MAKALAH “ASUHAN KEPERAWATAN BUDAYA” Disusun Oleh : Nama : Iswahyudi Firmansyah M. Tome NIRM : 1801068 Kelas : 3C Keperawatan Mata Kuliah : Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH MANADO PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN T/A : 2019/2020 1 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masi ada kekurangan baik dari segi susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah dibutuhkan agar makalah ini bisa sempurna. Manado, 09 Februari 2020 Penyusun 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................2 DAFTAR ISI...............................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4-5 A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................6-12 A. definisi budaya B. karakteristik budaya C. Perilaku budaya kesehatan D. keperawatan budaya E. konsep utama keperawatan budaya F. konsep sehat sakit menurut budaya masyarakat BAB III ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................13-20 BAB IV PENUTUP...................................................................................................21 A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan budaya merupakan suatu arah utama dalam keperawatan yang berfokus pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub budaya yang berbeda di dunia yang menghargaiperilaku caring, layanan keperawatan, niai-nilai, keyakinan tentang sehat sakit, serta pola-pola tingkahlaku yang bertujuan mengembangkan body of knowladge yang ilmiah dan humanistik guna memberitempat praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan ini menekankan pentingnya peran keperawatan dalam memahami budaya klien. Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock maupun culture imposition. Culturalshock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien) sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain. Teory keperawatan budaya matahari terbit, sehingga di sebut juga sebagai sunrise model matahari terbit (sunrise model ) ini melambangkan esensi keperawatan dalam transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang dimensi dan budaya serta struktur sosial yang, bersyarat dalam lingkunganyang sempit. Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut menurut Leininger di pengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan, Peran perawatan pada transcultural nursing teory ini adalah menjebatani antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan prosfesional melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut digambarkan oleh leininger. Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan tindakan keperawatan. 4 Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan tiga perinsip asuhan keperawatan, yaitu :1. Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau memperhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkan kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan. 2. Culture care accommodation/negatiation,yaitu prisip membantu, memfasilitasi, atau memperhatikan fenomena budaya, yang merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi, atau bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atau klien. 3. Culture care repatterning/restructuring, yaitu : prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah lebih baik. B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan definisi budaya 2. Bagaimana karakteristik budaya 3. Bagaimana Perilaku budaya kesehatan 4. Jelaskan definisi keperawatan budaya 5. Apa konsep utama keperawatan budaya 6. Bagaimana konsep sehat sakit menurut budaya masyarakat C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi budaya 2. Untuk mengetahui karakteristik budaya 3. Untuk mengetahui Perilaku budaya kesehatan 4. Untuk mengetahui definisi keperawatan budaya 5. Untuk mengetahui konsep utama keperawatan budaya 6. Untuk mengetahui konsep sehat sakit menurut budaya masyarakat 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Definisi Budaya Budaya bisa diartikan dari berbagai sudut pandang. Berdasarkan wujudnya misalnya, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama yaitu kebudayaan material dan nonmaterial. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi : mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencangkup barang-barang seperti televisi, pesawat terbang, stadion olah raga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Perilaku dari berbagai kelompok masyarakat dunia berbeda-beda, perilaku tersebut akan membentuk budaya tertentu. Respon masyarakat terhadap suatu peristiwa dalam kehidupan berbeda-beda bergantung pada bagaimana kebiasaan sekelompok masyarakat tersebut dalam menangani masalah.Setiap individu memiliki budaya baik disadari maupun tidak disadari, budaya merupakan struktur dari kehidupan. Istilah budaya pertama kali didefinisikan oleh antropolog Inggris Tylor tahun 1871 bahwa budaya yaitu semua yang termasuk dalam pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat dan kebiasaan lain yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat. (Brunner dan Suddart, 2001 ). Sedangkan petter (1993) mendefinisikan budaya sebagai nilainilai, kebudayaan sikap dan adat yangt berbagi dalam suatu kelompok dan berlanjut dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya akan dipakai oleh seseorang atau sekelompok orang dengan nyaman dari waktu ke waktu tanpa memikirkan rasionalisasinya. The American Herritage Dictionary mengertikan kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola prilaku yang dikirimkan melalui kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia. Banyak ahli budaya mendifinisikan arti budaya dan kebudayaan ini dengan berbagai argumen, tetapi intinya adalah sama, koentjaraningrat (1990) menjelaskan bahwa kebudayaan berasal dari bahasa sangsengkerta buddayah yeng berarti budi atau akal, bisa juga daya dari budi, sedangkan kebudayaana dalah hasil cipta, rasa dan karsa. Kessing (1992) mengadopsi berbagai pengertian kebudayaan dari para ahli yang kemudian dapat disimpulkan bahwa budaya adalah suatu yang mengandung unsur pengetahuan, kepercayaan, adat istiadat, prilaku yang merupakan kebiasaan yang diwariskan. 6 Budayaan atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.Kebudayaan juga didefinisikan sebagai rancangan hidup yang tercipta secara historis baik eksplisi tmaupun implisit, rasional, irasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk prilaku manusia (kluckhohn dan kelly, dalam kessing, 1992). Menurut swasono (1998), respon masyarat terhadap berbagai peristiwa kehidupan disebut budaya. Dan budaya ini berbeda-beda pada berbagai kelompok di masyarakat. Andrews dan Boyle (2003) mendefinisikan budaya dari Leininger (1978) bahwa budaya adalah pengetahuan yang dipelajar dan disebarkan dengan nilai, kepercayaan, aturan perilaku,dan praktik gaya hidup yang menjadi acuan bagi kelompok tertentu dalam berpikir dan bertindak dengan cara yang terpola. Purwasito (2003) menjelaskan bahwa kata budaya diambil dari bahasa sansekerta buddayah yang berarti akal budi. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata budaya bersinonim dengan kata ‘cuture’. Kata culture berasal dari bahasa latin ‘cultura’. Kata kultur atau kebudayaan adalah hasil kegiatan intelektual manusia, suatu konsep mencangkup berbagai komponenyang digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan hidupnya sehari-hari. Pendapat ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Oliver (1981) yang juga memberikan penekanan bahwa budaya merupakan sekumpulan ide yang digunakan manusia untuk menjawab permasalahan hidup yang mendasar. Zanden (1990) menjelaskan bahwa istilah kultur mengacu pada warisan sosial masyarakat yang mempelajari pola berpikir, merasa, dan bertindak yang ditularkan dari satu generasi ke generasi berikutnya termasuk penggunaan pola-pola tersebut dalam sesuatu yang bersifat materi. Sementara itu samovar dan poter (1995) mengutip pernyataan Adamsom dan Frost yang mengatakan bahwa kultur merupakan pola tingkah laku yang dipelajari yang merupakan satu kesatuan system yang bukan hasil ari keturunan. Dari semua definisi diatas jelaslah bahwa kultur atau memiliki karakteristik sendiri. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pemikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, 7 religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. B. Karakteristik Budaya Dincker (1996), menyimpulkan pendapat Boyle dan Andrews (1989), yang menggambarkan empat ciriesensial budaya yaitu : pertama, budaya dipelajari dan dipindahkan, orang yang mempelajari budaya mereka sendiri sejak lahir. Kedua, budaya berbagi bersama, anggota-anggota kelompok yang sama membagi budaya baik secara sadar maupun tidak sadar, perilaku dalam kelompok merupakan bagian dari identitas budayanya. Ketiga, budaya adalah adaptasi pada lingkungan yang mencerminkan kondisi khusus pada sekelompok manusia seperti bentuk rumah, alat-alat dan sebagainya. Adaptasi budaya pada negara maju diadopsi sesuai dengan tehnologi yang tinggi. Keempat, budaya adalah proses yang selalu berubah dan dinamis, berubah seiring kondisi kebutuhan kelompoknya, misalnya tentang partisipasi wanita dan sebagainya. Penelitian batak Toba di Indonesia yang beradaptasi dengan suku Sunda dengan merubah adat ketatnya karena menyesuaikan diri dengan budaya setempat. Menurut Samovar dan Porter (1995) ada 6 karakteristik budaya : 1. Budaya itu bukan keturunan tapi dipelajari, jika seorang anak lahir di Amerika dan hidup di Amerika dari orangtua yang berkebangsaan Indonesia maka tidaklah secara otomatis anak itu bisa berbicara dengan bahasa Indonesia tanpa ada proses pembelajaran oleh orangtuanya. 2. Budaya itu ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya, kita mengetahui banyak hal tentang kehidupan yang berhubungan dengan budaya kerena generasi sebelum kita mengejarkan kita banyak hal tersebut. Suatu contoh upacra penguburan placenta pada masyarakat jawa, masyarakat tersebut tidak belajar secara formal tetapi mengikuti prilaku nenek moyangnya. 3. Budaya itu berdasarkan simbol, untuk bisa memepelajari budaya orang memerlukan simbol. Dengan simbol inilah nantinya kita dapat saling bertukar pikiran dan komunikasi sehingga memungkinkan terjadinya proses transfer budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contoh beberapa simbol yang mengkarakteristikkan budaya adalah kalung pada suku dayak, manik-manik, gelang yang semua itu menandakan simbol pada budaya tertentu. 8 4. Budaya itu hal yang bisa berubah, karena budaya merupakan sistem yang dinamis dan adaftif maka budaya rentan terhadap adanya perubahan. Misalnya pada sekelompok masyarakat merayakan kelahiran dengan tumpeng atau nasi kuning, pada zaman modern tradisi tersebut berubah yaitu menjadi kue ulang tahun. 5. Budaya itu bersifat menyeluruh, satu elemen budaya dapat mempengaruhi elemen-elemen budaya yang lain. Misalnya lingkungan sosial akan dapat memepengaruhi prilaku seseorang yang tinggal dilingkungan tersebut. 6. Budaya itu etnosentris, adanya anggapan bahwa buadaya kitalah yang paling baik diantara budaya-buadaya yang lain. Suku badui akan merasa budaya Badui yang benar, apabila melihat perilaku budaya dari suku lain dianggap aneh, hal ini terjadi pada kelompok suku yang lain. Meskipun tiap kelompok memiliki pola yang dapat dilihat yang membantu membedakannya dengan kelompok lain, sebagian besar individu juga mengungkapkan keyakinan atau sifat yang tidak sesuai dengan norma kelompok. Seseorang bisa sangat tradisional dalam satu aspek dan sangat modern dalam aspek lain. Ketika orang sakit, mereka kadang menjadi lebih tradisional dalam harapan mereka dan pemikiran mereka. Juga ada variasi signifikan dengan dan antara kelompok. Pengetahuan tentangkelompok juga bernilai ketika memberikan sekumpulan harapan realistik. Tetapi, hanya belajar tentangindividu atau keluarga yang dihadapi sehingga tenaga medis dapat memahami dalam hal apa pola kelompok bermakna (Leininger 2000). C. Perilaku Budaya Kesehatan Adat kebiasaan yang dikembangkan di suatu negara atau daerah, suku atau sekelompok masyarakat merupakan praktek hidup budaya, Amerika, Australia, dan negara lainnya termasuk Indonesia merupakan sebuah negara mempunyai berbagai suku dan daerah dimana tiap suku atau daerah tersebut mempunyai adat kebiasaan yang berbeda-beda dalam menangani masalah kesehatannya dimasyarakat. Ada perilaku manusia, cara interaksi yang dipengaruhi kesehatan dan penyakit yang terkait dengan budaya, diantaranya adalah perilaku keluarga dalam menghadapi kematian, menurut Crist (1961) yang ditulis oleh Koentjaraningrat (1990), dari hasil studi komaratifnya. Menyimpulkan bahwa ada perbedaan sikap manusia dengan berbagai kebudayaan yang berbeda-beda dalam menghadapi maut. Menurut Bendel (2003) di Indonesia terdapat pruralisme system pengobatan di mana berbagai cara penyembuhan yang berbeda-beda hadir berdampingan termasuk humoral medicine dan elemen magis. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku 9 bangsa dimana tiap suku atau kelompok masyarakat tersebut akan mempunyai norma, perilaku, adat istiadat yang berbeda-beda termasuk dalam mencari penyembuhan yang terkait dengan perilaku budaya. Menurut Bendel (2003) dalam masyarakat Indonesia terdapat kepercayaan tradisional pada hal-hal gaib. D. Definisi Keperawatan Budaya Keperawatan transkultural merupakan istilah yang sering digunakan dalam cross-cultural atau lintas budaya, intercultural atau antar budaya, dan multikultural atau banyak budaya (Andrews,1999). Leininger merupakan ahli antropologi keperawatan sejak pertengahan lima puluhan yang merencanakan bahwa transkultural nursing merupaer mendefinisikan “transkultural Nursing” kan area formal yang harus diaplikasikan dalam praktik keperawatan (leininger,1999;McFarland,2002). Leininger mendefinisikan”transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam keperawatan yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang universasl dalam keperawatan (Andrews and Boyle,1997: Leininger dan McFarland,2002). Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan kultur. Selain itu juga untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam keperawatan yang humanis sehingga terbentuk praktik keperawatan sesuai dengan kultur dan universal (leininger,1978). E. Konsep Utama Keperawatan Budaya Leininger (2002), beberapa asumsi yang mendasari konsep transkultural berasal dari hasil penelitian kualitatif tentang kultur, yang kemudian teori ini dipakai sebagai pedoman untuk mencari culture care yang akan diaplikasikan. 1) Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara culture satu tempat dengan tempat yang lainnya. 2) Caring act dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku caring semestinya diberikan pada manusia sejak lahir , masa perkembanga , masa pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala meninggal. 10 3) Caring adalah esensi dari keperawatan dan membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staff dan kelompok lain. 4) Identifikasi universal dan nonuniversal kultur dan perilaku caring profesional, kepercayaan dan praktek adalah esensi untuk menemukan epistemology dan ontology sebagai dasar dari ilmu keperawatan. 5) Culture adalah berkenaan dengan mempelajari, membagi dan transmisi nilai, kepercayaan norma dan praktek kehidupan dari sebuah kelompok yang dapat terjadi tuntunan dalam berfikir, mengambil keputusan, bertindak dan berbahasa. 6) Cultural care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang mana membimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu lain atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, meningkatkan kondisi kehidupan atau kematian serta keterbatasan. 7) Nilai kultur berkenaan dengan keputusan/kelayakan yang lebih tinggi atau jalan yang diinginkan untuk bertindak atau segala sesuatu yang diketahui yang mana biasanya bertahan dengan kultur pada periode tertentu. 8) Perbedaan kultur dalam keperawatan adalah variasi dari pengertian pola, nilai atau simbol dariperawatan, kesehatan atau untuk meningkatkan kondisi manusia, jalan kehidupan atau untuk kematian. 9) Culture care universality berkenaan dengan hal umum, merupakan bentuk dari pemahaman terhadappola, nilai atau simbol dari perawatanyang mana kiltur mempengaruhi kesehatan atau memperbaiki kondisi manusia. 10) Etnosentris adalah kepercayaan yang mana satu ide yang dimiliki, kepercayaan dan prakteknya lebih tinggi untuk kultur yang lain. 11) Cultural imposition berkenaan dengan kecendrungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas kultur lain karena mereka percaya bahwa ide mereka lebih tinggi dari pada kelompok lain. 11 F. Konsep Sehat Sakit Menurut Budaya Masyarakat Sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan social seseorang. Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit. Penyebabnya bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan,makanan, kebiasaan hidup, ketidakseimbangan dalam tubuh. Masyarakat menggolongkan penyebabsakit ke dalam 3 bagian, yaitu karena pengaruh gejala alam seperti panas atau dingin terhadap tubuhmanusia, makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin, supranatural seperti roh,guna-guna, setan.Berikut adalah contoh konsep sehat sakit menurut masing-masing daerah, contohnya konsep sakitmenurut budaya NTT, dikatakan sakit apabila masyarakat sekitar merasakan pusing dan tidak mampu menjalankan aktifitas. Begitu pula di daerah jawa, dikatakan sakit apabila masyarakat sekitar tidakmampu melakukan aktifitas seperti biasanya, sedangkan dikatakan sehat apabila masyarakat sekitar mampu berjalan, berfikir, dan dapat menjalankan aktifitas sehari-hari tanpa ada hambatan atau kendala. 12 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN Contoh Kasus Transkultural pada pasien dengan Gangguan Pernafasan Klien Tn. D berusia 35 tahun, tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya di Tegal Jawa Tengah. Pendidikan terakhir klien adalah SMA. Klien bekerja di pabrik. Istri klien bernama Ny. E berusia 28 tahun, pendidikan terakhir SMP. Istri klien seorang buruh cuci. Setiap bulan penghasilan klien sekitar 800.000. dan penghasilan istrinya 15.000 per hari. Klien dan keluarganya beragama Islam. Setiap harinya klien selalu melaksanakan shalat berjamah bersama keluarga kecilnya. Sehari-hari klien menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia. Sehari-hari klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya untuk merokok. Baginya merokok merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki sejati. Klien telah merokok selama 10 tahun. Kebiasaan tersebut tidak dapat di hentikan oleh klien karena jika tidak merokok klien merasa mulutnya pahit. Bahkan klien lebih memilih untuk menahan lapar dari pada harus menahan untuk tidak merokok. Dan karena sibuk bekerja klien jarang untuk berolahraga Dalam seminggu terakhir ini klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika cuaca dingin. Merasakan sakit pada bagian dada, pundak, punggung, dan lengan disertai dengan penurunan berat badan. Klien dan istrinya menganggap bahwa itu adalah hal yang biasa dan efek dari kelelahan karena bekerja. Untuk memperbaiki kondisinya, klien mendapatkan wejangan dari mertuanya untuk banyak memberikan buah dan sayur seperti kembang kol, brokoli, kubis, kentang, jus apel dan manggis. Karena menurut kepercayaan buah dan sayur yang berwana hijau dapat menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur berwarna merah dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan. (yang dimaksud kesungguhan adalah kesungguhan untuk sembuh). Namun dalam pengolahan buah dan sayur tersebut istri klien memotongnya terlebih dahulu baru kemudian dicuci dan saat merebusnya tidak di tutup. Karena dirasa kondisi klien tidak membaik maka istrinya, membawa klien ke RS Cepat Sembuh untuk periksa. Oleh dokter yang memeriksa klien dicurigai mengidap kanker paru, untuk memastikan hal tersebut klien harus melakukan pemeriksaan MRI. Setelah hasilnya keluar ternyata dugaan dokter tersebut benar. Klien menderita kanker paru-paru. Dan saat ini 13 didiagnosa kanker paru stadium IIB. Dimana kanker tersebut telah menyebar ke kelenjar getah bening, dinding dada, diafragma, lapisan yang mengelilingi jantung. Setelah dianamnesa oleh perawat ternyata klien mempunyai kebiasaan merokok dan jarang berolahraga. Akhirnya klien disarankan untuk melakukan kemoterapi. Namun klien menolak untuk melakukan kemoterapi. Karena klien dan istrinya merupakan orang Jawa asli sehingga mereka masih kental menganut tradisi dan budaya Jawa. Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan segitiga yang berasal dari nenek moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kanker paru yang dideritanya. Dan menurut klien dengan pernafasan segitiga ini klien tidak perlu mengeluarkan banyak biaya. Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing Pada Gangguan Pernafasan A. Pengkajian 1. Faktor Teknologi a. Klien dibawa ke palayanan kesehatan yaitu ke RS Cepat Sembuh, klien di periksa oleh dokter b. Klien melakukan pemeriksaan MRI, dan diketahui bahwa klien menderita kanker paru-paru stadium IIB 2. Faktor agama dan falsafah hidup a. Agama yang dianut yaitu Islam b. Setiap harinya klien selalu melaksanakan shalat berjamah bersama keluarga kecilnya. 3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan Identitas klien Nama : Tn. D Umur : 35 tahun Jenis kelamin : Laki-laki 14 Status : Sudah menikah Pendidikan : Lulusan SMA Pekerjaan : Bekerja di Pabrik Penghasilan : Rp. 800.000 Mempunyai tanggungan 2 orang anak 4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup a. Sehari-hari klien menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia. b. Bagi klien merokok merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki sejati. c. Menurut kepercayaan di keluarga klien buah dan sayur yang berwana hijau dapat menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur berwarna merah dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan. (yang dimaksud kesungguhan adalah kesungguhan untuk sembuh) d. Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan segitiga yang berasal dari nenek moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kanker paru yang dideritanya. 5. Faktor politik a. Kebijakan dan peraturan pelayanan kesehatan, yaitu: Alasan datang ke RS Cepat Sembuh Klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika cuaca dingin. Merasakan sakit pada bagian dada, pundak, punggung, dan lengan disertai dengan penurunan berat badan. b. Kebijakan yang didapat di RS Cepat Sembuh Klien melakukan pemeriksaan MRI dan disarankan untuk melakukan kemoterapi 15 6. Faktor ekonomi a. Sumber biaya pengobatan Biaya dari penghasilan klien dan istrinya. Karena klien tidak mengikuti asuransi kesehatan b. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien Biaya hidup sehari-hari dari penghasilan klien (800.000) dan istrinya (15.000 per hari) 7. Faktor pendidikan a. Klien merupakan lulusan SMA B. Diagnosa 1. Data : Klien mendapatkan wejangan dari mertuanya untuk banyak memberikan buah dan sayur seperti kembang kol, brokoli, kubis, kentang, jus apel dan sirsak. Menurut kepercayaan di keluarga klien buah dan sayur yang berwana hijau dapat menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur berwarna merah dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan. (yang dimaksud kesungguhan adalah kesungguhan untuk sembuh) Dalam pengolahan buah dan sayur tersebut istri klien memotongnya terlebih dahulu baru kemudian dicuci dan saat merebusnya tidak di tutup. Masalah : Potensial Peningkatan Pengetahuan 2. Data : Klien dan istrinya merupakan orang Jawa asli sehingga mereka masih kental menganut tradisi dan budaya Jawa. Klien menolak kemoterapi 16 Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan segitiga yang berasal dari nenek moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kanker paru yang dideritanya Masalah : Ketidakpatuhan pengobatan 3. Data : Klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya untuk merokok. Baginya merokok merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki sejati. Klien telah merokok selama 10 tahun. Kebiasaan tersebut tidak dapat di hentikan oleh klien karena jika tidak merokok klien merasa mulutnya pahit. Klien lebih memilih untuk menahan lapar dari pada harus menahan untuk tidak merokok Karena sibuk bekerja klien jarang untuk berolahraga . Masalah : ………………………………………………………………………… C. Intervensi Dx 1 : Potensial Peningkatan Pengetahuan Intervensi : Mempertahankan budaya (Maintenance) 1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga bahwa kembang kol, brokoli, kubis, apel dan manggis baik untuk membantu menyembuhkan penyakit kanker paru-paru. Kembang kol mengandung glokosinolat yang mengandung sulfur, antioksidan seperti kamferol, asam sinamat yang telah dikenal dapat membantu mencegah terjadinya kanker dengan cara menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Brokoli mempunyai kandungan Sulforaphan dan antioksidan yang membantu untuk menetralkan karsinogenik. Kandungan bekarotin yang ada di dalam brokoli mampu mencegah kanker kanker paru-paru 17 Kubis penuh fitonutrien, yang menghasilkan enzim yang terlibat dalam detoksifikasi tubuh. Enzim ini membantu untuk melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan beberapa jenis kanker yang berbeda, termasuk paru-paru Apel mengandung flavonoid, quercetin, dan aringin yang berperan dalam mencegah kanker paru-paru Manggis mengandung antioksidan yang membuang racun dari dalam tubuh yang bisa menyebabkan timbulnya kanker. Alfamangostin berperan mengendalikan sel kanker 2. Motivasi klien untuk tetap memperbanyak konsumsi buah dan sayur Restrukturisasi budaya 1. Jelaskan kepada klien dan keluarganya bahwa pengolahan buah dan sayur yang salah dapat mengurangi atau menghilangkan manfaat yang di terkandung dalam buah dan sayur tersebut 2. Jelaskan mengenai cara pengolahan yang baik dan benar. Sebelum diolah sebaiknya buah dan sayur dicuci terlebih dahulu baru kemudian di potong, kemudian saat merebus atau mengolahnya harus ditutup agar vitamin dan mineral yang terkandung tidak ikut menguap Dx 2 : Ketidakpatuhan pengobatan berhubungan dengan sistem yang diyakini (pernafasan segitiga) Intervensi : Negosiasi budaya 1. Beri penjelasan pada klien bahwa “pernafasan segitiga” saja tidak cukup untuk menyembuhkan penyakit kanker. 2. Berikan dukungan kepada klien dan keluarga untuk tetap melakukan pernafasan segitiga selama tidak mengganggu pelaksanaan kemoterapi 3. Beri fasilitas dan waktu kepada klien untuk melaksanakan budayanya yaitu “pernafasan segitiga”. 18 Merestrukturisasi budaya 1. Diskusikan kesenjangan budaya yang dianut klien dengan terapi kesehatan yang harus di jalani klien 2. Jelaskan kepada klien dan keluarganya bahwa penyakit kanker merupakan penyakit yang ganas dan perkembangannya sangat cepat sehingga harus segera mendapatkan pertolongan dengan segera 3. Jelaskan kepada klien dan keluarga apabila klien tidak segera mengikuti kemoterapi akan membahayakan keselamatan klien. 4. Jelaskan kepada klien dan keluarga bahwa kemoterapi bertujuan untuk menghambat dan membunuh sel-sel kanker, sehingga tidak semakin menyebar ke organ lain 5. Berikan gambaran kepada klien tentang keberhasilan kemoterapi terhadap orangorang yang sebelumnya menderita penyakit kanker paru-paru dan melakukan kemoterapi. Dx 3:……………………………………………………………… Intervensi Negosiasi budaya 1. Beri motivasi kepada klien untuk berhenti merokok, karena merokok dapat memperparah penyakitnya. 2. Berikan masukan kepada klien jika klien merasa mulutnya pahit ketika tidak merokok maka hal itu dapat digantikan dengan makan permen. Restrukturisasi budaya 1. Kaji persepsi klien mengenai sehat sakit 2. Jelaskan kepada klien mengenai zat-zat adiktif yang terkandung dalam rokok dan bahayanya bagi kesehatan o nikotin dapat menyebabkan terhentinya pernapasan, meningkatkan tekanan darah serta mempercepat denyut jantung. o Karbon monoksida jaringan pembuluh darah menyempit dan mengeras sehingga terjadi penyumbatan. 19 o Tar mengandung senyawa Benzopiren dan Zenyfenol yang bekerja untuk mempercepat aktivitas 20 sel-sel kanker. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Keperawatan Transkultural adalah suatu area/wilayah keilmuan budaya pada proses belajar dan praktekkeperawatan yang focus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargaiasuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepadamanusia (Leininger, 2002). B. SARAN Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, mohon maaf jika terdapat berbagai kesalahan. 21 DAFTAR PUSTAKA Marilyann E Dkk. 1993 Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman Untuk Perencanaan danPendokumentasian Perawatan. Jakarta : EGCMooehed, Sue dkk.2004. Nursing Outcomes Classification (NOC). Jakarta : Mosby ElevierDoengoes. M. 2001. 22