Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017 GAMBARAN PROSES DEKONTAMINASI TERMOMETER DENGAN MENGGUNAKAN ALKOHOL 70% SERTA METODE LARUTAN KLORIN, AIR SABUN DAN AIR DTT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI KELURAHAN SETIAWARGI KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA PERIODE NOPEMBER-DESEMBER TAHUN 2013 METI MEGAWATI1, MIMMA FATMALA2 [email protected]) Abstrak Studi yang dilakukan WHO di 55 rumah sakit di 14 negara diseluruh dunia juga menunjukkan bahwa (8,7%) pasien rumah sakit menderita infeksi selama menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara di Negara berkembang, diperkirakan lebih dari (40%) pasien di rumah sakit terserang infeksi nosokomial.Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2010 menunjukkan bahwa (9,8%) pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama di rawat. Tingginya frekuensi kontak dengan darah penderita akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada tenaga kesehatan. Penelitian yang dilakukan terhadap 24.000 tenaga kesehatan di rumah sakit selama 3 tahun menunjukkan bahwa insiden kontak darah (exposure rate) 3,5 per 100 pekerja per tahun 3. Studi awal yang dilakukan peneliti pada bulan September tahun 2013 dengan melakukan wawancara terbuka kepada Bidan Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya diperoleh informasi bahwa masih ada kejadian cross infection yang terjadi pada ibu hamil yang disebabkan karena penggunaan alat-alat yang tidak steril, dalam hal ini penggunaan termometer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan proses dekontaminasitermometer antara yang menggunakan Alkohol 70% dengan Larutan Klorin, Air Sabun dan Air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif.Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, pada bulan Desember Tahun 2013. Besar sampel sebanyak 2 orang yang diambil dengan teknik Purposive Sampling.Instrumen penelitian ini menggunakan termometer yang telah dikalibrasi, lembar observasi, media agar dan mikroskop. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa termometer baru yang akan digunakan terdapat bakteri jumlah bakteri setelah digunakan pada ketiak ibu hamil trimester III responden A pada temp 1 sebanyak 1077 koloni/cm2 dan temp 2 sebanyak 1923 koloni/cm2. Sedangkan pada ibu hamil trimester III responden B pada temp 1 sebanyak 4619 koloni/cm2 dan pada temp II sebanyak 1000 koloni/cm2.Terdapat perbedaan banyaknya kehilangan bakteri antara proses dekontaminasi termometer dengan menggunakan alkohol 70% serta metode larutan klorin, air sabun, dan air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya periode NopemberDesember tahun 2014. Direkomendasikan petugas kesehatan/ bidan dalam mensterilkan alat-alat kesehatan dapat menggunakan alkohol 70%, karena dapat efektif menghilangkan bakteri, serta membuat SOP nya. Kata Kunci:Dekomentasi, Alkohol 70%, Larutan Klorin, Air Sabun, dan Air DTT. paling A. Latar Belakang Sterilisasi merupakan suatu tahan panas yaitu spora bakteri1.Sterilisasi termometer yang proses untuk membunuh semua jasad sudah renik jika dilakukan, agar bakteri yang ada pada ditumbuhkan dalam suatu media tidak termometer dapat dihilangkan. Pada ada kenyataannya bakteri yang menempel yang jasad ada renik sehingga yang dapat digunakan termometer sangat sulit penting berkembang biak. Sterilisasi harus pada untuk dapat membunuh jasad renik yang dihilangkan, hal ini akan berdampak 123 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017 pada penyebaran bakteri pada orang 55 rumah sakit di 14 negara diseluruh yang dunia menggunakan termometer tersebut. juga menunjukkan bahwa (8,7%) pasien rumah sakit menderita Apabila proses pembersihan infeksi selama menjalani perawatan di atau sterilisasi tidak adekuat, dan rumah sakit. Sementara di Negara termometer yang telah terkontaminasi berkembang, diperkirakan lebih dari itu digunakan pada orang lain yang (40%) pasien di rumah sakit terserang berbeda, infeksi nosokomial. maka dapat terjadi penyebaran dari suatu penyakit atau cross infection terhadap orang Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tersebut, seperti bacterial endocarditis, tahun herpes, hepatitis B, hepatitis C, dan (9,8%) pasien rawat inap mendapat HIV. tersebut infeksi yang baru selama di rawat. memiliki tingkat resiko kematian yang Tingginya frekuensi kontak dengan tinggi, karena itu harus dilakukan darah penderita akan meningkatkan upaya pencegahan terjadinya cross risiko terjadinya infeksi pada tenaga infection pada orang lain. Dalam kesehatan. Penelitian yang dilakukan bidang kedokteran ataupun kebidanan terhadap 24.000 tenaga kesehatan di prosedur kontrol infeksi harus selalu rumah dilakukan untuk menunjukkan bahwa insiden kontak (cross darah (exposure rate) 3,5 per 100 Penyakit-penyakit dengan menghindari tepat terjadinya infection). Terdapat kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam sterilisasi, sehingga 2010 menunjukkan sakit selama 3 bahwa tahun pekerja per tahun3. Banyak penelitian telah dibutuhkan dilakukan untuk mencari cara yang pengetahuan dari tenaga kesehatan paling efektif dalam membersihkan dalam melakukan sterilisasi terhadap instrumen alat alat-alat yang digunakan, dan juga penelitian Letters harus selalu membuktikan bahwa ternyata masih alat ditemukan adanya sisa debris pada dilakukanmaintenanceterhadap yang digunakan, et al tersebut sehingga dapat memberikan endodintic files hasil sterilisasi yang optimal2. dilakukan pembersihan World Health Organization ultrasonic memperkirakan pada tahun 2010 akan berbeda terjadi dilakukan 16.000 kasus penularan walaupun 4 cleaning . dengan oleh yang telah dengan Tidak jauh penelitian yang Whitworth kegagalan et al hepatitis C , 66.000 kasus penularan menunjukkan autoclave hepatitis B dan 1000 kasus penularan dalam membersihkan darah dan saliva HIV pada tenaga kesehatan di seluruh pada dental bur, dan juga tidak dunia. Studi yang dilakukan WHO di 124 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017 menghilangkan bakteri yang 5 mengkontaminasi bur tersebut . Penelitian mengalami banyak keluar keringat yang baik pada siang hari maupun malam berhubungan dengan sterilisasi juga hari, keadaan ini sering mengganggu pernah dilakukan oleh Adji dkk dan membuat tidak nyaman, dalam (2007) bahwa sehari ibu hamil bisa mandi lebih dari Bacillus subtilis masih tetap tumbuh dua kali untuk mengatasi rasa panas dengan dibersihkan oleh alkohol 70%. dan keringat yang berlebih tadi. Sterilisasi inframerah Ternyata rasa panas dan keringat menunjukkan tidak ada pertumbuhan berlebih adalah biasa terjadi pada saat bakteri Bacillus subtilis. Sterilisasi hamil. Efek yang ditimbulkan dari dengan autoclave satu sampel positif banyaknya keringat yang keluar dari tumbuh sedangkan dua sampel yang tubuh ibu hamil dapat menyebabkan lain negatif (bakteri tidak tumbuh), terjadinya penyakit atau iritasi kulit dan karena yang lain Ibu hamil trimester III sering menyatakan dengan sterilisasi dengan ozon kulit basah lebih rentan menunjukkan Bacillus subtilis tetap terhadap infeksi bakteri dan jamur tumbuh. tambahan. Dari disimpulkan penelitian bahwa ini sterilisasi Studi awal yang dilakukan menggunakan inframerah adalah yang peneliti pada bulan September tahun paling 2013 dengan melakukan wawancara efektif diantara metoda sterilisasi yang lain. Penelitian terbuka kepada Bidan Kelurahan Kecamatan Tamansari serupa pernah Setiawargi Andriyani (2009) Kota Tasikmalaya diperoleh informasi menerangkan bahwa ada pengaruh bahwa masih ada kejadian cross larutan detergent dan larutan klorin infection yang terjadi pada ibu hamil pada proses pencucian alat makan yang disebabkan karena penggunaan dengan metode three compartement alat-alat yang tidak steril, dalam hal sink dalam menurunkan jumlah angka ini penggunaan termometer. diteliti kuman oleh alat makan di Rumah Berdasarkan SakitPKU Muhammadiyah Surakarta. tersebut, Faktor yang memungkinkan terjadinya melakukan penelitian mengenai ” penularan penyakit di rumah sakit Proses Dekontaminasi Termometer adalah adanya sumber penyakit, dalam Antara Yang Menggunakan Alkohol hal ini pasien merupakan sumber 70% dengan Larutan Klorin, Air penyakit. Kontaminasi silang adalah Sabun dan Air DTT Pada Ibu Hamil kontaminasi Trimester III di Kelurahan Setiawargi dari bahan makanan melalui pembawa dalam hal ini lewat Kecamatan penulis fenomena tertarik Tamansari untuk Kota alat makan, terutama sendok8. 125 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017 Tasikmalaya Periode Nopember- Desember Tahun 2013”. kehilangan bakteri yang disebabkan karena perlakuan atau eksperimen. Cara pengambilan data B. Metode Jenis penelitian yang penelitian ini adalah informed consent, pada melakukan melakukan digunakan adalah kuantitatif dengan prosedur pembersihan ketiak dengan metode deskriptif. Penelitian ini telah menggunakan tissue kering.Sebelum dilaksanakan di Kelurahan Setiawargi diberikan perlakuan, termometer yang Kecamatan akan Tamansari Kota digunakan terlebih dahulu Tasikmalaya, pada bulan Desember disterilisasi dan dikulturisasi pada Tahun 2013. media Besar sampel sebanyak 2 orang yang diambil dengan teknik Purposive agar, dengan tujuan agar termometer yang digunakan benarbenar bersih dari mikroorganisme. Sampling, dengan kriteria inklusi dan Termometer yang sudah bersih eksklusi, sebagai berikut : digunakan untuk mengukur suhu pada 1. Kriteria inklusi ketiak klien.Masing-masing klien a. Ibu hamil trimester III mendapat perlakuan sebanyak 2 kali b. Berada di wilayah tempat perlakuan dengan termometer yang penelitian berbeda. Setelah digunakan kemudian c. Bersedia menjadi responden 2. Kriteria eksklusi termometer tersebut disterilisasi sesuai dengan a. Ibu hamil trimester III yang patologis perlakuan Selanjutnya penelitian. kedua termometer tersebut dilakukan kulturisasi pada b. Mengalami alergi pada kulit media agar untuk bisa dilihat jumlah c. Personal hygienenya kurang. bakteri Penelitian ini terdiri dari variabel bebasdan variabel terikat. Variabel independent (bebas) meliputi: Dekontaminasi (alkohol oleh mikroskop harinya. Data kemudian yang telah dianalisis mendeskripsikan dan DTT), variabel dependent (terikat) masing-masing variabel. kehilangan bakteri dengan hasil pengukuran pada C. Hasil Penelitian termometer. Instrumen diambil menggunakan analisis univariat untuk 70%, serta larutan klorin, air sabun, adalah keesokan penelitian ini menggunakan termometer yang telah dikalibrasi, lembar observasi, media agar dan mikroskop untuk melihat Penelitian tentang perbandingan kehilangan bakteri pada termometer antara yang menggunakan alkohol 70% dengan larutan klorin, air sabun dan air DTT telah dilaksanakan 126 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017 pada 2 orang ibu hamil di Kelurahan bakteri, sedangkan pada temp Setiawargi 2,3 dan 4 masing-masing Kota Kecamatan Tasikmalaya Desember tahun Tamansari pada bulan 2013. Hasil terdapat 1 bakteri. b. Jumlah Bakteri pada penelitian ini terdiri dari analisis Termometer univariat yang akan dijelaskan sebagai Digunakan pada Ketiak Ibu berikut : Hamil Trimester III 1. Analisis Univariat Jumlah Analisis untuk univariat digunakan mendeskripsikan atau Setelah bakteri pada termometer setelah digunakan pada ketiak ibu hamil menggambarkan variabel-variabel trimester III dapat dilihat pada yang diteliti, dalam penelitian ini tabel berikut ini : mengenai kehilangan bakteri pada Tabel 4.2 Jumlah Bakteri pada Termometer Setelah Digunakan pada Ketiak Ibu Hamil Trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya Periode Nopember-Desember Tahun 2013 Responden Jumlah Bakteri Temp 1 1077 A Temp 2 1923 Temp 1 4619 B Temp 2 1000 Sumber : Data Hasil Penelitian (2013) (Hasil Perhitungan Jumlah Bakteri dapat Dilihat pada Lampiran termometer antara yang menggunakan alkohol 70% dengan larutan klorin, air sabun dan air DTT. Hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut : a. Jumlah Bakteri Termometer pada Sebelum Digunakan Jumlah bakteri termometer baru pada sebelum digunakan pada ibu hamil Berdasarkan dapat dilihat pada tabel di menunjukkan bahwa jumlah bawah ini : bakteri Tabel 4.1 Jumlah Bakteri pada Termometer Baru Sebelum Digunakan pada Ibu Hamil Trimester III Jumlah Termometer Jumlah bakteri Temp 1 2 Temp 2 1 Temp 3 1 Temp 4 1 Berdasarkan Tabel menunjukkan 4.1 bahwa termometer baru yang akan digunakan terdapat bakteri yaitu pada temp 1 terdapat 2 pada Tabel setelah ketiak 4.2 digunakan ibu hamil trimester III responden A pada temp 1 sebanyak 1077 koloni/cm2 dan temp 2 sebanyak 1923 koloni/cm2. Sedangkan pada ibu hamil trimester III responden B pada temp 1 sebanyak 4619 koloni/cm2 dan pada temp II sebanyak 1000 koloni/cm2. c. Jumlah Kehilangan Bakteri pada Termometer dengan 127 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017 Menggunakan Alkohol 70% dengan menggunakan larutan dan klorin, air sabun, dan air DTT Larutan Klorin, Air Sabun, dan Air DTT Jumlah pada kehilangan termometer pada responden A sebanyak bakteri 1231 koloni/cm2 dari jumlah dengan bakteri sebanyak 2 menggunakan alkohol 70% koloni/cm dan larutan klorin, air sabun, 64,0%, dan air DTT pada ibu hamil responden trimester III dapat dilihat pada kehilangan bakteri sebanyak tabel berikut ini : 115 koloni/cm2 dari jumlah Tabel 4.3 Kehilangan Bakteri pada Termometer Setelah di Dekontaminasi oleh Larutan Alkohol 70% dan Larutan Klorin, Air Sabun, dan Air DTT pada Ibu Hamil Trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya Periode Nopember-Desember Tahun 2013 Jumlah Kehilangan Bakteri (Koloni/cm2) Resp Larutan Klorin, Alkohol Air Sabun, dan 70% Air DTT A 1071 1231 B 3311 115 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah kehilangan bakteri termometer pada dengan menggunakan alkohol 70% pada responden A sebanyak 2 1071 koloni/cm dari jumlah bakteri sebanyak koloni/cm2 99,4%, atau sekitar sedangkan responden 1077 B pada jumlah kehilangan bakteri sebanyak 3311 koloni/cm2 dari jumlah bakteri sebanyak koloni/cm2 atau 4619 sekitar 71,7%. Jumlah kehilangan bakteri pada termometer sekitar sedangkan bakteri B pada jumlah sebanyak koloni/cm2 atau 1000 sekitar 11,5%. D. Pembahasan 1. Jumlah Kehilangan Bakteri pada Termometer dengan Menggunakan Alkohol 70% Berdasarkan penelitian responden 2 koloni/cm hasil diperoleh jumlah bakteri pada sebanyak 1071 kehilangan Berdasarkan atau 1923 A dari jumlah bakteri sebanyak 1077 koloni/cm2 atau sekitar 99,4%, sedangkan pada responden B jumlah kehilangan bakteri sebanyak 3311 koloni/cm2 dari jumlah bakteri sebanyak 4619 koloni/cm2 atau sekitar 71,7%. Hal ini menunjukkan dekontaminasi bakteri bahwa pada termometer dengan menggunakan alkohol 70% sangat efektif. Pendapat Larson (1995) bahwa aktivitas alkohol sebagai antimikroba adalah dengan cara mendenaturasi sehingga protein bakteri mengganggu proses 128 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017 metabolisme sel bakteri yang aktivasinya menyebabkan dengan bakteri. kematian Alkohol sel bila berinteraksi protein. Sedangkan efektif beberapa membunuh bakteri Gram positif beresiko tinggi dan api/ledakan dan bakteri Alkohol Gram juga negatif. efektif untuk yang efektif adalah terhadap sangat cepat menguap. membuhuh jamur. Adapun kadar alkohol kerugiannya Hasil penelitian ini untuk sejalan dengan penelitian yang bakteriberkisar dilakukan oleh Ariyanti Dessy antara 60% sampai 95% sehingga dkk (2007) yang menyatakan kadar larutan yang mengandung bahwa terhadap efektivitas anti kadar alkohol kurang dari 60% mikroba tidak efektif dagang larutan pembersih tangan membunuh bakteri atau virus yang (hand sanitizer) yang beredar di terdapat pada tangan atau alat daerah Jakarta dan sekitarnya kesehatan lainnya. menunjukkan bahwa prosentase menghilangkan dapat secara Alkohol merupakan dari beberapa merk pengurangan total bakteri yang denaturan protein, suatu sifat yang terdapat terutama responden rata-rata berkisar antara memberikan antimikrobial Disarnping pada itu, alkohol. alkohol juga pada tangan para 93,41% -98,93%. Kadar alkohol yang efektif sebagai hand merupakan pelarut lipid sehingga sanitizer berkisar antara 60% dapat sel. sampai 95% sehingga kadar dipakai larutan hand sanitizer yang merusak Alkohol membran yang umum untuk sterilisasi adalah alkohol mengandung konsentrasi 70% karena efektif kurang dari 60% tidak dapat memecah protein yang ada dalam secara efektif membunuh bakteri mikroorganisme. atau virus yang terdapat pada Rismana Menurut (2002) bahwa tangan pada proses lainnya. adalah untuk penggunaan disinfeksi atau kadar alat alkohol kesehatan 2. Jumlah Kehilangan Bakteri pada permukaan yang kecil, tangan dan Termometer kulit. keunggulan Menggunakan Larutan Klorin, Air ini adalah Sabun dan Air DTT tidak Berdasarkan Adapun golongan alkohol sifatnya yang merusak stabil, hasil dapat penelitian menunjukkan bahwa dibiodegradasi, cocok untuk kulit jumlah kehilangan bakteri pada dan termometer dengan menggunakan hanya material, dengan sedikit menurun 129 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017 larutan klorin, air sabun, dan air karbohidrat. DTT pada responden A sebanyak natrium hipoklorit dalam air akan 1231 koloni/cm2 dari jumlah Klorin cair terhidrolisis atau membentuk bakteri sebanyak 1923 koloni/cm2 hipoklorit, selanjutnya atau sekitar 64,0%, sedangkan hipoklorit akan pada jumlah membentuk ion hydrogen dan kehilangan bakteri sebanyak 115 hipoklorit . Senyawa klorin lebih koloni/cm2 dari jumlah bakteri aktif bila menggunakan pada pH responden B 2 sebanyak 1000 koloni/cm atau sekitar 11,5%. asam terdisosiasi rendah, karena keberadaan asam hipoklorit lebih dominan. Akan Dekontaminasi dengan tetapi perlu diingat bahwa daya menggunakan larutan klorin, air korosi senyawa klorin juga akan sabun meningkat pada pH yang rendah. dan air DTTdapat mematikan bakteri yaitu bakteri Pada gram gram hipoklorit tidak memiliki aktivitas negative dan spora bakteri serta bakterisida, sehingga menurunkan tetap aktif digunakan dalam air efektivitas yang sadah. Kelemahan desinfeksi klorin (Purnawijayanti, 2001). larutan klorin, air sabun, dan air Hasil penelitian ini sejalan dengan DTT adalah dapat menyebabkan penelitian yang dilakukan oleh korosi pada pH yang rendah, Andriyani Annisa (2009) yang sedangkan menyatakan positif, bakteri konsentrasi yang pH yang tinggi disinfesi ion senyawa bahwa rata-rata diperlukan agar larutan klorin, air jumlah angka kuman alat makan sabun, dan air DTT efektif untuk sebelum membunuh mikroorganisme koloni/cm² dan setelah dicuci adalah 50-100 ppm (part per sebesar 51,1 koloni/cm². Ada million) dengan waktu kontak pengaruh larutan detergent dan sekitar larutan 1 menit pada suhu 8 minimum 24 °C . dicuci klorin sebesar pada 832 proses pencucian alat makan dengan Mekanisme cara senyawa metode three compartement sink klorin dapat mematikan kuman dalam menurunkan jumlah angka bakteri yaitu asam hipoklorit yang kuman alat makan di Rumah Sakit merupakan senyawa klorin yang PKU Muhammadiyah Surakarta. paling aktif akan menghambat oksidasi glukosa mikroorganisme, dalam dengan sel cara Berdasarkan uraian tersebut, peneliti berpendapat bahwa disinfektan dengan menghambat enzim-enzim yang menggunakan larutan klorin, air terlibat detergen, dan air DTT dapat dalam metabolisme 130 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017 menurunkan jumlah bakteri, tetapi kesehatan tidak seefektif menggunakan air alkohol 70%, karena dapat efektif alkohol, ini terjadi karena larutan menghilangkan bakteri. klorin, air detergen, dan air DTT dapat 2. Bagi Puskesmas Tamansari Kota dipengaruhi oleh sumber lain Tasikmalaya penggunaan Hendaknya yang campuran kemungkinan berbagai jenis larutan terdapat bakteri seperti penggunaan air. pihak puskesmas dapat membuat prosedur tetap dalam merawat dan membersihkan alat-alat kesehatan, E. Simpulan dan saran Simpulan sehingga tidak infection, dan terjadi cross meminimalisasi terjadinya penyakit menular pada Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : menggunakan alkohol 70% yang telah digunakan oleh ibu hamil di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari orang lain. 3. Bagi Penelitian Kebidanan Hendaknya penelit-peneliti yang 1. Pembilasan termometer dengan dapat menggunakan Kota menurunkan Tasikmalaya kehilangan bakteri rata-rata sebanyak 2191 koloni/cm2 dari jumlah bakteri 2848 atau sebesar 76,9% lain, menggali lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya cross infection pada alat-alat kesehatan yang digunakan selama pemeriksaan, dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan metode analisis yang berbeda. 2. Pembilasan termometer dengan menggunakan larutan klorin, air sabun, dan air DTT yang telah digunakan oleh ibu hamil di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari dapat Kota menurunkan Tasikmalaya kehilangan bakteri rata-rata sebanyak 673 koloni/cm2 dari jumlah bakteri 1461 atau sebesar 46,0% Saran 1. Sari, 2012. enterotoksin gen Staphylococcus aureus dari pangan Distribusi asal susu segar hewan. dan Jurnal Veteriner Vol 10 No 3 2. Ireland et al, 2003. Medical Microbiology An Introduction to Infectious Diseases. 3rd ed. Connecticut: Appleton&Lange 1. Bagi Pelayanan Kebidanan Hendaknya F. Referensi petugas kesehatan/ bidan dalam mensterilkan alat-alat 3. Denis, 2011. Food microbiology fundamentals and frontiers. ASM Press. Washington DC 131 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017 4. Jawetz, 2005. Mikrobiologi 10. Siswandono dan B. Soekardjo. (Medical 2000. Kimia Medisinal. Surabaya: Kedokteran Microbiology). Alih Bahasa Nugroho E, Maulany RF). Jakarta. Penerbit EGC. Airlangga University Press. 11. Rahayu, I.D. 2009. Kerugian ekonomi mastitis subklinis pada 5. Singh G, 2004. Textbook of sapi perah. Fakutas Pertanian st Jurusan Peternakan. Universitas Orthodontics.1 ed. New Delhi. Jaypee Brother Medical Publisher (P) Ltd Muhammadiyah Malang. 12. Tridianti A. 2012. Efektifitas 6. Adji dkk, 2007. Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Berbagai Metode Sterilisasi Molar Alkohol Band yang Terkontaminasi Pasca 70%, Inframerah, Otoklaf, dan Proses Fitting Band: Uji Hitung Ozon Bakteri. Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus subtilis. Jurnal. Universitas Gadjah Yogyakarta. Universitas Indonesia: Jakarta, 2012. Mada 13. Lee H., Cartwrigth R., Grueser T., 26 Pascall MA 2007. Efficiency of Diakses September 2013 7. Andriyani, FKG. manual dishwashing conditions on Pengaruh bacterial survival on eating Larutan Detergent Dan Larutan utensils. Journal of Food Klorin Pada Proses Pencucian Engineering. V.80 : 885-891. Alat 2009. Makan Trhee Dengan Compartement Terhadap Penurunan Metode 14. Rismana, E. 2002. Peneliti Muda Sink di P 3 Teknologi Farmasi dan Jumlah Medika BPPT Jakarta,http : Angka Kuman Pada Alat Makan //www.pikiranrakyat. com/ cetak/l Di 004 I07 I cal. RS PKU Muhhamadiyah Surakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta. 15. Ariyanti, D., dkk. 2007. Uji Efektvitas Antikroba Beberapa 8. Purnawijayanti, 2007. Sanitasi Merek Dagang Pembersih Tangan Higiene dan Keselamatan Kerja Antiseptik. ISSN : 1693-9883. dalam Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. Pengelolaan Makanan. IV, No. 1, April 2007, 1 – 6. Kanisius. 9. Dwidjoseputro, dasar 2005. Mikrobiologi. DasarIKAPI. Penerbit Djambatan. 132