Perlindungan Khusus pada Anak

advertisement
Perlindungan Khusus pada Anak
Farida, M.Si
Kudus, Jum’at 28 Juni 2013
Pendahuluan
Berdasar UU RI No 11 tahun 2012ntentang sistem peradilan bagi
anak, menimbang:
1. Anak merupakan amanah dan karunia dari Tuhan Yang Maha
Esa yang memiliki harkat dan martabat sebagai manusia
seutuhnya.
2. Untuk menjaga harkat dan martabatnya, anak berhak
mendapat perlindungan khusus, terutama perlindungan
hukum dalam sistem peradilan.
3. Indonesia sebagai Negara Pihak dalam konvensi hak-hak
anak yang mengatur prinsip perlindungan hukum terhadap
anak memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan
khusus terhadap anak yang berhadapan dengan hukum.
UU RI No 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak
1. Bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus
perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai
ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi
bangsa dan negara di masa depan.
2. ………………..perlu mendapatkan kesempatan yang seluasluasnya untuk tumbuh dan kembang secara optimal baik fisik,
mental atau sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan
upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan
anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hakhaknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi.
Perlakuan salah pada anak (child
abuse)
Sigmund Freud mengartikan usia anak adalah usia
emas.
Fasenya: usia oral, usia anal, usia genital, usia
phalic, usia puber.
Riwayat perkembangan yang baik dalam pengertian individu adalah
diasuh dengan pola-pola pengasuhan yang sehat, seperti adanya
penerimaan dan cinta dari orang tua, waktu yang cukup untuk
bermain bersama anak, memperlakukan anak sesuai dengan usia
perkembangannya, serta memberi ketrampilan yang berguna untuk
membantu diri sendiri maupun bentuk-bentuk ketrampilan sosial,
merupakan modal individu berkembang menjadi pribadi yang sehat
mental (Siswanto. 2007. Kesehatan Mental. hal. 119).
Namun sebaliknya, tindakan pengasuhan yang salah atau keliru, sedikit banyak
membuat individu yang mengalaminya berkembang menjadi pribadi yang sulit untuk
beradaptasi atau pun melakukan koping terhadap persoalan yang dihadapi.
Menurut Komisi Nasional untuk mencegah penganiayaan Anak
AS terdapat kasus 1.215 pada tahun 1995. sedangkan di
Indonesia tampaknya jauh lebih memprihatinkan. Banyak
rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan, sehingga tanpa
disadari sering melakukan tindakan abuse terhadap anak-anak
mereka sendiri. Anak-anak dipaksa bekerja, mengemis atau
menjadi anak jalanan, menjadi pelacur (bahkan), dan kegiatan
membahayakan lainnya.
Laporan diatas diperkuat oleh keterangan Seto Mulyadi
(Psikolog) yang mengungkapkan 50%-60% anak Indonesia
mengalami abuse (data UNICEF 1998) dan sekitar 40-70 ribu
anak Indonesia menjadi korban prostitusi (Kompas, 9 januari
2003).
Yang lebih buruk adalah tidak ada tempat bagi anak-anak mendapatkan perlindungan
dari orang tua, saudara dan guru-guru mereka (kadang pelaku abuse). Polisi juga
kurang memberiakn perhatian serius pada anak yang melaporkan kasus kekerasan
(Siswanto. 2007. Kesehatan Mental. hal. 121).
Kategori child abuse:
1. Perlakuan salah secara fisik.
2. Perlakuan salah secara seksual.
3. Diabaikan atau dilalaikan.
4. Perlakuan salah secara emosi.
Ciri-ciri anak yang mendapatkan perlakuan salah : gambaran diri yang
buruk, agresif, mengganggu, marah dan gusar, tingkah laku
merusak dan menyalahkan diri, pasif dan menarik diri, kecemasan
dan ketakutan, kegagalan sekolah, penyalahgunaan alkohol dan
obat , kelaparan atau kehausan, kehilangan minat pada sekitarnya,
takut pada orang atau tempat tertentu dan lain-lain (Siswanto. 2007.
Kesehatan Mental. hal. 134).
Idealnya orang tua bagaimana?
1.
Memberi anak-anak makanan yang bernilai gizi dan mengajari
beraktivitas.
2. Ajari menjaga kebersihan.
3. Mendorong kreativitas.
4. Membantu atau hanya menemani belajar.
5. Mengenalkan tentang dunia.
6. Dsb (Susan Jindrich. 2005. Saat Mendampingi anak-anak. hal. 24).
Sebagai amanat Allah Swt yang dititipkan kepada kedua orang tua, anak pada
dasarnya harus memperoleh perawatan, perlindungan serta perhatian yang
cukup karena kepribadiannya ketika dewasa atau kesalehannya dan
kethalehannya akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya
terutama dari orang tua dan keluarganya (Juwariyah. 2010. Dasar-dasar
Pendidikan Anak dalam Al qur’an. Hal. 69).
Menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa keluarga adalah pendidik
utama dan pertama bagi setiap anak di awal kehidupannya.
Rasulullah saw juga mengajak kaum muslim untuk mencintai
anak-anak, mendidik dan memperhatikan mereka dengan baik.
Rasulullah menaruh perhatian yang demikian besar terhadap
proses pertumbuhan anak sejak kecil dan menyuruh para orang
tua memberikan pendidikan dan pengawasan yang baik agar
tumbuh sifat-sifat terpuji dan sikap santun dalam diri anak.
Fase ini merupakan fase yang oleh psikolog modern dianggap
penting dalam pembentukan kepribadian anak. Fase ini
memiliki pengaruh besar dalam membentuk perilaku untuk
menghadapi kehidupan di masa selanjutnya (Muhammad
Utsman Najati. 2005. Psikologi Nabi. 99).
Sehingga perlindungan khusus….
Teladan Rasulullah dalam memperlakukan anakanak, tokoh-tokoh pendidikan tentang pentingnya
pendidikan dalam keluarga, dan tokoh psikologi
tentang usia emas. Dan dukungan pemerintah
yang tertuang dalam undang-undang.
Maka perlu kesadaran bersama di masyarakat agar
perlindungan khusus (dalam hal apapun) yang
idealnya diberikan pada anak. Sehingga sehat dan
kreatif anak-anak Indonesia
SEMOGA BERMANFAAT
BERJANJI DALAM DIRI MASING-MASING UNTUK
MENJADI ANAK YANG MEMBANGGAKAN
KELUARGA, NEGARA BAHKAN DUNIA
KITA BISA…………………
Download