INOVASI PENDIDIKAN PEMBELAJARAN EKONOMI (Metode Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi)1 Armiati Universitas Negeri Padang Email: [email protected] Abstrak: Pembelajaran ekonomi pada umumnya merupakan pembelajaran konsep yang bersifat hafalan. Fokus utama pembelajaran ekonomi itu adalah bagaimana menghadirkan kondisi riil dari aktivitas-aktivitas pelaku ekonomi yang terdiri dari produsen, konsumen dan distributor dalam situasi nyata. Sampai saat ini mayoritas guru-guru ekonomi di sekolah masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional seperti ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Hal ini membuat pelajaran ekonomi tidak menarik dan membosankan. Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran ekonomi tersebut, salah satu inovasi yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi berbasis inkuiri. Melalui metode tersebut, dapat memberikan wawasan untuk mengajarkan konsep-konsep ekonomi yang lebih kreatif dan inovatif dan siswa diajak terlibat langsung dalam proses KBM. Kata Kunci : Inovasi, Pendidikan, Pembelajaran Ekonomi A. Pengertian Inovasi Inovasi berarti berasal dari kata “innovation” dari bahasa Inggris, sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan (S. Wojowasito dalam Ibrahim, 1988). Tetapi, ada yang menjadikan kata innovation dalam bahasa Indonesia menjadi inovasi. Inovasi terkadang dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan dalam bahasa Inggris disebut discovery dan invention. Kata innovation, discovery, dan invention mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui, atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Inovasi dapat menggunakan diskoveri atau invensi. Berikut dijelaskan ketiga pengertian tersebut satu persatu. Diskoveri (discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya 1 Disampaikan pada Seminar Nasional, Pengembangan Ilmu Ekonomi dalam Menghadapi Globalisasi, hal. 181-192, ISBN: 978-602-8819-34-3, UNP Press Padang, Fakultas Ekonomi UNP, Maret 2011 penemuan benua Amerika. Sebenarnya benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh Colombus pada tahun 1492. Invensi (invention) adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-banar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemukan itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan model pakaian dan sebagainya. Inovasi (innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu (Ibrahim, 1988). Pengertian lain dari inovasi datang dari Miles (1964), yaitu; Innovation is a special of the genus “change” Generally speaking it seems useful to define an innovation as a deliberate, novel, specific change, which is thought to be more efficacious in accomplishing the goal of system. Sedangkan Rogers (1983) memberikan definisi inovasi sebagai berikut; An innovation is an idea, practice, or object that is perceived as new by an individual or other unit of adoptional it matters little, so far as human behavior is concerned, wheather or not an idea is “objectively” new as measured by the lapse of time since its first use or discovery. The prceived newness of the idea for the individual determines his or her reaction to it. If the idea seems new to the individual, it is an innovation. Dari beberapa definisi inovasi di atas dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan mendasar tentang pengertian inovasi antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa inovasi ialah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang-barang bantuan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Hal yang baru itu dapat berupa hasil invensi atau diskoveri yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dan diamati sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok masyarakat. Jadi inovasi adalah bagian dari perubahan sosial. Selanjutnya kata inovasi identik dengan modernisasi. Inovasi dan modernisasi adalah sama-sama perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan. Inovasi menekankan pada ciri adanya suatu yang diamati sebagai suatu yang baru bagi individu atau masyarakat. Sedangkan 2 modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterima suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi. Menurut Rogers (1983), bahwa hal yang mempengarui cepat lambatnya penerimaan inovasi sebagai berikut: (1) Keuntungan relatif, yaitu sejauhmana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya, (2) Kompatibel, kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman, dan kebutuhan penerima, (3) Kompleksitas, tingkat kesukaran inovasi. Inovasi yang mudah akan cepat diterima, (4) Trialabilitas, artinya dapat dicoba atau tidak, inovasi yang dapat dicoba akan cepat diterima, dan (5) Dapat diamati, inovasi yang hasilnya mudah diamati akan cepat diterima. Dengan memahami hal-hal tersebut, para pendidik dapat menganalisa inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya untuk mempercepat proses penerimaan inovasi. B. Inovasi Pendidikan Dari pandangan inovasi di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Inovasi mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Lembaga kependidikan tidak boleh terpesona oleh sarana yang ada, metode dan teknik lama yang mungkin sudah tidak relevan lagi harus dibenahi, kemudian perputaran zaman akan sangat berpengaruh kepada pelayanan anak pada masa sekarang dalam proses pembelajaran. Oleh karena berbagai hal, maka lembaga pendidikan harus mampu membuat program yang efektif dan efisien sesuai dengan perkembangan zaman, situasi, kondisi dan kebutuhan. Wijaya (1988) mengatakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan inovasi pendidikan yaitu; 1) Guru, guru adalah orang yang sangat 3 berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus betulbetul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandanga luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan. Pengetahuan, teknik mengajar, juga pengalaman-pengalaman tidaklah cukup untuk mempengaruhi sesorang. Oleh karena itu, untuk mengadakan inovasi, kita harus meningkatkan profesionalisme guru, 2) Siswa, siswa merupakan objek utama dalam proses belajar mengajar. Siswa dididik oleh pengalaman belajar mereka, dan kualitas pendidikannya bergantung pada pengalamannya, kualitas pengalaman-pengalaman, sikap-sikap, termasuk sikap-sikapnya pada pendidikan. Oleh karena itu, dalam mengadakan inovasi, kita harus memperhatikan segi siswa karena siswa itu merupakan objek yang akan diarahkan, 3) Fasilitas, Proses belajar mengajar akan berjalan lancar kalau ditunjang oleh sarana yang lengkap. Oleh karena itu masalah fasilitas merupakan masalah yang esensial dalam pendidikan, maka dalam inovasi kita harus serempak pula memperbaharui mulai dari gedung sekolah sampai kepada masalah yang paling dominan, yaitu alat peraga, 4) Program/tujuan/rencana, Dalam proses belajar mengajar kita harus mempunyai tujuan yang jelas. Kita harus meneliti apa tujuan pendidikan nasional kita, apa pula tujuan institusionalnya, kurikulernya sampai kepada tujuan yang sangat spesifik sekali (TIK), dan 5) Kurikulum, kurikulum dalam arti luas ialah yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah. Kurikulum sekolah dapat dipandang sebagai bagian dari kehidupan. Kurikulum itu tidak statis, tetapi dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. C. Paradigma Konvensional Dalam Pembelajaran Ekonomi Pembelajaran ekonomi pada umumnya merupakan pembelajaran konsep yang bersifat hafalan. Fokus utama pembelajaran ekonomi itu adalah bagaimana menghadirkan kondisi riil dari aktivitas-aktivitas pelaku ekonomi yang terdiri dari produsen, konsumen dan distributor dalam situasi nyata. Sumber materi pelajaran ekonomi adalah fakta, konsep, dan generalisasi. Fakta merupakan data atau informasi tentang kehidupan yang dikumpulkan oleh 4 ilmuwan sosial dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Fakta mempunyai kekuatan menjelaskan secara terbatas. Sekumpulan fakta yang saling berkaitan akan membentuk konsep. Konsep merupakan kesepakatan untuk penamaan sesuatu serta merupakan alat intelektual untuk membantu berpikir serta memecahkan masalah. Sedangkan generalisasi ialah sejumlah konsep yang saling berkaitan atau dengan kata lain pernyataan tentang hubungan sejumlah konsep. Menghadapi fenomena tersebut, dibutuhkan kreativitas guru dalam mencapai sasaran pembelajaran ekonomi di atas. Sampai saat ini mayoritas guruguru ekonomi di sekolah masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional seperti ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Hal ini membuat pelajaran ekonomi tidak menarik dan membosankan. Dalam bukunya The Learning Society, Dunne (1999), mensinyalir bahwa metode belajar konvensional telah gagal menjadikan peserta didik sebagai seorang pembelajar. Berbicara mengenai PBM di sekolah seringkali membuat kita kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Kondisi pembelajaran di sekolah secara empiris inilah yang menjadi latar belakang secara mikro munculnya inovasi dalam pembelajaran. Lebih rinci Nirbito (2008) menguraikan kondisi pembelajaran di sekolah yaitu; 1) Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya, 2) Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan, 3) Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerja. Kalau kita perhatikan kondisi pada proses pendidikan kita sepertinya terdapat sesuatu yang salah yang terlihat dari fenomena-fenomena berikut; 1) Sebelum sekolah; Anak lincah, selalu belajar apa yang diinginkannya dengan gembira, riang, menggunakan segala sesuatu yang terdapat di sekitarnya, yang menarik perhatiannya, anak membangun sendiri pengetahuan dan pemahaman lewat pengalaman nyata sehari-hari, 2). Setelah sekolah; anak dipaksa belajar 5 dengan cara guru, suasana tegang, seringkali tidak bermakna, seringkali siswa belajar sesuatu tidak menarik perhatiannya, telah terjadi “penjinakan” pada anak, makin tinggi kelas anak, makin kurang inisiatif dan keberanian bertanya/ mengemukakan pendapatnya (Nirbito, 2008). Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, muncullah beberapa permasalahan yang menuntut pemecahannya, yaitu; 1) Bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut? 2) Bagaimana setiap individu mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh? 3) Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari? dan 4) Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengkaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya? Berpijak dari permasalahan di atas, salah satu inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran ekonomi dapat dilakukan dengan menemukan metode yang tepat dalam pembelajarannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari masalah di atas, salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menemukan metode pembelajaran yang inovatif. Metode pembelajaran yang memungkinkan suasana dialogis agar peserta didik dapat terlibat secara aktif selama pembelajaran. Suasana pembelajaran dikondisikan sedemikian rupa sehingga tercipta interaksi diantara sesama peserta didik. Hal ini untuk menghapus kesan komunikasi yang hanya berjalan satu arah, dari guru ke peserta didik. Diharapkan peserta didik dapat menggali dan menemukan sendiri informasi tentang materi pelajaran. Sehingga peserta didik dapat merasakan belajar ekonomi sebagai tantangan bukan sebagai beban. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat memungkinkan proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Ketepatan pemilihan metode pembelajaran didasarkan atas tiga hal. Pertama, kompetensi dasar yang akan 6 dicapai; Kedua, karakteristik siswa; Ketiga, sifat materi pelajaran. Kompetensi dasar merupakan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kompetensi dasar biasanya telah dirumuskan secara singkat, jelas, dan spesifik. Perumusan seperti itu dimaksudkan agar mudah dilaksanakan serta dapat terukur tingkat ketercapaiannya. Karakteristik peserta didik meliputi jenis kelamin, kemampuan inteligensi, keterampilan berbahasa, gaya belajar, serta indera. Berikut Nirbito (2008) mengemukakan bahwa yang membedakan pembelajaran tradisional dengan sasaran pembelajaran ekonomi yang sesungguhnya yaitu : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Sasaran Pembelajaran Ekonomi Yang Sesungguhnya Menyandarkan pada memori spasial (pemahaman makna) Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang disimulasikan Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok) Perilaku dibangun atas kesadaran diri Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut keliru dan merugikan Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik 7 Pembelajaran Tradisional Menyandarkan pada hafalan Pemilihan informasi ditentukan oleh guru Siswa secara pasif menerima informasi Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individual) Perilaku dibangun atas kebiasaan Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman Perilaku baik berdasarkan motivasi ektrinsik Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ ujian/ulangan Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tujuan akhir pelaksanaan pembelajaran ekonomi yang sesungguhnya adalah mendukung pembelajaran yang berkualitas bagi siswa; 1) Untuk itu, setiap orang di sekolah terlebih dahulu menyetujui tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dan strategi apa yang digunakan, 2) keorganisasian sekolah juga sedapat mungkin harus mendukung keterlaksanaan proses pembelajaran dimanapun (ruang kelas, sekolah atau masyarakat), dan 3) dukungan eksternal dari masyarakat adalah dalam hal penyediaan sumber dorongan yang dapat membantu siswa dan pendidik menciptakan lingkungan belajar mengajar yang berkualitas. Sedangkan bekaitan dengan faktor peran guru, agar proses pengajaran dapat lebih efektif, maka guru seharusnya; 1) mengkaji konsep atau teori (materi ajar) yang akan dipelajari oleh siswa, 2) memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama, 3) mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas, 4) merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman siswa dan lingkungan kehidupannya, 5) melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan fenomena kehidupan sehari-hari, serta mendorong siswa untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya, dan 6) melakukan penilaian autentik (authentic assessment) yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara untuk peningkatan pengetahuannya. D. Inovasi Sebagai Strategi Efektifitas Dalam Pembelajaran Ekonomi Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari permasalahan pembelajaran di atas, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi berbasis inkuiri. Pemilihan metode ini dilakukan melalui pertimbangan bahwa dengan metode ini; 1) Merupakan cara 8 yang efektif dan sederhana untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut, 2) Memberikan pemahaman yang utuh kepada peserta didik dalam memahami setiap mata pelajaran sebagai bagian yang saling berhubungan 3) Merupakan salah satu cara berkomunikasi seorang guru secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari, dan 4) Merupakan salah satu cara seorang guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengkaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya. Menurut Sagala (2005), metode simulasi merupakan bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Metode pembelajaran dengan simulasi dapat dijadikan solusi untuk mengatasi permasalahan pembelajaran ekonomi. Metode lain yang dapat digunakan dan dielaborasi dengan metode simulasi adalah metode inquiry lessons. Inti dari metode ini adalah proses menemukan. Menurut Sagala (2005) pengajaran inquiry merancang pembelajaran dari berbagai aspek pembentukan sistem instruksional dan mengarah pada pengaktifan peserta didik mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan. Dalam metode ini, siswa diberikan sejumlah data yang tergambar dalam simulasi yang ditampilkan dan diminta untuk mengolah bahan tersebut dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa materi suatu bidang studi tidak saling lepas dan ada hubungan antara materi-materi itu, sehingga dengan metode ini akan dicari hubungan antar materi yang sebelumnya belum diketahui peserta didik (Sagala, 2005). Metode inquiry lessons memberikan tiga keuntungan dalam proses pembelajaran. Pertama, dengan mempelajari proses pemecahan masalah di dalam kelas, peserta didik dapat terbiasa dan memiliki bekal untuk “problem solving” 9 dalam kehidupannya sehari-hari. Kedua, membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir secara ilmiah. Ketiga, menjadi alternatif metode pembelajaran yang lebih bersifat “student centered” untuk mengimbangi proses “teacher-oriented” yang selama ini banyak terjadi (Jacobsen, 2003). Kekuatan penggunaan metode inquiry lesson terletak pada fokus pengaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa akan terdorong untuk membaca berbagai literatur untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dikemukakan. Siswa juga mempunyai kesempatan untuk membangun pengetahuannya secara rasional dan mengarah kepada perkembangan mental serta pembentukan kemandirian dalam belajar. Metode pembelajaran semacam ini akan banyak membantu siswa untuk mampu berpikir secara ilmiah. Sekaligus menjadi latihan untuk mengasah kreatifitas dan sensitifitas ilmiah siswa. Dari paparan di atas metode simulasi yang dikombinasikan dengan metode inquiry lessons dapat memberikan harapan yang cukup besar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran ekonomi. Berikut ini disajikan penerapan metode simulasi berbasis inquiry lessons dalam salah satu materi ekonomi yaitu ”Hambatan-hambatan dalam Perdagangan Internasional”. Standar kompetensi dari materi ini adalah siswa dapat memahami hambatan-hambatan dalam perdagangan internasional. Materi Ajar bersumber dari Case & Fair (2004), sebagai berikut; Hambatan-Hambatan Dalam Perdagangan Internasional Hambatan perdagangan juga disebut dengan penghalang perdagangan. Kebanyakan negara menerapkan beberapa bentuk hambatan perdagangan. Hal ini akan mengurangi volume perdagangan antara masyarakat dan perusahaan di negara tersebut. Meskipun hambatan perdagangan bisa mengurangi kesejahteraan ekonomi, tetapi terdapat insentif yang kuat bagi kelompok kepentingan tertentu untuk mendukung diterapkannya hambatan-hambatan ini. 2 jenis kebijakan yang menghambat perdagangan yaitu; a. Tarif, merupakan pajak yang dikenakan untuk setiap komoditi yang diimpor dari negara lain. Contohnya jika tarif impor beras adalah sebesar 10%, maka produsen di Indonesia yang hendak mengimpor beras dari Thailand senilai 10 100 juta, harus membayar 10 juta kepada pemerintah Indonesia agar mendapatkan hak untuk menjual beras impor di Indonesia. b. Subsidi, merupakan bantuan pemerintah terhadap produsen di suatu negara sehingga akan membuat produsen menjadi lebih efisien dan bisa menjual produknya ke negara lain. Subsidi akan mengurangi biaya yang ditanggung oleh produsen dan biasanya diterapkan untuk meningkatkan ekspor ke negaranegara lain. Contohnya pemerintah AS mensubsidi sektor pertaniannya sehingga harga produk pertaniannya bisa bersaing di pasar internasional Materi di atas akan disajikan dengan metode simulasi dan kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan metode inquiry lessons melalui langkah-langkah sebagai berikut; pertama, guru meminta bantuan 5 (lima) orang siswa untuk melaksanakan simulasi penerapan tarif sebagai hambatan perdagangan internasional. Alat bantu yang digunakan adalah seutas tali yang dipegang masing-masing ujungnya dan direntangkan oleh 2 (dua) orang siswa. Berikutnya, setelah tali direntangkan kira-kira setinggi lutut, maka 3 (tiga) siswa yang lainnya diminta untuk melompati tali tersebut secara bergantian. Kalau ke tiga siswa tadi bisa melompati tali, maka ketinggian tali tersebut ditambah sampai setinggi pinggang. Akibat penambahan ketinggian rentangan tali, tidak semua siswa yang mampu melompati tali tersebut. Makna yang terdapat dalam simulasi pertama di atas adalah, lompatan siswa diibaratkan sebagai kegiatan perdagangan internasional. Sedangkan tali diibaratkan sebagai hambatan dalam perdagangan internasional. Ketika semua siswa dapat melompati tali, berarti semua siswa dapat masuk untuk melakukan kegiatan perdagangan. Namun ketika tali ditambah ketinggiannya, berarti diterapkan salah satu hambatan dalam perdagangan internasional, yaitu tarif. Dan ketika hambatan diterapkan, tidak semua siswa dapat melewatinya atau tidak semua orang dapat masuk ke dalam perdagangan internasional. Hanya siswa tertentu yang dapat melewati tali tersebut yaitu siswa yang memiliki kemampuan melompat lebih tinggi. Artinya hanya orang-orang atau pihak-pihak tertentu yang dapat masuk ke dalam kegiatan perdagangan internasional, yaitu pihak yang memiliki kemampuan untuk masuk yang mampu melewati hambatan-hambatan yang diberikan. 11 Langkah berikutnya yaitu mensimulasikan hambatan perdagangan internasional yang kedua yaitu subsidi. Setelah ketinggian tali tadi ditambah, mengakibatkan tidak semua siswa dapat melompati tali. Agar semua siswa dapat melompati tali tersebut, maka diberikan alat bantu berupa kursi kepada siswa agar ia mampu melompati tali tersebut. Makna simulasi kedua ini adalah kebalikan dari simulasi yang pertama. Kalau melalui simulasi pertama siswa dihambat untuk melompati tali, dengan simulasi kedua siswa dibantu untuk melompati tali. Artinya, pemberian alat bantu berarti memberikan subsidi kepada produsen dalam negri agar dapat masuk ke dalam perdagangan internasional. Setelah melaksanakan simulasi, langkah berikutnya adalah menerapkan metode pembelajaran Inquiry Lessons. Dengan metode ini, siswa diberikan sejumlah data yang tergambar dalam simulasi yang ditampilkan dan diminta untuk mengolah bahan tersebut dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam kesempatan itu peserta didik dituntut untuk mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan terkait dengan materi hambatanhambatan dalam perdagangan internasional. Dan terakhir mereka dapat membuat simpulan mengenai materi pembelajaran hari itu. Dampak dari metode pembelajaran tersebut dapat memberikan wawasan untuk mengajarkan konsep-konsep ekonomi yang lebih kreatif dan inovatif dan siswa diajak terlibat langsung dalam proses KBM. Pada materi hambatanhambatan dalam perdagangan internasional, dengan menggunakan simulasi siswa mensimulasikan kegiatan perdagangan internasional. Di akhir simulasi data-data yang terbentuk dari simulasi tersebut dapat diturunkan untuk membuat simpulan mengenai hambatan-hambatan dari perdagangan internasional. Evaluasi dari kegiatan yang dilakukan mendapat refleksi dari siswa. Metode-metode pembelajaran yang diperkenalkan menarik, menyenangkan, dan mampu membuat siswa aktif, dan mengajak siswa untuk mengkonstruk konsepkonsep ekonomi. E. Kesimpulan Perubahan berlangsung amat cepat, begitu cepatnya perubahan sehingga kita tidak sadar bahwa kita sendiri juga telah berubah. Era Ilmu pengetahuan 12 melahirkan tuntutan yang amat berbeda terhadap sekolah dan peserta didik. Diperlukan manajemen pendidikan yang fleksibel, dinamis, antisipatif, dan responsif terhadap perubahan internal maupun eksternal. Penelitian dan inovasi pendidikan diharapkan memberi masukan bagi pelaksanaan tindakan. Metode pembelajaran simulasi berbasis inquiry lesson dapat memberikan harapan yang cukup besar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran ekonomi, khsususnya untuk materi Perdagangan Internasional. Daftar Bacaan Amidjaya. (1991). Mencari Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI. Jakarta: Widiasarana Indonesia. Case & Fair. (2004). Prinsip-Prinsip Ekoomi Makro. Edisi 5 Terjemahan. Jakarta: PT. Indeks. Dunne, E. (1999). The Learning Society. London: Kogan Page. Wardana, Audrey. (2008). Pembelajaran yang Inovatif http://www.sinarharapan.co.id, diakses 2 November 2008. (online). Ibrahim. (1988). Inovasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud, Dirjendikti Proyek PLPTK. Jacobsen, David dkk. (2003). Methods for Teaching. Ohio: Merril Publishing Company. Miles, B. Mattew (1964). Innovation in Education, Bureau of Publication Teachers College. New York: Columbia University. Nirbito. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Ekonomi. Makalah tidak dipublikasikan. Rogers, Everet. (1983). Diffusion of Innovation. New York: The Free Press A Division of Macmilllan Publishing Co. Inc. Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Soemanto, W. (1980). Petunjuk untuk Pembinaan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Wijaya, Cece dkk. (1988). Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remadja Karya. 13