AUDIT KECURANGAN (FRAUD)

advertisement
Internal Audit - Sururi
Halaman
1
•
Permasalahan yang mengganggu pencapaian
tujuan organisasi, dan oleh karenanya menjadi
wilayah kerja internal auditor antara lain adalah:
 Proses bisnis yang tidak efisien.
 Pelanggaran terhadap prosedur.
 Ketidakpatuhan terhadap kebijakan
manajemen.
 Ketidakpatuhan pada undang-undang dan
peraturan.
 Keterbatasan kompetensi.
 Kecurangan (fraud)
Internal Audit - Sururi
Halaman
2
•
•
Fraud adalah tindakan ilegal untuk memenuhi
kepentingan pribadi atau kelompok, baik dalam
bentuk penyalahgunaan wewenang,
penyembunyian kebenaran (deceit), pemalsuan
dokumen, maupun dalam bentuk pelanggaran
kepercayaan.
Untuk perencanaan audit fraud, pertanyaanpertanyaan berikut ini dapat digunakan sebagai
bahan acuan:
 Risiko kecurangan seperti apa yang perlu
dimonitor oleh internal auditor secara
periodik?
Internal Audit - Sururi
Halaman
3
Bagaimana cara melaksanakan audit secara
rutin terhadap risiko kecurangan yang kritikal?
 Bagaimana prosedur audit yang tepat untuk
mengatasi pelanggaran sistem pengendalian
internal oleh manajemen (management
override)?
 Adakah peristiwa penting yang mendorong
perubahan prosedur audit atas management
override?
 Kompetensi apa yang diperlukan oleh internal
auditor untuk melakukan audit atas
kecurangan?

Internal Audit - Sururi
Halaman
4



Kapan diperlukan bantuan tenaga ahli
untuk membantu pelaksanaan audit
fraud yang dipandang komplek?
Bagaimana prosedur audit yang tepat
untuk mencegah, mendeteksi, dan
menginvestigasi fraud?
Bagaimana cara yang tepat untuk
memperkuat independensi internal
auditor?
Internal Audit - Sururi
Halaman
5
Kebutuhan (tekanan)
Internal Audit - Sururi
Fraud atau
kecurangan
berawal dari tiga
hal, yaitu:
• Kesempatan
• Kebutuhan
(tekanan)
• Rasionalisasi
(pembenaran
terhadap
tindakan ilegal)
Halaman
6
Kecurangan dapat dilakukan melalui laporan
keuangan, dengan cara-cara sebagai berikut:
• Memanipulasi, memalsukan, atau mengubah
bukti transaksi dan pembukuan.
• Dengan sengaja menyajikan secara keliru atau
menghilangkan transaksi atau informasi
penting dalam laporan keuangan.
• Dengan sengaja menerapkan standard
akuntansi secara tidak benar, baik dari sisi
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau
pengungkapan.
Internal Audit - Sururi
Halaman
7
•
•
SAS (Statements of Auditing Standard) no. 99
menyatakan bahwa auditor independen
bertanggungjawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit untuk mendapatkan jaminan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material, baik kesalahan yang tidak
disengaja maupun kesalahan yang disengaja
(fraud).
Secara khusu SAS 99, menganjurkan kepada
auditor independen untuk:

Meningkatkan perhatian pada fraud dan
juga meningkatkan skeptisme profesional.
Internal Audit - Sururi
Halaman
8
Meningkatkan intensitas diskusi tim audit
(“brainstorming session”)
 Mengumpulkan informasi yang diperlukan
untuk mengidentifikasi risiko salah saji material
dalam laporan keuangan yang disebabkan
oleh FRAUD.
 Membuat ringkasan hasil identifikasi FRAUD
dan menentukan rencana tindak lanjut atas
temuan fraud.
 Mewajibkan pelaksanaan prosedur audit untuk
mengidentifikasi potensi pelanggaran
manajemen (management override) atas SPI.

Internal Audit - Sururi
Halaman
9


Melakukan evaluasi hasil audit.
Mengkomunikasikan fraud kepada
manajemen, komite audit, dan pihak
lain yang relevan.
Internal Audit - Sururi
Halaman
10
•
•
Occupational fraud adalah kecurangan
melalui penyalahgunaan jabatan.
The Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE) mendefinisikan
occupational fraud sebagai berikut:
Occupational fraud adalah penggunaan
jabatan untuk memperkaya diri sendiri
melalui penyalahgunaan secara sengaja
sumberdaya organisasi.
Internal Audit - Sururi
Halaman
11
•
Occupational fraud dapat diklasifikasi ke
dalam tiga bentuk (menurut ACFE), yaitu:
 Asset misappropriation (penyalahgunaan
aset)
 Corruption, yaitu mempengaruhi transaksi
bisnis untuk memperkaya diri sendir atau
orang lain.
 Fraudulent statements, yaitu penerbitan
laporan yang menyesatkan, misalnya
pelaporan lebih pendapatan/aset atau
pelaporan kurang utang/beban.
Internal Audit - Sururi
Halaman
12
•
•
Internal auditor adalah bagian integral dari
governance dan oleh karenanya harus
mendukung aktivitas ERM.
Aktivitas internal auditor adalah melakukan
asesmen terhadap governance serta
membuat rekomendasi secara tepat untuk
meningkatkan proses governance, yang
mencakup:
 Mendorong penerapan prinsip-prinsip
etika dan tata nilai dalam organisasi.
Internal Audit - Sururi
Halaman
13



Memastikan efektifitas dan
akuntabilitas kinerja manajemen.
Mengkomunikasikan secara efektif
risiko dalam bidang-bidang kritikal
organisasi, serta SPI yang diperlukan
untuk mengatasinya.
Meningkatkan kualitas komunikasi
dalam organisasi, baik komunikasi
internal organisasi maupun komunikasi
eksternal organisasi.
Internal Audit - Sururi
Halaman
14
•
•
Skeptisme profesional adalah kemampuan
untuk melakukan evaluasi secara kritis atas
bukti dan informasi yang diperoleh.
Kemampuan semacam ini sangat penting untuk
keperluan asesmen risiko fraud.
Dengan kemajuan TI, modus fraud bergeser
dari pola konvensional ke dalam fraud melalui
teknologi informasi. Auditor perlu memiliki
keterampilan praktis di bidang TI, sebagai alat
bantu untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensinya dalam mendeteksi fraud, misalnya
melalui CAATs (Computer Assisted Audit
Techniques) – teknik audit berbantuan
komputer.
Internal Audit - Sururi
Halaman
15
Auditor perlu melaksanakan beberapa prinsip sebagai
berikut, agar asesmen risiko menjadi lebih efektif:
1. Melalukan asesmen secara sistematis dan
berkelanjutan.
2. Memprediksi potensi skema dan skenario
kecurangan, termasuk faktor-faktor internal dan
eksternal yang mendorong terjadinya fraud.
3. Melakukan asesmen risiko pada tingkat
perusahaan (companywide), tingkat unit usaha
yang signifikan, serta pada tingkat akun yang
signifikan.
4. Melakukan evaluasi atas kemungkinan,
signifikansi, serta sebaran kecurangan.
Internal Audit - Sururi
Halaman
16
5. Melakukan asesmen atas potensi terjadinya risiko,
dengan cara mengevaluasi aktifitas dan efektifitas
sistem pengendalian interen yang ada.
6. Melakukan asesmen terhadap tingkat keterlibatan
personalia yang relevan dengan masing-masing
jenis risiko.
7. Melakukan asesmen terhadap potensi terjadinya
pelanggaran oleh manajemen (management
override).
8. Melakukan asesmen terhadap pemutakhiran
sistem pengendalian fraud pada saat terjadi
peristiwa khusus, misalnya merger, akuisisi, atau
penggunaan sistem baru.
Internal Audit - Sururi
Halaman
17
Bentuk kecurangan laporan keuangan:
1. Pendapatan fiktif.
2. Penyembunyian utang dan beban.
3. Penilaian aset secara tidak tepat.
4. Pengungkapan atas laporan
keuangan secara tidak tepat.
5. Pisah batas transaksi (cutoff)
secara tidak tepat.
Internal Audit - Sururi
Halaman
18
Metode untuk mendeteksi ketidaktepatan,
kecurangan, dan penyimpangan akuntansi antara
lain:
1. Analisis vertikal dan horizontal atas laporan
keuangan (membandingkan angka-angka
laporan keuangan antar periode atau antar
komponen pada periode yang sama).
2. Analisis rasio, termasuk pengujian cut-off
transaksi, serta prosedur analitis yang lain.
3. Review atas kepatuhan terhadap ketentuan
pinjaman dan kesepakatan dengan kreditur.
Internal Audit - Sururi
Halaman
19
4. Review atas kepatuhan terhadap ketentuan
perpajakan.
5. Wawancara tertulis dengan manajemen
tentang variasi tertentu dalam praktik bisnis
serta hal-hal lain yang perlu mendapatkan
penjelasan tertentu.
6. Analisis arus kas, termasuk konfirmasi bank,
pelanggan (debitur), serta pemasok (kreditur),
secara selektif.
7. Dalam industri yang diatur secara khusus,
lakukan review atas perubahan regulasi atas
industri, atau atas perusahaan.
Internal Audit - Sururi
Halaman
20
Beberapa metode pencegahan:
1. Pemberlakuan praktik audit internal yang
independen, objektif, dan kuat.
2. Pemberlakuan standard etika dan integritas
pegawai.
3. Pemantauan secara aktif terhadap manajemen
oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam
masalah governance (komisaris).
4. Penurunan peluang dan tekanan yang bisa
menimbulkan kecurangan melalui laporan
keuangan.
5. Pembatasan rasionalisasi fraud melalui training
secara rutin tentang permasalahan fraud.
Internal Audit - Sururi
Halaman
21
Dalam membuat perencanaan investigasi fraud,
harus dipertimbangkan metode untuk:
1. Pengumpulan data, seperti surveilance
(pemantauan secara cermat), interview, atau
pernyataan tertulis.
2. Pendokumentasian bukti, pertimbangkan
aturan legal tentang dokumentasi bukti serta
penggunaan bukti untuk keperluan bisnis.
3. Menentukan luas kecurangan.
4. Menentukan pola dan teknik kecurangan.
5. Evaluasi penyebab kecurangan.
6. Identifikasi pelaku kecurangan.
Internal Audit - Sururi
Halaman
22
1. Melakukan identifikasi tentang jenis fraud,
penyebab fraud, dan pengaruh fraud
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
2. Menuliskan hasil temuan fraud secara
lengkap sistematis, dan jelas.
3. Mendukung bukti fraud dengan kebijakan,
standard, hukum, dan peraturan yang
dilanggar.
4. Menutup laporan dengan kesimpulan dan
rekomendasi.
Internal Audit - Sururi
Halaman
23
6. Laporan hasil audit dibuat untuk mampu
memberikan nilai dan manfaat yang besar bagi
pengguna laporan.
7. Laporan hanya berisi fakta, bebas dari opini
pribadi, serta informasi lain yang bersifat spekulatif,
meskipun di dalamnya memuat hasil analisis atas
fakta yang ditemukan dalam proses audit fraud.
8. Laporan tidak memuat atau berifat tuduhan
terhadap siapapun, melainkan hanya berupa
pemaparan fakta untuk menyimpulkan adanya
fraud.
9. Keputusan tentang pelaku fraud ada di tangan
hakim, dan oleh karenanya di luar lingkup kerja
internal auditor.
Internal Audit - Sururi
Halaman
24
3. Segera melaporkan ke senior manajemen atau
dewan komisaris, pada saat dapat dipastikan
fraud telah terjadi selama beberapa periode
tanpa diketahui, dan membawa dampak
signifikan pada laporan keuangan beberapa
periode.
4. Menerbitkan laporan tertulis atau bentuk
komunikasi formal yang lain pada tahap
kesimpulan hasil investigasi fraud. Laporan
harus mencakup dasar pelaksanaan investigasi
awal, jangka waktu investigasi, pelaksanaan
observasi, kesimpulan, penyelesaian, dan
tindakan koreksi untuk meningkatkan kualitas
pengendalian.
Internal Audit - Sururi
Halaman
25
Menurut IIA, “pelaporan fraud terdiri dari terdiri dari
berbagai komunikasi lisan atau tertulis, komunikasi
sementara atau komunikasi final dengan senior
manajemen dan/atau dewan komisaris tentang
status dan hasil dari investigasi fraud”.
Tanggungjawab auditor internal:
1. Menyerahkan draft pelaporan final tentang
fraud kepada divisi legal untuk direview.
2. Segera melaporkan kepada senior manajemen
atau dewan komisaris, pada saat telah dapat
dipastikan terjadi fraud atau penurunan
kepercayaan yang signifikan.
Internal Audit - Sururi
Halaman
26
3. Senior manajemen dan dewan komisaris harus
diberi laporan jika berdasarkan hasil investigasi
ternyata fraud telah berlangsung lama dan
berdampak signifikan terhadap laporan
keuangan tahun-tahun sebelumnya.
4. Laporan tertulis atau komunikasi formal yang
lain harus dikeluarkan pada tahap kesimpulan
hasil investigasi. Laporan harus mencakup
dasar pelaksanaan investigasi awal, jangka
waktu investigasi, hasil observasi, kesimpulan,
penyelesaian, dan tindakan koreksi yang telah
dilakukan untuk meningkatkan kualitas sistem
pengendalian.
Internal Audit - Sururi
Halaman
27
Internal Audit - Sururi
Halaman
28
Download