8/10/2019 Paper Prosto PAPER PROSTHODONSIA III PEMBUATAN BASE PLATE, OKLUSAL RIM & PENYUSUNAN ANASIR GIGI TIRUAN PENUH Oleh: Nama : Dilla Novia Amrilani Nim : 04101004065 Dosen Pembimbing : 1. Drg. Sri W. Rais, M.Kes, Sp.Pros 2. Drg. Trisnawaty K. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013 http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 1/28 8/10/2019 Paper Prosto PEMBUATAN BASE PLATE Pengertian lempeng gigit (base plate/record base/temporary base/trial base) adalah suatu bentukan sementara yang mewakili bentukan basisi gigi tiruan, digunakan untuk pencatatan relasi maksilomandibular (penetapan gigit), penyusunan anasir gigi tiruan ataupun pasang coba basis gigi tiruan dalam mulut. Material yang digunakan untuk lempeng gigit adalah malam merah khusus untuk lempeng gigit (basis sementara) akan tetapi pada kasus-kasus tertentu digunakan resin akrilik (autopolimerisasi atau heat-cured), thermoplastic resin, ataupun shellac (basis permanen). Sedangkan galangan gigit (occlusion rims/bite rims) merupakan suatu permukaan oklusal yang dibuat pada basis sementara atau permanen gigi tiruan dan berguna untuk pencatatan relasi maksilomandibular dan penyusunan anasir gigi. Tujuan pembuatan lempeng gigit menurut Keyworth (1929) adalah (1) bertindak sebagai pembawa galangan gigit saat penetapan gigit, (2) untuk menahan susunan anasir gigi tiruan pada tahapan pasang coba (try-in) dan (3) untuk mengevaluasi keakuratan penetapan gigit. Kriteria untuk lempeng gigit (Elder, 1955; Tucker, 1966) antara lain : 1. Lempeng gigit mampu beradaptasi dengan baik pada area basal seat sama seperti gigi tiruan. 2. Lempeng gigit memiliki bentuk tepi yang sama dengan tepi gigi tiruan 3. Lempeng gigit cukup rigid agar mampu menahan daya kunyah 4. Stabilitas baik dan ketepatan permukaan (surface fit) lempeng gigit terhadap model kerja baik 5. Dapat digunakan sebagai landasan untuk penyusunan anasir gigi tiruan 6. Mudah pembuatannya dan ekonomis 7. Tidak mengabrasi model kerja saat pemasangan dan pelepasannya 8. Lempeng gigit tidak mudah berubah bentuk http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 2/28 8/10/2019 Paper Prosto Gambar 1 : Base plate Tahapan pembuatan lempeng gigit (base plate) Pembuatan lempeng dan galangan gigit dari bahan malam merah. Untuk menambah rigiditas dan stabilitas lempeng gigit, dapat dibantu dengan penambahan kawat penguat berdiameter 0,5 – 0,6 mm. Pada RA, kawat penguat ditempatkan di batas posterior atau distal fovea palatina sedangkan pada RB ditempatkan pada sepanjang lengkung rahang regio anterior hingga molar pertama. Kawat penguat disatukan dengan malam merah lempeng gigit. Sebelum lempeng gigit dibuat, rendam terlebih dahulu model kerja dalam mangkuk karet berisi air atau ulasi dengan CMS supaya lempeng gigit malam merah mudah dilepas dari model kerja. Lunakkan selapis malam merah di atas nyala api bunsen burner, sesuaikan dengan ukuran permukaan basis lempeng gigit RA dan RB. Adaptasikan pada permukaan anatomis model kerja RA dan RB kemudian lakukan pemotongan sesuai outline/anatomical landmark pada RA dan RB. Khusus untuk RB, akan lebih mudah apabila pemotongan dilakukan mulai dari sisi lingual, sejajar dengan garis tengah kemudian menyusuri tepian anatomical landmark RB. Tepian lempeng gigit harus halus dan merupakan duplikat tepi gigi tiruan. Kerapatan permukaan lempeng gigit harus fit dengan permukaan model kerja. http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 3/28 8/10/2019 Paper Prosto PEMBUATAN OCCLUSAL RIM Menurut Glossary of Prosthodontic Terms, suatu occlusal rim (rim oklusi) didefinisikan sebagai “permukaan oklusi yang dibangun pada basis gigi tiruan baik sementara maupun permanen untuk tujuan pembuatan catatan relasi maksilomandibular dan penyusunan gigi tiruan.”1 Occlusal rim juga didefinisikan sebagai bentuk lilin (wax) untuk menentukan keakuratan relasi maksilomandibular dan selama penyusunan gigi tiruan untuk membentuk gigi tiruan percobaan.” 1 Occlusal rim dibuat untuk mencatat berbagai hubungan maksilomandibular, garis bibir, vertikal dan horizontal yang saling tumpang tindih, dan sebagainya. Occlusal rim biasanya dibuat pada ukuran yang lebih besar sehingga dapat dikurangi jika diperlukan. 1 1. Faktor-faktor yang mengatur pembentukan occlusal r im . Faktor-faktor dasar ya1ng harus dipertimbangkan untuk pembuatan occlusal rim yang benar adalah: a) Hubungan gigi asli ke tulang alveolar; Occlusal rim harus dibuat sedemikian hingga terbentuk paralel sepanjang sumbu gigi yang diganti. Anterior maksila inklinasi ke arah labial; oleh karena itu, occlusal rim juga harus inklinasi ke arah labial. Semua gigi posterior ditempatkan secara vertikal, oleh karena itu, occlusal rim juga harus dibuat vertika pada regio ini. b) Hubungan occlusal rim ke linggir edentulous; Resorpsi liggir residual mengubah apeks linggir edentulous; Occlusal rim harus dibuat sedemikian hingga garis tengah bidang oklusal (pada potongan melintang) melewati epeks linggir edentulous. c) Dimensi standar yang digunakan untuk membuat occlusal rim; http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 4/28 8/10/2019 Paper Prosto Occlusal rim maksila. Occlusal rim maksila harus dibuat dalam dimensi sebagai berikut: o Tinggi 22 mm dari kedalaman sulkus pada regio eminensia kaninus. o Linggir anterior occlusal rim di garis tengah harus sekitar 8 mm menjauhi papila insisvus. o Lebar 4 hingga 6 mm dari regio anterior. o Meja oklusal harus 10 hingga 12 mm di atas puncak linggir alveolar pada regio anterior. o Tinggi meja oklusal harus 18 mm saat diukur dari kedalaman sulkus di regio posterior. o Tinggi meja oklusal harus 5 hingga 7 mm saat diukur dari puncak linggir pada regio posterior. Lebar meja oklusal harus 8 hingga 12 pada regio posterior. Gambar.2 Ukuran ideal yang dibutuhkan occlusal rim (tampak samping).1 Gambar.3 Occlusal rim tampak oklusal (kiri) dan tampak dari potongan 1 melintang (kanan). http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 5/28 8/10/2019 Paper Prosto Occlusal rim mandibula Ukuran occlusal rim mandibula harus dipertahankan saat membuat Occlusal rim mandibula: o Tinggi harus 6 hingga 8 mm saat diukur dari puncak linggir pada regio anterior. o Tinggi harus 18 mm saat diukur dari kedalaman sulkus pada regio kaninus artikularis. o Ketinggian harus 3 hingga 6 mm saat diukur dari puncak linggir di regio posterior. o Bidang oklusal harus sama dengan dua pertiga tinggi retromolar pad pada regio posterior. o Lebar meja oklusal harus 4 hingga 6 mm pada regio anterior dan 8 hingga 12 pada regio posterior. Gambar 4. Ukuran ideal yang dibutuhkan occlusal rim mandibula (tampak samping).1 Gambar 5. Occlusal rim tampak oklusal.1 http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 6/28 8/10/2019 Paper Prosto Petunjuk klinis untuk menentukan bentuk occlusal rim. Ukuran standar occlusal rim harus dibentuk kembali untuk pasien mengikuti petunjuk klinis . o Tepi anterior maksila harus 0-2 mm di bawah bibir atas pada keadaan diam. Tingkat bibir atas dalam hubungannya dengan occlusal rim menunjukkan garis bibir bawah. Tetapi hal ini akan bervariasi menurut usia pasien. o o Bidang oklusal posterior maksila harus ¼ inci di bawah pembukaan duktus Stenson dan parotis. Tepi insisal mandibula harus berada pada tingkat bibir bawah dan sekitar 2 mm di belakang tepi insisal maksila. o Eminensia kaninus pada occlusal rim bagian bawah terletak pada sudut mulut. Gambar 6. Garis petunjuk klinis untuk mengecek occlusal rim. o Bagian posterior bidang oklusal bawah harus meluas ke 2/3 tinggi retromolar pad. o Bidang oklusal anterior maksila harus sejajar dengan jaris interpupi. Bidang oklusal anteroposterior harus sejajar dengan garis alatragus atau garis Camper atau garis Bromel. d) Teknik pembuatan; http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 7/28 8/10/2019 Paper Prosto Occlusal rim dapat dibuat dengan menggunakan teknik di bawah ini: Teknik rolled wax. Teknik ini merupakan teknik yang paling sering digunakan. o Lembaran wax baseplate diambil dan salah satu ujung lembarannya dilunakkan diatas api dan digulung selebar 4mm. o Wax sebaiknya dilunakkan dengan adekuat dan digulung hatihati untuk mencegah masuknya gelembung udara. o Gulungan dihangatkan kembali di atas api dan gulungan berurutan dibuat untuk membentuk satu silinder wax yang tebal. Gulungan silinder wax diadaptasikan di atas baseplate sehingga o mengikuti lengkung rahang. http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 8/28 8/10/2019 Paper Prosto o Occlusal rim maksila biasanya berbentuk „U‟ dan occlusal rim mandibula berbentuk „V‟ atau kurang lebar dari „U‟. o Wax yang sudah beradaptasi ditandai ke baseplate pada permukaan lingual/ palatal menggunakan pisau wax hangat. Sticky wax yang meleleh dapa juga digunakan untuk tujuan yang sama. o Tekanan ringan yang diaplikasikan pada wax untuk membentuknya menjadi oval pada potongan melintang sehingga sedikit meluas ke labial. o Penekanan dibuat ke bawah meluas ke permukaan labial dan bukal harus diisi dengan wax. http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 9/28 8/10/2019 Paper Prosto o Permukaan terluar occlusal rim dibentuk dengan bantuan ujung pisau wax. Permukaan lingual juga dibentuk dengan cara yang sama. o Occlusal rim harus dibentuk sedemikian hingga meruncing ke arah bidang oklusal dengan potongan melintang trapezoid. o Bidang oklusal dibentuk dengan menandai tinggi dan membuang wax yang meluas menggunakan lempeng yang panas. o Ukuran diperiksa dan wax ditambahkan pada bagian yang kurang sebelum occlusal rim dipoles. o Lakukan pemolesan occlusal rim dengan api secepatnya diikuti dengan menyeka dengan lembut dengan menghilangkan massa dengan kapas basah di bawah air mengalir. Pembuatan occlusal rim menggunakan pembentuk occlusal rim logam. Sisa wax atau baseplate harus digulung membentuk silinder seperti yang dijelaskan pada teknik rolled wax. http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 10/28 8/10/2019 Paper Prosto Wax silinder kemudian dibentuk menggunakan pembentuk occlusal rim logam dan disimpan. Occlusal rim yang telah dibuat harus diadaptasikan pada basis gigi tiruan, ditempatkan dan diselesaikan seperti yang dijelaskan pada teknik sebelumnya. Sebelum pembentukan occlusal rim. Oklusal rim secara komersial tersedia pada ukuran standar yang berbeda antara maksila dan mandibula. Oklusal rim dibentuk menggunakan teknik yang sama dengan yang dijelaskan pada pembentukan oklusal rim logam. Gambar 16: Occlusal ri m maksila setelah dibentuk sempurna Kontur base plate dan occlusal rim yang baik diperkirakan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Pencatatan bidang oklusi paralel dengan basis model dan inklinasi labial dari bagian anterior dari occlusal rim pada kira-kira sudut 15º untuk memberikan dukungan bibir. Posterior occlusal rim harus landai ke oklusal kira-kira 45º dari base plate, dimulai kira-kira 8 mm dari luas posterior base plate. http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 11/28 8/10/2019 Paper Prosto Kontur yang baik dari base plate dan occlusal rim mandibula sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Pencatatan baidang oklusi berjalan paralel dengan basis dan model yang mana telah dibentuk paralel dengan residual ridges. Dan juga bidang oklusi kira-kira pada tingkat tengah sampai ketiga atas dari retromolar pad. 2. Uji Coba occlusal rims Rahang Atas dan Bawah Pasien diminta duduk dengan enak dan posisi tegak, lalu tanggul gigitan malam rahang atas dimasukkan ke dalam mulut pasien dan dilakukan uji coba occlusal rim rahang atas dengan pedoman: a. Adaptasi base plate Base plate harus diam di tempat, tidak boleh mudah lupas ataupun bergerak karena akan mengganggu pekerjaan tahap selanjutnya. Pinggiran base plate gigi tiruan harus merapat dengan jaringan pendukung. Pinggiran base plate tepat, tidak terlalu panjang atau terlalu pendek. http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 12/28 8/10/2019 Paper Prosto b. Dukungan bibir dan pipi Setelah occlusal rim dipasang di dalam mulut, pasien harus tampak normal seakan akan seperti bergigi. Penilaiannya pada sulkus naso-labialis dan philtrum pasien tampak tidak terlalu dalam atau hilang alurnya. Bibir dan pipi pasien tidak boleh tampak cembung atau cekung. Mengukur 1/3 panjang muka dan dimensi vertikal dengan Boley gauge atau jangka sorong. Mengukur kesejajaran bidang orientasi dengan Fox bite gauge. c. Panjang occlusal rim Sebagai pedoman untuk occlusal rim atas adalah “low lip line” yaitu pada saat pasien istirahat, garis insisal/bidang oklusal/bidang orientasi occlusal rim atas setinggi garis bawah bibir atas dilihat dari muka dan dilihat dari lateral, sejajar garis ala nasi-tragus (seolah-olah tidak terlihat occlusal rim). Sedangkan pada saat tersenyum garis insisal/bidang orientasi occlusal rim ini terlihat kira-kira 2 cm di bawah sudut bibir. Panjang occlusal rim atas dan bawah berdasarkan pedoman : glabelasubnasion = subnasion-gnathion = pupil-sudut bibir. d. Bidang orientasi http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 13/28 8/10/2019 Paper Prosto Cari bidang orientasi dengan mensejajarkan bagian anterior dengan garis pupil dengan bagian porterior garis Camper yang berjalan dari ala nasi ke tragus/porion. Kemudian kita lakukan uji coba occlusal rim rahang bawah dengan pedoman : Adaptasi base plate o Caranya sama dengan rahang atas, base plate harus diam di tempat, tidak boleh mudah lepas/bergerak. o Pada rahang bawah tidak dapat sebaik rahang atas karena luas basis yang lebih sempit dan gangguan gerakan lidah. Gambar 21: adaptasi base plate rahang bawah 3. Penetapan dimensi vertikal Secara Fisiologis Pasien diminta istirahat ketika occlusal rim berada di dalam mulut, dengan duduk tegak dan kepala tidak ditopang. Setelah occlusal rim dipasang dalam mulut pasien, pasien menelan dan mandibula diistirahatkan. Setelah pasien terlihat benar-benar santai, bibir dibuka untuk melihat besarnya ruangan yang tersedia di antara occlusal rim. Pasien harus membiarkan dokter gigi membuka bibirnya tanpa perlu dibantu dan tanpa menggerakkan rahang atau bibirnya. Jarak antar- http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 14/28 8/10/2019 Paper Prosto oklusal pada posisi istirahat ini besarnya harus 2-4 mm dilihat di daerah premolar. (Zarb, 2002) Dengan penerapan rumus Pasien edentulous telah kehilangan dimensi vertikalnya dan kita harus cari kembali dengan menerapkan rumus yaitu : Di mensi verti kal = Physiol ogical Rest – F r ee Way Space Pertama kita ukur dimensi/jarak vertikal pasien dalam keadaan istirahat tanpa tanggul gigitan dalam mulut (misal 70 mm). Free way space besarnya antara 2-3 mm maka dimensi vertikalnya 70-3=67 mm. Pengukuran dilakukan dengan alat jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm atau dengan mistar. P.F.N. (posisi fisiologis nonaktif) dapat digunakan sebagai petunjuk untuk memperoleh dimensi vertikal pada pembuatan gigi tiruan lengkap. Posisinya diambil waktu wax bite block /tanggul gigit malam dimasukkan ke dalam mulut tanpa mengganggu posisi istirahat; bibir penderita dibuka perlahan-lahan untuk melihat apakah ada ruang bebas antar tanggul gigit malam atas dan bawah; yang biasanya 2-4 mm. Pengukuran dimensi vertikal ada 2 cara : a. Dengan Willis Bite GaugePada alat ini ada 3 bagian penting : Fixed arm, yang diletakkan di bawah hidung. Sliding arm, yang dapat dogeser dan mempunyai sekrup, diletakkan di bawah dagu. Vertical orientation gauge, yang mempunyai skala dalam mm atau cm, ditempatkan sejajar dengan sumbu vertikal dari muka. b. Two Dot Technique Mengukur 2 titik (satu pada rahang atas, satu lagi pada rahang bawah), yang ditempatkan pada daerah yang tidak bergerak yaitu di atas dan di bawah garis bibir dan kedua titik diukur dengan jangka sorong. http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 15/28 8/10/2019 Paper Prosto 4. Penentuan Gigitan Sentrik/Oklusi Sentrik Mengukur relasi sentrik tanpa alat dengan cara : Gerakan menelan Menempatkan ujung lidah pada bulatan malam yang ditempatkan pada garis tengah landasan paling posterior. Membantu pasien agar rahang bawah dalam posisi paling belakang, dengan mendorong rahang bawah dalam keadaan otot kendor. Menengadahkan posisi kepala pasien semaksimal mungkin. Karena tidak ada satupun cara di atas yang mempunyai kelebihan dalam ketepatannya maka paling sedikit harus dilakukan dengan 2 cara untuk menjadi perbandingan. Misalnya kita lakukan dengan cara gerakan menelan (A) kemudian dengan salah satu cara lain (B/C/D) dan hasilnya dibandingkan. Sebagai pedoman dengan menarik garis de daerah geraham pada tanggul gigitan atas yang diteruskan ke tanggul gigitan bawahnya. Pada setiap cara dilakukan berkali-kali dan bila tamoak sama lakukan cara yang lain. Bila belum sama harus dicari sampai sama dan ambilah garis yang menempatkan pada posisi paling belakang/dorsal. Cara lain untuk menentukan relasi sentrik sekaligus mengfiksir occlusal rim rahang atas dan bawah dengan cara sebagai berikut : Setelah dimensi vertikal didapat, buatlah kunci berbentuk segitiga sebanyak 4 buah: 2 di sisi kiri dan 2 di sisi kanan, yang letaknya pada regio kanisus dan premolar 2, agar fiksasi tidak berubah. Pasien dilatih melakukan macam gerakan yang menempatkan rahang bawah dalam posisi paling belakang/dorsal. Aduk zinc oxide eugenol/ gips dan tempatkan di lekukan segitiga tadi. Pasien segera melakukan gerakan menelan atau menempatkan ujung lidah pada bulatan malam di garis “A”, pertahankan sampai gips mengeras, dapat dicek dari sisa adukan pada spatulanya. 5. Menarik Garis-garis Orientasi http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 16/28 8/10/2019 Paper Prosto High lip line yaitu garis tertinggi bibir atas waktu pasien tersenyum. Tandai bagian distal kaninus atas kiri dan kanan (garis lacrimal duct – ala nasi). Lepaskan kedua occlusal rim atas dan bawah dari mulut pasien. Bila mungkin bersama-sama, bila terpisahkan tidak mengapa karena dapat dikatupkan kembali sesuai dengan keadaan dalam mulut dengan menggunakan lekuk V yang sekarang terisi pasta zinc oxide eugenol /gips sebagai pengunci dan tempatkan pada model kerjanya. PEMASANGAN MODEL DALAM ARTIKULATOR Menurut Kamus Istilah Prostodontik ke-8 (GPT-8), artikulator merupakan alat mekanik yang menyerupai sendi temporomandibular dan rahang yang mana maksila dan mandibula dilekatkan untuk menirukan pergerakan rahang. Setelah mencatat relasi rahang, oklusal rim harus dipindahkan ke instrumen yang akan menyerupai dan membentuk fungsi maksila dan mandibula dan sendi temporomandibular.2,3 Sebelum memasang model kerja dengan occlusal rim, harus dipersiapkan jenis artikulator yang akan dipakai dan lakukan persiapan model yang meliputi: penyesuaian ketinggian model atas dan bawah dengan ruang antara bagian atas dan bawah artikulator. Bila terlalu tinggi, yang paling aman mengurangi model bawah. Mengurangi model atas harus hati-hati karena dapat menembus palatum terutama yang mempunyai palatum bentuk tinggi. Goreskan garis median pada bagian atas model bawah. Persiapkan artikulator sesuai dengan kasusnya. Untuk geligi tiruan lengkap harus menggunakan artikulator yang dapat menirukan segala gerakan http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 17/28 8/10/2019 Paper Prosto rahang dan keadaan lainnya dalam mulut secara umum seperti “ free plane articulator ”. Pertama pasang model kerja berikut occlusal rim atas pada meja/mounted table artikulator dengan pedoman : Garis tengah model kerja dan occlusal rim atas berhimpit dengan garis tengah meja artikulator dan garis tengah artikulator. Bidang orientasi occlusal rim atas berhimpit (tidak boleh ada celah) dengan meja artikulator. Garis median anterior menyentuh titik perpotongan garis median dan garis insisal meja artikulator. Petunjuk jarum insisal horisontal harus menyentuh titik perpotongan garis tengah dan garis insisal meja artikulator. Kegunaannya ialah supaya mengikuti segitiga Bonwill yang dibentuk oleh kedua kondilus kiri dan kanan dan titik perpotongan tadi. Segitiga Bonwill merupakan segitiga sama sisi yang menentukan jarak rahang atas terhadap kondilus secara umum. Petunjuk insisal vertikal harus menyentuh meja insisivus untuk mempertahankan dimensi vertikal yang telah didapat dari pasien (banyak kemungkinan berubah saat menyusun gigi). Setelah kelima pedoman terpenuhi maka model kerja berikut occlusal rim atas dicekatkan dengan malam pada meja artikulator. http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 18/28 8/10/2019 Paper Prosto Lalu bagian atas model kerja difiksir dengan gips pada bagian atas artikulator. Setelah gips mengeras, meja artikulator di lepas. Model kerja berikut occlusal rim bawah disatukan dengan yang atas dengan bantuan 4 kunci bentuk segiempat tadi yang telah diberi nomor 1, 2, 3, dan 4. Artikulator dibalik, lalu bagian bawah model kerja rahang bawah difiksir dengan gips pada bagian bawah artikulator. Setelah gips mengeras, pastikan ujung insisal pin berkontak dengan menja pemandu insisal. http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 19/28 8/10/2019 Paper Prosto PEMILIHAN GIGI Anasir gigi tiruan merupakan bagian dari GTP yang berfungsi mengantikan gigi asli yang hilang. Pemilihan dan penyusunan anasir gigi tiruan harus dapat memperbaiki penampilan selain untuk memperbaiki fungsi lainnya dari gigi tiruan. Dalam pemilihan dan penyusunan anasir gigi tiruan anterior maupun posterior ada faktor-faktor yang harus diperhatikan yaitu mengenai ukuran, bentuk, warna, bahan, jenis kelamin, umur serta inklinasi dari anasir gigi tiruan dapat memenuhi fungsinya. Pada kasus pasien edentulous, pemilihan gigi berpedoman pada bentuk wajah, jenis kelamin dan umur pasien untuk menentukan warnanya dan tingkat keausaannya. Sedangkan ukuran gigi disesuaikan dengan garis orientasi pada occlusal rim. PENYUSUNAN GIGI Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu penyusunan gigi anterior atas, gigi anterior bawah, gigi posterior atas, gigi M1 bawah dan gigi posterior bawah lainnya. Dengan syarat utama : Setiap gigi mempunyai 2 macam kecondongan/inklinasi 1. Inklinasi mesio-distal 2. Inklinasi anterio-posterior atau inklinasi labio/bukopalatal/lingual sesuai dengan kecondongan occlusal rim. Bila terlalu kelabial akan tampak penuh dan bila terlalu kepalatal akan tampak ompong. Dilihat dari oklusal berada diatas lingir rahang. Penyusunan gigi harus disesuaikan dengan keadaan lingir, pada pasien yang sudah lama ompong sering sudah terjadi rresopsi lingir. http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 20/28 8/10/2019 Paper Prosto Resopsi pada lingir atas berjalan keatas dan kepalatal yang menyebabkan bibir jatuh dan tampak masuk, maka penyusunan gigi tidak dilingir tapi lebih kelabial dan sebaliknya resopsi lingir bawah mengarah keanterior sehingga penyusunan gigi lebih kelingual. Berhubung dengan tujuan pembuatan geligi tiruan ialah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan estetik maka perlu diperhatikan beberapa faktor dalam penyusunan gigi: a. Inklinasi atau posisi setiap gigi b. Hubungan setiap gigi dengan gigi tetangganya dan gigi antagonisnya. c. Hubungan kontak antar gigi atas dan bawah yaitu hubungan : oklusi sentries, oklusi protusif, sisi kerja, sisi yang mengimbangi. d. Overbite dan overjet gigi atas dan bawah dalam hubungan rahang yang normal e. Estetik : - Bentuk gigi hendaknya sesuai dengan bentuk lengkung rahang, bentuk kepala, bentuk muka, dan jenis kelamin. - Besar gigi sesuai dengan besar kecilnya lengkung rahang. - Susunan gigi tiruan hendaknya dibuat sewajar mungkin agar bila kelak geligi tiruan dipakai kelihatan wajar. - Profil pasien yang menyangkut ketepatan dimensi vertikal dan oklusi sentrik ditentukan. Dimensi vertikal yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan merubah profil pasien a. Penyusunan gigi anterior Penyusunan gigi anterior atas, pada permukaan labial setiap gigi yang akan disusun ditarik porosnya. Occlusal rim dipotong bertahap supaya tidak kehilangan jejak selebar mesio-distal dan sedalam lebar antero-posterior gigi yang akan disusun ditempat tersebut. Gigi yang disusun harus memenuhi syarat inklinasi mesio-distal dan inklinasi anterio-posteriornya serta dilihat dari bidang oklusal, tepi insisal gigi anterior atas berada diatas lingir rahang dan sesuai lengkung lingir rahang. Untuk memudahkan penyusunan gigi gambaran lengkung puncak lingir rahang kita http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 21/28 8/10/2019 Paper Prosto pindahkan ke meja artikulator dan incisal edge gigi anterior atas menyentuh lengkung ini pada meja artikulator saat penyusunan gigi. 1. Gigi I-1 atas Occlusal rim dipotong secukup gigi I-1 atas,lalu gigi I-1 atas yang telah digambar porosnya digambar diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal. 2. Gigi I-2 atas Occlusal rim dipotong secukup gigi I-2 atas, lalu gigi I-2 atas yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal, long axisnya membuat sudut 80 derajat dengan bidang oklusal dan tepi oklusalnya 1 mm diatas bidang oklusal. 3. Gigi C/ kaninus atas Occlusal rim dipotong secukup gigi C atas lalu gigi C yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal : long axisnya hampir sama dengan gigi I-1 atas atau paling condong garis luar distal tegak lurus bidang oklusi atau meja artikulator dan inklinasi antero posterior : bagian servikal tampak lebih menonjol dan ujung cusp lebih ke palatal dan menyentuh bidang orientasi dilihat dari bidang oklusal. Kemudian gigi I-1, I-2 dan C atas lainnya disusun seperti syarat-syarat diatas. Penyusunan gigi anterior bawah pada permukaan labial gigi yang akan disusun kita tarik porosnya. Penyusunan gigi anterior bawah disesuaikan dengan gigi anterior atas yang telah disusun memenuhi estetik dan diutamakan untuk fungsi memotong atau menyobek makanan. Posisi gigi anterior atas dan bawah harus diberi jarak http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 22/28 8/10/2019 Paper Prosto vertikal/ overbite dan jarak horizontal/overjet secukupnya menyesuaikan dengan tinggi bonjol/cusp gigi posterior. Saat gigi anterior berfungsi, gigi anterior bawah maju berkontak tepi lawan tepi dengan gigi anterior atas untuk mengimbanginya kecuali kasus lain. Jalan yang ditempuh gigi anterior bawah akan membentuk sudut dengan bidang horisontal yang disebut sudut insisal atau incisal guidance. 1. Gigi I-1 bawah Occlusal rim bawah dipotong secukup gigi I-1 bawah lalu gigi I-1 bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal long axisnya membuat sudut 85 derajat dengan bidang oklusal dan tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal, inklinasi antero-posterior. 2. Gigi I-2 bawah Occlusal rim bawah dipotong secukup gigi I-2 bawah lalu gigi I-2 bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio distal, long axisnya membuat sudut 80 derajat dengan bidang oklusal inklinasi antero posterior,long axisnya tegak lurus bidang oklusal, bagian tepi insisal dan bagian servikal sama jaraknya, tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal, serta dilihat dari bidang oklusal tepi insisal terletak diatas lingir rahang. 3. Gigi C/kaninus bawah Occlusal rim bawah dipotong secukup gigi C / kaninus bawah lalu C bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempatnya dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal : long axisnya miring/ paling condong garis luar distalnya tegak lurus bidang oklusal, inklinasi antero-posterior. Gigi condong kelingual/bagian servikal menonjol serta dilihat dari bidang oklusal ujung cusp terletak diatas lingir rahang, bagian kontak distal berhimpit dengan garis lingir posterior. Saat setiap penyusunan gigi bawah, selalu kita periksa artikulasi keanterior dan lateral dengan menggerakan bagian atas artikulator kearah posterior dan kelateral dimana dapat terlihat tepi tepi insisal saling menyentuh. http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 23/28 8/10/2019 Paper Prosto b. Penyusunan gigi posterior Sebelum menyusun gigi posterior terlebih dahulu kita membuat goresan garis lingir bagian occlusal rim yang sejajar garis lingir pada dasar model. Penyusunan gigi posterior berdasarkan : o Menyusun diatas rahang sehingga terbentuk lengkung gigi o Membentuk lengkung/kurva kompensasi o Hubungan gigi-gigi dirahang : inklinasi, overbite, overjet. Penyusunan gigi posterior atas harus disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk lengkung/ kurva dari spee dan kurva dari wilson agar tetap berada dalam hubungan yang tepat dengan gigi lawannya tidak saja saat oklusi sentris http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 24/28 8/10/2019 Paper Prosto tetapi juga saat pergerakan protusif dan pergerakan lateral dari rahang bawah selama fungsi pengunyahan. 1. Gigi P-1 atas Occlusal rim atas dipotong secukup gigi P-1 atas lalu gigi P-1 atas yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal : long axisnya tegak lurus bidang oklusi, inklinasi antero-posterior. Cusp bukal pada bidang oklusi dan cusp palatal kira-kira 1mm diatas bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusal groove developmental sentral terletak diatas lingir rahang. 2. Gigi P-2 atas Occlusal rim atas dipotong secukup gigi P-2 atas lalu gigi P-2 atas yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya tegak lurus bidang oklusal, inklinasi antero-posterior. Cusp bukal dan cusp palatal terletak pada bidang oklusal serta dilihat dari bidang oklusal development groove sentralnya terletak diatas lingir rahang. 3. Gigi M-1 atas Occlusal rim atas dipotong secukup gigi M-1 atas lalu gigi M-1 atas yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya condong kedistal, inklinasi antero-posterior, cusp-cuspnya terletak pada bidang oblique dari kurva antero-posterior yaitu cusp mesio-palatal terletak pada bidang oklusi, cusp mesio-bukal dan disto-palatal sama tinggi kira-kira 1mm diatas bidang oklusi dan cusp disto-bukal kira-kira 2 mm daiatas bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusal cusp-cuspnya terletak pada kurva lateral. 4. Gigi M-2 atas Sisa occlusal rim atas dipotong secukup gigi M-2 atas lalu gigi M2 atas yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto inklinasi mesio-distal: porosnya condong kedistal, 25/28 8/10/2019 Paper Prosto inklinasi antero-posterior, cusp-cuspnya terletak pada bidang oblique dari kurva antero-posterior, serta dilihat dari bidang oklusal permukaan bukal gigi M-2 atas terletak pada kurva lateral. Gambar : penyusunan gigi RA Penyusunan gigi posterior bawah disusun sedemikan rupa sehingga terbentuk lengkung sphere dari Monson agar tetap berada dan berhubungan yang tepat terhadap gigi geligi lawannya, tidak saja saat oklusi sentris tetapi juga saat semua gerakan dari rahang bawah selama pengunyahan. 1. Gigi M-1 bawah Occlusal rim atas dipotong secukup gigi M-1 bawah lalu gigi M-1 bawah diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesiodistal: cusp mesio-bukal gigi M-1 atas berada digroove mesio-bukal gigi M-1 bawah. Inklinasi antero-posterior ; cusp bukal gigi M-1 (holding cusp) bawah berada difosa sentral gigi geraham atas dan terlihat adanya overbite dan overjet serta dilihat dari bidang oklusal cusp bukal gigi geraham bawah berada diatas lingir rahang 2. Gigi P-2 bawah Occlusal rim atas dipotong secukup gigi P-2 bawah lalu gigi P-2 bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya tegak lurus bidang oklusal, inklinasi antero-posteriornya ; cusp bukalnya berada pada di fosa sentral gigi P-1 dan P-2 atas terlihat adanya overjet dan overbite serta dilihat dari bidang oklusal: cusp bukalnya berada diatas lingir rahang. 3. Gigi M-2 bawah http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 26/28 8/10/2019 Paper Prosto Sisa occlusal rim atas dipotong secukup gigi M-2 bawah lalu gigi M-2 bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal, inklinasi antero-posteriornya serta dilihat dari bidang oklusal: cusp bukalnya berada diatas lingir rahang. 4. Gigi P-1 bawah Sisa Occlusal rim atas dipotong secukup gigi P-1 bawah lalu gigi P-1 bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya tegak lurus bidang oklusal, inklinasi antero-posteriornya ; cusp bukalnya berada pada di fosa sentral gigi P-1 dan C atas serta dilihat dari bidang oklusal: cusp bukalnya berada diatas lingir rahang. Gambar : susunan gigi rahang bawah http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 27/28 8/10/2019 Paper Prosto REFFERENSI 1. Nallaswamy, Deepak. Textbook of Prosthodontics. New Delhi: Jaypee. 2003 2. Watt, David M dan MacGregor, A. Roy. 1992. Membuat Desain Gigi Tiruan Lengkap. Jakarta: Hipokrates. Pp : 187-197 3. W.H. Itjiningsih. 1993. Geligi Tiruan Lengkap Lepas. Jakarta: EGC. Pp : 62- 73 4. Gunadi, Haryanto. A; Burhan, Lusiana A.; Suryatenggara, Freddy. 1995. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 1. Jakarta: Hipokrates. Pp : 112-116 5. Zarb, George A. 2002. Buku Ajar Prostodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut Boucher. Jakarta: EGC. Pp : 261-263 6. Ivanhoe, John R & Kevin D Plummer. Textbook of Complete denture. China : PMPH-China;2009 7. Hayakawa, I. Principles and Practices of Complete Denture. Tokyo : Qintessence Publishing Co.1999 http://slidepdf.com/reader/full/paper-prosto 28/28