A. HASIL Pemeriksaan Makroskopis No. Pemeriksaan Interpretasi Makroskopis 1. Warna Normal Berwarna putih kelabu Abnormal homogen, - Jernih : menandakan kadang ditemukan butiran seperti jeli jumlah sperma sangat yang tidak mencair. sedikit - Merah kecoklatan : adanya sel darah merah - Kuning : pada penderita ikterus atau minum vitamin 2. Bau bau khas seperti bunga akasia 3. Likuefaksi mencair dalam 60 menit, rata-rata ± 15 bau busuk infeksi - menit. 4. Volume > 2 ml >1,5 ml (WHO) hypospermia : < 1 ml Normospermia : 1-6 ml ( rata-rata hyperspermia : > 6 volume 2,5-3,5) 5. Viskositas Aspermia : 0 ml ml benang yang terbentuk < 2 cm atau > 5 cm : Jika semen sisa sampel di ujung pipet/jarum terlalu kental, kurang hanya sedikit enzim likuifaksi dari prostat. < 3 cm : terlalu encer, zat koagulasi yang vesikula dihasilkan seminalis etrlalu sedikit, atau enzim pengencaran dari prostat terlalu banyak 6. pH 7,2 – 7,8 pH > 7,8 → infeksi, radang akut kelenjar atau pH kelamin epididimitis. < 7 → menunjukkan adanya penyakit kronis pada kelenjar atau epididymis. Pemeriksaan Makroskopis 1. Pemeriksaan estimasi jumlah sperma/konsentrasi 2. Mortilitas sperma 3. Morfologi sperma 4. Pemeriksaan elemen bukan sperma Contoh : misal di dalam 100 sperma terdapat elemen lain bukan sperma berjumlah 27. Maka perhitungannya akan seperti ini : C= NxS 100 = 27 x 1,4 100 = 3,78 jt/ml 5. Pemeriksaan hitung jumlah sperma/ejakulat Tabel faktor koreksi Jumlah kotak sedang yang dihitung Pengenceran 25 10 5 Faktor koreksi 1:10 10 4 2 1:20 5 2 1 1:50 2 0,8 0,4 Contoh : Rata-rata ditemukan 50 sperma yang dihitung dalam 5 kotak sedang dengan pengenceran 1 : 20, maka jumlah sperma adalah : = 50/1 x 106 = 50 juta / ml Rata-rata ditemukan 20 sperma yang dihitung dalam 10 kotak sedang dengan pengenceran 1 : 20, maka jumlah sperma adalah : = 20/4 x 106 = 5 juta / ml Interpretasi Dapat digolongkan menjadi : o Polyzoospermia : > 250 juta/ ml o Oligospermia : 40 juta/ ml o Normozoospermia : 40-200 juta/ ml o Azoospermia : 0/ ml