Uploaded by User68736

PETUNJUK PRAKTIKUM FARMASETIKA S1

advertisement
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM
FARMASETIKA
DISUSUN OLEH
WINA ELIKA 10117166
Angkatan 17
Kelompok C
PROGRAM STUDI STRATA I FARMASI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI
WIYATA
KEDIRI
2020
1
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya penyusunan Buku
Petunjuk Praktikum Farmasetika untuk mahasiswa S1 Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata.
Buku petunjuk praktikum ini dipersiapkan dalam rangka membantu pengadaan sarana
pendidikan terutama dalam Praktikum Farmasetika. Praktikum Farmasetika secara garis besar
bertujuan untuk membantu mahasiswa agar dapat lebih memahami proses, mulai dari
perhitungan dosis dan peracikan obat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Oleh karena itu setelah mengikuti dan menyelesaikan materi praktikum ini,
mahasiswa diharapkan dapat terampil dalam menjalankan peracikan dan pencampuran bahan
obat berdasarkan formula standart dan resep menjadi bentuk sediaan serbuk (pulveres, kapsul
dan pulvis adspersorius), sediaan likuida (larutan, emulsi dan suspensi), sediaan semisolida
dan suppositoria.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu
saran dan kritik dari sejawat maupun mahasiswa peserta praktikum akan sangat bermanfaat
untuk perbaikan pada edisi berikutnya.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam membantu memperdalam pemahaman
tentang ilmu meracik obat atau farmasetika.
Kediri, Juli 2020
Penulis
2
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMASETIKA
A. PERATURAN UMUM
1. Waktu Praktikum dilakukan sekali dalam seminggu dengan alokasi waktu
sebagai berikut:
a. 10 menit inventaris alat
b. 135 menit praktikum 3 sediaan
c. 55 menit diskusi dan pretest/posttest
2. Peserta Praktikum adalah mahasiswa yang telah mengikuti TPR dan pretest.
3. Praktikan wajib mengikuti seluruh materi praktikum selama semester
berlangsung (kehadiran praktikan harus 100%). Praktikan yang tidak mengikuti
praktikum diwajibkan mengganti praktikum (inhal).
4. Praktikan yang berhalangan mengikuti praktikum harus meminta ijin dan
diwajibkan memberi keterangan tertulis. Surat keterangan tersebut harus sudah
diserahkan kepada koordinator praktikum selambat-lambatnya 3 hari sesudah
hari praktikum.
5. Evaluasi Praktikum dilakukan melalui hasil:
a. Pretest/Postest
b. Praktikum Harian
c. Ujian Akhir Praktikum
Penilaian hasil praktikum dan ujian Akhir praktikum:
a. Nilai Pretest/posttest dan Tugas 20%
b. Nilai Jurnal 20%
c. Nilai Ujian Akhir 60%
B. TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan harus berada di laboratorium 15 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikan yang terlambat 10 menit setelah praktikum dimulai tidak
diperkenankan mengikuti praktikum, kecuali ada alasan yang jelas dan dapat
diterima.
3. Praktikan harus berpakaian rapi (tidak diperkenankan menggunakan celana
jeans) dan harus memakai jas praktikum selama praktikum berlangsung.
Praktikan yang tidak memakai pakaian rapi dan jas praktikum tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum.
4. Praktikan harus bekerja dengan jujur, praktikan yang memperoleh nilai pretest
merah (kurang dari 65) sebanyak tiga kali berturut-turut akan mendapat sanksi
atau tugas.
5. Pada saat praktikum, rambut harus diatur sedemikian rupa agar rapi (bagi yang
berambut panjang harus dikuncir), kuku harus dipotong pendek dan tidak
diperkenankan memakai cat kuku.
6. Praktikan yang meninggalkan laboratorium sebelum praktikum berakhir, harus
meminta ijin kepada laboran yang bertugas.
3
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Praktikan harus menyediakan peralatan praktikum yang tidak tersedia di
laboratorium, jika tidak membawa peralatan praktikum maka tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
Praktikan wajib memelihara peralatan laboratorium dan menghemat bahan.
Sebelum memulai praktikum, praktikan wajib melakukan inventaris alat sesuai
dengan daftar yang tersedia. Apabila terdapat ketidak-cocokan (kotor, retak/
gumpil, pecah dan hilang) segera melapor ke laboran yang bertugas.
Praktikan harus bekerja sendiri dan tidak diperkenankan bercakap-cakap dengan
sesama praktikan. Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan kepada laboran
yang bertugas.
Pada waktu menimbang bahan, praktikan hanya diperkenankan mengambil satu
wadah/botol bahan obat dan setelah selesai menimbang harus mengembalikan
wadah/botol tersebut ke rak/almari bahan obat.
Bahan yang telah ditimbang di atas perkamen atau wadah lain harus segera
dikerjakan. Tidak diperkenankan menyimpan lebih dari dua macam bahan hasil
penimbangan di meja praktikum.
Praktikan tidak diperkenankan mengerjakan sediaan berikutnya sebelum sediaan
yang dikerjakan selesai sempurna, kecuali dalam hal ini telah mendapat
persetujuan dari laboran yang bertugas. Jurnal beserta sediaan yang telah selesai
dikerjakan segera diserahkan/dikumpulkan.
Sampah berupa kotoran padat dan berlemak (serbuk, salep, suspensi, emulsi dan
lain-lain) harus dibuang dalam bak sampah, tidak diperkenankan membuang
sampah dalam bak pencuci (wastafel).
Praktikan wajib mengganti alat-alat yang retak/gumpil, pecah, hilang dan kotor
selama praktikum.
Praktikan dilarang menggunakan handphone saat praktikum berlangsung.
Praktikan bertanggungjawab terhadap kebersihan meja dan semua peralatan
yang digunakan.
Praktikan yang tidak mematuhi peraturan dan tata tertib akan dikenakan sanksi.
Sanksi yang diberikan dapat berupa peringatan, penghentian praktikum,
penundaan masa praktikum atau tindakan administratif lain.
4
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
TUJUAN PRAKTIKUM FARMASETIKA
1.
Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan tepat dan benar.
2.
Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep
3.
Mahasiswa dapat menghitung dosis obat dalam resep
4.
Mahasiswa dapat memahami istilah/sinonim dan bahasa latin dalam resep
5.
Mahasiswa dapat menganalisis permasalahan dalam resep
6.
Mahasiswa dapat menimbang bahan obat dengan tepat dan benar
7.
Mahasiswa dapat meracik sediaan serbuk terbagi/pulveres, kapsul dan serbuk
tidak terbagi/pulvis adspersorius dan kapsul
8.
Mahasiswa dapat meracik sediaan likuida/cair baik oral maupun topikal
9.
Mahasiswa dapat meracik sediaan semisolida/setengah padat (salep, gel, pasta dan
krim) serta membuat sediaan suppositoria/ovula
10. Mahasiswa dapat membuat salinan resep dan melakukan komunikasi, informasi
dan edukasi mengenai obat dalam resep
5
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
BUKU ACUAN DAN PERLENGKAPAN PRAKTIKUM
A. BUKU ACUAN
1. Ilmu Meracik Obat (IMO)
2. Informasi Spesialite Obat (ISO) & MIMS
3. Formularium Medicamentorum Selectum (FMS)
4. Buku Penuntun Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori by DR. C.F.VANDUIN
5. Pharmacopee Netherland (Ph Ned.V)
6. Codex Medicamentorum Netherlandicum (CMN)
7. Formularium Nasional (FN)
8. ARS PRESCRIBENDI RESEP YANG RASIONAL Jilid 1, 2 dan 3
9. Farmakope Indonesia Edisi III, IV dan V
B. PERLENGKAPAN YANG HARUS DISIAPKAN
1. Jas Praktikum berwarna putih
2. Sarung tangan
3. Masker (harus selalu dipakai saat praktikum)
4. Anak timbangan milligram
a. Penara timbangan: gotri, kelereng, peluru senapan angin/mimis, isi staples,
pemberat lainnya.
b. Sudip dari film rontgen/mika/plastik
5. Plastik klip dengan berbagai ukuran
6. Etiket putih untuk obat dalam, dan etiket biru untuk obat luar, ukuran P = 5,7
cm dan L = 3,7 cm
Contoh :
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL.K.H. WAHID HASYIM No. 65 KEDIRI
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
No. 01
Tgl. 03/03/2020
Samantha
3 x sehari 1 bungkus
SESUDAH / SEBELUM MAKAN
Y
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL.K.H. WAHID HASYIM No. 65 KEDIRI
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
No. 02
Tgl. 03/03/2020
Samantha
Untuk Pemakaian Luar
(OBAT LUAR)
Y
6
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
7.
Label NI (Ne iteratur = tidak boleh diulang). Ukuran P = 4,5cm dan L = 1,5cm
Contoh:
Obat ini tidak boleh
diulang tanpa resep dokter
8.
9.
10.
11.
Blanko Copy resep
Pot salep berbagai ukuran : 10 g, 20 g, 30 g
Botol coklat berbagai ukuran : 30 ml, 50 ml, 100 ml, 150 ml, 250 ml, 300 ml
Label kocok dahulu dengan ukuran P = 3,5 dan L = 1,0 cm
Contoh:
KOCOK DAHULU
12. Sendok kecil dari plastik, pipet, tube/pot salep untuk wadah krim atau salep dan
doos bedak
13. Ballpoint/pena bolpoin dengan tinta merah dan biru
14. Kalkulator
15. Gunting kecil, stapless, lem, kain lap/serbet (3 lembar), tissue basah dan kering
16. Kantong kresek untuk sampah saat praktikum
7
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRAKTIKUM
FARMASETIKA
A. SEBELUM PRAKTIKUM
1. Praktikan wajib melakukan inventaris awal untuk alat-alat praktikum sesuai
dengan daftar yang tersedia pada almari.
2. Susunlah peralatan praktikum dengan susunan seperti pada gambar:
d
c
3.
b
a
Keterangan:
a. Seperangkat sendok, pengaduk, spatula tersusun rapi diatas kertas
perkamen bersih, disebelah kanan dari letak timbangan (b)
b. Timbangan
c. Kotak anak timbangan diletakkan disebelah kiri timbangan
d. Alat-alat gelas yang akan segera diperlukan diletakkan di depan susunan
sendok.
Pastikan semua peralatan seperti mortir, stamper, cawan, timbangan, gelas ukur,
gelas piala (beaker glass), spatel, sudip dan alat lainnya serta meja praktikum
harus bersih.
B. SAAT PRAKTIKUM
1. Pengambilan bahan
a. Bahan diambil dari rak/almari, pastikan bahwa bahan yang diambil benar
dengan membaca etiket pada botol/wadah.
b. Gunakan sendok bersih untuk mengambil bahan dari botol/wadah, untuk
menghindari kontaminasi.
c. Segera setelah digunakan, sendok dibersihkan dan diletakkan kembali pada
tempatnya.
d. Bahan diletakkan kembali pada rak/almari bahan obat sambil diperiksa
kembali etiketnya.
e. Hanya diperbolehkan paling banyak dua bahan hasil penimbangan yang
belum diproses yang terdapat pada meja.
8
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
2.
Penimbangan
a. Setiap akan menimbang harus diperiksa terlebih dahulu apakah timbangan
dalam keadaan setimbang (balance) dan dalam posisi horizontal. Bila tidak
setimbang, maka harus disetimbangkan dengan cara memutar sekrup
pengatur kesetimbangan dengan menggeser-geserkan kearah dalam
(mengurangi beban) maupun keluar (menambah beban). Bila dengan
menggeser sekrup pengatur kesetimbangan tidak bisa karena diluar
kepekaan timbangan maka dapat menggunakan peluru senapan
angin/mimis, kelereng kecil atau pemberat lainnya.
b. Sebelum menimbang, piring timbangan dialasi dengan perkamen yang
bersih. Anak timbangan milligram (kurang dari 1gram) dipegang dengan
menggunakan pinset/penjepit untuk menghindari menempelnya lemak atau
kotoran dari tangan yang dapat mempengaruhi berat, sedangkan anak
timbangan gram boleh diambil tanpa menggunakan pinset. Bila telah selesai
digunakan, pinset maupun anak timbangan segera dikembalikan ke
tempatnya jangan diletakkan di meja.
c. Untuk bahan obat yang beratnya lebih dari 50 mg dan kurang dari 1000 mg
ditimbang pada timbangan milligram. Untuk bahan obat yang beratnya
lebih dari 100gram dan kurang dari 1 kg ditimbang pada timbangan gram.
d. Penimbangan bahan obat yang beratnya kurang dari 50 mg harus dibuat
pengenceran dengan zat tambahan/pembawa yang cocok (laktosa dll.)
e. Jika bahan berupa tablet maka pengambilannya dengan membawa kertas
perkamen ke almari penyimpanan obat dan menggambilnya dengan
menggunakan sendok tanduk, tanpa harus membawa sediaan ke meja
praktikum.
f. Cangkang kapsul diambil dengan cara membawa kertas perkamen ke rak
penyimpanan dan menggambilnya dengan menggunakan sendok tanduk.
Wadah penyimpanan cangkang kapsul harus ditutup rapat.
g. Alas untuk menimbang bahan obat antara lain:
1) Bahan padat atau serbuk: ditimbang menggunakan kertas perkamen
2) Bahan semipadat: ditimbang menggunakan kertas perkamen
3) Bahan cair/ekstrak kental: ditimbang menggunakan cawan porselen atau
kaca arloji yang sebelumnya telah ditara
4) Bahan oksidator (kalii pemanganas, iodium, argenti nitras) ditimbang
pada botol timbang atau gelas arloji setangkup.
h. Cara menara wadah seperti cawan, kaca arloji: wadah diletakkan pada salah
satu piring timbangan sebelah kiri/kanan lalu diatur kesetimbangannya
dengan menambahkan penara seperti peluru senapan angin/gotri/kelereng
kecil pada piring timbangan yang lain sampai setimbang.
i. Mengkalibrasi dipakai untuk mengukur dalam satuan volume (mililiter),
misalnya akan membuat potio (obat minum) dengan volume 100 ml.
Pertama kali harus mempersiapkan botol yang volumenya lebih besar dari
100 ml (jangan terlalu penuh diberi ruang udara untuk mengocok obat),
kemudian ambil gelas ukur 100 ml dan masukkan air ke dalam gelas ukur
9
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
tsb sampai skala 100 ml lalu air di dalam gelas ukur dituangkan ke dalam
botol dan batas volume tersebut ditandai (bisa dengan spidol atau
ditempelkan selotif /label).
C.
SETELAH PRAKTIKUM
1. Pastikan semua peralatan yang digunakan seperti mortir, stamper, cawan,
timbangan, gelas ukur, gelas piala (beaker glass), spatel, sudip dan alat lainnya
sudah dibersihkan dan disimpan dalam almari praktikum.
2. Praktikan wajib melakukan inventaris akhir untuk alat-alat praktikum sesuai
dengan daftar yang tersedia pada almari.
3. Meja praktikum harus bersih dan rapi.
D. CARA MENGGUNAKAN MORTIR DAN STAMPER
1. Mulut mortir senantiasa mengarah kekiri, maksudnya agar ketika stamper
dibersihkan stamper senantiasa tetap pada mulut mortir.
2. Mortir diletakkan di atas meja praktikum dialasi dengan kain lap/serbet pada
waktu menggerus bahan-bahan obat.
3. Bila akan meletakkan stamper, letakkanlah selalu disebelah kanan dan dialasi
dengan kertas perkamen, kepala stamper harus mengarah kepada praktikan.
4. Stamper dipegang seperti memegang ballpoint/pena bolpoin.
5. Pada saat menggerus, putarlah stamper berlawanan dengan arah jarum jam.
6. Gerakan tangan sebatas pergelangan, sambil setelah stamper dibersihkan dengan
menggunakan sudip.
7. Bersihkan permukaan stamper dengan cara memutarnya, sementara sudip tetap
berada di kepala stamper. Ulangi beberapa kali sampai serbuk halus.
E. CARA MEMBUAT JURNAL PRAKTIKUM
Jurnal praktikum dikerjakan dengan urutan sebagai berikut:
1. Tempelkan resep pada kolom resep
2. Kelengkapan resep
Periksalah apakah resep yang diberikan, sudah lengkap atau belum, jika ada
yang belum lengkap, tanyakan dengan menulis pada kolom ini.
Kelengkapan resep meliputi:
a. Nama dokter, alamat dokter, nomer ijin praktek dokter, dll
b. Tempat, tanggal penulisan resep
c. Tanda R/ pada blanko resep sebelah kiri
d. Nama obat dan banyaknya obat yang diminta
e. Bentuk sediaan yang dikehendaki
f. Signatura/aturan pakai
g. Paraf atau tanda tangan dokter
h. Nama pasien
i. Umur pasien atau berat badan pasien, jika dalam resep terdapat bahan obat
yang mempunyai takaran/dosis maksimum
j. Alamat pasien
10
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
k.
3.
4.
5.
6.
Tanda seru atau tanda tangan dokter jika takaran/dosis obat lebih dari
takaran maksimumnya (> 100%)
Resep standar/Formula standar
Jika dalam resep terdapat formula standart, tuliskan komposisi resep/formula
standar tersebut dengan lengkap disertai pustaka/acuan.
Monografi
Tulis nama bahan obat, pemerian kelarutan, khasiat beserta pustaka.
Permasalahan dan Penyelesaian
Jika dalam resep terdapat permasalahan, seperti obat tak tercampurkan (OTT)
baik secara fisik atau kimia, tuliskan secara singkat dan jelas, setelah itu tuliskan
cara penyelesaiannya dengan singkat dan jelas (tulis pustakanya)
Perhitungan dosis
a. Tuliskan nama obat dan dosis maksimum bahan obat yang terdapat dalam
resep (Dosis maksimum yang tercantum dalam Farmakope Indonesia
berlaku untuk orang dewasa)
b. Jika pasien anak-anak, hitung dosis maksimum untuk anak
c. Hitung Dosis Pemakaian (DP) bahan obat untuk satu kali minum dan satu
harinya.
d. Hitung persentase (%) bahan obat untuk sekali minum dan satu harinya.
Jika ≥ 100 % tanyakan apakah dosis tersebut diturunkan atau dikehendaki.
Bila ada bahan obat yang bekerja searah (sinergis) dalam resep, maka
hitung dosis sinergisnya
7. Tabel penimbangan bahan
Tuliskan nama bahan obat yang sesuai dalam resep, perhitungan penimbangan
bahan, pengambilan bahan disesuaikan dengan yang tertera pada botol/wadah,
cek fisik bahan obat (Expire Date), golongan obat dan keterangan dengan
memberi simbol check list/centang (√)
8. Prosedur kerja
Tuliskan cara kerja/tahap peracikan sediaan secara berurutan, lengkap dan jelas
9. Etiket dan label
Tempelkan etiket dan label yang sesuai dengan sediaan yang dibuat. Sesuaikan
ukuran etiket dan label dengan wadah yang digunakan.
10. Bahasa latin
Tuliskan bahasa latin yang terdapat dalam resep secara lengkap dan benar
beserta artinya
11. Sinonim
Tuliskan sinonim bahan-bahan obat yang terdapat dalam resep.
11
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RESEP DAN SALINAN RESEP
A. RESEP
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi atau dokter
hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan kepada penderita.
Resep ditulis dengan bahasa latin diatas suatu kertas resep. Idealnya ukuran kertas
resep adalah lebar 10-12 cm dan panjang 15-18 cm (Joenoes, 2014). Resep selalu
dimulai dengan tanda R/ yaitu recipe yang berarti ambilah.
Kelengkapan administrasi suatu resep harus ditulis dengan lengkap, supaya
dapat memenuhi syarat untuk bisa dilayani di Apotek. Resep yang lengkap terdiri
atas:
1. Nama, alamat, no.SIP/SIK dokter dan dapat pula dilengkapi dengan nomor
telepon dokter, jam dan hari praktek.
2. Nama kota dan tanggal penulisan resep.
3. Tanda R/ (invocatio)
Point 1 - 3 disebut Inscriptio
4. Nama bahan obat serta jumlah bahan obat
5. Cara pembuatan atau bentuk sediaan yang dikehendaki (ordinatio)
Point 4 - 5 disebut Praescriptio
6. Aturan pemakaian obat (signatura)
7. Identitas penderita (nama, umur dan alamat pasien)
8. Paraf atau tanda tangan dokter penulis resep (subscriptio)
Contoh resep:
dr. Tuna
Jl. KH. Wachid Hasyim No. 67, Kediri
SIP 443/789/421.23/2017
Jam praktek : 16.00-21.00 WIB
Kediri, 03-03-2020
R/
CliNDAmycin
125 mg
LACTOSUm
qs
M.f.pulv
dtd
No.XII
S b dd I Pulv pc
Ht’at
Pro
: Anggun
Umur : 6 tahun
Alamat : Jl. Penanggungan No.19 Kediri
12
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
B. SALINAN RESEP (APOGRAPH/COPY RESEP)
Salinan resep diperlakukan sama dengan kertas resep asli dari dokter dan
diharuskan disimpan. Suatu salinan resep dibuat oleh apotek atas:
1. Permintaan dokter, kalau ada tanda iteratur pada kertas resep original.
2. Permintaan penderita, dalam hal ini ulangan pembuatan obat dengan
apograph dan hanya dapat bila resep original (asli) dari dokter tidak
mengandung bahan obat narkotika atau obat golongan psikotropika atau
obat daftar G.
Salinan resep selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep
asli harus memuat pula:
1. Nama dan alamat Apotek
2. Nama dan nomor surat ijin praktek Apoteker Pengelola Apotek
3. Tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek
4. Tanda copy resep seperti: det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan
atau tanda ndet (nedetur) untuk obat yang belum diserahkan
5. Nomor resep dan tanggal pembuatan/peracikan obat
6. Diberi tanda PCC (pro copie conform/sesuai dengan aslinya)
7. Terdapat cap/stempel Apotek
Contoh salinan resep:
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL.KH. WAHID HASYIM NO. 65 KEDIRI
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA : 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
Resep dari
Dibuat tgl
Untuk
COPY
: dr. Rio
Tanggal : 03/03/20
: 03/03/20
No resep : 99
: Tasya
Umur/BB : 11th/27kg
Iter 2x
R/ ErysAnbe chew
180 mg
CETINAL
1/5
Ventolin
2 mg
TAB
Mf lA pulv dtd No XX
S 3 dd Pulv I
-det orig+10-
Kediri, 03-03-2020
Pcc
Yani
Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
13
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Penandaan pada salinan resep yaitu:
Pada penulisan suatu resep adakalanya dokter menuliskan perintah
pengulangan resep dalam bahasa latin yaitu Iter (iteratur) yang berarti diulang.
Dalam hal ini, setelah pembuatan satu resep di Apotek, farmasis berkewajiban
membuat salinan resep yang kemudian diberi tanda pada bagian bawah resep
banyaknya obat yang telah diambil. Di bawah ini beberapa cara penulisan
tanda det berdasarkan contoh salinan resep diatas yaitu :
Ndet
Belum diserahkan
Det orig
Sudah diserahkan dari resep aslinya
Det 1x
Sudah diserahkan sebanyak 1 x resep
Det orig+10
Sudah diserahkan sebanyak 1x resep dan 10
bungkus puyer.
Det orig+20
Det iter 1x
Sudah diserahkan sebanyak 1x resep dan
20 bungkus puyer
Sudah diserahkan pengulangan pertama
Det 2x
Sudah diserahkan sebanyak 2 x resep
Det
Sudah diserahkan
Sudah diserahkan sebanyak 3x resep
Resep sudah tidak dapat diulang
14
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
PENGGOLONGAN OBAT
Menurut Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat
Jadi, golongan obat adalah: penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan
keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari: Obat
bebas, Obat bebas terbatas, Obat keras, Obat wajib apotek (OWA), Narkotika dan
Psikotropika.
A. GOLONGAN OBAT BEBAS
Obat bebas adalah: obat dengan tingkat keamanan yang luas, yang dapat
diserahkan tanpa resep dokter. Penandaan khusus pada kemasannya untuk golongan
obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis hitam ditepinya.
Gambar Logo Obat Bebas
B. GOLONGAN OBAT BEBAS TERBATAS (DAFTAR W: WAARSCHUWING)
Obat bebas terbatas adalah: obat keras yang dalam jumlah tertentu dapat
diserahkan tanpa resep dokter. Pada kemasan obatnya selain terdapat tanda khusus
lingkaran biru dengan garis hitam ditepinya.
Gambar Logo Obat Bebas Terbatas
Selain penandaan khusus lingkaran biru dengan garis hitam ditepinya, juga terdapat
tanda peringatan P. No. 1 hingga P. No.6. sebagai berikut:
P. No.1 Awas ! obat keras. Bacalah aturan memakainya
Penandaan ini terdapat pada kemasan sediaan tablet dan obat minum (potio)
Contoh: Decolgen tablet, Benadryl DMP sirup, Combantrin tablet.
P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan
Penandaan ini terdapat pada kemasan obat kumur Contoh : Obat kumur dan pencuci
mulut yang mengandung Povidon Iodida 1% (Neo Iodine Gargle).
P. No.3 Awas ! obat keras. Hanya untuk bagian luar badan
Contoh: Canesten cream, Neo iodine (larutan antiseptik untuk obat luar yang
mengandung Povidone Iodide 10%).
P. No.4 Awas ! obat keras. Hanya untuk dibakar
P. No.5 Awas ! obat keras. Tidak boleh ditelan
Tanda peringatan P. No.4 dan No. 5 saat ini bentuk sediaan tidak ada lagi.
15
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan
Contoh : Anusol suppositoria, Anusup suppositoria.
Istilah lain untuk obat bebas dan bebas terbatas dikenal dengan istilah obat OTC
(Over the counter adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter).
C. GOLONGAN OBAT KERAS
Definisi Obat Keras ada empat:
1. Obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter (antibiotika, obat hipertensi,
obat jantung, hormon, obat kanker, antihistamin untuk obat dalam dll.)
2. Obat yang penggunaannya dengan cara disuntikan atau dengan merobekan
rangkaian asli dari jaringan seperti sediaan obat dalam bentuk injeksi, larutan
infus, sedian implan (sediaan yang mengandung hormon untuk KB).
3. Semua obat baru yang belum terdaftar di Depkes (yang tidak mempunyai kode
registrasi dari Depkes/Badan POM).
4. Semua obat dalam keadaan subtansi atau semua obat yang terdapat dalam daftar
obat keras (keadaan subtansi = bahan baku obat).
Penandaan khusus untuk obat jadi golongan obat keras : Lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna hitam, didalamnya terdapat huruf K yang menyentuh
lingkaran hitam.
Gambar Logo Obat Keras
Obat keras: bila dilihat pada buku Informasi Spesialite Obat (ISO) ada tulisan K
disebelah kanan nama obatnya.
Di lapangan, obat golongan obat keras dikenal dengan sebutan obat Ethical
(Ethical drug yaitu obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter) atau Obat
daftar G yang berasal dari kata G: Gevaarlijk menurut Undang-undang Tentang
Obat Keras Nomor St.1937 No.541
D. OBAT WAJIB APOTEK (OWA)
Obat Wajib Apotek adalah Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter oleh Apoteker di Apotek. Pada umumnya golongan obat ini sudah dikenal
oleh masyarakat, karena sudah pernah mendapatkan obat ini berdasarkan resep
dokter, obat ini efektif dan aman (cocok) untuk mengatasi penyakitnya. Sehingga
untuk selanjutnya bila dibutuhkan dan obat tersebut tersedia dalam daftar wajib
apotek, maka apoteker dapat melayaninya di apotek. Tujuan ditetapkannya
keputusan ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri
guna mengatasi masalah kesehatan perlu ditunjang dengan sarana yang dapat
meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.
16
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
2.
3.
Bahwa pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional dapat dicapai melalui
peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri yang
sekaligus menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional.
Untuk meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE
(komunikasi, informasi dan edukasi), serta pelayanan obat kepada masyarakat.
E. OBAT GOLONGAN NARKOTIKA
Definisi Narkotika menurut Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedabedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana yang terlampir dalam undangundang ini atau yang kemudian ditetapkan dalam keputusan Menteri Kesehatan.
Penandaan khusus pada kemasan sediaan jadi narkotika adalah palang medali merah.
Gambar Logo Obat Narkotika
Narkotika yang diizinkan digunakan dalam pelayanan kefarmasian adalah Narkotika
Golongan II dan Golongan III. Sedangkan yang banyak digunakan dalam peracikan
resep adalah Narkotika golongan III seperti Codein dan Doveri tablet. Instansi yang
mendapat izin untuk memproduksi dan mendistribusikan bahan baku/sediaan jadi
narkotika di Indonesia: PT Kimia Farma.
F. OBAT GOLONGAN PSIKOTROPIKA
Definisi Psikotropika menurut Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 1997
tentang Psikotropika. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat, yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.
Obat golongan Psikotropika yang banyak digunakan dalam peracikan obat
adalah Psikotropika golongan IV. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika
yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
G. PREKURSOR
Definisi Prekursor Menurut Permekes No.3 tahun 2015 prekursor adalah zat
atau bahan pemula yang dapat digunakan untuk pembuatan narkotika dan
psikotropika. Prekursor tersebut berguna untuk industri farmasi, pendidikan,
pengembangan ilmu pengetahuan dan pelayan kesehatan.
Menurut Peraturan Kepala Badan POM No.40 tahun 2013 tentang Pedoman
Pengelolaan Prekursor Farmasi dan Obat Mengandung Prekursor Farmasi,
17
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku atau penolong untuk keperluan proses produksi
Industri Farmasi atau produk antara, produk ruahan dan produk jadi yang
mengandung efedrin, pseudoefedrin, norefedrin, fenilpropanolamin, ergotamin,
ergometrin atau potassium permanganat. Jadi prekursor farmasi adalah zat atau
bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagi bahan baku atau
penolong untuk keperluan proses produksi industri dan apabila disimpangkan dapat
digunakan dalam memproses pembuatan narkotika dan psikotropika.
H. REGISTRASI OBAT
Obat jadi yang akan diedarkan di Indonesia harus sudah didaftarkan/
teregistrasi di Badan POM, obat yang sudah terdaftar akan memperoleh nomor
registrasi dengan kode registrasi sebagai berikut: Obat yang telah teregistrasi di
Badan POM akan memperoleh Izin Edar, contoh Nama Produk Obat: Velcade,
bentuk sediaan serbuk injeksi 1 mg, mengandung Bortezomib, bentuk kemasan Dus,
1 vial @ 1 mg, diproduksi oleh Janssen Pharmaceutical Belgia, yang mendaftarkan
obat tersebut Soho Industri Farmasi Jakarta Timur, terdaftar di Badan POM RI
dengan tanggal terbit nomor Registrasi 19 September 2015.
Izin edar Velcade dicantumkan dalam bentuk Nomor Registrasi DKL
1555202444B1
D: obat dengan nama dagang
K: golongan obat keras
L: Obat jadi produk lokal
15: Obat ini disetujui pada waktu daftar tahun 2015
552: nomor pabrik yang ke-552 yang terdaftar di Indonesia
024: nomor urut obat ke-24 yang disetujui dari pabrik tersebut.
44: macam bentuk sediaan dari pabrik tersebut (44 = Injeksi Suspensi Kering)
B: menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi yang kedua disetujui.
1: kemasan utama
18
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
PRAKTIKUM I
PENGENALAN ALAT, MENIMBANG, MEMBAGI DAN MEMBUNGKUS SERBUK
SERTA MENARA CANGKANG KAPSUL
A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu mengenal alat-alat yang digunakan pada Praktikum Farmasetika
dan penimbangan dasar
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu mengenal dan menggunakan alat dengan tepat dan benar
2. Mahasiswa mampu melakukan penimbangan dasar
3. Mahasiswa mampu membagi dan membungkus serbuk
4. Mahasiswa mampu menara cangkang kapsul
C. TEORI
1. Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Farmasetika meliputi:
No.
Nama Alat & Gambar
1.
Mortir & Stamper
Fungsi
Menghaluskan zat yang masih
bersifat
padat/kristal,
serta
digunakan untuk mencampur/
menghomogenkan sediaan baik
padat maupun cair.
Terdapat berbagai variasi ukuran
2.
Untuk mengukur volume suatu
zat cair kecuali: cairan
panas/kental/minyak-minyak.
Terdapat berbagai variasi ukuran
Gelas Ukur/Maat Glass
19
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
3.
Gelas Piala/Beaker Glass
Tempat
untuk
menimbang,
melarutkan, serta memanaskan zat
padat maupun cairan yang tidak
mudah menguap.
Terdapat berbagai variasi ukuran
4.
Erlenmeyer
Tempat
untuk
menimbang,
melarutkan, serta memanaskan zat
padat maupun cairan baik yang
mudah menguap ataupun tidak.
Terdapat berbagai variasi ukuran
5.
Gelas Arloji
Tempat
untuk
menimbang
bahan/sediaan cair ataupun kental
yang jumlahnya sedikit baik
bersifat oksidator maupun tidak.
Terdapat berbagai variasi ukuran
6.
Cawan Porselen
Tempat
untuk
menimbang,
melarutkan,
menguapkan,
meleburkan, serta memanaskan
zat padat maupun cairan.
Terdapat berbagai variasi ukuran
7.
Batang Pengaduk
Digunakan untuk mengaduk,
mengambil
dan
membantu
menuangkan zat cair ke dalam
wadah atau botol
20
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
8.
Pipet Tetes
Digunakan untuk mengambil zat
cair dalam jumlah kecil.
9
Corong
Digunakan
untuk
membantu
menuangkan zat cair ke dalam
botol atau wadah lain, serta
digunakan untuk
membantu
dalam menyaring sediaan cair.
Terdapat berbagai variasi ukuran
9.
Sendok Tanduk
Digunakan untuk mengambil
bahan/sediaan padat yang tidak
bereaksi dengan bahan dari
tanduk.
10.
Spatula Tanduk
Digunakan untuk mengambil
bahan/sediaan semipadat yang
tidak bereaksi dengan bahan dari
tanduk.
11.
Nampan
Digunakan untuk membantu
memindahkan alat dari satu
tempat ke tempat lain, serta
digunakan untuk alas dalam
menampung hasil ayakan bahanbahan serbuk. Seperti talcum,
ZnO, bedak, dll.
21
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
12.
Ayakan Plastik
Digunakan untuk mengayak
sediaan-sediaan serbuk.
13.
Ayakan Mesh
Terbuat dari besi yang memiliki
berbagai
macam
ukuran.
Digunakan
untuk
mengayak
sediaan-sediaan serbuk.
14.
Anak Timbangan
Digunakan sebagai pemberat
dalam menimbang. Satu set anak
timbangan terdiri dari beberapa
buah anak timbangan dengan
berbagai ukuran dan 1 buah pinset
untuk mengambil anak timbangan
dengan ukuran kecil.
15.
Sendok Porselin
Terbuat dari kaca porselin, yang
digunakan untuk mengambil
sediaan semipadat baik bersifat
oksidator ataupun tidak.
16.
Termometer
Digunakan untuk mengukur suhu
pada pembuatan sediaan yang
memerlukan kontrol suhu.
22
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
17.
Pemanas air (Heater)
Terbuat dari besi stainless yang
digunakan untuk memanaskan air
menggunakan tenaga listrik
18.
Waterbath/Penangas Air
Kotak yang diletakkan di atas
kompor. Terdiri dari beberapa
lubang pada bagian atas yang
biasa
digunakan
untuk
memanaskan, meleburkan, serta
menguapkan sediaan dengan
bantuan cawan yang diletakkan di
atas lubang penangas.
19.
Timbangan Gram
Digunakan untuk menimbang
bahan-bahan
dengan
tingkat
sensitivitas minimal 1 gram.
20.
Timbangan Miligram
Digunakan untuk menimbang
bahan-bahan
dengan
tingkat
sensitivitas minimal 50 miligram.
23
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
21.
Timbangan Analitik
Digunakan untuk menimbang
bahan-bahan
dengan
tingkat
sensitivitas lebih tinggi yaitu 0,01
gram hingga 1000 gram.
22.
Kertas Perkamen
Digunakan untuk membungkus
serbuk, sebagai alas untuk
menimbang bahan, sebagai kap
botol dan untuk melapisi dinding
luar pot salep.
23.
Cetakan Suppositoria
Digunakan
untuk
sediaan suppositoria.
24.
Sudip
Terbuat dari mika atau film
rontgen yang digunakan untuk
mengambil sediaan padat maupun
semipadat.
mencetak
24
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
2.
Penimbangan Dasar
12
11
9
10
8
7
6
5
4
3
1
2
Keterangan :
1. Sekrup pengatur tegak berdirinya timbangan
2. Tuas/Penahan gandar
3. Papan landasan timbangan
4. Pinggan (Piring) timbangan
5. Skala
6. Bandul penunjuk posisi horizontal
7. Jarum penunjuk kesetimbangan
8. Tangkai timbangan
9. Sekrup pengatur kesetimbangan (anting-anting)
10. Pisau tangan
11. Tangan timbangan
12. Pisau tengah/pisau pusat
3.
Tata Cara Menimbang
a. Periksa semua komponen timbangan/neraca apakah sudah sesuai pada
tempatnya, dengan mencocokan nomor-nomor yang terdapat pada
komponen-komponen tersebut (lihat gambar).
b. Periksa kedudukan timbangan sudah sejajar/rata, dapat dilihat dari posisi
anting dengan alas anting harus tepat. Bila belum tepat, putar sekrup
pengatur tegak berdirinya timbangan (1)
c. Periksa apakah posisi pisau (12) dan (10) sudah pada tempatnya. Jika sudah
maka tuas/penahan gandar (2) diangkat menggunakan tangan kiri sehingga
timbangan akan terangkat dan akan terlihat apakah piringnya seimbang atau
25
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
d.
e.
f.
g.
h.
i.
berat sebelah. Bila tidak seimbang, dapat memutar sekrup pengatur (9) kiri
atau kanan sesuai dengan keseimbangan (menambah beban diputar keluar,
mengurangi beban diputar ke dalam), sampai setimbang.
Letakkan kertas perkamen yang bersih di atas kedua piring timbangan,
angkat tuas/penahan gandar (2) untuk memeriksa apakah timbangan sudah
setimbang. Anak timbangan diletakkan pada piring timbangan sebelah kiri
sedangkan bahan yang akan ditimbang disebelah kanan.
Setiap akan menambah atau mengurangi bahan obat yang ditimbang,
penahan gandar harus diturunkan terlebih dahulu. Proses penimbangan
selesai jika jarum penunjuk kesetimbangan sudah menunjukkan setimbang
pada saat penahan gandar dinaikkan.
Janganlah sekali-kali menggunakan anak timbangan sebagai penara, tetapi
pakailah selalu alat penara dari logam seperti peluru senapan angina/gotri/
kelereng atau lempengan timah yang mudah digunting/dipotong-potong
kecil.
Untuk mencegah bahan-bahan obat dikotori oleh udara, ditiup angin dsb
maka timbanglah bahan obat itu segera sewaktu akan dicampur. Janganlah
menimbang seluruh bahan obat sekaligus kemudian dibiarkan di atas meja
praktikum. Menimbang bahan obat harus langsung dari botol/wadah
sediaan.
Bahan-bahan yang akan ditimbang tidak boleh disentuh dengan jari-jari
tangan.
Bila akan menimbang bahan obat lain, maka kertas perkamen harus diganti
yang baru dan timbangan disetarakan kembali.
4.
Cara Mencampur Serbuk
Guna memperoleh campuran serbuk yang homogen, perlu dilakukan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Lapisi mortir dengan sedikit bahan penambah terlebih dahulu
b. Dimulai dari bahan obat yang jumlahnya lebih sedikit
c. Bahan-bahan obat yang berwarna diaduk diantara dua lapisan zat inert/
netral
d. Bahan obat yang kasar dihaluskan terlebih dahulu
e. Bahan obat yang berbobot ringan dimasukan terakhir, begitu juga dengan
bahan-bahan obat yang mudah menguap
5.
Cara Membagi Serbuk
a. Setelah serbuk digerus halus, keluarkan serbuk dari mortir menggunakan
sudip dan diletakkan pada kertas perkamen
b. Bagilah serbuk tersebut di atas kertas perkamen yang telah disusun rapi
tumpang tindih.
c. Apabila serbuk dibagi dalam jumlah 10 bungkus atau kurang, serbuk dapat
langsung dibagi dengan mata biasa atau secara visual.
d. Apabila serbuk dibagi menjadi lebih dari 10 bungkus:
26
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
1)
e.
f.
g.
h.
Jumlah genap (12, 14, .....dst): sediaan obat yang sudah ditimbang,
dibagi menjadi 2 bagian sama banyak terlebih dahulu di atas
timbangan. Kemudian masing-masing bagian dibagi sama rata secara
visual.
2) 24 bungkus: sediaan obat yang sudah ditimbang, dibagi menjadi 2
bagian sama banyak terlebih dahulu di atas timbangan. Kemudian
dibagi lagi menjadi 2 bagian sama banyak di atas timbangan kemudian
dari masing-masing bagian akhir ini dibagi menjadi 6 bungkus sama
rata secara visual.
3) Jumlah ganjil 11 bungkus: sediaan obat yang sudah tercampur
homogen ditimbang untuk mengetahui berat total sediaan obat. Jika
berat total sediaan obat dalam jumlah yang tidak bulat, maka
tambahkan bahan tambahan sampai bobot yang bulat dan gerus sampai
homogen. Berat total sediaan obat yang didapat dibagi 11 sehingga
diperoleh berat untuk 1 bungkus kemudian ditimbang 1 bagian untuk 1
bungkus lalu dibungkus yang rapi. Sisanya 10 bungkus langsung dibagi
secara visual.
4) Jumlah ganjil (13, 15,......dst): sediaan obat yang sudah tercampur
homogen ditimbang untuk mengetahui berat total sediaan obat. Jika
berat total bahan obat dalam jumlah yang tidak bulat, maka tambahkan
bahan tambahan sampai bobot yang bulat dan gerus sampai homogen.
Berat total sediaan obat yang didapat dibagi sesuai jumlah bungkus
sehingga diperoleh berat untuk 1 bungkus. Kemudian ditimbang 1
bagian untuk 1 bungkus lalu dibungkus yang rapi. Sisanya dibagi 2
sama banyak di atas timbangan, kemudian masing-masing bagian
dibagi secara visual.
Bagilah serbuk mulai dari kertas perkamen yang berada pada barisan paling
atas kiri, dilanjutkan kearah kanan dan menyusul pada barisan berikutnya
juga dimulai dari bagian paling kiri.
Perhatikan dengan cermat agar pembagian serbuk sama banyak. Usahakan
serbuk yang dibagi di atas kertas perkamen membentuk kerucut untuk
memudahkan membandingkan volume serbuk pada masing-masing kertas
perkamen. Jika pembagian telah selesai namun ada bagian yang tidak sama
volume kerucutnya, ambil bagian yang terlalu besar/banyak dengan ujung
kertas perkamen yang digunakan sebagai wadah sebelum dibagi dan
pindahkan kebagian yang kurang.
Mulailah membungkus serbuk dari posisi yang paling bawah kanan,
dilanjutkan kearah kiri dan menyusul pada baris atasnya juga dimulai dari
bagian paling kanan.
Setelah semua serbuk terbungkus, susunlah bungkusan yang rapi, sama
tinggi dan menghadap arah yang sama.
27
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
6.
Cara Membungkus Serbuk
a. Ambil kertas perkamen yang bersih, dan jumlahnya sesuai dengan jumlah
serbuk yang akan dibagi.
b. Lipatlah bagian atas kertas perkamen ± 0,5cm-1cm. Aturlah kertas
perkamen berjajar ke kanan (maksimal 7 lembar), sebagian kertas tumpang
tindih di atas kertas lain.
c. Bagilah serbuk sesuai dengan cara pembagian serbuk pada materi di atas.
d. Lipatlah bagian ujung kertas perkamen hingga ujung bagian kertas
perkamen tersebut tepat berada dibagian dalam lipatan pertama.
e. Lipatlah sekali lagi bagian lipatan atas ke dalam, kemudian ujung-ujung
samping kertas perkamen dilipat ke dalam sehingga ujung kertas yang satu
masuk kebagian ujung kertas yang lain. Setiap kali akan melipat kertas,
harus dipastikan bahwa tidak ada bagian serbuk yang ikut terlipat sehingga
berada di luar area lipatan. Lipatan bagian kanan masuk ke lipatan bagian
kiri.
f. Usahakan besar bungkusan proporsional/sama (tidak memberikan kesan
terlalu kecil atau terlalu besar) agar terlihat rapi.
7.
Menara dan Mengisi Cangkang Kapsul
a. Menara Cangkang Kapsul
1) Ambil 5 cangkang kapsul
2) Buka cangkang kapsul, badan kapsul diisi dengan saccharum lactis
sampai penuh dan kepala kapsul diisi saccharum lactis sebanyak 1/3
dari tinggi kepala kapsul. Kemudian gabungkan antara badan dan
kepala, tutup rapat.
3) Keluarkan isinya dan ditimbang (misal = X mg maka X mg dibagi 5 =
Y mg → Y mg adalah kapasitas cangkang kapsul tersebut.
4) Kapasitas cangkang kapsul :
i.
Nomor 000 : ± 1200 mg
ii.
Nomor 00 : ± 800 mg
iii.
Nomor 0 : ± 600 mg
iv.
Nomor 1 : ± 450 mg
v.
Nomor 2 : ± 350 mg
vi.
Nomor 3 : ± 250 mg
vii.
Nomor 4 : ± 200 mg
viii.
Nomor 5 : ± 150 mg
b. Mengisi Cangkang Kapsul
1) Kertas perkamen ditata sebanyak jumlah yang diinginkan
2) Sediaan obat dibagi seperti membagi serbuk.
3) Kemudian masing-masing bagian dimasukkan ke dalam cangkang
kapsul, badan kapsul terisi penuh sedangkan kepala kapsul terisi 1/3
bagian.
4) Satukan badan dan kepala kapsul sampai tertutup rapat lalu bersihkan
dengan tisu.
28
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
PRAKTIKUM II
PULVERES DAN KAPSUL DENGAN PENGENCERAN BIASA
SERTA PULVIS ADSPERSORIUS
A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu membuat sediaan farmasetika dalam bentuk sediaan
serbuk terbagi (pulveres), kapsul dan serbuk tidak terbagi/serbuk tabur (pulvis
adspersorius)
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mampu meracik, membungkus, mewadahi dan memberikan etiket
3. Mahasiswa mampu membedakan serbuk terbagi dan serbuk tidak terbagi
C. TEORI
Serbuk secara umum digambarkan sebagai partikel-partikel halus yang
merupakan hasil suatu proses pengecilan ukuran partikel dari suatu bahan kering.
Secara kimia fisika yang dimaksud dengan serbuk adalah partikel bahan padat yang
mempunyai ukuran antara 10.000-0,1 µm. sedangkan dalam farmasi, umumnya
partikel sediaan serbuk berukuran antara 10-0,1 µm. Menurut Farmakope Indonesia
Edisi IV yang dimaksud dengan sediaan serbuk adalah campuran kering bahan obat
atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk
pemakaian luar. Jadi secara singkat, yang dimaksud dengan sediaan serbuk adalah
suatu sediaan farmasi berbentuk padat dan kering yang merupakan campuran
homogen dari dua atau lebih bahan obat dengan atau tanpa pengisi atau pembawa
serta mempunyai derajat kehalusan tertentu.
1. Pulveres/Serbuk Terbagi
Serbuk terbagi atau pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang
lebih kurang sama, dimana masing-masing bagian serbuk dibungkus dengan
menggunakan bahan pembungkus atau pengemas lain yang cocok dan
digunakan untuk sekali minum.
Cara pembuatan serbuk terbagi:
a. Secara umum
1) Mulai dari yang kasar, jika bahan yang kasar tersebut keras, harus
digerus terlebih dahulu sampai halus kemudian digerus dengan bahan
yang lain. Jika semua bahan halus, digerus dari jumlah bahan yang
paling sedikit.
2) Bahan yang sangat sedikit digerus dalam mortir yang dialasi terlebih
dahulu dengan Saccharum Lactis (SL) untuk obat dalam. Hal tersebut
untuk mencegah obat yang berkhasiat masuk kedalam pori-pori mortir.
b. Secara khusus
1) Camphora, menthol, thymol, acidum salicylicum: ditetesi spiritus
fortior kemudian dikeringkan dengan SL
29
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
2.
3.
Catatan: campuran eutektik (campuran camphora dan menthol) tidak
perlu ditetesi spiritus fortior sebab jika kedua bahan tersebut digerus
bersama/dicampur akan larut/mencair kemudian dikeringkan dengan
SL.
2) Bahan eflorescen yang mengandung air kristal diganti dengan bentuk
anhidrat/eksikatus/kering.
3) Serbuk sangat halus dan berwarna seperti: Stibii pentasulfida dan
Rifampisin, dapat masuk ke dalam pori-pori mortir dan warnanya sulit
hilang maka mortir harus dilapisi zat tambahan (SL) terlebih dahulu.
4) Bila dalam resep mengandung tablet: tablet digerus halus kemudian
dicampur dengan bahan lain
5) Dosis maksimum (DM) lebih dari 80% sampai dengan 100% (tepat
dosis): ditanyakan dikehendaki (ditimbang satu persatu) atau ijin
penurunan dosis.
6) Bila mengandung tablet salut: tabletnya ditumbuk halus kemudian
diayak yang halus dicampur bahan yang lainnya.
Pulvis/ Serbuk Tidak Terbagi/ Serbuk Tabur
Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.
Cara pembuatannya :
a. Secara umum
1) Seperti pembuatan pulveres
2) Seluruh serbuk harus terayak, yang masih tertinggal pada pengayak
dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak/tidak bersisa.
b. Secara khusus
1) Camphora, menthol, acidum salicylicum, acidum benzoicum: ditetesi
spiritus fortior, dikeringkan dengan talk/amylum dll.
Catatan: campuran eutektik (campuran camphora dan menthol) tidak
perlu ditetesi spiritus fortior sebab jika kedua bahan tersebut digerus
bersama/dicampur akan larut/mencair kemudian dikeringkan dengan
talk/amylum dll.
2) Bahan obat setengah padat seperti adeps lanae dan vaselin: bila dalam
jumlah kecil/sedikit ditetesi aseton, jika dalam jumlah besar/banyak
dilebur di atas waterbath lalu dikeringkan dengan talk/amylum dll.
3) Cera: ditetesi dengan spiritus fortior lalu dikeringkan dengan talcum.
4) Balsam peru: ditetesi eter atau aseton lalu dikeringkan dengan talcum.
5) Ichthyol: ditetesi dengan spiritus fortior lalu dikeringkan dengan
talcum.
6) Minyak atsiri: tidak diayak, dimasukkan terakhir.
Pengenceran Serbuk
a. Ketentuan pengenceran
1) Jika berat obat dalam resep 10-50 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:10
2) Jika berat obat dalam resep 1-10 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:50
30
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
b.
c.
d.
e.
Pengenceran serbuk dilakukan jika jumlah bahan obat dalam suatu resep
kurang dari 50 mg.
Pengenceran serbuk perlu penambahan saccharum lactis sampai 500 mg
untuk memudahkan perhitungan.
Penambahan saccharum lactis diawali dengan menimbang 50 mg bahan
obat kemudian menambahkan saccharum lactis sampai 500 mg di atas
timbangan
Rumus pengenceran serbuk:
x 500 mg = Hasil
Keterangan: jumlah SL yang ditambahkan tidak harus sampai 500 mg
tergantung yang dibutuhkan
Sisa Pengenceran = 500 mg – hasil pengenceran
f.
Hasil pengenceran dimasukkan ke dalam mortir kemudian dicampur dengan
bahan lain, sedangkan sisa pengenceran dibungkus dengan perkamen dan
ditandai sisa pengenceran obat X (nama obat). Sisa pengenceran
dimasukkan dalam plastik klip tersendiri.
Contoh pengenceran:
R/ AceTAminophen
LAktoSA
Mf. pulv
20 mg
qs
No X
S 3dd I Pulv. pc
Pro : Bima
Umur : 6th
Perhitungan: x 200 mg = 80 mg
Penimbangan: Acetaminophen = 50mg
SL = (200 mg berat Acetaminophen yang ditimbang)
200 mg – 50 mg = 150 mg
Cara kerja :
1) Ditimbang Acetaminophen sebanyak 50 mg dimasukkan mortir
2) Ditimbang SL sebanyak 150 mg dimasukkan mortir gerus sampai
homogen
3) Timbang campuran sebanyak 80 mg sisanya dibungkus, diberi tanda
sisa pengenceran
D. RESEP YANG DIKERJAKAN
Dilihat pada Lampiran I
31
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
PRAKTIKUM III DAN IV
PENGENCERAN BERTINGKAT PADA PULVERES DAN KAPSUL DENGAN
BAHAN OBAT YANG MEMPUNYAI DOSIS MAKSIMUM SERTA PULVIS
ADSPERSORIUS
A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum pada pulveres dan kapsul dengan
pengenceran bertingkat
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengenceran bertingkat pada pulveres dan kapsul
3. Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum
C. TEORI
1. Pengenceran bertingkat
Jika berat obat dalam resep 0,1-1 mg maka dilakukan pengenceran bertingkat
Contoh :
R/ Digoksin
SL
1 mg
qs
Mf.pulv. no X
S 3dd I Pulv.
Pro : Arjuna
Umur : 10th
Pengenceran tingkat I
Perhitungan :
x 500mg = 10mg
Penimbangan:
Digoksin = 50mg
SL
= (500 mg - berat digoksin yang ditimbang)
Sisa pengenceran = 500mg – 50mg = 450mg (dibungkus) sisa pengenceran I
Hasil pengenceran I sebanyak 50mg dimasukkan mortir untuk dilakukan
pengenceran tingkat II
Pengenceran tingkat II
Perhitungan x 500 mg = 100mg
Penimbangan:
Hasil pengenceran I
SL
= 50mg
= (500mg - berat digoksin pada pengenceran I)
32
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
= 500mg – 100mg = 400mg (dibungkus) sisa
pengenceran II
100mg dimasukkan dalam mortir untuk diracik.
2. Dosis dan Dosis Maksimum
Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan
berat (gram, mg atau mcg dll.) atau satuan isi (ml, l atau cc) atau unit-unit lainnya
(unit internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan
dosis obat ialah sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita
dewasa; juga disebut dosis medicinalis atau dosis terapeutik.
Dosis maksimum obat adalah batas dosis yang relatif masih aman diberikan
kepada penderita dewasa (Joenoes, 2014).
Cara menghitung dosis maksimum:
Untuk menghitung dosis obat perlu dihitung dahulu dosis maksimum untuk
anak maupun dewasa untuk dosis sehari dan juga dosis terbagi (dosis sekali
minum)
a. Perhitungan DM dengan Rumus Young (untuk usia 1 sampai 7 tahun)
x Dosis Maksimum Dewasa
Sisa pengenceran
b. Perhitungan DM dengan Rumus Dilling (untuk usia 8 sampai 19 tahun)
x Dosis Maksimum Dewasa
c. Perhitungan DM dengan rumus Fried (untuk usia anak dalam bulan)
x Dosis Maksimum Dewasa
d. Perhitungan Dosis Pemakaian (dosis sekali minum) dilihat langsung dari resep
yang diberikan
e. Perhitungan persentase dosis
Jika persentase dosis untuk serbuk terbagi > 80% sampai dengan 100% (tepat
dosis) maka perlu ditanyakan apakah dosis tersebut dikehendaki atau
diturunkan. Jika dokter menghendaki dosis tersebut, maka dalam proses
peracikannya farmasis harus menimbang satu persatu sediaan sesuai dosis
yang tertera. Namun, jika dokter menghendaki penurunan dosis maka perlu
dihitung penurunan dosis dengan cara:
f. Untuk dosis obat dengan perhitungan berat badan perlu dicantumkan juga
pada etiket dosis …. mg/Kg BB
g. Untuk mengitung dosis maksimum berdasarkan berat badan yaitu :
DM = BB pasien dalam Kg x Dosis Obat dalam mg/Kg BB
33
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Keterangan :
n : umur pasien
m : umur dalam bulan
Contoh perhitungan dosis:
R/ Teophylin
4,5
SL
qs
M.f.pulv no X
S bdd 1 pulv
Pro : Nakula
usia : 8th
Perhitungan dosis
DM Theophyllinum (500mg/1000mg)
DM 1 x p = x 500mg = 200mg
1 x h = x 1000mg = 400mg
DP 1 x p = = 0,45g = 450mg
1 x h = 2 x 450mg = 900mg
% 1 x p = x 100% = 225% (OD)
1xh=
x 100% = 225% (OD)
Penurunan dosis 75%
x 4,5 g = 1,5g = 1500mg
DP 1 x p = = 0,15g = 150mg
1 x h = 2 x 150mg = 300mg
% 1 x p = x 100% = 75% (TOD)
1xh=
x 100% = 75% (TOD)
D. RESEP YANG DIKERJAKAN
Lihat pada Lampiran I
34
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
PRAKTIKUM V DAN VI
PENGENCERAN PADA PULVERES & KAPSUL DARI BAHAN
TABLET/KAPSUL YANG MEMPUNYAI DOSIS MAKSIMUM
A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum pada tablet/kapsul dan melakukan
pengenceran
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mampu menghitung pengenceran tablet/kapsul
3. Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum
C. TEORI
Contoh pengenceran tablet:
R/ SANmol
SL
200 mg
qs
Mf pulv dtd No XII ( jikA
ADA
dtd perhitunGAN dikALikAN nomero)
S sns bdd I
Pro : Sadewa
umur : 10th
Kekuatan tablet Sanmol 500 mg
Perhitungan:
Sanmol = 1 tablet x x 12 = 4,8 tablet
Ambil 5 tablet sanmol = 4 tablet disisihkan, 1 tablet pengenceran
Pengenceran 1 tablet sanmol = x 700mg = 560mg
Sisa pengenceran = 700mg – 560mg = 140mg (sisa pengenceran dibungkus
terpisah dan diberi keterangan)
Cara kerja:
a. Ditimbang 1 tablet sanmol dan tambahkan SL sampai 700mg kemudian
dimasukkan dalam mortir gerus sampai halus dan homogen
b. Ditimbang campuran tersebut sebanyak 140mg lalu dibungkus
pengenceran tablet sanmol)
(sisa
35
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Contoh dosis maksimum tablet :
R/ PARACETAmol
Codein
200mg
TAb
10mg
PEHACLor
½
GG
¾
Mf.CAPs dtd no XX
S bdd
CAP
I
Pro : Yudhistira
Umur : 15th
DM Codein (60mg/300mg)
DM 1 x p = x 60mg = 45mg
1 x h = x 300mg = 225mg
DP 1 x p = 10mg
1 x h = 2 x 10mg = 20mg
% 1 x p = x 100% = 22,2% (TOD)
1 x h = x 100% = 8,88% (TOD)
DM Chlorpheniramin maleas (-/40mg)
DM 1 x p = 1 x h = x 40mg = 30mg
DP 1 x p = ½ tab x 4mg = 2mg
1 x h = 2 x 2mg = 4mg
%1xp=1 x h = x 100% = 13,3 % (TOD)
D. RESEP YANG DIKERJAKAN
Lihat pada Lampiran I
36
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
PRAKTIKUM VII
PULVERES DENGAN DOSIS LAZIM DAN DOSIS SINERGIS
A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu menghitung dosis lazim dan dosis sinergis pada pulveres
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mengetahui di dalam resep terdapat dosis lazim dan dosis sinergis
3. Mahasiswa mampu menghitung dosis lazim pada pulveres
4. Mahasiswa mampu menghitung dosis sinergis pada pulveres
C. TEORI
1. DOSIS LAZIM
Dosis lazim adalah dosis yang diberikan berdasarkan petunjuk umum
pengobatan yang biasa digunakan, referensinya bisa berbeda-beda, dan sifatnya
tidak mengikat, selagi ukuran dosisnya diantara dosis maksimum dan dosis
minimum obat.
Perhitungan dosis lazim:
R/
Amoxicillin
100 mg
SL
qs
Mf Pulv dtd No. X
S t dd I Pulv
Pro
: Dave
Umur : 4th/ 18 kg
Amoxicillin golongan antibiotik memiliki dosis lazim
Dosis lazim amoxicillin
Dewasa dan anak BB > 20kg = 3 x sehari 1 kaplet
Anak BB < 20kg = 20mg – 40mg/kg BB dalam dosis terbagi 3/tiap 8 jam
Dosis lazim sehari = 20mg/kg BB x 18 kg BB = 360mg
Dosis lazim sekali = = 120 mg
Dosis pakai sekali = 100 mg
Dosis pakai sehari = 3 x 100mg = 300 mg
%
1x p =
x 100 % = 83 %
%
1x p =
x 100 % = 83 %
37
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
2.
DOSIS SINERGIS
Dosis sinergis adalah bila dalam satu resep terdapat dua atau lebih bahan
obat yang mempunyai dosis maksimum serta memiliki efek/kerja/khasiat yang
sama maka dihitung DM gabungan yang tidak boleh lebih dari 1
Contoh perhitungan dosis sinergis:
Phenobarbital dan phenytoin yang diberikan bersama dengan aksi
proksimat yang sama menimbulkan efek yang lebih besar dari efek masingmasing obat secara terpisah (sinergis).
R/
PhenobARBITAL
Phenytoin
AA
SANmol
50 mg
½
Mf Pulv dtd No. X
S bdd I Pulv
Pro
: Siva
Umur : 4 th
Perhitungan dosis:
DM Phenobarbitalum (300mg/600mg)
DM 1x p =
1x h =
DP 1 x p = 50mg
1 x h = 2 x 50mg = 100mg
%
DM Phenytoinum (400mg/800mg)
DM 1x p =
1x h =
DP 1 x p = 50mg
1 x h = 2 x 50mg = 100mg
%
Dosis Sinergis
1 x p = % Phenobarbital + % Phenhytoin
= 66,67% + 50% = 116,67% (OD)
1xh=%
Luminal + %
Phenytoin
38
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
= 66,67% + 50% = 116,67 % (OD)
Penurunan dosis 70%
Penurunan Phenobarbital
x 70% = 40%
DP baru Phenobarbital
mg = 30 mg
DP 1 x p = 30 mg
1 x h = 2 x 30mg = 60mg
% 1 x p = x 100% = 40% (TOD)
1 x h = x 100% = 40% (TOD)
Penurunan Phenytoin
x 70% = 30%
DP baru Phenytoin
mg = 30 mg
DP 1 x p = 30 mg
1 x h = 2 x 30mg = 60mg
x 100% = 30% (TOD)
%1xp=
1 x h = x 100% = 30% (TOD)
Dosis Sinergis Baru
1 x p = % Phenobarbital + % Phenytoin
= 40% + 30 % = 70% (TOD)
1 x h = % Phenobarbital + % Phenytoin
= 40% + 30 % = 70% (TOD)
D. RESEP YANG DIKERJAKAN
Lihat pada Lampiran I
39
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
PRAKTIKUM VIII, IX DAN X
SEDIAAN LIKUIDA
A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu membuat sediaan likuida/cair (larutan, emulsi dan suspensi) dari
resep dokter.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mampu memahami dan meracik sediaan cair berupa larutan oral
maupun larutan topikal
3. Mahasiswa mampu memahami dan meracik sediaan emulsi oral maupun emulsi
topikal
4. Mahasiswa mampu memahami dan meracik sediaan suspensi oral maupun
suspensi topikal
5. Mahasiswa mampu mewadahi dan memberi etiket pada sediaan likuida/cair.
6. Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum dari sediaan likuida/cair.
C. TEORI
Sediaan obat dalam bentuk cairan terdapat dalam beberapa jenis tergantung
pada tujuan penggunaan sediaan cair tersebut. Beberapa istilah obat dalam bentuk
cairan sebagai berikut:
1. Lotio adalah obat cair yang digunakan untuk obat luar dengan cara dioleskan.
Contoh : Caladin lotion, Caladryl lotion.
2. Solutio adalah larutan yang mengandung satu jenis zat terlarut. Solutio dapat
berupa obat dalam maupun obat luar. Contoh: Rivanol solutio, Etanol 70%,
Betadine solutio.
3. Mixtura adalah larutan yang mengandung lebih dari satu jenis zat terlarut.
Mixtura dapat berupa obat dalam maupun obat luar contoh: OBH, Benadryl
sirup dan Kalpanax (obat luar).
4. Potio (obat minum) adalah sediaan obat cair yang digunakan secara oral bentuk
dapat berupa emulsi, solutio, mixtura, suspensi dan elixir.
Perhitungan Dosis untuk sediaan cair
Rumus perhitungan Dosis Pakai
g
Jumlah sendok x volume sendok (ml) x BJ ( ) x berat bahan aktif (gram)
ml
Total sediaan (gram)
Atau
Jumlah sendok x volume sendok (ml) x berat bahan aktif (gram)
Total sediaan (ml)
40
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Volume takaran
1. C (Cochlear Cibarium): sendok makan = 15 ml
2. Cp (Cochlear Pultis): sendok bubur = 8 ml
3. cth (Cochlear theae): sendok teh = 5 ml
Berat Jenis (BJ)
1. Jika dalam resep terdapat syrup dan berat total sediaan dalam satuan gram,
maka dihitung dahulu kadar syrup
Kadar Syrup = x 100%
Jika kadar syrup ≥ 16,67% maka BJ sediaan 1,3 ⁄
Jika kadar syrup < 16,67% maka BJ sediaan 1 ⁄
2. Jika dalam resep terdapat syrup tetapi berat total sediaan dalam satuan
mililiter, maka BJ diabaikan.
R/ Amonii
Chloridum 2
Syr. Thymi
AquADest
20
AD
100
Mf Potio
S t dd C I
Pro : Darwin
Umur : 17th
Perhitungan dosis:
Kadar Syrup = g
g
maka BJ sediaan = 1,3 ⁄
DM Amonii Chloridum (-/10 g)
DM 1x p =
DM 1x h =
DP 1x p =
ml
g
DP 1x h = 3 x 390 mg = 1170 mg
%
D. RESEP YANG DIKERJAKAN
Lihat pada Lampiran I
41
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
PRAKTIKUM XI, XII DAN XIII
SEDIAAN SEMISOLIDA
A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu membuat sediaan semisolida dari resep dokter.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
1. Mahasiswa mampu memahami dan membedakan sediaan semisolida
2. Mahasiswa mampu meracik, mewadahi dan memberi etiket pada sediaan
semisolida
C. TEORI
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada
kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain
kadar bahan obat dalam salep mengandung obat keras atau narkotika adalah 10%.
Menurut konsistensinya salep dibagi menjadi:
1. Unguenta adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak
mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.
2. Cream adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu
tipe yang dapat dicuci dengan air.
3. Pasta adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk).
Suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang
diberi.
4. Cerata adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin
(waxes) sehingga konsistensinya lebih keras.
5. Gel adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung sedikit
atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau
basis. Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan lemak dengan titik
lebur yang rendah.
Ketentuan Umum Cara Pembuatan Salep:
1. Peraturan Salep Pertama
Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika
perlu dengan pemanasan.
2. Peraturan Salep Kedua
Bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan lain
dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis.
3. Peraturan Salep Ketiga
Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air,
harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak B40.
42
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
4. Peraturan Salep Keempat
Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus
sampai dingin.
Cara Pembuatan Salep Ditinjau dari Zat Berkhasiat Utamanya
1. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salep
a. Camphora/kamfer
1) Dilarutkan dalam dasar salep yang sudah dicairkan dalam pot salep
tertutup (bila tidak melampaui daya larutnya)
2) Bila dalam resep terdapat minyak-minyak lemak maka kamfer dilarutkan
dalam minyak lemak tersebut.
3) Bila kamfer bersama-sama menthol, salol atau zat lainnya yang dapat
mencair jika dicampur (karena penurunan titik eutektik) maka kamfer
dicampur dengan sesamanya supaya mencair kemudian baru
ditambahkan dasar salep.
4) Jika 1), 2) dan 3) tidak ada maka kamfer diberi etanol 95 % atau eter,
kemudian digerus dengan dasar salep.
Contoh-contoh resep:
R/
CAMPhoRA
1
VASELin FlAV.
9
Mf Ungt.
S ungt.
R/
CAMPhoRATum
CAMPhoRA
1
Ol. Cocos
1
Adeps lANAE
18
Mf Ungt.
Sue
R/
CAMPhoRA
Mentholum
AA
LANOlin
0,3
5
Ungt. Acid
SALicyl
15
Md sue
b.
Pellidol
Larut 3% dalam vaselin dan 7% dalam minyak lemak maka Pellidol
dilarutkan bersama-sama dasar salep yang dicairkan. Bila dasar salep
disaring maka pellidol juga ikut disaring dan jangan lupa menambahkan
20%. Kalau jumlahnya melebihi daya larutnya, maka digerus dengan dasar
salep yang sudah dicairkan.
Contoh-contoh resep:
R/
Pellidol
0,1
Ungt. Zinci oxyd
Md s
AD.
20
us. ext.
43
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
R/
Pellidol
0,5
Zinci oxyd. Liniment oleos 25
Md s
c.
AD.
us. ext.
Iodium
1) Kalau memenuhi kelarutan, dikerjakan seperti pada kamfer
2) Dilarutkan dalam larutan pekat KI atau NaI (seperti pada unguentum
Iodii dari Farmakope Indonesia)
3) Dilarutkan dalam etanol 95% kemudian tambahkan dasar salep
Contoh resep:
R/
Iodii
2
KALii IodidA
3
AquADest
5
Ungt. Simplex
90
Md su e
2.
Caranya: larutkan KI dalam air lalu tambahkan iodium hingga larut, setelah
itu gerus bersama unguentum simplex hingga homogen.
Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam air
a. Protargol (argentum proteinatum)
1) Larut dalam air dengan jalan menaburkan diatas air kemudian
didiamkan selama 15 menit ditempat gelap.
2) Bila dalam resep terdapat gliserol, maka Protargol digerus dengan
gliserin baru ditambah air, dan tidak perlu ditunggu 15 menit (gliserol
mempercepat daya larut protargol dalam air)
b. Colargol (argentum colloidale)
Sama dengan Protargol dan air yang dipakai â…“ kalinya.
c. Argenti Nitras
Jika dilarutkan dalam air akan meninggalkan bekas hitam pada kulit kerena
terbentuk Ag2O, karena itu pada pembuatan AgNO3 tidak dilarutkan dalam
air walaupun AgNO3 larut. Kecuali pada resep obat wasir.
d. Phenol
Sebenarnya phenol mudah larut dalam air tetapi dalam salep tidak
dilarutkan karena bekerjanya merangsang, juga tidak dapat diganti dengan
phenol liquefactum (campuran fenol dan air 77-81,5 %). Jadi dikerjakan
seperti pada kamfer dalam salep.
e. Bahan obat yang dalam salep tidak boleh dilarutkan ialah Argenti Nitras,
Phenol, Pyrogalol, Chrysarobin, Zinci Sulfas, Antibiotika, Oleum lecoris
Aselli, Hydrargyri Bichloridum dan Stibii et Kalii sulfas.
Contoh-contoh resep:
R/ KALii iodii
3
LANOlin
Ungt. Simplex
16
AD
30
Md su e
44
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Penyelesaian: KI dilarutkan dengan air yang diambil dari lanolin.
R/
ProCAIn HCl
0,1
Aq. RoSAE
1
Adeps lANAE
ZnO
AA
3
VASELin
AD
30
Md sue
3.
4.
Penyelesaian:
1) Procain HCl dilarutkan dengan aqua rosae
2) ZnO diayak dengan pengayak B40
Zat berkhasiat bentuk padat tak larut
Umumnya dibuat halus dengan mengayak atau menjadikannya serbuk halus
terlebih dahulu.
a. Belerang, tidak boleh diayak
b. Acidum Boricum, diambil yang pulveratum
c. Zinci Oxydum, harus diayak terlebih dahulu dengan pengayak No.100
Zat berkhasiat berupa cairan
a. Air
1) Terjadi reaksi, misalnya aqua calcis dengan minyak lemak akan terjadi
penyabunan. Untuk itu cara pengerjaannya adalah:
a) Diteteskan sedikit-sedikit
b) Dikocok dalam botol bersama minyak lemak kemudian baru
dicampur dengan bahan lainnya.
Contoh resep :
R/
Zinci Oxyd
Oleum SESAMI
AquA CALcis
b.
AA
10
Disini akan terjadi penyabunan Aqua Calcis dengan Oleum Sesami.
2) Tidak terjadi reaksi
a) Jumlah sedikit, diteteskan terakhir sedikit demi sedikit sampai
terserap oleh dasar salep.
b) Jumlah banyak, diuapkan atau diambil bahan berkhasiatnya dan
berat airnya diganti dengan dasar salep.
Alkohol
1) Jumlah sedikit, diteteskan terakhir sedikit demi sedikit sampai terserap
oleh dasar salep.
2) Jumlah banyak :
a) Tahan panas misalnya Tinc.Ratanhiae dipanaskan diatas tangas air
sampai sekental sirup atau â…“ bagian, kehilangan beratnya diganti
dengan dasar salep.
b) Tidak tahan panas:
45
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
i.
Diketahui perbandingannya maka diambil bagian-bagiannya
saja. Contoh: tinctura iodii.
ii. Tidak diketahui perbandingannya, diteteskan terakhir sedikit
demi sedikit.
Perlu diperhatikan bahwa kehilangan berat pelarutnya
hendaknya diganti dengan dasar salep. Bila dasar salep lebih
dari satu macam, maka harus diperhitungkan menurut
perbandingan dasar salep tersebut.
Contoh :
R/
Tinct. RATANHIae
6
VASELin
20
Adeps lANAE
10
Mf ungt.
Su e
5.
6.
setelah Tinct. Ratanhiae dipanaskan beratnya menjadi 2g, jadi
kehilangan berat sebanyak 4 g diganti dengan dasar salep yaitu
vaselin dan adeps lanae yang jumlahnya sesuai dengan
perbandingan vaselin dan adeps lanae dalam resep.
Vaselin
= 20 + 20/30 x 4 = 22,667
Adeps lanae= 10 + 20/30 x 4 = 11,333
c. Cairan kental
Umumya dimasukkan sedikit demi sedikit, contoh : Gliserin, Pix
Lithantracis, Pix Liquida, Oleum Cadini, Balsamum Peruvianum, Ichtyol,
Kreosot.
Zat berkhasiat berupa extractum
a. Extractum Siccum
Pada umumnya larut dalam air, jadi dilarutkan dalam air dan berat air
dikurangi dasar salep.
b. Extractum Liquidum
Dikerjakan seperti pada cairan dengan alkohol
c. Extractum Spissum
Diencerkan terlebih dahulu dengan air atau etanol.
Lain-lain
a. Naphtolum
Dapat larut dalam Sapo Kalinus, kalau tidak ada sapo kalinus dikerjakan
seperti kamfer.
b. Bentonit
Berupa serbuk halus yang dengan air membentuk massa seperti salep.
Senyawa Aluminium Silikat yang mengikat air. Cara pembuatan yang
terbaik dengan menambahkan sedikit demi sedikit kedalam air hangat
(direndam dalam air, biarkan kurang lebih 1 jam) salep dengan Bentonit
dan air tidak tahan lama, karena itu perlu ditambahkan lemak agar tidak
memisah airnya.
46
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep
1. Ichtyol, sebab jika ditambahkan pada massa salep yang panas atau digerus
terlalu lama dapat terjadi pemisahan.
2. Balsem-balsem dan minyak atsiri, balsem merupakan campuran dari damar dan
minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya sedangkan minyak
atsiri akan menguap.
3. Air, berfungsi sebagai pendingin dan untuk mencegah permukaan mortir
menjadi licin.
4. Gliserin, harus ditambahkan kedalam dasar salep yang dingin, sebab tidak bisa
campur dengan bahan dasar salep yang sedang mencair dan ditambahkan
sedikit-sedikit sebab tidak bisa diserap dengan mudah oleh dasar salep.
Pembuatan salep dengan cara meleburkan
Bahan dasar salep berbeda-beda konsistensinya. Dasar salep sering juga
terbuat dari dua bagian atau lebih yang konsistensinya berbeda. Untuk mendapatkan
suatu massa dasar salep yang baik, dicampurkan bahan-bahan sebagai berikut,
misalnya: cera dengan minyak lemak, meskipun titik leburnya berbeda jauh dapat
dilebur dalam perbandingan-perbandingan tertentu sehingga diperoleh massa yang
baik.
Umumnya hampir semua bahan dilebur dalam cawan penguap diatas tangas
air, sebagai pengaduk digunakan pengaduk kaca atau spatel kayu. Banyak juga dari
bahan-bahan yang dilebur tersebut kurang bersih, maka disaring dengan kain kassa
pada saat bahan panas dan tentunya berkurang beratnya sehingga bahan-bahan yang
dilebur dilebihkan penimbangannya sebesar 10-20 %.
Contoh salep yang dibuat dengan peleburan:
1. Unguentum Simplex (Ph. Ned. Ed. V)
R/
2.
CERA FlAVA
30
Oleum SESAMI
70
Simple Ointment
R/
Adeps lANAE
50
PARAffi Solidum
50
CetoSTEARyl
VASELin
3.
ALcohol
50
ALbA/FLAVA
Unguentum Lenies (Formularium Nasional 1978)
R/
CETACeum
12,5
CERA AlbA
12
PARAffin liquidum
56
NATRii tetRABORAX
0,5
AquADest
19 ml
47
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Pembuatan:
a. Larutkan natrii tetraborax kedalam air
b. Lebur cetaceum, cera alba dan paraffin liquid aduk hingga dingin
c. Campur keduanya
4. Unguentum lecoris Aselli (Ph.Ned Ed.V)
R/
Oleum Iecoris Aselli
40
CERA FlAVA
10
VASELin FlAVA
50
Pembuatan:
a. Lebur cera dan vaselin
b. Terakhir campur dengan oleum lecoris (oleum lecoris tidak dipanaskan)
D. RESEP YANG DIKERJAKAN
Dilihat pada Lampiran I
48
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
PRAKTIKUM XIV
SUPPOSITORIA
A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu membuat sediaan suppositoria dari resep dokter.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mampu memahami dan membedakan jenis sediaan suppositoria
3. Mahasiswa mampu meracik, mewadahi dan memberi etiket pada sediaan
suppositoria
C. TEORI
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang umumnya dimaksudkan
untuk dimasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh. melalui rektum, vagina,
kadang-kadang melalui saluran urin. Suppositoria setelah dimasukkan ke dalam
lubang tubuh dimana ia akan melebur, melunak atau melarut dan memberikan efek
lokal atau sistemik.
Tujuan pengobatan menggunakan sediaan suppositoria adalah :
1. Untuk pengobatan lokal pada rektum, vagina, urethra, misal wasir, infeksi dan
lain lain.
2. Sebagai alternatif bila oral tidak bisa dilakukan, misal pada bayi, pasien debil
(lemas, tidak bertenaga), muntah-muntah, gangguan system pencernaan (mual,
muntah), kerusakan saluran cerna.
3. Agar obat lebih cepat bekerja, karena absorpsi obat oleh selaput lendir rektal
langsung ke sirkulasi pembuluh darah.
4. Untuk mendapatkan prolonged action (obat tinggal ditempat tersebut untuk
jangka waktu yang dikehendaki).
5. Untuk menghindari kerusakan obat pada saluran cerna.
Bahan dasar suppositoria terdiri dari: basis berlemak yang meleleh pada suhu
tubuh (misalnya : Oleum Cacao), basis yang larut dalam air atau yang bercampur
dengan air (misalnya : Gliserin Gelatin, Polietilenglikol) dan basis campuran,
(misalnya: polioksil 40 stearat yaitu campuran ester monostearat dan distearat dari
polioksietilendiol dan glikol bebas).
1.
Supositoria dengan bahan dasar lemak coklat
Lemak coklat merupakan trigliserida, berwarna kekuningan, bau yang
khas. Jika dipanasi sekitar 30°C mulai mencair dan biasanya meleleh pada suhu
34°-35°C tetapi pada suhu dibawah 30°C merupakan masa semi-padat,
mengandung banyak kristal dari trigliserida padat dan merupakan bagian nyata
dari cairan dan yang cair diikat dengan tenaga tegangan muka.
49
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Untuk menaikkan titik lebur lemak coklat digunakan tambahan Cera atau
Cetaceum. Penambahan Cera tidak boleh lebih dari 6% sebab akan memperoleh
campuran yang mempunyai titik lebur diatas 37°C, jangan kurang dari 4%
karena akan memperoleh titik lebur yang lebih rendah dari titik lebur lemak
coklat (< 33°C). Jika obatnya merupakan larutan dalam air, perlu diperhatikan
bahwa lemak coklat hanya akan menyerap sedikit air. Penambahan Cera dapat
menaikkan daya serap lemak coklat terhadap air.
Contoh bahan dasar dengan lemak coklat
R/
AquAE HAMAMelid
3
CERA FlAVA
1,5
Oleum
25,5
CACAO
Mf suppos. No. X
2.
Supositoria dengan bahan dasar P.E.G
P.E.G adalah Polyaethilenglycolum dengan berat molekul antara 300
sampai 6000. Dalam perdagangan terdapat P.E.G. 400 (Carbowax 400), P.E.G.
1000 (Carbowax 1000), P.E.G 1500 (Carbowax 1500), P.E.G 4000 (Carbowax
4000) dan P.E.G 6000 (Carbowax 6000).
Contoh bahan dasar supositoria dengan P.E.G
R/ P.E.G 1500
P.E.G 400
1 bAGIAN
2 bAGIAN
Contoh rumus bahan dasar supositoria dengan P.E.G menurut Hassler dan
Sperandio
R/ P.E.G 4000
33%
P.E.G 400
47%
AquA
20%
Percobaan Hassler dan Sperandio dengan bermacam-macam garam
barbital yang larut dalam air menunjukkan dengan bahan dasar lemak coklat,
onset of action (mulai memberi efek) lebih cepat, sedangkan dengan bahan
dasar P.E.G menunjukkan duration of action (lama memberi efek) lebih lama.
Ini disebabkan bahwa lemak coklat cepat meleleh dan obat akan terlepas dan
dapat diabsorbsi, sedangkan dengan P.E.G basis harus larut, baru obatnya dapat
diabsorbsi.
3.
Supositoria dengan bahan dasar gelatin
Dalam Farmakope Belanda terdapat formula supositoria dengan bahan
dasar gelatin yaitu: panasi dua bagian Gelatin dengan 4 bagian air dan 5 bagian
gliserin sampai diperoleh masa yang homogen. Tambahkan air panas sampai
diperoleh 11 bagian. Biarkan masa cukup dingin dan tuangkan kedalam cetakan
sehingga diperoleh supositoria dengan berat 4 g.
50
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Obat yang ditambahkan dilarutkan atau digerus dengan sedikit air atau
gliserin yang disisakan dan dicampurkan pada masa yang sudah dingin. Bila
obatnya sedikit dikurangkan pada berat air dan bila obatnya banyak dikurangkan
berat masa bahan dasar.
R/
Zinci Oxyd.
0,100
ICHTAMmoli
0,250
Mf supp.gelATIOnes dtd No. X
S m. et vesp. 1 supp
D. RESEP YANG DIKERJAKAN
Dilihat pada Lampiran I
51
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh., 1990, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Anonim, 1929, Pharmacopee Netherland, Edisi V, Staatsuitgerij’s Graventhg, Brussel.
Anonim, 1978, Formulariun Nasional, Edisi II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sedíaan Farmasi, Edisi IV, UI-Press, Jakarta.
Jenkins, G.L., Francke, D.E., Brecha, E.A., Sperandio, G.J., 1957, Scoville’The Art of
Compounding, 9th Edition, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York Toronto
London
Joenoes, N. Z., 2014, Ars Prescribendi Resep yang Rasional, Edisi 2, Airlangga University
Press, Surabaya.
Suprapti, Tati, 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi: Praktikum Farmasetika Dasar,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Van Duin, C.F. dan Uffelie O.F., 1947, Receptur; Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori,
Penerjemah: Satiadarma, K., S.P. Nainggolan dan E. Wangsa Putra, PT. Soeroengan,
Jakarta.
52
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Lampiran 1. Resep
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ………………../………………....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
R/ Methylprednisolon
Tanggal…….………………
R/ Bedak Salicyl
2%
Lactosum
40 mg
Qs
Mf Pulv. No. X
25g
S b dd Pulv. I
S Bedak Gatal
Pro
: Baby
Umur
: 18 tahun
Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri
Pro
: Shakila
Umur
: 7 tahun
Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Tanggal : .........................
Dari
: dr. Andys
No. Resep : 065
Dibuat tgl : .....................
Umur/BB : 23 tahun
Untuk
: Nisa
Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri
R/ Aneurin HCl
Riboflavinum
aa
10 mg
SL
Qs
Mf Pulv. da in caps dtd No. X
S 1 d d Cap I
-ndet-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
53
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
R/ Camphora
Menthol
ZnO
Tanggal…….………………
R/ Atropin Sulfas
Lactosum
aa
2,5
Bolus alba
0,3 mg
Talcum
QS
Mf Pulv. adspers
M f Pulv d t d No. XII
0,5
ad
8
25
S Bedak
S t d d I Pulv.
Pro
: Shandy
Umur
: 7 tahun
Alamat : Jl. Trunojoyo 108 Kediri
Pro
: Boy
Umur
:
Alamat : Jl. Semanggi 95 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Dari
: dr. Andys
Tanggal : .........................
Dibuat tgl : .....................
No. Resep : 256
Untuk
: Nanda
Umur/BB : .........................
Alamat : Jl. Sutoyo 89 Kediri
R/
Papaverin HCl
Acetaminophen
Lactosum
1,5
aa
2,5
Qs
Mf Pulv. da in caps dtd No. X
S 1-0-1 Cap I pc
-ndet-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
54
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
R/ Ichtyol
Tanggal…….………………
R/ Provamed
5%
Lemak Domba
0,5
Kaolin
4,5
15
Talcum
250 mg
Mf Pulv. adspers
Codein tab
5 mg
S Bedak
Tremenza
½ tab
M f Pulv d t d No. X
S t d d Pulv. I
Pro
: Shella
Umur
: 7 tahun
Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri
Pro
: Lesty
Umur
:
Alamat : Jl. Semanggi 175 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Dari
: dr. Andys
Tanggal : .........................
Dibuat tgl : .....................
No. Resep : 095
Untuk
: Agung
Umur/BB : .........................
Alamat : Jl. Sutoyo 79 Kediri
R/
Bismuth Subnitras
100 mg
Ekstrak Belladonnae
10 mg
M f Pulv. d t d No. X
S 2 d d Pulv. I
-ndet-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
55
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
R/ Valisanbe
Salbuven
Tanggal…….………………
R/ Lodia
Papaverin tab
5 mg
Prednison
aa
No.I
M f Caps d t d No. X
S 3 dd Cap I
½
40 mg
Mefinal
250 mg
M f Pulv da in Caps d t d No. IX
S t d d Cap I
Pro
: Shanty
Umur
:
Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri
Pro
: Any
Umur
:
Alamat : Jl. Semanggi 175 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Dari
: dr. Andys
Tanggal : .........................
Dibuat tgl : .....................
No. Resep : 326
Untuk
: Maya
Umur/BB : .........................
Alamat : Jl. Sutoyo 109 Kediri
Iter 2x
R/
Digoxin
Furosemidum
No.I
20 mg
M f Pulv. da in caps d t d No. X
S 0-0-1 Cap I
-det 2x-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
56
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
R/
Ocuson
Tanggal…….………………
R/ Codikaf
Theobron
100 mg
Tismalin
aa
½
M f Caps d t d No. X
20 mg
S 3 d d Cap. I s n s
Tremenza
Vitamin B1
aa
½ tab
M f Caps d t d No. XI
S 2 d d Cap. I
Pro
: Shanaz
Umur
:
Alamat : Jl. Trunojoyo 198 Kediri
Pro
: Fany
Umur
:
Alamat : Jl. Semanggi 175 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Dari
: dr. Andys
Tanggal : .........................
Dibuat tgl : .....................
No. Resep : 079
Untuk
: Nindy
Umur/BB : .........................
Alamat : Jl. Sutoyo 199 Kediri
R/
Aminophyllin tab
200 mg
CTM
aa
No.I
Mucopect
Mf Pulv. da in caps dtd No. XX
S 2 d d Cap I pc
-det X-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
57
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
Tanggal…….………………
R/ Amoxicillin
R/ Aminophyllin
Theophyllin
aa
50 mg
Saccharum Lactis
QS
Codipront
7,5 mg
Cortidex
0,25 mg
Lactosum
QS
Mf Pulv. d t d No. X
80 mg
Thiamin HCl
125 mg
S 3 d d Pulv. I
M f Pulv. d t d No. X
S t d d Pulv. I
Pro
Umur
Alamat
Pro
Umur
Alamat
: Benny
:
: Jl. Semanggi 85 Kediri
: Sharon
:
: Jl. Trunojoyo 89 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Dari
: dr. Andys
Tanggal : .........................
Dibuat tgl : .....................
No. Resep : 089
Untuk
: Novita
Umur/BB : .........................
Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri
Iter 6 bulAN
R/
Rifampicin
300 mg
INH
200 mg
Vit. B6
10 mg
M f Caps. d t d No. XXX
S 1 d d Pulv. I
-det 6x + 20-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
58
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
Tanggal…….………………
R/ OBH
rp
R/ Papaverin HCl
KI
2
Syrup Sacchari
20
60 ml
Aquadest
100
5 mg
M f Potio
S t d d cth I
Adde pds
Codein HCl
1
ad
M f Potio
S q d d cth I
Pro
: Cintya
Umur
:
Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri
Pro
: Lanny
Umur
:
Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Dari
: dr. Andys
Tanggal : .........................
Dibuat tgl : .....................
No. Resep : 165
Untuk
: Niken
Umur/BB : .........................
Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri
R/ Oleum Ricini
10
PGA
QS
Papaverin HCl
0,8
Oleum Citri gtt
II
Aqua
100 cc
ad
M f la Emulsum
SonCI
-ndet-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
59
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
R/ Oleum Olivarum
Tanggal…….………………
R/ liquor Faberi
0,5
PGS
QS
15
Syrup Citri
rp
30 cc
Aqua
M f Potio
S u e
6
Camphora
ad
60
Suc
Pro
: Shoodam
Umur
:
Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri
Pro
: Dita
Umur
:
Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Dari
: dr. Andys
Tanggal : .........................
Dibuat tgl : .....................
No. Resep : 905
Untuk
: Linda
Umur/BB : .........................
Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri
R/ Coffein
1
Na Benzoas
Ekstrak Beladonnae
1,5
Syrup Rhoeados
25
Aqua
100
ad
0,1
M f Potio
Std d CI
-ndet-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
60
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
R/ Paracetamol
120 mg
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
Tanggal…….………………
R/ Bactrim
No. VI
Codein tab
0,08
CMC Na
0,5%
Syrup Thymi
15
60 ml
Aquadest
ad
Glycerin
0,5 ml
Propilenglikol
0,5 ml
Sorbitol 70%
Aethanolum 90%
1,25 ml
0,5 ml
Syrup Rhoeados
1,0 ml
Aqua
M f Elixir
ad
5 ml
S prn cth I
M f Suspensi
-dA 60 ml-
S 3 d d cth I
Pro
: Fajar
Umur
:
Alamat : Jl. Semanggi 751 Kediri
Pro
: An. Shalomita
Umur
: 6 tahun
Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Dari
: dr. Andys
Tanggal : .........................
No. Resep : 165
Dibuat tgl : .....................
Umur/BB : 25 tahun
Untuk
: Lisa
Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri
R/
Sol. Hydrogen Peroxyde dilutus
30 ml
Alumen
1%
Oleum Menthae Piperitae
gtt
Aqua
100 ml
ad
I
M d s gargle (jangan dikocok)
-ndet-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
61
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
Tanggal…….………………
R/ Camphora
R/ Resorcinol
Lanolin
Vas. Flavum ad
2
Vaselin
20
ad
10
25
M f Ungt.
0,5
Ol. Olivarum
3%
Sue
M f la Ungt.
S u e
Pro
: Celia
Umur
: 17 tahun
Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri
Pro
: Robby
Umur
: 18 tahun
Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Tanggal : .........................
Dari
: dr. Andys
No. Resep : 012
Dibuat tgl : .....................
Umur/BB : 20 tahun
Untuk
: Rina
Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri
R/ Ungt. Zinci Oxydum sec FMS
20 g
Adde
Sulfur Praecipitatum
2
M f Ungt.
Sue
-ndet-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
62
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
R/ Cera Flava
1
Cetaceum
2
Adeps lanae
2
Oleum Sesami
10
Aqua Rosae
5
Tanggal…….………………
Iter 1x
R/ Na Diclofenac
1%
CMC Na
QS
M f cream
Sue
M f Gel
S b i d applic. loc. dol.
-da 20 g-
Pro
: Sandra
Umur
: 27 tahun
Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri
Pro
: Yuyun
Umur
: 35 tahun
Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Dari
: dr. Andys
Tanggal : .........................
No. Resep : 135
Dibuat tgl : .....................
Umur/BB : 35 tahun
Untuk
: Sonia
Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri
R/
Pasta Lassari
20 g
-ndet-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
63
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
R/ Oleum Cacao
Oleum Olivae
9
Resorcin
Tanggal…….………………
R/ Ungt. 2 – 4
6
Acid Salicyl
20 g
Sulfur Praecip.
S u e
aa 0,3
0,75
M f Ungt.
S Salep rambut
Pro
: Billar
Umur
: 27 tahun
Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri
Pro
: Lubby
Umur
:
Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Dari
: dr. Andys
Tanggal : .........................
No. Resep : 157
Dibuat tgl : .....................
Umur/BB : 47 tahun
Untuk
: Nina
Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri
R/ Oleum Iecoris Aselli
Cera Flava
Vaselin Flava
6
1,5
1,5
M f Ungt.
S salep luka bakar
-ndet-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
64
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
RUMAH SAKIT DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803
Kediri
DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA
Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474
SIP No. 2003
IDI No.22/2003
Apotek RS DR.HUSADA
Apotek Luar
Tanggal……………………..
Dokter : dr. Andys
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
R/ Metronidazol
Ol. Cacao
0,5
4
M f Supp. dtd No. VI
Tanggal…….………………
R/ Cleansing cream
ad
S b d d Supp. I
20 g
S u e
Pro
: Salmafina
Umur
: 27 tahun
Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri
Pro
: Vania
Umur
: 23 tahun
Alamat : Jl. Semanggi 75 Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Tanggal : .........................
Dari
: dr. Andys
Dibuat tgl : .....................
No. Resep : 065
Untuk
: Renita
Umur/BB : .........................
Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri
R/ Paracetamol
PEG
0,5
ad
3,5
M f Suppos dtd No. VI
S b d d Supp. I
-ndet-
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
65
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Lampiran 2. Tugas
A. Praktikum I
1. Gambarlah alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Farmasetika kemudian
jelaskan fungsi serta ukuran dari alat-alat tersebut.
2. Jelaskan perbedaan obat bebas dan obat bebas terbatas, berikan masing-masing 5
contoh.
3. Jelaskan pengertian obat keras, berikan 5 contoh
4. Jelaskan pengertian obat wajib apotek, berikan 3 contoh
5. Jelaskan pengertian serta penggolongan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
B. Praktikum II
1. Jelaskan pengertian pulveres dan pulvis adspersorius
2. Hitung penimbangan bahan dari resep dibawah ini
R/ SALbuTAMol 20 mg
LACtosum
QS
M f Pulv. No. X
S t d d Pulv. I
C. Praktikum III dan IV
1. Hitung penimbangan bahan dari resep dibawah ini
R/ ChlorpheniRAMIN
MALEAS
2 mg
LACtosum QS
M f Pulv. No. XII
S t d d Pulv. I
2. Hitung dosis dari resep dibawah ini jika umur pasien 6 tahun (NIM Ganjil) dan 8
tahun (NIM Genap)
R/ ChlorpheniRAMIN
MALEAS
2 mg
LACtosum QS
M f Pulv. d t d No. XII
S t d d Pulv. I
3. Apa tujuan dilakukan pengenceran serbuk (jelaskan pendapat anda)
D. Praktikum V & VI
1. Hitung penimbangan bahan dari resep dibawah ini
R/ VALiSANbe
5 mg
Prednison
SALbuven
AA
½
M f Pulv. No. XI
S t d d Pulv. I
66
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
2. Hitung penurunan dosis dari resep dibawah ini jika umur pasien 4 tahun (NIM
Ganjil) dan 6 tahun (NIM Genap)
R/ ProVAMED
Codein
250 mg
TAb
20 mg
TremenzA
½
M f Pulv. d t d No. X
S t d d Pulv. I
E. Praktikum VII
1. Hitung dosis sinergis dari resep dibawah ini jika umur pasien 20 tahun (NIM
Ganjil) dan 25 tahun (NIM Genap)
R/ Atropin SulFAT
0,5 mg
EkSTRAK BelADonnAE
15 mg
SACCHARUM LACTIS
QS
M f Pulv. d t d No. X
S t d d Pulv. I
F. Praktikum VIII, IX & X
1. Hitung dosis dari resep dibawah ini jika umur pasien 5 tahun (NIM Ganjil) dan 7
tahun (NIM Genap)
R/ Coffein
0,75
NA BenzoAT
1
EkSTRAK BelADonnAE
0,15
Syrup RhoEADos
20
AquA
100 ml
AD
M f Potio
S t d d Cp I
2. Hitung dosis dari resep dibawah ini jika umur pasien 15 tahun (NIM Ganjil) dan
21 tahun (NIM Genap)
R/ Oleum Ricini
6
Gom ArAB
QS
PAPAVERIN HCl
0,8
Syrup Citri
20
AquA
AD
100
M f Potio
Son CI
67
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
3. Berapa banyak Alkohol 96% yang dibutuhkan jika akan membuat spiritus
sebanyak 50 ml? Jelaskan perhitungan anda
G. Praktikum XI, XII & XIII
1. Jelaskan peraturan-peraturan dalam pembuatan salep
2. Jelaskan Penggolongan dasar/basis salep berdasarkan pembawa dan berikan
masing-masing 3 contoh.
3. Jelaskan penggolongan cream berikan masing-masing 3 contoh
4. Sebutkan dan Jelaskan (Indikasi beserta Industri yang memproduksi) sediaan
salep, cream dan gel yang beredar di pasaran berikan masing-masing 5 contoh
H. Praktikum XIV
1. Jelaskan macam-macam sediaan suppositoria
2. Sebutkan sediaan suppositoria yang beredar di pasaran minimal 3 contoh beserta
Industri yang memproduksinya
68
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Lampiran 3. Contoh Jurnal
JURNAL PRAKTIKUM FARMASETIKA
LABORATORIUM FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
1. RESEP
NAMA
: Milea
NIM/ TINGKAT : 1018077/I
PRODI
: S1 Farmasi
HARI/TANGGAL: 03/03/2020
2.KELENGKAPAN RESEP
1. Tanggal Penulisan Resep
dr. Tuna
Jl. KH. Wachid Hasyim No. 67, Kediri
SIP 443/789/421.23/2017
Jam praktek : 08.00-09.00 WIB
2. Umur Pasien
3. Alamat Pasien
4. Tanda Tangan Dokter
5. Kekuatan Codikaf yang
Tgl : ....................
R/
dikehendaki adalah:
LAMeson 4 mg
⁄
10mg,15mg, 20mg
CTM
⁄
CODIKAf
6. Izin Penambahan Lactosum
⁄
GG
No.
I
M f pulv d t d No.X
S t dd Pulv. I pc
Pro
: Dilan
Umur : 10 th
3. RESEP STANDART
Glyseril guaikolat (ISO Hal 449)
R/Glyseril guaikolat 100 mg
CTM (FN Hal 302)
R/Chlorpheniramin maleat 4 mg
Codikaf
R/ Codein hydrocloridum 10 mg,15 mg,20 mg
Lameson
R/ Methylprendnisolone 4mg, 8mg, 16mg
69
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
4.
MONOGRAFI
Nama
Bahan Obat
CTM
Pemerian
Berbentuk
tablet
Kelarutan
Sukar larut dalam air
Khasiat
Referensi
Antihistaminikum
FI III Hal
berwarna kuning,
154
tidak berasa
GG
Berbentuk
tablet
Sukar larut dalam air
Ekspektoran
berwarna orange
ISO Hal
495
FI III 272
Codikaf
Berbentuk
tablet
Sukar larut dalam air
Antitusivum
FI III 172
Serbuk hablur,
Larut dalam 6 bagian air,
Zat tambahan
FI III Hal
putih,
larut dalam 1 bagian air
berwarna putih
Lactosum
tidak
berbau, rasa agak
mendidih,
manis
dalam
sukar
etanol
338
larut
(95%)P,
praktis tidak larut dalam
kloroform P dan eter P.
5.
PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN
PERMASALAHAN
Lameson, CTM , Codikaf dan GG berbentuk
PENYELESAIAN
Digerus sampai halus terlebih dahulu.
tablet.
Codikaf dan CTM memiliki dosis maksimum
Dihitung dosisnya sesuai dengan umur pasien.
Codikaf golongan narkotika
Digarisbawahi merah
Tablet lameson yang diminta jumlahnya tidak
utuh/pecahan.
Dilakukan pengenceran dengan penambahan
Sediaan obat yang dikehendaki adalah puyer dan
berat total sediaan perbungkus kurang dari 500 mg
Maka perlu penambahan lactosum
laktosa
70
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
6.
PERHITUNGAN DOSIS
1. Chlorpheniramin maleas ( - / 40 mg )
DM 1 x p
=
1xh
=
DP 1 x p
1xh
x 40 mg = 20 mg
= ⁄ tab x 4 mg/tab = 2 mg
= 3 x 2mg = 6 mg
1xp
=-
1xh
=
mg
mg
x 100 % = 30 % (TOD)
2. Codein HCl ( 60 mg/ 300 mg)
DM 1 x p
= x 60 mg = 30 mg
1xh
DP 1 x p
1xh
= x 300 mg = 150 mg
= ⁄ tab x 20 mg/tab = 15mg
= 3 x 15 mg = 45 mg
1xp
=
1xh
=
mg
mg
mg
mg
x 100 % = 50% (TOD)
x 100 % = 30% (TOD)
71
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
7.
PENIMBANGAN
Nama Bahan Obat
Pengambilan
(Perhitungan Penimbangan)
Bahan
Cek Fisik
Bahan Obat
Obat
Ket.
Juli 2022
Keras
√
Laktosa
Juli 2022
Excipient
√
CTM
Juni 2022
Keras
√
Codikaf 10 mg
Juni 2022
Narkotik
√
GG
Juni 2022
Keras
√
Laktosa
Juni 2022
Excipient
√
Lameson 16 mg
Lameson
(ED)
Golongan
= 1/4 tab x x 10 = 0,625 tab
Pengenceran lameson
Berat 1 tab lameson
= 200 mg
Laktosa
= 100 mg
= 200 mg + 100mg = 300mg
Pengenceran = x 300mg
= 187,5 mg = 185mg (dibulatkan)
Sisa pengenceran = 300mg – 185mg
= 115 mg (dibungkus)
CTM = ⁄ x 10 = 5 tab
Codikaf
= ⁄ x x 10 = 15 tab
GG = 1 tab x 10 = 10 tablet
Diketahui :
Total Sediaan = 3600 mg
Laktosa = (500 mg x 10) – 3600 mg
= 1400 mg
8.
PROSEDUR KERJA / TAHAP PERACIKAN
a.
Menyetarakan timbangan
b.
Mengambil 1 tablet lameson kekuatan 16 mg diencerkan dengan cara : menimbang 1 tablet lameson
lalu masukkan dalam mortir digerus sampai halus kemudian menimbang lactosum 100 mg, masukkan
dalam mortir, gerus sampai halus dan homogen, dari campuran tersebut timbang sediaan 185 mg
sebagai hasil pengenceran, sisanya bungkus diberi keterangan sisa pengenceran, sisihkan
c.
Mengambil 5 tablet CTM masukkan dalam mortir, gerus sampai halus, masukkan hasil pengenceran
lameson lalu gerus sampai homogen, sisihkan (campuran I).
d.
Mengambil 15 tablet Codikaf kekuatan 10mg , masukkan dalam mortir, gerus sampai halus, masukkan
campuran I gerus sampai homogen, sisihkan (campuran II).
72
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
e.
Mengambil 10 tablet GG masukkan dalam mortir, gerus sampai halus.
f.
Masukkan campuran II ke dalam mortir gerus sampai homogen.
g.
Menimbang semua sediaan yang ada dalam mortir, lalu tambahkan laktosum 1400 mg gerus sampai
homogen. Memindahkan sediaan dari mortir ke kertas perkamen.
9.
h.
Menata kertas perkamen sebanyak 10 lembar, bagi sediaan secara visual dari arah kiri ke kanan.
i.
Membungkus sediaan dari arah kanan ke kiri
j.
Masukkan puyer kedalam plastik klip, sertakan etiket putih dan label NI.
ETIKET DAN LABEL
a. Etiket
b. Label
Obat ini tidak boleh
diulang tanpa resep dokter
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL.K.H. WAHID HASYIM No. 65 KEDIRI
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
No. 01
Tgl. 03/03/2020
Dilan
3 x sehari 1 bungkus
SESUDAH / SEBELUM MAKAN
Y
10. SINONIM
CTM
:
Chloropheniramini maleas , bekachloreat
GG
:
gliseril guayakolat, guaicol glyceryl ether, glycerpol guaiacolate
Methylprednisolone
:
Depomedrol, urbason,medrone, medrol, neo medrol
Codikaf
:
codein hydrocloridum
11. BAHASA LATIN
Singkatan
Kepanjangan
Arti
R/
Recipe
Ambil
Qs
Quantum satis
Secukupnya
Mf
Misce fac
Campur buatlah
Pulv
Pulveres
Serbuk
Dtd
da tales dosis
berikan sesuai takaran
No
Nomero
Sejumlah
S
Signa
Tandai
tdd
ter de die
Tiga kali sehari
Pc
post coenam
Sesudah makan
73
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Lampiran 4. Jurnal Praktikum
JURNAL PRAKTIKUM FARMASETIKA
LABORATORIUM FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
1. RESEP
NAMA
NIM/TINGKAT
PRODI
HARI/TANGGAL
:
:
:
:
2. KELENGKAPAN RESEP
3. RESEP STANDART
74
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
4. MONOGRAFI
Nama Bahan Obat
Pemerian
Kelarutan
Khasiat
Referensi
5. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN
PERMASALAHAN
PENYELESAIAN
75
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
6. PERHITUNGAN DOSIS
7. PENIMBANGAN
Nama Bahan Obat
(Perhitungan Penimbangan)
Pengambilan
Bahan
Cek Fisik
Bahan (ED)
Golongan
Obat
Ket.
76
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
8. PROSEDUR KERJA / TAHAP PERACIKAN
9. ETIKET DAN LABEL
a. Etiket
10. SINONIM
b. Label
11. BAHASA LATIN
Singkatan
Kepanjangan
Arti
77
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Lampiran 5. Etiket Obat Dalam dan Obat Luar
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
78
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
SEBELUM / SESUDAH MAKAN
79
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
80
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
APOTEK RS.DR. HUSADA
Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No :
Tgl :
No :
Tgl :
No :
Tgl :
……………………….
……………………….
……………………….
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
(OBAT LUAR)
81
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Lampiran 6. Label NI dan Label Kocok Dahulu
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter
82
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
KOCOK DAHULU
83
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Lampiran 7. Blangko Copy Resep
APOTEK BHAKTI WIYATA
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA : 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA : 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY RESEP
Dari
:......................
Dibuat tgl : .....................
Untuk
: .....................
Alamat : .....................
COPY RESEP
Tanggal : .........................
No. Resep : ........................
Umur/BB : .........................
R/
Dari
:......................
Dibuat tgl : .....................
Untuk
: .....................
Alamat : .....................
Tanggal : .........................
No. Resep : ........................
Umur/BB : .........................
R/
pcc
pcc
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
(Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)
APOTEK RS. DR. HUSADA
APOTEK RS. DR. HUSADA
JL. KENANGA NO.1 KEDIRI
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
SIPA : 19781131/SIPA-56.98/2016/11559
JL. KENANGA NO.1 KEDIRI
APA : Apt. Sri Wahyuni N., S. Si
SIPA : 19781131/SIPA-56.98/2016/11559
COPY RESEP
Dari
:......................
Dibuat tgl : .....................
Untuk
: .....................
Alamat : .....................
COPY RESEP
Tanggal : .........................
No. Resep : ........................
Umur/BB : .........................
R/
Dari
:......................
Dibuat tgl : .....................
Untuk
: .....................
Alamat : .....................
Tanggal : .........................
No. Resep : ........................
Umur/BB : .........................
R/
pcc
stempel
(Apt. Sri Wahyuni N., S. Si)
pcc
stempel
(Apt. Sri Wahyuni N., S. Si)
84
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Lampiran 8. Label Peringatan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan
85
Petunjuk Praktikum Farmasetika Prodi S1 Farmasi — IIK Bhakti Wiyata Kediri
Download