Uploaded by User68014

MAKALAH INOVASI PDDK EKONOMI

advertisement
INOVASI PENDIDIKAN PEMBELAJARAN EKONOMI
(Metode Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi)1
Armiati
Universitas Negeri Padang
Email: [email protected]
Abstrak: Pembelajaran ekonomi pada umumnya merupakan
pembelajaran konsep yang bersifat hafalan. Fokus utama pembelajaran
ekonomi itu adalah bagaimana menghadirkan kondisi riil dari
aktivitas-aktivitas pelaku ekonomi yang terdiri dari produsen,
konsumen dan distributor dalam situasi nyata. Sampai saat ini
mayoritas guru-guru ekonomi di sekolah masih menggunakan metode
pembelajaran yang konvensional seperti ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas. Hal ini membuat pelajaran ekonomi tidak menarik
dan membosankan. Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
ekonomi tersebut, salah satu inovasi yang bisa dilakukan oleh guru
adalah dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi berbasis
inkuiri. Melalui metode tersebut, dapat memberikan wawasan untuk
mengajarkan konsep-konsep ekonomi yang lebih kreatif dan inovatif
dan siswa diajak terlibat langsung dalam proses KBM.
Kata Kunci : Inovasi, Pendidikan, Pembelajaran Ekonomi
A. Pengertian Inovasi
Inovasi berarti berasal dari kata “innovation” dari bahasa Inggris, sering
diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan (S. Wojowasito dalam
Ibrahim, 1988). Tetapi, ada yang menjadikan kata innovation dalam bahasa
Indonesia menjadi inovasi. Inovasi terkadang dipakai untuk menyatakan
penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan dalam
bahasa Inggris disebut discovery dan invention. Kata innovation, discovery, dan
invention mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya
barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui, atau memang
benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Inovasi dapat menggunakan
diskoveri atau invensi. Berikut dijelaskan ketiga pengertian tersebut satu persatu.
Diskoveri (discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya
benda atau hal yang ditemukan sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya
1
Disampaikan pada Seminar Nasional, Pengembangan Ilmu Ekonomi dalam Menghadapi Globalisasi, hal. 181-192,
ISBN: 978-602-8819-34-3, UNP Press Padang, Fakultas Ekonomi UNP, Maret 2011
penemuan benua Amerika. Sebenarnya benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi
baru ditemukan oleh Colombus pada tahun 1492. Invensi (invention) adalah suatu
penemuan sesuatu yang benar-banar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda
atau hal yang ditemukan itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian
diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori
pendidikan model pakaian dan sebagainya. Inovasi (innovation) adalah suatu ide,
barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru
bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi
maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan suatu masalah tertentu (Ibrahim, 1988).
Pengertian lain dari inovasi datang dari Miles (1964), yaitu;
Innovation is a special of the genus “change” Generally
speaking it seems useful to define an innovation as a
deliberate, novel, specific change, which is thought to be more
efficacious in accomplishing the goal of system.
Sedangkan Rogers (1983) memberikan definisi inovasi sebagai berikut;
An innovation is an idea, practice, or object that is perceived
as new by an individual or other unit of adoptional it matters
little, so far as human behavior is concerned, wheather or not
an idea is “objectively” new as measured by the lapse of time
since its first use or discovery. The prceived newness of the
idea for the individual determines his or her reaction to it. If
the idea seems new to the individual, it is an innovation.
Dari beberapa definisi inovasi di atas dapat diketahui bahwa tidak ada
perbedaan mendasar tentang pengertian inovasi antara satu dengan yang lain. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa inovasi ialah suatu ide, hal-hal yang praktis,
metode, cara, barang-barang bantuan manusia, yang diamati atau dirasakan
sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Hal
yang baru itu dapat berupa hasil invensi atau diskoveri yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu dan diamati sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau
sekelompok masyarakat. Jadi inovasi adalah bagian dari perubahan sosial.
Selanjutnya kata inovasi identik dengan modernisasi. Inovasi dan
modernisasi adalah sama-sama perubahan sosial, perbedaannya hanya pada
penekanan ciri dari perubahan. Inovasi menekankan pada ciri adanya suatu yang
diamati sebagai suatu yang baru bagi individu atau masyarakat. Sedangkan
2
modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke
modern, atau dari belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa
diterima suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi.
Menurut Rogers (1983), bahwa hal yang mempengarui cepat lambatnya
penerimaan inovasi sebagai berikut: (1) Keuntungan relatif, yaitu sejauhmana
inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya, (2) Kompatibel, kesesuaian
inovasi dengan nilai, pengalaman, dan kebutuhan penerima, (3) Kompleksitas,
tingkat kesukaran inovasi. Inovasi yang mudah akan cepat diterima, (4)
Trialabilitas, artinya dapat dicoba atau tidak, inovasi yang dapat dicoba akan cepat
diterima, dan (5) Dapat diamati, inovasi yang hasilnya mudah diamati akan cepat
diterima.
Dengan memahami hal-hal tersebut, para pendidik dapat menganalisa
inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat memanfaatkan
hasil analisisnya untuk mempercepat proses penerimaan inovasi.
B. Inovasi Pendidikan
Dari pandangan inovasi di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk
memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan adalah suatu ide,
barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau
diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk
memecahkan masalah pendidikan.
Inovasi mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar
sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Lembaga kependidikan tidak
boleh terpesona oleh sarana yang ada, metode dan teknik lama yang mungkin
sudah tidak relevan lagi harus dibenahi, kemudian perputaran zaman akan sangat
berpengaruh kepada pelayanan anak pada masa sekarang dalam proses
pembelajaran. Oleh karena berbagai hal, maka lembaga pendidikan harus mampu
membuat program yang efektif dan efisien sesuai dengan perkembangan zaman,
situasi, kondisi dan kebutuhan.
Wijaya (1988) mengatakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan inovasi pendidikan yaitu; 1) Guru, guru adalah orang yang sangat
3
berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus betulbetul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu
mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandanga luas dan kriteria bagi seorang
guru ialah harus memiliki kewibawaan. Pengetahuan, teknik mengajar, juga
pengalaman-pengalaman tidaklah cukup untuk mempengaruhi sesorang. Oleh
karena itu, untuk mengadakan inovasi, kita harus meningkatkan profesionalisme
guru, 2) Siswa, siswa merupakan objek utama dalam proses belajar mengajar.
Siswa dididik oleh pengalaman belajar mereka, dan kualitas pendidikannya
bergantung pada pengalamannya, kualitas pengalaman-pengalaman, sikap-sikap,
termasuk sikap-sikapnya pada pendidikan. Oleh karena itu, dalam mengadakan
inovasi, kita harus memperhatikan segi siswa karena siswa itu merupakan objek
yang akan diarahkan, 3) Fasilitas, Proses belajar mengajar akan berjalan lancar
kalau ditunjang oleh sarana yang lengkap. Oleh karena itu masalah fasilitas
merupakan masalah yang esensial dalam pendidikan, maka dalam inovasi kita
harus serempak pula memperbaharui mulai dari gedung sekolah sampai kepada
masalah yang paling dominan, yaitu alat peraga, 4) Program/tujuan/rencana,
Dalam proses belajar mengajar kita harus mempunyai tujuan yang jelas. Kita
harus meneliti apa tujuan pendidikan nasional kita, apa pula tujuan
institusionalnya, kurikulernya sampai kepada tujuan yang sangat spesifik sekali
(TIK), dan 5) Kurikulum, kurikulum dalam arti luas ialah yang meliputi seluruh
program dan kehidupan dalam sekolah. Kurikulum sekolah dapat dipandang
sebagai bagian dari kehidupan. Kurikulum itu tidak statis, tetapi dinamis dan
senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang
mendasarinya.
C. Paradigma Konvensional Dalam Pembelajaran Ekonomi
Pembelajaran ekonomi pada umumnya merupakan pembelajaran konsep
yang bersifat hafalan. Fokus utama pembelajaran ekonomi itu adalah bagaimana
menghadirkan kondisi riil dari aktivitas-aktivitas pelaku ekonomi yang terdiri dari
produsen, konsumen dan distributor dalam situasi nyata.
Sumber materi pelajaran ekonomi adalah fakta, konsep, dan generalisasi.
Fakta merupakan data atau informasi tentang kehidupan yang dikumpulkan oleh
4
ilmuwan
sosial
dan
kebenarannya
dapat
dipertanggungjawabkan.
Fakta
mempunyai kekuatan menjelaskan secara terbatas. Sekumpulan fakta yang saling
berkaitan akan membentuk konsep. Konsep merupakan kesepakatan untuk
penamaan sesuatu serta merupakan alat intelektual untuk membantu berpikir serta
memecahkan masalah. Sedangkan generalisasi ialah sejumlah konsep yang saling
berkaitan atau dengan kata lain pernyataan tentang hubungan sejumlah konsep.
Menghadapi fenomena tersebut, dibutuhkan kreativitas guru dalam
mencapai sasaran pembelajaran ekonomi di atas. Sampai saat ini mayoritas guruguru ekonomi di sekolah masih menggunakan metode pembelajaran yang
konvensional seperti ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Hal ini membuat
pelajaran ekonomi tidak menarik dan membosankan. Dalam bukunya The
Learning Society, Dunne (1999), mensinyalir bahwa metode belajar konvensional
telah gagal menjadikan peserta didik sebagai seorang pembelajar.
Berbicara mengenai PBM di sekolah seringkali membuat kita kecewa,
apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Kondisi
pembelajaran di sekolah secara empiris inilah yang menjadi latar belakang secara
mikro munculnya inovasi dalam pembelajaran. Lebih rinci Nirbito (2008)
menguraikan kondisi pembelajaran di sekolah yaitu; 1) Banyak siswa mampu
menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya,
tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya, 2) Sebagian besar dari
siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan
bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan, 3) Siswa
memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa
diajarkan yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Padahal mereka sangat
butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat
kerja dan masyarakat pada umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerja.
Kalau kita perhatikan kondisi pada proses pendidikan kita sepertinya
terdapat sesuatu yang salah yang terlihat dari fenomena-fenomena berikut; 1)
Sebelum sekolah; Anak lincah, selalu belajar apa yang diinginkannya dengan
gembira, riang, menggunakan segala sesuatu yang terdapat di sekitarnya, yang
menarik perhatiannya, anak membangun sendiri pengetahuan dan pemahaman
lewat pengalaman nyata sehari-hari, 2). Setelah sekolah; anak dipaksa belajar
5
dengan cara guru, suasana tegang, seringkali tidak bermakna, seringkali siswa
belajar sesuatu tidak menarik perhatiannya, telah terjadi “penjinakan” pada anak,
makin tinggi kelas anak, makin kurang inisiatif dan keberanian bertanya/
mengemukakan pendapatnya (Nirbito, 2008).
Berdasarkan
fenomena-fenomena
di
atas,
muncullah
beberapa
permasalahan yang menuntut pemecahannya, yaitu; 1) Bagaimana menemukan
cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata
pelajaran tertentu, sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingatnya
lebih lama konsep tersebut? 2) Bagaimana setiap individu mata pelajaran
dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu
pemahaman yang utuh? 3) Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara
efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu,
arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari? dan 4) Bagaimana
guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari siswa, sehingga
mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengkaitkannya dengan
kehidupan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama
hidupnya?
Berpijak dari permasalahan di atas, salah satu inovasi dalam pelaksanaan
pembelajaran ekonomi dapat dilakukan dengan menemukan metode yang tepat
dalam pembelajarannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari masalah di
atas, salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menemukan metode
pembelajaran yang inovatif. Metode pembelajaran yang memungkinkan suasana
dialogis agar peserta didik dapat terlibat secara aktif selama pembelajaran.
Suasana pembelajaran dikondisikan sedemikian rupa sehingga tercipta interaksi
diantara sesama peserta didik. Hal ini untuk menghapus kesan komunikasi yang
hanya berjalan satu arah, dari guru ke peserta didik. Diharapkan peserta didik
dapat menggali dan menemukan sendiri informasi tentang materi pelajaran.
Sehingga peserta didik dapat merasakan belajar ekonomi sebagai tantangan bukan
sebagai beban.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat memungkinkan proses
pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Ketepatan pemilihan metode
pembelajaran didasarkan atas tiga hal. Pertama, kompetensi dasar yang akan
6
dicapai; Kedua, karakteristik siswa; Ketiga, sifat materi pelajaran. Kompetensi
dasar merupakan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik setelah proses
pembelajaran berlangsung. Kompetensi dasar biasanya telah dirumuskan secara
singkat, jelas, dan spesifik. Perumusan seperti itu dimaksudkan agar mudah
dilaksanakan serta dapat terukur tingkat ketercapaiannya. Karakteristik peserta
didik meliputi jenis kelamin, kemampuan inteligensi, keterampilan berbahasa,
gaya belajar, serta indera.
Berikut Nirbito (2008) mengemukakan bahwa yang membedakan
pembelajaran
tradisional
dengan
sasaran
pembelajaran
ekonomi
yang
sesungguhnya yaitu :
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Sasaran Pembelajaran Ekonomi Yang
Sesungguhnya
Menyandarkan pada memori spasial
(pemahaman makna)
Pemilihan informasi berdasarkan
kebutuhan siswa
Siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata/masalah yang
disimulasikan
Selalu mengkaitkan informasi dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa
Cenderung mengintegrasikan beberapa
bidang
Siswa menggunakan waktu belajarnya
untuk menemukan, menggali, berdiskusi,
berpikir kritis, atau mengerjakan proyek
dan pemecahan masalah (melalui kerja
kelompok)
Perilaku dibangun atas kesadaran diri
Keterampilan dikembangkan atas dasar
pemahaman
Hadiah dari perilaku baik adalah
kepuasan diri
Siswa tidak melakukan hal yang buruk
karena sadar hal tersebut keliru dan
merugikan
Perilaku baik berdasarkan motivasi
intrinsik
Pembelajaran terjadi di berbagai tempat,
konteks dan setting
Hasil belajar diukur melalui penerapan
penilaian autentik
7
Pembelajaran Tradisional
Menyandarkan pada hafalan
Pemilihan informasi ditentukan oleh
guru
Siswa secara pasif menerima
informasi
Pembelajaran sangat abstrak dan
teoritis
Memberikan tumpukan informasi
kepada siswa sampai saatnya
diperlukan
Cenderung terfokus pada satu bidang
(disiplin) tertentu
Waktu belajar siswa sebagian besar
dipergunakan untuk mengerjakan
buku tugas, mendengar ceramah, dan
mengisi latihan yang membosankan
(melalui kerja individual)
Perilaku dibangun atas kebiasaan
Keterampilan dikembangkan atas
dasar latihan
Hadiah dari perilaku baik adalah
pujian atau nilai (angka) rapor
Siswa tidak melakukan sesuatu yang
buruk karena takut akan hukuman
Perilaku baik berdasarkan motivasi
ektrinsik
Pembelajaran hanya terjadi dalam
kelas
Hasil belajar diukur melalui kegiatan
akademik dalam bentuk tes/
ujian/ulangan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tujuan akhir pelaksanaan
pembelajaran ekonomi yang sesungguhnya adalah mendukung pembelajaran yang
berkualitas bagi siswa; 1) Untuk itu, setiap orang di sekolah terlebih dahulu
menyetujui tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dan strategi apa yang
digunakan, 2) keorganisasian sekolah juga sedapat mungkin harus mendukung
keterlaksanaan proses pembelajaran dimanapun (ruang kelas, sekolah atau
masyarakat), dan 3) dukungan eksternal dari masyarakat adalah dalam hal
penyediaan sumber dorongan yang dapat membantu siswa dan pendidik
menciptakan lingkungan belajar mengajar yang berkualitas.
Sedangkan bekaitan dengan faktor peran guru, agar proses pengajaran
dapat lebih efektif, maka guru seharusnya; 1) mengkaji konsep atau teori (materi
ajar) yang akan dipelajari oleh siswa, 2) memahami latar belakang dan
pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama, 3)
mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih
dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas, 4) merancang
pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan
mempertimbangkan pengalaman siswa dan lingkungan kehidupannya, 5)
melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengkaitkan apa
yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan
fenomena kehidupan sehari-hari, serta mendorong siswa untuk membangun
kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang
sedang dipelajarinya, dan 6) melakukan penilaian autentik (authentic assessment)
yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan
pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang
bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara untuk peningkatan
pengetahuannya.
D. Inovasi Sebagai Strategi Efektifitas Dalam Pembelajaran Ekonomi
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari permasalahan pembelajaran
di atas, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan
menggunakan metode pembelajaran simulasi berbasis inkuiri. Pemilihan metode
ini dilakukan melalui pertimbangan bahwa dengan metode ini; 1) Merupakan cara
8
yang efektif dan sederhana untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan
di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua siswa dapat menggunakan dan
mengingatnya lebih lama konsep tersebut, 2) Memberikan pemahaman yang utuh
kepada peserta didik dalam memahami setiap mata pelajaran sebagai bagian yang
saling berhubungan 3) Merupakan salah satu cara berkomunikasi seorang guru
secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari
sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari, dan 4)
Merupakan salah satu cara seorang guru dapat membuka wawasan berpikir yang
beragam dari siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan
mampu mengkaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga dapat membuka
berbagai pintu kesempatan selama hidupnya.
Menurut Sagala (2005), metode simulasi merupakan bentuk metode
praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan peserta belajar
(keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan situasi yang
nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk
melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Metode pembelajaran
dengan simulasi dapat dijadikan solusi untuk mengatasi permasalahan
pembelajaran ekonomi.
Metode lain yang dapat digunakan dan dielaborasi dengan metode simulasi
adalah metode inquiry lessons. Inti dari metode ini adalah proses menemukan.
Menurut Sagala (2005) pengajaran inquiry merancang pembelajaran dari berbagai
aspek pembentukan sistem instruksional dan mengarah pada pengaktifan peserta
didik mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka
butuhkan. Dalam metode ini, siswa diberikan sejumlah data yang tergambar
dalam simulasi yang ditampilkan dan diminta untuk mengolah bahan tersebut
dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ini didasarkan pada anggapan
bahwa materi suatu bidang studi tidak saling lepas dan ada hubungan antara
materi-materi itu, sehingga dengan metode ini akan dicari hubungan antar materi
yang sebelumnya belum diketahui peserta didik (Sagala, 2005).
Metode inquiry lessons memberikan tiga keuntungan dalam proses
pembelajaran. Pertama, dengan mempelajari proses pemecahan masalah di dalam
kelas, peserta didik dapat terbiasa dan memiliki bekal untuk “problem solving”
9
dalam kehidupannya sehari-hari. Kedua, membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir secara ilmiah. Ketiga, menjadi
alternatif
metode
pembelajaran yang lebih bersifat “student centered” untuk mengimbangi proses
“teacher-oriented” yang selama ini banyak terjadi (Jacobsen, 2003).
Kekuatan penggunaan metode inquiry lesson terletak pada fokus
pengaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Siswa akan terdorong untuk
membaca berbagai literatur untuk memecahkan masalah pembelajaran yang
dikemukakan.
Siswa
juga
mempunyai
kesempatan
untuk
membangun
pengetahuannya secara rasional dan mengarah kepada perkembangan mental serta
pembentukan kemandirian dalam belajar. Metode pembelajaran semacam ini akan
banyak membantu siswa untuk mampu berpikir secara ilmiah. Sekaligus menjadi
latihan untuk mengasah kreatifitas dan sensitifitas ilmiah siswa.
Dari paparan di atas metode simulasi yang dikombinasikan dengan metode
inquiry lessons dapat memberikan harapan yang cukup besar untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pelajaran ekonomi. Berikut ini disajikan penerapan
metode simulasi berbasis inquiry lessons dalam salah satu materi ekonomi yaitu
”Hambatan-hambatan dalam Perdagangan Internasional”. Standar kompetensi dari
materi ini adalah siswa dapat memahami hambatan-hambatan dalam perdagangan
internasional.
Materi Ajar bersumber dari Case & Fair (2004), sebagai berikut;
Hambatan-Hambatan Dalam Perdagangan Internasional
Hambatan perdagangan juga disebut dengan penghalang perdagangan.
Kebanyakan negara menerapkan beberapa bentuk hambatan perdagangan. Hal ini
akan mengurangi volume perdagangan antara masyarakat dan perusahaan di
negara tersebut. Meskipun hambatan perdagangan bisa mengurangi kesejahteraan
ekonomi, tetapi terdapat insentif yang kuat bagi kelompok kepentingan tertentu
untuk mendukung diterapkannya hambatan-hambatan ini. 2 jenis kebijakan yang
menghambat perdagangan yaitu;
a. Tarif, merupakan pajak yang dikenakan untuk setiap komoditi yang diimpor
dari negara lain. Contohnya jika tarif impor beras adalah sebesar 10%, maka
produsen di Indonesia yang hendak mengimpor beras dari Thailand senilai
10
100 juta, harus membayar 10 juta kepada pemerintah Indonesia agar
mendapatkan hak untuk menjual beras impor di Indonesia.
b. Subsidi, merupakan bantuan pemerintah terhadap produsen di suatu negara
sehingga akan membuat produsen menjadi lebih efisien dan bisa menjual
produknya ke negara lain. Subsidi akan mengurangi biaya yang ditanggung
oleh produsen dan biasanya diterapkan untuk meningkatkan ekspor ke negaranegara lain. Contohnya pemerintah AS mensubsidi sektor pertaniannya
sehingga harga produk pertaniannya bisa bersaing di pasar internasional
Materi di atas akan disajikan dengan metode simulasi dan kemudian
dilanjutkan dengan pelaksanaan metode inquiry lessons melalui langkah-langkah
sebagai berikut; pertama, guru meminta bantuan 5 (lima) orang siswa untuk
melaksanakan
simulasi
penerapan
tarif
sebagai
hambatan
perdagangan
internasional. Alat bantu yang digunakan adalah seutas tali yang dipegang
masing-masing ujungnya dan direntangkan oleh 2 (dua) orang siswa. Berikutnya,
setelah tali direntangkan kira-kira setinggi lutut, maka 3 (tiga) siswa yang lainnya
diminta untuk melompati tali tersebut secara bergantian. Kalau ke tiga siswa tadi
bisa melompati tali, maka ketinggian tali tersebut ditambah sampai setinggi
pinggang. Akibat penambahan ketinggian rentangan tali, tidak semua siswa yang
mampu melompati tali tersebut.
Makna yang terdapat dalam simulasi pertama di atas adalah, lompatan
siswa diibaratkan sebagai kegiatan perdagangan internasional. Sedangkan tali
diibaratkan sebagai hambatan dalam perdagangan internasional. Ketika semua
siswa dapat melompati tali, berarti semua siswa dapat masuk untuk melakukan
kegiatan perdagangan. Namun ketika tali ditambah ketinggiannya, berarti
diterapkan salah satu hambatan dalam perdagangan internasional, yaitu tarif. Dan
ketika hambatan diterapkan, tidak semua siswa dapat melewatinya atau tidak
semua orang dapat masuk ke dalam perdagangan internasional. Hanya siswa
tertentu yang dapat melewati tali tersebut yaitu siswa yang memiliki kemampuan
melompat lebih tinggi. Artinya hanya orang-orang atau pihak-pihak tertentu yang
dapat masuk ke dalam kegiatan perdagangan internasional, yaitu pihak yang
memiliki kemampuan untuk masuk yang mampu melewati hambatan-hambatan
yang diberikan.
11
Langkah berikutnya yaitu mensimulasikan hambatan perdagangan
internasional yang kedua yaitu subsidi. Setelah ketinggian tali tadi ditambah,
mengakibatkan tidak semua siswa dapat melompati tali. Agar semua siswa dapat
melompati tali tersebut, maka diberikan alat bantu berupa kursi kepada siswa agar
ia mampu melompati tali tersebut.
Makna simulasi kedua ini adalah kebalikan dari simulasi yang pertama.
Kalau melalui simulasi pertama siswa dihambat untuk melompati tali, dengan
simulasi kedua siswa dibantu untuk melompati tali. Artinya, pemberian alat bantu
berarti memberikan subsidi kepada produsen dalam negri agar dapat masuk ke
dalam perdagangan internasional.
Setelah melaksanakan simulasi, langkah berikutnya adalah menerapkan
metode pembelajaran Inquiry Lessons. Dengan metode ini, siswa diberikan
sejumlah data yang tergambar dalam simulasi yang ditampilkan dan diminta untuk
mengolah bahan tersebut dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam
kesempatan itu peserta didik dituntut untuk mencari dan menemukan sendiri fakta,
prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan terkait dengan materi hambatanhambatan dalam perdagangan internasional. Dan terakhir mereka dapat membuat
simpulan mengenai materi pembelajaran hari itu.
Dampak dari metode pembelajaran tersebut dapat memberikan wawasan
untuk mengajarkan konsep-konsep ekonomi yang lebih kreatif dan inovatif dan
siswa diajak terlibat langsung dalam proses KBM. Pada materi hambatanhambatan dalam perdagangan internasional, dengan menggunakan simulasi siswa
mensimulasikan kegiatan perdagangan internasional. Di akhir simulasi data-data
yang terbentuk dari simulasi tersebut dapat diturunkan untuk membuat simpulan
mengenai hambatan-hambatan dari perdagangan internasional.
Evaluasi dari kegiatan yang dilakukan mendapat refleksi dari siswa.
Metode-metode pembelajaran yang diperkenalkan menarik, menyenangkan, dan
mampu membuat siswa aktif, dan mengajak siswa untuk mengkonstruk konsepkonsep ekonomi.
E. Kesimpulan
Perubahan berlangsung amat cepat, begitu cepatnya perubahan sehingga
kita tidak sadar bahwa kita sendiri juga telah berubah. Era Ilmu pengetahuan
12
melahirkan tuntutan yang amat berbeda terhadap sekolah dan peserta didik.
Diperlukan manajemen pendidikan yang fleksibel, dinamis, antisipatif, dan
responsif terhadap perubahan internal maupun eksternal. Penelitian dan inovasi
pendidikan diharapkan memberi masukan bagi pelaksanaan tindakan. Metode
pembelajaran simulasi berbasis inquiry lesson dapat memberikan harapan yang
cukup besar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran ekonomi,
khsususnya untuk materi Perdagangan Internasional.
Daftar Bacaan
Amidjaya. (1991). Mencari Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad
XXI. Jakarta: Widiasarana Indonesia.
Case & Fair. (2004). Prinsip-Prinsip Ekoomi Makro. Edisi 5 Terjemahan. Jakarta:
PT. Indeks.
Dunne, E. (1999). The Learning Society. London: Kogan Page.
Wardana, Audrey. (2008). Pembelajaran yang Inovatif
http://www.sinarharapan.co.id, diakses 2 November 2008.
(online).
Ibrahim. (1988). Inovasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud, Dirjendikti Proyek
PLPTK.
Jacobsen, David dkk. (2003). Methods for Teaching. Ohio: Merril
Publishing Company.
Miles, B. Mattew (1964). Innovation in Education, Bureau of Publication
Teachers College. New York: Columbia University.
Nirbito. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Ekonomi. Makalah tidak dipublikasikan.
Rogers, Everet. (1983). Diffusion of Innovation. New York: The Free Press A
Division of Macmilllan Publishing Co. Inc.
Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Soemanto, W. (1980). Petunjuk untuk Pembinaan Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Wijaya, Cece dkk. (1988). Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan
Pengajaran. Bandung: Remadja Karya.
13
Download