MENGENAL ISLAM DI NUU WAAR ( IRIAN JAYA ) M Zaaff Fadzlan Rabbani Al- Garamatan 61 tahun Indonesia, di usia sangat dewasa itu ummat islam belum mengenal islam dan ummat islam Nuu Waar ( Irian ), sehingga ketertinggalan, kemiskinan dan kebodohan ummat di negri yang mengaku menyimpan rahasia alam itu, tidak dapat di ketahui. Ini di sebabkan opini yang di bangun dan di sampaikan mass media cetak/elektronik kepada kawasan Indanesia Tengah, Indonesia Barat dan bahkan dunia Internasional bahwa negeri Nuu Waar tidak ada agama Islam. Buku-buku sejarah juga tidak pernah menuliskan dan menceritakan kepada para pembaca dan pelajar. Dan orang yang mengetahui bahwa orang Nuu Waar ( Irian ) mengenal Islam ( Muallaf baru di alam kemerdekaan ) Indonesia. Padahal beratus ratus tahun bahkan berabad-abad sebelum Pendeta Otto dan Gesler tiba tahun 1885 di negeri Nuu Waar, agama Islam dan panduduk negeri itu mayaritas terlebih dahulu memeluk agama Islam sejak 1214 M. Mari kita lihat Perjalanan Nama Nuu Waar diganti dengan nama Papua dan Irian. Ketika pada tahun 1214 masehi seorang Ulama Besar Syaikh Iskandar Syah dari Kerajaan Samudera Pasai tanggal 17 Juli tiba dengan expedisi perdagangan di Nuu Waar yaitu di Nama Tota di Kabupaten Kaimana dan 17 Agustus Patipi di Kabupaten Fak Fak. Di dua kampung inilah cikal bakal Islam berkembang melalui halaqah-halaqah, dan saqafah islamiah di bentuk sehingga menyebar keseluruh selatan Nuu Waar, bahkan mulai merambah timur dan utara Nuu Waar. Perjalan dakwah ini membentuk kekuasaan dengan pemerintahan dan yang berbentuk Kerajaan-Kerajaan yang di pimpin oleh Raja-Raja yang semuanya mayoritas beragama Islam. NUU WAAR Apa arti sebuah nama tapi sejarah telah menjelaskan kepada kita bahwa nama adalah sebuah syakhshiyah ( kepribadian ) yang membentuk watak dan karakter di negeri itu. Nuu Waar adalah dua kata bahasa Irarutu di kerajaan Nama Tota Kaimana, dari NUU EVA. NUU bermakna Sinar, pancaran atau cahaya Waar dari kata Eva bermakna pertama mengaku atau di terjemahan dengan makna lebih dalam artinya menyimpan rahasia. Dari bahasa Onim ( Patipi ) NUU juga adalah cahaya, Waar artinya perut besar yang keluar dari perut Ibu. Maka nama Nuu Waar artinya negeri yang mengaku menyimpan atau memikul rahasia. Nama Nuu Waar nama yang berkembang dengan siar islam sejak kehadiraan Samudera Pasai, Raden Fatah pada abad 13 M, Aru Palaka sampai Sultan Tidore pada abad 15 M dengan wilayah Kesultanan dan kekuasaan melalui Perdagangan sampai ke Nuu Waar. Kehadiran para dai-dai dan dakwah dan perjuangannya itu menghasilkan 12 Kerajaan Isalam di Nuu Waar separti: Kerajaan Nama Tota di pimpin oleh Nati OMBAER Kerajaan Patipi di pimpin oleh Nati IBA Kerajaan Furwagi di pimpin oleh Nati BAUW Kerajaan Fatagar di pimpin oleh Nati USWANAS Kerajaan Ati Ati di pimpin oleh Nati BAY Kerajaan Komisi di pimpin oleh Nati AUTURAU Kerajaan Wertuar di pimpin oleh Nati HEREMBA Kerajaan Waraguri di pimpin oleh Nati PAUS PAUS Kerajaan Raja Ampat di pimpin oleh Nati FUN GIWAR Kerajaan Salam Nowak di pimpin oleh Nati ASSO Kerajaan Kasim Basis-basis Kerajaan ini di kenal dengan wilayah pertuanan di daerah Selatan Nuu Waar kecuali Kerajaan Salam Nowak di Wamena sebelah utara Nuu Waar. Jauh sebelum Belanda dan Jepang menjajah Nuu Waar, Portugis terlebih dahulu menjajah Pulau Nuu Waar, Ketika Penguasaan negeri itu banyak ummat Islam di bantai, situs situs Islam dihilangkan, Sejarah di belokan bahkan memberikan nama yang salah dan keliru tentang pulau itu, yang di ambil dari beberapa dan beberapa bahasa di Nuu Waar yaitu kata Papua. PAPUA Makna papua yang diambil dari beberapa bahasa daerah di Nuu Waar yang maknanya Hitam, Keriting, Bodoh, Jahiliah, Jahat, Perampok, Pemeras, Pemerkosa bahkan boleh dikata suka makan orang. Terjemahan ini disamakan dengan Negro, Upaya ini membuat opini bahwa orang keriting, hitam dijadikan dengan konotasi yang buruk sebagai upaya Portugis membentuk opini tentang orang di negri itu tidak sama dengan Maluku, Sulawesi, Jawa dan Sumatra. Upaya nama papua ini jaga dikembangkan dan di kampanyekan melalui politik memecah belah ummat, dan orang yang belum beragama di Nuu Waar ketika itu.perhatikan sejarah Timor-Timor semula beragama islam dengan Politik memecah belah ummat, sehingga banyak murtad begitu membenci Indonesia. Mereka adalah korban Penjajahan. Nama Papua jaga di populerkan oleh Penjajahan Belanda ketika menjajah Indonesia ikut mengambil bagian membentuk opini buruk nama Nuu Waar dengan istilah yang juga tidak disukai oleh orang-orang tua, ulama-ulama Nuu Waar masa lalu. IRIAN Kata Irian berasal dari beberapa bahasa daerah di Nuu Waar. Kata Mariiyen dari bahasa Biak artinya bumi yang panas, dari bahasa Onim ( patipi ) dari Tiri abuan artinya daratan besar, sedangkan dari bahasa Wamena darai kata O Eloko Huko artinya Pulau Besar. Irian juga berasal dari kata urryan dari bahasa arab, ketika ulama besar sekaligus pujangga islam Ibnu Batuta pada tahun 1517M melakukan expedisi keliling duniaa ketika pendaratan di Nuu Waar melihat penduduk ini masih berkoteka maka nama Urryan disebutkan untuk orang di Nuu Waar dengan sebutan Urryani negeri orang telanjang. Dari kata dan makna tersebut maka ketika Nuu Waar kembali kepangkuan Ibu Pertiwi Indonesia, dalam kompresi Malino tahun 1963 di tetapkan menjadi IRIAN ( IKUT REPUBLIK INDONESIA ANTI NEDERLEND ) + BARAT menjadi IRIAN BARAT kemudian berubah menjadi Irian Jaya. Ketika Abdul Rahman Wahid menjadi Presiden menggunakan istilah PAPUA lagi yang sesungguhnya, wasiat Ulama jangan menggunakan nama Papua. ISLAM DAN UMMAT Dari agama-agama yang ada di Nuu Waar (Irian), agama islam agama yang tertua bahkan sudah berabad-abad dengan fase-fase sebagai berikut: Tahun 1214 M oleh Syaikh Iskandar Syah dari Kerajaan Samudera Pasai Tahun 1400 M oleh Sultan Tidore Tahun 1611 M oleh Aru Pataka dari Bone Tahun 1816 M oleh Raden Fatah Kristen Protestan masuk ke Nuu Waar (Irian) adalah jasa Sultan Tidore dalam rangka ekspansi kekuasaan kesultanan dan pardagangan membeli rempah-rempah sampai ke Nuu Waar dan bersama beberapa orang islam, mengantar Pendeta OTTOW dan Geysler ke pulau mansinam di Manokwari tanggal 5 pebruari 1885. kini tanggal bersangkutan di besar-besarkan dan Kristen abadikan sebagai tanggal masuknya Injil. Dengan dasar masuknya Injil, mereka menghalang-halangi pembangunan masjid raya di Manokwari. Kristen Khatolik masuk ke Nuu Waar pada tanggal 16 Maret 1930, oleh misionaris bahkan mereka sedang bercokol membuat orang-orang di pedalaman agar tetap tertinggal, memelihara kebodohan serta menjunjung kemiskinan bagi penduduk asli di Nuu Waar. Pulau Nuu Waar Pulau yang terbesar di Indonesia yaitu 3 kali luasnya Pulau Jawa yang didiami 3,5 juta jiwa. Dari jumlah tersebut ummat islam mencapai 65% terdiri muhajirin dan anshar. Sedangkan sisanya beragama Protestan, Khatolik, dan masih ada animisme 15%. Jumlah pembagian tersebut ummat islam mayoritas tetapi tidak ada pengakuan baik dari masyarakat maupun birokrat di daerah. Bahkan mereka menguasai daerah-daerah islam dengan birokrasi pemerintah dan menempatkan semua orang Kristen menjadi pekerja atau pegawai yang sesungguhnya mereka bukan penduduk setempat. Ummat Islam Anshor bermata pencaharian 40% nelayan dan 35% adalah berkebun secara tradisional dan 10% adalah pegawai negeri dan 15% adalah buruh kasar dan pekerja tidak tetap atau tidak menentu yang memiliki pendapatan rata-rata di bawah standar perhitungan kesejahteraan. Sementara muhajirin adalah 60% pedagang dan pengusaha, 30% PNS dan 10% buruh dan pekerja tidak tetap. Berbeda dengan mereka yang beragama Kristen mereka menguasai birokrasi dan sebagian lagi adalah nelayan dan petani tradisional. Sedangkan mereka yang belum beragama atau animisme di klaim misionaris bahwa meraka beragama Kristen. Kondisi ummat Islam di negeri ini adalah umat yang di marjinalisasi oleh golongan bukan islam, bahkan berusaha memandang salah terhadap umat dan al islam, pemerintah daerah pun tidak memberikan perhatian kepada ummat islam termasuk masyarakat muallaf, kesan membiarkan masyarakat kumuh tertinggal bahkan kalau belum dibina membuat kita semakin memahami bahwa, sejahat jahat harimau tidak mungkin menelan anaknya tapi misionaris, para pendeta dan birokrat di Nuu Waar memang sungguh tidak berprikemanusiaan. Berbagai macam strategi menghambat ummat islam di Nuu Waar mulai dari pembangunan fisik, maupun non fisik, sarana dan prasarana, SDM, penyediaan lapangan pekerjaan umat Islam di Nuu Waar (Irian) selalu menjadi masyarakat di nomor tujuhkan setelah Irian Kristen, Batak Kristen, Manado Kristen, Ambon Kristen, Flores Kristen, dan Toraja Kristen. MISIONARIS DAN AJARANNYA Dimana-mana di dunia orang Yahudi dan Kristen, Hindu, Budha, serta semacamnya selalu mengatas namakan hak azasi dan kamanusiaan. Dengan kedok tersebut mereka mengantongi ijin untuk terus berada di Nuu Waar. Begitu juga misionaris luar maupun dalam negeri yang ketika hadir di Nuu Waar ( irian ) sejak jaman penjajahan Belanda sampai saat ini tidak mambawa perubahan bagi masyarakat, kecuali pembodohan, pembunuhan karakter, pelecehan hak azasi, pemiskinan yang di sengaja dan merencanakan ketertinggalan bagi masyarakat yang ada di pedalaman Nuu Waar. Kehadiran mereka yang sesungguhnya adalah untuk menyelidiki kekayaan dan potensi alam yang ada di Pulau negeri rahasia alam itu. Mereka memang membangun sekolah melakukan kegiatan social tetapi itu untuk membungkus kelicikan mereka, untuk terus bercokol, meninabobokan orang-orang di sana lewat gereja, sementara tujuan menguasai kekayaan terus mereka lakukan dengan pesawat-pesawat moderen yang di sediakan untuk kepentingan di bawah tanah. Padahal mereka di Eropa, Amerika maupun di Australia mereka tidak peduli dengan Kristen. Mengapa mereka ngotot di Nuu Waar karena ada yang potensi dan politik penguasaan negeri itu yang mereka harapkan dan menjadi tujuan. Kita bias lihat suku Aborigin di Australia, mereka juga diawal mereka perhatian tetapi kemudian Aborigin di usir dan di fitnah di jadikan budak dan bahkan mereka usir dari daerah kekuasaan mereka, kini rumah mereka di bakar dan negeri mereka di kuasai lalu Aborigin dijadikan warga Negara kelas dua. Kehadiran misionaris terus memelihara koteka atau manusia yang berbusana telanjang, membiarkan ibu-ibu menggendong dan menyusui anak babi dan tidur bersama anak babi, dengan idealis bahwa itu adalah budaya dan adapt, padahal mereka adalah manusia yang perlu di bimbing dan di bina sebagaimana manusia lain. Bukan mencekoki minuman keras, yang di bawa dengan pesawat moderen untuk membuat penduduk negeri itu menjadi jahat dan semakin malas dalam mengembangkan diri dan potensi yang ada di sekitar penduduk dan masyarakat. Perlu diketahui kehadiran misionaris dengan kedok pendidikan dan kemanusiaan dibumi manapun di Indonesia tidak memberikan manfaat akan tetapi membawa fitnah bagi masyarakat setempat dan kahancuran masa depan bangsa Indonesia karena: 1. Eksistensi misionaris di pedalaman tujuannya untuk mengekspos ketertinggalan, keterbelakangan, kemiskinan dan kebodohan masyarakat pada Roma/Vatikan atau lembaga pemberi sponsor untuk mendapatkan kekayaan sementara, masyarakat setempat tetap dengan kebodohan dan ketertinggalan. 2. Memprovokasi masyarakat tertinggal dengan NKRI agar tidak perlu adanya pemekaran Wilayah Irian Jaya dengan status kekayaan alam dan masyarakat diajarkan sejarah yang keliru dan salah tentang Irian Jaya. 3. Misionaris bukan untuk kemanusiaan akan tetapi meneliti kekayaan alam dan upaya-upaya merusak keutuhan NKRI apabila dengan otonomi daerah kesempatan untuk menguasai kekayaan alam. 4. Kegiatan masyarakat di arahkan ke gereja untuk menutupi kedok jahat misionaris, sehingga masyarakat Irian Jaya di nina bobokan padahal mereka merusak mental, moral dan pemikiran. 5. Penelitian menunjukkan seluruh desa muallaf dan muslim di Irian Jaya, telah berpakaian dan menutup aurat bila dibandingkan dengan desa-desa Kristen binaan misionaris tetap terus tertinggal dan telanjang. 6. misionaris memupuk kebudayaan yang sesungguhnya tidak membawa perubahan akan tetapi membawa kehancuran mental dan fisik dan memupuk kemalasan dengan menuding biokrat bahwa tidak membangun. 7. Gejolak-gejolak yang terjadi di masyarakat di Nuu Waar adalah hasil pendidikan dan pengajaraan misionaris yang berselimut di balik gereja. TANTANGAN DAN HIKMAH DAKWAH Banyak tantangan ketika berdakwah di kawasan Indonesia Timur seperti Nuu Waar (Irian Jaya). Karenanya dibutuhkan kesabaran yang tinggi dan investasi keikhlasan yang luar biasa,” Berdakwah di pedalaman Nuu Waar ( Irian Jaya ), tidak seperti di Jawa yang biasa naik kendaraan mewah, tanpa beban yang berat. Sementara kami harus berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh. Persis seperti perjuangan Rasulullah kala hijrah dari Mekkah ke Madinah. Atau kalau lewat laut atau antar kali dengan biaya transportasi yang luar biasa mahal dan berhari-hari untuk menuju lokasi, belum lagi menghadapi gigitan nyamuk walau pake kelambu tembus juga, sari puspa tidak mempan. Dan juga hal lain yang di hadapi, seperti sulit dan mahalnya BBM, semen yang mahal dan menghadapi watak dan karakter yang sudah di rubah oleh Belanda yang di lanjutkan misionaris, tidak lupa dengan orang Irian yang terbentuk oleh factor alam. Kondisi geografi daerah yang gunung-gunung, kali dan sungai maka transportasi adalah pesawat, kapal laut dan memanfaatkan kaki sebagai nikmat untuk berdakwah. Untuk membangun simpatik adalah memulai dari nilai-nilai kemanusiaan menurut islam, kebersihan, pengenalan kepada Al Khaliq. Minimal di lokasi dakwah untuk melihat dari dekat budaya, adapt istiadat, cara hidup, dan sikap serta membangun pendekatan dan kepercayaan dengan kepala-kepala suku, tokoh adat, dan tokoh-tokoh pemuda. Sesudah itu kami ke kota untuk memobilisasi bantuan yang kami himpun dari umat islam di tanah air. Dan kambali kelokasi dakwah untuk menyakinkan warga calon muallaf dan muslim di pedalaman Irian Jaya. Melakukan pendekatan yang simpati, setidaknya ada beberapa pendekatan untuk memperkenalkan mesyarakat Irian Jaya terhadap Islam, diantaranya melalui pendekatan SDM ( Imtaq dan Imtek) dan komunikasi ( diskusi maupun dialog ), pemahaman pola ekonomi Islam, dari cara kerja sampai bersyukur, cara bangun tidur lebih awal dan memaparkan bagaimana kegiatan keseharian menurut agama Islam. Wadah Yayasan Al Fatih Kaafah Nusantara, sebuah lembaga social da’wah dan pembinaan SDM muslim asal Nuu Waar Irian Jaya yang di bentuk oleh muslimin wal muslimat asal Nuu Waar Irian Jaya sebagai upaya menjawab kendala,tantangan dan banyak hal yang dihadapi umat Islam di Nuu Waar Irian Jaya terutama daerah pedesaan baik dari segi beribadah, muamalah sampai dengan kegiatan-kegiatan yang bersentuhan dengan peningkatan iman dan taqwa serta pemberdayaan ekonomi yang bertumpu pada masjid. Berdakwah di Nuu Waar ( Irian Jaya ) dibutuhkan proses yang tak cepat untuk mengajak masyarakat Nuu Waar ke dalam Islam. Yang pasti bukan dengan paksaan atau imingiming perubahan gaya hidup mereka secara materi. Akan tetapi memberikan contoh bagaimana Islam mengajarkan pola hidup yang baik dan mulia. Misalnya bila masyarakat Nuu Waae ( Irian Jaya ) yang di pedesaan biasa tidak mandi 3 bulan bukan karena tidak ada air, tapi mandi melulurkan badan dengan minyak babi atau binatang di bakar di tampung minyaknya untuk di pakai mandi, maka kami memberi contoh dengan mandi setiap hari dengan menggunakan air yang di karuniai oleh sang Pencipta. Atau ketika keluarga ada yang meninggal maka setiap keluarga wajib membuang setiap daging dari tubuhnya sebagai tanda turut berduka cita, kami menyampaikan berduka cita bukan dengan cara seperti itu melainkan dengan cara islam. Atau sebahagian besar buang air besar, cebok dengan menggunakan sabut kelapa atau batang kayu yang di kupas. Atau ada yang menunjuk sesuatu dengan menggunakan kaki. Bila mereka bertanya kenapa sebelum shalat harus berwudhu, kenapa shalat harus menjatuhkan kepala kebumi, maka kita menjelaskan pengertian dengan penuh kesabaran. Masih banyak hal-hal yang perlu kita bangun sebagai upaya dakwah menarik simpati dengan agama rahmatan lil alamin. Selama berdakwah di Nuu Waar ( Irian Jaya ) dengan tahapan-tahapan. Tahapan triwulan pertama adalah dengan tahapan social cultural (antropologi), Tahapan triwulan kedua adalah dengan pembinaan hubungan antar manusia dan hal-hal kemanusiaan yang berkaitan dengan individu dalam kehidupan seperti mengajar mana yang baik dan mana yang buruk, memperkenalkan etika, sikap dan prilaku, dan Tahapan triwulan ketiga kita akan mengajarkan dan menjelaskan pandangan hablum minallah atau pandangan penyembahan kepada Allah SWT dan hablum minannas atau hubungan antar seama manusia tanpa perbedaan. Dengan berdiskusi dan di sertai dengan contoh kami terus mencoba merubah pola hidup mereka. Dari yang tidak islami menjadi islami. Bila sebelumnya kaum Ibu memberi ASI (air susu Ibu) kepada kedua bayi, satu bayi manusia dan satunya lagi bayi babi, maka seperti itu sebetulnya bukan hal yang aneh, tak heran bila banyak wanita Irian Jaya berkeluarga, memiliki payudara besar sebelah, adapun payudara yang terlihat pendek di fungsikan untuk bayi manusia dan sedangkan yang panjang untuk bayi babi, mengingat anak bayi sedotanya paling kencang. Juga merubah sikap dimana yang biasa bekerja adalah wanita sedangkan pria hanya di rumah, kini kami menempatkan nilai muslimat atau perempuan dengan kedudukan yang terpuji menurut agama seperti tugas Ibu menyusui, mendidik dan membina anak, melayani sang suami dan tugas utama suami atau pria adalah mencari nafkah atau menghidupi keluarga, juga dengan mengajarkan bagaimana layaknya masak seorang Ibu, dengan mencoba beberapa resep membuat kaum hawa animisme di pedalaman mengucapkan syahadat. Maklum mereka masak tanpa bumbu masak dan pakai bambu sebagai pengganti wajan, atau ubi di baker melalui proses pembakaran batu artinya orang mau makan tunggu 3 jam baru makan, mengajarkan kebersihan pada kaum hawa, termasuk berhias seorang gadis menurut Islam,. Apabila jaman moderen ini rambut keriting bisa menjadi lurus, ini satu metode dakwah berhasil membuat gadis di pedesaan menjadi manis dan tertarik masuk islam dan berdialog. Dari perkembangan tersebut umat Islam di Pulau ini semakin bertambah, berbenah diri dan mempersiapkan diri, Alhamdulillah penduduk asli jazirah an Nuu Waar mencapai 75% di kawasan selatan, 35% di kawasan utara, kawasan pegunungan 25% dan bila di hitung dari data statistic total penduduk Pulau Nuu Waar mencapai 65% muslim, karena ditambah saudara-saudara muslimdari Pulau Jawa, Sulawesi, Sumatra dan Ternate maka umat Islam menjadi mayoritas, penduduk asli Nuu Waar (Irian Jaya) juga belum mencapai 1 juta yang terdiri dari animisme 15%, Khatolik 20%, Protestan 30% dan umat Islam 35%. Kekuatan dakwah kami tergantung pada bantuan yang di salurkan, melalui lembaga yang kami pimpin, terutama PLP ( Pakaian Layak Pakai ), SM ( Sabun Mandi ), Buku Agama kami kadang terharu dan mencucurkan air mata ketika kami dengan bantuan pakaian layak pakai, bisa menarik orang dari tidak beragama menjadi beragama , kadang kami Tanya umat Islam negeri ini mayoritas tapi sarana dan fasilitas dakwah ko seperti ini, tapi renungan itu sebagai motifasi dan dorongan untuk kami maju kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi, Alhamdulillah orang-orang menyumbang dengan ikhlas, bersih hati membuat semangat dakwah itu tidak padam walau tantangan, halangan bahkan fitnah, cemohan, tombak, panah, dan penjarah, turut menyapa kami. Tapi kami selalu berfikir bahwa, bebuat kebajikan paling banyak tantangannya. Dan prinsip kami dai harus menikmati tantangan dan rintangan ,itu baru namanya dai. Misionaris dengan banyak uangnya, punya pesawat mereka turun ke pedalaman, dengan mudah , mereka mau berbuat apa saja, karena mereka memiliki sarana dan prasarana. Dibandingkan kami dengan apa adanya dengan berjalan kaki berhari-hari bahkan berminggu menemui mereka yang animisme di pedalaman guna mengenalkan Islam atau berdakwah. Kami juga tidak ketinggalan walau kami berhari-hari berjalan kaki, walau kami berharihari dengan menyewa perahu menyisiri pantai dan kali atau sungai dan dana pas pasan serta terbatas, kami tetap berusaha merangkai silaturahmi ukhuwah islamiah sesama muslim dan membangun Islam di pedalaman terutama di daerah calon muallaf, muallaf atau muslim di pedalaman. Pada suatu ketika kami tidak mempunyai dana untuk membeli semen, cat, atap (seng) atau kebutuhan yang berkaitan dengan dakwah, kami sudah sebelas kali di beri hadiah oleh para dermawan berupa handphone, kami uangkan untuk semen, cat, seng, paku, besi atau uang makan pekerja pembangunan masjid dan mushollah. Ketimbang gaya dengan handphone beli pulsa lagi nanti dakwah dan perjuangan bagaimana. Sentuhan-sentuhan itu pada akhirnya menghasilkan kekuatan tersendiri dan hikmah yang subhanallah luar biasa kehendak Allah. Nilai keyakinan yang terbangun bagi daerah muallaf dan umat Islam di pedalaman dengan serba kekurangan kini orang non muslim dan misionaris memikirkan strategi menghadang dan memfitnah dakwah dan agama Islam. Banyak kendala ketika harus berdakwah disana mulai dari transportasi, tidak memiliki sarana maupun prasarana dakwah seperti Al Quran, terbatasnya buku bacaan, tidak tersedinya perlengkapan shalat, dan tempat ibadah yang belum di bangun. Belum tersedianya Pondok Pesantren atau Islamic Center. Karena tidak mempunyai Pesantren atau Islamic Center untuk membina muallaf dan ummat Islam di Nuu Waar ( Irian Jaya ), maka lembaga ini juga melakukan berbagai network ( silaturahmi ukhuwah ) keberbagai lembaga pendidikan baik dari pondok pesantren, madrasah sampai dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta di Sulawesi, Jawa, Sumatra mencari dukungan bea siswa guna menyekolahkan anak-anak muallaf maupun muslim asal Nuu Waar ( Irian Jaya ),juga berbagai dakwah iqra dan peningkatan SDM yang pada nantinya mereka mampu bersaing dengan masyarakat non muslim. Dan juga mencari dukungan lapangan pekerjaan baik pegawai negeri maupun swasta untuk memberdayakan anak-anak muallaf maupun muslim asal Nuu Waar ( Irian Jaya ). ISLAM TIDAK MENONJOL Agama tauhit tentang keesaan Allah SWT, telah lama mendiami Pulau di Timur Indonesia yang di kenal dalam sejarah Islam Irian Jaya dengan An Nuu Waar ( negeri menyimpan rahasia alam atau awal belahan dunia ). Nama ini kemudian tidak menjadi popular atau tidak terdengar atau terbaca karena sejarah Islam di Irian Jaya telah lama di belokkan. Nama ini tumbuh dan berkembang identik dengan agama islam di pulau Irian Jaya. Bila garis sejarah dikaji dan dikaji maka nilai ketaatan kepada Allah sudah ada di negeri Nuu Waar sejak Nabi Nuh As bahkan dari Nabi Adam As ( contoh pakaian yang di pakai Adam As dan Hawa pada saat mereka mau ke bumi mereka dalam keadaan telanjang akibat melanggar perintah Allah, maka bentuk pakaian yang mereka pakai seperti koteka dan sejarah di Irian Jaya bahwa bukti-bukti Islam masih ada di Nuu Waar) Sekarang Negara menjual nilai-nilai manusia untuk mencari dukungan uang alasan devisa Negara, padahal orang koteka membutuhkan Ilmu, pikiran, perasaan, keimanan, keyakinan akan Illahi, pola hidup layak sebagai kholifah tu filard, mereka juga membutuhkan penutupan aurat, hanya siapa mau memulai itu dengan seabrek tantangan dan hambatan, siapa mau bersabar membangun mereka, siapa mau ikhlas hidup dengan mereka, mereka harus di selamatkan kearah Islam seperti kita. Selama ini, ada opini yang berkembang bahwa umat islam di Irian Jaya adalah komunitas minoritas setelah Kristen protestan maupu khatolik. Padahal Islam merupakan agama tertua dalam sejarah masuknya Irian Jaya. Tepatnya pada 17 Juli 1214 M oleh pendaratan Syaikh Iskandar Syah dari kerajaan Samudera Pasai dan Syaikh Puar bin Suar melalui dakwah dan dan perdagangan ia sampai di Nama Tota Kaimana dan Werupar Igaimanawas Petuanan Raja Patipi Fak Fak. Di mana perkenalan sejarah Islam itu di mulai dengan pengajaran syahadat melalui pengenalan Alif Lam- Lam Ha dan Mim Ha Mim Dal. Artinya bila berhasil di dunia dan akhirat anda harus mengenal Allah SWT dan sebagai sesembahan dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT. Dan perjalanan sejarah itulah terbentuk halaqah-halaqah dan memperbanyak saqafa islamia yang pada akhirnya terbentuk kerajaan-kerajaan islam sampai sekarang ini menjadi 12 kerajaan seperti Kerajaan Nama Tota, Kerajaan Patipi, Kerajaan Fatagar, Kerajaan Furwagi, Kerajaan Ati Ati, Kerajaan Nowak Asso, Kerajaan Raja Ampat Waraguri, Sekar, Wertua, Komisi, Kerajaan Kasim di Timika, dan masih banyak lagi Kerajaan yang belum diketahui. Namun selama kembalinya Nuu Waar kembali ke NKRI, opini tersebut berkembang bahwa di Nuu Waar Irian Jaya tidak ada Islam. Diketahui bahwa pemutarbalikan sejarah Islam di Nuu Waar Irian Jaya di mulai dari jajahan Portugis, Belanda, dan Jepang. Bahkan pengurangan populasi umat Islam di lakukan di Nuu Waar Irian Jaya dengan pembantaian jajahan Portugis, Belanda, dan Jepang. Dan aksi pemurtadan telah terjadi sejak Pendeta OTTO dan Geysler asal Belanda masuk ke Monokwari seraya memurtadkan muslim di Nuu Waar Irian Jaya pada 5 Pebruari 1885, disitulah sejarah Kristen pertama kali masuk Irian Jaya. Apa yang terjadi kemudian, Islam menjadi kurang menonjol,umat Islam di Nuu Waar Irian Jaya menjadi terkucil, apalagi untuk penerimaan pegawai negri umat Islam Nuu Waar dalam urutan ke 7 dalam criteria orang Nuu Waar. Untuk seolah-olah tidak ada komunitas muslim disana. Itu karena tidak adanya umat islam yang duduk di jajaran birokrat pemerintah atau BUMN TNI dan POLRI sebagai kader sejak Nuu Waar ( Irian Jaya ) kepangkuan Ibu Pertiwi. Bea siswa juga dalam memilah-milah, apalagi dengan otonomi daerah banyak umat Islam terbelenggu oleh aturan itu. Apalagi dengan adanya MRP yang akan menjadi ancaman bagi keutuhan NKRI. dimana umat Islam bangsa ini, dimana saudara-saudara muslim bangsa ini, dimana ukhuwah islamiah, dimana silaturahmi, dimana pemimpin umat islam bangsa ini ? kuncikunci surga yang terbuang kenapa tidak memungutnya? Sangat ruginya umat Islam bangsa ini membiarkan mereka, dengan keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan, sementara mereka ingin besar bersama Islam dan NKRI. HARAPAN HARAPAN Dari permasalahan yang kami hadapi maka untuk menghidupkan umat islam, dakwah islamiah, memperkuan keimanan dan ketaqwaan yang sangat perlu di jabarkan dan di wujudkan adalah: - Dalam rangka mamperkuat muallaf, Kabila atau kepala-kepala suku harus wajib dinaikan haji untuk menyakinkannya dan memperkuat dudungan dakwah di pedalaman menghadapi misionaris atau para pendeta yang berada di dalam pedalaman. - Sangat perlu ada sarana transportasi permanent seperti speedboarth, kapal, dan helicopter guna mengangkut bantuaan ke lokasi dakwah. - Sangat di butuhkan pembangunan Islamic Center untuk pendidikan TK sampai universitas dan pondok pesantren di kabupaten-kabupaten di Nuu Waar untuk pengembangan dan mendalami Islam. - Perlu adanya pembangunan perumahan layak huni bagi masyarakat muallaf yang masih tinggal di rumah sederhana atau diatas pohon. - Perlu adanya bea siswa dalam dan luar negri bagi anak-anak Nuu Waar yang berprestasi di segala bidang. - Perlu adanya pembangunan daerah percontohan Daulah Islamiah di Nuu Waar. - Perlu adanya pembangunan pemberdayaan masyarakat yang bertumpu pada masjid, sebagai kekuatan ridho Allah SWT dan pengembangan masyarakat melalui sector pertanian, peternakan sector Ekonomi yang mengembangkan potensi di wilayah mereka masing-masing. - Perlu adanya honorer buat para dai yang selama ini berdakwah di Nuu Waar dan terus berdakwah tapi belum mendapat fasilitas dari Negara. - Perlu adanya pembangunan stasiun radio untuk siar Islam di setiap kabupaten, media cetak untuk menyampaikan perkembangan Islam keluar Nuu waar. - Perlu adanya Pembangunan Asrama khusus di Jakarta untuk menampung anak-anak yang selama ini lagi belajar di pulau Jawa, Sulawesi dan Sumatra. Jika harapan-harapan ini di dukung oleh para dermawan atau lembaga-lembaga Islam baik dalam maupun luar negri, maka perhatikanlah negeri cahaya rahasia alam itu akan membuka tabir baru bagi islam dan dunia Islam serta Indonesia. Banyak sudah aktivitas yang di lakukan oleh Yayasan Al Fatih Kaafah Nusantara selama ini, seperti memberi pelatihan memandikan jenazah, Penataran da’I dan Pemberdayaan Ekonomi Umat berbasis masjid, tablik akbar, memperkenalkan kebersihan melalui mandi, membawa bantuan quba masjid, sunatan missal, membangun masjid, sarana pendidikan, menyalurkan bantuan Al-Quran dan buku-buku agama yang di sumbangkan oleh lembaga-lembaga peduli dakwah dan umat Islam Irian Jaya, memberi santunan kepada kaum dhuafa, hingga umat Islam yang amanahkan pada lembaga AFKN. Lembaga ini memberikan perhatian khusus kepada fakir miskin, janda-janda tua, yatim piatu, kaum dhuafa, muallaf dalam SDM serta pemberdayaan umat Islam di pedalaman Irian Jaya yang belum pernah terjamah oleh lembaga-lembaga dakwah. Mereka sangat membutuhkan uluran tangan dan perhatian umat islam di tanah air, mereka semua saudara-saudara kita yang terbelakang dan tertinggal, mereka perlu di bekali dengan pemberdayaan ekonomi dan SDM sebagai arah peningkatan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT dan Rasulnya Muhammad SAW. Untuk berjumpa dengan mereka lembaga ini dua puluh tahun silam merangkai satu desa dengan desa lain melalui amanah atau uluran tangan para dermawan, umat Islam, lembaga-lembaga Islam kepada lembaga ini. Kami terus berpacu dengan ikhlas penuh kesabaran serta dukungan umat Islam tanah air Indonesia agar memberikan yang terbaik kepada umat islam Irian Jaya dalam beribadah, peningkatan SDM, peningkatan pola hidup lebih baik, serta menjaga kedamaian dan ketentraman. Kami telah menyatu dengan mereka karena kami juga dari mereka dan umat islam, karena dukungan dari umat oleh umat dan untuk umat, kalau bukan umat islam siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi. Bila Bapak/ Ibu/ Sdr(i) berkenan memungut kunci-kunci surga yang terbuang, mari kita mengganti koteka dengan menutup aurat, mari kita mengganti sujud, ruku di bawah pohon dengan bangunan mesjid, mari kita angkat derajat mereka, mari kita berikan dakwah manusia lebih berarti dari binatang, mari kita ganti babi dengan kambing, mari kita Bantu da’I dan guru yang membimbing mereka, mari kita pungut kunci-kunci surga yang terbuang di Irian Jaya, mari kita bangun proyek akherat mendukung dakwah dan memberdayakan masyarakat muslim Irian Jaya, jalan ke surga bukan di alam kubur melainkan di alam dunia yang di batasi dengan umur, pergunakan waktu muda sebelum dating waktu tuamu, pergunakan waktu kayamu sebelum dating miskinmu, pergunakan waktu sehatmu sebelum dating sakitmu, pergunakan waktu senggangmu, sebelum dating sempitmu, pergunakan waktu hidupmu sebelum dating waktu matimu, sebab kalau tidak kita benar-benar berada dalam kerugian. ULURAN TANGAN SAUDARA-SAUDARA MELALUI YAYASAN AL-FATIH KAAFFAH NUSANTARA POSKO JAWA SUMATRA JL. ANJELIR BARAT 1 BLOK J4 NO. 10 RT.05 RW. 011 PHP PENGASINAN RAWALUMBU BEKASI TELP.021 8210635 HP. 081319142952 FAX. 021 82402495 BANK MANDIRI CABANG FAK FAK NO. 154.009.8085941 An. MZ. FADZLAN GARAMATAN