Uploaded by User65361

MakalahAdmKepegawaian AmalliaOktaReza 17042150

advertisement
MAKALAH ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
“PEGAWAI DALAM KEGIATAN PENYELENGGARAAN NEGARA DAN
PERBEDAAN PEGAWAI DAN KEPEGAWAIAN NEGARA”
OLEH :
AMALLIA OKTA REZA
17042150
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini sebatas kemampuan yang saya miliki.
Dan saya juga berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Administrasi
Kepegawaian” yang telah
memberikan tugas makalah ini, dengan tema “Pegawai Dalam
Kegiatan Penyelenggaraan Negara Dan Perbedaan Pegawai Dan Kepegawaian Negara” .
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Administrasi Kepegawaian. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu saya
berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Padang, September 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pegawai
B. Pengetian Pegawai Negeri Sipil
C. Tugas dan Fungsi Pegawai Negeri Sipil
D. Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
E. Kedudukan Pegawai Negeri Sipil
F. Perbedaan Pegawai (aparatur) dengan Kepegawaian Negara
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat
tergantung pada mekanisme kerja aparatur Negara, khususnya Pegawai Negeri Sipil. Pegawai
Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS bukan saja unsur aparatur Negara, tetapi juga abdi
masyarakat yang hidup di tengah- tengah masyarakat dan bekerja untuk kepentingan masyarakat.
Kedudukan dan peranan dari Pegawai Negeri dalam setiap organisasi pemerintah
sangatlah menentukan, sebab Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung pemerintahan
dalam melakukan pembangunan nasional. Sebagai aparatur Negara, Pegawai Negeri Sipil juga
sebagai abdi Negara serta abdi masyarakat yang harus mengabdi kepada tugasnya, dan
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka di undangkan UndangUndang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian yang telah diubah menjadi
Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, serta Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. Karena PNS memegang peranan yang sangat besar
dalam kelancaran pemerintahan serta pembangunan maka dalam hal ini kedudukan pegawai
negeri menjadi sangat penting dalam penyelenggaraan negara, sebab lancar tidak lancarnya
pemerintah dan pembangunan negara tidak terlepas dari peranan dan keikutsertaan pegawai
negeri.
Pentingnya posisi Pegawai Negeri Sipil dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance) menjadikan Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu aktor penting dalam
mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai untuk kesejahteraan masyarakat. Sehingga
Kedudukan dan peranan pegawai negeri dalam setiap organisasi pemerintahan sangatlah
menentukan, sebab Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung pemerintahan dalam
melaksanakan pembangunan nasional.
Pegawai Negeri Sipil sebagai alat pemerintah (aparatur pemerintah) memiliki keberadaan
yang sentral dalam membawa komponen kebijaksanaankebijaksanaan atau peraturan-peraturan
pemerintah guna terealisasinya tujuan nasional. Komponen tersebut terakumulasi dalam bentuk
pendistribusian tugas, fungsi, dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil. Dengan adanya pergeseran
paradigma dalam pelayanan publik, secara otomatis hal tersebut akan menciptakan perubahan
sistem dalam hukum kepegawaian dengan adanya penyesuaian-penyesuaian dalam pelaksanaan
tugas, fungsi dan kewajiban dari Pegawai Negeri Sipil meliputi penataan kelembagaan birokrasi
pemerintahan, sistem, dan penataan manajemen pegawai. Tidak berjalannya tugas pokok dan
fungsi dari Pegawai Negeri Sipil, ini akan menghambat pencapaian-pencapaian dari tujuantujuan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pegawai memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan
fungsi pemerintahan. Arti penting dari pegawai sebagai sarana pemerintahan oleh Utrecht1
dikaitkan dengan pengisian jabatan pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil.
Kedudukan Pegawai Negeri Sipil mempunyai peran penting dalam menyelenggarakan fungsi
pemerintahan di suatu Negara dalam rangka mencapai tujuan nasional atau dengan kata lain
dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan nasional, diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil
sebagai unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi masyarakat yang penuh kesetian dan
ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah serta bersatu
padu, dan sadar akan tanggung jawabnya untuk menyelengarakan tugas pemerintahan dan
pembangunan.
Dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional tersebut di atas diperlukan adanya
pegawai negeri yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan Undang – Undang Dasar
1945, negara dan pemerintah bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna dan
berhasil guna, berkualitas tinggi, mempunyai kesadaran tinggi akan akan tanggung jawabnya
sebagai aparatur negara, abdi negara, serta abdi masyarakat. Untuk mewujudkan pegawai negeri
sebagaimana tersebut di atas maka perlu adanya pembinaan dengan sebaik – baiknya atas dasar
system karier dan system prestasi kerja. Aparatur Negara baik tergantung pada kesempurnaan
Pegawai Negerinya, dimana aparatur Negara sangat membutuhkan manusia yang terampil untuk
mencapai prestasi kerja yang baik dari anggota organisasi. Pegawai yang memiliki etos kerja
yang tinggi pada umumnya memiliki sikap mental dalam melakukan aktivitas atau pekerjaan
yang diwujudkan sebagai perilaku kerja seperti tepat waktu, disiplin, tanggung jawab, kerja
keras, rasional dan jujur.
Dalam menjalankan fungsi pemerintahan, diperlukan kualitas sumber daya Pegawai
Negari Sipil, sehingga fungsi pemerintahan berjalan dengan efektif. Demi memperlancar
pelaksanaan fungsi pemerintahan tersebut maka pemerintah dapat mengangkat langsung bagi
mereka yang telah bekerja pada instansi yang menunjang kepentingan nasional. Pengangkatan
merupakan suatu proses mendudukan seseorang pada suatu posisi atau tempat yang lebih baik
atau sama dari posisi sebelumnya.Pengangkatan pejabat struktural yaitu proses kegiatan untuk
mendudukan seseorang pegawai negeri sipil pada jabatan tertentu, dengan mempertimbangkan
kaedah rasional-akademis. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural antara
lain dimaksudkan untuk membina karier Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural dan
kepangkatan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Pegawai ?
2. Apa yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil ?
3. Apa saja tugas dan fungsi Pegawai Negeri Sipil dalam penyelenggaraan negara ?
4. Apa saja hak dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil ?
5. Bagaimana kedudukan Pegawai Negeri Sipil ?
6. Apa perbedaan Pegawai (aparatur) dengan Kepegawain Negara ?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini saya buat adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
Pegawai Negeri Sipil dan apa saja tugas dan fungsi Pegawai Negeri Sipil dalam penyelenggaraan
negara, serta apa perbedaan Pegawai (aparatur) dengan Kepegawaian Negara.
1.4 Manfaat Makalah
Dengan adanya makalah ini diharapkan bahwa pembaca serta penulis dapat memahami
hal-hal terkait Pegawai dan Kepegawaian Negara, sehingga menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca dan penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pegawai
Definisi pegawai menurut (Mardiasmo, 2011) adalah orang pribadi yang bekerja pada
pemberi kerja baik sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan
perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan
suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang
dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan atau ketentuan lain yang
ditetapkan pemberi kerja, termasuk orang pribadi yang melakukan pekerjaan dalam jabatan
negeri atau badan usaha milik negara atau badan milik daerah.
Para pegawai adalah aset organisasi yang paling berharga. Pengetahuan dan keahlian
mereka mempengaruhi kualitas barang dan jasa yang diberikan ke para pelanggan. Di dalam
perusahaan manufaktur, dimana tenaga kerja biasanya hanya mencerminkan sebagian dari total
biaya langsung, para pegawai adalah penggerak biaya dalam hal kualitas kerja mereka
mempengaruhi baik produktivitas keseluruhan maupun tingkat kecacatan produk. (Romney &
Steinbart, 2005).
B. Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Kranenburg memberikan pengertian dari pegawai negeri, yaitu pejabat yang ditunjuk,
jadi pengertian tersebut tidak termasuk terhadap mereka yang memangku jabatan mewakili
seperti anggota parlemen, presiden dan sebagainya. Logemann dengan menggunakann kriteria
yang bersifat materiil mencermati hubungan antara negara dengan pegawai negeri dengan
memberikan pengertian pegawai negeri sebagai tiap pejabat yang mempunyai hubungan dinas
dengan negara.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
pengertian Pegawai Negeri Sipil terdapat dalam Pasal 1 angka 3 yaitu Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan. Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri dari dua jenis,
yaitu: Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Sedangakan, Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pegawai” berarti
“orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan sebagainya)” sedangkan “Negeri” berarti
negara atau pemerintah, jadi pegawai negeri sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah
atau negara.
Dari uraian di atas maka dapat dikatakan pengertian pegawai negeri sipil adalah bagian
dari Aparatur Sipil Negara yang memenuhi syarat tertentu untuk menduduki jabatan pemerintah.
Pegawai Negeri adalah aparat Pemerintah. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada
alinea keempat disebut tugas pemerintah secara umum. Sesuai dengan itu, maka tidaklah salah
kalau dikatakan pegawai negeri mempunyai tugas “melayani kepentingan umum” (public
service) karena itu pelaksanaan tugas – tugas dan kewajiban Pegawai Negeri langsung
menyangkut kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah atau negara maupun warga negara.
C. Tugas Dan Fungsi Pegawai Negeri Sipil Dalam Penyelenggaraan Negara
Dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
menyatakan bahwa, pegawai Aparatur Sipil Negara bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan pertauturan perundang – undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengenai kewajiban Pegawai Negeri Sipil, tercantum dalam Pasal 10 Undang- Undang
RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang menyatakan bahwa, Pegawai
Aparatur Sipil Negara berfungsi sebagai: Pelaksana kebijakan publik, Pelayanan publik, Perekat
dan pemersatu bangsa.
D. Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
diatur mengenai Jenis, Kedudukan, Kewajiban, dan Hak Pegawai Negeri. Mengenai kedudukan
pegawai negeri sipil diatur dalam Pasal 3 yang tertulis :
1. Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.
2. Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pegawai negeri
harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
3. Untuk menjamin netralitas pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
pegawai negeri dilarang menjadi anggota dan/ atau pengurus partai politik.
Selain diatur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang hak dan kewajiban
Pegawai Negeri Sipil, maka ketentuan mengenai kewajiban dan larangan Pegawai Negeri Sipil
juga diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil. Dalam PP tersebut khususnya Pasal 2 dan Pasal 3 disebutkan bahwa :
Pasal 2 : Setiap Pegawai Negeri Sipil Wajib :
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah;
b. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri,
serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan negara oleh
kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain;
c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat negara, pemerintah dan pegawai negeri
sipil;
d. Mengangkat dan menaati sumpah/ janji pegawai negeri sipil dan sumpah/ janji
jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Menyimpan rahasia negara atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya;
f. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik yang langsung
menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum;
g. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab;
h. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara ;
i. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan korps
pegawai negeri sipil;
j. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara/ pemerintah, terutama di bidang keamanan,
keuangan dan materiil;
k. Menaati ketentuan jam kerja;
l. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
n. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang
tugasnya masing-masing;
o. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya;
p. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya;
q. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya;
r. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya;
s. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya;
t. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan;
u. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap
masyarakat, sesama pegawai negeri sipil dan terhadap atasan;
v. Hormat menghormati antara sesama warga negara yang memeluk agama/ kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berlainan;
w. Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat;
x. Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku;
y. Menaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang;
z. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang
diterima mengenai pelanggaran disiplin.
Pasal 3 : (1) Setiap Pegawai Negeri Sipil dilarang :
1. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat negara,
pemerintah, atau pegawai negeri sipil;
2. Menyalahgunakan wewenangnya;
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara asing;
4. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik negara;
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga milik negara secara tidak sah;
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman, sejawat, bawahan atau orang
lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan negara;
7. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam
terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya;
8. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapa pun juga
yang diketahui atau patut diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin
bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan pegawai negeri sipil yang
bersangkutan;
9. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat
pegawai negeri sipil, kecuali untuk kepentingan jabatan;
10. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
11. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang
dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya
sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani;
12. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
13. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia negara yang diketahui karena
kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain;
14. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk
mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/ instansi pemerintah;
15. Memiliki saham/ modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam
ruang lingkup kekuasaannya;
16. Memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada dalam
ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikan itu sedemikian rupa
sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung
menentukan penyelenggaraan atau jalannya perusahaan;
17. Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi, maupun sambilan, menjadi
direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta yang berpangkat pembina
golongan ruang IV/a ke atas atau yang memangku jabatan eselon I;
18. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan
tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain.
(2) Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat penata tingkat I golongan ruang III/d ke bawah
yang akan melakukan kegiatan sebagaimana di maksud dalam ayat (1) huruf q wajib mendapat
izin tertulis dari pejabat yang berwenang.
E. Kedudukan Pegawai Negeri Sipil
Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
diatur mengenai Jenis, Kedudukan, Kewajiban, dan Hak Pegawai Negeri. Mengenai kedudukan
pegawai negeri sipil diatur dalam Pasal 3 yang tertulis :
1.Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan
merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.
2.Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pegawai negeri
harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak
diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
3.Untuk menjamin netralitas pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
pegawai negeri dilarang menjadi anggota dan/ atau pengurus partai politik.
Mengenai kedudukan pegawai negeri dalam sistem politik Indonesia terkhusus lagi untuk
ikut terlibat dalam pemilihan Kepala Daerah diatur dalam beberapa ketentuan peraturan
perundang-udangan agar dalam pelaksanaannya tidak berdampak pada tidak stabilnya roda
pemerintahan di daerah, sehingga bagi pegawai negeri diberikan batasan-batasan untuk terlibat
dalam kegiatan politik termasuk dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah.
Beberapa kedudukan hukum dan hak-hak politik Pegawai Negeri Sipil yaitu sebagai
berikut :
a. Kedudukan hukum pegawai negeri sipil sangat jelas dalam Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 di mana dalam ketentuan
tersebut dikatakan bahwa pegawai negeri sipil adalah unsur aparatur negara dan
abdi masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintahan serta menyelenggarakan
tugas pemerintahan dan pembangunan.
b. Dalam Undang-Undang Kepartaian, klausul yang mengatur tentang pegawai
negeri sipil sebenarnya bersifat setengah hati untuk melepaskan pegawai negeri
dalam dunia politik. Hal ini dapat kita lihat dengan ketentuan dalam UndangUndang tersebut bahwa pegawai negeri sipil dapat masuk sebagai salah satu
anggota partai politik dengan syarat melepaskan statusnya sebagai pegawai negeri
sipil.
c. Hak-hak politik pegawai negeri sipil untuk melibatkan diri menjadi salah satu
anggota partai politik secara langsung maupun tidak langsung termasuk ikut
terlibat dalam pemilihan Kepala Daerah sebagai tim sukses atau juru kampanye
serta peserta kampanye juga tidak diperkenankan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku karena pertimbangan bahwa ia akan
memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingannya kecuali jika yang
bersangkutan bersedia menanggalkan jabatannya sebagai pegawai negeri sipil
kemudian terlibat dalam pemilihan Kepala Daerah, maka hal tersebut tidak
menjadi persoalan dan dianggap sebagai sesuatu yang sah-sah saja.
Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat
tergantung pada mekanisme kerja aparatur Negara, khususnya Pegawai Negeri Sipil. Pegawai
Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS bukan saja unsur aparatur Negara, tetapi juga abdi
masyarakat yang hidup di tengah- tengah masyarakat dan bekerja untuk kepentingan masyarakat.
Kedudukan dan peranan dari Pegawai Negeri dalam setiap organisasi pemerintah sangatlah
menentukan, sebab Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung pemerintahan dalam
melakukan pembangunan nasional.1Sebagai aparatur Negara, Pegawai Negeri Sipil juga sebagai
abdi Negara serta abdi masyarakat yang harus mengabdi kepada tugasnya, dan memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang
baik, maka di undangkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok – Pokok
Kepegawaian yang telah diubah menjadi Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, serta Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. Karena
PNS memegang peranan yang sangat besar dalam kelancaran pemerintahan serta pembangunan
maka dalam hal ini kedudukan pegawai negeri menjadi sangat penting dalam, sebab lancar tidak
lancarnya pemerintah dan pembangunan negara tidak terlepas dari peranan dan keikutsertaan
pegawai negeri. 2Seorang PNS harus arif dan bijaksana di dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. PNS harus memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya tanda
pengenal, dan di dalam proses pembuatannya PNS juga harus memberikan pelayanan yang baik
tanpa mempersulit masyarakat. Maka dari itu, dibentuklah suatu unit – unit tersendiri untuk
menangani berbagai masalah yang ada di dalam masyarakat, yang prosedur pengurusannya
dilakukan pada kantor Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya
disingkat PPTSP. PPTSP ini berwenang untuk melayani prosedur pengurusan surat perizinan
E. Perbedaan Pegawai (aparatur) dengan Kepegawaian Negara
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai
Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
Pemerintah.1 Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan.
Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah istilah untuk kelompok profesi bagi
pegawai-pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai
Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat dengan PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Logemann dengan menggunakan kriteria yang bersifat materiil mencermati hubungan
antara Pegawai Negeri dengan memberikan pengertian Pegawai Negeri setiap pejabat yang
mempunyai hubungan dinas dengan negara. 4 Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia , „‟Pegawai‟‟ berarti „‟orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan
sebagainya) sedangkan „‟Negeri‟ berarti negara atau pemerintah. Jadi Pegawai Negeri Sipil
adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau Negara.
Jenis Pegawai Aparatur Sipil Negara
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yang
menjelaskan Pegawai Aparatur Sipil Negara terdiri dari : a. PNS b. PPPK PNS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf a merupakan pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. PPPK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b merupakan pegawai ASN yang diangkat sebagai
pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan
instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang ini.
Dari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menyelenggarakan tugas-tugas
negara atau pemerintahan adalah pegawai negeri, karena kedudukan pegawai negeri adalah
sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, juga pegawai negeri merupakan tulang punggung
pemerintah dalam proses penyelenggaraan pemerintahan maupun dalam melaksanakan
pembangunan nasional.
Jabatan administrasi
Jabatan administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. Setiap jabatan
administrasi ditetapkan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Jabatan administrasi terdiri
atas :
1. jabatan administrator, bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan
pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan;
2. jabatan pengawas, bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh pejabat pelaksana, dan;
3. jabatan pelaksana, bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta
administrasi pemerintahan dan pembangunan.
Jabatan fungsional
Jabatan fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. Jabatan
fungsional dalam ASN terdiri atas:
1. jabatan fungsional keahlian, terdiri dari 4 (empat) tingkatan yakni ahli utama, ahli madya,
ahli muda, dan ahli pertama;
2. jabatan fungsional keterampilan, terdiri dari 4 (empat) tingkatan yakni penyelia, mahir,
terampil, dan pemula.
Jabatan pimpinan tinggi
Jabatan pimpinan tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi pemerintah.
Jabatan pimpinan tinggi terdiri atas:
1. Jabatan pimpinan tinggi utama;
2. Jabatan pimpinan tinggi madya, dan;
3. Jabatan pimpinan tinggi pratama.
Hak dan Kewajiban
PNS berhak memperoleh sebagai berikut :
1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Perlindungan;
5. Pengembangan kompetensi.
PPPK berhak memperoleh :
1. Gaji dan tunjangan;
2. Cuti;
3. Perlindungan;
4. Pengembangan kompetensi.
Kewajiban ASN
1. Setia dan taat kepada Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan pemerintah yang
sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
Kelembagaan
Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi dalam kebijakan,
pembinaan profesi, dan Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN). Untuk menyelenggaraan
kekuasaan dimaksud, Presiden mendelegasikan kepada:
1. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB)
berkaitan dengan kewenangan perumusan dan penetapan kebijakan, koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan, serta pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN;
2. Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) berkaitan dengan kewenangan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin
perwujudan Sistem Merit serta pengawasan terhadap penerapan asas kode etik dan
kode perilaku ASN;
3. Lembaga Administrasi Negara (LAN) berkaitan dengan kewenangan penelitian,
pengkajian
kebijakan
Manajemen
pendidikan dan pelatihan ASN; dan
ASN,
pembinaan,
dan
penyelenggaraan
4. Badan Kepegawaian Negara (BKN) berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraan
Manajemen ASN, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria Manajemen ASN.
Sedangkan Kepegawaian Negara atau yang disingkat dengan Badan Kepegawaian Negara
adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian negara.
Tugas BKN
BKN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen
kepegawaian negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Fungsi BKN
Dalam melaksanakan tugas, BKN menyelenggarakan fungsi:
1.
penyusunan dan penetapan kebijakan teknis di bidang manajemen kepegawaian;
2.
penyelenggaraan pengadaan, mutasi, pemberhentian dan pensiun, serta status dan
kedudukan hukum Pegawai Negeri Sipil;
3.
penyelenggaraan administrasi pensiun, Pejabat Negara dan mantan Pejabat Negara;
4.
penyelenggaraan sistem informasi manajemen kepegawaian;
5.
penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan manajemen kepegawaian;
6.
penyelenggaraan pemetaan potensi dan penilaian kompetensi Pegawai Negeri Sipil;
7.
penyelenggaraan dan pengembangan sistem rekrutmen Pegawai Negeri Sipil;
8.
penelitian dan pengembangan di bidang manajemen kepegawaian;
9.
pelaksanaan bantuan hukum;
10.
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang manajemen kepegawaian;
11.
pembinaan dan penyelenggaraan dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan BKN; dan
12.
pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.
Struktur Organisasi
Susunan organisasi BKN, terdiri dari :
1.
Kepala;
2.
Wakil Kepala;
3.
Sekretariat Utama;
4.
Deputi Bidang Pembinaan Manajemen Kepegawaian;
5.
Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian;
6.
Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian;
7.
Deputi Bidang Pengawasan dan Pengendalian;
8.
Pusat Perencanaan Kepegawaian dan Formasi;
9.
Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Kepegawaian;
10.
Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Aparatur Sipil Negara;
11.
Pusat Penilaian Kompetensi Aparatur Sipil Negara;
12.
Pusat Pengembangan Aparatur Sipil Negara;
13.
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian;
14.
Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum Kepegawaian; dan
15.
Inspektorat.
Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BKN. Sekretariat Utama terdiri atas:

Biro Perencanaan;

Biro Keuangan;

Biro Kepegawaian;

Biro Umum;

Biro Hubungan Masyarakat.
Mengenai siapa yang termasuk sebgai Pegawai Negeri dirumuskan dalam Pasal 92
KUHP. Untuk lebih jelasnya dikemukakan Pasal 92 yang berbunyi sebagai berikut :
1) Yang disebut pejabat, termasuk juga orang-orang yang dipilih dalam pemilihan
yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum, begitu juga orang-orang yang
bukan karena pemilihan menjadi anggota badan pembentuk Undang-Undang,
badan pemerintahan atau badan perwakilan rakyat, yang dibentuk oleh
pemerintah, begitu juga anggota dan semua kepala rakyat Indonesia asli dan
kepala golongan Timur Asing yang menjalankan kekuasaan yang sah
2) Yang disebut pejabat dan hakim termasuk juga hakim wasit, yang dimaksud
hukum termasuk juga orang-orang yang menjalankan peradilan administrasi, serta
ketua-ketua dan anggota-anggota pengadilan agama.
3) Semua anggota angkatan perang juga dianggap sebagai pejabat
Jenis Pegawai Negeri Sipil Mengenai jenis Pegawai Negeri Sipil didasarkan Pada Pasal 2
ayat (1) UU No. 43 Tahun 1999, Pegawai Negeri dibagi menjadi :
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan
c.
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pasal 2 ayat (1) UU No. 43 Tahun 1999 tidak menyebutkan apa yang dimaksud dengan
pengertian masing-masing bagiannya, namun di sini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri bukan anggota Tentara Nasional
Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pegawai Negeri Sipil
Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil dalam setiap organisasi pemerintah sangat
menentukan sebab Pegawai Negeri Sipil adalah tulang punggung pemerintahan dalam
melaksanakan pembangunan nasional. Peranan dan Pegawai Negeri Sipil diistilahkan jika dalam
dunia kemiliteran yang berbunyi not the gun, the man behind the gun (bukan senjata yang
penting melainkan manusia yang menggunakan senjata itu). Senjata yang modern tidak
mempunyai arti apa-apa bila manusia yang dipercaya menggunakan senjata itu melaksanakan
kewajibannya dengan benar.
Pengertian Pegawai Negeri Sipil menurut Krenenberg adalah pejabat yang ditunjuk,
pengertian ini tidak termasuk terhadap mereka yang memangku jabatan seperti anggota
Parlemen, Presiden dan lain sebagainya. Menurut Logeman Pegawai Negeri adalah setiap
pejabat yang memiliki hubungan dinas dengan Negara, dalam kamus umum bahasa Indonesia
pegawai adalah orang yang bekerja pada pemerintah sedangkan negeri berarti negara atau
pemerintah, jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara.
Pengertian
Pegawai Negeri Sipil menurut Mahfud MD ada dua bagian yaitu:
1. Pengertian Stipulatif, pengertian yang bersifat stipulatif adalah pengertian yang
diberikan oleh undang-undang tentang pegawai negeri, sebagaimana yang terdapat dalam
pasal 1 angka 1 dan pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 43 tahun 1999. Pengertian yang
terdapat dalam pasal 1 angka 1 berkaitan hubungan Pegawai Negeri Sipil dengan hukum
administrasi sedangkan pasal 3 ayat (1) berkaitan hubungan pegawai negeri dengan
pemerintah atau mengenal kedudukan pegawai negeri.
2. Pengertian Ekstentif, dalam pengertian ini beberapa golongan yang sebenarnya
bukan pegawai Negeri Sipil menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tetapi dalam
hal ini dianggap sebagai dan diperlakukan sama dengan pegawai Negeri artinya
disamping stipulatif ada pengertian yang hanya berlaku kepada hal-hal tertentu. Sebagai
contoh : pada ketentuan pasal 92 KUHP yang berkaitan dengan status anggota dewan
rakyat, anggota dewan daerah dan kepala desa. Menurut pasal 92 KUHP dimana
diterangkan bahwa yang termasuk dalam arti Pegawai Negeri Sipil adalah orang-orang
yang dipilih dalam pemilihan berdasarkan peraturan- peraturan umum dan juga mereka
yang dipilih tetapi diangkat menjadi anggota dewan rakyat dan dewan daerah serta
kepala-kepala desa dan sebagainya. Pengertian Pegawai Negeri menurut KUHP sangatlah
luas tetapi pengertian tersebut hanya berlaku dalam hal ada orang-orang yang melakukan
kejahatan atau pelanggaran jabatan dan tindak pidana lain yang disebut dalam KUHP,
jadi pengertian ini tidak termasuk dalam hukum kepagawian.
Pengertian Stipulatif dan Ekstentif merupakan penjabaran atas maksud dan keberadaan
Pegawai Negeri Sipil dalam hukum kepegawaian. Pengertian tersebut terbagi dalam bentuk dan
format yang berbeda namun pada akhirnya dapat menjelaskan maksud pemerintah dalam
memposisikan penyelenggara negara dalam sistem hukum yang ada karena pada dasarnya
jabatan negeri akan selalu berkaitan dengan penyelenggara negara yaitu Pegawai Negeri Sipil.
Dari pengertian Pegawai Negeri Sipil di atas dapat dilihat unsur-unsur PegawaiNegeri
Sipilyaitu:
1. Warga Negara Indonesia : telah memenuhi syarat Peraturan PerundangUndangan.
2. Diangkat oleh Pejabat Yang Berwenang : dalam pasal 1 angka 2 UndangUndang Nomor 43 tahun 1999 menegaskan pejabat yang berwenang adalah
pejabat yang mempunyai kewenangan mengangkat, memindahkan, dan
memberhentikan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Perundang
Undangan yang berlaku. Pada dasarnya kewenangan untuk mengangkat Pegawai
Negeri Sipil berada ditangan Presiden sebagai kepala Eksekutif, namun untuk
sampai tingkat kedudukan/pangkat tertentu, Presiden dapat mendelegasikan
wewenangnya pada para Menteri atau pejabat lain dan para Menteri dapat
mendelegasikan kepada pejabat lain di lingkungan masing- masing.
3. Diserahi tugas dalam jabatan negeri : Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dapat
diserahi tugas baik dalam tugas dalam suatu jabatan negeri maupun tugas negara
lainnya. Tugas dalam jabatan negeri artinya yang bersangkutan diberikan jabatan
dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, sedangkan jabatan tugas negara lainnya artinya jabatan
diluar bidang eksekutif seperti hakim-hakim Pengadilan Negeri dan Pengadilan
Tinggi. Pejabat yudikatif dilevel Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi
adalah Pegawai Negeri Sipil sedangkan Hakim Agung dan Mahkamah (Agung
dan Konstitusi) adalah pejabat negara.
4. Digaji menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku gaji adalah balas
jasa dan penghargaan atas prestasi kerja Pegawai Negeri sipil yang
bersangkutan. Sebagai imbal jasa dan pemerintah kepada pegawai yang telah
mengabdikan dirinya untuk melaksanakan sebagian tugas pemerintahan dan
pembangunan perlu diberikan gaji yang layak baginya.
Jenis Pegawai Negeri yang kedua adalah anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang
merupakan komponen dalam pembelaan Negara, pertahanan negara sebagai salah satu fungsi
pemerintahan negara merupakan usaha mewujudkan satu kesatuan pertahanan negara guna
mencapai tujuan nasional, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Tugas TNI adalah mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah, melindungi
kehormatan dan keselamat perang, melaksanakan operasi militer serta ikut aktif memelihara
perdamaian dunia. Jenis Pegawai Negeri yang ke-3 (tiga) adalah Kepolisian Republik Indonesia
mempunyai fungsi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat. Kepolisian RI dipimpin
oleh Kapolri yang bertanggung jawab kepada Presiden.
Pegawai Negeri Sipil mempunyai peranan amat penting sebab Pegawai Negeri Sipil
merupakan unsur aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintah dan pembangunan dalam
rangka mencapai tujuan negara. Kelancaran pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan
nasional terutama tergantung pada kesempumaan pada aparatur negara yang pada pokoknya
tergantung pada kesempurnaan Aparatur Negara. Dalam Hukum Publik Pegawai Negeri Sipil
bertugas membantu Presiden sebagai kepala pemerintahan dalam menyelenggarakan
pemerintahan, tugas melaksanakan peraturan perundang-undangan dalam arti kata wajib
mengusahakan agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati oleh masyarakat. Didalam
melaksanakan Peraturan Perundang-undangan pada umumnya kepada Pegawai Negeri Sipil
diberikan tugas kedinasan untuk dilaksanakan sebaik- baiknya. Sebagai abdi negara seorang
pegawai negeri juga wajib setia dan taat kepada Pancasila sebagai falsafah dan ideologi Negara,
kepada Undang-Undang Dasar 1945, kepada Negara dan kepada Pemerintah. Pegawai negeri
Sipil sebagai unsur Aparatur Sipil Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat dituntut untuk dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik oleh karenanya ia harus memiliki kesetiaan, ketaatan penuh
terhadap pancasila, Undang-Undang Dasar, Negara dan pemerintah sehingga dapat memusatkan
segala perhatian dan pikiran serta mengarahkan segala daya upaya dan tenaga untuk
menyelenggarakan tugas pemerintahan, pembangunan secara berdaya guna.
Pegawai memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dalam menyelenggarakan
pemerintahan karena pegawai yang akan memberikan pelayanan kepada masyarakat, pegawai
yang akan membantu pemerintah didalam setiap program-program kerja yang sudah
direncanakan setiap tahunnya dan pegawai merupakan bagian dari pemerintah yang akan
menjalankan pemerintahan. Kedudukan seeorang sebagai pegawai secara yuridis harus
ditetapkan melalui SK pengangkatan sebagai pegawai. SK pengangkatan tersebut adalah
penetapan berlakunya hubungan dinas publik antara seorang pegawai dengan Negara. Hukum
yang mengatur tentang kepegawaian, pemerintah berpedoman kepada Undang-undang Nomor 5
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara pemerintah juga dapat mengangkat Pegawai yang bukan PNS atau
bisa juga disebut Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
menurut Undang-Undang Aparatur Sipil Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b
merupakan pegawai Aparatur Sipil Negara yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian
kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan
Ketentuan Undang-Undang ini.
Untuk melakukan pengadaan, instansi pemerintah harus melakukan pemetaan dan
penyusunan jumlah dan jenis jabatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja berdasarkan
analisis jabatan dan beban kerja untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu)
tahun berdasarkan prioritas kebutuhan. Setelah dilakukan pemetaan dan penyusunan kebutuhan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, instansi pemerintah melaksanakan tahapan
perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan
pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Penerimaan calon Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian
secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan Instansi Pemerintah, dan
persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan. Selanjutnya untuk pengangkatan calon Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian
dengan masa perjanjian kerja paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai
kebutuhan dan didasarkan pada penilaian kinerja.
Untuk besaran gaji Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja didasarkan pada beban
kerja, tanggung jawab jabatan, dan resiko pekerjaan dengan sumber Gaji dan anggaran
pendapatan dan belanja negara untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja di Instansi
Pusat dan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja di Instansi Daerah. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja tetap berhak untuk
mendapatkan kesempatan pengembangan kompetensi yang pelaksnaannya direncanakan setiap
tahun oleh Instansi Pemerintah. Pengembangan kompetensi tersebut nantinya dipergunakan
sebagai bahan evaluasi serta dijadikan dasar untuk perjanjiankerja selanjutnya. Beberapa hal
yang perlu diperbatikan mengenai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yaitu tidak dapat
diangkat secara otomatis menjadi calon Pegawai Negeri Sipil.
Untuk diangkat menjadi calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon Pegawai
Negeri Sipil dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja diberikan untuk Tenaga Profesional. Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja bukan Tenaga Honorer versi baru atau lanjutan dan K1 dan K2. Jadi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja berbeda dengan tenaga honorer dan bukan lanjutan dari
tenaga Honorer. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut Pasal 4 Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan, Pasal 6 Pegawai Aparatur Sipil Negara terdiri
dari Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerjan. Pasal 7 berbunyi
(1) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a merupakan pegawai
Aparatur Sipil Negara yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pembina Kepegawaian dan
memiliki nomor induk pegawai secara nasional. (2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b merupakan Pegawai Aparatur Sipil Negara yang
diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan Ketentuan Undang-Undang ini.
Sehingga Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja tertutup menjadi calon Pegawai
Negeri Sipil. Artinya pengabdian Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja selama ini
sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) hanya akan diukur dan dihargai secara materi, berdasarkan
aturan seperti yang tercantum pada Pasal 22, yakni mendapatkan gaji, tunjangan, cuti,
perlindungan, dan pengembangan kompetensi. Berbeda dengan Pegawai Honorer, sebagaimana
disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 43
tahun 2007 dan yang terakhir Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2012, Pegawai Honorer
dapat diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, namun dengan persyaratan administrasi
tertentu melalui seleksi dan tes. Selain itu Honorer juga ditentukan berdasarkan masa pengabdian
yang minimal sudah melaksanakan kewajiban 1 tahun per 31 Desember 2005 dan masih bekerja
secara terus menerus hingga proses pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Beberapa hal
lain yang membedakan adalah bahwa Pegawai Honorer dibagi menjadi 2, yaitu Pegawai Honorer
Kategori I (K1) yakni Pegawai Honorer yang penghasilannya dibiayai oleh negara
(APBN/APBD) dan Honorer Kategori II (K2) yang pembiayaannya tidak ditanggung oleh
APBN/APBD.
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja berkewajiban :
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah
yang sah.
b. Menjaga Persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat yang berwenang.
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran
dan tanggung jawab
f. Menyimpan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
g. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bagaimanapun perbedaan antara Honorer dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja, pengangkatan Honorer baik K1 maupun K2 masih meninggalkan masalah. K1 misalnya
masih terdapat ribuan orang yang terganjal dan tidak dapat diangkat menjadi calon Pegawai
Negeri Sipil. Sementara K2 hanya diangkat tidak lebih dari 30%. Persoalan lainnya, bahwa
honorer diluar 2 kategori tersebut (K1 dan K2) tidak dianggap lagi sebagai tenaga honorer dan
sudah tertutup nasibnya untuk diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Hal ini sudah
dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 dan Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri Nomor 814.1/169/SJ Tahun 2013 tentang Penegasan Larangan Pengangkatan Tenaga
Honorer. Dibeberapa daerah Surat Edaran ini diikuti oleh PPK. Seperti di Kota Bekasi misalnya,
Walikota Bekasi mengeluarkan Surat Edaran Nomor 814/383- BKD.2/II/2013 tentang Larangan
Mengangkat Tenaga Honorer dan Tenaga Magang. Namun demikian apapun yang menjadi
keputusan pemerintah, sebaiknya lebih mengedepankan dan menghargai jasa dan dharma bakti
seseorang. Mudah-mudahan ada jalan keluar yang tidak merugikan Honorer dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian.
Disebutkan dalam Undang-Undang Apatur Sipil Negara ini, penerimaan calon Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian
secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan Instansi Pemerintah, dan
persyaratan lain yang dibutuhkan. Adapun pengangkatan calon Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian, dengan masa
perjanjian kerja paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan
berdasarkan penilaian kinerja. “Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja tidak dapat
diangkat secara otomatis menjadi calon Pegawai Negeri Sipil. Untuk diangkat menjadi calon
Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja harus mengikuti semua
proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon Pegawai Negeri Sipil dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan,” bunyi Pasal 98 Undang-Undang Aparatur Sipil Negara ini
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pegawai menurut (Mardiasmo, 2011) adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi
kerja baik sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan
perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan
suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang
dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan atau ketentuan lain yang
ditetapkan pemberi kerja, termasuk orang pribadi yang melakukan pekerjaan dalam jabatan
negeri atau badan usaha milik negara atau badan milik daerah. Para pegawai adalah aset
organisasi yang paling berharga. Pengetahuan dan keahlian mereka mempengaruhi kualitas
barang dan jasa yang diberikan ke para pelanggan.
Sedangkan pengertian pegawai negeri sipil adalah bagian dari Aparatur Sipil Negara yang
memenuhi syarat tertentu untuk menduduki jabatan pemerintah. Pegawai Negeri adalah aparat
Pemerintah.
Dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
menyatakan bahwa, pegawai Aparatur Sipil Negara bertugas: a. Melaksanakan kebijakan publik
yang dibuat oleh Pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan pertauturan perundang
– undangan, b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan c.
Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengenai kewajiban Pegawai Negeri Sipil, tercantum dalam Pasal 10 Undang- Undang
RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang menyatakan bahwa, Pegawai
Aparatur Sipil Negara berfungsi sebagai: Pelaksana kebijakan publik, Pelayanan publik, Perekat
dan pemersatu bangsa.
Perbedaan
Aparatur
Sipil
Negara (disingkat ASN)
adalah
istilah
untuk
kelompok profesi bagi pegawai-pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN
terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sedangkan
Kepegawaian Negara atau yang disingkat dengan Badan Kepegawaian Negara adalah Lembaga
Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang manajemen kepegawaian negara.
Pasal 22 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja berhak memperoleh gaji dan
tunjangan, cuti, perlindungan, dan pengembangan kompetensi. Pasal 99 ayat (3) Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon Pegawai
Negeri Sipil. Ayat (4) Untuk diangkat menjadi calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon
Pegawai Negeri Sipil dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Beberapa informasi dan
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara diatas yang paling pokok adalah bahwa Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja tidak lagi akan diangkat menjadi calon Pegawai Negeri
Sipil. Jika ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
harus ikut bersaing atau memiliki persamaan dengan pelamar umum.
DAFTAR PUSTAKA
PutuAyu, M. 2016. Peranan Pegawai Negeri Sipil Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu. Kerta Negara: Journal Ilmu Hukum. Vol 4, No.4
Sri Hartini, et.al, 2008, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
Ahmad Gufron dan Sudarsono, 1991, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta.
Vivtor M. Sitomurang, 1994, Tindak Pidana Pegawai Negeri Sipil, Rineka Cipta, Jakarta.
Undang Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Harsono,2011, Sistem Administrasi Kepegawaian, Fokusmedia,Bandung
Sri Hartini dkk, 2008, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta
Download