LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I SURFACE TENSION Di susun oleh: k – 113 – 12 – 020 - f NIM 1203120991 k – 113 – 12 – 028 - f NIM 1203121034 k – 113 – 12 – 038 - f NIM 1203121156 k – 113 – 12 – 055 - f NIM 1203136262 LABORATORIUM KIMIA FISIKA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013 LEMBAR PENGESAHAN No. Lab : k-113-12-020-f, k-113-12-028-f, k-113-12-038-f, k-113-12-055-f NIM : 1203120991, 1203121034, 1203121156, 1203136262 Kelas/Kelompok : A/V Tanggal Percobaan : 4 Desember 2013 Judul percobaan : Tegangan Permukaan Pekanbaru, 10 Desember 2013 Praktikan Praktikan k-113-12-020-f NIM. 1203120991 k-113-12-028-f NIM. 1203121034 Praktikan k-113-12-038-f k-113-12-055-f NIM. 1203121156 NIM. 1203136262 Menyetujui, Koordinator Asisten Praktikum Kimia Fisika I Ade Priyanto, S.Si NIM. 1110247272 Praktikan Mengetahui, Asisten Zaidi Asyadiqi NIM. 1003135734 SURFACE TENSION ABSTRACT Percobaan tegangan permukaan betujuan untuk menentukan berbagai tegangan permukaan cairan. Tegangan permukaan merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang yang disebabkan molekul-molekul zat cairpada permukaan ditarik oleh molekul-molekul yang berada dibawahnya sehingga terbentuk lapisan tipis atau selaput. Pada percobaan, faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan yaitu kenaikan temperatur dan penambahan surfaktan. Semakin tinggi temperatur, tegangan permukaan semakin kecil. Penambahan surfaktan juga dapat menurunkan tegangan permukaan. Penentuan tegangan permukaan menggunakan metode kenaikan pipa kapiler. Pada percobaan diperoleh data-data kenaikan cairan dalam pipa kapiler, sehingga didapatkan berbagai tegangan permukaan cairan. Pada temperatur 40oC, τ air yaitu 70,1 dyne/cm dengan h= 5,2 cm, sedangkan pada temperatur 50oC, τ air yaitu 68,2 dyne/cm dengan h= 4,8 cm sehingga diperoleh jari-jari kapiler yaitu 0,0275 cm dan 0,0289 cm. I. PURPOSE 1. Menentukan berbagai tegangan permukaan cairan atau larutan. 2. Mempelajari penentuan tegangan permukaan cairan atau larutan dengan metode kenaikan pipa kapiler. 3. Menentukan pengaruh suhu terhadap tegangan permukaan. II. THEORY Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. Apabila F = gaya (newton) dan L = panjang (m), maka tegangan-permukaan, S dapat ditulis sebagai S = F/L. Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Penyebab terjadinya tegangan permukaan, partikel A dalam zat cair ditarik oleh gaya sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel di dekatnya.Partikel B di permukaan zat cair hanya ditarik oleh partikel-partikel disamping dan dibawahnya,hingga pada permukaan zat cair terjadi tarikan ke bawah. Rumus Tegangan Permukaan : Ƴ = F/ d (1) Dalam Kasus ini d = 2l, sehingga Ƴ = F /2 * l (Maniac,2013). (2) Penerapan tegangan permukaan dalam kehidupan sehari – hari : mencuci dengan air panas jauh lebih bersih dibandingkan dengan air yang bersuhu normal, antiseptik yang dipakai untuk mengobati luka,selain dapat mengobati luka juga dapat membasahi seluruh luka (Maniac,2013). Tegangan permukaan berhubungan dengan peristiwa yang disebut kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis) dan adhesi (gaya tarik menarik antara molekul tidak sejenis). Tegangan permukaanpun bertanggung jawab atas bentuk tetesan cairan. Meskipun mudah cacat, tetesan air cenderung ditarik ke dalam bentuk bola dengan kekuatan kohesif dari lapisan permukaan (Saputra,2013). Peristiwa kapilaritas adalah naik turunnya permukaan zat cair melalui pipa kapiler. kapilaritas terjadi karena gaya kohesi dari tegangan permukaan dan gaya adhesi antara zat cair dan tabung kaca. Seperti sebuah barometer dengan pipa kapiler yang sebagian diisi dengan air raksa, dan sebagian lagi rruang hampa udara (vakum). Perhatikan bahwa ketinggian air raksa di pusat tabung lebih tinggi dari pada tepi, membuat permukaan atas dari raksa berbentuk kubah. Pusat massa dari seluruh kolom air raksa akan sedikit lebih rendah jika permukaan atas raksa yang datar selama crossection seluruh tabung. Namun dengan berbentuk kubah memberikan luas permukaan sedikit kurang untuk seluruh massa raksa. Hal ini berguna untuk meminimalkan energi potensial total. Bentuk permukaan kubah diatas dikenal sebagai meniskus cembung. Jika sudut kontak antara cairan dengan tabung kapiler lebih dari 90 derajat maka bentuk permukaan cairan tertekan ke bawah yang disebut meniskus cekung. Adapun rumus/persamaan menghitung tinggi rendahnya atau naik turunnya permukaan zat cair pada pipa kapiler adalah: Keterangan: = tinggi permukaan zat cair (m) = tegangan permukaan (N/m) = massa jenis zat cair (kg/m2) = jari-jari (m) = percepatan gravitasi (m/s2 ) = sudut kontak. Jika lebih besar dari 90°, cairan akan tertekan kebawah membentuk meniskus cekung. Kita dapat menyatakan efek permukaan dalam bahasa fungsi Helmholtz dan Gibbs. Hubungan antara fungsi – fungsi dan luas permukaan adalah kerja yang diperlukan untuk mengubah sejumlah tertentu luas ini dan kenyataan bahwa, pada kondisi yang berbeda, dA dan dG sama dengan kerja yang dilakukan dalam mengubah energi sistem.Kerja yang dilakukan dalam mengubah sangat kecil dσ luas permukaan suatu sampel sebanding dengan dσ dan kita menuliskannya: ᵧdσ (4) Koefisien ᵧ disebut tegangan permukaan, dimensinya adalah energy/luas (Jm ). Walaupun demikian, nilai ᵧ biasanya dilaporkan dalam Nm (karena 1 J = 1Nm). dw = –2 –1 Pada volume dan temperature tetap, kita dapat mengenai kerja pembentukan permukaan dengan perubahan fungsi Helmholtz, dan menuliskannya: dA = ᵧdσ (5) Karena fungsi Helmholtz berkurang (dA < 0) jika luas permukaan berurang (dσ < 0) maka secara alamiah permukaan mempunyai kecenderungan untuk menyusut (Atkins,1997). Gelembung adalah daerah dimana uap (atau mungkin juga udara) erperangkap dalam lapisan tipis, rongga adalah lobang berisi uap di dalam cairan. Oleh karena itu, yang sering disebut “gelembung” dalam cairan, sebenarnya adalah rongga : gelembung yang sebenarnya adalah mempunyai dua permukaan (satu permukaan pada setiap sisi lapisan tipis), rongga hanya mempunyai satu permukaan. Tetesan adalah volume kecil cairan yang berada dalam kesetimbangan dan dikelilingi oleh uapnya (dan mungkin juga udara) (Atkins,1997). Tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin (Wahyuni,2012). Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida. Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan luar dan dalam (selaput cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu molekul pembentuknya), sehingga untuk cincin dengan keliling L yang diangkat dari permukaan fluida dapat ditentukan dari pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin (Dianometer) (Wahyuni,2012). Permukaan zat cair selalu dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan karena molekul – molekul zat cair pada permukaan mendapat gaya tarik ke dalam oleh molekul – molekul yang berada di bawahnya, akibatnya zat cair selalu cenderung untuk memperkecil permukaan. Berkaitan dengan hal tersebut diperoleh konsep tegangan permukaan, yakni setiap gaya cm permukaan cairan yang menentang pembiasan luas permukaan. Ada berbagai cara penentuan permukaan tetapi yang digunakan dalam percobaan ini adalah dengan metode kenaikan pipa kapiler. Dengan perumusan: τ= hdgr 2 (6) τ = Tegangan permukaan h = tinggi cairan dalam kapiler g = gravitasi d = berat jenis cairan r = jari – jari kapiler Untuk mengukur jari – jari kapiler, dipakai cara membandingkan tinggi cairan dalam kapiler dalam kapiler dengan tinggi cairan standar bila dipakai alat yang sama. τ1 τ2 = h1 d1 (7) h2 d2 (Tim Labor Kimia Fisika, 2013). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan: a. Jenis cairan Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil. b. Suhu Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya suhu molekul- molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antara molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun. c. Adanya zat terlarut Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan permukaan. Untuk air adanya elektrolit anorganik dan non elektrolit tertentu seperti sukrosa dan gliserin menaikkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya zat- zat seperti sabun, detergen, dan alkohol adalah efektif dalam menurunkan tegangan permukaan. d. Surfaktan Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan. e. Konsentrasi zat terlarut Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada di dalam larutan (Mutmainna,2013). Macam-macam metode tegangan permukaan. Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan : 1. Metode kenaikan kapiler Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk mengukur tegangan antar muka. 2. Metode tersiometer Du-Nouy Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut. Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi: 1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat 2. Penetrasi molekul melalui membrane biologis 3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspense (Mutmainna,2013). III. EQUIPMENT AND MATERIAL a. Equipment is used: 1. Hotplate : 1 piece 2. Thermometer : 1 piece 3. Stir bar : 1 piece 4. Ruler 30 cm : 1 piece 5. Beaker glass 50 mL : 5 pieces 6. Spatula : 1 piece 7. Capillary pipes : 1 piece 8. Scales : 1 piece 9. Pycnometer : 2 pieces 10. Pipette : 1 piece 11. Spray bottle : 1 piece 12. Measuring glass 50 mL : 2 pieces 13. Beaker glass 1000 mL : 1 piece b. Material is used: 1. K2Cr2O7 2. Detergent ( Viso, Daia, Attack) 3. Aquades IV. WORK SCHEME 1. Detergent As many as three different types of detergent that is Viso, Daia, and Attack Each detergent was weighed as much as 1, 2, 3 grams so that there are 9 samples and weighed empty pycnometer Each sample detergent was inserted Beaker glass 50 ml and diluted with 50 ml aquades Detergent sample solution was heated by a hotplate a temperature of 400C and 500C used the thermometer Each sample solution each temperature capillary pipes was inserted and measured the increase in liquid or detergent sample solution in a capillary pipes Density of the sample solution was determined by pycnometer at 400C and 500C 2. Aquades Aquades 50 mL was inserted the Beaker glass 50 mL and heated in temperature 400C and 500C Aquades each temperature capillary pipes was inserted and measured the increase aquades in a capillary pipes Density of the aquades was determined by pycnometer at 400C and 500C V. DATA AND OBSERVATION Sampel deterjen yang digunakan : Viso, Daia dan Attack Berat piknometer kosong a. Berat piknometer I (Biru) : 11,61 gram b. Berat piknometer I (Merah) : 10,82 gram Detergen/Air Viso Daia Attack Air Massa 1 gr 2 gr 3 gr 1 gr 2 gr 3 gr 1 gr 2 gr 3 gr 1 gr 2 gr 3 gr 1 gr 2 gr 3 gr 1 gr 2 gr 3 gr - VI CALCULATION Berat Jenis (d) a. Viso 1. Massa 1 gr (40ºC) 1. Suhu 40ºC 50ºC 40ºC 50ºC 40ºC 50ºC 40ºC 50ºC Kenaikan Pipa Kapiler 4,8 cm 4,1 cm 4,4 cm 4,3 cm 4 cm 4,3 cm 3,8 cm 3,8 cm 4,5 cm 3,7 cm 3,4 cm 4,3 cm 4,3 cm 4,1 cm 3,4 cm 4,2 cm 4,4 cm 3,7 cm 5,2 cm 4,8 cm Berat Piknometer 16,49 gr 16,26 gr 16,38 gr 16,52 gr 16,33 gr 16,42 gr 16,45 gr 16,41 gr 16,47 gr 16,34 gr 16,06 gr 16,46 gr 15,65 gr 16,44 gr 16,37 gr 16,50 gr 16,28 gr 15,82 gr - P1 P2 P2 P1 P2 P2 P1 P2 P1 P1 P2 P1 P2 P1 P1 P1 P2 P2 - 2. Massa 2 gr (40ºC) gr/mL 3. Massa 3 gr (40ºC) 4. Massa 1 gr (50ºC) 5. Massa 2 gr (50ºC) 6. Massa 3 gr (50ºC) b. Daia 1. Massa 1 gr (40ºC) 2. Massa 2 gr (40ºC) 3. Massa 3 gr (40ºC) 4. Massa 1 gr (50ºC) 5. Massa 2 gr (50ºC) 6. Massa 3 gr (50ºC) c. Attack 1. Massa 1 gr (40ºC) 2. Massa 2 gr (40ºC) 3. Massa 3 gr (40ºC) 4. Massa 1 gr (50ºC) 5. Massa 2 gr (50ºC) 6. Massa 3 gr (50ºC) 2. Tegangan Permukaan pada suhu 400C pada suhu 500C = a. Viso 1. Massa 1 gram pada suhu 400C = = 63,15 dyne/cm 2. Massa 2 gram pada suhu 400C = = 59,91 dyne/cm 3. Massa 3 gram pada suhu 400C = = 66,13 dyne/cm 4. Massa 1 gram pada suhu 500C = = 59,82 dyne/cm 5. Massa 2 gram pada suhu 500C = = 62,56 dyne/cm 6. Massa 3 gram pada suhu 500C = = 68,88 dyne/cm b. Daia 1. Massa 1 gram pada suhu 400C = = 49,72 dyne/cm 2. Massa 2 gram pada suhu 400C = = 57,46 dyne/cm 3. Massa 3 gram pada suhu 400C = = 58,91 dyne/cm 4. Massa 1 gram pada suhu 500C = = 49,78 dyne/cm 5. Massa 2 gram pada suhu 500C = = 50,51 dyne/cm 6. Massa 3 gram pada suhu 500C = = 59,30 dyne/cm c. Attack 1. Massa 1 gram pada suhu 400C = = 56,08 dyne/cm 2. Massa 2 gram pada suhu 400C = = 53,51 dyne/cm 3. Massa 3 gram pada suhu 400C = = 43,54 dyne/cm 4. Massa 1 gram pada suhu 500C = = 58,29 dyne/cm 5. Massa 2 gram pada suhu 500C = = 68,88 dyne/cm 6. Massa 3 gram pada suhu 500C = = 52,86 dyne/cm 3. Jari – jari pipa kapiler (r) pada suhu 400C pada suhu 500C = 1 a. Suhu 400C = = = 0,0275 cm b. Suhu 500C = = = 0,0289 cm VII. DISCUSSION Percobaan tegangan permukaan bertujuan untuk memperlihatkan pengaruh suhu dan massa terhadap terhadap tegangan permukaan serta membandingkan tegangan permukaan dari beberapa jenis deterjen. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode kenaikan pipa kapiler untuk mengukur tegangan permukaan dengan melihat ketinggian cairan yang naik melalui pipa kapiler. Percobaan tegangan permukaan ini dilakukan terhadap 3 jenis larutan deterjen (Viso, Daia, dan Attack) dengan konsentrasi/massa yang berbeda dari masing – masing deterjen yakni 1, 2 dan 3 gram dan lautan deterjen dipanaskan pada suhu 40 oC dan 50 oC. Hal ini bertujuan untuk membandingkan tegangan permukaan dari 3 jenis larutan deterjen, untuk memperlihatkan pengaruh massa dan suhu terhadap tegangan permukaan. Secara umum atau teoritis bahwa setiap kenaikan suhu dan konsentrasi menyebabkan penurunan kenaikkan pipa kapiler serta menurunkan berat jenis larutan. Dengan penurunan kenaikan pipa kapiler dan berat jenis maka tegangan permukaan cairan menurun. Pada percobaan yang dilakukan praktikan diperoleh perbandingan tegangan permukaan antara suhu 40 oC dengan 50 oC tidak konstan, ada yang menurun (kecil) dan ada yang meningkat (besar) tegangan permukaan dengan bertambah/kenaikan suhu. Hal yang sama pada pengaruh massa atau konsentrasi terhadap tegangan permukaan diperoleh dari hasil percobaan ada yang massa besar tetapi tegangan permukaan kecil. Hal yang terjadi karena kesalahan yang disebabkan oleh beberapa hal yakni kesalahan praktikan dalam keidaktelitian pengukuran kenaikan pipa kapiler, pengukuran suhu, pengadukan, penimbangan sampel atau larutan deterjen. Pada percobaan tegangan permukaan, deterjen yang baik untuk digunakan yakni Attack, karena memiliki nilai tegangan permukaan yang paling rendah atau kecil disbanding dengan Viso dan Daia. Tegangan permukaan pada Attack pada suhu 40 oC yakni 43,54 dyne/cm dan pada suhu 50 oC yakni 52,86 dyne/cm pada massa 3 gram masing – masing suhu. VIII. QUESTION AND ANSWER 1. Apa yang dimaksud dengan tegangan permukaan? Jawab : Tegangan permukaan adalah permukaan zat cair selalu dalam keadaan tegang disebabkan karena molekul – molekul zat cair pada permukaan mendapat gaya tarik ke dalam oleh molekul – molekul yang berada di bawahnya, akibatnya zat cair selalu cenderung untuk memperkecil permukaan dan berkaitan dengan kohesi (gaya tarik menarik antara partikel – partikel sejenis) sehingga permukaannya seperti ditutupi lapisan tipis. 2. Apa yang dimaksud dengan energi permukaan? Satuannya? Jawab : Enegi permukaan adalah kemampuan untuk menarik molekul – molekul dari dalam ke permukaan. Kerja ini digunakan untuk menambah luas permukaan dan menambah energi potensial molekul. Satuannya N/m. 3. Turunkan persamaan (1) ! Jawab : F=W 2 τ. r. J = m . g 2 τ. r. J = ρ V. g 2 τ r = ρ. τ. r2 h. g τ = ρ . h. g → ρ=d 2 τ = d . h. g 2 4. Bagaimana pengaruh suhu terhadap tegangan permukaan ? Jawab : Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energi kinetik molekul dan pengaruh interaksi antar molekul berkurang. 5. Apa yang dimaksud dengan adhesi dan kohesi serta gejala – gejala yang bersangkutan dengan tegangan permukaan cairan? Jawab : Adhesi adalah gaya tarik- menarik antara partikel – partikel yang tidak sejenis. Kohesi adalah gaya tarik – menarik antara partikel –partikel sejenis. Gejala – gejala yang bersangkutan dengan tegangan permukaan adalah tetesan air yang jatuh mendekati bentuk bola, titik embun yang jatuh pada sarang laba- laba, dan serangga dapat hinggap pada permukaan air. 6. Terangkan maksud mekanisme pencucian oleh sabun dan deterjen? Jawab : Sabun dan deterjen merupakan produk dari surfaktan yang memiliki fungsi menurunkan tegangan permukaan dengan memutuskan ikatan hidrogen pada permukakan air sehingga dapat meningkat daya cuci. Selain itu, sabun dan deterjen mengubah sudut kontak yang besarnya lebih dari 900 menjadi lebih kecil sehingga menyebabkan zat ini dapat membasahi kaca. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. X. CONCLUSION 1. Pengaruh kenaikan suhu dan konsentrasi terhadap tegangan permukaan tidak sesuai dengan teori. 2. Deterjen yang paling baik untuk digunakan dari ketiga deterjen yang dijadikan sampel pada percobaan adalah Attack. 3. Deterjen yang memiliki nilai tegangan permukaan terkecil/rendah adalah Attack pada suhu 400C 43,54 dyne/cm dan suhu 500C yakni 52,86 dyne/cm pada massa 3 gram dari tiap suhu. XI. REFERENCE Atkins,P.W.1997. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid I. Terjemahan: Irma. I. Kartohadiprojo.Erlangga,Jakarta Maniac.2013.Tegangan Permukaan.http://andinicahyanintyas - maniac.blogspot. com/. Diakses pada 30 November 2013 Mutmainna, A.2013.Tegangan permukaan.http://atiahmutmainna.blogspot.com/ 2013/01/tegangan - permukaan.html. Diakses pada 30 November 2013 Saputra,R.B.2013.Tegangan permukaan dan kapilaritas.http://phisieducation09. blogspot.com/2013/04/tegangan-permukaan-dan-kapilaritas.html.Diakses pada 30 November 2013 Tim Labor Kimia Fisika.2013.Penuntun Praktikum Kimia Fisika I.FMIPAUR,Pekanbaru Wahyuni,I.T.2012.Laporan kimia fisika penentuan tegangan.http://itatrie. blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-fisika-penentuan-tegangan.html. Diakses pada 30 November 2013