Uploaded by User62636

AKULTURASI

advertisement
Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-Hari
MARCH 16, 2018SIDIQDUMMY
Contoh akulturasi yang akan dibahas di postingan ini dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Akulturasi dalam sosiologi sering dideskripsikan sebagai
proses sosial yang ditandai dengan adanya penyatuan unsur-unsur budaya yang
berbeda menjadi budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur budaya asli.
Dalam sejarahnya, istilah akusturasi sering digunakan untuk menganalisis proses
kelompok minoritas beradaptasi dengan kelompok mayoritas. Kasus yang sering
dikaji pada awanya adalah kehidupan para imigran atau pendatang yang mencoba
beradaptasi di negeri perantauan.
Belakangan, istilah akulturasi menyebar luas dan dapat digunakan untuk
menjelaskan bagaimana orang atau kelompok dengan unsur-unsur budaya yang
berbeda berbaur sehingga menciptakan unsur kebudayan baru tanpa kehilangan
budaya aslinya.
Sosiologis.com mengidentifikasi beberapa contoh akulturasi dalam kehidupan seharihari di sekitar kita, baik pada level individu maupun kelompok sosial
kemasyarakatan. Sebelumnya, kita perlu ingat kembali bahwa akulturasi merupakan
proses sosial-budaya yang unsur-unsurnya sangat luas, dari bahasa, cara
berpakaian, sampai arsitektur. Kita akan bahas beberapa contoh akulturasi yang
terjadi di berbagai unsur tersebut.
Contoh akulturasi di sekitar kita
√ Fashion perempuan Jawa muslim
Salah satu fashion khas orang Jawa yang biasa dikenakan perempuan adalah
kebaya. Pakaian, sebagai salah satu produk dari kebudayaan, merefleksikan
dinamika kebudayaan itu sendiri. Kita mengenal adanya tren fashion yang
menggambarkan adanya popularitas fashion kekinian yang dinamis dan berubah dari
waktu ke waktu. Masuknya agama Islam ke Jawa membawa perubahan bagaimana
kaum perempuan muslim berpakaian. Salah satunya adalah kain penutup kepala
yang biasa disebut jilbab atau kerudung atau hijab. Proses akulturasi terjadi ketika
perempuan Jawa muslim mengombinasikan antara jilbab dan kebaya. Mengenakan
kebaya dan berhijab adalah contoh akulturasi fashion.
√ Kuliah di Bandung bisa bahasa Sunda
Seorang mahasiswa dari luar Negeri, misalnya Timor Leste, kuliah di Bandung
selama tujuh tahun. Hampir saja DO tapi terselamatkan karena ijin cutinya di terima.
Setelah kuliah ia masih tinggal di Bandung selama setahun karena kerja part-time
dan ketagihan sama kulinernya. Jauh dan mahalnya ongkos pulang kampung
membuat ia hanya pulang sekali dalam setahun. Ketika kembali ke kampungnya, ia
kaget karena tiba-tiba lumayan fasih berbahasa Sunda, meskipun percuma juga
dipakai karena orang kampungnya nggak ada yang tau ia ngomong apa. Ilustrasi di
atas contoh akulturasi linguistik atau bahasa di level individual. Tentu saja kita
anggap ia nggak lupa bahasa lokal.
√ Arsitektur Masjid Laksamana Cheng Ho
Perhatikan arsitektur masjid Cheng Ho di beberapa kota di Jawa dan Sumatera.
Cheng Ho adalah seorang laksamana muslim dari China. Ia pernah singgah di
berbagai wilayah di nusantara. Sebenarnya ada beberapa masjid di Indonesia yang
dinamai Masjid Cheng Ho. Pendiriannya merupakan simbol perpaduan budaya.
Dalam contoh alkulturasi ini kita hanya akan melihat arsitekturnya. Masjid Cheng Ho
di beberapa kota di Indonesia memiliki arsitektur khas yang merupakan perpaduan
antara Lokal, Arab dan Tionghoa. Melihat sekilas masjid Laksamana Cheng Ho, kita
bisa menemukan contoh akulturasi dalam bidang arsitektur.
√ Makan bakmi pakai sumpit
Kalo kamu pernah makan bakmi, apalagi pake sumpit, kamu boleh saja merasakan
sensasi seolah-olah seperti orang Jepang atau China. Mie kasih kuah itu sendiri
adalah produk budaya berupa makanan dari China. Sumpit tergantung modelnya,
yang lebih pendek konon dari Jepang. Bakmi itu sendiri adalah produk perpaduan
antara makanan Indonesia dan Tiongkok. Menyantap bakmi pakai sumpit artinya
menikmati hasil akulturasi makanan Indonesia dan Tiongkok. Kalo pake sumpit
jepang, akulturasinya triple.
√ Batik Tiga Negeri
Motif Batik Tiga Negeri menunjukkan corak warna yang bervariasi. Secara historis,
istilah tiga negeri berarti corak batik yang merupakan perpaduan dari batik bercorak
khas Lasem, Pekalongan dan Solo yang ketika masa kolonial, ketiga daerah tersebut
secara administratif di klasifikasikan sebagai negeri, alaih-alih kota seperti sekarang
ini. Penjelasan ini pun hanyalah salah satu dari beberapa versi sejarah yang ada.
Kita tidak akan mempermasalahkan sejarahnya, biarkan para sejarawan yang
menekuni perbatikan memecahkannya. Di sini kita menerima definisinya sebagai
perpaduan corak batik yang berbeda-beda dari tiga wilayah jadi satu tanpa
kehilangan corak asalnya. Batik Tiga Negeri adalah contoh akulturasi yang
diekspresikan melalui motif batik.
Kelima contoh akulturasi yang disebutkan di atas bisa kita jadikan rujukan untuk
menemukan kasus lainnya yang mirip atau berhubungan. Sebagai contoh, bule yang
fasih berbahasa Indonesia karena tinggal lama di Indonesia, pasangan artis beda
negara yang masing-masing mengadopsi budaya negara asal dalam hal bahasa,
pakaian, dan lain sebagainya. Pemain bola atau pelatih bola yang pindah klub beda
negara menjadi fasih berbicara banyak bahasa, misalnya, Zlatan Ibrahimovic, Arsene
Wenger, Jose Mourinho. Contoh akulturasi sangat banyak sekali, bahkan biasanya
lebih banyak dari yang bisa kita sebutkan.
Download