TATA CARA PENDIRIAN APOTEK hatno soe 23:56 Apotek TATA CARA PENDIRIAN APOTEK Izin apotek pada suatu tempat tertentu diberikan oleh Menteri kepada Apoteker Pengelola Apotek. Izin apotek akan berlaku untuk seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan Apoteker Pengelola Apotek dapat melaksanakan pekerjaannya dan masih memenuhi persyaratan. Sesuai Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 4 (2) menyatakan bahwa wewenang pemberian izin Apotek dilimpahkan oleh Menteri kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tata cara pemberian izin Apotek berdasarkan Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 7 adalah sebagai berikut (Anonim, 2002) : 1. Permohonan izin Apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-1. 2. Dengan menggunakan Formulir APT-2, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambatlambatnya enam hari kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Balai POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan Apotek untuk melakukan kegiatan. 3. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat lambatnya enam hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh Formulir APT-3. 4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) tidak dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-4. 5. Dalam jangka waktu dua belas hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (3), atau pernyataan dimaksud ayat (4), Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin Apotek (SIA) dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-5. 6. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM dimaksud ayat (3) masih belum memenuhi syarat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu dua belas hari kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-6. 7. Terhadap Surat Penundaan tersebut Apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal Surat Penundaan. Dalam hal Apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka penggunaan sarana dimaksud wajib didasarkan atas perjanjian kerjasama antara Apoteker dan pemilik sarana. Pemilik sarana harus memiliki persyaratan tidak pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang obat sebagaimana dinyatakan dalam surat pernyataanyang bersangkutan. Hal ini tertuang dalam pasal 8 Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002. Menurut Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/ 2002, permohonan izin Apotek yang ternyata tidak memenuhi persyaratan dimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6) atau lokasi Apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja wajib mengeluarkan surat penolakan disertai dengan alasan-alasannya dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-7 (Anonim, 2002). Skema perijinan pendirian apotek menurut Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Skema Tata Cara Pendirian Apotek Dalam mengajukan permohonan izin Apotek terdapat syarat administratif yang harus dilampirkan, yaitu (Hartini dan Sulasmono, 2007) : 1. Salinan/foto copy Surat Izin Kerja Apoteker. 2. Salinan/foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP). 3. Salinan/foto copy denah bangunan. 4. Surat yang mengatakan status bangunan dalam bentuk akte hak milik/sewa/ kontrak. 5. Daftar Asisten Apoteker dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal lulus dan nomor surat izin kerja. 6. Asli dan salinan/foto copy daftar terperinci alat perlengkapan Apotek. 7. Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek bahwa tidak bekerja tetap pada Perusahaan Farmasi lain dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di Apotek lain. 8. Asli dan salinan/foto copy surat izin atasan (bagi pemohon pegawai negeri, anggota ABRI, dan pegawai instansi Pemerintah lainnya). 9. Akte perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola Apotek dengan Pemilik Sarana Apotek. 10. Surat pernyataan pemilik sarana tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang obat. 11. Izin HO (Hinder Ordonatie). 12. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan). 13. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). REGISTRASI OBAT hatno soe 00:48 Regulatory Affair REGISTRASI OBAT Obat adalah obat jadi termasuk produk biologi, yang merupakan bahan atau paduan bahan digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia. Obat yang akan diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki izin edar. Untuk memperoleh izin edar obat, maka harus dilakukan Registrasi. Registrasi obat diajukan kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan oleh pendaftar. Obat yang dapat memiliki izin edar harus memenuhi syarat berikut : a. Khasiat yang meyakinkan dan keamanan yang memadai dibuktikan melalui uji non-klinik dan uji klinik atau bukti-bukti lain sesui dengan status perkembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan. b. Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari proses produksi sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Spesifikasi dan metode analisis terhadap semua bahan yang digunakan serta produk jadi dengan bukti yang sahih. c. Penandaan dan informasi produk berisi informasi lengkap, obyektif, dan tidak menyesatkan yang dapat menjamin penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman. d. Sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat e. Khusus untuk psikotropika baru harus memiliki keunggulan dibandingkan dengan obat yang telah disetujui beredar di Indonesia, dan untuk kontrasepsi atau obat lain yang digunakan dalam program nasional dapat dipersyaratkan uji klinik di Indonesia. Registrasi adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi obat untuk mendapatkan izin edar. Registrasi Obat dapat dikategorikan menjadi 3 yang terdiri dari : a. Registrasi Obat Baru Registrasi Obat Baru dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok yang terdiri dari : a.1. Kategori 1 Registrasi Obat Baru dan Produk Biologi termasuk Produk Biologi Sejenis (PBS)/Similar Biotherapeutic Product (SBP) a.2. Kategori 2 Registrasi Obat Copy a.3. Kategori 3 Registrasi sediaan lain yang mengandung obat. b. Registrasi Variasi Registrasi Variasi terdiri atas : b.1. Kategori 1 : Registrasi Variasi Major (VaMa) b.2. Kategori 2 : Registrasi Variasi minor yang memerlukan Persetujuan (VaMi-B) b.3. Kategori 3 : Registrasi Variasi minor dengan notifikasi (VaMi-A) c. Registrasi Ulang KRITERIA DAN TATALAKSANA REGISTRASI OBAT hatno soe 11:41 Regulatory Affair KRITERIA DAN TATALAKSANA REGISTRASI OBAT PENDAHULUAN KRITERIA DAN TATALAKSANA REGISTRASI OBAT Obat adalah obat jadi termasuk produk biologi, yang merupakan bahan atau paduan bahan digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia. Obat yang akan diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki izin edar. Untuk Memperoleh izin edar, obat harus dilakukan registrasi yang diajukan kepada Kepala Badan oleh Pendaftar. Kriteria obat yang dapat memiliki izin edar antara lain : a. Khasiat yang meyakinkan dan keamanan yang memadai dibuktikan melalui uji non-klinik dan uji klinik atau bukti-bukti lain sesuai dengan status perkembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan. b. Penandaan dan informasi produk berisi informasi lengkap, obyektif, dan tidak menyesatkan yang dapat menjamin penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman. c. Sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat. d. Khusus untuk psikotropika baru harus memiliki keunggulan dibandingkan dengan obat yang telah disetujui beredar di Indonesia, dan untuk kontrasepsi atau obat lain yang digunakan dalam program nasional dapat dipersyaratkan uji klinik di Indonesia. Registrasi obat terdiri atas: a. Registrasi Baru Registrasi Baru dibagi menjadi 3 Kategori : a.1. Registrasi Baru Kategori 1 Registrasi Obat Baru dan Produk Biologi, termasuk Produk Biologi Sejenis (PBS)/Similar Biotherapeutic Product (SBP). a.2. Registrasi Baru Kategori 2 Registrasi Obat Copy. a.3. Registrasi Baru Kategori 3 Registrasi sediaan lain yang mengandung obat. b. Registrasi Variasi; Registrasi variasi dilakukan terhadap obat yang telah mendapat nomor izin edar tetapi mengalami perubahan Registrasi Variasi dibagi menjadi 3 kategori : b.1. Registrasi Variasi Kategori 4 Registrasi variasi major (VaMa) dilakukan terhadap obat yang mengalami perubahan : b.1.i. Perubahan informasi produk yang mempengaruhi aspek khasiat keamanan yang memerlukan data uji klinik a) Perubahan indikasi dan/atau posologi; penambahan indikasi dan/atau posologi baru b) Perubahan informasi produk yang mempengaruhi aspek keamanan b.1.ii Perubahan terkait zat aktif dan/atau formula yang mempengaruhi aspek khasiatkeamanan yang memerlukan data uji klinik a) Perubahan terkait zat aktif dan/atau formula yang memerlukan uji klinik b) Penggantian Master Cell/Seed Bank b.1.iii. Perubahan informasi produk yang mempengaruhi aspek keamanan yang tidak memerlukan data uji klinik b.1.iv. Perubahan terkait mutu zat aktif a) Perubahan dan/atau penambahan produsen zat aktif b) Perubahan proses pembuatan zat aktif atau bahan awal/produk antara zat aktif c) Perubahan spesifikasi IPC dalam proses pembuatan zat aktif. d) Perubahan spesifikasi zat aktif non farmakope e) Perubahan spesifikasi release dan shelf-life zat aktif. f) Perubahan zat tambahan pada zat aktif produk biologi g) Perubahan prosedur pengujian IPC, release dan stabilitas zat aktif h) Perubahan sistem kemasan zat aktif i) Penambahan/update/perubahan pada Plasma Master File b.2. Registrasi Variasi Kategori 5; Registrasi variasi minor yang memerlukan persetujuan (VaMi-B). b.3. Registrasi Variasi Kategori 6; Registrasi variasi minor dengan notifikasi (VaMi-A). c. Registrasi Ulang Yang termasuk registrasi ulang adalah Kategori 7 : registrasi ulang tandar Pelayanan Kefarmasian di Apotek hatno soe 20:30 Apotek Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 BAB II Pengelolaan Sumber Daya 1. Sumber Daya Manusia Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek dikelola oleh apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek. apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, mampu berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pemimpin dalam situasi multidisipliner, kemampuan SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan. 2. Sarana dan Prasarana Apotek berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi resiko kesalahan penyerahan. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker untuk memperoleh infomasi dan konseling. Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya. Apotek harus bebas dari hewan pengerat, serangga Apotek memiliki supply listrik yang konstan terutama untuk lemari pendingin. Apotek harus memiliki : 2.1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien. 2.2. Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan brosur/materi informasi. 2,3. Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien. 2.4. Ruang racikan 2.5. Tempat pencucian alat Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak penyimpanan obat dan barang-barang lain yang tersusun dengan rapi, terlindungi dari debu, kelembaban dan cahaya yang berlebih serta diletakkan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telah ditetapkan. 3. Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai dengan ketentuan perudangan yang berlaku meliputi : perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistim FIFO (first in first out) dan FEFO (first expire first out) 3.1 Perencanaan Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan : 3.1.1. Pola penyakit 3.1.2. Kemampuan masyarakat 3.1.3. Budaya masyarakat 3.2 Pengadaan Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan perudang-undangan yang berlaku. 3.3 Penyimpanan 3.3.1 Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah baru sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor batch, dan tanggal kadaluarsa. 3.3.2 Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang layak dan menjamin kestabilan bahan. 4. Administrasi Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi : 4.1 Administrasi Umum Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4.2 Administrasi Pelayanan Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat. BAB II PELAYANAN 1. Pelayanan Resep 1.1 Skrining Resep Apoteker melakukan skrining resep meliputi : 1.1.1 Persyaratan administratif : - Nama, SIP, dan alamat dokter - Tanggal penulisan resep - Tanda tangan/paraf dokter penulis resep - Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien - Cara pemakaian yang jelas - Informasi Lainnya 1.1.2 Kesesuaian Farmasetik Bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompaktibilitas, cara dan lama pemberian 1.1.3 Pertimbangan klinis Adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan. 1.2 Penyiapan Obat 1.2.1 Peracikan Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, dan meberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar. 1.2.2 Etiket Etiket harus jelas dan dapat dibaca 1.2.3 Kemasan Obat yang Diserahkan Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemadan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya. 1.2.4 Penyerahan Obat Sebelum obat diserahkan pada pasien harusnya dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien, 1.2.5 Informasi Obat Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi : cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. 1.2.6 Konseling Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya. sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma dan penyakit kroonis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan. 1.2.7 Monitoring Penggunaan Obat Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksankan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya. 2. Promosi dan Edukasi Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus memberikan edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan memilih obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet / brosur, poster, penyuluhan, dan lain lainnya. 3. Pelayanan Residensial (Home Care) Apoteker sebagai care giver diharpkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication record) PERPAJAKAN APOTEK hatno soe 22:44 Apotek PERPAJAKAN APOTEK Pajak adalah salah satu kewajiban, yang harus dibayarkan oleh wajib pajak, termasuk apotek, kepada pemerintah menurut peraturan perundangan yang berlaku. Pajak diperoleh dari sebagian harta kekayaan dan penghasilan yang diserahkan kepada negara untuk kepentingan masyarakat (Hartini dan Sulasmono, 2006). Beberapa istilah yang menyakut pajak apotek yaitu : 1. Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perudangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan atau pemotongan pajak tertentu. 2. Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaan mengasilkan barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang yang tidak berwujud, melakukan usaha jasa. 3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Perpajakan merupakan salah satu masalah yang penting dalam menjalankan sebuah badan usaha apotek. Hal ini dikarenakan apabila tidak memenuhi kewajiban untuk membayar pajak tersebut, maka akan dikenakan sanksi. NPWP mutlak diperlukan dalam pendirian apotek karena merupakan salah satu penumbang pajak di negara kita. Seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang akan mencari NPWP, sebelumnya harus memperoleh izin tempat usaha terlebih dahulu. Apabila izin tempat usaha sudah diperoleh, maka dapat diperoleh Surat Izin Usaha Perdangan (SIUP) dan NPWP. Setelah mendapat NPWP maka perusahaan wajib membayar pajak dan melapor tiap bulannya ke kantor pajak. Berdasarkan kelompoknya pajak dapat dibagi menjadi dua yaitu : a. Pajak langsung, adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan, dan b. Pajak tak langsung, adalah pajak yang pada akhirnya dilimpahkan pada pihak lain, misalnya PPN, materai (Hartini dan Sulasmono, 2006) Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan Apotek mengacu kepada Undang-Undang RI No 6 tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan Undang-Undang RI No. 17 tahun 2000 yaitu : 1. Tahun Pajak Pada umumnya tahun pajak sama dengan tahun takwin atau tahun kalender. 2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) NPWP adalah suatu sarana adsministrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal identitas diri atau indentitas wajib pajak 3. Surat Pemberitahuan (SPT) SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perudang-undangan perpajakan. Secara garis besar SPT dibedakan menjadi 2 yaitu : 3.a. SPT Masa, adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu masa pajak atau pada suatu saat (tiap bulan). Surat Setoran Pajak (SSP) atau SPT masa macam pajak lainnya, PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 23, PPh pasal 25, dan PPh pasal 26 3.b. SPT Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak terutang dalam suatu tahun pajak. Ada beberapa jenis SPT Tahunan, yaitu : Badan, orang pribadi (Perseorangan). Saksi terhadap keterlambatan atau tidak menyampaikan SPT adalah denda sebesar Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk SPT masa dan denda sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk SPT Tahunan. 4. Surat Setoran Pajak (SSP) SSP adalah surat yang oleh Wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terhutang ke kas negara melalui kantar pos dan atau Bank Badan Usaha Milik Pemerintah atau tempat pembayaran yang ditunjuk Menteri Keuangan. 5. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 PPh 21 mengatur pajak pribadi atau perorangan. Besarnya PPh 21 adalah berdasarkan penghasilan netto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Pajak yang ditanggung oleh pemerintah sebesar 5 % dikurangi dengan PTKP. Penghasilan yang lebih dari Rp 2.000.000,00 tidak ditanggung oleh pemerintah. Pajak ini dikenakan pada karyawan tetap yang telah melebihi PTKP dan dibayarkan. Berdasarkan UU RI No. 36 tahun 2008 pasal 7 yang berlaku mulai 1 januari 2009, besarnya PTKP ditunjukkan pada Tabel 1. Table 1. Tarif PTKP 6. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 23 PPh 23 mengatur pajak bagi apotek yang berbentuk badan usaha. PPh pasal 23 adalah pemotongan pajak oleh pihak lain atas penghasilan berupa deviden, bunga royalti, sewa, hadiah, penghargaan dan imbalan jasa tertentu. Besarnya PPh 23 adalah deviden dikenai 15% dari keuntungan yang dibagikan. 7. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25 PPh 25 mengatur pajak pribadi maupun badan usaha. PPh 25 adalah pembayaran pajak yang berupa cicilan tiap bulan sebesar 1/12 dari pajak keuntungan bersih tahun sebelumnnya, angsurang pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri dari pajak keuntngan bersih tahun sebelumnya (dihitung berdsarkan neraca laba-rugi sehingga dapat diketahu sisa hasil usaha atau keuntungan). PPh 25 ini dibayarkan dalam bentuk SPT masa dan SSP setiap bulan (Anonim, 2000) Tarif PPh orang pribadi atau badan berdasarkan undang-undang RI no.36 tahun 2008 sebagai berikut : 7.1. PPh Pribadi / Perseorangan Perhitungan PPh pribadi dapat dicari melalui dua cara, yaitu dengan pembukuan (membuat neraca rugi laba) dan menggunakan norma (dapat dilakukan bila omset kurang dari Rp 4.800.000.000,00 / tahun). Tarif pajak PPh Pribadi/Perseorangan dapat dilihat pada Tabel II Tabel 2. Tarif Pajak Pribadi Perhitungan berdasarkan norma dibagi dua, yaitu 7.1.a. Menurut wilayah : 7.1.a.1. 10 ibukota propinsi (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, Makasar, dan Pontianak terkena pajak sebesar 30%) 7.1.a.2. Ibukota provinsi lain terkena pajak sebesar 25% 7.1.a.3. Kabupaten lainya terkena pajak sebesar 20% 7.1.b. Menurut jenis usaha : berdasarkan DirJen Pajak, Apotek termasuk dalam golongan pedagang eceran barang-barang industri kimia, bahan bakar, minyak dan pelumas, farmasi dan kosmetika) 7.2. PPh Badan PPh Badan dilakukan dengan pembukuan (membuat neraca rugi laba) dihitung berdasarkan keuntungan bersih dikalikan tarif pajak. Tarif pajak badan dapat dilihat pada Tabel III Tabel 3. Tarif Pajak Badan 7.3. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 28 Apabila jumlah pajak terhutang lebih kecil daripada jumlah kredit pajak maka setelah dilakukan pemeriksaan kelebihan pembayara pajak dikembalikan dengan PPh pasal 28. 7.4. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 29 Apabila jumlah pajak terutama untuk 1 tahun pajak lebih besar dari jumlah kredit pajak maka harus dilunasi dengan PPh pasal 29. 7.5. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PPN adalah pajak yang dibayarkan dari 10% penjualan dikurangi pajak masukan. Pajak pertambahan nilai disetorkan paling lambat tanggal 15 bulan takwin berikutnya setelah masa pajak berakhir. 7.6. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) PBB adalah pajak atas tanah dan bangunan Apotek. Besarnya pajak ditentuan oleh luas tanah dan bangunan Apotek. 7.7 Pajak Reklame Pajak Reklame dikenakan terhadap pemasangan papan nama. Adapun besarnya tergantung lokasi apotek, besarnya papan nama, jalan termasuk kelas 1, kelas 2, kelas 3, lingkungan perumahan, pendidikan atau bisnis. Pajak tersebut dibayar satu tahun sekali. 7.8. Pajak Pertambahan Nilai Pedagang Eceran (PPN PE) Dibayarkan sebesar 2% dari omset jika Aptek merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan penghasilan lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) perbulan atau lebih dari Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) per tahun. 7.9. Pajak Barang Inventaris Dikenakan terhadap kendaraan bermotor milik apotek (Anonim, 2008) KETENTUAN UMUM DAN PERATURAN PERUDANG-UNDANGAN TENTANG APOTEK hatno soe 23:17 Apotek KETENTUAN UMUM DAN PERATURAN PERUDANG-UNDANGAN TENTANG APOTEK Di Indonesia peraturan perundang-undangan tentang perapotekan telah beberapa kali mengalami penyesuaian dan penyempurnaan. Peraturan Perundang-undangan perapotekan berdasarkan pada PP No. 26 tahun 1965 tentang Apotek mengalami penyempurnaan dengan dikeluarkannya PP No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas PP No. 26 tahun 1965 tentang Apotek. Sebagai pelaksanaan PP No. 25 tahun 1980, Menteri Kesehatan RI menetapkan peraturan dengan menerbitkan Permenkes RI No. 26/Menkes/Per/1/1981 tentang Pengelolaan dan Perizinan Apotek yang kemudian disempurnakan dengan Permenkes RI No. 244/Menkes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Berdasarkan pertimbangan kondisi kefarmasian dikeluarkan Permenkes RI No.922/Menkes/Per/X/1993 sebagai Pengganti Permenkes RI No. 244/Menkes/SK/ V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Kemudian, peraturan ini diperbaharui lagi menjadi Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Permenkes RI No.922/Menkes/Per/X/1993, yang dikeluarkan dengan pertimbangan bahwa kondisi kefarmasian yang salah satunya adalah Apotek pada saat ini tidak sesuai lagi. Selanjutnya, Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/ 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dikeluarkan dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan kefarmasian yang berasaskan Pharmaceutical Care. Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Kepmenkes No. 1027/Menkes/SK/ IX/2004 antara lain sebagai berikut : 1. Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. 2. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. 3. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. 4. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 5. Alat kesehatan adalah bahan, instrumen aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. 6. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 7. Perlengkapan apotek adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek. 8. Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. 9. Medication record adalah catatan pengobatan setiap pasien. 10. Medication error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah. 11. Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik antara apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan. 12. Pelayanan residensial (Home care) adalah pelayanan apoteker sebagai care giver dalam pelayanan kefarmasian di rumah-rumah khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan terapi kronis lainnya (Anonim, 2004). Peraturan terbaru yang mengatur tentang Pekerjaan Kefarmasian adalah PP No. 51 Tahun 2009. Ketentuan yang berlaku sesuai dengan PP No. 51 tahun 2009 pasal 1 adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. 2. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. 3. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. 4. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. 5. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. 6. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker. 7. Fasilitas Kesehatan adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan. 8. Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian. 9. Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi adalah sarana yang digunakan untuk memproduksi obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika. 10.Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi adalah sarana yang digunakan untuk mendistribusikan atau menyalurkan Sediaan Farmasi, yaitu Pedagang Besar Farmasi dan Instalasi Sediaan Farmasi. 11.Fasilitas Pelayanan Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian, yaitu apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek bersama. 12. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 13.Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. 14. Toko Obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran. 15. Standar Profesi adalah pedoman untuk menjalankan praktik profesi kefarmasian secara baik. 16.Standar Prosedur Operasional adalah prosedur tertulis berupa petunjuk operasional tentang Pekerjaan Kefarmasian. 17. Standar Kefarmasian adalah pedoman untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada fasilitas produksi, distribusi atau penyaluran, dan pelayanan kefarmasian. 18. Asosiasi adalah perhimpunan dari perguruan tinggi farmasi yang ada di Indonesia. 19. Organisasi Profesi adalah organisasi tempat berhimpun para Apoteker di Indonesia. 20. Surat Tanda Registrasi Apoteker selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. 21. Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian selanjutnya disingkat STRTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah diregistrasi. 22. Surat Izin Praktik Apoteker selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit. 23. Surat Izin Kerja selanjutnya disingkat SIK adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian untuk dapat melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada fasilitas produksi dan fasilitas distribusi atau penyaluran. 24. Rahasia Kedokteran adalah sesuatu yang berkaitan dengan praktek kedokteran yang tidak boleh diketahui oleh umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 25. Rahasia Kefarmasian adalah Pekerjaan Kefarmasian yang menyangkut proses produksi, proses penyaluran dan proses pelayanan dari Sediaan Farmasi yang tidak boleh diketahui oleh umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 26. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan (Anonim, 2009). STUDI KELAYAKAN APOTEK hatno soe 18:29 Apotek STUDI KELAYAKAN APOTEK Studi kelayakan (Feasibility Study) adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu usaha dilaksanakan dengan berhasil. Keberhasilan yang dimaksud adalah manfaat dari usaha yang akan didirikan, yaitu usaha apotek yang dapat diartikan sebagai manfaat finansial, manfaat bagi perekonomian, dan manfaat sosial. Studi kelayakan dimaksudkan untuk mempelajari apakah pendirian Apotek di lokasi yang telah ditentukan tersebut sudah layak atau belum untuk berdiri. Tujuan diadakan studi kelayakan adalah untuk menghindari kerugian, memaksimalkan keuntungan, mengevaluasi aspek-aspek yang mempengaruhi, mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan, mengidentifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan, mengetahui dampak-dampak yang akan terjadi, serta mengetahui biaya yang harus disediakan (Santosa, 2010). Gambar. Skema analisa SWOT Prinsip studi kelayakan yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Sebelum Apotek didirikan, diperlukan perencanaan dan studi untuk melihat kelayakan calon Apotek dari segi bisnis maupun tempat pengabdian profesi. Studi kelayakan apotek mencakup beberapa aspek yaitu lokasi, analisis pasar, modal, keuangan, secara teknis dan manajerial. 1. Aspek Lokasi Lokasi yang akan didirikan Apotek harus strategis, penentuannya harus mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, jumlah dokter yang berpraktek, sarana pelayanan kesehatan, hygiene lingkungan dan faktor lainnya seperti jarak dengan apotek lain dan jumlah apotek yang ada pada lokasi yang sama (Anonim, 1981). 2. Analisis Pasar Dalam analisis pasar, yang harus diperhatikan adalah perkiraan jumlah resep yang dapat diserap dari masing-masing dokter, poliklinik atau rumah sakit di sekitar apotek, keadaan penduduk disekitar lokasi yang meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan penduduk, tingkat sosial atau ekonomi dan perilaku penduduk untuk berobat, serta tingkat persaingan antar apotek. 3. Aspek Modal Aspek modal meliputi apa saja yang harus diperhatikan dalam hal permodalan, berapa jumlah modal yang dibutuhkan untuk mendirikan Apotek dan berapa lama investasi yang akan ditanamkan akan kembali, dari mana mendapatkan dana untuk mendirikan Apotek, bagaimana mengalokasikan modal, serta bagaimana proses perputaran uang. Beberapa sumber dana yang dapat digunakan yaitu modal pemilik perusahaan (modal disetor), bank (kreditor), investor, dan lembaga non bank atau leasing (dana pensiun). 4. Aspek Keuangan Analisis keuangan terhadap kelayakan suatu usaha dapat dilakukan dengan beberapa metode analisis, yaitu : a. Metode analisis Pay Back Periode (PBP) Pay Back Periode adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas (laba bersih yang akan diterima). b. Metode analisis Return on Investment (ROI) Analisis Return on Investmen adalah pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai laba bersih per tahun dengan nilai investasi. c. Metode analisis Break Event Point (BEP) Analisis Break Event Point merupakan alat untuk menetapkan titik dimana hasil penjualan akan menutup biaya-biaya pengeluaran. Analisis ini adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, dan laba. Apotek dikatakan Break Even Point (BEP) apabila di dalam laporan perhitungan laba ruginya pada periode tertentu, apotek tersebut tidak memperoleh laba namun juga tidak menderita kerugian. 5. Aspek Bisnis Aspek ini meliputi proses perijinan, software untuk menunjang kegiatan apotek (perlengkapan yang harus dimiliki Apotek, bangunan Apotek dan perbekalan farmasi), seleksi awal supplier, jumlah komoditas, serta rencana kerja. 6. Aspek Manajerial Aspek ini meliputi visi misi dan struktur organisasi, sumber daya manusia, job description, dan menyusun Standard Operating Procedure (SOP) dalam pelayanan apotek. Hasil studi kelayakan ini kemudian dituangkan dalam bentuk proposal, yang meliputi: 1. Pendahuluan, latar belakang pendirian Apotek, visi, misi, dan tujuan pendirian Apotek. 2. Nama dan lokasi Apotek, sarana kesehatan di sekitar Apotek, alat dan perbekalan farmasi yang diperlukan, tenaga kerja. 3. Peluang dan prospek pemasaran. 4. Analisis keuangan meliputi: modal, pendapatan, pengeluaran, perkiraan rugi-laba, perhitungan Break Event Point (BEP), Pay Back Periode (PBP), dan Return on Invesment (ROI). 5. Denah lokasi Apotek dan Lay Out Apotek. 6. Struktur organisasi, analisis pesaing. 7. Penutup. APOTEKER PENGELOLA APOTEK hatno soe 16:30 Apotek APOTEKER PENGELOLA APOTEK A. Persyaratan Apoteker Pengelola Aptok (APA) Berdasarkan Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 pasal 5, untuk menjadi Apoteker Pengelola Apotek harus memiliki persyaratan sebagai berikut (Anonim, 1993) : 1. Ijasah telah terdaftar pada Departemen Kesehatan RI. 2. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker. 3. Mempunyai Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan. 4. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker. 5. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di Apotek lain. Kehadiran Apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di Apotek diatur dalam Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 19, yaitu (Anonim, 2002): 1. Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan hadir di Apotek dalam melakukan tugasnya pada jam buka Apotek maka Apoteker harus menunjuk Apoteker Pendamping. 2. Apabila Apoteker Pengelola Apotek dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, maka Apoteker Pengelola Apotek menunjuk Apoteker Pengganti. 3. Penunjukkan dimaksud dalam ayat 1 dan 2 harus dilaporkan kepada Kepala Dinkes Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi Setempat dengan menggunakan contoh formulir Apt-9. 4. Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti Wajib memenuhi persyaratan yang dimaksud dalam pasal 5 Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993. 5. Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 tahun secara terus-menerus, Surat Izin Apotek atas nama Apoteker yang bersangkutan dicabut. B. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker Pengelola Apotek (APA) Apoteker Pengelola Apotek sebagai pengelola apotek memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengelola apotek terutama berkaitan dengan fungsi apotek sebagai unit pelayanan kesehatan sekaligus sebagai institusi bisnis. Tugas dan tanggung jawab tersebut meliputi berbagai bidang : 1. Bidang pengabdian profesi a. Melakukan pengecekan seperlunya terhadap semua jenis obat dan bahan obat yang dibeli secara kualitatif dan kuantitatif. b. Mengadakan pengontrolan serta pengecekan terhadap pelayanan atas resep yang telah dibuat dan diserahkan kepada pasien. c. Memberikan informasi tentang obat pada pasien, dokter, dan sebagainya. 2. Bidang administrasi a. Memimpin, mengatur, serta mengawasi pekerjaan tata usaha, keuangan, dan perdagangan. b. Membuat laporan-laporan keuangan dan surat-menyurat. c. Mengadakan pengawasan, penggunaan, dan pemeliharaan akte perusahaan. 3. Bidang komersial a. Merencanakan dan mengatur kebutuhan barang (obat, alat kesehatan, dan lain-lain) untuk suatu periode tertentu sesuai aturan yang berlaku. b. Mengatur dan mengawasi penjualan dalam bentuk resep maupun penjualan bebas, langganan, dan sebagainya. c. Menentukan kalkulasi harga dan kebijakan harga. d. Berusaha meningkatkan penjualan. e. Memupuk hubungan baik dengan para pelanggan. f. Menentukan kepada siapa dapat dilayani kredit atas pembelian obat. . Mengadakan efisiensi dalam segala hal. 4. Bidang tanggung jawab dan wewenang a. Internal, bertanggung jawab mengenai segala aktivitas perusahaan kepada Pemilik Sarana Apotek (PSA). Eksternal bertanggung jawab kepada Departemen Kesehatan. b. Memimpin dan mengelola karyawan dalam melakukan pengabdian profesinya. c. Mengatur sistem penerimaan pegawai dan sistem penggajian (Hartono, 2003). Apotek hatno soe 23:22 Apotek APOTEK Apotek adalah tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Fungsi Apotek adalah sebagai tempat pengabdian apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan, dan sebagai sarana farmasi untuk melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat dan sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata. Pelayanan kefarmasiaan saat ini telah bergeser orientasinya dari obat kepada pasien yang berazaskan kepada asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care). Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker pengelola apotek dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku agar dapat melakukan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pelayanan resep, pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek dan perbekalan kesehatan lainnya juga pelayanan informasi obat dan monitoring penggunaan obat agar tujuan pengobatan sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik. Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (Medication Error) dalam proses pelayanan kefarmasian. Untuk itu Apoteker harus berupaya mencegah dan meminimalkan masalah yang terkait obat (Drug Related Problems) dengan membuat keputusan profesional untuk tercapainya pengobatan yang rasional. Sebagai upaya agar para apoteker pengelola apotek dapat melaksanakan kefarmasian yang profesional, telah dikeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Adapun tujuan dikeluarkan standar tersebut adalah sebagai pedoman praktek apoteker dalam menjalankan profesi, melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional, serta melindungi profesi dalam menjalankan pratek. Sumber : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarasian di Apotek (SK Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004) Rincian Biaya Modal Usaha Apotek dari Awal hingga Buka 22 Maret 2017 Pada musim liburan saat ini, penulis berbahagia sebab mendapatkan kesempatan emas untuk menulis tentang rincian modal usaha apotek dari awal hingga siap buka. Perlu diketahui, penulis sangat tertarik untuk membuka gerai apotek rakyat mini di desa. Karena potensi keuntungan lumayan besar. Bisa saja membuka usaha apotek di kota tapi tingkat persaingan tinggi sekali. Kue keuntungan bisnis gerai apotek di perkotaan sudah terbagi-bagi sangat kecil. Apalagi bermunculan apotek waralaba K 24, Kimia Farma, dll menambah banyak kompetitor bisnis farmasi di kota. Bisnis Apotek di Desa Salah satu cara membuka usaha apotek yang langsung laris dan menguntungkan adalah mendirikan apotek di daerah yang berkembang dan belum ada pesaing. Hal biasanya terdapat di pedesaan ataupun di kota yang ada perumahan warganya. Aspek yang mendukung kesuksesan bisnis apotek adalah latar belakang pendidikan seperti apoteker dan asisten farmasi. Jika seseorang telah memiliki gelar apoteker dan asisten apoteker farmasi maka ia dapat dengan mudah membuka usaha apotek. Seperti yang dilakukan oleh Wina yang mendirikan apotek Griya Farma. Seorang apoteker dan asisten farmasi ia akan gampang memulai bisnis apotek dari segi manajemen, ilmu obat-obatan dan wirausaha. Karena dibangku sekolah diajarkan ilmu-ilmu tersebut ditambah praktek di lapangan dengan bekerja di sebuah apotek dari awal hingga buka. Seperti adik penulis yang lulusan asisten farmasi di kota Bandung sangat memahami cara buka apotek, rincian modal usaha apotek dari bawah sampai buka serta masalah surat pembuatan dan pengurusan perijinan usaha apotek rakyat mini. Jadi secara teori, seorang asisten farmasi dan apoteker sudah mampu mendirikan usaha apotek dari awal hingga beroperasi. Yang diperlukan oleh mereka hanya niat baik dan berani membuka usaha apotek mini dan rakyat dengan segala resiko kerugian. Namun setiap bisnis apotek dapat dijalankan dengan resiko kerugian nol persen dan tanpa rugi di masa mendatang, caranya yaitu menjalankan usaha apotek di daerah yang belum ada pesaingnya. Namun pangsa pasar sangat besar. Seperti di wilayah pedesaan yang terpencil. Prospek Bisnis Apotek Penulis telah melihat perkembangan usaha prospek dari tahun 1980 sampai sekarang. Diantara banyak apotik tersebut ada yang bangkrut dan ada toko obat yang masih tetap bertahan untung besar hingga saat ini. Adapun apotek yang tetap eksis dikarenakan mempunyai pelanggan loyal yang banyak disebabkan harga lebih murah ketimbang para pesaing. Bisnis apotik bukan tanpa resiko. Segala sesuatu bisa terjadi sepi pembeli, bangkrut, rugi dll. Anda sebagai pengusaha apotik harus mengantisipasi hal itu terjadi. Berikut ini hal-hal yang membuat gerai usaha apotik jatuh bangkrut, antara lain: harga yang lebih mahal dari para pesaing yang membuat apotik anda sepi pembeli, tidak melakukan survey pasar atau studi kelayakan usaha apotik di tempat tersebut, perencanaan yang tak matang, manajemen apotik yang buruk, tidak adanya inovasi yang dilakukan, dan lain sebagainya. Cara Membuka Usaha Apotik Mini Untuk lebih lengkap, berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuka usaha apotik mini rakyat di desa dan kota agar menguntungkan, antara lain: ▪ Lokasi Apotik Dalam pemilihan lokasi usaha apotek harus berada di tempat strategis yang mudah dihangkau dan dilihat orang dengan mudah. Anda bisa saja membuka usaha apotik tak di tempat strategis asalkan sistem penjualan yang dilakukan dengan cara keliling atau sales canvas ke toko obat, apotik, warung, dokter, klinik dll. Lokasi usaha apotik yang strategis memudahkan terjadinya penjualan langsung. Keduaduanya sama menguntungkan. ▪ Survey Kompetitor Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membuka usaha gerai apotik selanjutnya adalah para pesaing yang ada. Anda perlu melakukan survey terhadap pesaing yang ada di wilayah sobat. Semakin banyak pesaing semakin sulit berkembang bisnis apotik anda. Dan semakin lemah persaingan bisnis apotek maka semakin mudah berkembang dan menguntungkan usaha apotek. Rincian Modal Usaha Apotek dari Awal hingga Buka Aspek penting dalam mendirikan apotek adalah kesediaan modal usaha. Untuk lebih lengkap, inilah rincian modal awal usaha apotik dari awal sampai buka, antara lain: ▪ Perizinan Sebelum mendirikan gerai apotek hingga siap beroperasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengurus surat perijinan usaha apotek atau SIA dan yang disebut SITU. Berdasarkan data di lapangan cara membuat surat izin apotek sangat mudah. Biaya pembuatan surat izin toko obat SITU sekitar Rp 1 juta yang harga pembuatan SITU berbeda-beda tergantung wilayah. ▪ Etalase dan Lemari Rp 8 juta Belanja Obat-Obatan secara komplit mencakup obat syrup, tablet, obat bebas, generik, antibiotik dll. Harga Rp 14 juta. Pembelian obat-obatan bisa dilakukan secara kredit dengan bekerjasama sama channel PBF dengan masa pembayaran selama satu bulan. Atau anda bisa membeli obat-obatan secara lengkap sistem tunai dengan membeli ke apotek yang membanderol harga obat lebih murah. ▪ ▪ Buku, timbangan Gaji dan alat Karyawan pemadam kebakaran Rp Rp 1 3 juta juta ▪ ▪ ▪ Biaya air, listrik Biaya Sewa Rp telepon lokasi Rp Rp usaha 500 100 Rp ribu ribu 6 juta Estimasi modal usaha apotik sekitar Rp 24.600.000. Sediakan pula modal biaya operasional bulanan apotik selama enam bulan pertama. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi gerai apotik yang belum menghasilkan untung besar dan cepat. Usaha apotik akan berjalan lancar. Pengembangan Gerai Apotek Salah satu cara agar apotik laris manis adalah memberikan harga jual obat lebih murah dari kompetitor. Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri. Selain nilai tambah pelayanan ramah, cepat, tempat lebih bersih, obat lebih lengkap, dll. Sebab jika apotek sama dengan kompetitor di sekitar maka sama saja. Tak ada perbedaan yang membuat apotek bisa laku keras ketimbang pesaing. Setelah usaha apotik buka selanjutnya tugas sobat melakukan tips pengembangan apotek yang meliputi promosi, peningkatan omzet apotek perbulan dan waralaba kemitraan. Omzet Apotek Perbulan Ada 2 sumber pemasukan omzet dari apotik, yaitu dari penjualan langsung dan dari penjualan resep dokter di apotek dan dari sales marketing. Dua pemasukan ini harus ditingkatkan atau dimaksimalkan agar keuntungan usaha apotik mini rakyat perbulan bisa tinggi sekali. Dengan cara membuka usaha apotek di lokasi strategis yang mudah dijangkau banyak orang. Mempunyai dokter yang praktek di apotek dan memiliki beberapa sales canvaser yang agresif handal dengan target oriented dan lain sebagainya. Dan yang tak boleh dilupakan adalah biaya promosi. Cara melakukan promosi bisnis apotik bisa dilaksanakan dengan cara seperti membuat brosur menarik dan menyebarkan ke daerah setempat, membikin kalender berisi iklan apotik dan membagikan gratis kepada masyarakat setempat sebagai pangsa pasar, membuat spanduk, reklame, neon box, iklan di radio, surat kabar setempat, leaflet, sunatan masal, melakukan bakti sosial, pasang pamflet, beriklan secara online di facebook maupun blog dan olx dan lain sebagainya.Untuk meningkatkan keuntungan bersih bisnis apotik bisa dilakukan dengan berbagai cara. Seperti menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintahan, industri kecil dan besar, BUMN, dan lain sebagainya. Biografi Gideon Hartono Salah seorang pengusaha sukses dalam bidang bisnis apotek adalah pria bernama lengkap Gideon Hartono yang mendirikan apotek K-24. Lelaki tampan ini dillahirkan dalam sebuah keluarga yang miskin. Pada awalnya pria yang taat agama ini bekerja di sebuah puskesmas sebagai dokter. Ia melihat prospek usaha apotik rakyat sangat menguntungkan. Sehingga ia bercita-cita mempunyai bisnis apotek mini di seluruh Indonesia. Banyak orang yang menertawakan Gideon Hartono waktu itu. Mereka menganggap Gideon berkhayal dan tak mungkin meraih mimpinya. Namun profil Gideon Hartono termasuk pantang menyerah. Hal ini diakui pria yang memiliki ibu sebagai penjual kue mochi. Ia terbiasa membantu ibunda tercinta berjualan kue mochi dengan berjalan kaki dari Yogyakarta sampai Klaten. Selepas lulus SD, Gideon Hartono menghasilkan uang dengan cara bekerja sebagai fotografer keliling. Berbagai lomba dan kejuaraan fotografi tingkat sekolah, daerah dan nasional ia ikuti. Dan seringlali ia memperoleh juara pertama. Uang hadiah dari lomba fotografi tersebut kerapkali diberikan kepada orangtua tercinta untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Tumbuh sebagai siswa yang cerdas membuat Gideon Hartono remaja membuka usaha les privat bagi anak sekolah yang lain dalam bidang mata pelajaran ilmu fisika, Matematika dan Kimia. Selepas lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan tinggi di universitas ternama yakni UGM fakultas kedokteran. Biografi Gideon Hartono terus ditulis tatkala ia lulus sebagai dokter umum. Namun impiannya yang lain sebagai dokter spesialis mata tak berhasil diraih. Selanjutnya ia diangkat jadi dokter PNS di sebuah puskesmas daerah Yogyakarta. Di sela kegiatan dan kesibukan sebagai dokter, Gideon Hartono menjalankan usaha sampingan bisnis fotografi. Ia mendirikan studio foto yang dimulai dari garasi rumah. Seiring berjalan waktu, gerai studio foto miliknya berkembang terus hingga mempunyai perlengkapan paling modern se-Yogyakarta. Selain itu, studio foto ini melayani pembuatan video untuk acara pernikahan dan hajatan. Usaha Agatha Foto ini dibantu oleh adik tercinta. Tak puas dengan dua bisnis, ia membangun usaha produksi periklanan yang sukses besar di kancah nasional. Banyak perusahaan besar yang memesan iklan dari perusahaan periklanan milik Gideon Hartono. Iklan yang kelak ditayangkan di berbagai stasiun televisi di Indonesia. Suatu hari ia mengalami kesulitan membeli obat di apotik dengan harga normal. Kebanyakan apotek tutup sampai sore. Atas hal itulah ia bertekad membuka bisnis apotek yang melayani konsumen setiap hari sampai malam hari dengan harga murah dan obat-obatan lengkap. Apotek milik Gideon Hartono bernama K-24 berdiri. Namun pada mulanya atau tiga bulan pertama ia sepi pembeli. Walau demikian, orang mulai melihat Apotek K24 selalu buka selalu atau nonstop walaupun hari libur nasional. Atas kenyataan itu, banyak orang yang mulai melirik membeli obat di apotek milik Gideon. Apoteknya terus berkembang. Untuk memperluas pasar, ia membuka apotek K24 di seluruh kota di tanah air secara waralaba. Hingga berita ini ditulis ada 352 cabang Apotek K24 yang tersebar di pelosok Indonesia. Bagikan Tweet Artikel Terkait Rincian Modal Usaha Rental Sepeda dan Keuntungan Bisnisnya Rincian Modal Usaha Rental Komputer Mulai Awal hingga Buka Rincian Modal Usaha Sewa Sound System dan Keuntungannya Rincian Biaya Modal Usaha Kursus Mulai Awal hingga Buka Keuntungan Bisnis Apotek dan Cara Memulai Usahanya Rincian Modal Usaha Showroom Motor hingga Buka Keuntungan Bisnis Jus Buah dan Cara Memulainya Buat Pemula Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Inivestasi Online Investasi Emas Investasi Saham Investasi Properti More Keuntungan Bisnis Apotek dan Cara Memulai Usahanya 20 Maret 2017 Dalam membuka sebuah usaha sangatlah mudah. Aspek yang diperlukan adalah modal usaha yang meliputi dana, keterampilan, alat dan perlengkapan, promosi, sistem penjualan dan lain sebagainya. Terkadang ada suatu jenis usaha yang tak membutuhkan modal besar. Penulis mengajak kepada para pembaca agar bisa memulai suatu bisnis dari bawah. Supaya ia merasakan bagaimana pahit getirnya dalam membangun usaha yang besar sehingga tercipta pondasi kuat. Salah satu jenis usaha yang bisa dimulai dari bawah dengan modal kecil adalah bisnis apotek. Keuntungan Bisnis Apotek Sekarang ini sangat mudah dijumpai baik di kota maupun di desa, sebuah usaha toko obat atau apotik mini. Bahkan persaingan bisnis farmasi ini terbilang sangat tinggi terutama di perkotaan. Dalam jarak kurang dari 10 meter ada berjajar toko obat atau apotek. Dimulai dari brand sendiri sampai waralaba terkenal seperti apotek Kimia Farma, Century, dan lain sebagainya. Begitupula di pedesaan tingkat kompetitor usaha toko obat apotek mini cukup tinggi. Dalam satu daerah di pedesaan penulis ada tiga gerai apotek yang bisa ditemukan. Jarak yang sangat dekat. Namun semuanya laris manis. Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam benak penulis, mengapa banyak pelaku usaha kecil dan menengah mencoba membuka usaha apotek mini di desa maupun di kota? Jawabannya ternyata bisnis dalam bidang farmasi atau membuka gerai apotek banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh para pengusaha itu sendiri. Berikut ini sejumlah keuntungan dari bisnis apotek yang perlu sobat ketahui, antara lain: ▪ Selalu Dibutuhkan Anda tak akan pernah rugi dalam membuka usaha apotik. Karena bisnis ini akan selalu dicari orang terutama oleh orang yang sedang dilanda sakit. Tak selamanya manusia hidup dalam kondisi sehat. Suatu waktu ia pasti sakit. Kita lihat di berbagai rumah sakit dan puskemas banyak orang yang sedang dirawat sakit. Dan ada pula orang yang menderita sakit tapi berdiam diri di dalam rumah. Saking banyaknya orang sakit membuat bisnis apotek mini sangat menjanjikan untuk dijalankan. Suatu hari penulis berkunjung ke apotek Asy Syifa di daerah terdekat karena harga murah dan laris manis untuk membeli obat. Ternyata para pembeli membludak. Hingga giliran penulis membeli obat batuk. Setelah memesan obat batuk dan memberikan uang. Uang itu oleh pemilik apotek dimasukkan ke dalam sebuah laci besar. Tampak laci besar itu berisi penuh uang pecahan Rp 100 ribu. Wow! Penulis memperkirakan banyak sekali keuntungan dari bisnis apotek dalam satu hari. Apalagi dikalikan dalam satu bulan. Bisnis apotek termasuk dalam jenis usaha yang perputaran uang sangat cepat dan tak pernah mengalami musim. Ia akan selalu laris manis kapanpun juga. ▪ Gampang Dijalankan Usaha apotik mini di desa dan kota masih mempunyai prospek yang bagus sekarang ini. Pendek kata, prospek bisnis apotek sangat menjanjikan dan mudah dijalankan, praktis serta menguntungkan. Tidak perlu ada proses produksi, pemasaran dan lain sebagainya. Karena semua sudah berjalan baik. Anda tinggal menyewa lokasi usaha apotek yang strategis. Dengan sendirinya para pembeli akan datang berduyun-duyun. Salah satu modal usaha dalam membuka usaha apotek mini selain uang adalah keterampilan dalam meracik obat. Adik kandung penulis merupakan seorang asisten apoteker yang memahami seluk beluk bisnis ini dari nol sampai besar. Ia pernah merintis sebuah usaha apotek di kota Cimahi dari bawah hingga apotek sukses untung besar. Kepada penulis, ia mengatakan untuk memulai bisnis apotek di desa memerlukan modal usaha sebesar Rp 100 juta yang mencakup surat perijinan usaha apotek, pembelian stok obat-obatan, belum ditambah sewa lokasi usaha strategis. Cara Memulai Usaha Apotik Mini Kebutuhan masyarakat akan obat-obatan sangat tinggi. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Sehingga memberikan keuntungan yang besar bagi usaha apotek mini dan toko obat-obatan baik di desa maupun di kota. Apalagi setiap orang membutuhkan obat dan vitamin untuk menyembuhkan dan menjaga kesehatan tubuh. Sebagai peluang usaha yang menjanjikan, omset apotek per bulan diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Tentu ini menjadikan bisnis apotek menjadi pilihan usaha yang tepat dijalankan oleh anda saat ini. Untuk memulai bisnis apotek di era BPJS sekarang ini tidaklah mudah. Diperlukan syarat-syarat dalam mendirikan apotek rakyat, persiapan modal usaha dan perencanaan yang matang. Berikut ini sejumlah rincian modal usaha apotek yang diperlukan dalam membuka usaha toko obat atau apotek mini di desa maupun di kota, antara lain: ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ Sewa Lokasi Etalase Perlengkapan Kursi dan Lemari: usaha: kaca: alat: Rp 9 Rp Rp Meja: Rp 2 1 Rp 2 1 juta juta juta juta juta ▪ Modal Awal Beli Obat: Rp 14 juta Jadi modal awal yang diperlukan dalam membuka usaha apotek mini rakyat sebesar Rp 29 juta. Keuntungan bisnis apotek lumayan besar sehingga bisa balik modal dalam kurun waktu singkat atau enam bulan ke atas. Untuk menghemat pengeluaran usaha, anda bisa membuka toko obat atau apotek mini di halaman rumah anda yang strategis. Atau sobat bisa membuka gerai usaha apotek di desa yang masih lemah persaingan dan baru berkembang. Waralaba Apotek Keuntungan bisnis apotek yang lumayan tinggi membuat banyak orang berminat memulai usaha toko obat ini baik dengan skala besar maupun kecil. Hal ini tak terlepas dari budaya masyarakat Indonesia yang lebih memilih membeli obat di apotek ketimbang di rumah sakit dan dokter. Dikarenakan harga obat-obatan di apotek terbilang lebih murah. Apabila sobat kesulitan dalam membuka usaha apotek mini disebabkan tidak mempunyai latar belakang atau keahlian dalam ilmu obat-obatan maka ada beberapa pilihan yang bisa anda lakukan, antara lain: Pilihan pertama, merekrut seorang tenaga ahli farmasi yang disebut apoteker dan asisten farmasi. Gaji yang ditawarkan bisa sesuai UMR kota atau kabupaten. Para lulusan sekolah farmasi lumayan banyak di Indonesia. Anda bisa mempekerjakan mereka di gerai usaha apotek milik sobat. Pilihan kedua, sobat bisa membuka bisnis apotek dalam bentuk waralaba. Ada berbagai waralaba apotek yang bisa sobat pilih, antara lain apotik kimia farma, Century, Medicine, dan lain sebagainya. Semua standar operasional usaha, sistem rekrut karyawan, pemilihan lokasi usaha, sistem promosi dan lain-lain sudah diatur oleh manajemen waralaba pusat. Anda sebagai mitra waralaba apotik hanya menyetorkan biaya investasi dan menunggu hasil omset apotek per bulan. Namun agar sukses dalam bisnis waralaba apotek sama seperti usaha apotik yang dijalankan secara sistem mandiri diperlukan ruang tunggu yang nyaman, pelayanan cepat dan ramah, serta lokasi usaha yang strategis. Tempat usaha bagi gerai apotek mini sangat menentukan sukses tidaknya bisnis farmasi ini. Sehingga anda harus memastikan lokasi usaha apotik yang sobat dirikan berada di tempat yang strategis seperti berada di dekat pusat keramaian orang, di pinggir jalan raya, mudah dilihat orang dari berbagai sudut jalan, mudah dijangkau dari segala arah, berdekatan dengan rumah sakit, sekitar minimarket, dan lain-lain. Kisah Pengusaha Sukses Bisnis Apotek Salah seorang pengusaha yang sukses membuka apotek dari nol hingga besar adalah Wina. Wanita yang ramah ini memulai bisnis apotek dari modal awal Rp 30 juta. Lantas alasan apa yang membuat perempuan kelahiran Bandung ini memilih usaha apotek. Wanita murah senyum ini berujar bahwa usaha dalam bidang penjualan obat-obatan adalah bisnis yang tidak pernah sepi pembeli disebabkan obat sebagai kebutuhan pokok manusia. Hal inilah yang membuat ia tertarik menekuni usaha buka apotek mini selepas lulus dari pendidikan farmasi di sekolahnya. Berbekal keterampilan dan disiplin ilmu farmasi yang diperoleh di bangku sekolah, Wina membuka usaha apotek mini dengan brand Griya Farma. Asalnya ia sempat ragu-ragu. Tapi berkat motivasi dan dorongan dari beberapa orang sahabatnya ia berani mencoba membuka apotek mini. Ternyata respon masyarakat sangat baik menyambut kehadiran apoteknya. Oleh karena itu, ia semakin semangat untuk menjalankan dan mengembangkan apotek yang dirintisnya tersebut. Hingga kini Wina telah mempunyai enam gerai apotek dengan jumlah pegawai 60 karyawan. Untuk memperluas pangsa pasar, wanita yang cerdas ini terus membuka cabang di beberapa kota di tanah air termasuk membuka sistem kemitraan waralaba usaha apotek. Sudah ada 18 apotek yang menggunakan sistem franchise darinya. Jika diestimasikan omzet apoteknya per bulan sekitar Rp 100 juta lebih. Ia mengatakan semua orang bisa mempunya toko obat atau apotek. Yang penting ada kemauan dan modal usaha. Itulah sepenggal kisah dari seorang pengusaha yang sukses dalam bidang farmasi dan toko obat atau apotek di Indonesia. Semoga bisa menjadikan motivasi bagi kita semua untuk menjalankan sebuah usaha baru yang menjanjikan dan untung besar seperti yang dijalankan oleh Wina dengan bisnis apotek waralaba. Bagikan Tweet Artikel Terkait Rincian Biaya Modal Usaha Snack Buat Pemula hingga Buka 9 Cara Membuka Usaha Jualan Snack Cepat Laku, Banyak Pelanggan 12 Tips Bisnis Sedot WC buat Pemula yang Mudah hingga Berhasil 10 Cara Membuka Usaha Kosmetik Untung Jutaan buat Pemula Cara Membuka Bisnis Kantin Sekolah buat Pemula hingga Buka 14 Keuntungan Bisnis Waterboom dan Biaya Pembuatannya 8 Cara Membuka Bisnis Jualan Ganset Untung Jutaan per Bulan Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Copyright © 2015. Investasi Untung . Some Rights Reserved About | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us | Subscribe | Site Map Template Design by Borneo Templates. Author is Herdiansyah Hamzah Bagaimana Cara Membuat Surat Ijin Mendirikan Apotik Dan Toko Obat Posted by Top Topiks on Tuesday, 26 August 2014 Apotek merupakan tempat yang menyediakan berbagai macam obat, baik resep dokter ataupun obatobat yang beredar di masyarakat. Apotek sekarang sudah banyak kita temui baik di perkotaan ataupun di daerah pedesaan. Peredaran ini tidak lain mengingat pentingnya keberadaan apotek di kalangan masyarakat. untuk kita yang lagi kesulitan dan ingin membuat surat ijinnya di bawah ini kita akan simak bersama Bagaimana Cara Membuat Surat Ijin Mendirikan Apotik Dan Toko Obat. Pemerintah telah mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan apotek. Dasar hukum pemberian Izin Mendirikan Apotek Dan Toko Obat berdasarkan kepada : Undang-undang Obat Keras ( St. 1937 No. 541 ); Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan; Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 10, Tambahan Lembaran Negara No. 3671 ); Undang-undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 67, Tambahan Lembaran Negara No. 378 ); Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1980 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1965 tentang Apotik; (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1980 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3169); Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara RI Nomor 49 tahun 1996, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan ( Lembaran Negara Nomor 138 tahun 1998 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3781 ); Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332 / Menkes / SK / X / 2002 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922 / Menkes / Per / X / 1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotek. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922 / Menkes / Per / X / 1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian Izin Apotek. Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Nomor 9 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Bagi anda yang akan mendirikan sebuah apotek diperlukan berbagai macam persyaratan-persyaratan. Persyaratan itu berhubungan dengan berbagai macam pihak dan instansi untuk memperkuat perijinan pendirian apotek. Berikut ini merupakan syarat-syarat pemohon yang akan mendirian apotek. a. Persyaratan Pemohon Surat Permohonan Izin usaha pendirian Apotik Surat Perjanjian Akta Notaris Apoteker dengan PSA (Pemilik Sarana Apoteker) Surat Pernyataan Apoteker tidak Terlibat UU Kefarmasian bermaterai 6000 Surat Penugasan Surat Sumpah Ijazah Apoteker Surat Penyataan Apoteker Tidak Bekerja di Apotik Lain Bermaterai 6000 Fotocopy KTP Pemohon Ijazah Asisten Apoteker Surat Penugasan Asisten Apoteker Surat Pernyataan Asisten Apoteker bekerja Full Time di Apotik tersebut bermaterai 6000 Surat Pernyataan Asisten Apoteker Tidak Bekerja di Apotik lain bermaterai 6000 KTP Asisten Apoteker SITU Daftar Ketenagaan Pas Photo Ukuran 4 x 6 sebanyak 3 lbr Setelah persyaratan pemohon terpenuhi, barulah kita bisa mengurus surat izin mendirikan apotek. Berikut ini beberapa syarat yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan surat izin mendirikan apotek. b. Syarat mendapatkan Surat Permohonan izin mendirikan apotek Foto copy Akte Notaris Foto Copy KTP DKI dan Asisten Apoteker Foto Copy Izajah dan Surat Izin Kerja (SIK) Apoteker Foto Copy sewa menyewa Gedung Minimum 2 tahun atau foto copy sertifikat (milik sendiri) Foto Copy SIUP Pass photo 3×4 = 3 lembar Direktur dan Asisten Apoteker. Copy UGG/HO Apabila kesemua syarat telah dipenuhi, kita akan melalui berbagai tahapan dalam mengurus perijinan tersebut. Untuk mempermudah anda yang berencana mengurus perizinan apotik, berikut ini alur atau tahapan dalam memngurus perizinan. c. d. Mekanisme Pengajuan Pendirian apotek Mengajukan berkas permohonan di loket pelayanan Pemeriksaan berkas (lengkap) Survey ke lapangan (apabila perlu) Penetapan SKRD Proses Izin Pembayaran di Kasir Penyerahan Izin pendirian apotek Lama Penyelesaian Selama 14 hari e. Biaya Perizinan Rp. 250.000,- Demikian tadi kita simak bersama Bagaimana Cara Membuat Surat Ijin Mendirikan Apotik Dan Toko Obat semoga bermanfaat untuk kita semua terutama yang lagi ingin mendirikan apotik. Tips dan Trik Buka Apotek Bagian Satu nazroelwathoni July 22, 2009 Apotek, APoteker 126 Comments 22,824 Views Sebagai seorang apoteker sebetulnya secara teoritis sudah memiliki dasar untuk membuka sebuah apotek baik itu ilmu kefarmasian, manajemen apotek maupun kewirausahaan jadi sebetulnya tinggal keberanian untuk mengambil resiko yang harus dilatih dari setiap diri apoteker untuk menjadi PSA sekaligus APA, sudah saatnya para apoteker bertindak sebagai PSA, sehingga tidak hanya memikirkan bisnis semata melainkan adanya peningkatan peranan apoteker di apotek sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas, udah ah malah curhat he33 Akhir-akhir ini banyak apotek yang gulung tikar akibat kurangnya inovasi dan manajemen yang jelek ataupun apotek yang baru buka 3 bulan kemudian tutup dikarenakan perencanaan yang tidak matang, buka apotek tidak sama dengan buka warung ataupun toko perlu perencanaan yang matang dan pengembangan yang terencana bahasa kerennya studi kelayakan atau feasibility Study, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya : Daftar Isi [hide] 1. Lokasi 2. Survei Pesaing 3. Modal 4. Strategi pengembangan apotek Share this: Like this: 1. Lokasi Lokasi adalah hal yang paling penting karena lokasi menentukan strategi pengembangan selanjutnya (dibahas di poin 4), kita tidak usah memikirkan lokasi jika tujuan buka apoteknya adalah menggunakan sistem sales dimana aktif menawarkan barang (ke klinik/RS/Apotek/dr dll) baik itu produk dispensing ataupun obat bebasnya jadi apotek hanya sebagai penyimpanan obat dan tidak begitu mengharapkan dari penjualan langsung ke konsumen, lokasi di pinggir jalan kota/kabupaten/kecamatan atau di dalam komplek sangat mempengaruhi omzet penjualan langsung ke konsumen (obat bebas/OTC), dan lokasi sedikit mempengaruhi para dokter untuk mau ikut praktek di apotek tsb, apalagi dr spesialis harus di perhatikan disekitar lokasi ada dr spesialis jg ga, biasanya senioritas para dr spesialis ini masih terjaga klo ada yang lebih senior yang yunior biasanya ga mau praktek deket2 seniornya. 2. Survei Pesaing Siapa bilang apotek harus lebih murah dari harga pesaing di sekitarnya, kalo kita punya nilai tambah dengan pesaing di sekitar seperti tempat lebih bersih, pelayanan ramah, obat lengkap bisa saja lebih mahal dengan pesaing disekitarnya, sekarang tidak semua konsumen harga murah menjadi patokan membeli obatnya, artinya kita harus punya nilai lebih dengan apotek atau toko obat di sekitar, apalagi nilai tambah ada obatnya murah, jangan salah ada beberapa konsumen beda 100 rupiah pun dikejar (usahakan buat harga jangan dibulatkan), bagaimana caranya survei harga obat pesaing, coba random saja beli obat bebas tablet, syrup dan antibiotik. nah klo pengen tahu berapa omzet minimal apotek tersebut, kita bisa estimasi dari perkiraan biaya operasionalnya coba sj cari tahu berapa jumlah pekerjanya, termasuk operasional air, telp, listrik tentunya kita harus mengetahui berapa standar gaji APA, AA dan pekerja lainnya, nah jumlah perkiraan operasional apotek pesaing dikali aja perkiraan prosentase keuntungan apotek tersebut, misalkan operasional 3 jt, prosentase 20%, berarti omzet minimalnya 100/20 x 3 jt = 15jt perbulan Baca ini yuu : Ada yang Aneh dengan Organisasi Profesi Apoteker (ISFI) 3. Modal Berapa modal minimal yang harus disiapkan untuk membuka apotek??? ok, kita lihat modal untuk apa saja yang harus disiapkan – Perizinan Perizinan membuat SITU sekitar 1jtan tergantung daerahnya, perizinan apotek (bisa dibaca dipostingan sebelumnya) estimasi sekitar 3jtan, (buku dan alat2 yang sesuai UU beli atau pinjam seperti tabung pemadam, timbangan dll) – Etalase Etalase lumayan mahal ya termasuk lemari2nya, syukur2 udah ada, estimasi 7-10jt yang sederhana, – Pengadaan obat-obatan Nah obat2an bisa kredit asalkan sudah punya chanel dengan PBF atau Apotek, caranya bisa saja menggunakan nama apotek teman yang sudah diberikan kredit oleh PBF, biasanya 1 bulan pembayarannya, cuman sebaiknya kerjasama dengan apotek lagi karena kalo PBF kecuali syrup dan salep tidak bisa beli satuan, minimal 1 box. Kalo tidak memiliki kenalan saran saya cari apotek disekitar sodara yang paling murah, beli dengan jumlah per item sedikit maksimal 2 fls/strp, dengan cara ini biaya pengadaan obat 15-20jt Cukup lengkap – Operasional (karyawan,listrik, air, telpon, sewa tempat selama belum menghasilkan laba) Jangan lupa sediakan modal minimal untuk 6 bulan kedepan, kita harus bisa mengkalkulasi berapa sebulan pengeluaran operasionalnya, dikali 6, itulah jumlah modal yang harus disediakan, estimasi 10 jt, kalo merintis sendiri tentunya modal operasional bisa ditekan 4. Strategi pengembangan apotek Pada dasarnya Omzet apotek ada dua sumber, sumber penjualan langsung dari luar (omzet dari konsumen yang memang niat ke apotek untuk beli obat atau dari resep dokter yg berada diluar apotek) dan sumber dari dalam (dari resep dari praktek dr di apotek, dari sales) nah dua sumber omzet inilah yang harus kita pikirkan bagaimana cara meningkatkannya, saran saya sumber penjualan langsung dari luar walaupun bisa kita tingkatkan tp peranan lokasi sangat berperan jadi hemat saya sebaiknya kalo mau mendirikan apotek fokus pengembangannya adalah sumber dari dalem alias gimana caranya apotek ini bisa hidup dengan jemput konsumen tidak menunggu konsumen, coba bayangkan operasional minimal apotek dengan 2 AA, 1 APA, Sewa dll minimal 2.5jt, dengan asumsi rata2 keuntungan obat 15% (klo di atas ini mahal dunk obat qt/pinter2 cari sumber resmi yg murah ya), berarti untuk menutupi operasional tiap bulan apotek harus bisa memiliki omzet minimal 16jtan sehari minimal (kalo buka tiap hari) 550rb, kalo kita gambarkan 550rb itu, setiap konsumen dianggap belanja 10rb berarti minimal 55 konsumen datang ke apotek, ayoooo gimana caranya!!!!! Nah makanya buka apotek itu gampang2 susah, ini yang menyebabkan kita perlu studi kelayakan, apotek qt kan pengen buka selamanya dan terus maju, sehingga perlu strategi yang tepat.. nah strategi yg sudah saya terapkan diantaranya 1. Dalam jangka waktu 6 bulan qt sudah tau sumber2 PBF dan subdis PBF yang murah2 biasanya sub dis PBF lebih murah dari PBF utamanya dan barangnya lebih lengkap soalnya mrk beli banyak dan dijual eceran seharga beli banyak, oh ya, jangan lupa selama 6 bulan ini belanja rutin ke PBF biar dalam tempo 3 bulan sudah bisa bermain kredit 2. Hati2 dalam bermain kredit, walaupun kredit 1 bulan, harus dipastikan pembelian tiap bulan ato minggu, klo tiap minggu stok obat yang di beli adalah jumlah perminggu janggan perbulan sesuai jauh tempo, nti bayarnya kelabakan, nah coba mainkan sistem tutup lobang gali lobang, manfaatkan waktu jatuh tempo dan kontra bon/perpanjang kredit 3. Biasanya dalam jangka waktu 6 bulan kita sudah bisa memprediksi obat apa saja yang sering keluar, disinilah pinter2 susun diagram pareto alias 8 2 1, , belanja lebih banyak yang fast moving, soalnya diskonnya lumayan gede 4. Anasisis perkembangan apotek selama 6-12 bulan, buat grafik, biasanya cenderung meningkat dan pada waktu tertentu relatif stabil, naah yang stabil itulah adalah omzet mati dari apotek alias perlu pengembangan strategi lainnya gar apotek bisa meningkat lagi 5. Usahakan alias diwajibkan punya dr praktek untuk mendongkrak omzet dari dalam 6. Lokasi sangat menentukan strategi apa saja bisa kita lakukan untuk meningkatkan omzet, untuk daerah komplek bisa dicoba sistem delivery order, sistem kartu langganan dll, 7. Promosi itu penting, dan promosi dari (m2m) mulut ke mulut adalah paling jitu, informasi ini bisa menyebar dengan sendirinya, untuk itu usahakan apotek itu punya visi dan misi yang jelas, ada SOP, dengan kata lain promosi m2m ini biarkan berkembang dengan cara menjalankan usaha apotek qt ini dengan terstandarisasi dan memiliki nilai lebih (artis yang cantik klo ga artis yang jelek pasti lebih terkenal nah tergantung kita apotek kita mau dikenalnya yang jeleknya ato yang bagusnya klo yg biasa-biasa sj biasanya kedepannya biasa-biasa sj) ,promosi apotek bisa di lakukan dalam bentuk bakti sosial, sunatan masal, leaflet, spanduk dll 8. Yang ini memang butuh modal besar, kerjasama dengan industri, pemerintahan, BUMN dll, karena sistem kredit sebulan walaupun ke PBF qt bisa kredit sebulan, tapi harus punya dana cadangan minimal dalam tempo sebulan, misal apotek qt kerjasama dengan PLN, karyawan PLN sebulan menghabiskan obat2an sekitar 40jt, minimal qt punya 80 jt untuk antisipasi macetnya pembayaran karena seringnya macet he33 Contoh Surat Permohonan Izin Apotek dan Izin Toko Obat Beserta Persyaratannya nazroelwathoni November 15, 2016 Apotek, Mailing Time 17 Comments 16,338 Views Nazroel.id – Saatnya mailing time, jawab pertanyaan para pembaca setia blog ini yang tidak bisa dijawab melalui kontak langsung. Salah satunya adalah menanyakan tata cara permohonan mengajukan izin toko obat. Seperti inilah kira-kira pertanyaannya : Slmt mlm Pak Arul, sya terkesima dengan tulisn bpk mengenai pembukaan apotek di bbrp media sosial, sya mau nanya klo bka toko obat butuh izin jga? Sebelum menjawabnya, alangkah lebih baik jika menelusuri cara terbaru permohonan izin apotek di DKI Jakarta dengan sistem online di situs http://pelayanan.jakarta.go.id/ Daftar Isi [hide] Persyaratan izin Apotek terbaru di Jakarta Persyaratan Izin Toko Obat Share this: Like this: Persyaratan izin Apotek terbaru di Jakarta Syarat yang harus dipersiapkan adalah : No Persyaratan Surat Permohonan 1 2 Surat permohonan yang didalamnya terdapat pernyataan kebenaran dan keabsahan dokumen & data di atas kertas bermaterai Rp 6.000 Identitas Pemohon WNI : Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), atau WNA : KITAS / Visa, Paspor Jika yang mengajukan izin adalah Badan Hukum 3 1. Akta pendirian (Kantor Pusat dan Kantor Cabang, jika ada) dan SK Pengesahan yang dikeluarkan oleh: o Kemenkunham, jika PT dan Yayasan Download No Persyaratan o o 4 Kementrian Koperasi, jika Koperasi Pengadilan Negeri, jika CV 2. Akta Perubahan SK dan SK Perubahan yang dikeluarkan oleh Kemenkumham, jika Akta Pendirian mengalami perubahan 3. NPWP Badan Hukum Jika dikuasakan 5 Surat kuasa di atas kertas bermaterai Rp. 6.000 KTP orang yang diberi kuasa 6 Izin Gangguan (ITU UUG atau HO) [Fotokopi] [kecuali usaha mikro / kecil] 7 Dokumen Lingkungan [Fotokopi] 8 Izin Praktik Apoteker (SIPA) penanggung jawab Surat pernyataan pemohon diatas kertas bermaterai Rp 6.000 9 Bahwa APA tidak bekerja sebagai APA di tempat lain dan tidak bekerja pd bidang farmasi lain Tidak akan melakukan penjualan narkotika dan OKT Tertentu tanpa resep dokter Akan melaporkan pengelolaan obat narkotika/psikotropika 10 Akta notaris perjanjian kerjasama APA dan Pemilik Sarana Apotek (PSA) 11 Surat keterangan dari pimpinan, jika PNS atau TNI atau POLRI yang aktif 12 Proposal teknis yang dilengkapi dengan (silahkan unduh) Jika tanah atau bangunan disewa: 13 Perjanjian sewa-menyewa tanah/bangunan Surat pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemilik tanah/bangunan yang menyatakan tidak keberatan tanah/bangunanya digunakan KTP pemilik tanah atau bangunan [Fotokopi] 14 Checklist Persyaratan (silahkan diunduh) Download Baca ini yuu : Download Surat Permohonan Surat Penugasan dan Surat Izin Apotek Beserta Lampirannya Persyaratan Izin Toko Obat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Surat Permohonan di atas Materai Rp 6.000; Surat pernyataan tidak menjual obat keras (daftar G) dan narkoba; Fotokopi KTP; Ijazah Asisten Apoteker; Surat pernyataan asisten apoteker dengan pemilik sarana; Surat Izin Kerja Asisten Apoteker; Denah lokasi; Pasfoto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar. Surat permohonan izin toko obat download disini Jadi jawabannya jelas, Toko Obat membutuhkan izin dari Dinas Kesehatan setempat, hanya tidak diharuskan memiliki apoteker. Jakarta - Setiap usaha termasuk bisnis apotek, tentunya membutuhkan manajemen yang baik dalam mengelola proses produksi, distribusi, dan penjualan agar berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan kerugian seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas. Agar omzet bisnis apotek Anda naik, berikut tipsnya: 1. Berikan Pelayanan Terbaik Jangan lihat dari seberapa banyak atau besar jumlah barang yang akan dibeli konsumen. Anda harus bersikap profesional. Hal ini penting untuk 'mengambil hati' konsumen Anda. Jika konsumen anda puas dengan pelayanan apotek anda, maka konsumen akan otomatis memberikan rekomendasi kepada keluarga dan teman-teman mereka untuk membeli obat di apotek anda. 2. Kontrol Siklus Penjualan Pada Bisnis Apotek Anda Mengontrol siklus penjualan Anda bisa dengan melakukan evaluasi penjualan. Hal ini wajib anda lakukan untuk mengetahui produk-produk apa saja yang laku, kurang laku, maupun tidak laku di apotek anda. Evaluasi ini dapat dilakukan setiap 3 bulan. Data tersebut anda kumpulkan untuk kemudian anda analisa produk-produk apa saja yang masih dapat anda sediakan nantinya. 3. Perhatikan Ketersediaan Obat-Obatan Apabila bisnis apotek Anda terbilang baru maka stoklah produk-produk yang sudah pasti laku di pasaran dan juga produk-produk obat wajib apotek menurut Departemen Kesehatan. Daftar tersebut dapat dilihat di Dinkes setempat. Stok produk juga jangan terlalu berlebihan. Sediakan produk untuk persediaan satu bulan pertama. 4. Jalin Kerja Sama Dengan Klinik Maupun Dokter Hubungan kerja sama ini ditujukan untuk dapat meningkatkan omzet penjualan pada bisnis apotek anda dan juga membantu anda dalam penyediaan produk yang sebelumnya belum tersedia di apotik anda. Di samping itu, Anda juga bisa mengetahui obat-obat apa saja yang biasa diresepkan oleh klinik maupun praktik dokter dan dapat menjadi pertimbangan anda dalam hal penyediaan produk tersebut. Mengenai kerja sama tersebut dapat anda lakukan menurut cara anda sendiri. 5. Pengelolaan Laba Usaha Sebaiknya laba usaha yang Anda peroleh dapat Anda simpan sebagian salah satu modal pengembangan selanjutnya untuk membuat cabang-cabang bisnis apotek Anda nantinya. Sisihkan laba bersih apotik (kira-kira 50%) untuk pengembangan usaha atau pembukaan cabang baru di daerah lain. Dengan membuka cabang baru, penyebaran (distribusi) produk akan semakin luas. 6. Jalin Kerja Sama Dengan Para Detailer Obat Yang Datang ke Apotek Anda Sebaiknya dapatkan informasi terbaru lebih dulu sebelum detailer obat datang ke tempat Anda. Jangan terburu-buru membeli produk dari mereka, karena biasanya pada waktu-waktu tertentu mereka akan menawarkan produk lebih murah untuk mengejar target penjualan mereka kepada bisnis apotek anda. 7. Jalin Kerja Sama Dengan Apotek-apotek Besar Beberapa apotek besar menjual produk ke sesama apotek dengan harga yang lebih murah daripada apa yang ditawarkan dari distributor kepada anda. Bangunlah kerja sama yang baik dengan mereka. Karena selain Anda dapat berbelanja ke sana dengan harga murah, juga dapat berbelanja berdasarkan stok yang dibutuhkan oleh apotek Anda. Itulah beberapa tips dari artikel ini untuk meningkatkan omzet usaha apotek Anda. Pengelolaan atau manajemen yang tepat dalam menjalankan bisnis dapat membuat usaha meraih sukses. Semoga berhasil! Hasil Intisari Pemikiran Dan Praktik Saya Selama 20 Tahun. Dari Biasa Saja Menjadi Hingga DAHSYAT. Ikuti Pelatihan 12 Ilmu Penting Dalam Kehidupan "University Of Life" senilai Rp 997.000. Program Khusus Dan Gratis Hanya Untuk Pembaca detikFinance Hari Ini, Terbatas Untuk 100 Orang Pedaftar Pertama. Klik di Sini Untuk Daftar Sekarang! (wdl/wdl) Tata Cara dan Syarat Mendirikan Usaha Apotek Kesehatan menjadi bagian yang paling penting bagi kehidupan manusia. Bahkan banyak orang rela menghabiskan seluruh harta kekayaannya demi memperoleh kesehatan. Oleh karena itu, kesehatan menjadi harta termahal di seluruh dunia. Ada beragam faktor yang menunjang kesehatan, satu diantaranya adalah ketersediaan suplemen dan obat-obat kesehatan. Salah satu penyelenggara ketersediaan obat-obatan bagi masyarakat adalah apoteker melalui tempat praktiknya, yakni Apotek. Bagaimanakah proses permohonan penerbitan izin pendirian sebuah apotik? Berikut sekilas deskripsinya. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1027 tahun 2004, yang dimaksud dengan apotek adalah sebuah tempat untuk melakukan pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi, dan juga perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian merupakan kegiatan pembuatan, termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat termasuk obat asli/tradisional Indonesia. Tata cara pendirian tempat usaha apotek didasarkan pada KepMenKes No. 1332 Tahun 2002. Untuk memperoleh izin penyelenggaraan apotek, maka pemohon harus memenuhi persyaratan yang diwajibkan. Izin apotek tersebut akan berlaku untuk seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih tetap aktif melaksanakan kegiatan, serta sang pengelola apotek atau yang disebut APA (Apoteker Pengelola Apotek) masih memenuhi syarat dalam mengelola apoteknya. Adapun persyaratan yang wajib terpenuhi agar bisa mendapatkan lisensi sebagai APA antara lain: Memiliki ijazah apoteker yang telah terdaftar di Departemen Kesehatan. Telah melakukan sumpah janji sebagai seorang apoteker. Mempunyai Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Penugasan (SP) dari Menteri Kesehatan. Sehat fisik dan mental sebagai seorang apoteker. Tidak sedang bekerja pada suatu perusahaan farmasi, atau telah menjadi APA pada apotek lain. Dalam pendirian sebuah apotek, salah satu peraturan yang menjadi pijakannya adalah KepMenKes No. 1332 tahun 2002. Dalam pasal 4 keputusan tersebut disebutkan bahwa wewenang pemberian izin pendirian apotek telah dilimpahkan oleh Menteri kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tahapan permohonan izin pendirian apotek menurut KepMenKes No. 1332 tahun 2002 terdiri dari beberapa langkah, yaitu: 1. Mengajukan permohonan izin pendirian kepada Kepala Dinas Kesehatan dengan menggunakan formulir yang telah disediakan (disebut formulir APT-1). 2. Setelah meninjau permohonan tersebut, kepala dinas dapat meminta bantuan teknis ke Balai POM untuk melakukan pemeriksaan terkait kesiapan apotek dalam melaksanakan tugasnya. Jika pemeriksaan tersebut tidak dilaksanakan, maka pemohon apoteker membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan yang ditujukan kepada kepala dinas kabupaten/kota setempat dengan tembusan ke kepala dinas kesehatan provinsi menggunakan formulir yang disebut form APT-4. 3. Setelah hasil pemeriksaan diterima atau Surat pernyataan tersebut diterima oleh kepala dinas kabupaten / kota, maka dalam rentang waktu 12 hari, kepala dinas kab/kota mengeluarkan surat izin apotek tersebut. Demikian sekilas informasi mengenai proses permohonan penerbitan izin pendirian dan operasional apotek. Semoga dapat menambah wawasan bisnis anda. Salam kerja & usaha! Terima kasih telah membaca tulisan ini, semoga dapat menambah wawasan Anda. Jika bermanfaat, jangan lupa share di akun media sosial Anda, seperti Facebook dan Twitter. 5 Langkah Mengurus Izin Apotek Baru Dikirimkan di Coretan Pekerjaan by novitaapt Salam rekan sejawat Apoteker. (*tsaaah) Teman–teman pasti sudah sering melihat Apotek dimanapun berada. Sebenarnya bagaimana sih Apotek itu bisa berdiri dan melakukan Pelayanan. Satu ucapan Dosen yang sulit untuk dilupakan tentang Pendirian Apotek ialah : Buka Apotek itu gak susah, asal kita lengkapi saja semua persyaratanya. DUARRRRR. YAKALIII. Apotek bisa berdiri apabila ada Niat, Modal, lokasi, Apoteker Penanggung Jawab, dan tambahan satu tenaga Farmasi lain bisa Apoteker Pendamping atau Asisten Apoteker. Apoteker seharusnya yang mengurus Surat Izin Apotek (SIA) dan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA). SIA dan SIPA ini tidak bisa dipisahkan dari terbitnya suatu izin Apotek. Saya ditawarkan untuk menjadi Apoteker Pengelola Apotek (selanjutnya disingkat APA) yang baru akan dibuka di Pontianak. Pemilik (Calon) Apotek ini disebut Pemilik Sarana Apotek (PSA). Oleh karena itu, saya juga ikut andil dalam mengurus Surat Izin Apotek (SIA) ini. Maka dengan berat hati Saya meninggalkan pulau Jawa yang memberikan begitu banyak kenangan. #Halah Sebenarnya Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan sebuah Keputusan Nomor 1332 tahun 2002 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTEK. Nah, ini merupakan cetak biru bagi persyaratan Izin Apotek, namun supaya lebih menantang kita perlu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat. Berikut pengalaman Saya : Langkah pertama Saya konsultasi ke Dinas Setempat yaitu Dinas Kesehatan Kota Pontianak Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Bagian Farmasi. Kemudian Saya diberi arahan tentang syarat mendirikan Apotek baru. Kemudian semua berkas yang disiapkan diserahkan ke BP2T atau Badan Pelayanan Perizinan Terpadu. Izin akan dikeluarkan oleh BP2T bukan oleh Dinkes setempat. Saya baru tau, mungkin disini Saya harusnya merasa gagal sebagai Apoteker. But I don’t want to. Pemberkasan sebagai syarat mendirikan Apotek memang gak ribet, tapi ribet banget. Saya menargetkan bisa menyelesaikan proses perizinan sekitar 1 bulan, paling mentok 2 bulan. Tapi kenyataanya, Puji Tuhan bisa selesai dalam 3 bulan. Sampai disini ada yang mau ditanyakan? (*loh?) Pesan saya : Apoteker baru atau fresh graduated lebih baik mencari pekerjaan yang sudah fixed, tidak merintis dari awal seperti ini. Percaya deh. Tapi itu menurut saya. kalo merasa yakin dan bisa sabar menghadapi cobaan boleh ikut merintis Apotek dari awal. Pastikan pemilik sarana tidak bekerja di tempat lain. Langkah kedua Saya menyiapkan semua berkas atau dokumen yang dibutuhkan namun memang sudah tersedia. Berkasnya antara lain Fotocopy KTP APA dan PSA, NPWP APA dan PSA, STRA dan Ijazah, Surat Status Bangunan (Kebetulan bangunan milik PSA jadi Saya melampirkan sertifikat Tanah), Izin gangguan (Saya kurang mengetahui pengurusan ini, sudah diurus PSA), STRTTK Asisten Apoteker dan Ijazah, Surat Pernyataan, Daftar Alat Apotek, Sketsa Apotek, Denah lokasi Apotek, Surat permohonan izin kepada Kepala BP2T, dan pas foto saya. Nah jadi pengurusan hal-hal semacam ini menghabiskan waktu sampai berminggu-minggu juga loh. Langkah ketiga Bagian yang agak sulit ialah pemberkasan yang melibatkan pihak lain seperti adanya Surat Rekomendasi dari Pengurus Besar IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) yang ada di Kota Pontianak dan Surat perjanjian kerjasama yang melibatkan Notaris. Ke Notaris sih lumayan gampang ya, kan diurusin sama PSA. Nah, Bagian yang agak sulit ialah mengurus surat rekomendasi dari IAI. Saya menghubungi Ketua IAI Kota Pontianak sebut saja namanya Pak Wahyudi. Beliau minta menyiapkan Studi kelayakan apotek, ijazah, dan lain-lain. Saya diberi semacam petuah dan nasihatlah, sekaligus beliau meminta meeting bersama PSA dan Saya untuk memastikan bahwa hubungan PSA-APA ialah mitra bukan atasan-bawahan. Maka bertambahlah Star untuk Pharmacist yakni Event Organizing. Setelah menentukan tanggal yang pas akhirnya saya berhasil mempertemukan mereka dan saya tentunya, and you know what? Mereka malah banyakan ngomongin properti dibanding kemitraan. *huvt* *its oke* *tebalikin meja* Pesan Saya : Apabila PSA tidak mengerti masalah perjanjian kerjasama ke Notaris, Apoteker konsep sendiri aja isi perjanjianya kemudian draft kasarnya diberikan ke Notaris. Pasti isi surat perjanjian kalian lebih epic, dibandingkan Notaris yang buatin. Masalah harga diri ini (Oke. Lebai). Satu lagi, jangan lupa masukin perjanjian : apabila ada keadaan dimana Apoteker harus melanggar sumpah, maka dosa ditanggung PSA. Hahahaaa. Langkah keempat : Surat rekomendasi ini lumayan lama juga, sekitar kurang lebih 2 minggu. Keluarnya Surat rekomendasi dari Ketua IAI Kota Pontianak melengkapkan berkas atau dokumen yang kurang. Tepat pada tanggal 13 Mei 2014 saya memasukkan berkas ke BP2T. Harusnya saya masukin berkas tanggal 14 aja ya biar tanggalnya jadi cantik. Selanjutnya adalah menunggu Dinkes Kota Pontianak mengunjungi calon apotek. Pengalaman saya kemarin 1 minggu setelah berkas dimasukkan kemudian Dinkes menghubungi saya untuk memberitahukan akan memeriksa Apotek. Semua kelengkapan krusial mengenai peralatan seperti peralatan peracikan diperiksa detail oleh pihak Dinkes. Kekurangan Apotek kemudian akan dilengkapi kembali dan Apoteker akan menandatangani berita acara. Berkas akan dikembalikan lagi ke BP2T untuk dikeluarkan izinya. Taraaaaa Izin Apotek saya kemudian keluar pada tanggal 13 Juni 2014. Langkah kelima Jangan senang dulu dengan keluarnya SIA. Memang ini sudah hampir selesai namun masih dibutuhkan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) agar Apotek dapat beroperasi sebagaimanamestinya. Persyaratan pengajuan SIPA ialah STRA Apoteker, Ijazah Apoteker, Surat Keterangan Bekerja dari PSA dan SIA itu sendiri. Semua persyaratan ini diberikan Ke Seksi Farmasi Bagian Yankes Dinas Kesehatan kemudian kita tinggal tunggu petugasnya menghubungi apabila SIPA sudah jadi. Woalaaa dengan adanya SIA dan SIPA kita dapat memulai pengadaan obat–obatan. Mulai dari obat bebas sampai Narkotika. DISCLAIMER : SYARAT PERIZINAN APOTEK BIASANYA BERBEDA UNTUK TIAP DAERAHNYA. TERGANTUNG DINAS KESEHATAN DIMANA APOTEK TERSEBUT AKAN DIBUKA. BISA SAJA LEBIH MUDAH, BISA SAJA LEBIH EMMM YOU KNOW, RIBET. Tipe Pelanggan Apotek Dikirimkan di Coretan Pekerjaan by novitaapt Saya baru kerja beberapa bulan di Apotek, tapi rasanya kalo ketemu teman yang kerja di Apotek juga pasti saling tukar cerita gak berhenti. Jadi disini saya bercerita sedikit mengenai pelanggan yang datang ke Apotek. Saya mengelompokkan customer atau pelanggan yang datang ke Apotek jadi beberapa kelompok berikut. Check ’em out!!!! 1.Pelanggan Budiman Tipe pelanggan budiman ini beneran loveable. Bukan, bukan karena pelanggan bernama Budiman lo ya. Pelanggan budiman ini ialah pelanggan yang tau secara detail obat apa yang dia beli nama, jumlah beserta kekuatanya. Contoh kasus : Customer : Mbak, beli Allopurinol 2 keping (maksudnya 2 strip). Novh : Oh yang berapa Mg pak? Customer : 300 Mg mbak. Novh : Okeee. Pelanggan jenis ini bisa naikin mood para karyawan apotek (1) yang menawan. Ada pelanggan yang bahkan membawa kemasan obat dan label etiket dari obat. NOTE. Tapi pelanggan jenis ini bisa pindah menjadi Pelanggan lapang dada kalo kemasan obat yang doi bawa sama sekali ga ada nama obatnya. Kadang Cuma nama pabriknya. *elus dada* *dada adam levine* Pelanggan lapang dada ada di postingan ini juga. Beberapa obat emang bisa diketahui nama obatnya hanya dengan melihat kemasannya, apalagi obat merek. Ingat tentang obat merek kan yang saya singgung di sini. Tapi kalo generik bungkusnya abu-abu semua, ya sulit untuk tau obatnya. 2.Pelanggan Tambang Emas Tipe pelanggan ini biasanya horangkayah yang alergi sama barang murah. Contoh kasus : C : Mbak Simvastatin 10 Mg harganya berapa, 1 strip N : 8000 Pak… C : idih murah amat, obat bukan tuh? N : Obat pak. Oh, Bapak mau yang mahal, ada namanya Cholestat. 1 strip 68 ribu… C : Nah yang itu aja. N : *mata bersinar* *kedip manja* Pelanggan jenis ini bisa naikin mood karyawan apotek (2). 3.Pelanggan Lapang Dada Pelanggan tipe ini bukan yang dadanya lapang atau bidang, tapi pelanggan yang membuat karyawan apotek harus bersabar dan melapangkan dada saat melayani mereka. Sama kayak kalo abis patah hati gitu, harus lapang dada. EH GIMANA GIMANA??? Nah pelanggan lapang dada ini terbagi menjadi 3 golongan besar. Yang pertama yang ga tau nama obat yang dibeli apa, kekuatanya berapa, dan jumlahnya berapa. Okelah kalo yang doi mau obat nyeri atau obat flu doang, yang kalo salah minum ga akan menyebabkan kerusakan organ dan kematian. Ada bahkan yang nyari obat hipertensi, belum pernah pake sebelumnya, dan gak tau mau pake yang mana, pengen coba-coba aja. Antara sedih, kesal dan kesal banget menghadapinya. BYE! Contohnya begini : C : Mbak, disini ada jual obat hipertensi atau enggak? N : Ada, biasanya pake obat apa? C : Hmm… ndak tau ya ibu. N : Coba ditanya dulu ibunya biasa pake obat namanya apa? *senyum manis* *masih sabar* C : Ih udahlah mbak yang biasa dipake orang-orang aja, yang standar. N : STANDAAAAR??? HELM KELES. *mulai emosi* C : Sebenarnya ibu belum pernah pake obat hipertensi, Cuma pusing pas diukur tekanan darahnya ternyata tinggi. (Aku ga tau parameter doi bilang tinggi apaan) N : Ke Dokter jak bang, nanti dipilihkan obat yang sesuai. *Berusaha Senyum** *BYE* *WALAU SUDAH EMOSI* Kalian bingung gak sih kalo mengalami kejadian di atas… Kejadian ini berakhir dengan KDRA, kekerasan dalam ruang apotek. Demikian. Jadi ya untuk penyakit kronik gak ada seorang pun yang berhak menegakkan diagnosis dan memilihkan terapi untuk pertama kali selain dokter seorang, gak juga apoteker, gak juga asisten apoteker, kecuali owner apotek yang merupakan seorang dokter. Gitu. Yang kedua yang merasa obat yang biasa dia gunakan cuma satu. Jadi mereka hanya menyebutkan cirinya saja seperti, obat yang putih kecil mbak, obat yang bungkusnya kuning. Kasus seperti ini memang bisa terpecahkan, tapi tidak dalam kondisi apotek rame. C : Mbak beli obat mata yang bungkusnya warna kuning. Yang bentuknya kayak strip itu. N : namanya obat apa bu? C : Pokoknya yang bungkusnya warna kuning. Saya ga tau namanya. N : ada banyak bu yang obat mata bungkusnya warna kuning. C : masak sih? N : Obatnya buat apa bu? (maksudnya supaya bisa menentukan obatnya apakah vitamin, antinyeri, atau antigatal) C : Ya buat mata. N : *nangis* Berikut beberapa Tetes Mata Strip (Minidose) Yang ketiga ialah pelanggan pentong, pendek tongkeng alias cepat merajok. Sukanya marahmarah doang. Gak ada kata yang bisa mengungkapkan penjelasan mengenai pelanggan jenis ini. Gitu. 4.Pelanggan Sok Penting Ini pelanggan yang mengira cuma dia yang jadi pembeli di Apotek, pernah seorang Bapak sering beli susu bayi kebutuhan khusus di Apotek. C : Mbak, susu yang biasa 2 kaleng. N : Susu biasanya namanya apa pak? C : yang biasa saya beli itu loh. *dalem hati* sampe sekarang gue masih bisa ingat nama unsur golongan alkali dan alkali tanah, tapi ya gak bisa ingat tiap orang beli susu, susunya apa. ehehehe. 5.Pelanggan Eksis Pelanggan ini ialah yang pengen banget nampang di apotek, mungkin ada banyak alasan sih mengapa doi membeli obat cuma 3 tablet doang, jadi tiap 3 hari doi pasti dateng ke Apotek. Tapi menurut gue doi tak lebih hanya ingin eksis. Bahahak. 6.Pelanggan Fanatik Pelanggan fanatik tentunya yang hanya akan membeli obat dengan merk yang doi biasa minum. Contohnya di Apotek sebut saja ibu Amaryl, soalnya doi sering beli Amaryl 2 mg yang notabene isinya Glimepiride. Doi gak akan mau beli Glimepiride merk lain. Nah kasus ini masih agak wajar kalo pada obat merk. Kasus ini pernah terjadi pula pada obat generik, seorang mencari obat generik harus berasal dari pabrik tertentu. Contoh Paracetamol generik dari Kimia Farma sedangkan di Apotek jualnya paracetamol dari Indofarma. Kan Repot. Pelanggan fanatik bisa juga merupakan pelanggan tambang emas kalo obatnya mahal. Hehehee. DISCLAIMER. Tulisan ini dibuat untuk tujuan curhat semata, tidak bermaksud menyakiti dan ngomongin di belakang, atau menyindir pihak tertentu. Jika ada yang tersindir maka pikniklah, you’re too serious. Regards, — Novita Saragih — Iklan Report this ad Report this ad Bagikan ini: Twitter Facebook Cerita Menarik obat Generik dan temantemanya. Dikirimkan di Coretan Pekerjaan by novitaapt Ada yang tau ga sih apa itu obat generik? Pernah dengar di iklan walau jarang kan, oke maksud saya jarang banget ada di iklan televisi nasional. Saya apoteker dan sangat terpaksa jatuh cinta dan mendalami mengenai obat. Selama saya bekerja di Apotek banyak sekali masyarakat yang belum paham mengenai obat yang beredar di pasaran Indonesia. Ada banyak jenis obat dengan fungsi beragam yang beredar di pasar Indonesia. Namun semua obat pasti memiliki zat aktif yang dapat memberikan efek terapi atau yang berfungsi menyembuhkan. Contohnya kalo demam kita biasa menggunakan obat yang memiliki zat aktif paracetamol, hanya saja dengan berbagai nama merek. Definisi obat menurut pemerintah sih adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Definisi ga usah terlalu dipikirin ya. Konsepnya pasti setiap obat ada zat aktifnya. Banyak banget penemu zat aktif ini biasanya sih dari perusahaan produksi obat, lembaga penelitian, dan lain–lain. Nah selama di Apotek saya sering menemukan pelanggan yang belum mengerti mengenai konsep obat, nama obat dan teman–temanya. Nah zat aktif yang dijelaskan di atas itulah merupakan nama obat generiknya. Contoh di atas ialah paracetamol, untuk mengobati demam. Contoh lain ialah asam mefenamat (nyeri), amoxicillin (antibiotik), amlodipin (hipertensi), glibenclamide (antidiabetes) dan masih banyak lagi. Obat g enerik (obat dengan nama zat aktif) di Indonesia beredar dengan golongan obat generik berlogo dan obat generik bermerek (brand). Obat generik berlogo memiliki nama sama seperti zat aktif hanya saja obat ini ditandai dengan logo berwarna hijau dengan tulisan generik. Obat jenis ini merupakan hasil program pemerintah yang diluncurkan tahun 1989 dimana saya masih dalam proses perencanaan pembuatan. Oke, abaikan. Obat ini boleh diproduksi oleh perusahaan farmasi manapun di Indonesia yang memiliki izin dari Menteri. Program ini untuk memperdalam pemahaman obat generik kepada masyarakat Indonesia dulu dan memastikan bahwa obat generik produksi Indonesia berkualitas. Obat jenis ini pembuatanya diawasi pemerintah lebih mendalam (karena merupakan progja pemerintah) agar sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan memiliki khasiat, fungsi dan cara kerja yang baik. Gitu. Baik kan pemerintah kita. Nah kalo obat generik bermerek apa ya? Obat generik bermerek ialah obat generik yang punya merk® atau nama tersendiri. Nama merek atau brand tersebut didaftarkan di Kantor Paten Indonesia, jadi nama tersebut hanyalah milik satu pabrik farmasi. Di Indonesia ada banyak perusahaan farmasi yang memproduksi obat, jadi bisa dipastikan ada banyak eh maksudnya banyak banget obat generik bermerek. Misalnya zat aktif paracetamol memiliki banyak merk obat, contohnya Panadol® (dari Glaxosmithkline atau GSK), Pamol® (dari Interbat), Sanmol (dari Sanbe) dan lain-lain. Jadi apabila datang ke Apotek tetapi tidak menemukan obat yang dicari dan teman–teman sudah dalam kondisi malas mencari, mintalah obat generiknya saja atau obat dengan merek yang lain. Zat aktif obat yang digunakan tentu sudah pasti sama, antara obat generik berlogo dan obat generik bermerek. Namun formulasi obat generik bermerek tentulah kita tidak tahu. Apakah membantu proses penyerapan obat atau tidak. Jadi tak ada pilihan lain selain mencoba keduanya, dan apabila tidak ada perbedaan. BELILAH YANG GENERIK!!! Tapi apabila teman-teman ingin buang-buang duit belilah yang bermerek. Beberapa obat bermerek memang terkadang memiliki adding value contohnya Kalium Diklofenak berlogo berbeda dengan Kalium Diklofenak bermerek (Cataflam®) yang bersalut selaput. Tentulah salut selaput melindungi obat dari asam lambung yang lebih asam dari ketek siapapun. Jadi untuk kasus ini wajar kalau harganya lebih mahal. Yang anehnya saya pernah menemukan obat generik bermerek yang bahkan dilihat dari luar sama sekali tidak memiliki adding value. Tidak juga bersalut, tapi harganya 10 kali lebih mahal dari obat generik berlogo. Kan kampret. Tapi kembali lagi kita sama sekali tidak tau formulasi obat yang digunakan perusahaan tersebut, jadi mungkin saja obat merek ini lebih baik (ini saya sok bijak aja). Waktu itu pernah berada dalam percakapan seperti ini, Customer : Mbak, ada Meloxicam 15 mg gak? Novita : Lagi kosong pak, Kalo obat merek mau gak? C : Maksudnya mbak? N : Obatnya sebenarnya meloxicam juga, Cuma namanya aja beda. Tapi lebih mahal. ^^ C : Kok mahal mbak? Obat Paten ya? N : IYA. *ini kejadian kalo Saya males menjelaskan* Obat generik bermerek berbeda dengan obat paten, obat paten pasti merupakan obat generik bermerek. Namun tentu tidak semua obat generik bermerek merupakan obat paten (ngelu ra ndasmu?). Asumsi masyarakat obat bermerek sama dengan obat paten, padahal obat paten ialah obat yang memiliki hak paten atas penemuan zat aktif obat. Apabila zat aktif telah diteliti dengan penelitian yang sangat kompleks dan boleh dipasarkan atas izin badan pengawas obat di Negara tertentu. Maka zat aktif baru tersebut akan mendapatkan hak paten untuk memproduksi zat obat baru tersebut dengan nama yang ditentukan dari perusahaan. Jadi obat paten adalah obat generik bermerek yang pertama kali diproduksi. Obat paten biasanya memiliki masa paten selama 20 tahun (tapi ini tergantung situasi dan kondisi yang saya juga belum bisa pahami). Selama masa paten tidak ada perusahaan yang bole mengcopy dan memproduksi obat tersebut. Contoh obat paten yang belum habis masa paten ialah Viagra dari perusahaan farmasi Pfizer yang berada di New York, USA. Zat aktifnya ialah Sildenafil Citrate untuk disfungsi ereksi. Obat ini akan habis masa paten pada bulan Oktober tahun 2019. Soal harga jangan ditanya, muaaahal baanget. Perusahaan pasti balas dendam pasang harga tinggi mengingat biaya yang sudah dikeluarkan selama proses penelitian. Ada lagi obat paten bernama Norvask yang sama berasal dari Pfizer. Norvask ini zat aktifnya Amlodipin. Obat ini habis masa paten pada Maret 2007 lalu. Sekarang obat amlodipin sudah tersedia dalam bentuk obat generik berlogo dan bermerek dari berbagai macam pabrik. Kenapa contohnya Pfizer terus ya, tenang-tenang saya tidak disponsori atau ngebuzz kok. Ada juga obat dengan zat aktif ESOMEPRAZOLE yang nama patenya ialah Nexium.Produsen Nexium ialah AstraZeneca berasal dari London, UK. Masa paten obat ini telah habis di bulan Mei 2014, tapi obat generik berlogonya sepertinya belum ada. Jadi harus bersabar dulu ya. Ada lagi obat yang habis masa patenya di bulan ini yaitu Lantus dengan zat aktif Insulin Glargine, untuk pasien Diabetes Melitus. Perusahaan yang memegang hak patenya ialah Sanofi, perusahaan farmasi di Paris, Perancis. Sebenarnya ada lagi golongan obat yang kontroversial, yakni obat kombinasi. Beberapa obat di pasaran ada yang dalam bentuk kombinasi dua zat aktif. Apabila kalian pernah diare akut pasti diberikan Antibiotik oleh Dokter, biasanya Cotrimoxazole. Obat ini famous dengan nama Kotri. Mungkin banyak yang tidak sadar bahwa Kotri merupakan kombinasi dua obat antibiotic. Tentu saja kombinasi ini meningkatkan efek terapi yang dihasilkan. Ada juga Co Amoxiclav, yang merupakan kombinasi Amoxicillin dengan asam klavulanat. Namun keduanya obat kombinasi tersebut sudah memiliki nama generik yang telah ditetapkan bersama. Penampakan obat Rhinos SR Obat kombinasi juga ada yang belum ada nama generiknya sebagai gabungan. Obat yang most wanted buat pilek biasanya Rhinos SR® yang merupakan kombinasi obat Pilek dan Antialergi. Banyak sih pelanggan yang bilang obat ini cucok. Kapsul buatan Perusahaan Farmasi kece di Indonesia Dexa Medica ini merupakan kapsul sustained released. Jadi obatnya ada yang langsung dilepaskan secara cepat, ada yang dilepaskan nanti. Semcam ada dua lapis gitu. Jadi minumnya cukup 1-2 kali aja sehari. Biasanya sekali minum langsung sembuh. Bentuk obatnya juga lucu, jadi harga obat harap maklum. Kekuranganya adalah kapsul ini tidak dianjurkan untuk anak dibawah 12 tahun. Ada masih banyak sebenarnya obat kombinasi yang lain, untuk terapi hipertensi dan diabetes misalnya. Demikian yang bisa saya bagi, semoga bermanfaat. Regards, —– Novita Saragih —- Sukses Kita Berbeda Dikirimkan di Ce Pe En Es by novitaapt Rasanya hampir setiap manusia yang tidak memiliki ambisi pada satu profesi, akan menjawab ingin sukses bila ditanya perkara cita–cita. Kecuali kalau kalian adalah malaikat atau bidadari dari langit. #Lah Sukses sendiri rasanya tidak memiliki tolak ukur yang sama pada setiap manusia, dan maafkan saya karena malas membuka KBBI untuk mencari definisi sukses. Beberapa beranggapan punya pekerjaan tetap masuk kategori sukses atau harus punya kekayaan berlimpah baru masuk kategori sukses. Entahlah, terserah kalian. Kalo Aku sih mendefinisikan sukses dalam hidupku beberapa tahun belakangan, saat menyelesaikan Studi Profesi Apoteker ialah bekerja di salah satu perusahaan farmasi, punya gaji gede, bisa sering jalan–jalan ke luar negri dan tetap terus nambah temen. As simple as that. What? Simple? LOL. Oke mengapa sepertinya kombinasi hal dalam definisi suksesku itu takkan terealisasi sampai aku mati? Karena definisi sukses itu terlalu egois dan memikirkan diri sendiri. Aku sepertinya lupa kepada mereka yang paling berjasa, orangtua. Definisi sukses bagi orangtua, orangtuaku maksudnya ialah jadi PNS. Titik. Pekerjaan di muka bumi ini hanya ada 2 di mata mereka, PNS dan Bukan PNS. Oke ini lebay. Aku sudah coba apply ke beberapa perusahaan farmasi yang diinginkan tapi tak juga mendapat respon positif. Tapi akhirnya ada juga yang nyangkut, itupun bukan di perusahaan besarnya, tapi di anak perusahaanya. Gapapalah, apa salahnya dicoba. Sebenarnya orangtua sudah cukup mencoba membiarkan aku meraih sukses versi sendiri, tapi akhirnya mereka gak yakin dengan pekerjaanku dan menyarankan pulang saja ke daerah asal. Setelah berpikir keras, sekeras baja aku pun mengikuti kata orangtua. Eaaakk. “Udah pulang aja, nanti tahun ini (tahun 2014) ada penerimaan CPNS lagi katanya, kau ikut tesnya ya tet” “Ohh, My Holy Spirit. Oke!!!” Begitu sabda emak. *backsong : Michael Buble – Home, Sheila On 7 – Aku Pulang* Pasalnya dengan sombong aku menolak ikut Tes Penerimaan CPNS tahun 2013. Rupanya sudah beberapa tahun tidak ada penerimaan CPNS, dan aku harus menelan pil pahit saat kakak bilang, “Kaulah orang paling bodoh dek kalo ndak ikut tesnya, udah lama ga ada penerimaan dek”. Tapi kupikir yakali baru kerja 3 bulan kerja trus resign, karena ikut tesnya kan harus ke Pontianak. Karyawan yang budiman emang aku, walau paling bego di mata kakak. Hahaha. Tapi aku berkilah dong dengan bilang nanti ikut tes BPOM kok di Surabaya. Padahal Tes Administrasi aja gak lulus. Wahahahahahahahahahahahakamprethahaha hahahamasihkeselhahaha hahahasampaihariinihahaha. Bekerja di BPOM pernah jadi definisi suksesku dulu waktu diterima di Farmasi Untan by the way. *senyum selebar martabak* Tuhan tau waktu yang tepat dan Doa orangtuaku sungguh presisi dan akurat. Aku hanya berusaha dengan menyisihkan tenaga, doa dan dana sampai aku lulus dan akhirnya SK CPNS itu keluar dan diberikan kepada kami bulan Juni. Sekarang aku sudah bekerja. Pengumuman Penerimaan CPNS-nya bulan Desember, cerita singkatnya ada di sini. Aku bersyukur pada Tuhan tidak perlu tes berkali – kali dan terlalu bersusah diri untuk bisa jadi PNS. Finally apa yang orangtua inginkan bisa tercapai, persetan dengan keinginan sendiri. Karena tlah kulihat penderitaan dan kesedihan dari mereka yang sudah tidak bisa lagi mengikuti keinginan orangtua. I can feel what they feel, how pathetic and painful. Tak perlulah kerja di perusahaan Farmasi, kalau orangtua tak puas hati. Bahkan Emak pernah bilang orang kalo udah lulus kuliah, menikah, punya anak, jadi PNS maka sempurnalah hidupnya. Begitulah Sabda Emak. Come on, oke kalo menikah dan punya anak dikaitkan bahwa itu amanat dari Tuhan, tt…tapi..tapi jadi PNS masa ikut menentukan kesempurnaan hidup juga. Curiga otak emak udah dicuci setelah 20 tahun jadi PNS. Hahahaha. PNS is a curse. *OKE, LEBBAIII* Sekarang aku bisa menjalani hidup dengan tenang karena bagi orangtua aku telah sukses, dengan jadi pe en es. Walau secara teknis masih belum sih, ada setahun masa yang harus dilalui sebelum menjadi pe en es. Wish Me Luck Gaes!!!