LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUTORIAL SGD 8 LBM 4 Telah disetujui oleh : Semarang, 24 Mei 2019 Tutor ……………. Drg. Ninuk Sumaryati, M.Kes 1 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ 1 DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2 BAB 1 ....................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 3 Latar Belakang....................................................................................................................... 3 Skenario ................................................................................................................................ 4 Identifikasi Masalah .............................................................................................................. 4 PETA KONSEP ........................................................................................................ 5 BAB II ....................................................................................................................... 6 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 6 A. Landasan Teori .............................................................................................................. 7 1. Dasar hukum yang mengatur plagiarisme .................................................................... 6 2. Macam-macam plagiarisme.......................................................................................... 7 3. Ciri-ciri plagiarisme ....................................................................................................... 9 4. Faktor-faktor yang bisa menyebabkan terjadinya plagiarisme .................................... 9 5. Presentase maksimal kemiripan yang diperbolehkan dalam karya ilmiah................. 10 6. Sanksi yang diberikan untuk tindakan plagiarisme..................................................... 11 7. Pencegahan supaya tidak terjadi plagiarisme ............................................................ 13 8. Cara melakukan paraphrase ....................................................................................... 14 9. Pandangan atau hukum plagiarism dalam islam ........................................................ 15 BAB III .................................................................................................................... 18 KESIMPULAN ........................................................................................................ 18 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 19 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator. Menurut Adimihardja (2005), plagiarisme adalah pencurian dan penggunaan gagasan atau tulisan orang lain (tanpa cara-cara yang sah) dan diakui sebagai miliknya sendiri. Plagiarisme juga didefinisikan sebagai kegiatan dengan sengaja menyalin pemikiran atau kerja orang lain tanpa cara-cara yang sah (Adimihardja, 2002). Pelaku plagiarisme dikenal juga dengan sebutan plagiat (Rosyidi, 2007). Dan ada peraturan yang mengatur plagiarism yaitu peraturan menteri pendidikan nasional nomor 17 tahun 2010 tentang pencegahan dan penaggulangan plagiat diperguruan tinggi. Rasa malas membuat orang-orang melakukan tindakan plagiarisme atau plagiat adalah karena mereka menganggap individu yang ia contek atau jiplak memiliki karya cukup bagus sehingga ia menjiplaknya dan mengakuinya menjadi milik sendiri agar mendapat pujian atau nilai bagus . Selain itu kesibukan dan sempitnya waktu yang bisa diluangkan untuk menghasilkan karya yang layak atau bagus juga dijadikan alasan para plagiat untuk membohongi hati nuraninya sendiri karena sedikit banyak para plagiat tentu merasa berdosa atau bersalah ketika melakukan tindakannya tersebut. 3 B. Skenario Seorang mahasiswa terbukti melakukan plagiat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Ia menuliskan kutipan namun tidak disertai sumber yang memadai. Hasil kemiripan (similarity) dalam turnitin menunjukkan angka 50%. Oleh sebab itu mahasiswa tersebut mendapatkan sanksi. C. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana dasar hukum yang mengatur plagiarisme? 2. Apa saja macam-macam plagiarisme? 3. Apa ciri-ciri plagiarisme? 4. Apa saja faktor-faktor yang bisa menyebabkan terjadinya plagiarisme? 5. Berapa presentase maksimal kemiripan yang diperbolehkan dalam karya ilmiah? 6. Apa sanksi yang diberikan untuk tindakan plagiarisme? 7. Bagaimana pencegahan supaya tidak terjadi plagiarisme? 8. Bagaimana cara melakukan paraphrase? 9. Bagaimana pandangan/hukum plagiarism dalam islam? 4 PETA KONSEP PLAGIARISME KATA DEMI KATA (WORD FOR WORD PLAGIARISM) KEPENGARANGAN ( PLAGIARISM OF AUTHORSHIP) ATAS SUMBER (PLAGIARISM OF SOURCE) SANKSI (PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2010) MAHASISWA: a. TEGURAN b. PERINGATAN TERTULIS c. PENUNDAAN PEMBERIAN SEBAGIAN HAK MAHAISWA d. PEMBATALAN NILAI SATU ATAU BEBERAPA MATA KULIAH YANG DIPEROLEH MAHASISWA e. PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT DARI STATUS SEBAGAI MAHASISWA f. PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT DARI STATUS SEBAGAI MAHASISWA: ATAU g. PEMBATALAN IJAZAH APABILA MAHASISWA TELAH LULUS DARI SUATU PROGRAM 5 SELF PLAGIARISM BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Dasar hukum yang mengatur plagiarisme PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENAGGULANGAN PLAGIAT DIPERGURUAN TINGGI Pasal 1 ayat 1 “Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya,dengan mengutip sebagian atau seluruh karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai” UNDANG UNDANG NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Pasal 25 ayat 2 “ Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya” Pasal 70 “Lulusan yang karya ilmiahnya yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagai mana dimaksud dalam pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau didenda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). 6 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NO 1 TAHUN 1989 TENTANG UNTUK PENERJEMAHAN KEPENTINGAN DAN/ATAU PENDIDIKAN PERBANYAKAN , ILMU CIPTAAN PENGETAHUAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. Pasal 8 “Hak Cipta atas karya terjemahan diakui sebagai ciptaan tersendiri dan mendapatkan perlindungan berdasarkan Undang-undang Hak Cipta dengan ketentuan bahwa hak moral pemegang Hak Cipta harus diperhatikan” UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA Pasal 1 ayat 1 “ Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip dekralatif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan” 2. Macam-macam plagiarisme Menurut Soelistyo 2011 dari buku Soelistyo, H. (2011) , Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 1. Palgiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism) Penulis menggunakan kata-kata penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya. 2. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source) Penulis menggunakan gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan sumber yang jelas). 3. Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship) Penulis mengakui sebagai karya tulis karya tulis orang lain. 7 4. Self plagiarism Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan satu artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi. Dan mendaur ulang karya tulis/ karya ilmiah. Yang penting dalam self plagiarism adalah bahwa ketika mengambil karya sendiri, maka ciptaan karya baru yang dihasilkan harus memiliki perubahan yang berarti. Artinya Karya lama merupakan merupakan bagian kecil dari karya baru yang di hasilkan. Sehingga pembaca akan memperoleh hal baru, yang benar-benar penulis tuangkan pada karya tulis yang menggunakan karya lama. Menurut Panjabi 1. Mosaic plagiarism Dimana seseorang menggunakan dan menggabungkan data dari beberapa sumber menjadi 1 tanpa menyertakan keterangan penulis. 2. Duplicate publication Dimana seseorang memposting suatu karya disatu situs atau lebih tanpa izin dari penulis. a. Metaphore plagiarism Mengkutip dan menjiplak karya tulis orng lain untuk menjelas makna tulisan sendiri tanpa mencantumkan sumber. b. Intentional Plagiarisme yang dilakukan dengan sengaja Contohnya tidak mencatumkan sumber c. Unintentional Tidak sengaja melakukan plagiarisme, tidak bisa melakukan paraphrase yang baik. 8 3. Ciri-ciri plagiarisme a. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri. b. Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri. c. Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri. d. Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan sendiri. e. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal usulnya. f. Meringkas dan memparafrasekan(mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan g. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya. 4. Faktor-faktor yang bisa menyebabkan terjadinya plagiarisme a. Bisa dari sifat yang malas, malas untuk melakukan penelitian. b. Tidak mahir dalam memikirkan suatu ide. c. Beban karena dikejar deadline. d. Demi nilai agar nilai nya bagus. e. Kurangnya kemampuan dalam meneliti dan menulis. f. Kurangnya minat baca. g. Tidak tahu cara mengutip sumber yang berasal dari internet atau dari sumber lainnya. h. Karena tidak tahu peraturan yang mengatur. i. Malas berkonsultasi kepada yang lebih ahli atau pakarnya. j. Penyalahgunaan tekhnologi karena zaman sekarang sangat mudah mengakses internet. k. Karena kurangnya perhatian dosen terhadap plagiarism. l. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya hak cipta. 9 5. Presentase maksimal kemiripan yang diperbolehkan dalam karya ilmiah Angka presentase yang digunakan untuk standard penentuan plagiat dikti maksimal 30 % , diperguruan tinggi Universitas Gadjah Mada (Academic. 2017. Antisipasi Plagiarism) Menurut sastroasmoro tahun 2007 Kategori plagiarisme: Berdasarkan proporsi bahan yang dijiplak 1. Plagiarisme ringan : >30% dari bahan sumber 2. Plagiarisme sedang : 30-70 % dari bahan sumber 3. Plagiarisme berat atau total : 70-100% dari bahan sumber Ideal nya proporsi ide atau gagasan penulis harus lebih dominan dari jumlah kutipan yang diambil dari sumber karena jika tidak dikhawatirkan justru bahan sumber yang mendominasi dan menghasilkan tulisan yang tidak original. Plagiarisme pada tingkat pustakawan menurut institute of electrical and electronic engineer(IEEE)membagi perilaku plagiarisme dalam 5 level: 1. Penyalinan mentah dari suatu paper tanpa menyebut sumber dan penyalinannya 50%. 2. Penyalianan mentah dan suatu paper tanpa menyebut sumber dan penyalinan nya 20-40%. 3. Penyalinan tulisan atau paper tetapi diubah paragraf dan kalimat tanpa menyebut sumber. 4. Penyalinan beberapa elemen seperti gambar dan kalimat tanpa menyebut sumber. 5. Teks yang disalin sudah menyebut sumber tetapi tidak menambahkan tanda kutipan dalam kutipan walau seperti itu disebut tindakan plagiarisme 10 6. Sanksi yang diberikan untuk tindakan plagiarisme PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENAGGULANGAN PLAGIAT DIPERGURUAN TINGGI BAB VI SANKSI Pasal 12 (1) Sanksi bagi mahasiwa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 10 ayat (4) secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas: a. teguran; b. peringatan tertulis; c. penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa; d. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa; e. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; f. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; atau g. pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program. (2) Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan pada Pasal 11 ayat (6), secara berurutan dari yang paling ringan sampaid engan yang paling berat, terdiri atas: a. teguran; b. peringatan tertulis; c. penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan; d. penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional; e. pencabtuan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahli peneliti utama bagi yang memenuhi syarat; 11 f. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga kependidikan; g. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga kependidikan; atau h. pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan. (3) Apabila dosen/peneliti/tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f, huru g, dan huruf h menyandang sebutan guru besar/profesor/ahli peneliti utama, maka dosen/peneliti/tenaga kependidikan tersebut dijatuhi sanksi tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/profesor/ahli peneliti utama oleh Menteri atau pejabat yang berwenang atas usul perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Masyarakat melalui Koordinator Perguruan Tinggi Swasta; (4) Menteri atau Pejabat yang berwenang dapat menolak usul untuk mengangkat kembali dosen/peneliti/tenaga kependidikan dalam jabatan guru besar/profesor/ahli peneliti utama perguruan tinggi lain, apabila dosen/peneliti/tenaga kependidikan tersebut pernah dijatuhi sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f atau huruf g serta dijatuhi sanksi tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/profesor.ahli peneliti utama. (5) Dalam hal pemimpin perguruan tinggi tidak menjatuhkan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), Menteri dapat menjatuhkan sanksi kepada Plagiator. (6) Sanksi kepada pemimpin perguruan tinggis ebagaimana dimaskud pada ayat (5) berupa: a. teguran; b. peringatan tertulis; 12 c. pernyataan Pemerintah bahwa yang bersangkutan tidak berwenang melakukan tindakan hukum dalam bidang akademik 7. Pencegahan supaya tidak terjadi plagiarisme PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENAGGULANGAN PLAGIAT DIPERGURUAN TINGGI BAB IV PENCEGAHAN Pasal 6 (1) Pimpinan Perguruan Tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang ditetapkan olehs enat perguruan tinggi/organ lain yang sejenis, yang antara lain berisi kaidah pencegahan dan pengangulangan plagiat. (2) Pimpinan Perguruan Tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dans eni yang dikembangkan oleh perguruan tinggi. (3) Pimpinan Perguruan Tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai agar tercipta budaya antiplagiat. a. Tulis informasi yang didapat (sumbernya ditulis). b. Gunakan tanda kutip. c. Gunakan tanda kurung untuk menulis refrensi. d. Buatlah paraphrase/simpulan. e. Gunakan kata-kata sendiri. f. Menanamkan sifat jujur dalam diri sendiri. 13 g. Pengakuan karya milik orang lain. h. Dengan cara sosialisasi terkait UU no 28 tahun 2014 tentang hak cipta kepada seluruh masyarakat akademik. i. Melampirkan karya tulis tidak melakukan plagiat. j. Keputusan pimpinan untuk karya tulis di upload pada jurnal yang valid di portal garuda. k. Harus banyak membaca , referensi nya harus banyak. 8. Cara melakukan paraphrase 1) Bacalah kembali teks sumber sampai Anda memahami benar isi teks tersebut 2) Singkirkan teks/naskah asli tersebut dan tulislah ulang gagasan dalam teks tadi dalam sebuah kertas. 3) Buatlah daftar beberapa kata dibawah parafrase Anda tadi untuk mengingatkan Anda kembali pada cara Anda memahami naskah asli tersebut. Di atas kartu catatan tadi, tuliskan kata kunci yang menunjukkan subjek atau tema parafrase Anda. 4) Bandingkan tulisan parafrase Anda tadi dengan naskah aslinya untuk mengecek apakah semua gagasan, terutama gagasan yang penting telah tercantum dalam hasil parafrase tersebut. 5) Gunakan tanda petik ganda untuk mengidentifikasi istilah-istilah khusus, terminologi, atau frase yang Anda pinjam dari naskah asli, dan yang Anda ambil sama pesis dengan naskah asli. 6) Tuliskan sumber (termasuk halaman) pada kertas catatan Anda sehingga ini mempermudah Anda untuk menuliskan sumber pustaka atau referensi, bila Anda bermaksud mengambil parafrase tersebut 14 9. Pandangan atau hukum plagiarism dalam islam Dilihat dari sisi islampun, kegiatan plagiat adalah kegiatan yang buruk. Sisi buruk yang timbul karena plagiat adalah: 1. Dusta dan membangga-banggakan diri sendiri terhadap sesuatu yang bukan dimiliknya ع هَ س َ ْصِ َّللاْ َُ ُس ََ ْ ا ْْق َ َا ْ ْ ََ ْ َن ْ ْ ََّل ُْ و ِ ََّللا سصل مَّلُ ل ََ سْ ل ش َي ْ ْ ََ ْصِ ِْ َلِْ ْْ ْْ س ْ ِّس ْ َْسر ْ َْ شَّْ َُ َل ْ َِّ Dari Asma, Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang membangga-banggakan diri dengan sesuatu yang tidak ada pada dirinya itu bagaikan seorang yang menutupi seluruh badannya dengan dua kain kepalsuan.” (HR. Bukhari dan Muslim). 2. Pencurian—mengakui kepemilikan orang sebagai milik kita— Isham Al-Hadi mengatakan, “Tatkala banyak komentar tentang kelakuan sebagian orang yang menukil suatu perkataan tanpa menyebutkan siapa yang mengucapkannya, kutanyakan hal ini kepada guruku, Al-Albani, apakah tindakan tersebut tergolong pencurian ataukah bukan?” Jawaban beliau, “Betul, itu tergolong pencurian dan tentu saja tidak diperbolehkan oleh syariat karena itu termasuk berbangga dengan sesuatu yang tidak dimiliki, tadlis alias manipulasi dan membuat sangkaan bahwa perkataan tersebut atau simpulan pembahasan tersebut adalah buah karyanya.” (Al-Albani Kama ‘Araftuhu, karya Isham Musa Hadi hal. 74-75). 3. Tidak mensyukuri berkah kecerdasan yang diberikan oleh Tuhan. Ketika menjelaskan hadis ‘Agama itu nasihat (menghendaki kebaikan untuk pihak lain), An-Nawawi mengatakan, “Di antara bentuk menghendaki kebaikan untuk orang lain adalah menisbatkan keterangan yang menarik kepada yang mengatakannya. Siapa saja yang melakukan hal itu maka ilmu dan keadaannya akan diberkahi. Sedangkan orang yang membuat image bahwa ucapan orang lain yang dia kutip seakan-akan adalah kata-katanya itu sangat layak ilmunya tidak bisa diambil manfaatnya dan keadaannya tidak mendapatkan limpahan berkah. Adalah di 15 antara tradisi keilmuan para ulama adalah menisbatkan keterangan ilmiah yang menarik kepada orang yang pertama kali mengucapkannya.” (Bustanul ‘Arifin, hal. 4, Syamilah). Plagiat tidak boleh dilakukan karena berbagai alasan, misal suatu karya diciptakan dengan observasi atau penelitian yang memakan biaya dan waktu yang banyak dan dalam proses observasi atau penelitian sangat menguras tenaga. Alasan lain adalah dapat membuat si pencipta karya merugi. Al quran as syura ayat 183 ْ اس أ َ شْ ي َ ا ءَ ه ُ مْ َو ََل ت َ ع ْ ث َ ْو ا ف ِي س دِ ي َن َ ْ َو ََل ت َب ِ ْ ض مُ ف ِ اْل َ ْر َ َّ خ س ُ وا ال ن “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan” Surat an nisa ayat 29 ج ا َر ة ً ع َ ْن ت َ َر اض ِم ن ْ ك ُ مْ َو ََل ِ ي َ ا أ َي ُّ هَ ا ا ل َّ ذِ ي َن آ مَ ن ُ وا ََل ت َأ ْك ُ ل ُ وا أ َ ْم َو ا ل َ ك ُ مْ ب َ ي ْ ن َ ك ُ مْ ب ِ ال ْ ب َ ا َ ِ ط ِل إ ِ ََّل أ َ ْن ت َك ُ و َن ت َّللا َ ك َا َن ب ِ ك ُ ْم َر ِح ي ًم ا َّ ت َ ق ْ ت ُل ُ و ا أ َن ْ ف ُ س َ ك ُ ْم إ ِ َّن Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Menerangkan yang dimaksud dalam hak intelektual termasuk harta kekayaan maka keberadaan nya sangat terlindungi rasulullah bersabda “sesungguhnya darah (jiwa) dan harta mu adalh haram atau dilindungi” (HR. Termidzi) 16 Komisi fatwa juga mengambil kaidah fiqih “ tidak boleh melakukan tindakan hukum atas hak milik orang lain tanpa seizinya ‘’ “Rasullullah sangat mencela segala tindakan yang bisa merugikan orang lain rasulullah bersabda tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri dan tidk boleh pula membahayakan (merugikan) orang lain”. (HR ibnu majah dari ubadah bin Shamit) 17 BAB III KESIMPULAN Banyak dasar hukum yang mengatur plagiarisme. Salah satunya Peraturan Mnteri Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Kemudian plagiarisme sendiri juga banyak macam-macamnya. Diantaranya ada plagiarisme kata demi kata, plagiarisme atas sumber, plagiarisme kepengarangan, dan self plagiarisme. Di mana plagiarisme sendiri juga pastinya terdapat ciri-ciri. Kemudian terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya plagiarisme. Salah satunya karena sifat yang ada dalam diri yaitu malas. Sifat ini tentunya dapat dihindari. Untuk persentase maksimal kemiripan dalam penulisan karya ilmiah sendiri yaitu 30% menurut dengan DIKTI. Jika lebih dari angka tersebut, dapat dikatakan melakukan plagiarisme yang pastinya akan mendapatkan sanksi sesuai kadarnya. Namun plagiarisme juga dapat dicegah salah satunya dengan membuat paraphrase dalam mengutip kalimat dari sumber lain. Dalam islam pun juga mengaturhukum plagiarisme, di mana perbuatan plagiarisme termasuk perbuatan yang dilarang bahkan masuk dalam kategori haram. Oleh karena itu jangan sampai kita terjerumus ke dalam perbuatan yang dilarang oleh Allah agar segala perbuatan yang kita lakukan mendapatkan keridhoan-Nya. 18 DAFTAR PUSTAKA 1. Peraturan Menteri Pendidikan nasional, Nomor 17 Tahun 2010.Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. 2. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3. Sutiyono, Widhyastuti Purbani, dan Burhan Nurgiyanto. (2014). Panduan Antiplagiarisme. Yogyakarta. 4. Istiana, Purwani. (2013). Perpustakaan dan Plagiarisme. Hal 8-9. Universitas Dharma. Yogyakarta. 5. Herqutanto. (2013). Plagiarisme Runtuhnya Tembok Kejujuran Akademik. Vol 1 No 1. Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta. 6. Rizky W, Aulia. (2014). Plagiat adalah Tindakan yang Buruk. 7. Alfarisi, Usman. (2018). Studi Perbandingan Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia. Jurnal Hukum dan Syariah Vol 9 No 1. Universitas Muhammadiyah Jakarta. 8. Riswandi, Budi dkk. (2017). Pembatasan dan Pengecualian Hak Cipta di Era Digital. PT Citra Aditya bakti. Yogyakarta. 9. Das, N., & Panjabi, M.(2011). Plagiarism: Why is it such a big issue for medical writers. Perspectives in Clinical Research. Hal 67-71 19