Pengadaan Taman Baca Kecamatan di Surabaya sebagai Sarana Perbaikan Literasi Anak Usía Dini Syachreza Fahlevi NRP 04211940000053 Mohamad Anggi Faurahmansyah NRP 04211940000071 Rafli Hafiz Syahputra NRP 04211940000108 Anak Agung Ngurah Panji NRP 04411940000037 Agra Bima Yuda NRP 07311940000046 ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Pengadaan Taman Baca Kecamatan sebagai Sarana Perbaikan Literasi Anak Usia Dini”. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana cara mengadakan taman bacaan anak kecamatan di Surabaya dan bagaimana cara meningkatkan minat baca anak. Penelitian bertujuan untuk mengadakan taman bacaan anak kecamatan di Surabaya dan meningkatkan minat baca anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan literary review dan analisis data. Objek penelitian ini yaitu anak-anak. Cara mengadakan taman bacaan anak kecamatan di Surabaya yaitu dengan taman bacaan keliling setiap weekend. Tujuannya adalah untuk memudahkan dan membantu anak-anak agar bisa mendapat dan membaca buku dengan jarak yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Untuk meningkatkan minat baca anak hal yang bisa dilakukan yaitu mengajak anak-anak untuk pergi ke perpustakaan atau mengadakan event yang berisi taman bacaan. Saat event tersebut diadakan maka saat itulah waktunya untuk mengajak anak-anak untuk membaca buku. Jika anak-anak masih kurang berminat, kita bisa menambah taman bacaan dengan hiasan semenarik mungkin dan membuat suatu games yang berisikan teks atau bacaan, dan secara tidak langsung akan membuat mereka membaca dan tidak membosankan. Kata Kunci: Minat Baca Anak, Perpustakaan, Taman Bacaan Anak. ABSTRACT This study is entitled "Procurement of Subdistrict Reading Gardens as a Means to Improve Early Childhood Literacy. The main problem in this study is how to hold a children's reading garden in Surabaya and how to increase children's reading interest. The research aims to hold a children's reading park in the sub-district in Surabaya and increase children's interest in reading. The method used in this research is by literary review and data analysis. The object of this research is children. How to hold a children's reading garden in Surabaya, namely by reading parks around every weekend. The aim is to facilitate and help children get and read books not far from where they live. To increase children's interest in reading, the thing that can be 1 done is to invite children to go to the library or hold an event that contains a reading garden. When the event is held, that's when it's time to invite children to read books. If the children are still not interested, we can add a reading garden with decorations as attractive as possible and make a game that contains text or reading, and indirectly will make them read and not boring. Keywords: Children's Reading Interest, Library, Children's Reading Garden. PENDAHULUAN Gerakan Literasi Nasional atau GLN adalah induk gerakan literasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang dilatarbelakangi oleh Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Turunan program ini meliputi Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Keluarga, dan Gerakan Literasi Masyarakat. Suatu program akan berjalan baik jika diikuti dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup. Sarana dan prasarana yang paling sederhana dan sering dijumpai adalah perpustakaan. Gambaran tentang perpustakaan yang ideal adalah gedung yang megah dengan ruangan-ruangan yang memadai, pegawai atau petugas yang loyal dan bersemangat, lokasi strategis dengan lahan yang luas dan mudah dijangkau, perlengkapan atau inventaris kantor yang sesuai standar dan memadai, bahan pustaka yang relatif lengkap, bervariasi, bermutu dan jumlah yang memadai dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan dilengkapi penerapan teknologi, dan prosedur kerja yang baik (Supriyanto, 2006:28). Namun tidak semua kriteria tersebut ada di perpustakaan yang kita jumpai, terutama di Surabaya. Ibukota provinsi Jawa Timur ini memiliki 5 perpustakaan umum, namun hanya 4 perpustakaan yang dilengkapi dengan fasilitas ruang baca anak. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah anak-anak di Surabaya yang mencapai 209.706 jiwa anak berusia 0 – 4 tahun dan 210.972 jiwa anak berusia 5 – 9 tahun. Golden age adalah usia anak ketika berumur 0 sampai dengan 5 tahun. Pada usia tersebut merupakan perkembangan terbaik untuk fisik dan otak anak. Khusus untuk anak usia dini atau prasekolah, pendidikan literasi penting dilakukan karena memiliki banyak manfaat. Fokus utama Gerakan Literasi Nasional meliputi literasi dasar yang terdiri atas enam aspek, yaitu literasi baca-tulis, numerasi, sains, finansial, digital, dan budaya & kewargaan. Mengingat rendahnya minat baca di Indonesia yaitu peringkat kedua terbawah, pendidikan literasi sejak dini mutlak dilakukan. Ditinjau dari jumlah fasilitas untuk ruang baca anak di Surabaya yang hanya dimiliki oleh 4 perpustakaan umum, penting untuk pemerintah terkait agar menkaji ulang dan menambah fasilitas ruang baca anak di perpustakaan lainnya. Karena fasilitas ruang baca anak yang ada saat ini tidak mencukupi untuk kebutuhan dan kesesuaian dengan jumlah anak-anak di daerah Surabaya. Terlebih perpustakaan tersebut kurang terjangkau bagi masyarakat yang bertempat tinggal di pinggir kota. Di era modernisasi saat ini dimana mengedepankan perkembangan teknologi 4.0 dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan minat baca anak-anak agar 2 kedepannya mereka mampu bersaing secara global dengan didukung oleh mutu SDM yang baik. Salah satunya adalah menyukseskan dan meratakan Gerakan Literasi Nasional, baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Usaha yang dapat dilakukan pertama kali adalah pengadaan taman bacaan minimal disetiap kecamatan di Surabaya. Taman bacaan ini harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai serta dilengkapi dengan teknologi seperti komputer dan sambungan internet. Hal lain yamg dapat dilakukan adalah dengan melengkapi fasilitas yang ada di perpustakaan-perpustakaan dengan memberikan ruang baca anak. Diharapkan dengan adanya ruang baca anak yang didesain menarik dan sesuai dengan usia anak-anak dapat meningkatkan intensitas kunjungan untuk membaca buku atau mengakses informasi di perpustakaan. Tentunya pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama untuk menyebarluaskan informasi mengenai adanya ruang baca anak maupun tamam baca anak di lingkungan sekitarnya. Sehingga anak-anak tidak hanya menggunakan waktu luangnya untuk bermain atau pergi ke tempat belanja, namun menjadikan perpustakaan sebagai destinasi berlibur dengan bermain sambil belajar serta menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Adapun permasalahannya yaitu, bagaimana cara meningkatkan minat anak untuk melakukan budaya literasi dan bagaimana cara mengadakan taman bacaan kecamatan di Surabaya. Adapun tujuannya yaitu, dapat meningkatkan minat anak untuk melakukan budaya literasi dan dapat memberikan cara untuk mengadakan taman bacaan kecamatan di Surabaya. Minat membaca pada anak tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan berkesinambungan. Seperti halnya telah penulis uraikan diatas bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu kegiatan atau aktivitas yang ditunjukkan dengan keinginan atau kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh, dilakukan dengan kesadarannya dan diikuti dengan rasa senang. Menurut Farida Rahim (2008: 28), minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah suatu rasa lebih suka dan rasa lebih ketertarikan pada kegiatan penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis (membaca) yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh atau dilakukan dengan kesadarannya, diikuti dengan rasa senang serta adanya usaha-usaha seseorang untuk membaca tersebut dilakukan karena adanya motivasi dari dalam diri. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri sehingga diperoleh makna yang tepat menuju pemahaman yang dapat diukur. Salah satu program pembangunan pendidikan adalah Program pengembangan Budaya Baca dan Perpustakaan. Program ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat 3 melalui peningkatan budaya baca serta penyediaan, bahan bacaan yang berguna bagi aksarawan baru, maupun anggota masyarakat pada umumnya yang membutuhkan untuk, memperluas pengetahuan dan keterampilan demi peningkatan wawasan serta produktivitas masyarakat. TBM sebagai medium pengembangan budaya baca merupakan tempat mengakses berbagai bahan bacaan: seperti buku pelajaran, buku keterampilan praktis, buku pengetahuan, buku keagamaan, buku hiburan, karya-karya sastra serta bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kondisi obyektif dan kebutuhan masyarakat sekitar dan minat baca yang baik aksaran baru, peserta didik jalur Pendidikan Formal dan Non-Formal (warga belajar), dan masyarakat umum tanpa batas usia. Taman bacaan masyarakat adalah untuk melayani kepentingan penduduk yang tinggal disekitarnya. Mereka terdiri atas semua lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, agama, adatistiadat, tingkat pendidikan, umur dan lain sebagainya. Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 9) Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah tempat / wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM Menurut Sutarno NS (2006: 19)Taman Bacaan Masyarakat mempunyai tanngung jawab, wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangunnya, mengelola dan mengembangkannya. Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa untuk ikut memiliki (sense of bel onging), ikut bertanggung jawab (meluhangrukebi). Menurut Amrin (2011: 04)Taman bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang per orang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah TBM berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga atau unit layanan yang menyediakan bahan bacaan untuk sekelompok masyarakat di suatu wilayah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat. Masyarakat menyadari dan menghayati bahwa taman bacaan sangat diperlukan oleh masyarakat. Minat masyarakat terhadap TBM harus terus dibina dan dikembangkan sehingga masyarakat memperoleh informasi yang mereka perlukan. METODE Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan karena penelitian ini berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah kurangnya taman bacaan kecamatan di Suarabaya. Penulisan jurnal ini dilakukan dengan literary review, dimana masalah dikaji dan ditelusuri dari informasi berdasarkan pustaka atau literatur yang ada. Berdasarkan hasil pengkajian sumber pustaka, lalu dilakukan pengamatan terhadap objek yang selanjutnya dianalisis. Analisis data merupakan upaya peneliti menangani masalah yang terkandung pada data. Dalam analisis, terdapat tindakan mengurai dan membedah masalah. Penelitian mulai melakukan analisis data setelah penyediaan data selesai. Dalam kata lain, analisis dalam hal ini adalah rangkaian kegiatan 4 menyediakan data. Kegiatan analisis dapat dihentikan bila peneliti menemukan kaidah, atau dalil yang berkaitan dengan objek yang menjadi masalah penelitian (Sudaryanto, 1992). Singkatnya, analisis merupakan kegiatan menguraikan suatu data penelitian berdasar teori yang telah ada. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pada bagian ini akan dibahas mengenai permasalahan yang telah dirumuskan pada rumusan masalah, yakni cara meningkatkan minat anak untuk melakukan budaya literasi dan cara mengadakan taman bacaan kecamatan di Surabaya. Sebagian besar data diperoleh dengan cara melakukan lierary review dan analisis data. a) Tujuan Meningkatkan Minat Baca Secara umum minat baca mempunyai tujuan mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta mengembangkan masyarakat baca (Reading society) lewat pelayanan masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan lingkungan baca untuk semua jenis bacaan. Di lingkungan sekolah juga demikian, dengan adanya fasilitas perpustakaan yang memadai akan menumbuhkan minat baca siswa sehingga tercipta pula masyarakat baca di lingkungan sekolah. Tujuan dari pengembangan minat baca ini antara lain untuk : Mendorong minat dan kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang berbudaya membaca. Meningkatkan layanan perpustakaan. Menciptakan masyarakat informasi yang siap berperan serta dalam semua aspek pembangunan. Memiliki pengetahuan yang terkini, bukan yang sudah “basi”. Meningkatkan kemampuan berpikir. Mengisi waktu luang. Minat baca dapat ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingga menjadi kebiasaan melalui penguasaan teknik membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca lebih efisien, efektif, serta menarik. b) Faktor yang Mempengaruhi Menurunnya Minat Baca Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti pembawaan dan kebiasaan. Sementara faktor eksternal adalah faktorfaktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini mempengaruhi adanya motivasi, kemauan, dan kecenderungan untuk selalu membaca. Namun, selain dari faktor tersebut, masih ada faktor yang mempengaruhi menurunnya minat baca, yaitu : A. Teknologi yang semakin canggih 5 SIMPULAN Banyaknya media hiburan seperti TV, Jejaring Sosial, komputer, hand phone, VCD, tape recorder,dan lain–lain. Hal ini banyak menyita waktu dan orang lebih memilih menikmati hiburan dibandingkan dengan membaca buku. B. Kurangnya kesadaran Jika masing-masing individu menanamkan rasa kesadaran akan pentingnya membaca, tentu saja hobi membaca akan muncul dalam diri kita dan membaca akan menjadi kebutuhan bagi diri kita. C. Kurangnya motivasi Motivasi dari berbagai pihak amat dibutuhkan terutama dari dewan guru dan orang tua remaja. Berkurangnya minat membaca masyarakat bisa disebabkan beberapa faktor, yaitu contohnya kurang nya fasilitas dan sosialisasi tentang pentingnya budaya membaca, kemudian kurangnya inisiatif masyarakat untuk pergi ke perpustakaan karena jarak yang jauh, dan faktor lingkungan masyarakat yang mungkin kurang mendukung. Maka dari itu ada beberapa solusi yang mungkin bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca kepada masyarakat, seperti : A. Mengadakan taman bacaan keliling di setiap weekend Tujuannya adalah untuk memudahkan dan membantu anak-anak agar bisa mendapat dan membaca buku dengan jarak yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. B. Mengajak anak-anak secara interaktif Pada saat masih anak-anak pastinya banyak hal yang bisa menganggu proses pembelajaran atau juga minat membaca dari anak-anak. Hal yang bisa dilakukan yaitu mengajak anak-anak untuk pergi ke perpustakaan atau mengadakan event yang berisi taman bacaan. Saat event tersebut diadakan maka saat itulah waktunya untuk mengajak anak-anak untuk membaca buku. Jika anak-anak masih kurang berminat, kita bisa menambah taman bacaan dengan hiasan semenarik mungkin dan membuat suatu games yang berisikan teks atau bacaan, dan secara tidak langsung akan membuat mereka membaca dan tidak membosankan. Berdasrkan hasil analisis data dan literary review mengenai Pengadaan Taman Baca Kecamatan sebagai Saranan Perbaikan Literasi Anak Usia Dini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Mengadakan taman bacaan keliling di setiap weekend. Tujuannya adalah untuk memudahkan dan membantu anak-anak agar bisa mendapat dan membaca buku dengan jarak yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Mengajak anak-anak secara interaktif. Hal yang bisa dilakukan yaitu mengajak anak-anak untuk pergi ke perpustakaan atau mengadakan event yang berisi taman bacaan. Saat event tersebut diadakan maka saat itulah waktunya untuk mengajak anak-anak untuk membaca buku. Jika anak-anak masih kurang berminat, kita bisa menambah taman bacaan dengan hiasan semenarik mungkin dan membuat suatu games yang berisikan teks atau bacaan, dan secara tidak langsung akan membuat mereka membaca dan tidak membosankan. 6 Simpulan ditulis dengan huruf times new roman 12 spasi 1. Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian mengenai pembahasan, mengacu pada rumusan masalah dan tujuan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Amrin. 2011. Cara Merintis Taman Bacaan MasyarakatI. Medan: Pustaka TBM MRD. Lebond, Bayu. 2017. “Keluarga & Pernikahan, Pendidikan & Anak”. Dalam Psy Line. 7 Desember. Jakarta. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik ke Arah Memahami Metode Linguistik.. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers. 1993. Supriyanto, dkk. 2010. Aksentuasi Perpustkaan dan Pustakawan. Jakarta: IPI PD-DKI Jakarta bekerja sama dengan Sagung Seto. Sutarno. 2006. Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Sagung Seto. 2