Uploaded by hafsiamokodompit92

4perubahan-fisiologis-masa-nifas

advertisement
PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS
By : Hafsia
Khairun Nisa MOKODOMPIT, S.Tr, Keb
Perubahan Sistem
Reproduksi
1. Perubahan pd Uterus
Involusi
adalah perubahan yang merupakan proses
kembalinya alat kandungan atau uterus dan
jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga
mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
Continue…
Proses involusi terjadi karena adanya:
Autolysis
yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus
yang tumbuh karena adanya hiperplasi, dan
jaringan otot yang membesar menjadi lebih
panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali
lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut
kembali mencapai keadaan semula.
Penghancuran jaringan tersebut akan diserap
oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal
yang menyebabkan ibu mengalami beser
kencing setelah melahirkan.
Continue…
Aktifitas otot-otot
yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otototot setelah anak lahir yang diperlukan untuk
menjepit pembuluh darah yang pecah karena
adanya pelepasan plasenta dan berguna
untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak
berguna.
Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan
terganggunya peredaran darah uterus yang
mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang
diperlukan sehingga ukuran jaringan otot
menjadi lebih kecil.
Ischemia
yaitu kekurangan darah pada uterus yang
menyebabkan atropi pada jaringan otot
uterus.
Involusi pada alat kandungan meliputi:
Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat
yang keras, karena kontraksi dan retraksi
otot-ototnya
Involusi
TFU
Berat
Uterus
Diameter
Bekas
Melekat
Plasenta
Setelah
plasenta
lahir
Sepusat
1000 gr
12,5 cm
Lembik
1 minggu
Pertengahan
pusat
symphisis
500 gr
7,5 cm
Dapat
dilalui 2 jari
Dapat
dimasuki 1
jari
.
2 minggu
Tak teraba
350 gr
5 cm
6 minggu
Sebesar hamil
2 minggu
50 gr
2,5 cm
8 minggu
Normal
30 gr
Keadaan
Cervix
Continue…
Involusi tempat plasenta
Pada permulaan nifas bekas plasenta
mengandung banyak pembuluh darah besar
yang tersumbat oleh trombus.
Luka bekas implantasi plasenta tidak
meninggalkan parut karena dilepaskan dari
dasarnya dengan pertumbuhan endometrium
baru dibawah permukaan luka.
Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan
juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
Segera setelah kelahiran, tempat melekatnya
plasenta kira – kira berukuran sebesar telapak
tangan, tetapi dengan cepat ukurannya
mengecil.
Pada akhir minggu kedua, diameternya hanya
3 sampai 4 cm
Dalam waktu beberapa jam setelah kelahiran,
tempat melekatnya plasenta biasanya terdiri
atas banyak pembuluh darah yang mengalami
thrombosis yang selanjutnya mengalami
organisasi thrombus secara khusus.
Continue…
Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai
banyak pembuluh darah yang besar, tetapi
karena setelah persalinan tidak diperlukan
lagi peredaran darah yang banyak maka
arteri harus mengecil lagi dalam masa
nifas.
Lokhia
Pada masa awal nifas, peluruhan jaringan
desidua menyebabkan keluarnya discharge
vagina dalam jumlah bervariasi yang
disebut lokhia.
Secara mikroskopis, lokhia terdiri atas
eritrosit, serpihan desidua, sel – sel epitel,
dan bakteri.
Continue…
Mikroorganisme ditemukan pada lokhia yang
menumpuk di vagina dan pada sebagian besar
kasus juga ditemukan bahkan bila discharge
diambil dari rongga uterus.
Jenis – jenis Lochea :
Lochea rubra ( cruenta): berisi darah segar
dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel
desidua, vernik caseosa, lanugo dan
mekonium, selama dua hari pascapersalinan.
Continue…
Lochea sanguinolenta: berwarna merah
kuning berisi darah dan lendir, hari ke-3
sampai ke-7 pascapersalinan.
Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak
berubah lagi, pada hari ke-7 sampai ke-14
pascapersalinan
Continue…
Lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu.
Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar
cairan seperti nanah dan berbau busuk.
Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
e. Regenerasi Endometrium
Dalam waktu 2 atau 3 hari setelah melahirkan,
sisa desidua berdiferensiasi menjadi dua
lapisan.
Stratum superficial menjadi nekrotik, dan
terkelupas bersama lokhia.
Stratum basal yang bersebelahan dengan
miometrium tetap utuh dan merupakan
sumber pembentukan endometrium baru.
Endometrium terbentuk dari proliferasi sisa –
sisa kelenjar endometrium dan stroma jaringan
ikat antar kelenjar tersebut.
Proses regenerasi endometrium berlangsung
cepat, kecuali pada tempat melekatnya
plasenta.
Dalam satu minggu atau lebih, permukaan
bebas menjadi tertutup oleh epitel dan seluruh
endometrium pulih kembali dalam minggu
ketiga.
f. Sub Involusi
Istilah ini menggambarkan suatu keadaan
menetapnya atau terjadinya retardasi involusi,
proses yang normalnya menyebabkan uterus
nifas kembali ke bentuk semula.
Proses ini disertai pemanjangan masa
pengeluaran lokhia dan perdarahan uterus
yang berlebihan atau irregular dan terkadang
juga disertai perdarahan hebat
Pada pemeriksaan bimanual, uterus teraba
lebih besar dan lebih lunak dibanding normal
untuk periode nifas tertentu.
Penyebab subinvolusi yang telah diketahui
antara lain retensi potongan plasenta dan
infeksi pamggul
2. Perubahan pd Vagina&Vulva
a. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami
penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan
bayi, dan dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut,
kedua organ ini tetap berada dalam
keadaan kendur.
Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul
kembali sementara labia manjadi lebih
menonjol.
b. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum
menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang
bergerak maju.
Pada post natal hari ke 5, perineum
sudah mendapatkan kembali sebagian
besar tonusnya sekalipun tetap lebih
kendur dari pada keadaan sebelum
melahirkan.
Perubahan Sistem
Pencernaan
Kerapkali diperlukan waktu 3 – 4 hari
sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progesteron menurun
setelah melahirkan, namun asupan
makanan juga mengalami penurunan
selama satu atau dua hari, gerak tubuh
berkurang dan usus bagian bawah sering
kosong jika sebelum melahirkan diberikan
enema.
Rasa sakit didaerah perineum dapat
menghalangi keinginan ke belakang
Perubahan Sistem
musculoskelet/
diastasis rectie
abdominis
Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi
selama masa hamil berlangsung secara terbalik
padsa masa pascapartum.
Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu
relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan
pusat gravitasi ibu akibat pembesaran rahim.
Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6
sampai minggu ke-8 setelah wanita melahirkan.
Akan tetapi, walaupun semua sendi lain kembali
normal sebelum hamil, kaki wanita tidak
mengalami perubahan setelah melahirkan.
a. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan, dinding perut longgar
karena diregang begitu lama, tetapi biasanya
pulih kembali dalam 6 minggu. Kadangkadang pada wanita yang asthenis terjadi
diastasis dari otot-otot rectus abdominis
sehingga sebagian dari dinding perut di garis
tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia
tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini
menonjol kalau berdiri atau mengejan.
b. Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa
kehamilan tampak melonggar dan
mengendur sampai berminggu-minggu
atau bahkan berbulan-bulan yang
dinamakan strie. Melalui latihan
postnatal, otot-otot dari dinding
abdomen seharusnya dapat normal
kembali dalam beberapa minggu
c. Striae
Striae pada dinding abdomen tidak
dapat menghilang sempurna melainkan
membentuk garis lurus yang samar. Ibu
postpartum memiliki tingkat diastasis
sehingga terjadi pemisahan muskulus
rektus abdominishal tersebut dapat
dilihat dari pengkajian keadaan umum,
aktivitas, paritas, jarak kehamilan yang
dapat menentukan berapa lama tonus
otot kembali normal.
d. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta
fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan
partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur
menciut kembali seperti sediakala. Tidak
jarang ligamentum rotundum menjadi
kendor yang mengakibatkan letak uterus
menjadi retroflexi. Tidak jarang pula wanita
mengeluh “kandungannya turun” setelah
melahirkan oleh karena ligament, fasia,
jaringan penunjang alat genetalia menjadi
agak kendor.
e.simpisis pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis
pubis yang terpisah ini merupakan
penyebab utama morbiditas maternal dan
kadang-kadang penyebab
ketidakmampuan jangka panjang.
Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan
signifikan pada pubis disertai peningkatan
nyeri saat bergerak ditempat tidur atau
saat berjalan.
Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Sering
kali klien tidak mampu berjalan tanpa
bantuan. Sementara pada kebanyakan wanita
gejala menghilang setelah beberapa minggu
atau bulan, pada beberapa wanita lain gejala
dapat menetap sehingga diperlukan kursi
roda.
Perubahan Sistem
Endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu
sekitar 3 jam post partum.
Progesteron turun pada hari ke 3 post
partum.
Kadar prolaktin dalam darah berangsurangsur hilang
Perubahan Sistem
Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok
akibat penurunan kadar estrogen, volume
darah kembali kepada keadaan tidak hamil.
Jumlah sel darah merah dan hemoglobin
kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami
penurunan yang sangat besar selama masa
nifas, namun kadarnya masih tetap lebih
tinggi daripada normal.
Plasma darah tidak begitu mengandung
cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat.
Pembekuan darah harus dicegah dengan
penanganan yang cermat dan penekanan
pada ambulasi dini.
Perubahan
Tanda-Tanda Vital
Tabel perubahan Tanda-tanda Vital
Parameter
Penemuan normal
Penemuan abnormal
Tekanan darah < 140 Tekanan darah >
/ 90 mmHg, mungkin 140
bisa naik dari tingkat / 90 mmHg
disaat persalinan
Tanda-tanda 1 –3 hari post partum.
vital
Suhu tubuh < 38 0 C Suhu > 380C
Denyut nadi: 60-100
X / menit
Denyut nadi: > 100
X / menit
Download