peran bpjs kesehatan dalam pencegahan fraud dan abuse dalam

advertisement
Slide Pembuka
PERAN BPJS KESEHATAN DALAM
PENCEGAHAN FRAUD DAN
ABUSE DALAM SISTEM JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL (JKN)
SELASA, 25 AGUSTUS 2015
AGENDA
Pendahuluan
Fraud & Abuse Oleh Faskes
Faktor Pendukung terjadinya Fraud & Abuse
Mekanisme Pencegahan, Deteksi & Penanganan
Fraud & Abuse
Sistem Pengawasan Eksternal & Internal BPJS Kes
Tantangan Pengelolaan Fraud & Abuse
Dasar Hukum
Perpres 12 Tahun 2013
Pasal 42
(1) Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan
harus memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada aspek
keamanan pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian dengan
kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.
Perpres 111 Tahun 2013
Pasal 43A
1) BPJS Kesehatan mengembangkan teknis operasionalisasi
sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan,
dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas Jaminan Kesehatan.
2) Dalam melaksanakan pengembangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), BPJS Kesehatan berkoordinasi dengan
kementerian/ lembaga terkait.
4
Definisi
 Permenkes 36 Tahun 2014 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Pada Sistem Jaminan Sosial Nasional :
“Tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh Peserta, petugas BPJS Kesehatan,
pemberi pelayanan kesehatan, serta penyedia obat dan alat kesehatan untuk
mendapatkan keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional melalui perbuatan curang yang tidak sesuai dengan
kesetentuan”.
 Fraud dalam pelayanan kesehatan disebut sebagai suatu bentuk upaya yang secara
sengaja dilakukan dengan menciptakan suatu manfaat yang tidak seharusnya
dinikmati baik oleh individu atau institusi dan dapat merugikan pihak lain.
 Fraud dalam pelayanan kesehatan dilakukan terhadap hal-hal atau
keadaan dan situasi yang berhubungan dengan proses pelayanan
kesehatan, cakupan atau manfaat pelayanan kesehatan dan pembiayaannya.
 Pembahasan tentang Fraud lebih banyak merujuk kepada referensi yang berasal
dari Amerika dimana kejadian Fraud dan Abuse mencapai 10% dari total biaya
kesehatan per tahun (biaya kesehatan $ 170 billion per tahun. Laporan General
Accounting Office, Mei 1992), kemudian tercatat pula bahwa angka tersebut pada
tahun 2003 meningkat 7,7% dari tahun 2002.
5
Definisi
 Abuse dapat diartikan sebagai penyalahgunaan atau tindakan yang bersifat tidak baik, tidak
benar, tidak seharusnya, menyalahgunakan, cenderung kriminal dan mengganggu secara
legal, formal maupun etika.
 Abuse merupakan bentuk lain yang dapat merugikan dalam pelayanan kesehatan. Namun
istilah ini lebih banyak digunakan dalam asuransi kesehatan yang diartikan sebagai kegiatan
atau tindakan yang merugikan dalam pelayanan kesehatan tetapi tidak termasuk dalam
kategori fraud. Abuse dapat berupa malpraktek atau overutilization.
 Abuse adalah setiap praktek Provider yang tidak konsisten dengan standar pelayanan
kesehatan, yang mengakibatkan perusahaan asuransi :
Membiayai hal-hal yang tidak perlu atau tidak memenuhi kebutuhan manfaat, Memberikan
penggantian biaya untuk pelayanan yang diberikan tidak sesuai kebutuhan medis, Membiayai
pelayanan yang disebabkan oleh pelayanan yang tidak sesuai dengan standard profesional
dalam kontrak.
 Termasuk didalam Abuse adalah praktek/ kegiatan yang dilakukan peserta yang
mengakibatkan perusahaan asuransi mengeluarkan biaya yang seharusnya tidak perlu.
6
Perbedaan F & A
• Perbedaan yang nyata antara Fraud & Abuse adalah
adanya “kesengajaan” (person's intent).
• Keduanya mempunyai dampak/akibat yang sama
 yaitu menyebabkan peningkatan biaya pelayanan
kesehatan
7
Jenis Fraud dan Abuse secara Umum
DUTA BPJS
KESEHATAN
8
Subjek Fraud
Provider Fraud
>>>
Consumer Fraud
>
Meminjamkan Kartu kepada orang
yang tidak berhak,
Pasien ingin memperpanjang RINAP
(Kss jiwa)
Rujukan APS
False Klaim,
False Klaim
Up coding
Unbundling
Double Klaim
Misrepresentasi
Readmission
Prematur Discharge
Mengganti tanggal rujukan,
Kesalahan Eligibilitas,
Fraud yang dilakukan oleh Peserta
Mandiri/Pemberi Kerja misalnya tidak
menyetorkan kewajiban iuran sesuai
kondisi sebenarnya,
PHK secara administrasi untuk
mendapatkan manfaat pelayanan
selama 6 bulan tanpa membayar
premi
Internal Fraud
>
Penggelapan dana klaim
Mengajukan klaim fiktif
Membuatkan kartu peserta yang
tidak berhak
Menarik biaya untuk penerbitan
kartu/ legalisasi SEP
Bekerjasama dengan Faskes untuk
mengubah kode pelayanan dengan
tarif lebih mahal
Bekerjasama dengan Faskes untuk
mengajukan klaim berulang
Bekerjasama dg Faskes
memindahkan PPK TK I
Suap dan Gratifikasi Ilegal dari
Faskes/ Organisasi Profesi/ Peserta/
Pihak lain
9
FRAUD & ABUSE OLEH SUBYEK
Provider Fraud
False Klaim
Cluster
Claim
Subjek Fraud
• Klaim fiktif
• RJTL berlanjut RITL, namun RJTL dibuat pada hari
sebelumnya/tgl RINAP dimajukan.
• Kasus luka tembak (latihan perang)
• Kasus bedah infertilitas (~mioma ~oligosperma)
• Kasus kosmetik (bedah plastik)
• Kasus koreksi penis post injeksi silikon
• Memalsukan Resume Medis , Laporan Operasi.
• Bayi sehat ditagihkan bayi sakit (seluruh bayi SC  asfiksia)
• Infeksi  sepsis
• Bronkitis  Bronkopneumonia
• Comunitif fracture  multiple fracture
• Strerilisasi  repair destruksi tuba
• Penyetaraan kasus (infertilitas  endometriosis)
11
Subjek Fraud
Provider Fraud
Up coding
(code creep)
• Acute appendicitis (K.35.9)  Acute appendicitis with peritoneal
abscess (K.35.0)
• Kasus persalinan biasa  Kss Persalinan Penyulit (hipertensi, KPD,
induksi)
• DM tanpa komplikasi  DM dengan komplikasi
• Typhoid Fever + DHF <<  DHF + Typhoid Fever >>> (???)
• Pasien tdk dengan indikasi koma, dikoding koma
• Pemeriksaan penunjang (MRI, CT-Scan) di-RITL-kan atau di RJTLkan (Laborat)
Unbundling
• (I13.2) Hypertensive heart and renal disease with both (congestive)
heartfailure and renal failure ( I-4-12-I /Rp 6.757.511,00) dicoding 
I11.0 (Hypertensive heart disease with (congestive) heart failure + N17.9
(Acute renal failure, unspecified) +
13.509.185,00)
I10 (Primary hipertension( I-4-12-III/Rp
DPJP  Sp. Jantung
12
Subjek Fraud
Provider Fraud
• Kasus RJTL &RITL pada hari yang sama  RJTL
ditagihakan :
• Tanggal SEP RITL dimajukan 1 hari (seolah2
berbeda hari)
• Pasien di-RJTL-kan sehari sebelumnya
Double klaim
• Kasus RINAP beda ruangan (Non Paviliun ke
Paviliun) seolah2 readmisi
• Iur biaya tidak legal (IOL, alkes implant) seharusnya
hanya untuk kondisi pasien naik kelas
• Penurunan fasilitas (tidak sesuai PKS)  hak kelas rawat
• Kelengkapan berkas klaim
Misrepresentasi • Undertreatment
• Merujuk pasien dengan alasan over cost tarif pelayanan
kesehatan
13
Subjek Fraud
Provider Fraud
Coder
• koder yang menuliskan diagnose/prosedur sendiri ,
agar bisa cepat selesai tagihannya, menaikkan
tarif,dll
• koder yang menambahkan diagnose/prosedur
sendiri , agar bisa cepat selesai tagihannya,
menaikkan tarif,dll
14
Contoh kejadian Fraud & Abuse dalam Implementasi INA CBGs
Fraud Peserta
– Data menunjukkan fraud Peserta adalah kedua terbanyak
setelah Provider
– Secara garis besar ada 3 kelompok yaitu :
• Pemalsuan data/ informasi diri
• Pemalsuan kepesertaan
• Penyalahgunaan klaim
Pemalsuan data/informasi diri
Pemalsuan Kepesertaan
Contoh kejadian Fraud & Abuse dalam Implementasi INA CBGs
Fraud Internal
–
–
–
–
–
Penggelapan dana klaim
Mengajukan klaim fiktif
Membuatkan kartu peserta yang tidak berhak
Menarik biaya untuk penerbitan kartu/legalisasi SEP
Bekerjasama dengan Faskes untuk mengubah kode
pelayanan dengan tariff lebih mahal
– Bekerjasama dengan Faskes untuk mengajukan klaim
berulang
– Suap dan gratifikasi illegal dari Faskes/organisasi
profesi/Peserta/Pihak lain
– Membuang berkas klaim
Faktor Pendukung Terjadinya Fraud
Faktor Pendukung Terjadinya Fraud
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Anggapan provider bahwa tarif INA CBGs tidak sesuai dengan tariff RS.
Pemahaman subsidi silang antar RTJL dan RITL, antar diagnosa
Pemahaman case mix belum baik di Faskes
Koder belum memahami cara pengkodean (koding)
Verifikasi yang kurang teliti atau verifikator tidak mehami system INA
CBGs
Sistem IT belum siap mencegah data fraud
Pemberantasan fraud masih belum memiliki kekuatan hukum.
KPK belum sampai pada tahap penyidikan.
OJK masih dalam tahap observasi
Prediksi:
Fraud dalam pelaksanaan JKN
pada tahun 2015 akan ada dan
mungkin menjadi bertambah;
Kerugian negara diperkirakan
bertambah namun bukti sulit didapat;
Tanpa ada pencegahan dikhawatirkan
fraud akan menjadi budaya kerja
tenaga dan manajer RS, Peserta dan
Petugas BPJS Kesehatan
DATA LITBANG KPK, 2013
Modus Korupsi Sektor Kesehatan
Dari data pengaduan masyarakat sejak 2005-2012, KPK melakukan
inventarisasi modus-modus korupsi sektor kesehatan terbanyak berupa:
•
•
Penyelewengan APBN/APBD sektor kesehatan, Jamkesmas, Jampersal
dan Jamkesda
Intervensi politik dalam anggaran kesehatan, jaminan kesehatan dan
• ASKESKIN
•
Pungli oleh PNS (Dinas Kesehatan) dan pemotongan dana bantuan
•
Kecurangan dalam pengadaan barang/jasa, terutama alat kesehatan
•
Penyalahgunaan keuangan RSUD
Klaim palsu dan penggelapan dana asuransi kesehatan oleh oknum
Puskesmas dan RSUD
Penyalahgunaan fasilitas kesehatan (Puskesmas dan RSUD)
Sektor Kesehatan sebagai Sasaran
Strategis KPK
 Dalam Renstra KPK 2011-2015, kesehatan menjadi salah satu
fokus KPK (selain Ketahanan Pangan, Ketahanan Energi,
Infrastruktur dan Pendidikan), karena :
Menyangkut hajat hidup orang banyak
Jumlah anggaran kesehatan yang makin besar. Per 1 Januari
2014, BPJS akan mengelola dana yang cukup besar (Rp.30 T) dan
makin meningkat tiap tahun
Besarnya potensi penyimpangan di Fasilitas Kesehatan. Fraud
dalam claim layanan kesehatan di USA 2-10%, dan sudah
merupakan ranah FBI
15 Tipe Fraud di Rumah Sakit*
NO.
1
NAMA TINDAKAN
Upcoding
BATASAN OPERASIONAL
Memasukan klaim penagihan atas dasar kode yang tidak akurat, yaitu diagnosa
atau prosedur yang lebih kompleks atau lebih banyak menggunakan sumber
daya RS, sehingga menghasilkan nilai klaim lebih tinggi dari yang seharusnya.
Menggunakan sistem rekam medis elektronik dan membuat model spesifikasi
profil pasien yang terbentuk secara otomatis dengan mengkopi profil pasien lain
dengan gejala serupa untuk menampilkan kesan bahwa semua pasien dilakukan
pemeriksaan lengkap.
Tagihan untuk layanan yang tidak pernah diberikan.
Menaikan tagihan global untuk prosedur dan perawatan yang digunakan pasien
khususnya untuk alat implant dan obat-obatan.
Menagihkan beberapa prosedur secara terpisah yang seharusnya dapat
ditagihkan dalam bentuk paket pelayanan, untuk mendapatkan nilai klaim lebih
besar pada satu episode perawatan pasien.
Penyedia layanan kesehatan yang merujuk kepada dirinya sendiri atau rekan
kerjanya untuk memberikan layanan, umumnya disertai insentif uang atau
komisi.
2
Cloning
3
Phantom Billing
4
Inflated Bills
5
Service Unbundling or
Fragmentation
6
Self Referral
7
Repeat billing
Menagihkan lebih dari satu kali untuk prosedur, obat-obatan dan alkes
yang sama padahal hanya diberikan satu kali.
8
Length of Stay
Menagihkan biaya perawatan pada saat pasien tidak berada di rumah
sakit atau menaikan jumlah hari rawat untuk meningkatkan nilai klaim.
9
Type of room change
Menagihkan biaya perawatan untuk ruangan yang kelas perawatannya
lebih tinggi daripada yang sebenarnya digunakan pasien.
10
Time in OR
11
Keystroke Mistake
12
Cancelled Service
13
No Medical Value
14
Standard of care
15
Unnecessary treatment
Menagihkan prosedur menggunakan waktu rata-rata maksimal operasi,
bukan durasi operasi yang seharusnya.
Melakukan entri kode yang tidak benar.
Biasanya pada pemberian terapi obat, prosedur atau pelayanan
kesehatan yang telah direncanakan kemudian dibatalkan namun tetap
ditagihkan.
Klaim yang diajukan merupakan pelayanan yang tidak mendukung
kondisi medis/kesehatan pasien.
Penagihan layanan yang tidak sesuai standar kualitas dan keselamatan
pasien yang berlaku
Penagihan atas pemeriksaan atau terapi yang tidak terindikasi untuk
pasien
* : Prof. Laksono T. , 2014
24
Tindakan Fraud Lainnya yang Terjadi
di Indonesia
Penggunaan
Ventilator
Berlebih
Phantom
Procedure
Phantom
Visit
Readmisi
Sumber : Prof. Laksono T. dalam penelitian 7 RS di Indonesia
25
5 JENIS KEJADIAN TERBANYAK
FRAUD & ABUSE PELAYANAN KESEHATAN
PT ASKES (PERSERO) TAHUN 2013
(experience)
FASKES
PESERTA
• Upcoding
• Tagihan tanpa berkas pendukung
• Medical necessity
• Unbundling
• False claim
• Penggunaan kartu oleh yang tidak berhak
• Kartu tidak berlaku
• Pelayanan Non prosedur
• Usaha mendapatkan pelayanan diluar jaminan
• Rujukan tidak valid : mencoret rujukan, rujukan
tidak berlaku
Sumber Data : Laporan Kantor Divisi Regional
MEKANISME PENGENDALIAN &
PENANGANAN FRAUD & ABUSE
Pedoman &
Kebijakan Anti
Fraud
Sosialisasi/Edukasi
Kepada Provider &
Peserta
Kompetensi &
Integritas
Pegawai
Aplikasi SIM
Produk
Pencegahan
Fraud
28
Produk
Pencegahan
Fraud
Pedoman Fraud & Abuse
Modul Diklat Anti Fraud
Juknis Verifikasi
Tools BimTek Anti Fraud
Leaflet Fraud
Aplikasi UR
500 Rekomendasi Koding
INA CBGs
Laporan PIN-F
29
Berbagai Upaya Pencegahan Fraud
BPJS Kesehatan Tahun 2014
Penyusunan
Juknis Verifikasi
bersama
Kemenkes
Pembentukan &
Pertemuan Rutin
DPM Pusat
Pembahasan
Kasus INA CBG’s
dg Tim NCC : 500
Rekomendasi
Koding INA CBGs
Pembuatan
Format Laporan
Kejadian
Terindikasi Fraud
dg PIN-F
(Pengendalian
Inefisiensi Fraud)
Focus Discussion
Group (FGD)
dengan Para
Pakar Fraud
Audiensi dg
FKPMK-UGM
dalam rangka
Sosialisasi &
Training INA CBGs
bersama BPJS Kes.
di RS
Pertemuan
Nasional : Faskes,
Dinkes & DPM
Pengenalan Fraud
kepada Faskes
dengan Leaflet
Fraud
Perencanaan
Diklat Anti Fraud
Metode Blended
Learning dg
FKPMK-UGM
BimTek Anti Fraud
di RS &
Penyusunan
Pedoman FraudRS dg Kemenkes
Audiensi dg KPK
dalam rangka Join
Audit bersama
BPJS Kes., BPKP, &
Kemenkes.
Pembentukan Tim
Pencegah
Kejadian Fraud
selain Tim Anti
Fraud yang sudah
ada
30
Bagaimana Mengatasi Fraud/Abuse?
Program Anti Fraud/Abuse
1. Pembentukan Tim
2. Instrumen untuk mendeteksi fraud & abuse
Pengelolaan Kejadian Teridentifikasi Fraud & Abuse
ALUR PENGELOLAAN FRAUD & ABUSE
BPJS KESEHATAN
Duta BPJS Kantor
Cabang/ BPJS Center
- Mendeteksi Kejadian Teridentifikasi F & A
- Membuat Laporan Kejadian
Tim Anti Fraud Kantor
Cabang/ Divisi Regional
- Melakukan pemeriksaan mandiri atas klaim
yang telah dibayarkan oleh KC
- Melakukan analisa & memberikan
Rekomendasi
Kantor Pusat
Rekomendasi dan Tindak Lanjut
PROGRAM KERJA
MANAJEMEN UTILISASI TERKAIT FRAUD & ABUSE
Evaluasi
atas data
Utilization
Review
Feedback &
rekomendasi
TL
Deteksi dan
identifikasi
Fraud dan Abuse
melalui Audit
Klaim
SISTEM PENGAWASAN
EKSTERNAL & INTERNAL
Siapa yang melakukan Pencegahan & Pengawasan ?
Eksternal :
-Dewan SJSN
-Pengawas Independen: OJK
-KPK
-Kemenkes (?)
- Perguruan Tinggi (?)
Internal :
Tim Anti Fraud
Deteksi, Pengawasan
& Evaluasi
Pengawasan Eksternal
Siapa Pengawas BPJS ?
BPK
• Semua pengawasan
keuangan negara,
termasuk yang telah
dipisahkan (ps 2 ayat
(2) UU 15/2004)
• Pengawasan kinerja dan
pemeriksaan dengan
tujuan
tertentu (ps 4 ayat (1) UU
15/2004)
OJK
• OJK melaksanakan
tugas pengaturan
dan pengawasan
terhadap kegiatan jasa
keuangan di sektor
Perbankan; Pasar
Modal; dan
Perasuransian,
Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan,
dan Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya.
(Ps 6 UU 21/2011)
DJSN
•
Pengawasan
Eksternal BPJS
dilakukan oleh
DJSN dan
Lembaga
Pengawas
Independen
(Pasal 39 ayat
(3) UU
24/2011
Apa peran Perguruan Tinggi?
Mengapa harus berperan?
•
PT mempunyai
tenaga ahli yang
luas.
• PT jangan hanya
jadi penonton
• Apa perannya?
• Peran dengan hasil Jangka Panjang:
Mendidik mahasiswa kedokteran,
residen (PPDS1), fellows (PPDS2)
• Peran dengan hasil Jangka Pendek:
- Sebagai tenaga ahli untuk
membantu BPJS
- Sebagai tenaga ahli untuk
membantu Pengawas Independen
(OJK)
PENERAPAN SISTEM PENGAWASAN
INTERNAL PADA BPJS KESEHATAN
PREEMPTIF
• Fungsi Manaj. Risiko
• Pedoman Identifikasi,
Penanganan dan
Pelaporan Fraud & Abuse
• KM Portal – Best Practice
Sharing identifikasi dan
penanganan Fraud &
abuse
• Glossary Kasus Fraud &
Abuse
• Whistleblowing System
• Good Governance
PREVENTIF
REPRESIF
• Teknologi & Sistem Informasi
yang terintegrasi  red flag
• Alat bantu verifikasi 
Klarinet
• Fungsi Manajemen Risiko
• Fungsi Pengawasan Internal
• Fungsi Manaj.Utilisasi,
• BPJS Kes. Center  Patient
Visit
•Pedoman Identifikasi,
Penanganan dan Pelaporan
Fraud & Abuse
•KM Portal – Best Practice
Sharing identifikasi dan
penanganan Fraud & abuse
•Whistleblowing System
•Good Governance (on
progress)
• Tenaga Verifikator yang
berpengalaman
• Teknologi & Sistem Informasi
yang terintegrasi  red flag
• Fungsi Manajemen Risiko
• Fungsi Pengawasan Internal
• Fungsi Manaj.Utilisasi
• BPJS Kes. Center  Patient
Visit
• Tenaga Verifikator yang
berpengalaman
• Tim Anti Fraud (Divre dan KC)
• Internal Auditor (dokter, CFE)
•Dewan Pertimbangan Medik
•Forum Komunikasi &
konsultasi
•Fungsi Hukum & HAL
DETEKTIF
• Fungsi Manajemen Risiko
• Fungsi Pengawasan Internal
• Fungsi Manaj.Utilisasi,
• BPJS Kes. Center  Patient
Visit
• Tim Anti Fraud (Divre dan KC)
• Internal Auditor (dokter, CFE)
•Dewan Pertimbangan Medik
•Forum Komunikasi &
konsultasi
•Fungsi Hukum & HAL
HTA
Health
Technology
Assessment
Definisi
Dibentuk oleh
Menteri
Kesehatan
CAB
Clinically
Advisory Board
Tim Kendali
Mutu&Biaya
JKN
Dibentuk oleh
Menteri Kesehatan
Difasilitasi
BPJSK
DPM
Dewan
Pertimbangan
Medik
oleh -
INDEPENDEN !
Struktur
Tingkat Pusat
Tingkat Pusat
Aktivitas
Memberikan
penilaian
teknologi
kesehatan
Memberikan
rekomendasi
terkait dengan
permasalahan
teknis medis
pelayanan
kesehatan
Keanggotaan
BPJS Kesehatan
Ditunjuk oleh
Kementerian
Kesehatan RI
Organisasi Profesi
& Akademisi
Kedokteran
39
-
-
Tk Pusat
Tk. Divisi Regional
Tk Cabang
Rapat Rutin:
evaluasi mutu
pelayanan
kesehatan
Audit Medis
Sosialisasi &
Pembinaan etika
disiplin profesi
Organisasi Profesi,
Pakar Klinis, dan
Akademisi
-
Dibentuk oleh BPJS
Kesehatan
Supporting BPJSK
Medical
Judgement/2nd
Opinion
-
Tk. Pusat
Tk. Divisi Regional
Medical Judgment
Klaim Investigation
Utilization Review
Pakar Klinis
TANTANGAN PENGELOLAAN
FRAUD & ABUSE
Analisis Sumber anggaran Pengawasan
• Anggaran BPJS untuk JKN: 30 Triliun
• Asumsi konservatif ada 5% fraud = 1.5 Triliun.
• Apakah bisa dikurangi fraud ini? Apakah bisa
mencegah fraud menjadi budaya kerja?
• Apakah bisa ada dana pengawasan untuk
mengurangi kerugian. Berapa?
(Laksono Trisnantoro)
Tantangan Memberantas Korupsi di
Sektor di Kesehatan oleh KPK
Tantangan bagi profesi kedokteran dalam pemberantasan korupsi adalah mengantisipasi modus
korupsi yang semakin kompleks dan sophisticated. Perhatian yang semakin serius antara lain
pada :
•
Abuse of power & discretion. Profesi dokter memegang otoritas medis yang sulit
ditantang, baik oleh kolega, terlebih oleh kalangan awam. Hal ini menimbulkan risiko
penyalahgunaan wewenang dan kepercayaan publik.
•
Conflict of interest. Profesi dokter dapat terjebak pada situasi konflik kepentingan, yang
apabila tidak segera keluar dari situasi tersebut, dapat mengakibatkan tindak pidana.
•
State Capture Corruption. Profesi kedokteran harus mewaspadai upaya-upaya pihak
tertentu memanfaatkan otoritas medis untuk melakukan korupsi melalui produk peraturan
perundangan.
Unholy alliance. Permufakatan jahat antara profesi kedokteran dengan pelaku kejahatan.
•
Harapan......
Perubahan
Pola Kejadian
Fraud
Deteksi
melalui SIM
Tindak Lanjut
43
There are three things in the world
that deserve NO MERCY,
hypocrisy, FRAUD, and tyranny.
(Frederick Willia Robertson)
Slide Penutup
Terima kasih
Kartu Indonesia Sehat
Kalau Gotong royong, Semua Tertolong
www.bpjs-kesehatan.go.id
@BPJSKesehatanRI
BPJS Kesehatan
BPJS
Kesehatan
(Akun Resmi)
bpjskesehatan
BPJS Kesehatan
Download