,5cm dan L = 1,5cm Contoh: Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter 8. 9. 10. 11. Blanko Copy resep Pot salep berbagai ukuran : 10 g, 20 g, 30 g Botol coklat berbagai ukuran : 30 ml, 50 ml, 100 ml, 150 ml, 250 ml, 300 ml Label kocok dahulu dengan ukuran P = 3,5 dan L = 1,0 cm Contoh: KOCOK DAHULU 12. Sendok kecil dari plastik, pipet, tube/pot salep untuk wadah krim atau salep dan doos bedak 13. Ballpoint/pena bolpoin dengan tinta merah dan biru 14. Kalkulator 15. Gunting kecil, stapless, lem, kain lap/serbet (3 lembar), tissue basah dan kering 16. Kantong kresek untuk sampah saat praktikum 7 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRAKTIKUM FARMASETIKA A. SEBELUM PRAKTIKUM 1. Praktikan wajib melakukan inventaris awal untuk alat-alat praktikum sesuai dengan daftar yang tersedia pada almari. 2. Susunlah peralatan praktikum dengan susunan seperti pada gambar: d c 3. b a Keterangan: a. Seperangkat sendok, pengaduk, spatula tersusun rapi diatas kertas perkamen bersih, disebelah kanan dari letak timbangan (b) b. Timbangan c. Kotak anak timbangan diletakkan disebelah kiri timbangan d. Alat-alat gelas yang akan segera diperlukan diletakkan di depan susunan sendok. Pastikan semua peralatan seperti mortir, stamper, cawan, timbangan, gelas ukur, gelas piala (beaker glass), spatel, sudip dan alat lainnya serta meja praktikum harus bersih. B. SAAT PRAKTIKUM 1. Pengambilan bahan a. Bahan diambil dari rak/almari, pastikan bahwa bahan yang diambil benar dengan membaca etiket pada botol/wadah. b. Gunakan sendok bersih untuk mengambil bahan dari botol/wadah, untuk menghindari kontaminasi. c. Segera setelah digunakan, sendok dibersihkan dan diletakkan kembali pada tempatnya. d. Bahan diletakkan kembali pada rak/almari bahan obat sambil diperiksa kembali etiketnya. e. Hanya diperbolehkan paling banyak dua bahan hasil penimbangan yang belum diproses yang terdapat pada meja. 8 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 2. Penimbangan a. Setiap akan menimbang harus diperiksa terlebih dahulu apakah timbangan dalam keadaan setimbang (balance) dan dalam posisi horizontal. Bila tidak setimbang, maka harus disetimbangkan dengan cara memutar sekrup pengatur kesetimbangan dengan menggeser-geserkan kearah dalam (mengurangi beban) maupun keluar (menambah beban). Bila dengan menggeser sekrup pengatur kesetimbangan tidak bisa karena diluar kepekaan timbangan maka dapat menggunakan peluru senapan angin/mimis, kelereng kecil atau pemberat lainnya. b. Sebelum menimbang, piring timbangan dialasi dengan perkamen yang bersih. Anak timbangan milligram (kurang dari 1gram) dipegang dengan menggunakan pinset/penjepit untuk menghindari menempelnya lemak atau kotoran dari tangan yang dapat mempengaruhi berat, sedangkan anak timbangan gram boleh diambil tanpa menggunakan pinset. Bila telah selesai digunakan, pinset maupun anak timbangan segera dikembalikan ke tempatnya jangan diletakkan di meja. c. Untuk bahan obat yang beratnya lebih dari 50 mg dan kurang dari 1000 mg ditimbang pada timbangan milligram. Untuk bahan obat yang beratnya lebih dari 100gram dan kurang dari 1 kg ditimbang pada timbangan gram. d. Penimbangan bahan obat yang beratnya kurang dari 50 mg harus dibuat pengenceran dengan zat tambahan/pembawa yang cocok (laktosa dll.) e. Jika bahan berupa tablet maka pengambilannya dengan membawa kertas perkamen ke almari penyimpanan obat dan menggambilnya dengan menggunakan sendok tanduk, tanpa harus membawa sediaan ke meja praktikum. f. Cangkang kapsul diambil dengan cara membawa kertas perkamen ke rak penyimpanan dan menggambilnya dengan menggunakan sendok tanduk. Wadah penyimpanan cangkang kapsul harus ditutup rapat. g. Alas untuk menimbang bahan obat antara lain: 1) Bahan padat atau serbuk: ditimbang menggunakan kertas perkamen 2) Bahan semipadat: ditimbang menggunakan kertas perkamen 3) Bahan cair/ekstrak kental: ditimbang menggunakan cawan porselen atau kaca arloji yang sebelumnya telah ditara 4) Bahan oksidator (kalii pemanganas, iodium, argenti nitras) ditimbang pada botol timbang atau gelas arloji setangkup. h. Cara menara wadah seperti cawan, kaca arloji: wadah diletakkan pada salah satu piring timbangan sebelah kiri/kanan lalu diatur kesetimbangannya dengan menambahkan penara seperti peluru senapan angin/gotri/kelereng kecil pada piring timbangan yang lain sampai setimbang. i. Mengkalibrasi dipakai untuk mengukur dalam satuan volume (mililiter), misalnya akan membuat potio (obat minum) dengan volume 100 ml. Pertama kali harus mempersiapkan botol yang volumenya lebih besar dari 100 ml (jangan terlalu penuh diberi ruang udara untuk mengocok obat), kemudian ambil gelas ukur 100 ml dan masukkan air ke dalam gelas ukur 9 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri tsb sampai skala 100 ml lalu air di dalam gelas ukur dituangkan ke dalam botol dan batas volume tersebut ditandai (bisa dengan spidol atau ditempelkan selotif /label). C. SETELAH PRAKTIKUM 1. Pastikan semua peralatan yang digunakan seperti mortir, stamper, cawan, timbangan, gelas ukur, gelas piala (beaker glass), spatel, sudip dan alat lainnya sudah dibersihkan dan disimpan dalam almari praktikum. 2. Praktikan wajib melakukan inventaris akhir untuk alat-alat praktikum sesuai dengan daftar yang tersedia pada almari. 3. Meja praktikum harus bersih dan rapi. D. CARA MENGGUNAKAN MORTIR DAN STAMPER 1. Mulut mortir senantiasa mengarah kekiri, maksudnya agar ketika stamper dibersihkan stamper senantiasa tetap pada mulut mortir. 2. Mortir diletakkan di atas meja praktikum dialasi dengan kain lap/serbet pada waktu menggerus bahan-bahan obat. 3. Bila akan meletakkan stamper, letakkanlah selalu disebelah kanan dan dialasi dengan kertas perkamen, kepala stamper harus mengarah kepada praktikan. 4. Stamper dipegang seperti memegang ballpoint/pena bolpoin. 5. Pada saat menggerus, putarlah stamper berlawanan dengan arah jarum jam. 6. Gerakan tangan sebatas pergelangan, sambil setelah stamper dibersihkan dengan menggunakan sudip. 7. Bersihkan permukaan stamper dengan cara memutarnya, sementara sudip tetap berada di kepala stamper. Ulangi beberapa kali sampai serbuk halus. E. CARA MEMBUAT JURNAL PRAKTIKUM Jurnal praktikum dikerjakan dengan urutan sebagai berikut: 1. Tempelkan resep pada kolom resep 2. Kelengkapan resep Periksalah apakah resep yang diberikan, sudah lengkap atau belum, jika ada yang belum lengkap, tanyakan dengan menulis pada kolom ini. Kelengkapan resep meliputi: a. Nama dokter, alamat dokter, nomer ijin praktek dokter, dll b. Tempat, tanggal penulisan resep c. Tanda R/ pada blanko resep sebelah kiri d. Nama obat dan banyaknya obat yang diminta e. Bentuk sediaan yang dikehendaki f. Signatura/aturan pakai g. Paraf atau tanda tangan dokter h. Nama pasien i. Umur pasien atau berat badan pasien, jika dalam resep terdapat bahan obat yang mempunyai takaran/dosis maksimum j. Alamat pasien 10 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri k. 3. 4. 5. 6. Tanda seru atau tanda tangan dokter jika takaran/dosis obat lebih dari takaran maksimumnya (> 100%) Resep standar/Formula standar Jika dalam resep terdapat formula standart, tuliskan komposisi resep/formula standar tersebut dengan lengkap disertai pustaka/acuan. Monografi Tulis nama bahan obat, pemerian kelarutan, khasiat beserta pustaka. Permasalahan dan Penyelesaian Jika dalam resep terdapat permasalahan, seperti obat tak tercampurkan (OTT) baik secara fisik atau kimia, tuliskan secara singkat dan jelas, setelah itu tuliskan cara penyelesaiannya dengan singkat dan jelas (tulis pustakanya) Perhitungan dosis a. Tuliskan nama obat dan dosis maksimum bahan obat yang terdapat dalam resep (Dosis maksimum yang tercantum dalam Farmakope Indonesia berlaku untuk orang dewasa) b. Jika pasien anak-anak, hitung dosis maksimum untuk anak c. Hitung Dosis Pemakaian (DP) bahan obat untuk satu kali minum dan satu harinya. d. Hitung persentase (%) bahan obat untuk sekali minum dan satu harinya. Jika ≥ 100 % tanyakan apakah dosis tersebut diturunkan atau dikehendaki. Bila ada bahan obat yang bekerja searah (sinergis) dalam resep, maka hitung dosis sinergisnya 7. Tabel penimbangan bahan Tuliskan nama bahan obat yang sesuai dalam resep, perhitungan penimbangan bahan, pengambilan bahan disesuaikan dengan yang tertera pada botol/wadah, cek fisik bahan obat (Expire Date), golongan obat dan keterangan dengan memberi simbol check list/centang (√) 8. Prosedur kerja Tuliskan cara kerja/tahap peracikan sediaan secara berurutan, lengkap dan jelas 9. Etiket dan label Tempelkan etiket dan label yang sesuai dengan sediaan yang dibuat. Sesuaikan ukuran etiket dan label dengan wadah yang digunakan. 10. Bahasa latin Tuliskan bahasa latin yang terdapat dalam resep secara lengkap dan benar beserta artinya 11. Sinonim Tuliskan sinonim bahan-bahan obat yang terdapat dalam resep. 11 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RESEP DAN SALINAN RESEP A. RESEP Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi atau dokter hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan kepada penderita. Resep ditulis dengan bahasa latin diatas suatu kertas resep. Idealnya ukuran kertas resep adalah lebar 10-12 cm dan panjang 15-18 cm (Joenoes, 2014). Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yaitu recipe yang berarti ambilah. Kelengkapan administrasi suatu resep harus ditulis dengan lengkap, supaya dapat memenuhi syarat untuk bisa dilayani di Apotek. Resep yang lengkap terdiri atas: 1. Nama, alamat, no.SIP/SIK dokter dan dapat pula dilengkapi dengan nomor telepon dokter, jam dan hari praktek. 2. Nama kota dan tanggal penulisan resep. 3. Tanda R/ (invocatio) Point 1 - 3 disebut Inscriptio 4. Nama bahan obat serta jumlah bahan obat 5. Cara pembuatan atau bentuk sediaan yang dikehendaki (ordinatio) Point 4 - 5 disebut Praescriptio 6. Aturan pemakaian obat (signatura) 7. Identitas penderita (nama, umur dan alamat pasien) 8. Paraf atau tanda tangan dokter penulis resep (subscriptio) Contoh resep: dr. Tuna Jl. KH. Wachid Hasyim No. 67, Kediri SIP 443/789/421.23/2017 Jam praktek : 16.00-21.00 WIB Kediri, 03-03-2020 R/ CliNDAmycin 125 mg LACTOSUm qs M.f.pulv dtd No.XII S b dd I Pulv pc Ht’at Pro : Anggun Umur : 6 tahun Alamat : Jl. Penanggungan No.19 Kediri 12 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri B. SALINAN RESEP (APOGRAPH/COPY RESEP) Salinan resep diperlakukan sama dengan kertas resep asli dari dokter dan diharuskan disimpan. Suatu salinan resep dibuat oleh apotek atas: 1. Permintaan dokter, kalau ada tanda iteratur pada kertas resep original. 2. Permintaan penderita, dalam hal ini ulangan pembuatan obat dengan apograph dan hanya dapat bila resep original (asli) dari dokter tidak mengandung bahan obat narkotika atau obat golongan psikotropika atau obat daftar G. Salinan resep selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli harus memuat pula: 1. Nama dan alamat Apotek 2. Nama dan nomor surat ijin praktek Apoteker Pengelola Apotek 3. Tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek 4. Tanda copy resep seperti: det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan atau tanda ndet (nedetur) untuk obat yang belum diserahkan 5. Nomor resep dan tanggal pembuatan/peracikan obat 6. Diberi tanda PCC (pro copie conform/sesuai dengan aslinya) 7. Terdapat cap/stempel Apotek Contoh salinan resep: APOTEK BHAKTI WIYATA JL.KH. WAHID HASYIM NO. 65 KEDIRI APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA : 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 Resep dari Dibuat tgl Untuk COPY : dr. Rio Tanggal : 03/03/20 : 03/03/20 No resep : 99 : Tasya Umur/BB : 11th/27kg Iter 2x R/ ErysAnbe chew 180 mg CETINAL 1/5 Ventolin 2 mg TAB Mf lA pulv dtd No XX S 3 dd Pulv I -det orig+10- Kediri, 03-03-2020 Pcc Yani Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. 13 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Penandaan pada salinan resep yaitu: Pada penulisan suatu resep adakalanya dokter menuliskan perintah pengulangan resep dalam bahasa latin yaitu Iter (iteratur) yang berarti diulang. Dalam hal ini, setelah pembuatan satu resep di Apotek, farmasis berkewajiban membuat salinan resep yang kemudian diberi tanda pada bagian bawah resep banyaknya obat yang telah diambil. Di bawah ini beberapa cara penulisan tanda det berdasarkan contoh salinan resep diatas yaitu : Ndet Belum diserahkan Det orig Sudah diserahkan dari resep aslinya Det 1x Sudah diserahkan sebanyak 1 x resep Det orig+10 Sudah diserahkan sebanyak 1x resep dan 10 bungkus puyer. Det orig+20 Det iter 1x Sudah diserahkan sebanyak 1x resep dan 20 bungkus puyer Sudah diserahkan pengulangan pertama Det 2x Sudah diserahkan sebanyak 2 x resep Det Sudah diserahkan Sudah diserahkan sebanyak 3x resep Resep sudah tidak dapat diulang 14 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri PENGGOLONGAN OBAT Menurut Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi, golongan obat adalah: penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari: Obat bebas, Obat bebas terbatas, Obat keras, Obat wajib apotek (OWA), Narkotika dan Psikotropika. A. GOLONGAN OBAT BEBAS Obat bebas adalah: obat dengan tingkat keamanan yang luas, yang dapat diserahkan tanpa resep dokter. Penandaan khusus pada kemasannya untuk golongan obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis hitam ditepinya. Gambar Logo Obat Bebas B. GOLONGAN OBAT BEBAS TERBATAS (DAFTAR W: WAARSCHUWING) Obat bebas terbatas adalah: obat keras yang dalam jumlah tertentu dapat diserahkan tanpa resep dokter. Pada kemasan obatnya selain terdapat tanda khusus lingkaran biru dengan garis hitam ditepinya. Gambar Logo Obat Bebas Terbatas Selain penandaan khusus lingkaran biru dengan garis hitam ditepinya, juga terdapat tanda peringatan P. No. 1 hingga P. No.6. sebagai berikut: P. No.1 Awas ! obat keras. Bacalah aturan memakainya Penandaan ini terdapat pada kemasan sediaan tablet dan obat minum (potio) Contoh: Decolgen tablet, Benadryl DMP sirup, Combantrin tablet. P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan Penandaan ini terdapat pada kemasan obat kumur Contoh : Obat kumur dan pencuci mulut yang mengandung Povidon Iodida 1% (Neo Iodine Gargle). P. No.3 Awas ! obat keras. Hanya untuk bagian luar badan Contoh: Canesten cream, Neo iodine (larutan antiseptik untuk obat luar yang mengandung Povidone Iodide 10%). P. No.4 Awas ! obat keras. Hanya untuk dibakar P. No.5 Awas ! obat keras. Tidak boleh ditelan Tanda peringatan P. No.4 dan No. 5 saat ini bentuk sediaan tidak ada lagi. 15 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan Contoh : Anusol suppositoria, Anusup suppositoria. Istilah lain untuk obat bebas dan bebas terbatas dikenal dengan istilah obat OTC (Over the counter adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter). C. GOLONGAN OBAT KERAS Definisi Obat Keras ada empat: 1. Obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter (antibiotika, obat hipertensi, obat jantung, hormon, obat kanker, antihistamin untuk obat dalam dll.) 2. Obat yang penggunaannya dengan cara disuntikan atau dengan merobekan rangkaian asli dari jaringan seperti sediaan obat dalam bentuk injeksi, larutan infus, sedian implan (sediaan yang mengandung hormon untuk KB). 3. Semua obat baru yang belum terdaftar di Depkes (yang tidak mempunyai kode registrasi dari Depkes/Badan POM). 4. Semua obat dalam keadaan subtansi atau semua obat yang terdapat dalam daftar obat keras (keadaan subtansi = bahan baku obat). Penandaan khusus untuk obat jadi golongan obat keras : Lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam, didalamnya terdapat huruf K yang menyentuh lingkaran hitam. Gambar Logo Obat Keras Obat keras: bila dilihat pada buku Informasi Spesialite Obat (ISO) ada tulisan K disebelah kanan nama obatnya. Di lapangan, obat golongan obat keras dikenal dengan sebutan obat Ethical (Ethical drug yaitu obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter) atau Obat daftar G yang berasal dari kata G: Gevaarlijk menurut Undang-undang Tentang Obat Keras Nomor St.1937 No.541 D. OBAT WAJIB APOTEK (OWA) Obat Wajib Apotek adalah Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh Apoteker di Apotek. Pada umumnya golongan obat ini sudah dikenal oleh masyarakat, karena sudah pernah mendapatkan obat ini berdasarkan resep dokter, obat ini efektif dan aman (cocok) untuk mengatasi penyakitnya. Sehingga untuk selanjutnya bila dibutuhkan dan obat tersebut tersedia dalam daftar wajib apotek, maka apoteker dapat melayaninya di apotek. Tujuan ditetapkannya keputusan ini adalah: 1. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional. 16 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 2. 3. Bahwa pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional dapat dicapai melalui peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri yang sekaligus menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional. Untuk meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi), serta pelayanan obat kepada masyarakat. E. OBAT GOLONGAN NARKOTIKA Definisi Narkotika menurut Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedabedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana yang terlampir dalam undangundang ini atau yang kemudian ditetapkan dalam keputusan Menteri Kesehatan. Penandaan khusus pada kemasan sediaan jadi narkotika adalah palang medali merah. Gambar Logo Obat Narkotika Narkotika yang diizinkan digunakan dalam pelayanan kefarmasian adalah Narkotika Golongan II dan Golongan III. Sedangkan yang banyak digunakan dalam peracikan resep adalah Narkotika golongan III seperti Codein dan Doveri tablet. Instansi yang mendapat izin untuk memproduksi dan mendistribusikan bahan baku/sediaan jadi narkotika di Indonesia: PT Kimia Farma. F. OBAT GOLONGAN PSIKOTROPIKA Definisi Psikotropika menurut Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat, yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Obat golongan Psikotropika yang banyak digunakan dalam peracikan obat adalah Psikotropika golongan IV. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan dan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. G. PREKURSOR Definisi Prekursor Menurut Permekes No.3 tahun 2015 prekursor adalah zat atau bahan pemula yang dapat digunakan untuk pembuatan narkotika dan psikotropika. Prekursor tersebut berguna untuk industri farmasi, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan pelayan kesehatan. Menurut Peraturan Kepala Badan POM No.40 tahun 2013 tentang Pedoman Pengelolaan Prekursor Farmasi dan Obat Mengandung Prekursor Farmasi, 17 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku atau penolong untuk keperluan proses produksi Industri Farmasi atau produk antara, produk ruahan dan produk jadi yang mengandung efedrin, pseudoefedrin, norefedrin, fenilpropanolamin, ergotamin, ergometrin atau potassium permanganat. Jadi prekursor farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagi bahan baku atau penolong untuk keperluan proses produksi industri dan apabila disimpangkan dapat digunakan dalam memproses pembuatan narkotika dan psikotropika. H. REGISTRASI OBAT Obat jadi yang akan diedarkan di Indonesia harus sudah didaftarkan/ teregistrasi di Badan POM, obat yang sudah terdaftar akan memperoleh nomor registrasi dengan kode registrasi sebagai berikut: Obat yang telah teregistrasi di Badan POM akan memperoleh Izin Edar, contoh Nama Produk Obat: Velcade, bentuk sediaan serbuk injeksi 1 mg, mengandung Bortezomib, bentuk kemasan Dus, 1 vial @ 1 mg, diproduksi oleh Janssen Pharmaceutical Belgia, yang mendaftarkan obat tersebut Soho Industri Farmasi Jakarta Timur, terdaftar di Badan POM RI dengan tanggal terbit nomor Registrasi 19 September 2015. Izin edar Velcade dicantumkan dalam bentuk Nomor Registrasi DKL 1555202444B1 D: obat dengan nama dagang K: golongan obat keras L: Obat jadi produk lokal 15: Obat ini disetujui pada waktu daftar tahun 2015 552: nomor pabrik yang ke-552 yang terdaftar di Indonesia 024: nomor urut obat ke-24 yang disetujui dari pabrik tersebut. 44: macam bentuk sediaan dari pabrik tersebut (44 = Injeksi Suspensi Kering) B: menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi yang kedua disetujui. 1: kemasan utama 18 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri PRAKTIKUM I PENGENALAN ALAT, MENIMBANG, MEMBAGI DAN MEMBUNGKUS SERBUK SERTA MENARA CANGKANG KAPSUL A. TUJUAN UMUM Mahasiswa mampu mengenal alat-alat yang digunakan pada Praktikum Farmasetika dan penimbangan dasar B. TUJUAN KHUSUS 1. Mahasiswa mampu mengenal dan menggunakan alat dengan tepat dan benar 2. Mahasiswa mampu melakukan penimbangan dasar 3. Mahasiswa mampu membagi dan membungkus serbuk 4. Mahasiswa mampu menara cangkang kapsul C. TEORI 1. Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Farmasetika meliputi: No. Nama Alat & Gambar 1. Mortir & Stamper Fungsi Menghaluskan zat yang masih bersifat padat/kristal, serta digunakan untuk mencampur/ menghomogenkan sediaan baik padat maupun cair. Terdapat berbagai variasi ukuran 2. Untuk mengukur volume suatu zat cair kecuali: cairan panas/kental/minyak-minyak. Terdapat berbagai variasi ukuran Gelas Ukur/Maat Glass 19 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 3. Gelas Piala/Beaker Glass Tempat untuk menimbang, melarutkan, serta memanaskan zat padat maupun cairan yang tidak mudah menguap. Terdapat berbagai variasi ukuran 4. Erlenmeyer Tempat untuk menimbang, melarutkan, serta memanaskan zat padat maupun cairan baik yang mudah menguap ataupun tidak. Terdapat berbagai variasi ukuran 5. Gelas Arloji Tempat untuk menimbang bahan/sediaan cair ataupun kental yang jumlahnya sedikit baik bersifat oksidator maupun tidak. Terdapat berbagai variasi ukuran 6. Cawan Porselen Tempat untuk menimbang, melarutkan, menguapkan, meleburkan, serta memanaskan zat padat maupun cairan. Terdapat berbagai variasi ukuran 7. Batang Pengaduk Digunakan untuk mengaduk, mengambil dan membantu menuangkan zat cair ke dalam wadah atau botol 20 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 8. Pipet Tetes Digunakan untuk mengambil zat cair dalam jumlah kecil. 9 Corong Digunakan untuk membantu menuangkan zat cair ke dalam botol atau wadah lain, serta digunakan untuk membantu dalam menyaring sediaan cair. Terdapat berbagai variasi ukuran 9. Sendok Tanduk Digunakan untuk mengambil bahan/sediaan padat yang tidak bereaksi dengan bahan dari tanduk. 10. Spatula Tanduk Digunakan untuk mengambil bahan/sediaan semipadat yang tidak bereaksi dengan bahan dari tanduk. 11. Nampan Digunakan untuk membantu memindahkan alat dari satu tempat ke tempat lain, serta digunakan untuk alas dalam menampung hasil ayakan bahanbahan serbuk. Seperti talcum, ZnO, bedak, dll. 21 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 12. Ayakan Plastik Digunakan untuk mengayak sediaan-sediaan serbuk. 13. Ayakan Mesh Terbuat dari besi yang memiliki berbagai macam ukuran. Digunakan untuk mengayak sediaan-sediaan serbuk. 14. Anak Timbangan Digunakan sebagai pemberat dalam menimbang. Satu set anak timbangan terdiri dari beberapa buah anak timbangan dengan berbagai ukuran dan 1 buah pinset untuk mengambil anak timbangan dengan ukuran kecil. 15. Sendok Porselin Terbuat dari kaca porselin, yang digunakan untuk mengambil sediaan semipadat baik bersifat oksidator ataupun tidak. 16. Termometer Digunakan untuk mengukur suhu pada pembuatan sediaan yang memerlukan kontrol suhu. 22 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 17. Pemanas air (Heater) Terbuat dari besi stainless yang digunakan untuk memanaskan air menggunakan tenaga listrik 18. Waterbath/Penangas Air Kotak yang diletakkan di atas kompor. Terdiri dari beberapa lubang pada bagian atas yang biasa digunakan untuk memanaskan, meleburkan, serta menguapkan sediaan dengan bantuan cawan yang diletakkan di atas lubang penangas. 19. Timbangan Gram Digunakan untuk menimbang bahan-bahan dengan tingkat sensitivitas minimal 1 gram. 20. Timbangan Miligram Digunakan untuk menimbang bahan-bahan dengan tingkat sensitivitas minimal 50 miligram. 23 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 21. Timbangan Analitik Digunakan untuk menimbang bahan-bahan dengan tingkat sensitivitas lebih tinggi yaitu 0,01 gram hingga 1000 gram. 22. Kertas Perkamen Digunakan untuk membungkus serbuk, sebagai alas untuk menimbang bahan, sebagai kap botol dan untuk melapisi dinding luar pot salep. 23. Cetakan Suppositoria Digunakan untuk sediaan suppositoria. 24. Sudip Terbuat dari mika atau film rontgen yang digunakan untuk mengambil sediaan padat maupun semipadat. mencetak 24 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 2. Penimbangan Dasar 12 11 9 10 8 7 6 5 4 3 1 2 Keterangan : 1. Sekrup pengatur tegak berdirinya timbangan 2. Tuas/Penahan gandar 3. Papan landasan timbangan 4. Pinggan (Piring) timbangan 5. Skala 6. Bandul penunjuk posisi horizontal 7. Jarum penunjuk kesetimbangan 8. Tangkai timbangan 9. Sekrup pengatur kesetimbangan (anting-anting) 10. Pisau tangan 11. Tangan timbangan 12. Pisau tengah/pisau pusat 3. Tata Cara Menimbang a. Periksa semua komponen timbangan/neraca apakah sudah sesuai pada tempatnya, dengan mencocokan nomor-nomor yang terdapat pada komponen-komponen tersebut (lihat gambar). b. Periksa kedudukan timbangan sudah sejajar/rata, dapat dilihat dari posisi anting dengan alas anting harus tepat. Bila belum tepat, putar sekrup pengatur tegak berdirinya timbangan (1) c. Periksa apakah posisi pisau (12) dan (10) sudah pada tempatnya. Jika sudah maka tuas/penahan gandar (2) diangkat menggunakan tangan kiri sehingga timbangan akan terangkat dan akan terlihat apakah piringnya seimbang atau 25 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri d. e. f. g. h. i. berat sebelah. Bila tidak seimbang, dapat memutar sekrup pengatur (9) kiri atau kanan sesuai dengan keseimbangan (menambah beban diputar keluar, mengurangi beban diputar ke dalam), sampai setimbang. Letakkan kertas perkamen yang bersih di atas kedua piring timbangan, angkat tuas/penahan gandar (2) untuk memeriksa apakah timbangan sudah setimbang. Anak timbangan diletakkan pada piring timbangan sebelah kiri sedangkan bahan yang akan ditimbang disebelah kanan. Setiap akan menambah atau mengurangi bahan obat yang ditimbang, penahan gandar harus diturunkan terlebih dahulu. Proses penimbangan selesai jika jarum penunjuk kesetimbangan sudah menunjukkan setimbang pada saat penahan gandar dinaikkan. Janganlah sekali-kali menggunakan anak timbangan sebagai penara, tetapi pakailah selalu alat penara dari logam seperti peluru senapan angina/gotri/ kelereng atau lempengan timah yang mudah digunting/dipotong-potong kecil. Untuk mencegah bahan-bahan obat dikotori oleh udara, ditiup angin dsb maka timbanglah bahan obat itu segera sewaktu akan dicampur. Janganlah menimbang seluruh bahan obat sekaligus kemudian dibiarkan di atas meja praktikum. Menimbang bahan obat harus langsung dari botol/wadah sediaan. Bahan-bahan yang akan ditimbang tidak boleh disentuh dengan jari-jari tangan. Bila akan menimbang bahan obat lain, maka kertas perkamen harus diganti yang baru dan timbangan disetarakan kembali. 4. Cara Mencampur Serbuk Guna memperoleh campuran serbuk yang homogen, perlu dilakukan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Lapisi mortir dengan sedikit bahan penambah terlebih dahulu b. Dimulai dari bahan obat yang jumlahnya lebih sedikit c. Bahan-bahan obat yang berwarna diaduk diantara dua lapisan zat inert/ netral d. Bahan obat yang kasar dihaluskan terlebih dahulu e. Bahan obat yang berbobot ringan dimasukan terakhir, begitu juga dengan bahan-bahan obat yang mudah menguap 5. Cara Membagi Serbuk a. Setelah serbuk digerus halus, keluarkan serbuk dari mortir menggunakan sudip dan diletakkan pada kertas perkamen b. Bagilah serbuk tersebut di atas kertas perkamen yang telah disusun rapi tumpang tindih. c. Apabila serbuk dibagi dalam jumlah 10 bungkus atau kurang, serbuk dapat langsung dibagi dengan mata biasa atau secara visual. d. Apabila serbuk dibagi menjadi lebih dari 10 bungkus: 26 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 1) e. f. g. h. Jumlah genap (12, 14, .....dst): sediaan obat yang sudah ditimbang, dibagi menjadi 2 bagian sama banyak terlebih dahulu di atas timbangan. Kemudian masing-masing bagian dibagi sama rata secara visual. 2) 24 bungkus: sediaan obat yang sudah ditimbang, dibagi menjadi 2 bagian sama banyak terlebih dahulu di atas timbangan. Kemudian dibagi lagi menjadi 2 bagian sama banyak di atas timbangan kemudian dari masing-masing bagian akhir ini dibagi menjadi 6 bungkus sama rata secara visual. 3) Jumlah ganjil 11 bungkus: sediaan obat yang sudah tercampur homogen ditimbang untuk mengetahui berat total sediaan obat. Jika berat total sediaan obat dalam jumlah yang tidak bulat, maka tambahkan bahan tambahan sampai bobot yang bulat dan gerus sampai homogen. Berat total sediaan obat yang didapat dibagi 11 sehingga diperoleh berat untuk 1 bungkus kemudian ditimbang 1 bagian untuk 1 bungkus lalu dibungkus yang rapi. Sisanya 10 bungkus langsung dibagi secara visual. 4) Jumlah ganjil (13, 15,......dst): sediaan obat yang sudah tercampur homogen ditimbang untuk mengetahui berat total sediaan obat. Jika berat total bahan obat dalam jumlah yang tidak bulat, maka tambahkan bahan tambahan sampai bobot yang bulat dan gerus sampai homogen. Berat total sediaan obat yang didapat dibagi sesuai jumlah bungkus sehingga diperoleh berat untuk 1 bungkus. Kemudian ditimbang 1 bagian untuk 1 bungkus lalu dibungkus yang rapi. Sisanya dibagi 2 sama banyak di atas timbangan, kemudian masing-masing bagian dibagi secara visual. Bagilah serbuk mulai dari kertas perkamen yang berada pada barisan paling atas kiri, dilanjutkan kearah kanan dan menyusul pada barisan berikutnya juga dimulai dari bagian paling kiri. Perhatikan dengan cermat agar pembagian serbuk sama banyak. Usahakan serbuk yang dibagi di atas kertas perkamen membentuk kerucut untuk memudahkan membandingkan volume serbuk pada masing-masing kertas perkamen. Jika pembagian telah selesai namun ada bagian yang tidak sama volume kerucutnya, ambil bagian yang terlalu besar/banyak dengan ujung kertas perkamen yang digunakan sebagai wadah sebelum dibagi dan pindahkan kebagian yang kurang. Mulailah membungkus serbuk dari posisi yang paling bawah kanan, dilanjutkan kearah kiri dan menyusul pada baris atasnya juga dimulai dari bagian paling kanan. Setelah semua serbuk terbungkus, susunlah bungkusan yang rapi, sama tinggi dan menghadap arah yang sama. 27 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 6. Cara Membungkus Serbuk a. Ambil kertas perkamen yang bersih, dan jumlahnya sesuai dengan jumlah serbuk yang akan dibagi. b. Lipatlah bagian atas kertas perkamen ± 0,5cm-1cm. Aturlah kertas perkamen berjajar ke kanan (maksimal 7 lembar), sebagian kertas tumpang tindih di atas kertas lain. c. Bagilah serbuk sesuai dengan cara pembagian serbuk pada materi di atas. d. Lipatlah bagian ujung kertas perkamen hingga ujung bagian kertas perkamen tersebut tepat berada dibagian dalam lipatan pertama. e. Lipatlah sekali lagi bagian lipatan atas ke dalam, kemudian ujung-ujung samping kertas perkamen dilipat ke dalam sehingga ujung kertas yang satu masuk kebagian ujung kertas yang lain. Setiap kali akan melipat kertas, harus dipastikan bahwa tidak ada bagian serbuk yang ikut terlipat sehingga berada di luar area lipatan. Lipatan bagian kanan masuk ke lipatan bagian kiri. f. Usahakan besar bungkusan proporsional/sama (tidak memberikan kesan terlalu kecil atau terlalu besar) agar terlihat rapi. 7. Menara dan Mengisi Cangkang Kapsul a. Menara Cangkang Kapsul 1) Ambil 5 cangkang kapsul 2) Buka cangkang kapsul, badan kapsul diisi dengan saccharum lactis sampai penuh dan kepala kapsul diisi saccharum lactis sebanyak 1/3 dari tinggi kepala kapsul. Kemudian gabungkan antara badan dan kepala, tutup rapat. 3) Keluarkan isinya dan ditimbang (misal = X mg maka X mg dibagi 5 = Y mg → Y mg adalah kapasitas cangkang kapsul tersebut. 4) Kapasitas cangkang kapsul : i. Nomor 000 : ± 1200 mg ii. Nomor 00 : ± 800 mg iii. Nomor 0 : ± 600 mg iv. Nomor 1 : ± 450 mg v. Nomor 2 : ± 350 mg vi. Nomor 3 : ± 250 mg vii. Nomor 4 : ± 200 mg viii. Nomor 5 : ± 150 mg b. Mengisi Cangkang Kapsul 1) Kertas perkamen ditata sebanyak jumlah yang diinginkan 2) Sediaan obat dibagi seperti membagi serbuk. 3) Kemudian masing-masing bagian dimasukkan ke dalam cangkang kapsul, badan kapsul terisi penuh sedangkan kepala kapsul terisi 1/3 bagian. 4) Satukan badan dan kepala kapsul sampai tertutup rapat lalu bersihkan dengan tisu. 28 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri PRAKTIKUM II PULVERES DAN KAPSUL DENGAN PENGENCERAN BIASA SERTA PULVIS ADSPERSORIUS A. TUJUAN UMUM Mahasiswa mampu membuat sediaan farmasetika dalam bentuk sediaan serbuk terbagi (pulveres), kapsul dan serbuk tidak terbagi/serbuk tabur (pulvis adspersorius) B. TUJUAN KHUSUS 1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep. 2. Mahasiswa mampu meracik, membungkus, mewadahi dan memberikan etiket 3. Mahasiswa mampu membedakan serbuk terbagi dan serbuk tidak terbagi C. TEORI Serbuk secara umum digambarkan sebagai partikel-partikel halus yang merupakan hasil suatu proses pengecilan ukuran partikel dari suatu bahan kering. Secara kimia fisika yang dimaksud dengan serbuk adalah partikel bahan padat yang mempunyai ukuran antara 10.000-0,1 µm. sedangkan dalam farmasi, umumnya partikel sediaan serbuk berukuran antara 10-0,1 µm. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV yang dimaksud dengan sediaan serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Jadi secara singkat, yang dimaksud dengan sediaan serbuk adalah suatu sediaan farmasi berbentuk padat dan kering yang merupakan campuran homogen dari dua atau lebih bahan obat dengan atau tanpa pengisi atau pembawa serta mempunyai derajat kehalusan tertentu. 1. Pulveres/Serbuk Terbagi Serbuk terbagi atau pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dimana masing-masing bagian serbuk dibungkus dengan menggunakan bahan pembungkus atau pengemas lain yang cocok dan digunakan untuk sekali minum. Cara pembuatan serbuk terbagi: a. Secara umum 1) Mulai dari yang kasar, jika bahan yang kasar tersebut keras, harus digerus terlebih dahulu sampai halus kemudian digerus dengan bahan yang lain. Jika semua bahan halus, digerus dari jumlah bahan yang paling sedikit. 2) Bahan yang sangat sedikit digerus dalam mortir yang dialasi terlebih dahulu dengan Saccharum Lactis (SL) untuk obat dalam. Hal tersebut untuk mencegah obat yang berkhasiat masuk kedalam pori-pori mortir. b. Secara khusus 1) Camphora, menthol, thymol, acidum salicylicum: ditetesi spiritus fortior kemudian dikeringkan dengan SL 29 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 2. 3. Catatan: campuran eutektik (campuran camphora dan menthol) tidak perlu ditetesi spiritus fortior sebab jika kedua bahan tersebut digerus bersama/dicampur akan larut/mencair kemudian dikeringkan dengan SL. 2) Bahan eflorescen yang mengandung air kristal diganti dengan bentuk anhidrat/eksikatus/kering. 3) Serbuk sangat halus dan berwarna seperti: Stibii pentasulfida dan Rifampisin, dapat masuk ke dalam pori-pori mortir dan warnanya sulit hilang maka mortir harus dilapisi zat tambahan (SL) terlebih dahulu. 4) Bila dalam resep mengandung tablet: tablet digerus halus kemudian dicampur dengan bahan lain 5) Dosis maksimum (DM) lebih dari 80% sampai dengan 100% (tepat dosis): ditanyakan dikehendaki (ditimbang satu persatu) atau ijin penurunan dosis. 6) Bila mengandung tablet salut: tabletnya ditumbuk halus kemudian diayak yang halus dicampur bahan yang lainnya. Pulvis/ Serbuk Tidak Terbagi/ Serbuk Tabur Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Cara pembuatannya : a. Secara umum 1) Seperti pembuatan pulveres 2) Seluruh serbuk harus terayak, yang masih tertinggal pada pengayak dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak/tidak bersisa. b. Secara khusus 1) Camphora, menthol, acidum salicylicum, acidum benzoicum: ditetesi spiritus fortior, dikeringkan dengan talk/amylum dll. Catatan: campuran eutektik (campuran camphora dan menthol) tidak perlu ditetesi spiritus fortior sebab jika kedua bahan tersebut digerus bersama/dicampur akan larut/mencair kemudian dikeringkan dengan talk/amylum dll. 2) Bahan obat setengah padat seperti adeps lanae dan vaselin: bila dalam jumlah kecil/sedikit ditetesi aseton, jika dalam jumlah besar/banyak dilebur di atas waterbath lalu dikeringkan dengan talk/amylum dll. 3) Cera: ditetesi dengan spiritus fortior lalu dikeringkan dengan talcum. 4) Balsam peru: ditetesi eter atau aseton lalu dikeringkan dengan talcum. 5) Ichthyol: ditetesi dengan spiritus fortior lalu dikeringkan dengan talcum. 6) Minyak atsiri: tidak diayak, dimasukkan terakhir. Pengenceran Serbuk a. Ketentuan pengenceran 1) Jika berat obat dalam resep 10-50 mg maka dibuat perbandingan pengenceran 1:10 2) Jika berat obat dalam resep 1-10 mg maka dibuat perbandingan pengenceran 1:50 30 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri b. c. d. e. Pengenceran serbuk dilakukan jika jumlah bahan obat dalam suatu resep kurang dari 50 mg. Pengenceran serbuk perlu penambahan saccharum lactis sampai 500 mg untuk memudahkan perhitungan. Penambahan saccharum lactis diawali dengan menimbang 50 mg bahan obat kemudian menambahkan saccharum lactis sampai 500 mg di atas timbangan Rumus pengenceran serbuk: x 500 mg = Hasil Keterangan: jumlah SL yang ditambahkan tidak harus sampai 500 mg tergantung yang dibutuhkan Sisa Pengenceran = 500 mg – hasil pengenceran f. Hasil pengenceran dimasukkan ke dalam mortir kemudian dicampur dengan bahan lain, sedangkan sisa pengenceran dibungkus dengan perkamen dan ditandai sisa pengenceran obat X (nama obat). Sisa pengenceran dimasukkan dalam plastik klip tersendiri. Contoh pengenceran: R/ AceTAminophen LAktoSA Mf. pulv 20 mg qs No X S 3dd I Pulv. pc Pro : Bima Umur : 6th Perhitungan: x 200 mg = 80 mg Penimbangan: Acetaminophen = 50mg SL = (200 mg berat Acetaminophen yang ditimbang) 200 mg – 50 mg = 150 mg Cara kerja : 1) Ditimbang Acetaminophen sebanyak 50 mg dimasukkan mortir 2) Ditimbang SL sebanyak 150 mg dimasukkan mortir gerus sampai homogen 3) Timbang campuran sebanyak 80 mg sisanya dibungkus, diberi tanda sisa pengenceran D. RESEP YANG DIKERJAKAN Dilihat pada Lampiran I 31 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri PRAKTIKUM III DAN IV PENGENCERAN BERTINGKAT PADA PULVERES DAN KAPSUL DENGAN BAHAN OBAT YANG MEMPUNYAI DOSIS MAKSIMUM SERTA PULVIS ADSPERSORIUS A. TUJUAN UMUM Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum pada pulveres dan kapsul dengan pengenceran bertingkat B. TUJUAN KHUSUS 1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep. 2. Mahasiswa mampu melakukan pengenceran bertingkat pada pulveres dan kapsul 3. Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum C. TEORI 1. Pengenceran bertingkat Jika berat obat dalam resep 0,1-1 mg maka dilakukan pengenceran bertingkat Contoh : R/ Digoksin SL 1 mg qs Mf.pulv. no X S 3dd I Pulv. Pro : Arjuna Umur : 10th Pengenceran tingkat I Perhitungan : x 500mg = 10mg Penimbangan: Digoksin = 50mg SL = (500 mg - berat digoksin yang ditimbang) Sisa pengenceran = 500mg – 50mg = 450mg (dibungkus) sisa pengenceran I Hasil pengenceran I sebanyak 50mg dimasukkan mortir untuk dilakukan pengenceran tingkat II Pengenceran tingkat II Perhitungan x 500 mg = 100mg Penimbangan: Hasil pengenceran I SL = 50mg = (500mg - berat digoksin pada pengenceran I) 32 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri = 500mg – 100mg = 400mg (dibungkus) sisa pengenceran II 100mg dimasukkan dalam mortir untuk diracik. 2. Dosis dan Dosis Maksimum Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat (gram, mg atau mcg dll.) atau satuan isi (ml, l atau cc) atau unit-unit lainnya (unit internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat ialah sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa; juga disebut dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Dosis maksimum obat adalah batas dosis yang relatif masih aman diberikan kepada penderita dewasa (Joenoes, 2014). Cara menghitung dosis maksimum: Untuk menghitung dosis obat perlu dihitung dahulu dosis maksimum untuk anak maupun dewasa untuk dosis sehari dan juga dosis terbagi (dosis sekali minum) a. Perhitungan DM dengan Rumus Young (untuk usia 1 sampai 7 tahun) x Dosis Maksimum Dewasa Sisa pengenceran b. Perhitungan DM dengan Rumus Dilling (untuk usia 8 sampai 19 tahun) x Dosis Maksimum Dewasa c. Perhitungan DM dengan rumus Fried (untuk usia anak dalam bulan) x Dosis Maksimum Dewasa d. Perhitungan Dosis Pemakaian (dosis sekali minum) dilihat langsung dari resep yang diberikan e. Perhitungan persentase dosis Jika persentase dosis untuk serbuk terbagi > 80% sampai dengan 100% (tepat dosis) maka perlu ditanyakan apakah dosis tersebut dikehendaki atau diturunkan. Jika dokter menghendaki dosis tersebut, maka dalam proses peracikannya farmasis harus menimbang satu persatu sediaan sesuai dosis yang tertera. Namun, jika dokter menghendaki penurunan dosis maka perlu dihitung penurunan dosis dengan cara: f. Untuk dosis obat dengan perhitungan berat badan perlu dicantumkan juga pada etiket dosis …. mg/Kg BB g. Untuk mengitung dosis maksimum berdasarkan berat badan yaitu : DM = BB pasien dalam Kg x Dosis Obat dalam mg/Kg BB 33 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Keterangan : n : umur pasien m : umur dalam bulan Contoh perhitungan dosis: R/ Teophylin 4,5 SL qs M.f.pulv no X S bdd 1 pulv Pro : Nakula usia : 8th Perhitungan dosis DM Theophyllinum (500mg/1000mg) DM 1 x p = x 500mg = 200mg 1 x h = x 1000mg = 400mg DP 1 x p = = 0,45g = 450mg 1 x h = 2 x 450mg = 900mg % 1 x p = x 100% = 225% (OD) 1xh= x 100% = 225% (OD) Penurunan dosis 75% x 4,5 g = 1,5g = 1500mg DP 1 x p = = 0,15g = 150mg 1 x h = 2 x 150mg = 300mg % 1 x p = x 100% = 75% (TOD) 1xh= x 100% = 75% (TOD) D. RESEP YANG DIKERJAKAN Lihat pada Lampiran I 34 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri PRAKTIKUM V DAN VI PENGENCERAN PADA PULVERES & KAPSUL DARI BAHAN TABLET/KAPSUL YANG MEMPUNYAI DOSIS MAKSIMUM A. TUJUAN UMUM Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum pada tablet/kapsul dan melakukan pengenceran B. TUJUAN KHUSUS 1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep. 2. Mahasiswa mampu menghitung pengenceran tablet/kapsul 3. Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum C. TEORI Contoh pengenceran tablet: R/ SANmol SL 200 mg qs Mf pulv dtd No XII ( jikA ADA dtd perhitunGAN dikALikAN nomero) S sns bdd I Pro : Sadewa umur : 10th Kekuatan tablet Sanmol 500 mg Perhitungan: Sanmol = 1 tablet x x 12 = 4,8 tablet Ambil 5 tablet sanmol = 4 tablet disisihkan, 1 tablet pengenceran Pengenceran 1 tablet sanmol = x 700mg = 560mg Sisa pengenceran = 700mg – 560mg = 140mg (sisa pengenceran dibungkus terpisah dan diberi keterangan) Cara kerja: a. Ditimbang 1 tablet sanmol dan tambahkan SL sampai 700mg kemudian dimasukkan dalam mortir gerus sampai halus dan homogen b. Ditimbang campuran tersebut sebanyak 140mg lalu dibungkus pengenceran tablet sanmol) (sisa 35 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Contoh dosis maksimum tablet : R/ PARACETAmol Codein 200mg TAb 10mg PEHACLor ½ GG ¾ Mf.CAPs dtd no XX S bdd CAP I Pro : Yudhistira Umur : 15th DM Codein (60mg/300mg) DM 1 x p = x 60mg = 45mg 1 x h = x 300mg = 225mg DP 1 x p = 10mg 1 x h = 2 x 10mg = 20mg % 1 x p = x 100% = 22,2% (TOD) 1 x h = x 100% = 8,88% (TOD) DM Chlorpheniramin maleas (-/40mg) DM 1 x p = 1 x h = x 40mg = 30mg DP 1 x p = ½ tab x 4mg = 2mg 1 x h = 2 x 2mg = 4mg %1xp=1 x h = x 100% = 13,3 % (TOD) D. RESEP YANG DIKERJAKAN Lihat pada Lampiran I 36 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri PRAKTIKUM VII PULVERES DENGAN DOSIS LAZIM DAN DOSIS SINERGIS A. TUJUAN UMUM Mahasiswa mampu menghitung dosis lazim dan dosis sinergis pada pulveres B. TUJUAN KHUSUS 1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep. 2. Mahasiswa mengetahui di dalam resep terdapat dosis lazim dan dosis sinergis 3. Mahasiswa mampu menghitung dosis lazim pada pulveres 4. Mahasiswa mampu menghitung dosis sinergis pada pulveres C. TEORI 1. DOSIS LAZIM Dosis lazim adalah dosis yang diberikan berdasarkan petunjuk umum pengobatan yang biasa digunakan, referensinya bisa berbeda-beda, dan sifatnya tidak mengikat, selagi ukuran dosisnya diantara dosis maksimum dan dosis minimum obat. Perhitungan dosis lazim: R/ Amoxicillin 100 mg SL qs Mf Pulv dtd No. X S t dd I Pulv Pro : Dave Umur : 4th/ 18 kg Amoxicillin golongan antibiotik memiliki dosis lazim Dosis lazim amoxicillin Dewasa dan anak BB > 20kg = 3 x sehari 1 kaplet Anak BB < 20kg = 20mg – 40mg/kg BB dalam dosis terbagi 3/tiap 8 jam Dosis lazim sehari = 20mg/kg BB x 18 kg BB = 360mg Dosis lazim sekali = = 120 mg Dosis pakai sekali = 100 mg Dosis pakai sehari = 3 x 100mg = 300 mg % 1x p = x 100 % = 83 % % 1x p = x 100 % = 83 % 37 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 2. DOSIS SINERGIS Dosis sinergis adalah bila dalam satu resep terdapat dua atau lebih bahan obat yang mempunyai dosis maksimum serta memiliki efek/kerja/khasiat yang sama maka dihitung DM gabungan yang tidak boleh lebih dari 1 Contoh perhitungan dosis sinergis: Phenobarbital dan phenytoin yang diberikan bersama dengan aksi proksimat yang sama menimbulkan efek yang lebih besar dari efek masingmasing obat secara terpisah (sinergis). R/ PhenobARBITAL Phenytoin AA SANmol 50 mg ½ Mf Pulv dtd No. X S bdd I Pulv Pro : Siva Umur : 4 th Perhitungan dosis: DM Phenobarbitalum (300mg/600mg) DM 1x p = 1x h = DP 1 x p = 50mg 1 x h = 2 x 50mg = 100mg % DM Phenytoinum (400mg/800mg) DM 1x p = 1x h = DP 1 x p = 50mg 1 x h = 2 x 50mg = 100mg % Dosis Sinergis 1 x p = % Phenobarbital + % Phenhytoin = 66,67% + 50% = 116,67% (OD) 1xh=% Luminal + % Phenytoin 38 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri = 66,67% + 50% = 116,67 % (OD) Penurunan dosis 70% Penurunan Phenobarbital x 70% = 40% DP baru Phenobarbital mg = 30 mg DP 1 x p = 30 mg 1 x h = 2 x 30mg = 60mg % 1 x p = x 100% = 40% (TOD) 1 x h = x 100% = 40% (TOD) Penurunan Phenytoin x 70% = 30% DP baru Phenytoin mg = 30 mg DP 1 x p = 30 mg 1 x h = 2 x 30mg = 60mg x 100% = 30% (TOD) %1xp= 1 x h = x 100% = 30% (TOD) Dosis Sinergis Baru 1 x p = % Phenobarbital + % Phenytoin = 40% + 30 % = 70% (TOD) 1 x h = % Phenobarbital + % Phenytoin = 40% + 30 % = 70% (TOD) D. RESEP YANG DIKERJAKAN Lihat pada Lampiran I 39 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri PRAKTIKUM VIII, IX DAN X SEDIAAN LIKUIDA A. TUJUAN UMUM Mahasiswa mampu membuat sediaan likuida/cair (larutan, emulsi dan suspensi) dari resep dokter. B. TUJUAN KHUSUS 1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep. 2. Mahasiswa mampu memahami dan meracik sediaan cair berupa larutan oral maupun larutan topikal 3. Mahasiswa mampu memahami dan meracik sediaan emulsi oral maupun emulsi topikal 4. Mahasiswa mampu memahami dan meracik sediaan suspensi oral maupun suspensi topikal 5. Mahasiswa mampu mewadahi dan memberi etiket pada sediaan likuida/cair. 6. Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum dari sediaan likuida/cair. C. TEORI Sediaan obat dalam bentuk cairan terdapat dalam beberapa jenis tergantung pada tujuan penggunaan sediaan cair tersebut. Beberapa istilah obat dalam bentuk cairan sebagai berikut: 1. Lotio adalah obat cair yang digunakan untuk obat luar dengan cara dioleskan. Contoh : Caladin lotion, Caladryl lotion. 2. Solutio adalah larutan yang mengandung satu jenis zat terlarut. Solutio dapat berupa obat dalam maupun obat luar. Contoh: Rivanol solutio, Etanol 70%, Betadine solutio. 3. Mixtura adalah larutan yang mengandung lebih dari satu jenis zat terlarut. Mixtura dapat berupa obat dalam maupun obat luar contoh: OBH, Benadryl sirup dan Kalpanax (obat luar). 4. Potio (obat minum) adalah sediaan obat cair yang digunakan secara oral bentuk dapat berupa emulsi, solutio, mixtura, suspensi dan elixir. Perhitungan Dosis untuk sediaan cair Rumus perhitungan Dosis Pakai g Jumlah sendok x volume sendok (ml) x BJ ( ) x berat bahan aktif (gram) ml Total sediaan (gram) Atau Jumlah sendok x volume sendok (ml) x berat bahan aktif (gram) Total sediaan (ml) 40 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Volume takaran 1. C (Cochlear Cibarium): sendok makan = 15 ml 2. Cp (Cochlear Pultis): sendok bubur = 8 ml 3. cth (Cochlear theae): sendok teh = 5 ml Berat Jenis (BJ) 1. Jika dalam resep terdapat syrup dan berat total sediaan dalam satuan gram, maka dihitung dahulu kadar syrup Kadar Syrup = x 100% Jika kadar syrup ≥ 16,67% maka BJ sediaan 1,3 ⁄ Jika kadar syrup < 16,67% maka BJ sediaan 1 ⁄ 2. Jika dalam resep terdapat syrup tetapi berat total sediaan dalam satuan mililiter, maka BJ diabaikan. R/ Amonii Chloridum 2 Syr. Thymi AquADest 20 AD 100 Mf Potio S t dd C I Pro : Darwin Umur : 17th Perhitungan dosis: Kadar Syrup = g g maka BJ sediaan = 1,3 ⁄ DM Amonii Chloridum (-/10 g) DM 1x p = DM 1x h = DP 1x p = ml g DP 1x h = 3 x 390 mg = 1170 mg % D. RESEP YANG DIKERJAKAN Lihat pada Lampiran I 41 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri PRAKTIKUM XI, XII DAN XIII SEDIAAN SEMISOLIDA A. TUJUAN UMUM Mahasiswa mampu membuat sediaan semisolida dari resep dokter. B. TUJUAN KHUSUS 1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep. 1. Mahasiswa mampu memahami dan membedakan sediaan semisolida 2. Mahasiswa mampu meracik, mewadahi dan memberi etiket pada sediaan semisolida C. TEORI Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep mengandung obat keras atau narkotika adalah 10%. Menurut konsistensinya salep dibagi menjadi: 1. Unguenta adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga. 2. Cream adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. 3. Pasta adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi. 4. Cerata adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes) sehingga konsistensinya lebih keras. 5. Gel adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan lemak dengan titik lebur yang rendah. Ketentuan Umum Cara Pembuatan Salep: 1. Peraturan Salep Pertama Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan. 2. Peraturan Salep Kedua Bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan lain dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis. 3. Peraturan Salep Ketiga Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak B40. 42 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 4. Peraturan Salep Keempat Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin. Cara Pembuatan Salep Ditinjau dari Zat Berkhasiat Utamanya 1. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salep a. Camphora/kamfer 1) Dilarutkan dalam dasar salep yang sudah dicairkan dalam pot salep tertutup (bila tidak melampaui daya larutnya) 2) Bila dalam resep terdapat minyak-minyak lemak maka kamfer dilarutkan dalam minyak lemak tersebut. 3) Bila kamfer bersama-sama menthol, salol atau zat lainnya yang dapat mencair jika dicampur (karena penurunan titik eutektik) maka kamfer dicampur dengan sesamanya supaya mencair kemudian baru ditambahkan dasar salep. 4) Jika 1), 2) dan 3) tidak ada maka kamfer diberi etanol 95 % atau eter, kemudian digerus dengan dasar salep. Contoh-contoh resep: R/ CAMPhoRA 1 VASELin FlAV. 9 Mf Ungt. S ungt. R/ CAMPhoRATum CAMPhoRA 1 Ol. Cocos 1 Adeps lANAE 18 Mf Ungt. Sue R/ CAMPhoRA Mentholum AA LANOlin 0,3 5 Ungt. Acid SALicyl 15 Md sue b. Pellidol Larut 3% dalam vaselin dan 7% dalam minyak lemak maka Pellidol dilarutkan bersama-sama dasar salep yang dicairkan. Bila dasar salep disaring maka pellidol juga ikut disaring dan jangan lupa menambahkan 20%. Kalau jumlahnya melebihi daya larutnya, maka digerus dengan dasar salep yang sudah dicairkan. Contoh-contoh resep: R/ Pellidol 0,1 Ungt. Zinci oxyd Md s AD. 20 us. ext. 43 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri R/ Pellidol 0,5 Zinci oxyd. Liniment oleos 25 Md s c. AD. us. ext. Iodium 1) Kalau memenuhi kelarutan, dikerjakan seperti pada kamfer 2) Dilarutkan dalam larutan pekat KI atau NaI (seperti pada unguentum Iodii dari Farmakope Indonesia) 3) Dilarutkan dalam etanol 95% kemudian tambahkan dasar salep Contoh resep: R/ Iodii 2 KALii IodidA 3 AquADest 5 Ungt. Simplex 90 Md su e 2. Caranya: larutkan KI dalam air lalu tambahkan iodium hingga larut, setelah itu gerus bersama unguentum simplex hingga homogen. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam air a. Protargol (argentum proteinatum) 1) Larut dalam air dengan jalan menaburkan diatas air kemudian didiamkan selama 15 menit ditempat gelap. 2) Bila dalam resep terdapat gliserol, maka Protargol digerus dengan gliserin baru ditambah air, dan tidak perlu ditunggu 15 menit (gliserol mempercepat daya larut protargol dalam air) b. Colargol (argentum colloidale) Sama dengan Protargol dan air yang dipakai â…“ kalinya. c. Argenti Nitras Jika dilarutkan dalam air akan meninggalkan bekas hitam pada kulit kerena terbentuk Ag2O, karena itu pada pembuatan AgNO3 tidak dilarutkan dalam air walaupun AgNO3 larut. Kecuali pada resep obat wasir. d. Phenol Sebenarnya phenol mudah larut dalam air tetapi dalam salep tidak dilarutkan karena bekerjanya merangsang, juga tidak dapat diganti dengan phenol liquefactum (campuran fenol dan air 77-81,5 %). Jadi dikerjakan seperti pada kamfer dalam salep. e. Bahan obat yang dalam salep tidak boleh dilarutkan ialah Argenti Nitras, Phenol, Pyrogalol, Chrysarobin, Zinci Sulfas, Antibiotika, Oleum lecoris Aselli, Hydrargyri Bichloridum dan Stibii et Kalii sulfas. Contoh-contoh resep: R/ KALii iodii 3 LANOlin Ungt. Simplex 16 AD 30 Md su e 44 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Penyelesaian: KI dilarutkan dengan air yang diambil dari lanolin. R/ ProCAIn HCl 0,1 Aq. RoSAE 1 Adeps lANAE ZnO AA 3 VASELin AD 30 Md sue 3. 4. Penyelesaian: 1) Procain HCl dilarutkan dengan aqua rosae 2) ZnO diayak dengan pengayak B40 Zat berkhasiat bentuk padat tak larut Umumnya dibuat halus dengan mengayak atau menjadikannya serbuk halus terlebih dahulu. a. Belerang, tidak boleh diayak b. Acidum Boricum, diambil yang pulveratum c. Zinci Oxydum, harus diayak terlebih dahulu dengan pengayak No.100 Zat berkhasiat berupa cairan a. Air 1) Terjadi reaksi, misalnya aqua calcis dengan minyak lemak akan terjadi penyabunan. Untuk itu cara pengerjaannya adalah: a) Diteteskan sedikit-sedikit b) Dikocok dalam botol bersama minyak lemak kemudian baru dicampur dengan bahan lainnya. Contoh resep : R/ Zinci Oxyd Oleum SESAMI AquA CALcis b. AA 10 Disini akan terjadi penyabunan Aqua Calcis dengan Oleum Sesami. 2) Tidak terjadi reaksi a) Jumlah sedikit, diteteskan terakhir sedikit demi sedikit sampai terserap oleh dasar salep. b) Jumlah banyak, diuapkan atau diambil bahan berkhasiatnya dan berat airnya diganti dengan dasar salep. Alkohol 1) Jumlah sedikit, diteteskan terakhir sedikit demi sedikit sampai terserap oleh dasar salep. 2) Jumlah banyak : a) Tahan panas misalnya Tinc.Ratanhiae dipanaskan diatas tangas air sampai sekental sirup atau â…“ bagian, kehilangan beratnya diganti dengan dasar salep. b) Tidak tahan panas: 45 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri i. Diketahui perbandingannya maka diambil bagian-bagiannya saja. Contoh: tinctura iodii. ii. Tidak diketahui perbandingannya, diteteskan terakhir sedikit demi sedikit. Perlu diperhatikan bahwa kehilangan berat pelarutnya hendaknya diganti dengan dasar salep. Bila dasar salep lebih dari satu macam, maka harus diperhitungkan menurut perbandingan dasar salep tersebut. Contoh : R/ Tinct. RATANHIae 6 VASELin 20 Adeps lANAE 10 Mf ungt. Su e 5. 6. setelah Tinct. Ratanhiae dipanaskan beratnya menjadi 2g, jadi kehilangan berat sebanyak 4 g diganti dengan dasar salep yaitu vaselin dan adeps lanae yang jumlahnya sesuai dengan perbandingan vaselin dan adeps lanae dalam resep. Vaselin = 20 + 20/30 x 4 = 22,667 Adeps lanae= 10 + 20/30 x 4 = 11,333 c. Cairan kental Umumya dimasukkan sedikit demi sedikit, contoh : Gliserin, Pix Lithantracis, Pix Liquida, Oleum Cadini, Balsamum Peruvianum, Ichtyol, Kreosot. Zat berkhasiat berupa extractum a. Extractum Siccum Pada umumnya larut dalam air, jadi dilarutkan dalam air dan berat air dikurangi dasar salep. b. Extractum Liquidum Dikerjakan seperti pada cairan dengan alkohol c. Extractum Spissum Diencerkan terlebih dahulu dengan air atau etanol. Lain-lain a. Naphtolum Dapat larut dalam Sapo Kalinus, kalau tidak ada sapo kalinus dikerjakan seperti kamfer. b. Bentonit Berupa serbuk halus yang dengan air membentuk massa seperti salep. Senyawa Aluminium Silikat yang mengikat air. Cara pembuatan yang terbaik dengan menambahkan sedikit demi sedikit kedalam air hangat (direndam dalam air, biarkan kurang lebih 1 jam) salep dengan Bentonit dan air tidak tahan lama, karena itu perlu ditambahkan lemak agar tidak memisah airnya. 46 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep 1. Ichtyol, sebab jika ditambahkan pada massa salep yang panas atau digerus terlalu lama dapat terjadi pemisahan. 2. Balsem-balsem dan minyak atsiri, balsem merupakan campuran dari damar dan minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya sedangkan minyak atsiri akan menguap. 3. Air, berfungsi sebagai pendingin dan untuk mencegah permukaan mortir menjadi licin. 4. Gliserin, harus ditambahkan kedalam dasar salep yang dingin, sebab tidak bisa campur dengan bahan dasar salep yang sedang mencair dan ditambahkan sedikit-sedikit sebab tidak bisa diserap dengan mudah oleh dasar salep. Pembuatan salep dengan cara meleburkan Bahan dasar salep berbeda-beda konsistensinya. Dasar salep sering juga terbuat dari dua bagian atau lebih yang konsistensinya berbeda. Untuk mendapatkan suatu massa dasar salep yang baik, dicampurkan bahan-bahan sebagai berikut, misalnya: cera dengan minyak lemak, meskipun titik leburnya berbeda jauh dapat dilebur dalam perbandingan-perbandingan tertentu sehingga diperoleh massa yang baik. Umumnya hampir semua bahan dilebur dalam cawan penguap diatas tangas air, sebagai pengaduk digunakan pengaduk kaca atau spatel kayu. Banyak juga dari bahan-bahan yang dilebur tersebut kurang bersih, maka disaring dengan kain kassa pada saat bahan panas dan tentunya berkurang beratnya sehingga bahan-bahan yang dilebur dilebihkan penimbangannya sebesar 10-20 %. Contoh salep yang dibuat dengan peleburan: 1. Unguentum Simplex (Ph. Ned. Ed. V) R/ 2. CERA FlAVA 30 Oleum SESAMI 70 Simple Ointment R/ Adeps lANAE 50 PARAffi Solidum 50 CetoSTEARyl VASELin 3. ALcohol 50 ALbA/FLAVA Unguentum Lenies (Formularium Nasional 1978) R/ CETACeum 12,5 CERA AlbA 12 PARAffin liquidum 56 NATRii tetRABORAX 0,5 AquADest 19 ml 47 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Pembuatan: a. Larutkan natrii tetraborax kedalam air b. Lebur cetaceum, cera alba dan paraffin liquid aduk hingga dingin c. Campur keduanya 4. Unguentum lecoris Aselli (Ph.Ned Ed.V) R/ Oleum Iecoris Aselli 40 CERA FlAVA 10 VASELin FlAVA 50 Pembuatan: a. Lebur cera dan vaselin b. Terakhir campur dengan oleum lecoris (oleum lecoris tidak dipanaskan) D. RESEP YANG DIKERJAKAN Dilihat pada Lampiran I 48 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri PRAKTIKUM XIV SUPPOSITORIA A. TUJUAN UMUM Mahasiswa mampu membuat sediaan suppositoria dari resep dokter. B. TUJUAN KHUSUS 1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep. 2. Mahasiswa mampu memahami dan membedakan jenis sediaan suppositoria 3. Mahasiswa mampu meracik, mewadahi dan memberi etiket pada sediaan suppositoria C. TEORI Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang umumnya dimaksudkan untuk dimasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh. melalui rektum, vagina, kadang-kadang melalui saluran urin. Suppositoria setelah dimasukkan ke dalam lubang tubuh dimana ia akan melebur, melunak atau melarut dan memberikan efek lokal atau sistemik. Tujuan pengobatan menggunakan sediaan suppositoria adalah : 1. Untuk pengobatan lokal pada rektum, vagina, urethra, misal wasir, infeksi dan lain lain. 2. Sebagai alternatif bila oral tidak bisa dilakukan, misal pada bayi, pasien debil (lemas, tidak bertenaga), muntah-muntah, gangguan system pencernaan (mual, muntah), kerusakan saluran cerna. 3. Agar obat lebih cepat bekerja, karena absorpsi obat oleh selaput lendir rektal langsung ke sirkulasi pembuluh darah. 4. Untuk mendapatkan prolonged action (obat tinggal ditempat tersebut untuk jangka waktu yang dikehendaki). 5. Untuk menghindari kerusakan obat pada saluran cerna. Bahan dasar suppositoria terdiri dari: basis berlemak yang meleleh pada suhu tubuh (misalnya : Oleum Cacao), basis yang larut dalam air atau yang bercampur dengan air (misalnya : Gliserin Gelatin, Polietilenglikol) dan basis campuran, (misalnya: polioksil 40 stearat yaitu campuran ester monostearat dan distearat dari polioksietilendiol dan glikol bebas). 1. Supositoria dengan bahan dasar lemak coklat Lemak coklat merupakan trigliserida, berwarna kekuningan, bau yang khas. Jika dipanasi sekitar 30°C mulai mencair dan biasanya meleleh pada suhu 34°-35°C tetapi pada suhu dibawah 30°C merupakan masa semi-padat, mengandung banyak kristal dari trigliserida padat dan merupakan bagian nyata dari cairan dan yang cair diikat dengan tenaga tegangan muka. 49 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Untuk menaikkan titik lebur lemak coklat digunakan tambahan Cera atau Cetaceum. Penambahan Cera tidak boleh lebih dari 6% sebab akan memperoleh campuran yang mempunyai titik lebur diatas 37°C, jangan kurang dari 4% karena akan memperoleh titik lebur yang lebih rendah dari titik lebur lemak coklat (< 33°C). Jika obatnya merupakan larutan dalam air, perlu diperhatikan bahwa lemak coklat hanya akan menyerap sedikit air. Penambahan Cera dapat menaikkan daya serap lemak coklat terhadap air. Contoh bahan dasar dengan lemak coklat R/ AquAE HAMAMelid 3 CERA FlAVA 1,5 Oleum 25,5 CACAO Mf suppos. No. X 2. Supositoria dengan bahan dasar P.E.G P.E.G adalah Polyaethilenglycolum dengan berat molekul antara 300 sampai 6000. Dalam perdagangan terdapat P.E.G. 400 (Carbowax 400), P.E.G. 1000 (Carbowax 1000), P.E.G 1500 (Carbowax 1500), P.E.G 4000 (Carbowax 4000) dan P.E.G 6000 (Carbowax 6000). Contoh bahan dasar supositoria dengan P.E.G R/ P.E.G 1500 P.E.G 400 1 bAGIAN 2 bAGIAN Contoh rumus bahan dasar supositoria dengan P.E.G menurut Hassler dan Sperandio R/ P.E.G 4000 33% P.E.G 400 47% AquA 20% Percobaan Hassler dan Sperandio dengan bermacam-macam garam barbital yang larut dalam air menunjukkan dengan bahan dasar lemak coklat, onset of action (mulai memberi efek) lebih cepat, sedangkan dengan bahan dasar P.E.G menunjukkan duration of action (lama memberi efek) lebih lama. Ini disebabkan bahwa lemak coklat cepat meleleh dan obat akan terlepas dan dapat diabsorbsi, sedangkan dengan P.E.G basis harus larut, baru obatnya dapat diabsorbsi. 3. Supositoria dengan bahan dasar gelatin Dalam Farmakope Belanda terdapat formula supositoria dengan bahan dasar gelatin yaitu: panasi dua bagian Gelatin dengan 4 bagian air dan 5 bagian gliserin sampai diperoleh masa yang homogen. Tambahkan air panas sampai diperoleh 11 bagian. Biarkan masa cukup dingin dan tuangkan kedalam cetakan sehingga diperoleh supositoria dengan berat 4 g. 50 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Obat yang ditambahkan dilarutkan atau digerus dengan sedikit air atau gliserin yang disisakan dan dicampurkan pada masa yang sudah dingin. Bila obatnya sedikit dikurangkan pada berat air dan bila obatnya banyak dikurangkan berat masa bahan dasar. R/ Zinci Oxyd. 0,100 ICHTAMmoli 0,250 Mf supp.gelATIOnes dtd No. X S m. et vesp. 1 supp D. RESEP YANG DIKERJAKAN Dilihat pada Lampiran I 51 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri DAFTAR PUSTAKA Anief, Moh., 1990, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Anonim, 1929, Pharmacopee Netherland, Edisi V, Staatsuitgerij’s Graventhg, Brussel. Anonim, 1978, Formulariun Nasional, Edisi II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sedíaan Farmasi, Edisi IV, UI-Press, Jakarta. Jenkins, G.L., Francke, D.E., Brecha, E.A., Sperandio, G.J., 1957, Scoville’The Art of Compounding, 9th Edition, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York Toronto London Joenoes, N. Z., 2014, Ars Prescribendi Resep yang Rasional, Edisi 2, Airlangga University Press, Surabaya. Suprapti, Tati, 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi: Praktikum Farmasetika Dasar, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Van Duin, C.F. dan Uffelie O.F., 1947, Receptur; Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori, Penerjemah: Satiadarma, K., S.P. Nainggolan dan E. Wangsa Putra, PT. Soeroengan, Jakarta. 52 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Lampiran 1. Resep RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ………………../……………….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Methylprednisolon Tanggal…….……………… R/ Bedak Salicyl 2% Lactosum 40 mg Qs Mf Pulv. No. X 25g S b dd Pulv. I S Bedak Gatal Pro : Baby Umur : 18 tahun Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri Pro : Shakila Umur : 7 tahun Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Tanggal : ......................... Dari : dr. Andys No. Resep : 065 Dibuat tgl : ..................... Umur/BB : 23 tahun Untuk : Nisa Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri R/ Aneurin HCl Riboflavinum aa 10 mg SL Qs Mf Pulv. da in caps dtd No. X S 1 d d Cap I -ndet- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 53 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Camphora Menthol ZnO Tanggal…….……………… R/ Atropin Sulfas Lactosum aa 2,5 Bolus alba 0,3 mg Talcum QS Mf Pulv. adspers M f Pulv d t d No. XII 0,5 ad 8 25 S Bedak S t d d I Pulv. Pro : Shandy Umur : 7 tahun Alamat : Jl. Trunojoyo 108 Kediri Pro : Boy Umur : Alamat : Jl. Semanggi 95 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Dari : dr. Andys Tanggal : ......................... Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 256 Untuk : Nanda Umur/BB : ......................... Alamat : Jl. Sutoyo 89 Kediri R/ Papaverin HCl Acetaminophen Lactosum 1,5 aa 2,5 Qs Mf Pulv. da in caps dtd No. X S 1-0-1 Cap I pc -ndet- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 54 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Ichtyol Tanggal…….……………… R/ Provamed 5% Lemak Domba 0,5 Kaolin 4,5 15 Talcum 250 mg Mf Pulv. adspers Codein tab 5 mg S Bedak Tremenza ½ tab M f Pulv d t d No. X S t d d Pulv. I Pro : Shella Umur : 7 tahun Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri Pro : Lesty Umur : Alamat : Jl. Semanggi 175 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Dari : dr. Andys Tanggal : ......................... Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 095 Untuk : Agung Umur/BB : ......................... Alamat : Jl. Sutoyo 79 Kediri R/ Bismuth Subnitras 100 mg Ekstrak Belladonnae 10 mg M f Pulv. d t d No. X S 2 d d Pulv. I -ndet- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 55 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Valisanbe Salbuven Tanggal…….……………… R/ Lodia Papaverin tab 5 mg Prednison aa No.I M f Caps d t d No. X S 3 dd Cap I ½ 40 mg Mefinal 250 mg M f Pulv da in Caps d t d No. IX S t d d Cap I Pro : Shanty Umur : Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri Pro : Any Umur : Alamat : Jl. Semanggi 175 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Dari : dr. Andys Tanggal : ......................... Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 326 Untuk : Maya Umur/BB : ......................... Alamat : Jl. Sutoyo 109 Kediri Iter 2x R/ Digoxin Furosemidum No.I 20 mg M f Pulv. da in caps d t d No. X S 0-0-1 Cap I -det 2x- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 56 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Ocuson Tanggal…….……………… R/ Codikaf Theobron 100 mg Tismalin aa ½ M f Caps d t d No. X 20 mg S 3 d d Cap. I s n s Tremenza Vitamin B1 aa ½ tab M f Caps d t d No. XI S 2 d d Cap. I Pro : Shanaz Umur : Alamat : Jl. Trunojoyo 198 Kediri Pro : Fany Umur : Alamat : Jl. Semanggi 175 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Dari : dr. Andys Tanggal : ......................... Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 079 Untuk : Nindy Umur/BB : ......................... Alamat : Jl. Sutoyo 199 Kediri R/ Aminophyllin tab 200 mg CTM aa No.I Mucopect Mf Pulv. da in caps dtd No. XX S 2 d d Cap I pc -det X- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 57 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan Tanggal…….……………… R/ Amoxicillin R/ Aminophyllin Theophyllin aa 50 mg Saccharum Lactis QS Codipront 7,5 mg Cortidex 0,25 mg Lactosum QS Mf Pulv. d t d No. X 80 mg Thiamin HCl 125 mg S 3 d d Pulv. I M f Pulv. d t d No. X S t d d Pulv. I Pro Umur Alamat Pro Umur Alamat : Benny : : Jl. Semanggi 85 Kediri : Sharon : : Jl. Trunojoyo 89 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Dari : dr. Andys Tanggal : ......................... Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 089 Untuk : Novita Umur/BB : ......................... Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri Iter 6 bulAN R/ Rifampicin 300 mg INH 200 mg Vit. B6 10 mg M f Caps. d t d No. XXX S 1 d d Pulv. I -det 6x + 20- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 58 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan Tanggal…….……………… R/ OBH rp R/ Papaverin HCl KI 2 Syrup Sacchari 20 60 ml Aquadest 100 5 mg M f Potio S t d d cth I Adde pds Codein HCl 1 ad M f Potio S q d d cth I Pro : Cintya Umur : Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri Pro : Lanny Umur : Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Dari : dr. Andys Tanggal : ......................... Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 165 Untuk : Niken Umur/BB : ......................... Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri R/ Oleum Ricini 10 PGA QS Papaverin HCl 0,8 Oleum Citri gtt II Aqua 100 cc ad M f la Emulsum SonCI -ndet- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 59 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Oleum Olivarum Tanggal…….……………… R/ liquor Faberi 0,5 PGS QS 15 Syrup Citri rp 30 cc Aqua M f Potio S u e 6 Camphora ad 60 Suc Pro : Shoodam Umur : Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri Pro : Dita Umur : Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Dari : dr. Andys Tanggal : ......................... Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 905 Untuk : Linda Umur/BB : ......................... Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri R/ Coffein 1 Na Benzoas Ekstrak Beladonnae 1,5 Syrup Rhoeados 25 Aqua 100 ad 0,1 M f Potio Std d CI -ndet- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 60 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. R/ Paracetamol 120 mg Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan Tanggal…….……………… R/ Bactrim No. VI Codein tab 0,08 CMC Na 0,5% Syrup Thymi 15 60 ml Aquadest ad Glycerin 0,5 ml Propilenglikol 0,5 ml Sorbitol 70% Aethanolum 90% 1,25 ml 0,5 ml Syrup Rhoeados 1,0 ml Aqua M f Elixir ad 5 ml S prn cth I M f Suspensi -dA 60 ml- S 3 d d cth I Pro : Fajar Umur : Alamat : Jl. Semanggi 751 Kediri Pro : An. Shalomita Umur : 6 tahun Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Dari : dr. Andys Tanggal : ......................... No. Resep : 165 Dibuat tgl : ..................... Umur/BB : 25 tahun Untuk : Lisa Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri R/ Sol. Hydrogen Peroxyde dilutus 30 ml Alumen 1% Oleum Menthae Piperitae gtt Aqua 100 ml ad I M d s gargle (jangan dikocok) -ndet- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 61 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan Tanggal…….……………… R/ Camphora R/ Resorcinol Lanolin Vas. Flavum ad 2 Vaselin 20 ad 10 25 M f Ungt. 0,5 Ol. Olivarum 3% Sue M f la Ungt. S u e Pro : Celia Umur : 17 tahun Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri Pro : Robby Umur : 18 tahun Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Tanggal : ......................... Dari : dr. Andys No. Resep : 012 Dibuat tgl : ..................... Umur/BB : 20 tahun Untuk : Rina Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri R/ Ungt. Zinci Oxydum sec FMS 20 g Adde Sulfur Praecipitatum 2 M f Ungt. Sue -ndet- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 62 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Cera Flava 1 Cetaceum 2 Adeps lanae 2 Oleum Sesami 10 Aqua Rosae 5 Tanggal…….……………… Iter 1x R/ Na Diclofenac 1% CMC Na QS M f cream Sue M f Gel S b i d applic. loc. dol. -da 20 g- Pro : Sandra Umur : 27 tahun Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri Pro : Yuyun Umur : 35 tahun Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Dari : dr. Andys Tanggal : ......................... No. Resep : 135 Dibuat tgl : ..................... Umur/BB : 35 tahun Untuk : Sonia Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri R/ Pasta Lassari 20 g -ndet- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 63 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Oleum Cacao Oleum Olivae 9 Resorcin Tanggal…….……………… R/ Ungt. 2 – 4 6 Acid Salicyl 20 g Sulfur Praecip. S u e aa 0,3 0,75 M f Ungt. S Salep rambut Pro : Billar Umur : 27 tahun Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri Pro : Lubby Umur : Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Dari : dr. Andys Tanggal : ......................... No. Resep : 157 Dibuat tgl : ..................... Umur/BB : 47 tahun Untuk : Nina Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri R/ Oleum Iecoris Aselli Cera Flava Vaselin Flava 6 1,5 1,5 M f Ungt. S salep luka bakar -ndet- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 64 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri RUMAH SAKIT DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Kediri DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB Telp: (0354)210474 SIP No. 2003 IDI No.22/2003 Apotek RS DR.HUSADA Apotek Luar Tanggal…………………….. Dokter : dr. Andys Bagian : ……√………../………√…….... Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Metronidazol Ol. Cacao 0,5 4 M f Supp. dtd No. VI Tanggal…….……………… R/ Cleansing cream ad S b d d Supp. I 20 g S u e Pro : Salmafina Umur : 27 tahun Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri Pro : Vania Umur : 23 tahun Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Tanggal : ......................... Dari : dr. Andys Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 065 Untuk : Renita Umur/BB : ......................... Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri R/ Paracetamol PEG 0,5 ad 3,5 M f Suppos dtd No. VI S b d d Supp. I -ndet- pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) 65 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Lampiran 2. Tugas A. Praktikum I 1. Gambarlah alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Farmasetika kemudian jelaskan fungsi serta ukuran dari alat-alat tersebut. 2. Jelaskan perbedaan obat bebas dan obat bebas terbatas, berikan masing-masing 5 contoh. 3. Jelaskan pengertian obat keras, berikan 5 contoh 4. Jelaskan pengertian obat wajib apotek, berikan 3 contoh 5. Jelaskan pengertian serta penggolongan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor B. Praktikum II 1. Jelaskan pengertian pulveres dan pulvis adspersorius 2. Hitung penimbangan bahan dari resep dibawah ini R/ SALbuTAMol 20 mg LACtosum QS M f Pulv. No. X S t d d Pulv. I C. Praktikum III dan IV 1. Hitung penimbangan bahan dari resep dibawah ini R/ ChlorpheniRAMIN MALEAS 2 mg LACtosum QS M f Pulv. No. XII S t d d Pulv. I 2. Hitung dosis dari resep dibawah ini jika umur pasien 6 tahun (NIM Ganjil) dan 8 tahun (NIM Genap) R/ ChlorpheniRAMIN MALEAS 2 mg LACtosum QS M f Pulv. d t d No. XII S t d d Pulv. I 3. Apa tujuan dilakukan pengenceran serbuk (jelaskan pendapat anda) D. Praktikum V & VI 1. Hitung penimbangan bahan dari resep dibawah ini R/ VALiSANbe 5 mg Prednison SALbuven AA ½ M f Pulv. No. XI S t d d Pulv. I 66 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 2. Hitung penurunan dosis dari resep dibawah ini jika umur pasien 4 tahun (NIM Ganjil) dan 6 tahun (NIM Genap) R/ ProVAMED Codein 250 mg TAb 20 mg TremenzA ½ M f Pulv. d t d No. X S t d d Pulv. I E. Praktikum VII 1. Hitung dosis sinergis dari resep dibawah ini jika umur pasien 20 tahun (NIM Ganjil) dan 25 tahun (NIM Genap) R/ Atropin SulFAT 0,5 mg EkSTRAK BelADonnAE 15 mg SACCHARUM LACTIS QS M f Pulv. d t d No. X S t d d Pulv. I F. Praktikum VIII, IX & X 1. Hitung dosis dari resep dibawah ini jika umur pasien 5 tahun (NIM Ganjil) dan 7 tahun (NIM Genap) R/ Coffein 0,75 NA BenzoAT 1 EkSTRAK BelADonnAE 0,15 Syrup RhoEADos 20 AquA 100 ml AD M f Potio S t d d Cp I 2. Hitung dosis dari resep dibawah ini jika umur pasien 15 tahun (NIM Ganjil) dan 21 tahun (NIM Genap) R/ Oleum Ricini 6 Gom ArAB QS PAPAVERIN HCl 0,8 Syrup Citri 20 AquA AD 100 M f Potio Son CI 67 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 3. Berapa banyak Alkohol 96% yang dibutuhkan jika akan membuat spiritus sebanyak 50 ml? Jelaskan perhitungan anda G. Praktikum XI, XII & XIII 1. Jelaskan peraturan-peraturan dalam pembuatan salep 2. Jelaskan Penggolongan dasar/basis salep berdasarkan pembawa dan berikan masing-masing 3 contoh. 3. Jelaskan penggolongan cream berikan masing-masing 3 contoh 4. Sebutkan dan Jelaskan (Indikasi beserta Industri yang memproduksi) sediaan salep, cream dan gel yang beredar di pasaran berikan masing-masing 5 contoh H. Praktikum XIV 1. Jelaskan macam-macam sediaan suppositoria 2. Sebutkan sediaan suppositoria yang beredar di pasaran minimal 3 contoh beserta Industri yang memproduksinya 68 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Lampiran 3. Contoh Jurnal JURNAL PRAKTIKUM FARMASETIKA LABORATORIUM FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI 1. RESEP NAMA : Milea NIM/ TINGKAT : 1018077/I PRODI : S1 Farmasi HARI/TANGGAL: 03/03/2020 2.KELENGKAPAN RESEP 1. Tanggal Penulisan Resep dr. Tuna Jl. KH. Wachid Hasyim No. 67, Kediri SIP 443/789/421.23/2017 Jam praktek : 08.00-09.00 WIB 2. Umur Pasien 3. Alamat Pasien 4. Tanda Tangan Dokter 5. Kekuatan Codikaf yang Tgl : .................... R/ dikehendaki adalah: LAMeson 4 mg ⁄ 10mg,15mg, 20mg CTM ⁄ CODIKAf 6. Izin Penambahan Lactosum ⁄ GG No. I M f pulv d t d No.X S t dd Pulv. I pc Pro : Dilan Umur : 10 th 3. RESEP STANDART Glyseril guaikolat (ISO Hal 449) R/Glyseril guaikolat 100 mg CTM (FN Hal 302) R/Chlorpheniramin maleat 4 mg Codikaf R/ Codein hydrocloridum 10 mg,15 mg,20 mg Lameson R/ Methylprendnisolone 4mg, 8mg, 16mg 69 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 4. MONOGRAFI Nama Bahan Obat CTM Pemerian Berbentuk tablet Kelarutan Sukar larut dalam air Khasiat Referensi Antihistaminikum FI III Hal berwarna kuning, 154 tidak berasa GG Berbentuk tablet Sukar larut dalam air Ekspektoran berwarna orange ISO Hal 495 FI III 272 Codikaf Berbentuk tablet Sukar larut dalam air Antitusivum FI III 172 Serbuk hablur, Larut dalam 6 bagian air, Zat tambahan FI III Hal putih, larut dalam 1 bagian air berwarna putih Lactosum tidak berbau, rasa agak mendidih, manis dalam sukar etanol 338 larut (95%)P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan eter P. 5. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN Lameson, CTM , Codikaf dan GG berbentuk PENYELESAIAN Digerus sampai halus terlebih dahulu. tablet. Codikaf dan CTM memiliki dosis maksimum Dihitung dosisnya sesuai dengan umur pasien. Codikaf golongan narkotika Digarisbawahi merah Tablet lameson yang diminta jumlahnya tidak utuh/pecahan. Dilakukan pengenceran dengan penambahan Sediaan obat yang dikehendaki adalah puyer dan berat total sediaan perbungkus kurang dari 500 mg Maka perlu penambahan lactosum laktosa 70 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 6. PERHITUNGAN DOSIS 1. Chlorpheniramin maleas ( - / 40 mg ) DM 1 x p = 1xh = DP 1 x p 1xh x 40 mg = 20 mg = ⁄ tab x 4 mg/tab = 2 mg = 3 x 2mg = 6 mg 1xp =- 1xh = mg mg x 100 % = 30 % (TOD) 2. Codein HCl ( 60 mg/ 300 mg) DM 1 x p = x 60 mg = 30 mg 1xh DP 1 x p 1xh = x 300 mg = 150 mg = ⁄ tab x 20 mg/tab = 15mg = 3 x 15 mg = 45 mg 1xp = 1xh = mg mg mg mg x 100 % = 50% (TOD) x 100 % = 30% (TOD) 71 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 7. PENIMBANGAN Nama Bahan Obat Pengambilan (Perhitungan Penimbangan) Bahan Cek Fisik Bahan Obat Obat Ket. Juli 2022 Keras √ Laktosa Juli 2022 Excipient √ CTM Juni 2022 Keras √ Codikaf 10 mg Juni 2022 Narkotik √ GG Juni 2022 Keras √ Laktosa Juni 2022 Excipient √ Lameson 16 mg Lameson (ED) Golongan = 1/4 tab x x 10 = 0,625 tab Pengenceran lameson Berat 1 tab lameson = 200 mg Laktosa = 100 mg = 200 mg + 100mg = 300mg Pengenceran = x 300mg = 187,5 mg = 185mg (dibulatkan) Sisa pengenceran = 300mg – 185mg = 115 mg (dibungkus) CTM = ⁄ x 10 = 5 tab Codikaf = ⁄ x x 10 = 15 tab GG = 1 tab x 10 = 10 tablet Diketahui : Total Sediaan = 3600 mg Laktosa = (500 mg x 10) – 3600 mg = 1400 mg 8. PROSEDUR KERJA / TAHAP PERACIKAN a. Menyetarakan timbangan b. Mengambil 1 tablet lameson kekuatan 16 mg diencerkan dengan cara : menimbang 1 tablet lameson lalu masukkan dalam mortir digerus sampai halus kemudian menimbang lactosum 100 mg, masukkan dalam mortir, gerus sampai halus dan homogen, dari campuran tersebut timbang sediaan 185 mg sebagai hasil pengenceran, sisanya bungkus diberi keterangan sisa pengenceran, sisihkan c. Mengambil 5 tablet CTM masukkan dalam mortir, gerus sampai halus, masukkan hasil pengenceran lameson lalu gerus sampai homogen, sisihkan (campuran I). d. Mengambil 15 tablet Codikaf kekuatan 10mg , masukkan dalam mortir, gerus sampai halus, masukkan campuran I gerus sampai homogen, sisihkan (campuran II). 72 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri e. Mengambil 10 tablet GG masukkan dalam mortir, gerus sampai halus. f. Masukkan campuran II ke dalam mortir gerus sampai homogen. g. Menimbang semua sediaan yang ada dalam mortir, lalu tambahkan laktosum 1400 mg gerus sampai homogen. Memindahkan sediaan dari mortir ke kertas perkamen. 9. h. Menata kertas perkamen sebanyak 10 lembar, bagi sediaan secara visual dari arah kiri ke kanan. i. Membungkus sediaan dari arah kanan ke kiri j. Masukkan puyer kedalam plastik klip, sertakan etiket putih dan label NI. ETIKET DAN LABEL a. Etiket b. Label Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter APOTEK BHAKTI WIYATA JL.K.H. WAHID HASYIM No. 65 KEDIRI APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 No. 01 Tgl. 03/03/2020 Dilan 3 x sehari 1 bungkus SESUDAH / SEBELUM MAKAN Y 10. SINONIM CTM : Chloropheniramini maleas , bekachloreat GG : gliseril guayakolat, guaicol glyceryl ether, glycerpol guaiacolate Methylprednisolone : Depomedrol, urbason,medrone, medrol, neo medrol Codikaf : codein hydrocloridum 11. BAHASA LATIN Singkatan Kepanjangan Arti R/ Recipe Ambil Qs Quantum satis Secukupnya Mf Misce fac Campur buatlah Pulv Pulveres Serbuk Dtd da tales dosis berikan sesuai takaran No Nomero Sejumlah S Signa Tandai tdd ter de die Tiga kali sehari Pc post coenam Sesudah makan 73 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Lampiran 4. Jurnal Praktikum JURNAL PRAKTIKUM FARMASETIKA LABORATORIUM FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI 1. RESEP NAMA NIM/TINGKAT PRODI HARI/TANGGAL : : : : 2. KELENGKAPAN RESEP 3. RESEP STANDART 74 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 4. MONOGRAFI Nama Bahan Obat Pemerian Kelarutan Khasiat Referensi 5. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN PENYELESAIAN 75 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 6. PERHITUNGAN DOSIS 7. PENIMBANGAN Nama Bahan Obat (Perhitungan Penimbangan) Pengambilan Bahan Cek Fisik Bahan (ED) Golongan Obat Ket. 76 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri 8. PROSEDUR KERJA / TAHAP PERACIKAN 9. ETIKET DAN LABEL a. Etiket 10. SINONIM b. Label 11. BAHASA LATIN Singkatan Kepanjangan Arti 77 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Lampiran 5. Etiket Obat Dalam dan Obat Luar APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN 78 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN 79 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APOTEK BHAKTI WIYATA Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) 80 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si APOTEK RS.DR. HUSADA Jl. Kenanga No. 1 Kediri APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl : ………………………. ………………………. ………………………. (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR) 81 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Lampiran 6. Label NI dan Label Kocok Dahulu Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter 82 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU 83 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Lampiran 7. Blangko Copy Resep APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA : 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. SIPA : 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 COPY RESEP Dari :...................... Dibuat tgl : ..................... Untuk : ..................... Alamat : ..................... COPY RESEP Tanggal : ......................... No. Resep : ........................ Umur/BB : ......................... R/ Dari :...................... Dibuat tgl : ..................... Untuk : ..................... Alamat : ..................... Tanggal : ......................... No. Resep : ........................ Umur/BB : ......................... R/ pcc pcc (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) (Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) APOTEK RS. DR. HUSADA APOTEK RS. DR. HUSADA JL. KENANGA NO.1 KEDIRI APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si SIPA : 19781131/SIPA-56.98/2016/11559 JL. KENANGA NO.1 KEDIRI APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si SIPA : 19781131/SIPA-56.98/2016/11559 COPY RESEP Dari :...................... Dibuat tgl : ..................... Untuk : ..................... Alamat : ..................... COPY RESEP Tanggal : ......................... No. Resep : ........................ Umur/BB : ......................... R/ Dari :...................... Dibuat tgl : ..................... Untuk : ..................... Alamat : ..................... Tanggal : ......................... No. Resep : ........................ Umur/BB : ......................... R/ pcc stempel (Apt. Sri Wahyuni N., S. Si) pcc stempel (Apt. Sri Wahyuni N., S. Si) 84 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri Lampiran 8. Label Peringatan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan 85 Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri