Uploaded by User58831

TATA CARA PENDIRIAN APOTEK

advertisement
TATA CARA PENDIRIAN APOTEK
hatno soe 23:56 Apotek
TATA CARA PENDIRIAN APOTEK
Izin apotek pada suatu tempat tertentu diberikan oleh Menteri kepada Apoteker Pengelola
Apotek. Izin apotek akan berlaku untuk seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih aktif
melakukan kegiatan dan Apoteker Pengelola Apotek dapat melaksanakan pekerjaannya dan
masih memenuhi persyaratan.
Sesuai Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 4 (2) menyatakan bahwa
wewenang pemberian izin Apotek dilimpahkan oleh Menteri kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Tata
cara
pemberian
izin
Apotek
berdasarkan
Kepmenkes
RI
No.1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 7 adalah sebagai berikut (Anonim, 2002) :
1. Permohonan izin Apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
menggunakan contoh Formulir Model APT-1.
2. Dengan menggunakan Formulir APT-2, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambatlambatnya enam hari kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada
Balai POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan Apotek untuk melakukan
kegiatan.
3. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat lambatnya enam hari
kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melaporkan hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh Formulir APT-3.
4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) tidak dilaksanakan,
Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi
dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-4.
5.
Dalam jangka waktu dua belas hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud ayat (3), atau pernyataan dimaksud ayat (4), Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin Apotek (SIA) dengan menggunakan contoh
Formulir Model APT-5.
6. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM
dimaksud ayat (3) masih belum memenuhi syarat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat dalam waktu dua belas hari kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan
contoh Formulir Model APT-6.
7. Terhadap Surat Penundaan tersebut Apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan
yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal Surat
Penundaan.
Dalam hal Apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka penggunaan sarana dimaksud
wajib didasarkan atas perjanjian kerjasama antara Apoteker dan pemilik sarana. Pemilik sarana
harus memiliki persyaratan tidak pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang obat sebagaimana dinyatakan dalam surat pernyataanyang bersangkutan. Hal
ini tertuang dalam pasal 8 Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002. Menurut Kepmenkes RI
No. 1332/Menkes/SK/X/ 2002, permohonan izin Apotek yang ternyata tidak memenuhi
persyaratan dimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6) atau lokasi Apotek tidak sesuai dengan
permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja wajib mengeluarkan surat penolakan disertai
dengan alasan-alasannya dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-7 (Anonim, 2002).
Skema perijinan pendirian apotek menurut Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002
dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Skema Tata Cara Pendirian Apotek
Dalam mengajukan permohonan izin Apotek terdapat syarat administratif yang harus
dilampirkan, yaitu (Hartini dan Sulasmono, 2007) :
1. Salinan/foto copy Surat Izin Kerja Apoteker.
2. Salinan/foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP).
3. Salinan/foto copy denah bangunan.
4. Surat yang mengatakan status bangunan dalam bentuk akte hak milik/sewa/ kontrak.
5.
Daftar Asisten Apoteker dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal lulus dan nomor surat
izin kerja.
6. Asli dan salinan/foto copy daftar terperinci alat perlengkapan Apotek.
7. Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek bahwa tidak bekerja tetap pada Perusahaan
Farmasi lain dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di Apotek lain.
8. Asli dan salinan/foto copy surat izin atasan (bagi pemohon pegawai negeri, anggota ABRI, dan
pegawai instansi Pemerintah lainnya).
9. Akte perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola Apotek dengan Pemilik Sarana Apotek.
10. Surat pernyataan pemilik sarana tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang obat.
11. Izin HO (Hinder Ordonatie).
12. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan).
13. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
REGISTRASI OBAT
hatno soe 00:48 Regulatory Affair
REGISTRASI OBAT
Obat adalah obat jadi termasuk produk biologi, yang merupakan bahan atau paduan bahan
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan,
dan kontrasepsi untuk manusia. Obat yang akan diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki
izin edar. Untuk memperoleh izin edar obat, maka harus dilakukan Registrasi. Registrasi obat
diajukan kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan oleh pendaftar. Obat yang dapat
memiliki izin edar harus memenuhi syarat berikut :
a. Khasiat yang meyakinkan dan keamanan yang memadai dibuktikan melalui uji non-klinik dan
uji klinik atau bukti-bukti lain sesui dengan status perkembangan ilmu pengetahuan yang
bersangkutan.
b. Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari proses produksi sesuai dengan Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB), Spesifikasi dan metode analisis terhadap semua bahan yang digunakan
serta produk jadi dengan bukti yang sahih.
c. Penandaan dan informasi produk berisi informasi lengkap, obyektif, dan tidak menyesatkan
yang dapat menjamin penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman.
d. Sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat
e. Khusus untuk psikotropika baru harus memiliki keunggulan dibandingkan dengan obat yang
telah disetujui beredar di Indonesia, dan untuk kontrasepsi atau obat lain yang digunakan dalam
program nasional dapat dipersyaratkan uji klinik di Indonesia.
Registrasi adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi obat untuk mendapatkan izin edar.
Registrasi Obat dapat dikategorikan menjadi 3 yang terdiri dari :
a. Registrasi Obat Baru
Registrasi Obat Baru dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok yang terdiri dari :
a.1. Kategori 1
Registrasi Obat Baru dan Produk Biologi termasuk Produk Biologi Sejenis (PBS)/Similar
Biotherapeutic Product (SBP)
a.2. Kategori 2
Registrasi Obat Copy
a.3. Kategori 3
Registrasi sediaan lain yang mengandung obat.
b. Registrasi Variasi
Registrasi Variasi terdiri atas :
b.1. Kategori 1 : Registrasi Variasi Major (VaMa)
b.2. Kategori 2 : Registrasi Variasi minor yang memerlukan Persetujuan (VaMi-B)
b.3. Kategori 3 : Registrasi Variasi minor dengan notifikasi (VaMi-A)
c. Registrasi Ulang
KRITERIA DAN TATALAKSANA
REGISTRASI OBAT
hatno soe 11:41 Regulatory Affair
KRITERIA DAN TATALAKSANA REGISTRASI OBAT
PENDAHULUAN KRITERIA DAN TATALAKSANA REGISTRASI OBAT
Obat adalah obat jadi termasuk produk biologi, yang merupakan bahan atau paduan bahan
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan,
dan kontrasepsi untuk manusia. Obat yang akan diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki
izin edar. Untuk Memperoleh izin edar, obat harus dilakukan registrasi yang diajukan kepada
Kepala Badan oleh Pendaftar. Kriteria obat yang dapat memiliki izin edar antara lain :
a. Khasiat yang meyakinkan dan keamanan yang memadai dibuktikan melalui uji non-klinik dan
uji
klinik atau bukti-bukti lain sesuai dengan status perkembangan ilmu pengetahuan yang
bersangkutan.
b. Penandaan dan informasi produk berisi informasi lengkap, obyektif, dan tidak menyesatkan
yang
dapat menjamin penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman.
c. Sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat.
d. Khusus untuk psikotropika baru harus memiliki keunggulan dibandingkan dengan obat yang
telah
disetujui beredar di Indonesia, dan untuk kontrasepsi atau obat lain yang digunakan dalam
program nasional dapat dipersyaratkan uji klinik di Indonesia.
Registrasi obat terdiri atas:
a. Registrasi Baru
Registrasi Baru dibagi menjadi 3 Kategori :
a.1. Registrasi Baru Kategori 1
Registrasi Obat Baru dan Produk Biologi, termasuk Produk Biologi Sejenis
(PBS)/Similar
Biotherapeutic Product (SBP).
a.2. Registrasi Baru Kategori 2
Registrasi Obat Copy.
a.3. Registrasi Baru Kategori 3
Registrasi sediaan lain yang mengandung obat.
b. Registrasi Variasi;
Registrasi variasi dilakukan terhadap obat yang telah mendapat nomor izin edar tetapi
mengalami
perubahan
Registrasi Variasi dibagi menjadi 3 kategori :
b.1. Registrasi Variasi Kategori 4
Registrasi variasi major (VaMa) dilakukan terhadap obat yang mengalami perubahan :
b.1.i. Perubahan informasi produk yang mempengaruhi aspek khasiat keamanan yang
memerlukan data uji klinik
a) Perubahan indikasi dan/atau posologi; penambahan indikasi dan/atau posologi
baru
b) Perubahan informasi produk yang mempengaruhi aspek keamanan
b.1.ii Perubahan terkait zat aktif dan/atau formula yang mempengaruhi aspek khasiatkeamanan yang memerlukan data uji klinik
a) Perubahan terkait zat aktif dan/atau formula yang memerlukan uji klinik
b) Penggantian Master Cell/Seed Bank
b.1.iii. Perubahan informasi produk yang mempengaruhi aspek keamanan yang tidak
memerlukan data uji klinik
b.1.iv. Perubahan terkait mutu zat aktif
a) Perubahan dan/atau penambahan produsen zat aktif
b) Perubahan proses pembuatan zat aktif atau bahan awal/produk antara zat aktif
c) Perubahan spesifikasi IPC dalam proses pembuatan zat aktif.
d) Perubahan spesifikasi zat aktif non farmakope
e) Perubahan spesifikasi release dan shelf-life zat aktif.
f) Perubahan zat tambahan pada zat aktif produk biologi
g) Perubahan prosedur pengujian IPC, release dan stabilitas zat aktif
h) Perubahan sistem kemasan zat aktif
i) Penambahan/update/perubahan pada Plasma Master File
b.2. Registrasi Variasi Kategori 5;
Registrasi variasi minor yang memerlukan persetujuan (VaMi-B).
b.3. Registrasi Variasi Kategori 6;
Registrasi variasi minor dengan notifikasi (VaMi-A).
c. Registrasi Ulang
Yang termasuk registrasi ulang adalah Kategori 7 : registrasi ulang
tandar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
hatno soe 20:30 Apotek
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004
BAB II
Pengelolaan Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek dikelola oleh apoteker yang profesional. Dalam
pengelolaan apotek. apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan
pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, mampu berkomunikasi antar profesi,
menempatkan diri sebagai pemimpin dalam situasi multidisipliner, kemampuan SDM secara efektif,
selalu belajar sepanjang karier dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk
meningkatkan pengetahuan.
2. Sarana dan Prasarana
Apotek berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat. Pada halaman terdapat papan
petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh
anggota masyarakat. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari aktivitas
pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk menunjukkan integritas dan kualitas
produk serta mengurangi resiko kesalahan penyerahan.
Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker untuk memperoleh
infomasi dan konseling.
Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya. Apotek harus bebas dari hewan pengerat, serangga
Apotek memiliki supply listrik yang konstan terutama untuk lemari pendingin. Apotek harus memiliki :
2.1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.
2.2. Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan brosur/materi informasi.
2,3. Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari
untuk menyimpan catatan medikasi pasien.
2.4. Ruang racikan
2.5. Tempat pencucian alat
Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak penyimpanan obat dan barang-barang
lain yang tersusun dengan rapi, terlindungi dari debu, kelembaban dan cahaya yang berlebih serta
diletakkan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telah ditetapkan.
3. Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya
Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai dengan
ketentuan perudangan yang berlaku meliputi : perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan pelayanan.
Pengeluaran obat memakai sistim FIFO (first in first out) dan FEFO (first expire first out)
3.1 Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan :
3.1.1. Pola penyakit
3.1.2. Kemampuan masyarakat
3.1.3. Budaya masyarakat
3.2 Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi harus melalui
jalur resmi sesuai peraturan perudang-undangan yang berlaku.
3.3 Penyimpanan
3.3.1 Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau
darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus
ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah baru sekurang-kurangnya memuat nama obat,
nomor batch, dan tanggal kadaluarsa.
3.3.2 Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang layak dan menjamin kestabilan bahan.
4. Administrasi
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan kegiatan administrasi yang
meliputi :
4.1 Administrasi Umum
Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
4.2 Administrasi Pelayanan
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan
obat.
BAB II
PELAYANAN
1. Pelayanan Resep
1.1 Skrining Resep
Apoteker melakukan skrining resep meliputi :
1.1.1 Persyaratan administratif :
- Nama, SIP, dan alamat dokter
- Tanggal penulisan resep
- Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
- Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
- Cara pemakaian yang jelas
- Informasi Lainnya
1.1.2 Kesesuaian Farmasetik
Bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompaktibilitas, cara dan lama
pemberian
1.1.3 Pertimbangan klinis
Adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat
dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan
kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif
seperlunya bila menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
1.2 Penyiapan Obat
1.2.1 Peracikan
Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas,
dan meberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat
harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan
jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.
1.2.2 Etiket
Etiket harus jelas dan dapat dibaca
1.2.3 Kemasan Obat yang Diserahkan
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemadan yang cocok sehingga
terjaga kualitasnya.
1.2.4 Penyerahan Obat
Sebelum obat diserahkan pada pasien harusnya dilakukan pemeriksaan akhir terhadap
kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian
informasi obat dan konseling kepada pasien,
1.2.5 Informasi Obat
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat, tidak
bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi : cara
pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan
minuman yang harus dihindari selama terapi.
1.2.6 Konseling
Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan
perbekalan kesehatan lainnya. sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang
bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk penderita
penyakit tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma dan penyakit kroonis lainnya, apoteker
harus memberikan konseling secara berkelanjutan.
1.2.7 Monitoring Penggunaan Obat
Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksankan pemantauan
penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan
penyakit kronis lainnya.
2. Promosi dan Edukasi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus memberikan edukasi apabila masyarakat ingin
mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan memilih obat yang sesuai dan
apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu
diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet / brosur, poster, penyuluhan, dan lain
lainnya.
3. Pelayanan Residensial (Home Care)
Apoteker sebagai care giver diharpkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat
kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis
lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication
record)
PERPAJAKAN APOTEK
hatno soe 22:44 Apotek
PERPAJAKAN APOTEK
Pajak adalah salah satu kewajiban, yang harus dibayarkan oleh wajib pajak, termasuk apotek,
kepada pemerintah menurut peraturan perundangan yang berlaku. Pajak diperoleh dari sebagian
harta kekayaan dan penghasilan yang diserahkan kepada negara untuk kepentingan masyarakat
(Hartini dan Sulasmono, 2006).
Beberapa istilah yang menyakut pajak apotek yaitu :
1. Wajib Pajak
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perudangan perpajakan
ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan atau pemotongan pajak tertentu.
2. Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang dalam
bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaan mengasilkan barang, mengekspor
barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang yang tidak berwujud, melakukan
usaha jasa.
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Perpajakan merupakan salah satu masalah yang penting dalam menjalankan sebuah badan usaha
apotek. Hal ini dikarenakan apabila tidak memenuhi kewajiban untuk membayar pajak tersebut,
maka akan dikenakan sanksi. NPWP mutlak diperlukan dalam pendirian apotek karena
merupakan salah satu penumbang pajak di negara kita. Seorang Apoteker Pengelola Apotek
(APA) yang akan mencari NPWP, sebelumnya harus memperoleh izin tempat usaha terlebih
dahulu. Apabila izin tempat usaha sudah diperoleh, maka dapat diperoleh Surat Izin Usaha
Perdangan (SIUP) dan NPWP. Setelah mendapat NPWP maka perusahaan wajib membayar
pajak dan melapor tiap bulannya ke kantor pajak. Berdasarkan kelompoknya pajak dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
a. Pajak langsung, adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan,
dan
b. Pajak tak langsung, adalah pajak yang pada akhirnya dilimpahkan pada pihak lain, misalnya
PPN, materai (Hartini dan Sulasmono, 2006)
Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan Apotek mengacu kepada Undang-Undang RI No 6
tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan Undang-Undang RI No. 17 tahun 2000 yaitu :
1. Tahun Pajak
Pada umumnya tahun pajak sama dengan tahun takwin atau tahun kalender.
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
NPWP adalah suatu sarana adsministrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
identitas diri atau indentitas wajib pajak
3. Surat Pemberitahuan (SPT)
SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan
pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perudang-undangan perpajakan.
Secara garis besar SPT dibedakan menjadi 2 yaitu :
3.a. SPT Masa, adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan
dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu masa pajak atau pada suatu saat (tiap
bulan). Surat Setoran Pajak (SSP) atau SPT masa macam pajak lainnya, PPh pasal 21, PPh pasal
22, PPh pasal 23, PPh pasal 25, dan PPh pasal 26
3.b. SPT Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan pembayaran pajak terutang dalam suatu tahun pajak. Ada beberapa jenis SPT
Tahunan, yaitu : Badan, orang pribadi (Perseorangan). Saksi terhadap keterlambatan atau tidak
menyampaikan SPT adalah denda sebesar Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk SPT
masa dan denda sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk SPT Tahunan.
4. Surat Setoran Pajak (SSP)
SSP adalah surat yang oleh Wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau
penyetoran pajak yang terhutang ke kas negara melalui kantar pos dan atau Bank Badan Usaha
Milik Pemerintah atau tempat pembayaran yang ditunjuk Menteri Keuangan.
5. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21
PPh 21 mengatur pajak pribadi atau perorangan. Besarnya PPh 21 adalah berdasarkan
penghasilan netto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Pajak yang ditanggung oleh
pemerintah sebesar 5 % dikurangi dengan PTKP. Penghasilan yang lebih dari Rp 2.000.000,00
tidak ditanggung oleh pemerintah. Pajak ini dikenakan pada karyawan tetap yang telah melebihi
PTKP dan dibayarkan. Berdasarkan UU RI No. 36 tahun 2008 pasal 7 yang berlaku mulai 1
januari 2009, besarnya PTKP ditunjukkan pada Tabel 1.
Table 1. Tarif PTKP
6. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 23
PPh 23 mengatur pajak bagi apotek yang berbentuk badan usaha. PPh pasal 23 adalah
pemotongan pajak oleh pihak lain atas penghasilan berupa deviden, bunga royalti, sewa, hadiah,
penghargaan dan imbalan jasa tertentu. Besarnya PPh 23 adalah deviden dikenai 15% dari
keuntungan yang dibagikan.
7. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25
PPh 25 mengatur pajak pribadi maupun badan usaha. PPh 25 adalah pembayaran pajak yang
berupa cicilan tiap bulan sebesar 1/12 dari pajak keuntungan bersih tahun sebelumnnya,
angsurang pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri dari pajak keuntngan bersih tahun
sebelumnya (dihitung berdsarkan neraca laba-rugi sehingga dapat diketahu sisa hasil usaha atau
keuntungan). PPh 25 ini dibayarkan dalam bentuk SPT masa dan SSP setiap bulan (Anonim,
2000)
Tarif PPh orang pribadi atau badan berdasarkan undang-undang RI no.36 tahun 2008 sebagai
berikut :
7.1. PPh Pribadi / Perseorangan
Perhitungan PPh pribadi dapat dicari melalui dua cara, yaitu dengan pembukuan (membuat
neraca rugi laba) dan menggunakan norma (dapat dilakukan bila omset kurang dari Rp
4.800.000.000,00 / tahun). Tarif pajak PPh Pribadi/Perseorangan dapat dilihat pada Tabel II
Tabel 2. Tarif Pajak Pribadi
Perhitungan berdasarkan norma dibagi dua, yaitu
7.1.a. Menurut wilayah :
7.1.a.1. 10 ibukota propinsi (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,
Denpasar, Manado, Makasar, dan Pontianak terkena pajak sebesar 30%)
7.1.a.2. Ibukota provinsi lain terkena pajak sebesar 25%
7.1.a.3. Kabupaten lainya terkena pajak sebesar 20%
7.1.b. Menurut jenis usaha : berdasarkan DirJen Pajak, Apotek termasuk dalam golongan
pedagang eceran barang-barang industri kimia, bahan bakar, minyak dan pelumas, farmasi dan
kosmetika)
7.2. PPh Badan
PPh Badan dilakukan dengan pembukuan (membuat neraca rugi laba) dihitung berdasarkan
keuntungan bersih dikalikan tarif pajak. Tarif pajak badan dapat dilihat pada Tabel III
Tabel 3. Tarif Pajak Badan
7.3. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 28
Apabila jumlah pajak terhutang lebih kecil daripada jumlah kredit pajak maka setelah dilakukan
pemeriksaan kelebihan pembayara pajak dikembalikan dengan PPh pasal 28.
7.4. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 29
Apabila jumlah pajak terutama untuk 1 tahun pajak lebih besar dari jumlah kredit pajak maka
harus dilunasi dengan PPh pasal 29.
7.5. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang dibayarkan dari 10% penjualan dikurangi pajak masukan. Pajak
pertambahan nilai disetorkan paling lambat tanggal 15 bulan takwin berikutnya setelah masa
pajak berakhir.
7.6. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak atas tanah dan bangunan Apotek. Besarnya pajak ditentuan oleh luas tanah dan
bangunan Apotek.
7.7 Pajak Reklame
Pajak Reklame dikenakan terhadap pemasangan papan nama. Adapun besarnya tergantung lokasi
apotek, besarnya papan nama, jalan termasuk kelas 1, kelas 2, kelas 3, lingkungan perumahan,
pendidikan atau bisnis. Pajak tersebut dibayar satu tahun sekali.
7.8. Pajak Pertambahan Nilai Pedagang Eceran (PPN PE)
Dibayarkan sebesar 2% dari omset jika Aptek merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan
penghasilan lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) perbulan atau lebih dari Rp
600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) per tahun.
7.9. Pajak Barang Inventaris
Dikenakan terhadap kendaraan bermotor milik apotek (Anonim, 2008)
KETENTUAN UMUM DAN PERATURAN
PERUDANG-UNDANGAN TENTANG
APOTEK
hatno soe 23:17 Apotek
KETENTUAN UMUM DAN PERATURAN PERUDANG-UNDANGAN TENTANG
APOTEK
Di Indonesia peraturan perundang-undangan tentang perapotekan telah beberapa kali mengalami
penyesuaian dan penyempurnaan. Peraturan Perundang-undangan perapotekan berdasarkan pada
PP No. 26 tahun 1965 tentang Apotek mengalami penyempurnaan dengan dikeluarkannya PP
No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas PP No. 26 tahun 1965 tentang Apotek. Sebagai
pelaksanaan PP No. 25 tahun 1980, Menteri Kesehatan RI menetapkan peraturan dengan
menerbitkan Permenkes RI No. 26/Menkes/Per/1/1981 tentang Pengelolaan dan Perizinan
Apotek yang kemudian disempurnakan dengan Permenkes RI No. 244/Menkes/SK/V/1990
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
Berdasarkan pertimbangan kondisi kefarmasian dikeluarkan Permenkes RI
No.922/Menkes/Per/X/1993 sebagai Pengganti Permenkes RI No. 244/Menkes/SK/ V/1990
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Kemudian, peraturan ini diperbaharui
lagi menjadi Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Permenkes
RI No.922/Menkes/Per/X/1993, yang dikeluarkan dengan pertimbangan bahwa kondisi
kefarmasian yang salah satunya adalah Apotek pada saat ini tidak sesuai lagi. Selanjutnya,
Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/ 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek dikeluarkan dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan kefarmasian yang
berasaskan Pharmaceutical Care.
Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Kepmenkes No. 1027/Menkes/SK/ IX/2004
antara lain sebagai berikut :
1. Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan
farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
2. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan
sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan
kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.
3. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
4. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
5. Alat kesehatan adalah bahan, instrumen aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat
yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau untuk membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
6. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
7. Perlengkapan apotek adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan kefarmasian di apotek.
8. Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab
langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien.
9. Medication record adalah catatan pengobatan setiap pasien.
10. Medication error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam
penanganan tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah.
11. Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik antara apoteker dan pasien
untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan.
12. Pelayanan residensial (Home care) adalah pelayanan apoteker sebagai care giver dalam
pelayanan kefarmasian di rumah-rumah khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan
pengobatan terapi kronis lainnya (Anonim, 2004).
Peraturan terbaru yang mengatur tentang Pekerjaan Kefarmasian adalah PP No. 51 Tahun
2009. Ketentuan yang berlaku sesuai dengan PP No. 51 tahun 2009 pasal 1 adalah sebagai
berikut :
1. Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional.
2. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
3. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
4. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
5. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker.
6. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani Pekerjaan
Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan
Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
7.
Fasilitas Kesehatan adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan.
8. Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian.
9.
Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi adalah sarana yang digunakan untuk memproduksi obat,
bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika.
10.Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi adalah sarana yang digunakan untuk
mendistribusikan atau menyalurkan Sediaan Farmasi, yaitu Pedagang Besar Farmasi dan
Instalasi Sediaan Farmasi.
11.Fasilitas Pelayanan Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian, yaitu apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat,
atau praktek bersama.
12. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
13.Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker.
14. Toko Obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat
bebas terbatas untuk dijual secara eceran.
15. Standar Profesi adalah pedoman untuk menjalankan praktik profesi kefarmasian secara baik.
16.Standar Prosedur Operasional adalah prosedur tertulis berupa petunjuk operasional tentang
Pekerjaan Kefarmasian.
17. Standar Kefarmasian adalah pedoman untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada fasilitas
produksi, distribusi atau penyaluran, dan pelayanan kefarmasian.
18. Asosiasi adalah perhimpunan dari perguruan tinggi farmasi yang ada di Indonesia.
19. Organisasi Profesi adalah organisasi tempat berhimpun para Apoteker di Indonesia.
20. Surat Tanda Registrasi Apoteker selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi.
21. Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian selanjutnya disingkat STRTTK adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah diregistrasi.
22. Surat Izin Praktik Apoteker selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin yang diberikan kepada
Apoteker untuk dapat melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada Apotek atau Instalasi Farmasi
Rumah Sakit.
23. Surat Izin Kerja selanjutnya disingkat SIK adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker dan
Tenaga Teknis Kefarmasian untuk dapat melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada fasilitas
produksi dan fasilitas distribusi atau penyaluran.
24. Rahasia Kedokteran adalah sesuatu yang berkaitan dengan praktek kedokteran yang tidak boleh
diketahui oleh umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
25. Rahasia Kefarmasian adalah Pekerjaan Kefarmasian yang menyangkut proses produksi, proses
penyaluran dan proses pelayanan dari Sediaan Farmasi yang tidak boleh diketahui oleh umum
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
26. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan (Anonim, 2009).
STUDI KELAYAKAN APOTEK
hatno soe 18:29 Apotek
STUDI KELAYAKAN APOTEK
Studi kelayakan (Feasibility Study) adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu usaha
dilaksanakan dengan berhasil. Keberhasilan yang dimaksud adalah manfaat dari usaha yang akan
didirikan, yaitu usaha apotek yang dapat diartikan sebagai manfaat finansial, manfaat bagi
perekonomian, dan manfaat sosial. Studi kelayakan dimaksudkan untuk mempelajari apakah
pendirian Apotek di lokasi yang telah ditentukan tersebut sudah layak atau belum untuk berdiri.
Tujuan diadakan studi kelayakan adalah untuk menghindari kerugian, memaksimalkan
keuntungan, mengevaluasi aspek-aspek yang mempengaruhi, mengidentifikasi faktor-faktor
yang menjadi kunci keberhasilan, mengidentifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan,
mengetahui dampak-dampak yang akan terjadi, serta mengetahui biaya yang harus disediakan
(Santosa,
2010).
Gambar. Skema analisa SWOT
Prinsip studi kelayakan yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu
keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Sebelum
Apotek didirikan, diperlukan perencanaan dan studi untuk melihat kelayakan calon Apotek dari
segi bisnis maupun tempat pengabdian profesi. Studi kelayakan apotek mencakup beberapa
aspek yaitu lokasi, analisis pasar, modal, keuangan, secara teknis dan manajerial.
1. Aspek Lokasi
Lokasi
yang
akan
didirikan
Apotek
harus
strategis,
penentuannya
harus
mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk,
jumlah dokter yang berpraktek, sarana pelayanan kesehatan, hygiene lingkungan dan faktor
lainnya seperti jarak dengan apotek lain dan jumlah apotek yang ada pada lokasi yang sama
(Anonim, 1981).
2. Analisis Pasar
Dalam analisis pasar, yang harus diperhatikan adalah perkiraan jumlah resep yang dapat
diserap dari masing-masing dokter, poliklinik atau rumah sakit di sekitar apotek, keadaan
penduduk disekitar lokasi yang meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan penduduk, tingkat
sosial atau ekonomi dan perilaku penduduk untuk berobat, serta tingkat persaingan antar apotek.
3. Aspek Modal
Aspek modal meliputi apa saja yang harus diperhatikan dalam hal permodalan, berapa
jumlah modal yang dibutuhkan untuk mendirikan Apotek dan berapa lama investasi yang akan
ditanamkan akan kembali, dari mana mendapatkan dana untuk mendirikan Apotek, bagaimana
mengalokasikan modal, serta bagaimana proses perputaran uang. Beberapa sumber dana yang
dapat digunakan yaitu modal pemilik perusahaan (modal disetor), bank (kreditor), investor, dan
lembaga non bank atau leasing (dana pensiun).
4. Aspek Keuangan
Analisis keuangan terhadap kelayakan suatu usaha dapat dilakukan dengan beberapa
metode analisis, yaitu :
a.
Metode analisis Pay Back Periode (PBP)
Pay Back Periode adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup kembali
biaya investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas (laba bersih yang akan
diterima).
b. Metode analisis Return on Investment (ROI)
Analisis Return on Investmen adalah pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan
diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai laba bersih per
tahun dengan nilai investasi.
c.
Metode analisis Break Event Point (BEP)
Analisis Break Event Point merupakan alat untuk menetapkan titik dimana hasil
penjualan akan menutup biaya-biaya pengeluaran. Analisis ini adalah suatu teknik analisis untuk
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, dan laba. Apotek dikatakan Break Even
Point (BEP) apabila di dalam laporan perhitungan laba ruginya pada periode tertentu, apotek
tersebut tidak memperoleh laba namun juga tidak menderita kerugian.
5. Aspek Bisnis
Aspek ini meliputi proses perijinan, software untuk menunjang kegiatan apotek
(perlengkapan yang harus dimiliki Apotek, bangunan Apotek dan perbekalan farmasi), seleksi
awal supplier, jumlah komoditas, serta rencana kerja.
6. Aspek Manajerial
Aspek ini meliputi visi misi dan struktur organisasi, sumber daya manusia, job
description, dan menyusun Standard Operating Procedure (SOP) dalam pelayanan apotek.
Hasil studi kelayakan ini kemudian dituangkan dalam bentuk proposal, yang meliputi:
1. Pendahuluan, latar belakang pendirian Apotek, visi, misi, dan tujuan pendirian Apotek.
2. Nama dan lokasi Apotek, sarana kesehatan di sekitar Apotek, alat dan perbekalan farmasi yang
diperlukan, tenaga kerja.
3. Peluang dan prospek pemasaran.
4. Analisis keuangan meliputi: modal, pendapatan, pengeluaran, perkiraan rugi-laba, perhitungan
Break Event Point (BEP), Pay Back Periode (PBP), dan Return on Invesment (ROI).
5. Denah lokasi Apotek dan Lay Out Apotek.
6. Struktur organisasi, analisis pesaing.
7. Penutup.
APOTEKER PENGELOLA APOTEK
hatno soe 16:30 Apotek
APOTEKER PENGELOLA APOTEK
A. Persyaratan Apoteker Pengelola Aptok (APA)
Berdasarkan Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 pasal 5, untuk menjadi Apoteker
Pengelola Apotek harus memiliki persyaratan sebagai berikut (Anonim, 1993) :
1. Ijasah telah terdaftar pada Departemen Kesehatan RI.
2. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker.
3. Mempunyai Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan.
4.
Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai
Apoteker.
5.
Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di
Apotek lain.
Kehadiran Apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di Apotek diatur dalam
Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 19, yaitu (Anonim, 2002):
1.
Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan hadir di Apotek dalam melakukan tugasnya
pada jam buka Apotek maka Apoteker harus menunjuk Apoteker Pendamping.
2.
Apabila Apoteker Pengelola Apotek dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu
berhalangan melakukan tugasnya, maka Apoteker Pengelola Apotek menunjuk Apoteker
Pengganti.
3.
Penunjukkan dimaksud dalam ayat 1 dan 2 harus dilaporkan kepada Kepala Dinkes
Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi Setempat dengan
menggunakan contoh formulir Apt-9.
4.
Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti Wajib memenuhi persyaratan yang dimaksud
dalam pasal 5 Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993.
5. Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 tahun secara
terus-menerus, Surat Izin Apotek atas nama Apoteker yang bersangkutan dicabut.
B. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Apoteker Pengelola Apotek sebagai pengelola apotek memiliki tugas dan tanggung jawab
dalam mengelola apotek terutama berkaitan dengan fungsi apotek sebagai unit pelayanan
kesehatan sekaligus sebagai institusi bisnis. Tugas dan tanggung jawab tersebut meliputi
berbagai bidang :
1. Bidang pengabdian profesi
a.
Melakukan pengecekan seperlunya terhadap semua jenis obat dan bahan obat yang dibeli secara
kualitatif dan kuantitatif.
b. Mengadakan pengontrolan serta pengecekan terhadap pelayanan atas resep yang telah dibuat dan
diserahkan kepada pasien.
c.
Memberikan informasi tentang obat pada pasien, dokter, dan sebagainya.
2. Bidang administrasi
a.
Memimpin, mengatur, serta mengawasi pekerjaan tata usaha, keuangan, dan perdagangan.
b. Membuat laporan-laporan keuangan dan surat-menyurat.
c.
Mengadakan pengawasan, penggunaan, dan pemeliharaan akte perusahaan.
3. Bidang komersial
a.
Merencanakan dan mengatur kebutuhan barang (obat, alat kesehatan, dan lain-lain) untuk suatu
periode tertentu sesuai aturan yang berlaku.
b.
Mengatur dan mengawasi penjualan dalam bentuk resep maupun penjualan bebas, langganan,
dan sebagainya.
c.
Menentukan kalkulasi harga dan kebijakan harga.
d. Berusaha meningkatkan penjualan.
e.
Memupuk hubungan baik dengan para pelanggan.
f.
Menentukan kepada siapa dapat dilayani kredit atas pembelian obat.
. Mengadakan efisiensi dalam segala hal.
4. Bidang tanggung jawab dan wewenang
a.
Internal, bertanggung jawab mengenai segala aktivitas perusahaan kepada Pemilik Sarana
Apotek (PSA). Eksternal bertanggung jawab kepada Departemen Kesehatan.
b. Memimpin dan mengelola karyawan dalam melakukan pengabdian profesinya.
c.
Mengatur sistem penerimaan pegawai dan sistem penggajian (Hartono, 2003).
Apotek
hatno soe 23:22 Apotek
APOTEK
Apotek adalah tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Fungsi Apotek adalah sebagai
tempat pengabdian apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan, dan sebagai sarana
farmasi untuk melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat dan
sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat
secara meluas dan merata.
Pelayanan kefarmasiaan saat ini telah bergeser orientasinya dari obat kepada pasien yang
berazaskan kepada asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care). Sebagai konsekuensi perubahan
orientasi tersebut, apoteker pengelola apotek dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku agar dapat melakukan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk
interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pelayanan resep, pelayanan obat bebas, obat
bebas terbatas, obat wajib apotek dan perbekalan kesehatan lainnya juga pelayanan informasi
obat dan monitoring penggunaan obat agar tujuan pengobatan sesuai harapan dan terdokumentasi
dengan baik. Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan
pengobatan (Medication Error) dalam proses pelayanan kefarmasian. Untuk itu Apoteker harus
berupaya mencegah dan meminimalkan masalah yang terkait obat (Drug Related Problems)
dengan membuat keputusan profesional untuk tercapainya pengobatan yang rasional.
Sebagai upaya agar para apoteker pengelola apotek dapat melaksanakan kefarmasian yang
profesional, telah dikeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Adapun tujuan
dikeluarkan standar tersebut adalah sebagai pedoman praktek apoteker dalam menjalankan
profesi, melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional, serta melindungi profesi
dalam menjalankan pratek.
Sumber : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarasian di Apotek
(SK Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004)
Rincian Biaya Modal Usaha Apotek dari Awal hingga Buka
22 Maret 2017
Pada musim liburan saat ini, penulis berbahagia sebab mendapatkan kesempatan emas untuk menulis
tentang rincian modal usaha apotek dari awal hingga siap buka. Perlu diketahui, penulis sangat tertarik
untuk membuka gerai apotek rakyat mini di desa. Karena potensi keuntungan lumayan besar. Bisa saja
membuka usaha apotek di kota tapi tingkat persaingan tinggi sekali. Kue keuntungan bisnis gerai apotek
di perkotaan sudah terbagi-bagi sangat kecil. Apalagi bermunculan apotek waralaba K 24, Kimia Farma,
dll menambah banyak kompetitor bisnis farmasi di kota.
Bisnis
Apotek
di
Desa
Salah satu cara membuka usaha apotek yang langsung laris dan menguntungkan adalah mendirikan
apotek di daerah yang berkembang dan belum ada pesaing. Hal biasanya terdapat di pedesaan ataupun
di kota yang ada perumahan warganya. Aspek yang mendukung kesuksesan bisnis apotek adalah latar
belakang pendidikan seperti apoteker dan asisten farmasi. Jika seseorang telah memiliki gelar apoteker
dan asisten apoteker farmasi maka ia dapat dengan mudah membuka usaha apotek. Seperti yang
dilakukan oleh Wina yang mendirikan apotek Griya Farma.
Seorang apoteker dan asisten farmasi ia akan gampang memulai bisnis apotek dari segi manajemen,
ilmu obat-obatan dan wirausaha. Karena dibangku sekolah diajarkan ilmu-ilmu tersebut ditambah
praktek di lapangan dengan bekerja di sebuah apotek dari awal hingga buka. Seperti adik penulis yang
lulusan asisten farmasi di kota Bandung sangat memahami cara buka apotek, rincian modal usaha
apotek dari bawah sampai buka serta masalah surat pembuatan dan pengurusan perijinan usaha apotek
rakyat mini.
Jadi secara teori, seorang asisten farmasi dan apoteker sudah mampu mendirikan usaha apotek dari
awal hingga beroperasi. Yang diperlukan oleh mereka hanya niat baik dan berani membuka usaha
apotek mini dan rakyat dengan segala resiko kerugian. Namun setiap bisnis apotek dapat dijalankan
dengan resiko kerugian nol persen dan tanpa rugi di masa mendatang, caranya yaitu menjalankan usaha
apotek di daerah yang belum ada pesaingnya. Namun pangsa pasar sangat besar. Seperti di wilayah
pedesaan yang terpencil.
Prospek
Bisnis
Apotek
Penulis telah melihat perkembangan usaha prospek dari tahun 1980 sampai sekarang. Diantara banyak
apotik tersebut ada yang bangkrut dan ada toko obat yang masih tetap bertahan untung besar hingga
saat ini. Adapun apotek yang tetap eksis dikarenakan mempunyai pelanggan loyal yang banyak
disebabkan harga lebih murah ketimbang para pesaing.
Bisnis apotik bukan tanpa resiko. Segala sesuatu bisa terjadi sepi pembeli, bangkrut, rugi dll. Anda
sebagai pengusaha apotik harus mengantisipasi hal itu terjadi. Berikut ini hal-hal yang membuat gerai
usaha apotik jatuh bangkrut, antara lain: harga yang lebih mahal dari para pesaing yang membuat apotik
anda sepi pembeli, tidak melakukan survey pasar atau studi kelayakan usaha apotik di tempat tersebut,
perencanaan yang tak matang, manajemen apotik yang buruk, tidak adanya inovasi yang dilakukan, dan
lain
sebagainya.
Cara
Membuka
Usaha
Apotik
Mini
Untuk lebih lengkap, berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuka usaha apotik
mini
rakyat
di
desa
dan
kota
agar
menguntungkan,
antara
lain:
▪
Lokasi
Apotik
Dalam pemilihan lokasi usaha apotek harus berada di tempat strategis yang mudah dihangkau dan
dilihat orang dengan mudah. Anda bisa saja membuka usaha apotik tak di tempat strategis asalkan
sistem penjualan yang dilakukan dengan cara keliling atau sales canvas ke toko obat, apotik, warung,
dokter, klinik dll. Lokasi usaha apotik yang strategis memudahkan terjadinya penjualan langsung. Keduaduanya
sama
menguntungkan.
▪
Survey
Kompetitor
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membuka usaha gerai apotik selanjutnya adalah para pesaing
yang ada. Anda perlu melakukan survey terhadap pesaing yang ada di wilayah sobat. Semakin banyak
pesaing semakin sulit berkembang bisnis apotik anda. Dan semakin lemah persaingan bisnis apotek
maka
semakin
mudah
berkembang
dan
menguntungkan
usaha
apotek.
Rincian
Modal
Usaha
Apotek
dari
Awal
hingga
Buka
Aspek penting dalam mendirikan apotek adalah kesediaan modal usaha. Untuk lebih lengkap, inilah
rincian
modal
awal
usaha
apotik
dari
awal
sampai
buka,
antara
lain:
▪
Perizinan
Sebelum mendirikan gerai apotek hingga siap beroperasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah
mengurus surat perijinan usaha apotek atau SIA dan yang disebut SITU. Berdasarkan data di lapangan
cara membuat surat izin apotek sangat mudah. Biaya pembuatan surat izin toko obat SITU sekitar Rp 1
juta
yang
harga
pembuatan
SITU
berbeda-beda
tergantung
wilayah.
▪
Etalase
dan
Lemari
Rp
8
juta
Belanja Obat-Obatan secara komplit mencakup obat syrup, tablet, obat bebas, generik, antibiotik dll.
Harga Rp 14 juta. Pembelian obat-obatan bisa dilakukan secara kredit dengan bekerjasama sama
channel PBF dengan masa pembayaran selama satu bulan. Atau anda bisa membeli obat-obatan secara
lengkap sistem tunai dengan membeli ke apotek yang membanderol harga obat lebih murah.
▪
▪
Buku,
timbangan
Gaji
dan
alat
Karyawan
pemadam
kebakaran
Rp
Rp
1
3
juta
juta
▪
▪
▪
Biaya
air,
listrik
Biaya
Sewa
Rp
telepon
lokasi
Rp
Rp
usaha
500
100
Rp
ribu
ribu
6
juta
Estimasi modal usaha apotik sekitar Rp 24.600.000. Sediakan pula modal biaya operasional bulanan
apotik selama enam bulan pertama. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi gerai apotik yang belum
menghasilkan
untung
besar
dan
cepat.
Usaha
apotik
akan
berjalan
lancar.
Pengembangan
Gerai
Apotek
Salah satu cara agar apotik laris manis adalah memberikan harga jual obat lebih murah dari kompetitor.
Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri. Selain nilai tambah pelayanan ramah, cepat, tempat lebih bersih,
obat lebih lengkap, dll. Sebab jika apotek sama dengan kompetitor di sekitar maka sama saja. Tak ada
perbedaan yang membuat apotek bisa laku keras ketimbang pesaing. Setelah usaha apotik buka
selanjutnya tugas sobat melakukan tips pengembangan apotek yang meliputi promosi, peningkatan
omzet
apotek
perbulan
dan
waralaba
kemitraan.
Omzet
Apotek
Perbulan
Ada 2 sumber pemasukan omzet dari apotik, yaitu dari penjualan langsung dan dari penjualan resep
dokter di apotek dan dari sales marketing. Dua pemasukan ini harus ditingkatkan atau dimaksimalkan
agar keuntungan usaha apotik mini rakyat perbulan bisa tinggi sekali. Dengan cara membuka usaha
apotek di lokasi strategis yang mudah dijangkau banyak orang. Mempunyai dokter yang praktek di
apotek dan memiliki beberapa sales canvaser yang agresif handal dengan target oriented dan lain
sebagainya.
Dan yang tak boleh dilupakan adalah biaya promosi. Cara melakukan promosi bisnis apotik bisa
dilaksanakan dengan cara seperti membuat brosur menarik dan menyebarkan ke daerah setempat,
membikin kalender berisi iklan apotik dan membagikan gratis kepada masyarakat setempat sebagai
pangsa pasar, membuat spanduk, reklame, neon box, iklan di radio, surat kabar setempat, leaflet,
sunatan masal, melakukan bakti sosial, pasang pamflet, beriklan secara online di facebook maupun blog
dan olx dan lain sebagainya.Untuk meningkatkan keuntungan bersih bisnis apotik bisa dilakukan dengan
berbagai cara. Seperti menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintahan, industri kecil dan besar,
BUMN,
dan
lain
sebagainya.
Biografi
Gideon
Hartono
Salah seorang pengusaha sukses dalam bidang bisnis apotek adalah pria bernama lengkap Gideon
Hartono yang mendirikan apotek K-24. Lelaki tampan ini dillahirkan dalam sebuah keluarga yang miskin.
Pada awalnya pria yang taat agama ini bekerja di sebuah puskesmas sebagai dokter. Ia melihat prospek
usaha apotik rakyat sangat menguntungkan. Sehingga ia bercita-cita mempunyai bisnis apotek mini di
seluruh
Indonesia.
Banyak orang yang menertawakan Gideon Hartono waktu itu. Mereka menganggap Gideon berkhayal
dan tak mungkin meraih mimpinya. Namun profil Gideon Hartono termasuk pantang menyerah. Hal ini
diakui pria yang memiliki ibu sebagai penjual kue mochi. Ia terbiasa membantu ibunda tercinta berjualan
kue
mochi
dengan
berjalan
kaki
dari
Yogyakarta
sampai
Klaten.
Selepas lulus SD, Gideon Hartono menghasilkan uang dengan cara bekerja sebagai fotografer keliling.
Berbagai lomba dan kejuaraan fotografi tingkat sekolah, daerah dan nasional ia ikuti. Dan seringlali ia
memperoleh juara pertama. Uang hadiah dari lomba fotografi tersebut kerapkali diberikan kepada
orangtua
tercinta
untuk
meringankan
beban
ekonomi
keluarga.
Tumbuh sebagai siswa yang cerdas membuat Gideon Hartono remaja membuka usaha les privat bagi
anak sekolah yang lain dalam bidang mata pelajaran ilmu fisika, Matematika dan Kimia. Selepas lulus
SMA, ia melanjutkan pendidikan tinggi di universitas ternama yakni UGM fakultas kedokteran. Biografi
Gideon Hartono terus ditulis tatkala ia lulus sebagai dokter umum. Namun impiannya yang lain sebagai
dokter spesialis mata tak berhasil diraih. Selanjutnya ia diangkat jadi dokter PNS di sebuah puskesmas
daerah
Yogyakarta.
Di sela kegiatan dan kesibukan sebagai dokter, Gideon Hartono menjalankan usaha sampingan bisnis
fotografi. Ia mendirikan studio foto yang dimulai dari garasi rumah. Seiring berjalan waktu, gerai studio
foto miliknya berkembang terus hingga mempunyai perlengkapan paling modern se-Yogyakarta. Selain
itu, studio foto ini melayani pembuatan video untuk acara pernikahan dan hajatan. Usaha Agatha Foto
ini
dibantu
oleh
adik
tercinta.
Tak puas dengan dua bisnis, ia membangun usaha produksi periklanan yang sukses besar di kancah
nasional. Banyak perusahaan besar yang memesan iklan dari perusahaan periklanan milik Gideon
Hartono. Iklan yang kelak ditayangkan di berbagai stasiun televisi di Indonesia.
Suatu hari ia mengalami kesulitan membeli obat di apotik dengan harga normal. Kebanyakan apotek
tutup sampai sore. Atas hal itulah ia bertekad membuka bisnis apotek yang melayani konsumen setiap
hari
sampai
malam
hari
dengan
harga
murah
dan
obat-obatan
lengkap.
Apotek milik Gideon Hartono bernama K-24 berdiri. Namun pada mulanya atau tiga bulan pertama ia
sepi pembeli. Walau demikian, orang mulai melihat Apotek K24 selalu buka selalu atau nonstop
walaupun hari libur nasional. Atas kenyataan itu, banyak orang yang mulai melirik membeli obat di
apotek milik Gideon. Apoteknya terus berkembang. Untuk memperluas pasar, ia membuka apotek K24
di seluruh kota di tanah air secara waralaba. Hingga berita ini ditulis ada 352 cabang Apotek K24 yang
tersebar di pelosok Indonesia.
Bagikan
Tweet
Artikel Terkait







Rincian Modal Usaha Rental Sepeda dan Keuntungan Bisnisnya
Rincian Modal Usaha Rental Komputer Mulai Awal hingga Buka
Rincian Modal Usaha Sewa Sound System dan Keuntungannya
Rincian Biaya Modal Usaha Kursus Mulai Awal hingga Buka
Keuntungan Bisnis Apotek dan Cara Memulai Usahanya
Rincian Modal Usaha Showroom Motor hingga Buka
Keuntungan Bisnis Jus Buah dan Cara Memulainya Buat Pemula
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda






Inivestasi Online
Investasi Emas
Investasi Saham
Investasi Properti
More
Keuntungan Bisnis Apotek dan Cara Memulai Usahanya
20 Maret 2017
Dalam membuka sebuah usaha sangatlah mudah. Aspek yang diperlukan adalah modal usaha yang
meliputi dana, keterampilan, alat dan perlengkapan, promosi, sistem penjualan dan lain sebagainya.
Terkadang ada suatu jenis usaha yang tak membutuhkan modal besar. Penulis mengajak kepada para
pembaca agar bisa memulai suatu bisnis dari bawah. Supaya ia merasakan bagaimana pahit getirnya
dalam membangun usaha yang besar sehingga tercipta pondasi kuat. Salah satu jenis usaha yang bisa
dimulai dari bawah dengan modal kecil adalah bisnis apotek.
Keuntungan
Bisnis
Apotek
Sekarang ini sangat mudah dijumpai baik di kota maupun di desa, sebuah usaha toko obat atau apotik
mini. Bahkan persaingan bisnis farmasi ini terbilang sangat tinggi terutama di perkotaan. Dalam jarak
kurang dari 10 meter ada berjajar toko obat atau apotek. Dimulai dari brand sendiri sampai waralaba
terkenal seperti apotek Kimia Farma, Century, dan lain sebagainya. Begitupula di pedesaan tingkat
kompetitor usaha toko obat apotek mini cukup tinggi. Dalam satu daerah di pedesaan penulis ada tiga
gerai apotek yang bisa ditemukan. Jarak yang sangat dekat. Namun semuanya laris manis.
Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam benak penulis, mengapa banyak pelaku usaha kecil dan
menengah mencoba membuka usaha apotek mini di desa maupun di kota? Jawabannya ternyata bisnis
dalam bidang farmasi atau membuka gerai apotek banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh para
pengusaha itu sendiri. Berikut ini sejumlah keuntungan dari bisnis apotek yang perlu sobat ketahui,
antara
lain:
▪ Selalu Dibutuhkan
Anda tak akan pernah rugi dalam membuka usaha apotik. Karena bisnis ini akan selalu dicari orang
terutama oleh orang yang sedang dilanda sakit. Tak selamanya manusia hidup dalam kondisi sehat.
Suatu waktu ia pasti sakit. Kita lihat di berbagai rumah sakit dan puskemas banyak orang yang sedang
dirawat sakit. Dan ada pula orang yang menderita sakit tapi berdiam diri di dalam rumah. Saking
banyaknya orang sakit membuat bisnis apotek mini sangat menjanjikan untuk dijalankan.
Suatu hari penulis berkunjung ke apotek Asy Syifa di daerah terdekat karena harga murah dan laris
manis untuk membeli obat. Ternyata para pembeli membludak. Hingga giliran penulis membeli obat
batuk. Setelah memesan obat batuk dan memberikan uang. Uang itu oleh pemilik apotek dimasukkan ke
dalam sebuah laci besar. Tampak laci besar itu berisi penuh uang pecahan Rp 100 ribu. Wow! Penulis
memperkirakan banyak sekali keuntungan dari bisnis apotek dalam satu hari. Apalagi dikalikan dalam
satu bulan. Bisnis apotek termasuk dalam jenis usaha yang perputaran uang sangat cepat dan tak
pernah mengalami musim. Ia akan selalu laris manis kapanpun juga.
▪
Gampang
Dijalankan
Usaha apotik mini di desa dan kota masih mempunyai prospek yang bagus sekarang ini. Pendek kata,
prospek bisnis apotek sangat menjanjikan dan mudah dijalankan, praktis serta menguntungkan. Tidak
perlu ada proses produksi, pemasaran dan lain sebagainya. Karena semua sudah berjalan baik. Anda
tinggal menyewa lokasi usaha apotek yang strategis. Dengan sendirinya para pembeli akan datang
berduyun-duyun.
Salah satu modal usaha dalam membuka usaha apotek mini selain uang adalah keterampilan dalam
meracik obat. Adik kandung penulis merupakan seorang asisten apoteker yang memahami seluk beluk
bisnis ini dari nol sampai besar. Ia pernah merintis sebuah usaha apotek di kota Cimahi dari bawah
hingga apotek sukses untung besar. Kepada penulis, ia mengatakan untuk memulai bisnis apotek di desa
memerlukan modal usaha sebesar Rp 100 juta yang mencakup surat perijinan usaha apotek, pembelian
stok
obat-obatan,
belum
ditambah
sewa
lokasi
usaha
strategis.
Cara
Memulai
Usaha
Apotik
Mini
Kebutuhan masyarakat akan obat-obatan sangat tinggi. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk Indonesia. Sehingga memberikan keuntungan yang besar bagi usaha apotek mini dan toko
obat-obatan baik di desa maupun di kota. Apalagi setiap orang membutuhkan obat dan vitamin untuk
menyembuhkan dan menjaga kesehatan tubuh. Sebagai peluang usaha yang menjanjikan, omset apotek
per bulan diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Tentu ini menjadikan bisnis apotek menjadi pilihan
usaha
yang
tepat
dijalankan
oleh
anda
saat
ini.
Untuk memulai bisnis apotek di era BPJS sekarang ini tidaklah mudah. Diperlukan syarat-syarat dalam
mendirikan apotek rakyat, persiapan modal usaha dan perencanaan yang matang. Berikut ini sejumlah
rincian modal usaha apotek yang diperlukan dalam membuka usaha toko obat atau apotek mini di desa
maupun
di
kota,
antara
lain:
▪
▪
▪
▪
▪
Sewa
Lokasi
Etalase
Perlengkapan
Kursi
dan
Lemari:
usaha:
kaca:
alat:
Rp
9
Rp
Rp
Meja:
Rp
2
1
Rp
2
1
juta
juta
juta
juta
juta
▪
Modal
Awal
Beli
Obat:
Rp
14
juta
Jadi modal awal yang diperlukan dalam membuka usaha apotek mini rakyat sebesar Rp 29 juta.
Keuntungan bisnis apotek lumayan besar sehingga bisa balik modal dalam kurun waktu singkat atau
enam bulan ke atas. Untuk menghemat pengeluaran usaha, anda bisa membuka toko obat atau apotek
mini di halaman rumah anda yang strategis. Atau sobat bisa membuka gerai usaha apotek di desa yang
masih
lemah
persaingan
dan
baru
berkembang.
Waralaba
Apotek
Keuntungan bisnis apotek yang lumayan tinggi membuat banyak orang berminat memulai usaha toko
obat ini baik dengan skala besar maupun kecil. Hal ini tak terlepas dari budaya masyarakat Indonesia
yang lebih memilih membeli obat di apotek ketimbang di rumah sakit dan dokter. Dikarenakan harga
obat-obatan
di
apotek
terbilang
lebih
murah.
Apabila sobat kesulitan dalam membuka usaha apotek mini disebabkan tidak mempunyai latar belakang
atau keahlian dalam ilmu obat-obatan maka ada beberapa pilihan yang bisa anda lakukan, antara lain:
Pilihan pertama, merekrut seorang tenaga ahli farmasi yang disebut apoteker dan asisten farmasi. Gaji
yang ditawarkan bisa sesuai UMR kota atau kabupaten. Para lulusan sekolah farmasi lumayan banyak di
Indonesia. Anda bisa mempekerjakan mereka di gerai usaha apotek milik sobat.
Pilihan kedua, sobat bisa membuka bisnis apotek dalam bentuk waralaba. Ada berbagai waralaba apotek
yang bisa sobat pilih, antara lain apotik kimia farma, Century, Medicine, dan lain sebagainya. Semua
standar operasional usaha, sistem rekrut karyawan, pemilihan lokasi usaha, sistem promosi dan lain-lain
sudah diatur oleh manajemen waralaba pusat. Anda sebagai mitra waralaba apotik hanya menyetorkan
biaya
investasi
dan
menunggu
hasil
omset
apotek
per
bulan.
Namun agar sukses dalam bisnis waralaba apotek sama seperti usaha apotik yang dijalankan secara
sistem mandiri diperlukan ruang tunggu yang nyaman, pelayanan cepat dan ramah, serta lokasi usaha
yang strategis. Tempat usaha bagi gerai apotek mini sangat menentukan sukses tidaknya bisnis farmasi
ini. Sehingga anda harus memastikan lokasi usaha apotik yang sobat dirikan berada di tempat yang
strategis seperti berada di dekat pusat keramaian orang, di pinggir jalan raya, mudah dilihat orang dari
berbagai sudut jalan, mudah dijangkau dari segala arah, berdekatan dengan rumah sakit, sekitar
minimarket,
dan
lain-lain.
Kisah
Pengusaha
Sukses
Bisnis
Apotek
Salah seorang pengusaha yang sukses membuka apotek dari nol hingga besar adalah Wina. Wanita yang
ramah ini memulai bisnis apotek dari modal awal Rp 30 juta. Lantas alasan apa yang membuat
perempuan kelahiran Bandung ini memilih usaha apotek. Wanita murah senyum ini berujar bahwa
usaha dalam bidang penjualan obat-obatan adalah bisnis yang tidak pernah sepi pembeli disebabkan
obat sebagai kebutuhan pokok manusia. Hal inilah yang membuat ia tertarik menekuni usaha buka
apotek
mini
selepas
lulus
dari
pendidikan
farmasi
di
sekolahnya.
Berbekal keterampilan dan disiplin ilmu farmasi yang diperoleh di bangku sekolah, Wina membuka
usaha apotek mini dengan brand Griya Farma. Asalnya ia sempat ragu-ragu. Tapi berkat motivasi dan
dorongan dari beberapa orang sahabatnya ia berani mencoba membuka apotek mini. Ternyata respon
masyarakat sangat baik menyambut kehadiran apoteknya. Oleh karena itu, ia semakin semangat untuk
menjalankan dan mengembangkan apotek yang dirintisnya tersebut. Hingga kini Wina telah mempunyai
enam
gerai
apotek
dengan
jumlah
pegawai
60
karyawan.
Untuk memperluas pangsa pasar, wanita yang cerdas ini terus membuka cabang di beberapa kota di
tanah air termasuk membuka sistem kemitraan waralaba usaha apotek. Sudah ada 18 apotek yang
menggunakan sistem franchise darinya. Jika diestimasikan omzet apoteknya per bulan sekitar Rp 100
juta lebih. Ia mengatakan semua orang bisa mempunya toko obat atau apotek. Yang penting ada
kemauan
dan
modal
usaha.
Itulah sepenggal kisah dari seorang pengusaha yang sukses dalam bidang farmasi dan toko obat atau
apotek di Indonesia. Semoga bisa menjadikan motivasi bagi kita semua untuk menjalankan sebuah
usaha baru yang menjanjikan dan untung besar seperti yang dijalankan oleh Wina dengan bisnis apotek
waralaba.
Bagikan
Tweet
Artikel Terkait







Rincian Biaya Modal Usaha Snack Buat Pemula hingga Buka
9 Cara Membuka Usaha Jualan Snack Cepat Laku, Banyak Pelanggan
12 Tips Bisnis Sedot WC buat Pemula yang Mudah hingga Berhasil
10 Cara Membuka Usaha Kosmetik Untung Jutaan buat Pemula
Cara Membuka Bisnis Kantin Sekolah buat Pemula hingga Buka
14 Keuntungan Bisnis Waterboom dan Biaya Pembuatannya
8 Cara Membuka Bisnis Jualan Ganset Untung Jutaan per Bulan
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Copyright © 2015. Investasi Untung . Some Rights Reserved
About | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us | Subscribe | Site Map
Template Design by Borneo Templates. Author is Herdiansyah Hamzah
Bagaimana Cara Membuat Surat Ijin
Mendirikan Apotik Dan Toko Obat
Posted by Top Topiks on Tuesday, 26 August 2014
Apotek merupakan tempat yang menyediakan berbagai macam obat, baik resep dokter ataupun obatobat yang beredar di masyarakat. Apotek sekarang sudah banyak kita temui baik di perkotaan ataupun
di daerah pedesaan. Peredaran ini tidak lain mengingat pentingnya keberadaan apotek di kalangan
masyarakat.
untuk kita yang lagi kesulitan dan ingin membuat surat ijinnya di bawah ini kita akan simak bersama
Bagaimana Cara Membuat Surat Ijin Mendirikan Apotik Dan Toko Obat.
Pemerintah telah mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan apotek. Dasar hukum pemberian
Izin Mendirikan Apotek Dan Toko Obat berdasarkan kepada :
Undang-undang Obat Keras ( St. 1937 No. 541 );
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan;
Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 10,
Tambahan Lembaran Negara No. 3671 );
Undang-undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 67,
Tambahan Lembaran Negara No. 378 );
Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1980 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
26 tahun 1965 tentang Apotik; (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1980 Nomor 40, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3169);
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara RI Nomor
49 tahun 1996, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan ( Lembaran Negara Nomor 138 tahun 1998 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3781 );
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332 / Menkes / SK / X / 2002 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922 / Menkes / Per / X / 1993 tentang ketentuan dan
tata cara pemberian izin Apotek.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922 / Menkes / Per / X / 1993 tentang ketentuan dan tata cara
pemberian Izin Apotek.
Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Nomor 9 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan
Bagi anda yang akan mendirikan sebuah apotek diperlukan berbagai macam persyaratan-persyaratan.
Persyaratan itu berhubungan dengan berbagai macam pihak dan instansi untuk memperkuat perijinan
pendirian apotek. Berikut ini merupakan syarat-syarat pemohon yang akan mendirian apotek.
a.
Persyaratan Pemohon

Surat Permohonan Izin usaha pendirian Apotik

Surat Perjanjian Akta Notaris Apoteker dengan PSA (Pemilik Sarana Apoteker)

Surat Pernyataan Apoteker tidak Terlibat UU Kefarmasian bermaterai 6000

Surat Penugasan

Surat Sumpah

Ijazah Apoteker

Surat Penyataan Apoteker Tidak Bekerja di Apotik Lain Bermaterai 6000

Fotocopy KTP Pemohon

Ijazah Asisten Apoteker

Surat Penugasan Asisten Apoteker

Surat Pernyataan Asisten Apoteker bekerja Full Time di Apotik tersebut bermaterai 6000

Surat Pernyataan Asisten Apoteker Tidak Bekerja di Apotik lain bermaterai 6000

KTP Asisten Apoteker

SITU

Daftar Ketenagaan

Pas Photo Ukuran 4 x 6 sebanyak 3 lbr
Setelah persyaratan pemohon terpenuhi, barulah kita bisa mengurus surat izin mendirikan apotek.
Berikut ini beberapa syarat yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan surat izin mendirikan apotek.
b.
Syarat mendapatkan Surat Permohonan izin mendirikan apotek
Foto copy Akte Notaris
Foto Copy KTP DKI dan Asisten Apoteker
Foto Copy Izajah dan Surat Izin Kerja (SIK) Apoteker
Foto Copy sewa menyewa Gedung Minimum 2 tahun atau foto copy sertifikat (milik sendiri)
Foto Copy SIUP
Pass photo 3×4 = 3 lembar Direktur dan Asisten Apoteker.
Copy UGG/HO
Apabila kesemua syarat telah dipenuhi, kita akan melalui berbagai tahapan dalam mengurus perijinan
tersebut. Untuk mempermudah anda yang berencana mengurus perizinan apotik, berikut ini alur atau
tahapan dalam memngurus perizinan.
c.
d.
Mekanisme Pengajuan Pendirian apotek

Mengajukan berkas permohonan di loket pelayanan

Pemeriksaan berkas (lengkap)

Survey ke lapangan (apabila perlu)

Penetapan SKRD

Proses Izin

Pembayaran di Kasir

Penyerahan Izin pendirian apotek
Lama Penyelesaian
Selama 14 hari
e.
Biaya Perizinan
Rp. 250.000,-
Demikian tadi kita simak bersama Bagaimana Cara Membuat Surat Ijin Mendirikan Apotik Dan Toko
Obat semoga bermanfaat untuk kita semua terutama yang lagi ingin mendirikan apotik.
Tips dan Trik Buka Apotek Bagian Satu
nazroelwathoni July 22, 2009 Apotek, APoteker 126 Comments 22,824 Views
Sebagai seorang apoteker sebetulnya secara teoritis sudah memiliki dasar untuk membuka
sebuah apotek baik itu ilmu kefarmasian, manajemen apotek maupun kewirausahaan jadi
sebetulnya tinggal keberanian untuk mengambil resiko yang harus dilatih dari setiap diri
apoteker untuk menjadi PSA sekaligus APA, sudah saatnya para apoteker bertindak sebagai
PSA, sehingga tidak hanya memikirkan bisnis semata melainkan adanya peningkatan peranan
apoteker di apotek sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas, udah ah malah
curhat he33
Akhir-akhir ini banyak apotek yang gulung tikar akibat kurangnya inovasi dan manajemen yang
jelek ataupun apotek yang baru buka 3 bulan kemudian tutup dikarenakan perencanaan yang
tidak matang, buka apotek tidak sama dengan buka warung ataupun toko perlu perencanaan yang
matang dan pengembangan yang terencana bahasa kerennya studi kelayakan atau feasibility
Study, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
Daftar Isi [hide]






1. Lokasi
2. Survei Pesaing
3. Modal
4. Strategi pengembangan apotek
Share this:
Like this:
1. Lokasi
Lokasi adalah hal yang paling penting karena lokasi menentukan strategi pengembangan
selanjutnya (dibahas di poin 4), kita tidak usah memikirkan lokasi jika tujuan buka apoteknya
adalah menggunakan sistem sales dimana aktif menawarkan barang (ke klinik/RS/Apotek/dr dll)
baik itu produk dispensing ataupun obat bebasnya jadi apotek hanya sebagai penyimpanan obat
dan tidak begitu mengharapkan dari penjualan langsung ke konsumen, lokasi di pinggir jalan
kota/kabupaten/kecamatan atau di dalam komplek sangat mempengaruhi omzet penjualan
langsung ke konsumen (obat bebas/OTC), dan lokasi sedikit mempengaruhi para dokter untuk
mau ikut praktek di apotek tsb, apalagi dr spesialis harus di perhatikan disekitar lokasi ada dr
spesialis jg ga, biasanya senioritas para dr spesialis ini masih terjaga klo ada yang lebih senior
yang yunior biasanya ga mau praktek deket2 seniornya.
2. Survei Pesaing
Siapa bilang apotek harus lebih murah dari harga pesaing di sekitarnya, kalo kita punya nilai
tambah dengan pesaing di sekitar seperti tempat lebih bersih, pelayanan ramah, obat lengkap bisa
saja lebih mahal dengan pesaing disekitarnya, sekarang tidak semua konsumen harga murah
menjadi patokan membeli obatnya, artinya kita harus punya nilai lebih dengan apotek atau toko
obat di sekitar, apalagi nilai tambah ada obatnya murah, jangan salah ada beberapa konsumen
beda 100 rupiah pun dikejar (usahakan buat harga jangan dibulatkan), bagaimana caranya survei
harga obat pesaing, coba random saja beli obat bebas tablet, syrup dan antibiotik. nah klo pengen
tahu berapa omzet minimal apotek tersebut, kita bisa estimasi dari perkiraan biaya
operasionalnya coba sj cari tahu berapa jumlah pekerjanya, termasuk operasional air, telp, listrik
tentunya kita harus mengetahui berapa standar gaji APA, AA dan pekerja lainnya, nah jumlah
perkiraan operasional apotek pesaing dikali aja perkiraan prosentase keuntungan apotek tersebut,
misalkan operasional 3 jt, prosentase 20%, berarti omzet minimalnya 100/20 x 3 jt = 15jt
perbulan
Baca ini yuu : Ada yang Aneh dengan Organisasi Profesi Apoteker (ISFI)
3. Modal
Berapa modal minimal yang harus disiapkan untuk membuka apotek??? ok, kita lihat modal
untuk apa saja yang harus disiapkan
– Perizinan
Perizinan membuat SITU sekitar 1jtan tergantung daerahnya, perizinan apotek (bisa dibaca
dipostingan sebelumnya) estimasi sekitar 3jtan, (buku dan alat2 yang sesuai UU beli atau pinjam
seperti tabung pemadam, timbangan dll)
– Etalase
Etalase lumayan mahal ya termasuk lemari2nya, syukur2 udah ada, estimasi 7-10jt yang
sederhana,
– Pengadaan obat-obatan
Nah obat2an bisa kredit asalkan sudah punya chanel dengan PBF atau Apotek, caranya bisa saja
menggunakan nama apotek teman yang sudah diberikan kredit oleh PBF, biasanya 1 bulan
pembayarannya, cuman sebaiknya kerjasama dengan apotek lagi karena kalo PBF kecuali syrup
dan salep tidak bisa beli satuan, minimal 1 box. Kalo tidak memiliki kenalan saran saya cari
apotek disekitar sodara yang paling murah, beli dengan jumlah per item sedikit maksimal 2
fls/strp, dengan cara ini biaya pengadaan obat 15-20jt Cukup lengkap
– Operasional (karyawan,listrik, air, telpon, sewa tempat selama belum menghasilkan laba)
Jangan lupa sediakan modal minimal untuk 6 bulan kedepan, kita harus bisa mengkalkulasi
berapa sebulan pengeluaran operasionalnya, dikali 6, itulah jumlah modal yang harus disediakan,
estimasi 10 jt, kalo merintis sendiri tentunya modal operasional bisa ditekan
4. Strategi pengembangan apotek
Pada dasarnya Omzet apotek ada dua sumber, sumber penjualan langsung dari luar (omzet dari
konsumen yang memang niat ke apotek untuk beli obat atau dari resep dokter yg berada diluar
apotek) dan sumber dari dalam (dari resep dari praktek dr di apotek, dari sales) nah dua sumber
omzet inilah yang harus kita pikirkan bagaimana cara meningkatkannya, saran saya sumber
penjualan langsung dari luar walaupun bisa kita tingkatkan tp peranan lokasi sangat berperan jadi
hemat saya sebaiknya kalo mau mendirikan apotek fokus pengembangannya adalah sumber dari
dalem alias gimana caranya apotek ini bisa hidup dengan jemput konsumen tidak menunggu
konsumen,
coba bayangkan operasional minimal apotek dengan 2 AA, 1 APA, Sewa dll minimal 2.5jt,
dengan asumsi rata2 keuntungan obat 15% (klo di atas ini mahal dunk obat qt/pinter2 cari
sumber resmi yg murah ya), berarti untuk menutupi operasional tiap bulan apotek harus bisa
memiliki omzet minimal 16jtan sehari minimal (kalo buka tiap hari) 550rb, kalo kita gambarkan
550rb itu, setiap konsumen dianggap belanja 10rb berarti minimal 55 konsumen datang ke
apotek, ayoooo gimana caranya!!!!!
Nah makanya buka apotek itu gampang2 susah, ini yang menyebabkan kita perlu studi
kelayakan, apotek qt kan pengen buka selamanya dan terus maju, sehingga perlu strategi yang
tepat..
nah strategi yg sudah saya terapkan diantaranya
1. Dalam jangka waktu 6 bulan qt sudah tau sumber2 PBF dan subdis PBF yang murah2
biasanya sub dis PBF lebih murah dari PBF utamanya dan barangnya lebih lengkap soalnya mrk
beli banyak dan dijual eceran seharga beli banyak, oh ya, jangan lupa selama 6 bulan ini belanja
rutin ke PBF biar dalam tempo 3 bulan sudah bisa bermain kredit
2. Hati2 dalam bermain kredit, walaupun kredit 1 bulan, harus dipastikan pembelian tiap bulan
ato minggu, klo tiap minggu stok obat yang di beli adalah jumlah perminggu janggan perbulan
sesuai jauh tempo, nti bayarnya kelabakan, nah coba mainkan sistem tutup lobang gali lobang,
manfaatkan waktu jatuh tempo dan kontra bon/perpanjang kredit
3. Biasanya dalam jangka waktu 6 bulan kita sudah bisa memprediksi obat apa saja yang sering
keluar, disinilah pinter2 susun diagram pareto alias 8 2 1, , belanja lebih banyak yang fast
moving, soalnya diskonnya lumayan gede
4. Anasisis perkembangan apotek selama 6-12 bulan, buat grafik, biasanya cenderung meningkat
dan pada waktu tertentu relatif stabil, naah yang stabil itulah adalah omzet mati dari apotek alias
perlu pengembangan strategi lainnya gar apotek bisa meningkat lagi
5. Usahakan alias diwajibkan punya dr praktek untuk mendongkrak omzet dari dalam
6. Lokasi sangat menentukan strategi apa saja bisa kita lakukan untuk meningkatkan omzet,
untuk daerah komplek bisa dicoba sistem delivery order, sistem kartu langganan dll,
7. Promosi itu penting, dan promosi dari (m2m) mulut ke mulut adalah paling jitu, informasi ini
bisa menyebar dengan sendirinya, untuk itu usahakan apotek itu punya visi dan misi yang jelas,
ada SOP, dengan kata lain promosi m2m ini biarkan berkembang dengan cara menjalankan
usaha apotek qt ini dengan terstandarisasi dan memiliki nilai lebih (artis yang cantik klo ga artis
yang jelek pasti lebih terkenal nah tergantung kita apotek kita mau dikenalnya yang jeleknya ato
yang bagusnya klo yg biasa-biasa sj biasanya kedepannya biasa-biasa sj) ,promosi apotek bisa di
lakukan dalam bentuk bakti sosial, sunatan masal, leaflet, spanduk dll
8. Yang ini memang butuh modal besar, kerjasama dengan industri, pemerintahan, BUMN dll,
karena sistem kredit sebulan walaupun ke PBF qt bisa kredit sebulan, tapi harus punya dana
cadangan minimal dalam tempo sebulan, misal apotek qt kerjasama dengan PLN, karyawan PLN
sebulan menghabiskan obat2an sekitar 40jt, minimal qt punya 80 jt untuk antisipasi macetnya
pembayaran karena seringnya macet he33
Contoh Surat Permohonan Izin Apotek dan
Izin Toko Obat Beserta Persyaratannya
nazroelwathoni November 15, 2016 Apotek, Mailing Time 17 Comments 16,338 Views
Nazroel.id – Saatnya mailing time, jawab pertanyaan para pembaca setia blog ini yang tidak bisa
dijawab melalui kontak langsung. Salah satunya adalah menanyakan tata cara permohonan
mengajukan izin toko obat.
Seperti inilah kira-kira pertanyaannya :
Slmt mlm Pak Arul, sya terkesima dengan tulisn bpk mengenai pembukaan apotek di bbrp media
sosial, sya mau nanya klo bka toko obat butuh izin jga?
Sebelum menjawabnya, alangkah lebih baik jika menelusuri cara terbaru permohonan izin apotek
di DKI Jakarta dengan sistem online di situs http://pelayanan.jakarta.go.id/
Daftar Isi [hide]




Persyaratan izin Apotek terbaru di Jakarta
Persyaratan Izin Toko Obat
Share this:
Like this:
Persyaratan izin Apotek terbaru di Jakarta
Syarat yang harus dipersiapkan adalah :
No
Persyaratan
Surat Permohonan
1
2

Surat permohonan yang didalamnya terdapat pernyataan kebenaran dan
keabsahan dokumen & data di atas kertas bermaterai Rp 6.000
Identitas Pemohon WNI : Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), atau WNA : KITAS / Visa, Paspor
Jika yang mengajukan izin adalah Badan Hukum
3
1. Akta pendirian (Kantor Pusat dan Kantor Cabang, jika ada) dan SK Pengesahan
yang dikeluarkan oleh:
o Kemenkunham, jika PT dan Yayasan
Download
No
Persyaratan
o
o
4
Kementrian Koperasi, jika Koperasi
Pengadilan Negeri, jika CV
2. Akta Perubahan SK dan SK Perubahan yang dikeluarkan oleh Kemenkumham, jika
Akta Pendirian mengalami perubahan
3. NPWP Badan Hukum
Jika dikuasakan
5


Surat kuasa di atas kertas bermaterai Rp. 6.000
KTP orang yang diberi kuasa
6 Izin Gangguan (ITU UUG atau HO) [Fotokopi] [kecuali usaha mikro / kecil]
7 Dokumen Lingkungan [Fotokopi]
8 Izin Praktik Apoteker (SIPA) penanggung jawab
Surat pernyataan pemohon diatas kertas bermaterai Rp 6.000
9



Bahwa APA tidak bekerja sebagai APA di tempat lain dan tidak bekerja pd bidang
farmasi lain
Tidak akan melakukan penjualan narkotika dan OKT Tertentu tanpa resep dokter
Akan melaporkan pengelolaan obat narkotika/psikotropika
10 Akta notaris perjanjian kerjasama APA dan Pemilik Sarana Apotek (PSA)
11 Surat keterangan dari pimpinan, jika PNS atau TNI atau POLRI yang aktif
12 Proposal teknis yang dilengkapi dengan (silahkan unduh)
Jika tanah atau bangunan disewa:
13



Perjanjian sewa-menyewa tanah/bangunan
Surat pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemilik tanah/bangunan
yang menyatakan tidak keberatan tanah/bangunanya digunakan
KTP pemilik tanah atau bangunan [Fotokopi]
14 Checklist Persyaratan (silahkan diunduh)
Download
Baca ini yuu : Download Surat Permohonan Surat Penugasan dan Surat Izin Apotek Beserta
Lampirannya
Persyaratan Izin Toko Obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Surat Permohonan di atas Materai Rp 6.000;
Surat pernyataan tidak menjual obat keras (daftar G) dan narkoba;
Fotokopi KTP;
Ijazah Asisten Apoteker;
Surat pernyataan asisten apoteker dengan pemilik sarana;
Surat Izin Kerja Asisten Apoteker;
Denah lokasi;
Pasfoto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar.
Surat permohonan izin toko obat download disini
Jadi jawabannya jelas, Toko Obat membutuhkan izin dari Dinas Kesehatan setempat, hanya tidak
diharuskan memiliki apoteker.
Jakarta - Setiap usaha termasuk bisnis apotek, tentunya membutuhkan manajemen yang baik
dalam mengelola proses produksi, distribusi, dan penjualan agar berlangsung dengan baik.
Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan kerugian seperti bahan baku yang terbuang,
pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang
tidak jelas.
Agar omzet bisnis apotek Anda naik, berikut tipsnya:
1. Berikan Pelayanan Terbaik
Jangan lihat dari seberapa banyak atau besar jumlah barang yang akan dibeli konsumen. Anda
harus bersikap profesional. Hal ini penting untuk 'mengambil hati' konsumen Anda. Jika
konsumen anda puas dengan pelayanan apotek anda, maka konsumen akan otomatis memberikan
rekomendasi kepada keluarga dan teman-teman mereka untuk membeli obat di apotek anda.
2. Kontrol Siklus Penjualan Pada Bisnis Apotek Anda
Mengontrol siklus penjualan Anda bisa dengan melakukan evaluasi penjualan. Hal ini wajib
anda lakukan untuk mengetahui produk-produk apa saja yang laku, kurang laku, maupun tidak
laku di apotek anda. Evaluasi ini dapat dilakukan setiap 3 bulan. Data tersebut anda kumpulkan
untuk kemudian anda analisa produk-produk apa saja yang masih dapat anda sediakan nantinya.
3. Perhatikan Ketersediaan Obat-Obatan
Apabila bisnis apotek Anda terbilang baru maka stoklah produk-produk yang sudah pasti laku di
pasaran dan juga produk-produk obat wajib apotek menurut Departemen Kesehatan. Daftar
tersebut dapat dilihat di Dinkes setempat. Stok produk juga jangan terlalu berlebihan. Sediakan
produk untuk persediaan satu bulan pertama.
4. Jalin Kerja Sama Dengan Klinik Maupun Dokter
Hubungan kerja sama ini ditujukan untuk dapat meningkatkan omzet penjualan pada bisnis
apotek anda dan juga membantu anda dalam penyediaan produk yang sebelumnya belum tersedia
di apotik anda.
Di samping itu, Anda juga bisa mengetahui obat-obat apa saja yang biasa diresepkan oleh klinik
maupun praktik dokter dan dapat menjadi pertimbangan anda dalam hal penyediaan produk
tersebut. Mengenai kerja sama tersebut dapat anda lakukan menurut cara anda sendiri.
5. Pengelolaan Laba Usaha
Sebaiknya laba usaha yang Anda peroleh dapat Anda simpan sebagian salah satu modal
pengembangan selanjutnya untuk membuat cabang-cabang bisnis apotek Anda nantinya.
Sisihkan laba bersih apotik (kira-kira 50%) untuk pengembangan usaha atau pembukaan cabang
baru di daerah lain. Dengan membuka cabang baru, penyebaran (distribusi) produk akan semakin
luas.
6. Jalin Kerja Sama Dengan Para Detailer Obat Yang Datang ke Apotek Anda
Sebaiknya dapatkan informasi terbaru lebih dulu sebelum detailer obat datang ke tempat Anda.
Jangan terburu-buru membeli produk dari mereka, karena biasanya pada waktu-waktu tertentu
mereka akan menawarkan produk lebih murah untuk mengejar target penjualan mereka kepada
bisnis apotek anda.
7. Jalin Kerja Sama Dengan Apotek-apotek Besar
Beberapa apotek besar menjual produk ke sesama apotek dengan harga yang lebih murah
daripada apa yang ditawarkan dari distributor kepada anda. Bangunlah kerja sama yang baik
dengan mereka. Karena selain Anda dapat berbelanja ke sana dengan harga murah, juga dapat
berbelanja berdasarkan stok yang dibutuhkan oleh apotek Anda.
Itulah beberapa tips dari artikel ini untuk meningkatkan omzet usaha apotek Anda. Pengelolaan
atau manajemen yang tepat dalam menjalankan bisnis dapat membuat usaha meraih sukses.
Semoga berhasil!
Hasil Intisari Pemikiran Dan Praktik Saya Selama 20 Tahun. Dari Biasa Saja Menjadi Hingga
DAHSYAT.
Ikuti Pelatihan 12 Ilmu Penting Dalam Kehidupan "University Of Life" senilai Rp 997.000.
Program Khusus Dan Gratis Hanya Untuk Pembaca detikFinance Hari Ini, Terbatas Untuk 100
Orang Pedaftar Pertama. Klik di Sini Untuk Daftar Sekarang! (wdl/wdl)
Tata Cara dan Syarat Mendirikan Usaha Apotek
Kesehatan menjadi bagian yang paling penting bagi kehidupan manusia. Bahkan banyak orang rela
menghabiskan seluruh harta kekayaannya demi memperoleh kesehatan. Oleh karena itu, kesehatan
menjadi harta termahal di seluruh dunia. Ada beragam faktor yang menunjang kesehatan, satu
diantaranya adalah ketersediaan suplemen dan obat-obat kesehatan. Salah satu penyelenggara
ketersediaan obat-obatan bagi masyarakat adalah apoteker melalui tempat praktiknya, yakni Apotek.
Bagaimanakah proses permohonan penerbitan izin pendirian sebuah apotik? Berikut sekilas
deskripsinya.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1027 tahun
2004, yang dimaksud dengan apotek adalah sebuah tempat untuk melakukan pekerjaan kefarmasian,
penyaluran sediaan farmasi, dan juga perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pekerjaan
kefarmasian merupakan kegiatan pembuatan, termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat termasuk obat asli/tradisional
Indonesia.
Tata cara pendirian tempat usaha apotek didasarkan pada KepMenKes No. 1332 Tahun 2002. Untuk
memperoleh izin penyelenggaraan apotek, maka pemohon harus memenuhi persyaratan yang
diwajibkan. Izin apotek tersebut akan berlaku untuk seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih
tetap aktif melaksanakan kegiatan, serta sang pengelola apotek atau yang disebut APA (Apoteker
Pengelola Apotek) masih memenuhi syarat dalam mengelola apoteknya. Adapun persyaratan yang wajib
terpenuhi agar bisa mendapatkan lisensi sebagai APA antara lain:





Memiliki ijazah apoteker yang telah terdaftar di Departemen Kesehatan.
Telah melakukan sumpah janji sebagai seorang apoteker.
Mempunyai Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Penugasan (SP) dari Menteri Kesehatan.
Sehat fisik dan mental sebagai seorang apoteker.
Tidak sedang bekerja pada suatu perusahaan farmasi, atau telah menjadi APA pada apotek lain.
Dalam pendirian sebuah apotek, salah satu peraturan yang menjadi pijakannya adalah KepMenKes No.
1332 tahun 2002. Dalam pasal 4 keputusan tersebut disebutkan bahwa wewenang pemberian izin
pendirian apotek telah dilimpahkan oleh Menteri kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Tahapan permohonan izin pendirian apotek menurut KepMenKes No. 1332 tahun 2002 terdiri dari
beberapa langkah, yaitu:
1. Mengajukan permohonan izin pendirian kepada Kepala Dinas Kesehatan dengan menggunakan
formulir yang telah disediakan (disebut formulir APT-1).
2. Setelah meninjau permohonan tersebut, kepala dinas dapat meminta bantuan teknis ke Balai POM
untuk melakukan pemeriksaan terkait kesiapan apotek dalam melaksanakan tugasnya. Jika pemeriksaan
tersebut tidak dilaksanakan, maka pemohon apoteker membuat surat pernyataan siap melakukan
kegiatan yang ditujukan kepada kepala dinas kabupaten/kota setempat dengan tembusan ke kepala
dinas kesehatan provinsi menggunakan formulir yang disebut form APT-4.
3. Setelah hasil pemeriksaan diterima atau Surat pernyataan tersebut diterima oleh kepala dinas
kabupaten / kota, maka dalam rentang waktu 12 hari, kepala dinas kab/kota mengeluarkan surat izin
apotek tersebut.
Demikian sekilas informasi mengenai proses permohonan penerbitan izin pendirian dan operasional
apotek. Semoga dapat menambah wawasan bisnis anda. Salam kerja & usaha!
Terima kasih telah membaca tulisan ini, semoga dapat menambah wawasan Anda. Jika
bermanfaat, jangan lupa share di akun media sosial Anda, seperti Facebook dan Twitter.
5 Langkah Mengurus Izin Apotek Baru
Dikirimkan di Coretan Pekerjaan by novitaapt
Salam rekan sejawat Apoteker. (*tsaaah)
Teman–teman pasti sudah sering melihat Apotek dimanapun berada. Sebenarnya bagaimana sih
Apotek itu bisa berdiri dan melakukan Pelayanan. Satu ucapan Dosen yang sulit untuk
dilupakan tentang Pendirian Apotek ialah : Buka Apotek itu gak susah, asal kita lengkapi saja
semua persyaratanya. DUARRRRR. YAKALIII.
Apotek bisa berdiri apabila ada Niat, Modal, lokasi, Apoteker Penanggung Jawab, dan tambahan
satu tenaga Farmasi lain bisa Apoteker Pendamping atau Asisten Apoteker. Apoteker seharusnya
yang mengurus Surat Izin Apotek (SIA) dan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA). SIA dan SIPA
ini tidak bisa dipisahkan dari terbitnya suatu izin Apotek. Saya ditawarkan untuk menjadi
Apoteker Pengelola Apotek (selanjutnya disingkat APA) yang baru akan dibuka di Pontianak.
Pemilik (Calon) Apotek ini disebut Pemilik Sarana Apotek (PSA). Oleh karena itu, saya juga
ikut andil dalam mengurus Surat Izin Apotek (SIA) ini. Maka dengan berat hati Saya
meninggalkan pulau Jawa yang memberikan begitu banyak kenangan. #Halah
Sebenarnya Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan sebuah Keputusan Nomor 1332 tahun 2002
TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTEK. Nah, ini
merupakan cetak biru bagi persyaratan Izin Apotek, namun supaya lebih menantang kita perlu
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat. Berikut pengalaman Saya :
Langkah pertama
Saya konsultasi ke Dinas Setempat yaitu Dinas Kesehatan Kota Pontianak Bidang Pelayanan
Kesehatan (Yankes) Bagian Farmasi. Kemudian Saya diberi arahan tentang syarat mendirikan
Apotek baru. Kemudian semua berkas yang disiapkan diserahkan ke BP2T atau Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu. Izin akan dikeluarkan oleh BP2T bukan oleh Dinkes setempat.
Saya baru tau, mungkin disini Saya harusnya merasa gagal sebagai Apoteker. But I don’t want
to. Pemberkasan sebagai syarat mendirikan Apotek memang gak ribet, tapi ribet banget. Saya
menargetkan bisa menyelesaikan proses perizinan sekitar 1 bulan, paling mentok 2 bulan. Tapi
kenyataanya, Puji Tuhan bisa selesai dalam 3 bulan. Sampai disini ada yang mau ditanyakan?
(*loh?)
Pesan saya :
Apoteker baru atau fresh graduated lebih baik mencari pekerjaan yang sudah fixed, tidak
merintis dari awal seperti ini. Percaya deh. Tapi itu menurut saya. kalo merasa yakin dan bisa
sabar menghadapi cobaan boleh ikut merintis Apotek dari awal. Pastikan pemilik sarana tidak
bekerja di tempat lain.
Langkah kedua
Saya menyiapkan semua berkas atau dokumen yang dibutuhkan namun memang sudah tersedia.
Berkasnya antara lain Fotocopy KTP APA dan PSA, NPWP APA dan PSA, STRA dan Ijazah,
Surat Status Bangunan (Kebetulan bangunan milik PSA jadi Saya melampirkan sertifikat Tanah),
Izin gangguan (Saya kurang mengetahui pengurusan ini, sudah diurus PSA), STRTTK Asisten
Apoteker dan Ijazah, Surat Pernyataan, Daftar Alat Apotek, Sketsa Apotek, Denah lokasi
Apotek, Surat permohonan izin kepada Kepala BP2T, dan pas foto saya. Nah jadi pengurusan
hal-hal semacam ini menghabiskan waktu sampai berminggu-minggu juga loh.
Langkah ketiga
Bagian yang agak sulit ialah pemberkasan yang melibatkan pihak lain seperti adanya Surat
Rekomendasi dari Pengurus Besar IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) yang ada di Kota Pontianak
dan Surat perjanjian kerjasama yang melibatkan Notaris. Ke Notaris sih lumayan gampang ya,
kan diurusin sama PSA. Nah, Bagian yang agak sulit ialah mengurus surat rekomendasi dari IAI.
Saya menghubungi Ketua IAI Kota Pontianak sebut saja namanya Pak Wahyudi. Beliau minta
menyiapkan Studi kelayakan apotek, ijazah, dan lain-lain. Saya diberi semacam petuah dan
nasihatlah, sekaligus beliau meminta meeting bersama PSA dan Saya untuk memastikan bahwa
hubungan PSA-APA ialah mitra bukan atasan-bawahan. Maka bertambahlah Star untuk
Pharmacist yakni Event Organizing. Setelah menentukan tanggal yang pas akhirnya saya berhasil
mempertemukan mereka dan saya tentunya, and you know what? Mereka malah banyakan
ngomongin properti dibanding kemitraan. *huvt* *its oke* *tebalikin meja*
Pesan Saya :
Apabila PSA tidak mengerti masalah perjanjian kerjasama ke Notaris, Apoteker konsep sendiri
aja isi perjanjianya kemudian draft kasarnya diberikan ke Notaris. Pasti isi surat perjanjian kalian
lebih epic, dibandingkan Notaris yang buatin. Masalah harga diri ini (Oke. Lebai). Satu lagi,
jangan lupa masukin perjanjian : apabila ada keadaan dimana Apoteker harus melanggar
sumpah, maka dosa ditanggung PSA. Hahahaaa.
Langkah keempat :
Surat rekomendasi ini lumayan lama juga, sekitar kurang lebih 2 minggu. Keluarnya Surat
rekomendasi dari Ketua IAI Kota Pontianak melengkapkan berkas atau dokumen yang kurang.
Tepat pada tanggal 13 Mei 2014 saya memasukkan berkas ke BP2T. Harusnya saya masukin
berkas tanggal 14 aja ya biar tanggalnya jadi cantik. Selanjutnya adalah menunggu Dinkes Kota
Pontianak mengunjungi calon apotek. Pengalaman saya kemarin 1 minggu setelah berkas
dimasukkan kemudian Dinkes menghubungi saya untuk memberitahukan akan memeriksa
Apotek. Semua kelengkapan krusial mengenai peralatan seperti peralatan peracikan diperiksa
detail oleh pihak Dinkes. Kekurangan Apotek kemudian akan dilengkapi kembali dan Apoteker
akan menandatangani berita acara. Berkas akan dikembalikan lagi ke BP2T untuk dikeluarkan
izinya. Taraaaaa Izin Apotek saya kemudian keluar pada tanggal 13 Juni 2014.
Langkah kelima
Jangan senang dulu dengan keluarnya SIA. Memang ini sudah hampir selesai namun masih
dibutuhkan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) agar Apotek dapat beroperasi
sebagaimanamestinya. Persyaratan pengajuan SIPA ialah STRA Apoteker, Ijazah Apoteker,
Surat Keterangan Bekerja dari PSA dan SIA itu sendiri. Semua persyaratan ini diberikan Ke
Seksi Farmasi Bagian Yankes Dinas Kesehatan kemudian kita tinggal tunggu petugasnya
menghubungi apabila SIPA sudah jadi. Woalaaa dengan adanya SIA dan SIPA kita dapat
memulai pengadaan obat–obatan. Mulai dari obat bebas sampai Narkotika.
DISCLAIMER : SYARAT PERIZINAN APOTEK BIASANYA BERBEDA UNTUK TIAP DAERAHNYA.
TERGANTUNG DINAS KESEHATAN DIMANA APOTEK TERSEBUT AKAN DIBUKA. BISA SAJA LEBIH
MUDAH, BISA SAJA LEBIH EMMM YOU KNOW, RIBET.
Tipe Pelanggan Apotek
Dikirimkan di Coretan Pekerjaan by novitaapt
Saya baru kerja beberapa bulan di Apotek, tapi rasanya kalo ketemu teman yang kerja di Apotek
juga pasti saling tukar cerita gak berhenti. Jadi disini saya bercerita sedikit mengenai pelanggan
yang datang ke Apotek. Saya mengelompokkan customer atau pelanggan yang datang ke Apotek
jadi beberapa kelompok berikut. Check ’em out!!!!
1.Pelanggan Budiman
Tipe pelanggan budiman ini beneran loveable. Bukan, bukan karena pelanggan bernama
Budiman lo ya. Pelanggan budiman ini ialah pelanggan yang tau secara detail obat apa yang dia
beli nama, jumlah beserta kekuatanya.
Contoh kasus :
Customer : Mbak, beli Allopurinol 2 keping (maksudnya 2 strip).
Novh : Oh yang berapa Mg pak?
Customer : 300 Mg mbak.
Novh : Okeee.
Pelanggan jenis ini bisa naikin mood para karyawan apotek (1) yang menawan. Ada pelanggan
yang bahkan membawa kemasan obat dan label etiket dari obat.
NOTE. Tapi pelanggan jenis ini bisa pindah menjadi Pelanggan lapang dada kalo kemasan obat
yang doi bawa sama sekali ga ada nama obatnya. Kadang Cuma nama pabriknya. *elus dada*
*dada adam levine* Pelanggan lapang dada ada di postingan ini juga. Beberapa obat emang bisa
diketahui nama obatnya hanya dengan melihat kemasannya, apalagi obat merek. Ingat tentang
obat merek kan yang saya singgung di sini. Tapi kalo generik bungkusnya abu-abu semua, ya
sulit untuk tau obatnya.
2.Pelanggan Tambang Emas
Tipe pelanggan ini biasanya horangkayah yang alergi sama barang murah.
Contoh kasus :
C : Mbak Simvastatin 10 Mg harganya berapa, 1 strip
N : 8000 Pak…
C : idih murah amat, obat bukan tuh?
N : Obat pak. Oh, Bapak mau yang mahal, ada namanya Cholestat. 1 strip 68 ribu…
C : Nah yang itu aja.
N : *mata bersinar* *kedip manja*
Pelanggan jenis ini bisa naikin mood karyawan apotek (2).
3.Pelanggan Lapang Dada
Pelanggan tipe ini bukan yang dadanya lapang atau bidang, tapi pelanggan yang membuat
karyawan apotek harus bersabar dan melapangkan dada saat melayani mereka. Sama
kayak kalo abis patah hati gitu, harus lapang dada. EH GIMANA GIMANA???
Nah pelanggan lapang dada ini terbagi menjadi 3 golongan besar.
Yang pertama yang ga tau nama obat yang dibeli apa, kekuatanya berapa, dan jumlahnya
berapa. Okelah kalo yang doi mau obat nyeri atau obat flu doang, yang kalo salah minum ga
akan menyebabkan kerusakan organ dan kematian. Ada bahkan yang nyari obat hipertensi,
belum pernah pake sebelumnya, dan gak tau mau pake yang mana, pengen coba-coba aja. Antara
sedih, kesal dan kesal banget menghadapinya. BYE!
Contohnya begini :
C : Mbak, disini ada jual obat hipertensi atau enggak?
N : Ada, biasanya pake obat apa?
C : Hmm… ndak tau ya ibu.
N : Coba ditanya dulu ibunya biasa pake obat namanya apa? *senyum manis* *masih sabar*
C : Ih udahlah mbak yang biasa dipake orang-orang aja, yang standar.
N : STANDAAAAR??? HELM KELES. *mulai emosi*
C : Sebenarnya ibu belum pernah pake obat hipertensi, Cuma pusing pas diukur tekanan
darahnya ternyata tinggi. (Aku ga tau parameter doi bilang tinggi apaan)
N : Ke Dokter jak bang, nanti dipilihkan obat yang sesuai. *Berusaha Senyum** *BYE*
*WALAU SUDAH EMOSI*
Kalian bingung gak sih kalo mengalami kejadian di atas… Kejadian ini berakhir dengan KDRA,
kekerasan dalam ruang apotek. Demikian.
Jadi ya untuk penyakit kronik gak ada seorang pun yang berhak menegakkan diagnosis
dan memilihkan terapi untuk pertama kali selain dokter seorang, gak juga apoteker, gak
juga asisten apoteker, kecuali owner apotek yang merupakan seorang dokter. Gitu.
Yang kedua yang merasa obat yang biasa dia gunakan cuma satu. Jadi mereka hanya
menyebutkan cirinya saja seperti, obat yang putih kecil mbak, obat yang bungkusnya kuning.
Kasus seperti ini memang bisa terpecahkan, tapi tidak dalam kondisi apotek rame.
C : Mbak beli obat mata yang bungkusnya warna kuning. Yang bentuknya kayak strip itu.
N : namanya obat apa bu?
C : Pokoknya yang bungkusnya warna kuning. Saya ga tau namanya.
N : ada banyak bu yang obat mata bungkusnya warna kuning.
C : masak sih?
N : Obatnya buat apa bu? (maksudnya supaya bisa menentukan obatnya apakah vitamin,
antinyeri, atau antigatal)
C : Ya buat mata.
N : *nangis*
Berikut beberapa Tetes Mata Strip (Minidose)
Yang ketiga ialah pelanggan pentong, pendek tongkeng alias cepat merajok. Sukanya marahmarah doang. Gak ada kata yang bisa mengungkapkan penjelasan mengenai pelanggan jenis ini.
Gitu.
4.Pelanggan Sok Penting
Ini pelanggan yang mengira cuma dia yang jadi pembeli di Apotek, pernah seorang Bapak sering
beli susu bayi kebutuhan khusus di Apotek.
C : Mbak, susu yang biasa 2 kaleng.
N : Susu biasanya namanya apa pak?
C : yang biasa saya beli itu loh.
*dalem hati* sampe sekarang gue masih bisa ingat nama unsur golongan alkali dan alkali tanah,
tapi ya gak bisa ingat tiap orang beli susu, susunya apa. ehehehe.
5.Pelanggan Eksis
Pelanggan ini ialah yang pengen banget nampang di apotek, mungkin ada banyak alasan sih
mengapa doi membeli obat cuma 3 tablet doang, jadi tiap 3 hari doi pasti dateng ke Apotek. Tapi
menurut gue doi tak lebih hanya ingin eksis. Bahahak.
6.Pelanggan Fanatik
Pelanggan fanatik tentunya yang hanya akan membeli obat dengan merk yang doi biasa minum.
Contohnya di Apotek sebut saja ibu Amaryl, soalnya doi sering beli Amaryl 2 mg yang notabene
isinya Glimepiride. Doi gak akan mau beli Glimepiride merk lain. Nah kasus ini masih agak
wajar kalo pada obat merk. Kasus ini pernah terjadi pula pada obat generik, seorang mencari
obat generik harus berasal dari pabrik tertentu. Contoh Paracetamol generik dari Kimia Farma
sedangkan di Apotek jualnya paracetamol dari Indofarma. Kan Repot. Pelanggan fanatik bisa
juga merupakan pelanggan tambang emas kalo obatnya mahal. Hehehee.
DISCLAIMER. Tulisan ini dibuat untuk tujuan curhat semata, tidak bermaksud menyakiti dan
ngomongin di belakang, atau menyindir pihak tertentu. Jika ada yang tersindir maka
pikniklah, you’re too serious.
Regards,
— Novita Saragih —
Iklan
Report this ad
Report this ad
Bagikan ini:



Twitter
Facebook
Cerita Menarik obat Generik dan temantemanya.
Dikirimkan di Coretan Pekerjaan by novitaapt
Ada yang tau ga sih apa itu obat generik? Pernah dengar di iklan walau jarang kan, oke maksud
saya jarang banget ada di iklan televisi nasional. Saya apoteker dan sangat terpaksa jatuh cinta
dan mendalami mengenai obat. Selama saya bekerja di Apotek banyak sekali masyarakat yang
belum paham mengenai obat yang beredar di pasaran Indonesia. Ada banyak jenis obat dengan
fungsi beragam yang beredar di pasar Indonesia. Namun semua obat pasti memiliki zat aktif
yang dapat memberikan efek terapi atau yang berfungsi menyembuhkan. Contohnya kalo demam
kita biasa menggunakan obat yang memiliki zat aktif paracetamol, hanya saja dengan berbagai
nama merek.
Definisi obat menurut pemerintah sih adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Definisi ga usah terlalu dipikirin ya.
Konsepnya pasti setiap obat ada zat aktifnya. Banyak banget penemu zat aktif ini biasanya sih
dari perusahaan produksi obat, lembaga penelitian, dan lain–lain. Nah selama di Apotek saya
sering menemukan pelanggan yang belum mengerti mengenai konsep obat, nama obat dan
teman–temanya. Nah zat aktif yang dijelaskan di atas itulah merupakan nama obat generiknya.
Contoh di atas ialah paracetamol, untuk mengobati demam. Contoh lain ialah asam mefenamat
(nyeri), amoxicillin (antibiotik), amlodipin (hipertensi), glibenclamide (antidiabetes) dan masih
banyak lagi.
Obat g
enerik (obat dengan nama zat aktif) di Indonesia
beredar dengan golongan obat generik berlogo dan obat generik bermerek (brand). Obat generik
berlogo memiliki nama sama seperti zat aktif hanya saja obat ini ditandai dengan logo berwarna
hijau dengan tulisan generik. Obat jenis ini merupakan hasil program pemerintah yang
diluncurkan tahun 1989 dimana saya masih dalam proses perencanaan pembuatan. Oke, abaikan.
Obat ini boleh diproduksi oleh perusahaan farmasi manapun di Indonesia yang memiliki izin dari
Menteri. Program ini untuk memperdalam pemahaman obat generik kepada masyarakat
Indonesia dulu dan memastikan bahwa obat generik produksi Indonesia berkualitas. Obat jenis
ini pembuatanya diawasi pemerintah lebih mendalam (karena merupakan progja pemerintah)
agar sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan memiliki khasiat, fungsi dan
cara kerja yang baik. Gitu. Baik kan pemerintah kita.
Nah kalo obat generik bermerek apa ya? Obat generik bermerek ialah obat generik yang punya
merk® atau nama tersendiri. Nama merek atau brand tersebut didaftarkan di Kantor Paten
Indonesia, jadi nama tersebut hanyalah milik satu pabrik farmasi. Di Indonesia ada banyak
perusahaan farmasi yang memproduksi obat, jadi bisa dipastikan ada banyak eh maksudnya
banyak banget obat generik bermerek. Misalnya zat aktif paracetamol memiliki banyak merk
obat, contohnya Panadol® (dari Glaxosmithkline atau GSK), Pamol® (dari Interbat), Sanmol
(dari Sanbe) dan lain-lain. Jadi apabila datang ke Apotek tetapi tidak menemukan obat yang
dicari dan teman–teman sudah dalam kondisi malas mencari, mintalah obat generiknya saja atau
obat dengan merek yang lain.
Zat aktif obat yang digunakan tentu sudah pasti sama, antara obat generik berlogo dan obat
generik bermerek. Namun formulasi obat generik bermerek tentulah kita tidak tahu. Apakah
membantu proses penyerapan obat atau tidak. Jadi tak ada pilihan lain selain mencoba keduanya,
dan apabila tidak ada perbedaan. BELILAH YANG GENERIK!!! Tapi apabila teman-teman
ingin buang-buang duit belilah yang bermerek.
Beberapa obat bermerek memang terkadang memiliki adding value contohnya Kalium
Diklofenak berlogo berbeda dengan Kalium Diklofenak bermerek (Cataflam®) yang bersalut
selaput. Tentulah salut selaput melindungi obat dari asam lambung yang lebih asam dari ketek
siapapun. Jadi untuk kasus ini wajar kalau harganya lebih mahal. Yang anehnya saya pernah
menemukan obat generik bermerek yang bahkan dilihat dari luar sama sekali tidak memiliki
adding value. Tidak juga bersalut, tapi harganya 10 kali lebih mahal dari obat generik berlogo.
Kan kampret. Tapi kembali lagi kita sama sekali tidak tau formulasi obat yang digunakan
perusahaan tersebut, jadi mungkin saja obat merek ini lebih baik (ini saya sok bijak aja).
Waktu itu pernah berada dalam percakapan seperti ini,
Customer : Mbak, ada Meloxicam 15 mg gak?
Novita : Lagi kosong pak, Kalo obat merek mau gak?
C : Maksudnya mbak?
N : Obatnya sebenarnya meloxicam juga, Cuma namanya aja beda. Tapi lebih mahal. ^^
C : Kok mahal mbak? Obat Paten ya?
N : IYA. *ini kejadian kalo Saya males menjelaskan*
Obat generik bermerek berbeda dengan obat paten, obat paten pasti merupakan obat generik
bermerek. Namun tentu tidak semua obat generik bermerek merupakan obat paten (ngelu ra
ndasmu?). Asumsi masyarakat obat bermerek sama dengan obat paten, padahal obat paten ialah
obat yang memiliki hak paten atas penemuan zat aktif obat. Apabila zat aktif telah diteliti dengan
penelitian yang sangat kompleks dan boleh dipasarkan atas izin badan pengawas obat di Negara
tertentu. Maka zat aktif baru tersebut akan mendapatkan hak paten untuk memproduksi zat obat
baru tersebut dengan nama yang ditentukan dari perusahaan. Jadi obat paten adalah obat generik
bermerek yang pertama kali diproduksi. Obat paten biasanya memiliki masa paten selama 20
tahun (tapi ini tergantung situasi dan kondisi yang saya juga belum bisa pahami). Selama masa
paten tidak ada perusahaan yang bole mengcopy dan memproduksi obat tersebut.
Contoh obat paten yang belum habis masa paten ialah Viagra dari perusahaan farmasi Pfizer
yang berada di New York, USA. Zat aktifnya ialah Sildenafil Citrate untuk disfungsi ereksi.
Obat ini akan habis masa paten pada bulan Oktober tahun 2019. Soal harga jangan ditanya,
muaaahal baanget. Perusahaan pasti balas dendam pasang harga tinggi mengingat biaya yang
sudah dikeluarkan selama proses penelitian. Ada lagi obat paten bernama Norvask yang sama
berasal dari Pfizer. Norvask ini zat aktifnya Amlodipin. Obat ini habis masa paten pada Maret
2007 lalu. Sekarang obat amlodipin sudah tersedia dalam bentuk obat generik berlogo dan
bermerek dari berbagai macam pabrik.
Kenapa contohnya Pfizer terus ya, tenang-tenang saya tidak disponsori atau ngebuzz kok. Ada
juga obat dengan zat aktif ESOMEPRAZOLE yang nama patenya ialah Nexium.Produsen
Nexium ialah AstraZeneca berasal dari London, UK. Masa paten obat ini telah habis di bulan
Mei 2014, tapi obat generik berlogonya sepertinya belum ada. Jadi harus bersabar dulu ya. Ada
lagi obat yang habis masa patenya di bulan ini yaitu Lantus dengan zat aktif Insulin Glargine,
untuk pasien Diabetes Melitus. Perusahaan yang memegang hak patenya ialah Sanofi,
perusahaan farmasi di Paris, Perancis.
Sebenarnya ada lagi golongan obat yang kontroversial, yakni obat kombinasi. Beberapa obat di
pasaran ada yang dalam bentuk kombinasi dua zat aktif. Apabila kalian pernah diare akut pasti
diberikan Antibiotik oleh Dokter, biasanya Cotrimoxazole. Obat ini famous dengan nama Kotri.
Mungkin banyak yang tidak sadar bahwa Kotri merupakan kombinasi dua obat antibiotic. Tentu
saja kombinasi ini meningkatkan efek terapi yang dihasilkan. Ada juga Co Amoxiclav, yang
merupakan kombinasi Amoxicillin dengan asam klavulanat. Namun keduanya obat kombinasi
tersebut sudah memiliki nama generik yang telah ditetapkan bersama.
Penampakan obat Rhinos SR
Obat kombinasi juga ada yang belum ada nama generiknya sebagai gabungan. Obat yang most
wanted buat pilek biasanya Rhinos SR® yang merupakan kombinasi obat Pilek dan Antialergi.
Banyak sih pelanggan yang bilang obat ini cucok. Kapsul buatan Perusahaan Farmasi kece di
Indonesia Dexa Medica ini merupakan kapsul sustained released. Jadi obatnya ada yang
langsung dilepaskan secara cepat, ada yang dilepaskan nanti. Semcam ada dua lapis gitu. Jadi
minumnya cukup 1-2 kali aja sehari. Biasanya sekali minum langsung sembuh. Bentuk obatnya
juga lucu, jadi harga obat harap maklum. Kekuranganya adalah kapsul ini tidak dianjurkan untuk
anak dibawah 12 tahun. Ada masih banyak sebenarnya obat kombinasi yang lain, untuk terapi
hipertensi dan diabetes misalnya.
Demikian yang bisa saya bagi, semoga bermanfaat.
Regards,
—– Novita Saragih —-
Sukses Kita Berbeda
Dikirimkan di Ce Pe En Es by novitaapt
Rasanya hampir setiap manusia yang tidak memiliki ambisi pada satu profesi, akan menjawab
ingin sukses bila ditanya perkara cita–cita. Kecuali kalau kalian adalah malaikat atau bidadari
dari langit. #Lah
Sukses sendiri rasanya tidak memiliki tolak ukur yang sama pada setiap manusia, dan maafkan
saya karena malas membuka KBBI untuk mencari definisi sukses. Beberapa beranggapan punya
pekerjaan tetap masuk kategori sukses atau harus punya kekayaan berlimpah baru masuk
kategori sukses. Entahlah, terserah kalian.
Kalo Aku sih mendefinisikan sukses dalam hidupku beberapa tahun belakangan, saat
menyelesaikan Studi Profesi Apoteker ialah bekerja di salah satu perusahaan farmasi, punya gaji
gede, bisa sering jalan–jalan ke luar negri dan tetap terus nambah temen. As simple as that.
What? Simple? LOL. Oke mengapa sepertinya kombinasi hal dalam definisi suksesku itu takkan
terealisasi sampai aku mati? Karena definisi sukses itu terlalu egois dan memikirkan diri sendiri.
Aku sepertinya lupa kepada mereka yang paling berjasa, orangtua.
Definisi sukses bagi orangtua, orangtuaku maksudnya ialah jadi PNS. Titik. Pekerjaan di muka
bumi ini hanya ada 2 di mata mereka, PNS dan Bukan PNS. Oke ini lebay. Aku sudah coba
apply ke beberapa perusahaan farmasi yang diinginkan tapi tak juga mendapat respon positif.
Tapi akhirnya ada juga yang nyangkut, itupun bukan di perusahaan besarnya, tapi di anak
perusahaanya. Gapapalah, apa salahnya dicoba. Sebenarnya orangtua sudah cukup mencoba
membiarkan aku meraih sukses versi sendiri, tapi akhirnya mereka gak yakin dengan
pekerjaanku dan menyarankan pulang saja ke daerah asal. Setelah berpikir keras, sekeras baja
aku pun mengikuti kata orangtua. Eaaakk.
“Udah pulang aja, nanti tahun ini (tahun 2014) ada penerimaan CPNS lagi katanya, kau ikut
tesnya ya tet”
“Ohh, My Holy Spirit. Oke!!!” Begitu sabda emak.
*backsong : Michael Buble – Home, Sheila On 7 – Aku Pulang*
Pasalnya dengan sombong aku menolak ikut Tes Penerimaan CPNS tahun 2013. Rupanya sudah
beberapa tahun tidak ada penerimaan CPNS, dan aku harus menelan pil pahit saat kakak bilang,
“Kaulah orang paling bodoh dek kalo ndak ikut tesnya, udah lama ga ada penerimaan dek”.
Tapi kupikir yakali baru kerja 3 bulan kerja trus resign, karena ikut tesnya kan harus ke
Pontianak. Karyawan yang budiman emang aku, walau paling bego di mata kakak. Hahaha. Tapi
aku berkilah dong dengan bilang nanti ikut tes BPOM kok di Surabaya. Padahal Tes
Administrasi aja gak lulus. Wahahahahahahahahahahahakamprethahaha
hahahamasihkeselhahaha
hahahasampaihariinihahaha.
Bekerja di BPOM pernah jadi definisi suksesku dulu waktu diterima di Farmasi Untan by the
way. *senyum selebar martabak*
Tuhan tau waktu yang tepat dan Doa orangtuaku sungguh presisi dan akurat. Aku hanya
berusaha dengan menyisihkan tenaga, doa dan dana sampai aku lulus dan akhirnya SK CPNS itu
keluar dan diberikan kepada kami bulan Juni. Sekarang aku sudah bekerja. Pengumuman
Penerimaan CPNS-nya bulan Desember, cerita singkatnya ada di sini. Aku bersyukur pada
Tuhan tidak perlu tes berkali – kali dan terlalu bersusah diri untuk bisa jadi PNS.
Finally apa yang orangtua inginkan bisa tercapai, persetan dengan keinginan sendiri. Karena tlah
kulihat penderitaan dan kesedihan dari mereka yang sudah tidak bisa lagi mengikuti keinginan
orangtua. I can feel what they feel, how pathetic and painful. Tak perlulah kerja di perusahaan
Farmasi, kalau orangtua tak puas hati. Bahkan Emak pernah bilang orang kalo udah lulus kuliah,
menikah, punya anak, jadi PNS maka sempurnalah hidupnya. Begitulah Sabda Emak. Come on,
oke kalo menikah dan punya anak dikaitkan bahwa itu amanat dari Tuhan, tt…tapi..tapi jadi PNS
masa ikut menentukan kesempurnaan hidup juga. Curiga otak emak udah dicuci setelah 20 tahun
jadi PNS. Hahahaha. PNS is a curse. *OKE, LEBBAIII*
Sekarang aku bisa menjalani hidup dengan tenang karena bagi orangtua aku telah sukses, dengan
jadi pe en es. Walau secara teknis masih belum sih, ada setahun masa yang harus dilalui sebelum
menjadi pe en es. Wish Me Luck Gaes!!!
Download